Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB I

PENDAHULUAN

Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi
usus yang segera memerlukan pertolongan dokter. Ileus menjadi salah satu kegawatan
dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai, yaitu 60% - 70% dari seluruh kasus
akut abdomen yang bukan apendisitis akut. Ileus memiliki mortalitas tinggi jika tidak
segera didiagnosis dan ditangani dalam 24 jam. Ileus sendiri merupakan suatu
keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus terganggu. Gerak
peristaltik seperti gerakan kontraksi bergelombang yang merupakan suatu aktivitas
otot polos usus yang terkoordinasi dengan baik dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti keadaan otot polos usus, system saraf simpatis, system saraf parasimpatis,
keseimbangan elektrolit, dan sebagainya.1,2
Ileus dibagi menjadi dua yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik. Keduanya
mempunyai perbedaan yang cukup berarti tak terkecuali dalam bidang radiologi. Baik
ileus obstruktif maupun ileus paralitik mempunyai gambaran khas yang berbeda.3
Mengingat penanganan ileus dibedakan menjadi operatif dan konservatif,
maka hal ini sangat berpengaruh pada mortalitas ileus. Operasi juga sangat ditentukan
oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang sesuai, keterampilan dokter, dan
kemampuan ekonomi pasien. Hal-hal yang dapat berpengaruh pada faktor-faktor
tersebut juga akan mempengaruhi pola manajemen pasien ileus yang akhirnya
berpengaruh pada mortalitas ileus. Faktor-faktor tersebut juga sangat berpengaruh
berbeda dari satu daerah terhadap daerah lainnya. Berdasarkan hal tersebut, makalah
mengenai ileus ini diharapkan agar para pembaca dapat mengerti mengenai ileus baik
ileus obstruktif maupun ileus paralitik dan juga perbedaan masing-masing, tak
terkecuali mengenai gambaran radiologis khas pada masing-masing ileus.2,4

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ILEUS
Ileus merupakan suatu kondisi dimana terdapat gangguan pasase (jalannya
makanan) di usus yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus terutama
dibagi dua berdasarkan penyebabnya, yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik.1
2.1.1 ILEUS OBSTRUKTIF
2.1.1.1 Definisi
Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi
karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga
menyebabkan penyempitan atau penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan
pasase lumen usus terganggu. Ileus obstruktif disebut juga ileus mekanik.

2.1.1.2 Klasifikasi
Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstruktif dibedakan atas2:
 Letak tinggi: duodenum sampai jejunum
 Letak rendah: kolon – sigmoid – rectum
Obstruksi letak tinggi dan letak rendah di batasi oleh iliocecal junction2.
Berdasarkan stadiumnya, ileus obstruktif dibedakan atas:
 Parsial: menyumbat sebagian lumen
 Simple/komplit: menyumbat seluruh lumen
 Strangulasi: simple dengan jepitan vasa

2.1.1.3 Etiologi
Ileus obstruktif disebabkan oleh berbagai hal1,2:
a. Adhesi
Ileus karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi. Adhesi
umumnya berasal dari rangsangan peritoneum akibat adanya peritonitis

2
setempat atau umum. Adhesi dapat berupa perlengketan mungkin dalam
bentuk tunggal maupun multiple, mungkin setempat maupun luas.
b. Hernia
Kelemahan atau defek pada dinding rongga peritoneum
memungkinkan penonjolan keluar suatu kantong peritoneal (kantong
hernia) sehingga segmen suatu dalaman dapat terjepit.
c. Askariasis
Kebanyakan cacing askariasis hidup di usus halus bagian jejunum.
Obstruksi bisa terjadi dimana-mana pada bagian usus halus, tetapi
biasanya di ileum terminal, tempat lumen paling sempit. Cacing tersebut
menyebabkan kontraksi lokal dinding usus yang disertai reaksi radang
setempat.
d. Invaginasi
Umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik ke kolon
asendens dan mungkin terus sampai keluar dari rektrum, dapat
mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengan
komplikasi perforasi dan peritonitis. Pada bayi dan anak-anak biasanya
spontan dan irreversible, sedangkan pada dewasa jarang terjadi.
e. Volvulus
Pemuntiran usus yang abnormal dari segmen usus. Volvulus di
usus halus agak jarang ditemukan. Biasanya volvulus didapatkan di bagian
ileum.

f. Kelainan kongenital
Gangguan passase usus dapat berupa stenosis maupun atresia.
g. Radang kronik
h. Tumor
i. Tumpukan sisa makanan

2.1.2 ILEUS PARALITIK


2.1.2.1 Definisi
Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana usus gagal atau
tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Ileus
paralitik ini bukan suatu penyakit primer usus melainkan akibat dari berbagai

3
penyakit primer, tindakan (operasi) yang berhubungan dengan rongga perut, toksin
dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus. Ileus paralitik
merupakan kondisi dimana terjadi kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltik
usus tanpa adanya obstruksi mekanik.1,2
Ileus paralitik adalah hilangnya peristaltik usus sementara akibat suplai saraf
otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu
mendorong isi sepanjang usus, contohnya amiloidosis, distrofi otot, gangguan
endokrin, seperti diabetes militus, atau gangguan neurologis seperti penyakit
Parkinson.1,2
Ileus paralitik terjadi karena hipomotilitas dari saluran pencernaan tanpa
adanya obstruksi usus mekanik. Diduga, otot dinding usus terganggu dan gagal untuk
mengangkut isi usus. Kurangnya tindakan pendorong terkoordinasi menyebabkan
akumulasi gas dan cairan dalam usus.
Meskipun ileus disebabkan banyak faktor, keadaan pascaoperasi adalah
keadaan yang paling umum untuk terjadinya ileus. Fisiologisnya ileus kembali
normal spontan dalam 2-3 hari, setelah motilitas sigmoid kembali normal. Ileus yang
berlangsung selama lebih dari 3 hari setelah operasi dapat disebut ileus adynamic atau
ileus paralitik pascaoperasi. Sering ileus terjadi setelah operasi intraperitoneal, tetapi
mungkin juga terjadi setelah pembedahan retroperitoneal dan extra-abdominal. Durasi
terpanjang dari ileus tercatat terjadi setelah pembedahan kolon. Laparoskopi reseksi
usus dikaitkan dengan jangka waktu yang lebih singkat daripada reseksi kolon ileus
terbuka.
Konsekuensi klinis ileus pasca operasi dapat mendalam. Pasien dengan ileus
merasa tidak nyaman dan sakit, dan akan meningkatkan risiko komplikasi paru. Ileus
juga meningkatkan katabolisme karena gizi buruk. Secara keseluruhan, ileus
meningkatkan biaya perawatan medis karena memperpanjang rawat inap di rumah
sakit.
Beberapa penyebab terjadinya ileus paralitik :1,5

4
 Trauma abdomen
 Pembedahan perut (laparatomy)
 Serum elektrolit abnormalitas
o Hipokalemia
o Hiponatremia
o Hipomagnesemia
o Hipermagensemia
 Infeksi, inflamasi atau iritasi (empedu, darah)
o Intrathorak
o Pneumonia
o Lower lobus tulang rusuk patah
o Infark miokard
o Intrapelvic (misalnya penyakit radang panggul)
o Rongga perut
o Radang usus buntu
o Divertikulitis
o Nefrolisiasis
o Kolesistitis
o Pankreatitis
o Perforasi ulkus duodenum
 Iskemia usus
o Mesenterika emboli, trombosis iskemia
 Cedera tulang
o Patah tulang rusuk
o Vertebral Retak (misalnya kompresi lumbalis Retak )
 Pengobatan
o Narkotika
o Fenotiazin
o Diltiazem atau verapamil
o Clozapine
o Obat Antikolinergik

5
2.2 PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya ileus mekanik maupun non mekanik memiliki kemiripan
setelah terjadinya obstruksi, tanpa memandang penyebab obstruksi tersebut apakah
karena penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan yang tampak adalah bila ileus
tersebut disebabkan oleh penyebab non mekanik maka peristaltik usus dihambat dari
permulaan, sedangkan pada ileus karena penyebab mekanik maka peristaltik mula-
mula kuat kemudian bertambah pelan sampai akhirnya hilang.5
Semua etiologi ileus menyebabkan usus di bagian distal kolaps, sementara
bagian proksimal berdilatasi. Usus yang tersumbat awalnya berperistaltik lebih keras
sebagai usaha alamiah dan akhirnya pasase usus jadi melemah dan hilang. Usus yang
berdilatasi menampung cairan dan gas yang merupakan hasil akumulasi cairan dan
gas yang menyebabkan distensi usus. Distensi usus tidak hanya pada daerah
sumbatan tapi dapat menjalar ke daerah proksimal. Distensi yang menyeluruh
menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik)
dan dapat terjadi perforasi.5
Usaha usus untuk berperistaltik disaat adanya sumbatan menghasilkan nyeri
kolik abdomen dan penumpukan kuman dalam usus merangsang muntah. Pada
obstruksi usus dengan strangulasi, terdapat penjepitan yang menyebabkan gangguan
peredaran darah sehingga terjadi iskemia, nekrosis kemudian gangren. Gangren ini
kemudian menyebabkan tanda toksis yang terjadi pada sepsis yaitu takikardia, syok
septik dengan leukositosis.5
Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus halus
karena pada obstruksi kolon, kecuali pada volvulus, hampir tidak pernah terjadi
strangulasi. Kolon merupakan alat penyimpanan feses sehingga secara relatif fungsi
kolon sebagai alat penyerap sedikit sekali. Oleh karena itu kehilangan cairan dan
elektrolit berjalan lambat pada obstruksi kolon distal.
Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi berlebihan
atau ruptur sedangkan dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi. Dinding

6
caecum merupakan bagian kolon yang paling tipis, karena itu dapat terjadi ruptur bila
terlalu tegang. Bila terjadi ruptur maka akan timbul perforasi yang memperberat
keadaan pasien.

2.3 GAMBARAN KLINIS


Gambaran klinik obstruksi ileus sangat mudah dikenal, tidak tergantung
kepada penyebab obstruksinya. Hanya pada keadaan strangulasi, nyeri biasanya lebih
hebat dan menetap.2,6
Obstruksi ileus ditandai dengan gambaran klinik, berupa nyeri abdomen yang
bersifat kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak adanya
flatus. Rasa nyeri perut dirasakan seperti menusuk-nusuk atau rasa mulas yang hebat,
umumnya nyeri tidak menjalar. Pada saat datang serangan, biasanya disertai perasaan
perut yang melilit.1,2
Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah
yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah biasanya timbul sesudah
distensi usus yang jelas sekali, muntah tidak proyektil dan berbau “feculent”, warna
cairan muntah kecoklatan.
Gambaran klinis ileus paralitik pada umumnya sama dengan ileus obstruktif
namun dapat dibedakan pada beberapa aspek:

Tabel 1. Perbedaan Ileus Paralitik dan Ileus Obstruktif1,2,6

Ileus paralitik Ileus obstruktif


Nyeri kontinu Kolik
Darm contour + +
Darm steifung - +
Bunyi bising usus menghilang Meningkat
Rectal toucher terowongan Kolaps

2.4 PEMERIKSAAN RADIOLOGI


2.4.1 Foto Polos Abdomen

7
Ileus merupakan penyakit abdomen akut yang dapat muncul secara mendadak
yang memerlukan tindakan sesegera mungkin. Maka dari itu pemeriksaan abdomen
harus dilakukan secara segera tanpa perlu persiapan. Pada kasus abdomen akut
diperlukan pemeriksaan 3 posisi, yaitu7,8:
1. Posisi terlentang (supine): sinar dari arah vertikal, dengan proyeksi antero-
posterior (AP)
2. Duduk atau setengah duduk atau berdiri (erect), bila memungkinkan,
dengan sinar horizontal proyeksi AP
3. Tiduran miring ke kiri (left lateral decubitus), dengan arah horizontal,
proyeksi AP.
Sebaiknya pemotretan dibuat dengan memakai kaset film yang dapat mencakup
seluruh abdomen beserta dindingnya. Perlu dipersiapkan ukuran kaset dan film
ukuran 35x 45cm.
Hal – hal yang dapat dinilai pada foto – foto di atas ialah:
1. Posisi terlentang (supine)
- Dinding abdomen, yang penting yaitu: lemak preperitoneal kanan dan kiri
baik atau menghilang.
- Garis psoas kanan dan kiri: baik, menghilang atau adanya pelembungan
(bulging).
- Batu yang radioopak, kalsifikasi atau benda asing yang radioopak.
- Kontur ginjal kanan dan kiri.
- Gambaran udara usus :
o Normal
o Pelebaran lambung, usus halus, kolon
o Penyebaran dari usus – usus yang melebar
o Keadaan dinding usus
o Jarak antara dua dinding usus yang berdampingan
2. Posisi duduk atau setengah duduk atau tegak ( Erect)
- Gambaran udara bebas di bawah diafragma
3. Posisi tiduran miring ke kiri ( left lateral dekubitus)
- Hampir sama seperti posisi duduk, hanya udara bebas letaknya antara hati
dengan dinding abdomen

8
Gambar 1. Foto Abdomen Normal

2.4.2 Barium Enema


Barium enema adalah sebuah pemeriksaan radiologi dengan menggunakan
kontras positif. Kontras positif yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan radiologi
alat cerna adalah barium sulfat (BaSO4). Bahan ini adalah suatu garam berwarna
putih, berat dan tidak mudah larut dalam air. Garam tersebut diaduk dengan air dalam
perbandingan tertentu sehingga menjadi suspensi. Suspensi tersebut diminum oleh
pasien pada pemeriksaan esophagus, lambung dan usus halus atau dimasukkan lewat
kliasma pada pemeriksaan kolon (lazim disebut enema).
Sinar rontgen tidak dapat menembus barium sulfat tersebut, sehingga
menimbulkan bayangan dalam foto rontgen. Setelah pasien meminum suspensi
barium dan air, dengan fluroskopi diikuti kontrasnya sampai masuk ke dalam
lambung, kemudian dibuat foto – foto dalam posisi yang di perlukan. Pemeriksaan
radiologi dengan Barium Enema mempunyai suatu peran terbatas pada pasien dengan
obstruksi usus halus. Pengujian Enema Barium terutama sekali bermanfaat jika suatu
obstruksi letak rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan foto polos abdomen.7,8

2.4.3 CT-Scan Abdomen


CT (Computed Tomography) merupakan metode body imaging yaitu sinar X
yang sangat tipis mengitari pasien. Detektor kecil akan mengatur jumlah sinar X yang
diteruskan kepada pasien untuk menyinari targetnya. Komputer akan segera

9
menganalisa data dan mengumpulkan dalam bentuk potongan cross sectional. Foto
ini juga dapat disimpan, diperbesar maupun di cetak dalam bentuk film. Pemeriksaan
ini dikerjakan jika secara klinis dan foto polos abdomen dicurigai adanya strangulasi.
CT–Scan akan mempertunjukkan secara lebih teliti adanya kelainan-kelainan dinding
usus, mesenterikus, dan peritoneum. CT–Scan harus dilakukan dengan memasukkan
zat kontras kedalam pembuluh darah. Pada pemeriksaan ini dapat diketahui derajat
dan lokasi dari obstruksi.

Gambar 2. Illeus Obstruktif

Gambar 3. Ileus obstruktif letak tinggi

10
Pada ileus obstruktif letak tinggi tampak dilatasi usus di proksimal sumbatan
(sumbatan paling distal di iliocecal junction) dan kolaps usus dibagian distal
sumbatan. Penebalan dinding usus halus yang terdilatasi memberikan gambaran
herring bone appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel
membentuk gambaran vertebra (dari ikan), dan muskulus yang sirkular menyerupai
kostanya. Tampak gambaran air fluid level yang pendek-pendek yang berbentuk
seperti tangga disebut juga step ladder appearance karena cairan transudasi berada
dalam usus halus yang mengalami distensi.4,9

11
Gambar 4. Ileus Obstruksi Letak Rendah

Pada ileus obstruktif letak rendah tampak dilatasi usus di proksimal sumbatan
(sumbatan di kolon) dan kolaps usus di bagian distal sumbatan. Penebalan dinding
usus halus yang mengalami dilatasi memberikan gambaran herring bone appearance,
karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran
vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta dan gambaran penebalan usus
besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen. Tampak gambaran air fluid level
yang pendek-pendek yang berbentuk seperti tangga disebut juga step ladder
appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang terdistensi dan air
fluid level yang panjang-panjang di kolon.4,9

Ileus Paralitik

12
Semilunar shadow

Gambar 5. Ileus Paralitik

Pada ileus paralitik dapat ditemui pada keadaan sepsis, hipokalemia, renjatan
(shock) neurogenik, dan penyakit gastroenteritis. Gambaran radiologis menunjukkan
dilatasi usus-usus terutama usus besar. Dapat dilihat fluid level yang umumnya letak
sejajar. Dengan teknik sonografi dapat dengan mudah ditemukan gambaran ileus
paralitik ini yaitu dengan melihat peristaltik usus ususnya..4,9

2.5 PENATALAKSANAAN
Ileus obstruksi
Pengelolaan ileus obstruktif adalah sebagai berikut1,2:
o Pemasangan sonde lambung

13
o Penderita dipuasakan
o Perbaikan kadar elektrolit
o Tindakan bedah diperlukan bila terjadi:
o Strangulasi
o Obstruksi totalis
o Hernia inkarserata
o Tidak ada perbaikan pada pengobatan konservatif

Ileus paralitik
Pengelolaan ileus paralitik adalah dengan konservatif. Tindakannya
berupa dekompresi dengan pipa nasogastrik, menjaga cairan dan elektrolit,
mengobati kausa atau penyakit primer dan pemberian nutrisi yang adekuat. 1,2

BAB III
PENUTUP

Ileus obstruksi merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi


karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga
menyebabkan penyumbatan lumen usus. Pemeriksaan radiologi pada ileus obstruktif
akan tampak dilatasi usus di proksimal sumbatan dan kolaps usus di bagian distal
sumbatan.
Ileus paralitik merupakan suatu keadaan dimana usus gagal atau tidak mampu
melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Pemeriksaan radiologi

14
pada ileus paralititk akan menunjukkan adanya dilatasi usus secara menyeluruh dari
gaster sampai rektum.
Jika ileus obstruktif berlangsung lama maka bisa terjadi ileus paralitik.
Mengingat penanganan ileus dibedakan menjadi operatif dan konservatif, maka hal
ini sangat berpengaruh pada mortalitas ileus. Operasi juga sangat ditentukan oleh
ketersediaan sarana dan prasarana yang sesuai, keterampilan dokter, dan kemampuan
ekonomi pasien. Hal-hal yang dapat berpengaruh pada faktor-faktor tersebut juga
akan mempengaruhi pola manajemen pasien ileus yang akhirnya berpengaruh pada
mortalitas ileus. Faktor-faktor tersebut juga berpengaruh dengan sangat berbeda dari
satu daerah terhadap daerah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djumhana, Ali. Buku Ajaran Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi VI. Jakarta.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2014
2. R. Sjamsuhidajat dan Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-3.
Jakarta. EGC. 2010.
3. David A lisle. Imagining for student : Gastrointestinal System. 2 nd edition,
New York : Oxford University press inc. 2005.

15
4. Sutton, David. A textbook of Radiology & Imagng. Volume 1. Seventh
Edition. Churcill Livingston; 2002.
5. Kowalak, J.P, Welsh W., Mayer B. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta. EGC.
2012
6. Nobie, B.A. 2017. Small Bowel Obstruction. From http://medscape.com,
diakses tanggal 20 Agustus 2018
7. Fred. Amttler Jr. Essential of Radology: gastrointestinal system. 2 nd. Edition.
Departermen of Radiology, New Mexic Federal Regional center. 2005.
8. Meschan, M.D Isodare, synopsis of Analystis of roetgan sign in general
radiology, international Eddition: sign in general radiologi: International
Eddition
9. Rasad, S., Kartoleksono, S., Ekayuda, I. Radiologi Diagnostik. Jakarta:
Fakultas Kedokteran UI.1997

16

Вам также может понравиться

  • BANK SENTRAL Ips2
    BANK SENTRAL Ips2
    Документ37 страниц
    BANK SENTRAL Ips2
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Analisis Bahasa Indonesia
    Analisis Bahasa Indonesia
    Документ12 страниц
    Analisis Bahasa Indonesia
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Kelompok Aceh XI IPS 2
    Kelompok Aceh XI IPS 2
    Документ11 страниц
    Kelompok Aceh XI IPS 2
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • ABORIM
    ABORIM
    Документ5 страниц
    ABORIM
    Mantik 'Aang' Nugroho
    Оценок пока нет
  • PAROTITIS
    PAROTITIS
    Документ14 страниц
    PAROTITIS
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • 125167-R19-OM-180 Profil Status-Literatur PDF
    125167-R19-OM-180 Profil Status-Literatur PDF
    Документ14 страниц
    125167-R19-OM-180 Profil Status-Literatur PDF
    M Tarmizi
    Оценок пока нет
  • Case Gilut Fix
    Case Gilut Fix
    Документ36 страниц
    Case Gilut Fix
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Adab Terhadap Ortu
    Adab Terhadap Ortu
    Документ14 страниц
    Adab Terhadap Ortu
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Gitak Kiyut
    Gitak Kiyut
    Документ12 страниц
    Gitak Kiyut
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Referat Terapi Cairan
    Referat Terapi Cairan
    Документ30 страниц
    Referat Terapi Cairan
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Ikm
    Ikm
    Документ5 страниц
    Ikm
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dan Individu
    Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dan Individu
    Документ5 страниц
    Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dan Individu
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • PAROTITIS
    PAROTITIS
    Документ14 страниц
    PAROTITIS
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Preeklampsia
    Preeklampsia
    Документ33 страницы
    Preeklampsia
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Konsul
    Konsul
    Документ1 страница
    Konsul
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Dapus Case
    Dapus Case
    Документ2 страницы
    Dapus Case
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Case CHF Ec HHD
    Case CHF Ec HHD
    Документ35 страниц
    Case CHF Ec HHD
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Anamnes Is
    Anamnes Is
    Документ12 страниц
    Anamnes Is
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Jadwal
    Jadwal
    Документ2 страницы
    Jadwal
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Tugas
    Tugas
    Документ2 страницы
    Tugas
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Angina Pektoris
    Angina Pektoris
    Документ27 страниц
    Angina Pektoris
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Case CHF Ec HHD
    Case CHF Ec HHD
    Документ35 страниц
    Case CHF Ec HHD
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Omk
    Omk
    Документ7 страниц
    Omk
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Isi Case Hepatoma
    Isi Case Hepatoma
    Документ19 страниц
    Isi Case Hepatoma
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • PWS BCG Campak
    PWS BCG Campak
    Документ10 страниц
    PWS BCG Campak
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Case Skizo Paranoid (BLM Fix)
    Case Skizo Paranoid (BLM Fix)
    Документ27 страниц
    Case Skizo Paranoid (BLM Fix)
    Dico Fatejarum
    Оценок пока нет
  • Referat Pedofilia
    Referat Pedofilia
    Документ40 страниц
    Referat Pedofilia
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет
  • Isi Case Hepatoma
    Isi Case Hepatoma
    Документ19 страниц
    Isi Case Hepatoma
    hanna1dwi1wiranti
    Оценок пока нет