Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRACT
Caring is an important part of nursing process that difficult to be apart. Emergency
nursing is a profession that required health care providers with fast performance,
accurate, and quality of complicated and holistic problems. A lot of patients with critical
condition at emergency department, they ask a quality of nursing services and it is affected
by the quality of a nurse caring. Without caring passion, a nurse vulnerable to act that
violate ethical of nursing, no exception nursing profession at emergency installations of
RSSA Malang. The purpose of this study is to explore the experience of nurse caring for
clients with critical condition at emergency installations of RSSA Malang. This study used
a qualitative approach, with interpretive phenomenological method. Purposive sampling is
a method used in this study, the criteria of experience as nurse in the emergency
installations of RSSA Malang at least 5 years, still working in the emergency installations
of RSSA Malang, and willing as participant. Using semi-structure interviews technique,
and analyzed by Miles and Huberman model approach. The results led to three themes,
namely: the resque of critically ill patients, improve patient and family confidence, desire
to do the best for crical patients. Based on the results of the study are expected to follow up
with the theme of the next study of emergency nurses caring of the perpective of patient
and families, and needs to be improved further for the training of emergency skill of nurses
in the emergency department, so thet skills and knowledge of nurses in handling critical
patients better.
Key words: caring, nursing experience, critical patient.
17
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
18
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
19
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
terjadi di sekeliling kita (berasal dari kontrak terlebih dahulu kepada partisipan,
lapangan) dan menjadikan sebuah gagasan tepat seperti yang diinginkan dan
dalam sebuah hubungan fenomena partisipan tidak sedang bertugas, sehingga
(kejadian tertentu) (Chase, 2005; Winarni, partisipan akan merasa aman, nyaman dan
2012) santai (rileks) saat memberikan informasi,
Purposive sampling merupakan cara wawancara akan dilakukan melalui
yang akan dipakai dalam penelitian ini, beberapa kali pertemuan jika diperlukan
sehingga diharapkan akan memperoleh untuk mendapatkan hasil yang akurat.
gambaran utuh tentang suatu kasus, Analisis data kualitatif bersifat
dimana dalam penelitian ini akan meneliti induktif, sehingga data ―caring perawat
tentang caring perawat saat menghadapi IGD saat menghadapi klien dengan
klien dengan kondisi kritis di instalasi kondisi kritis di IGD RSSA Malang‖ yang
gawat darurat. Penentuan partisipan (nara didapatkan dari lapangan (hasil
sumber) dilakukan secara purposive wawancara, hasil observasi, catatan
dengan kriteria tertentu (Loiselle, lapangan, dan bahan-bahan yang lain)
Profetto-McGrath, Polit dan Beck, 2011): selanjutnya dikembangkan menjadi
pengalaman sebagai perawat di IGD sebuah hipotesis.
minimal 5 tahun, masih bekerja di IGD Model analisis data yang akan
saat itu juga, dan bersedia sebagai digunakan dengan pendekatan Miles dan
partisipan. Wawancara semiterstruktur Huberman, dimana analisis data kualitatif
(semistructure interview) dilakukan dalam dilakukan secara interaktif dan
pengumpulan data penelitian ini dengan berlangsung secara terus menerus sampai
harapan peneliti mengumpulkan jenis data tuntas, sehingga datanya sudah jenuh,
yang sama dari tiap partisipan dan peneliti dengan aktifitas data reduction (reduksi
dapat mengembangkan pertanyaan sesuai data), data display (penyajian data), dan
dengan topik yang akan digali conclusion drawing/verification
(Rachmawati, 2013; Sugiyono, 2011; (Sugiyono,2011).
Loiselle, Profetto-McGrath, Polit dan
Beck, 2011), dengan harapan akan HASIL PENELITIAN
didapatkan issu (data) lebih terbuka dan Penelitian ini menghasilkan tiga
adanya rapport (rasa percaya dan tema, berdasarkan hasil wawancara
hubungan emosional). seputar nilai-nilai caring yang muncul dari
Lama waktu wawancara dilakukan pengalaman partisipan saat merawat klien
selama satu jam, dengan melakukan dengan kondisi yang kritis di IGD RSSA
20
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
21
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
di IGD RSSA Malang selalu dan keluarga dalam setiap proses tindakan
mengutamakan keselamatan pasien kegawatdaruratan.
terlebih dahulu, baik pasien datang ke Meningkatkan kepercayaan pasien
IGD tanpa ataupun disertai oleh keluarga, dan keluarga menurut pengalaman
tidak mempengaruhi upaya penyelamatan perawat IGD, dimaknai sebagai perilaku
pasien kritis tersebut, sehingga ada perawat dan petugas kesehatan dalam
kalanya persetujuan tindakan meningkatkan rasa nyaman pasien saat
kegawatdaruratan terhadap pasien kritis dirawat, menenangkan keluarga dengan
terhadap keluarga (jika pasien tidak memberikan penjelasan dan melibatkan
sadarkan diri) dilakukan setelah pasien keluarga saat pasien kritis, menghadirkan
stabil, namun jika pasien sadar keluarga saat tindakan kegawatdaruratan
persetujuan tindakan akan tetap dilakukan serta menghormati keyakinan pasien dan
terhadap pasien langsung. keluarga dalam setiap tindakan.
Upaya penyelamatan pasien kritis di Menenangkan pasien adalah harapan
IGD RSSA Malang tidak hanya perawat saat merawat pasien dengan
membutuhkan ketrampilan dan kondisi kritis, dimana dibutuhkan banyak
kemampuan intelektual saja, namun dalam ketrampilan komunikasi saat perawat
penerapannya menurut pengalaman berinteraksi dengan pasien kondisi kritis,
perawat membutuhkan suatu rasa dengan demikian pasien akan merasa
kepercayaan pasien dan keluarga terhadap nyaman, dengan demikian diharapkan
petugas IGD, karenangya perlu adanya pasien lebih tenang.
22
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
23
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
tubuh aja tidak masalah, karena tertantang akan pekerjaan sebagai perawat
keyakinan mereka seperti itu, saya
IGD, perasaan cinta terhadap profesi
mengijinkan…‖(PP3)
Usaha-usaha
penyelamatan
pasien kritis
dilakukan perawat
tidak dengan
sendirinya, tapi
muncul
dikarenakan
adanya keinginan
berbuat yang
terbaik untuk
keperawatan, rasa empati, perasaan
pasien kritis. Keinginan berbuat yang
kasihan dan trenyuh saat melihat pasien
terbaik untuk pasien kritis dipengaruhi
dengan kondisi kritis.
oleh berbagai sebab, diantaranya adanya
―…banyak masalah itu merupakan
keinginan dalam diri perawat dalam
tantangan, jadi saya suka dengan
menolong pasien, dan berbuat yang kegiatan seperti itu dan harus aktif
di UGD, harus cepet, harus tepat,
terbaik untuk pasien.
saya suka yang seperti itu…‖(PP3)
Keinginan perawat menolong
Perasaan perawat kasihan dan
pasien, menurut pengalaman perawat IGD
trenyuh (ikut merasakan kesedihan), serta
saat merawat pasien dengan kondisi kritis
membayangkan pasien tersebut adalah
dikarenakan adanya suatu perasaan
24
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
25
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
26
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
27
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
perawat dalam menolong pasien, dan sehingga muncul keinginan untuk segera
berbuat yang terbaik untuk pasien. berbuat dan rasa senang.
Keinginan perawat menolong Rasa senang yang muncul dalam diri
pasien, menurut pengalaman perawat IGD partisipan dimulai dari diri perawat sendiri
saat merawat pasien dengan kondisi kritis yang mencintai berbagai aktivitas yang
dikarenakan adanya suatu perasaan penuh dengan tantangan, suka akan
tertantang akan pekerjaan sebagai perawat kegiatan yang mampu meningkatkan
IGD, perasaan cinta terhadap profesi adrenalin, dan adanya suatu kepuasan
keperawatan, rasa empati, perasaan serta kebahagiaan tersendiri dimana
kasihan dan trenyuh saat melihat pasien mampu memberikan berbagai bentuk
dengan kondisi kritis. kebaikan bagi orang-orang yang
Perasaan tersebut sesuai dengan membutuhkan bantuannya. Rasa empati
Carative factor Watson yang pertama, yang dirasakan perawat IGD saat
merupakan dasar pertama dan terpentingn melakukan proses resusitasi memiliki
dalam caring (secara etik dan ilmu makna yang besar dalam keperawatan
pengetahuan (science), dimana mengenal pasien dengan kondisi kritis, dimana
adanya nilai-nilai humanistic (rasa kepekaan terhadap diri dan orang lain,
kemanusiaan) dan altruistic dimana seorang perawat mampu
(mementingkan kepentingan orang lain) merasakan apa yang dirasakan terhadap
(Watson 2007; 2008; 2009; 2010; Chase, dirinya, dan mengenal dan menghargai
2005), dalam nilai kemanusiaan yang perasaan yang dirasakan oleh orang lain
ditunjukkan oleh perawat adanya nilai dan membantu perawat menjalin
kebaikan, empati, peduli dan cinta pada hubungan terapeutik secara emosional
diri dan orang lain (klien). Rasa ingin dengan klien.
mengutamakan kepentingan orang lain Ketiga tema yang ditemukan
terus meningkat seiring dengan adanya memiliki keterkaitan satu dengan yang
suatu tekat (comitmen) dalam diri dengan lain dimana keinginan berbuat yang
adanya kebahagiaan atau rasa puas dengan terbaik bagi pasien kritis, dapat
memberi (menolong orang lain). mempengaruhi kualitas perilaku perawat
Lingkungan yang mendukung di IGD dalam melakukan penyelamatan
IGD dengan adanya berbagai pelatihan pasien kritis, dan meningkatkan
kegawatdaruratan berpengaruh dan kepercayaan pasien dan keluarga.
memotivasi perawat dalam bekerja Perawat dalam memberikan usaha
penyelamatan pasien dengan kondisi kritis
28
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
didorong oleh adanya suatu keinginan lain dimana keinginan berbuat yang
berbuat yang terbaik, sehingga hal terbaik bagi pasien kritis, dapat
tersebut mempengaruhi kualitas pelayanan mempengaruhi kualitas perilaku perawat
tindakan penyelamatan klien. Usaha IGD dalam melakukan penyelamatan
perawat dalam melakukan tindakan pasien kritis, dan meningkatkan
penyelamatan membutuhkan kepercayaan kepercayaan pasien dan keluarga.
pasien dan keluarga, dan pasien berikut
keluarga membutuhkan bantuan SARAN
penyelamatan akan kondisi pasien yang Hasil penelitian ini dapat dijadikan
kritis. Rasa percaya pasien dan keluarga acuan untuk membuat sebuah penelitian
yang baik terhadap perawat dan kualitatif khususnya yang bertemakan
keberhasilan akan penyelamatan pasien caring seorang perawat yang terjadi di
kritis membuat kepuasan tersendiri bagi instalasi gawat darurat, sehingga semakin
perawat, sehingga rasa puas tersebut membuka wacana dan menambah
menjadi penggerak perawat dalam usaha pengetahuan perawat maupun pendidikan
memberikan pelayanan keperawatan yang khususnya dalam dunia keperawatan
lebih baik. tentang dunia keperawatan
kegawatdaruratan, ketika menghadapi
KESIMPULAN klien dengan kondisi kritis.
Pengalaman caring perawat dalam Hasil yang telah ditemukan perlu
menangani pasien dengan kondisi kritis, dipertajam lagi dalam penentuan tema
berdasarkan hasil wawancara seputar penelitiannya, seperti budaya yang
nilai-nilai caring yang muncul dari mempengaruhi perilaku perawat maupun
pengalaman partisipan saat merawat klien pasien saat dirawat di IGD atau eksplorasi
dengan kondisi yang kritis di IGD RSSA caring dari sudut pandang keluarga dan
Malang. Beberapa tema yang dihasilkan pasien saat dirawat di IGD , sehingga
berdasarkan hasil analisis transkrip perlu adanya observasi lebih lanjut ke area
wawancara, yaitu : melakukan kegawatdaruratan secara langsung.
penyelamatan pasien kritis, meningkatkan Hasil penelitian ini menunjukkan
kepercayaan pasien dan keluarga, pentingnya suatu pelatihan
keinginan berbuat yang terbaik untuk berkesinambungan tentang pelatihan
pasien kritis. kegawatdaruratan berdampak pada
Ketiga tema yang ditemukan kualitas pelayanan caring perawat selama
memiliki keterkaitan satu dengan yang bertugas, sehingga upaya yang sudah
29
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
30
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013
ISSN 2303-1433
31
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2 No. 1 Nopember 2013