Вы находитесь на странице: 1из 6

1

JSME
Volume …, Nomor …., ………………. 2013 ISSN : 2337 – 327X
Halaman ……. E-ISSN : 2337-6139

Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)


Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Logika
Matematika

Trisno Ripalis1, Ishak Tuerah2, R. J. Pulukadang3


1Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Manado, ripalis@ymail.com
2Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Manado, ishaktuerah@yahoo.co.id
3Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Manado, rosiahp@yahoo.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Kurangnya pemahaman mengenai pengetahuan konseptual sehingga perlu
1. Diterima pemilihan pendekatan pembelajaran yang mengaitkan pengalaman kehidupan
………………………… nyata siswa dengan materi dan konsep matematika. Oleh karena itu saya
ingin meneliti pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dan
2. Disetujui pembelajaran Konvensional yang bertujuan untuk mengetahui adakah
………………………… perbedaan hasil belajar siswa pada kedua pendekatan itu, pada pokok
bahasan Logika Matematika. Hal ini sangat bermanfaat bagi siswa, guru dan
3. Dipublikasikan calon peneliti lainnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
………………………… eksperimen semu. Populasi yang diambil adalah seluruh siswa kelas X SMA
Negeri 1 Kakas yang terdiri dari lima kelas, sedangkan sampel diambil dua
kelas homogen yaitu kelas XB yang terdiri dari 20 siswa sebagai kelas
eksperimen dan kelas XA yang terdiri dari 20 siswa sebagai kelas kontrol. Data
diambil dan dikumpulkan dari tes hasil belajar siswa. Instrumen tes 𝑟11 =
0,74. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan rata – rata
hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan Pendekatan Realistic
Mathematic Education (RME) yaitu 80,25 dan rata–rata hasil belajar siswa yang
diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu 67,2.
Berdasarkah hasil penelitian tersebut ,hasil belajar siswa dengan
menggunakan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) lebih tinggi
dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional pada pokok bahasan Logika
Matematika.

Kata Kunci : RME, Hasil Belajar, dan Logika Matematika.

ABSTRACT
Its reducing is understanding hit conceptual science so needs learning approaching
elect that concern student real life experience with material and mathematics
concept. Therefore I want to analyze approaching Realistic Mathematic Education
(RME) and Conventional learning that aims to know does difference usufruct studies
student on the two that approaching, on Logic discussion subject Mathematics. It
really student benefit, teacher and another researcher candidate. This research
utilize pseudo experiment research method. Population that is taken is all student
braze x SMA Country 1 consisting of Kakas five classes, meanwhile sample is taken
two homogeneous classes which is classes x B one that consisting of 20 students as
class of experiments and classes x A one that consisting of 20 students as class of
controls. Data is taken and is gathered of essays student studying result.
Instrument essays 11 = 0,74. Cast observational result that exists distinctive rolled
out – rolled out student studying result that chastened by use of Approaching
Realistic Mathematic Education (RME) which is 80,25 and rata–rata usufructs to
study chastened student by use of conventional learning which is 67,2. Based
yielding observational that,students learned result by use of Approaching Realistic
Mathematic Education (RME) overbid as compared to Conventional learning on
subject Mathematics Logic discussion.

Key Word : RME , Learned result, and Mathematics Logic.


© 2013 JSME. All rights reserved.
1

PENDAHULUAN Salah satu materi matematika yang


Matematika merupakan salah satu diajarkan di SMA Kelas X adalah Logika
ilmu dasar yang mempunyai peranan Matematika. Konsep Logika Matematika
penting dalam upaya penguasaan ilmu belum pernah diperoleh siswa sebelumnya
pengetahuan dan teknologi. Sampai batas sehingga dapat kita katakan bahwa konsep
tertentu matematika hendaknya dapat ini merupakan konsep yang sama sekali
dikuasai oleh segenap warga negara baru bagi siswa walaupun erat kaitannya
Indonesia. Lebih lanjut matematika dapat dengan materi sebelumnya. Materi ini juga
memberi bekal kepada siswa untuk sering muncul dan digunakan dalam
menerapkan matematika dalam berbagai kehidupan sehari-hari, seperti
keperluan. Akan tetapi persepsi negatif menentukan nilai kebenaran dari
siswa terhadap matematika tidak dapat pernyataan lawan bicara. Untuk itu,
diacuhkan begitu saja. Umumnya pelajaran dengan penerapan pendekatan Realistic
matematika di sekolah menjadi momok Mathematic Education (RME) dalam
bagi siswa. Sifat abstrak dari objek pembelajaran matematika pada konsep
matematika menyebabkan banyak siswa Logika Matematika diharapkan dapat
mengalami kesulitan dalam memahami meningkatkan pemahaman dan
konsep-konsep matematika. Akibatnya penguasaan siswa terhadap materi
prestasi belajar matematika siswa secara tersebut.
umum belum menggembirakan. Ruseffendi (1988:240) mendefinisikan
Fakta dilapangan menunjukan pendekatan dalam pembelajaran adalah
bahwa umumnya siswa mengerti dengan suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang
penjelasan serta contoh soal yang diberikan ditempuh oleh guru atau siswa dalam
Guru, namun ketika kembali ke rumah dan pencapaian tujuan pembelajaran dilihat
ingin menyelesaikan soal-soal yang sedikit dari sudut bagaimana proses pembelajaran
berbeda dengan contoh sebelumnya, siswa atau materi pembelajaran yang dikelola.
kembali bingung bahkan lupa dengan Secara teknis, pendekatan pembelajaran
penjelasan gurunya. Apa yang dialami dapat diartikan sebagai jalan atau cara
siswa ini menunjukan bahwa siswa belum berpikir guru sebagai pembelajar untuk
memahami pengetahuan Konseptual. menciptakan suasana yang memungkinkan
Selain itu pendekatan pembelajaran siswa sebagai pelajar mengalami perilaku
matematika yang digunakan oleh guru yang diharapkan sebagai hasil dari
tidak variatif. Guru masih mengandalkan peristiwa belajar tersebut. Lebih jauh lagi,
pendekatan pembelajaran konvensional pendekatan pembelajaran diartikan sebagai
dengan metode ceramah sebagai metode konsep yang mencakup asumsi dasar
utama. Begitu pun yang terjadi di SMA tentang siswa, tentang proses belajar dan
Negeri 1 Kakas dari hasil wawancara tentang suasana yang menciptakan
dengan salah satu guru matematika di terjadinya peristiwa belajar.
sekolah ini, pada tanggal 20 Agustus 2012, Oleh karena itu pendekatan
rata-rata nilai matematika siswa kelas X pembelajaran matematika yang dimaksud
pada semester II tahun 2012 sangat kurang adalah suatu cara dalam menyampaikan
jika diukur dari Kriteria Ketuntasan bahan pelajaran matematika untuk
Minimal (KKM) yang ditentukan. Sementara mencapai tujuan pembelajaran.
itu pendekatan yang digunakan guru Realistic Mathematic Education(RME)
bersangkutan masih berupa pendekatan merupakan salah satu pendekatan dalam
tradisional (konvensional) dengan metode pembelajaran matematika. RME yang
ekspositori. Oleh karena itu perlu dalam makna Indonesia berarti Pendidikan
dikembangkan dan diterapkan suatu Matematika Realistik (PMR) dikembangkan
pembelajaran matematika yang tidak hanya berdasarkan pemikiran Hans Freudenthal
mentransfer pengetahuan guru kepada yang berpendapat bahwa “Matematika
siswa tetapi juga mengaitkan pengalaman merupakan aktivitas insani dan harus
kehidupan nyata siswa dengan materi dan dikaitkan dengan realitas”. Kemudian
konsep matematika. Pendekatan semua kegiatan yang berhubungan dengan
pembelajaran yang kiranya tepat adalah aktivitas manusia merupakan kegiatan
pendekatan Realistic Mathematic Education matematika, seperti berfikir sistematis,
(RME) dimana pendekatan pembelajaran berlogika serta bertransaksi dll. Teori RME
matematika ini berorientasi pada pertama kali diperkenalkan dan
matematisasi pengalaman sehari-hari dikembangkan di Belanda pada tahun
(mathematize of everyday experience) dan 1970 oleh institut Freudenthal (Wijaya,
menerapkan matematika dalam kehidupan 2012:20).
sehari-hari. Teori ini mengacu pada pendapat
Freudenthal yang mengatakan bahwa
2

“Matematika harus dikaitkan dengan sejenis. Pada akhirnya menjadi model


realita dan matematika merupakan matematika formal.
aktivitas manusia. Ini berarti matematika c. Menggunakan Produksi dan
harus dekat dengan anak dan relevan Konstruksi
dengan kehidupan nyata sehari-hari”. Dengan pembuatan “Produksi bebas”
Matematika sebagai aktivitas manusia siswa terdorong untuk melakukan
berarti manusia harus diberi kesempatan refleksi pada bagian yang mereka
untuk menemukan kembali ide dan konsep anggap penting dalam proses belajar.
matematika dengan bimbingan orang Strategi-strategi informasi siswa yang
dewasa. Upaya ini dilakukan melalui berupa prosedur pemecahan masalah
penjelajahan berbagai situasi dan kontekstual merupakan sumber
persoalan-persoalan ”Realistik”. Realistik inspirasi dalam pengembangan
dalam hal ini dimaksudkan tidak mengacu pembelajaran lebih lanjut yaitu untuk
pada realitas tetapi pada sesuatu yang mengkonstruksi pengetahuan formal.
dapat dibayangkan oleh siswa (Wijaya, d. Menggunakan Interaktif
2012:20). Interaksi antar siswa dengan guru
Menurut Treffers dalam Wijaya merupakan hal yang mendasar dalam
(2012:21), karasteristik RME adalah RME. Secara eksplisit bentuk-bentuk
menggunakan Konteks, Penggunaan interaksi yang berupa negosiasi,
Model, Menggunakan Produksi dan penjelasan, pembenaran, setuju, tidak
Konstruksi, Interaktif dan Keterkaitan yang setuju, pertanyaan atau refleksi
dijelaskan sebagai berikut : digunakan untuk mencapai bentuk
a. Menggunakan Konteks formal dari bentuk-bentuk informal
Konteks atau permasalahan Realistik siswa.
digunakan sebagai titik awal e. Menggunakan Keterkaitan
pembelajaran matematika. Konteks Dalam RME pengintegrasian unit-unit
tidak harus berupa masalah dunia matematika adalah esensial. Jika
nyata namun bisa dalam bentuk dalam pembelajaran kita mengabaikan
permainan, penggunaaan alat peraga, keterkaitan dengan bidang yang lain,
atau situasi lain selama hal tersebut maka akan berpengaruh pada
bermakna dan bisa dibayangkan dalam pemecahan masalah. Dalam
pikiran siswa. mengaplikasikan matematika,
Melalui penggunaan konteks, siswa biasanya diperukan pengetahuan yang
dilibatkan secara aktif untuk kompleks, dan tidak hanya aritmatika,
melakukan kegiatan eksplorasi aljabar, atau geometri tetapi juga
permasalahan. Hasil eksplorasi siswa bidang lain.
tidak hanya bertujuan untuk Adapun tujuan dari penelitian ini
menemukan jawaban akhir dari adalah untuk mengetahui adakah
permasalahan yang diberikan, tetapi perbedaan hasil belajar antara siswa yang
juga diarahkan untuk diajarkan dengan menggunakan
mengembangkan berbagai strategi pendekatan RME dengan siswa yang
penyelesaian masalah yang dapat diajarkan dengan pembelaaran
digunakan. konvensional pada pokok bahasan Logika
b. Menggunakan Model-model Matematika.
(Matematisasi)
Istilah model berkaitan dengan model METODE
situasi dan model matematik yang Subyek penelitian adalah siswa kelas X
dikembangkan oleh siswa sendiri (self SMA Negeri 1 Kakas tahun pelajaran
developed models). Peran self developed 2012/2013. Waktu untuk penelitian ini
models merupakan jembatan bagi dari Minggu ke-2 sampai ke-4 Januari
siswa dari situasi real ke situasi 2013.
abstrak atau dari matematika informal Sebagai populasi adalah Seluruh siswa
ke matematika formal. Artinya siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kakas, yang terdaftar
membuat model sendiri dalam dalam tahun pelajaran 2012/2013. Sampel
menyelesaikan masalah. Pertama dari populasi penelitian dipilih 2 kelas
adalah model situasi yang dekat yaitu kelas XB sebagai kelas eksperimen
dengan dunia nyata siswa. dan kelas XA sebagai kelas kontrol.
Generalisasi dan Formalisasi model- Dalam penelitian ini terdapat dua
model tersebut akan berubah menjadi variabel yaitu variabel terikat dan variabel
model-of masalah tersebut. Melalui bebas. (a) Variabel Terikat : Hasil belajar
penalaran matematik model-of akan yang dicapai setelah diberikan perlakuan.
bergeser menjadi model-for masalah Hasil belajar yang dimaksud yaitu nilai
3

selisih antara pretest dan posttest pada dari hasil pretest dan posttest siswa pada
kelas eksperimen dan kontrol, sedangkan mata pelajaran matematika untuk pokok
(b) Variabel Bebas) : penerapan bahasan Logika Matematika.
pembelajaran matematika menggunakan Hasil analisis deskriptif dari pretest
pendekatan Realistic Mathematic Education dan posttest kelas eksperimen dan kelas
(RME) yang merupakan perlakuan pada kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah
kelas eksperimen dan penerapan ini:
pembelajaran matematika dengan
pembelajaran konvensional yang Tabel 2.
merupakan perlakuan pada kelas kontrol. Ringkasan Data Hasil Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen
Rancangan penelitian adalah sebagai Nilai Statistik
No Statistik
berikut : Pretest Posttes Selisih
Tabel 1. 1 Total Skor 149 1754 1605
Rancangan Penelitian 2 Skor 2 70 65
Minimum
Kelas Pretest Perlakuan Posttest 3 Skor 16 98 94
Maksimum
Eksperimen T1 X T2 4 Rata-rata 7,45 87,7 80,25
Kontrol T1 - T2 5 Varians 22,2 98,32 63,7
Keterangan: 6 Simpangan 4,71 9,91 7,98
T1 : Tes sebelum perlakuan Baku
T2 : Tes sesudah perlakuan
X : Perlakuan dengan pendekatan RME pada kelas
eksperimen Tabel 3.
Instrumen penelitian yang digunakan Ringkasan Data Hasil Pretest dan Posttest
adalah hasil belajar berupa tes tertulis Kelas Kontrol
berbentuk essay yang telah diuji Nilai Statistik
No Statistik
keabsahannya. Validitas yang digunakan Pretest Posttes Selisih
adalah validitas isi dengan melihat kisi-kisi 1 Total Skor 154 1498 1344
soal yang membentuk tes. Untuk melihat 2 Skor 2 52 45
Minimum
tes itu memiliki Reliabilitas yang baik,
3 Skor 16 91 81
maka dilakukan uji Reliabilitas dengan Maksimum
menggunakan Rumus Alfa(Sangadji, 4 Rata-rata 7,7 74,9 67,2
2010:163) dengan Rumus sebagai berikut : 5 Varians 19,8 192,41 124,90
𝑛 Σ S𝑖 2 6 Simpangan 4,44 13,87 11,17
𝑟11 = ( ) (1 − 2 ) Baku
𝑛−1 𝑆𝑡

Keterangan: Pada analisis inferensial, sebelum


𝑟11 = Reliabilitas tes dilakukan pengujian hipotesis dengan
N = Jumlah sampel menggunakan uji–t terlebih dahulu
ΣS𝑖 2 = Jumlah varians dari semua item soal
dilakukan Uji Homogenitas Varians dan Uji
𝑆𝑡 2 = varians total
(Sangadji, 2010:163) Normalitas. Data yang digunakan adalah
Setelah melihat kisi-kisi soal yang ada data selisih hasil posttest dan pretest dari
ternyata telah memenuhi dua kompetensi kedua kelas. Analisis terhadap data selisih
dasar, hal ini menunjukan bahwa Validitas dari kedua kelas dilakukan untuk
Isi telah terpenuhi. Dan berdasarkan hasil mengetahui kenormalan dan keseragaman
pengujian Reliabilitas Istrumen Tes didapat data sebagai syarat untuk dilakukannya
r11 = 0,74. Hal ini menunjukan bahwa Tes pengujian hipotesis dengan menggunakan
itu memiliki Reliabilitas yang cukup baik. uji–t. Oleh karena itu, Uji Normalitas dan
Data yang diperoleh dalam penelitian ini Uji Homogenitas Varians serta pengujian
dianalisis dengan menggunakan uji hipotesis disajikan sebagai berikut :
perbedaan dua rata-rata.
1. Uji Prasarat
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Uji Normalitas
Statistik uji yang digunakan untuk
Hasil Penelitian pengujian kenormalan data adalah
Data penelitian ini diambil dari dua statistik uji liliefors. Hasil uji
kelas yaitu XB dan kelas XA pada SMA normalitas selisih skor Posttest dan
Negeri 1 Kakas, dengan jumlah siswa kelas Pretest pada kelas eksperimen
XB (Kelas Eksperimen) adalah 20 dan menunjukkan nilai 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,13.
jumlah siswa pada kelas XA (Kelas Kontrol) Karena 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,13 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0.19
adalah 20. Data yang diambil adalah data maka skor Selisih Posttest dan Pretest
4

kelas eksperimen berdistribusi Pembahasan Hasil Penelitian


normal. Sedangkan, uji normalitas Berdasarkan uji perbedaan dua rata-
selisih skor Posttest dan Pretest kelas rata ternyata ada perbedaan hasil belajar
kontrol menunjukkan nilai 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = siswa yang diajarkan dengan pendekatan
0,16. Karena 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,16 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = Realistic Mathematic Education (RME) dan
0,19 maka selisih skor Posttest dan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
Pretest kelas kontrol juga konvensional, dan berdasarkan rata-rata
berdistribusi normal. selisih pretest dan posttest dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol, ternyata
b. Uji Homogenitas Varians rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan
Statistik yang digunakan untuk dengan menggunakan pendekatan Realistic
menguji kesamaan variansi digunakan Mathematic Education (RME) (kelas
uji-F dengan rumus: eksperimen) lebih tinggi dari rata-rata hasil
varians terbesar belajar siswa yang diajarkan dengan
F=
varians terkecil menggunakan model pembelajaran
Berdasarkan Hasil pengujian pada konvensional (kelas kontrol).
uji homogenitas varians, analisis Rata-rata hasil tes yang diberikan
pengujian kesamaan dua varians pada kedua kelas, untuk kelas eksperimen
dengan statistik uji-F pada data selisih skor pretest adalah 7,45 dan untuk posttest
hasil posttest dan pretest, dengan adalah 87,7. Sedangkan untuk kelas
varians terbesar = 124,90 dan varians kontrol skor pretest adalah 7,7 dan untuk
terkecil = 63,7 memberikan nilai posttest adalah 74,9. Ini memperlihatkan
Fhitung = 1,95 sedangkan Ftabel = 2,52. Hal bahwa rata-rata selisih peningkatan skor
ini menunjukan bahwa Fhitung< Ftabel hasil pretest dan posttest untuk kelas
sehingga dapat dianggap bahwa varians eksperimen, yaitu 80,25 lebih tinggi dari
dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen selisih peningkatan skor hasil pretest dan
dan kelas kontrol adalah homogen. posttest untuk kelas kontrol yaitu 67,2.
Berdasarkan Uji Perbedaan Dua Rata–
2. Uji Hipotesis rata dan hasil analisis deskriptif di atas,
Karena telah terpenuhinya Uji dapat dilihat bahwa rata–rata hasil belajar
Normalitas dan Uji Homogenitas Varians kelas eksperimen lebih meningkat
maka pengujian hipotesis menggunakan dibandingkan pada kelas kontrol. Sehingga
statistik uji-t bisa dilanjutkan. dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
Untuk menguji hipotesis, data dianalisis terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar
dengan menggunakan statistik uji-t pada antara siswa yang diajarkan menggunakan
taraf nyata 𝛼 = 0,05 dengan rumus: pendekatan Realistic Mathematic Education
̅̅̅
𝑥 ̅− ̅̅̅
𝑥̅
𝑡 = 𝑠𝑝 1 1 21 dengan (RME) dan yang diajarkan dengan
√𝑛 +𝑛 menggunakan pembelajaran konvensional.
1 2
(𝑛1 −1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠22
𝑠𝑝 = √ PENUTUP
𝑛1 + 𝑛2 − 2
Keterangan : Kesimpulan
𝑥̅1 = Rata-rata selisih skor posttest dan skor pretest
kelas eksperimen Hasil penelitian pada siswa Kelas X di
𝑥2 = Rata-rata selisih skor posttest dan skor pretst
̅̅̅ SMA Negeri 1 Kakas, dalam pembelajaran
kelas kontrol matematika khususnya materi Logika
𝑠𝑝 = Varians gabungan Matematika, menunjukan bahwa rata-rata
𝑛1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
𝑛2 = Jumlah siswa kelas kontrol
hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
𝑠12 = Varians kelas eksperimen menggunakan pendekatan Realistic
𝑠22 = Varians kelas kontrol Mathematic Education (RME) lebih tinggi
(Sudjana 2005 : 239) dari pada rata-rata hasil belajar siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, konvensional. Maka dapat disimpulkan
diperoleh thitung = 4,24 dan ttabel = 2,02. Hal bahwa penggunaan pendekatan Realistic
ini berarti bahwa “Hasil belajar siswa yang Mathematic Education (RME) mempunyai
diajarkan dengan menggunakan pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada
pendekatan Realistic Mathematic Education materi Logika Matematika.
(RME) lebih baik daripada hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Saran
konvensional pada materi Logika Para guru disarankan untuk menggunakan
Matematika” pendekatan Realistic Mathematic Education
(RME) sebagai salah satu pendekatan
pembelajaran karena hasil penelitian telah
5

membuktikan bahwa, siswa lebih


termotivasi dan lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran terutama dalam kegiatan
diskusi kelompok, serta pemahaman
tentang konsep jauh lebih baik sehingga
hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Ruseffendi, ET. 1988. Pengantar Kepada


Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran
Matematika untuk Meningkatkan
CBSA. Tarsito. Bandung.
Sangadji, Mamang Etta.2010. Metodologi
Penelitian. Malang : ANDI Yogyakarta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung
: Tarsito.
Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Realistic
Education. Yogyakarta : Graha Ilmu

Вам также может понравиться