Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, adalah :
a. Memberi wawasan dan pengetahuan dalam upaya pencegahan, pengelolaan
atau manajemen keselamatan pasien
b. Memenuhi tugas dalam mata kuliah management patient safety
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Epidemologi
Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian
terbanyak di negara miskin dan negara yang sedang berkembang karena penyakit-
penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama. Suatu penelitian yang dilakukan
oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang
berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik tetap menunjukkan
adanya infeksi nosokomial dengan Asia Tenggara sebanyak 10,0%.
Walaupun ilmu pengetahuan dan penelitian tentang mikrobiologi meningkat
pesat pada 3 dekade terakhir dan sedikit demi sedikit resiko infeksi dapat dicegah,
tetapi semakin meningkatnya pasien-pasien dengan penyakit immunocompromised,
bakteri yang resisten antibiotik, infeksi virus dan jamur, dan prosedur invasif masih
menyebabkan infeksi nosokomial menimbulkan kematian sebanyak 88.000 kasus
setiap tahunnya.
Selain itu, jika kita bandingkan kuman yang ada di masyarakat,
mikroorganisme yang berada di rumah sakit lebih berbahaya dan lebih resisten
terhadap obat. Oleh karena itu, diperlukan antibiotik yang lebih poten atau suatu
kombinasi antibiotik. Semua kondisi ini dapat meningkatkan resiko infeksi kepada
pasien.
6. Pejamu rentan (suseptibel) adalah orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh
yang cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah infeksi atau penyakit. Faktor
yang mempengaruhi: umur, status gizi, status imunisasi, penyakit kronis, luka bakar
yang luas, trauma atau pembedahan, pengobatan imunosupresan. Sedangkan faktor
lain yang mungkin berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status
ekonomi, gaya hidup, pekerjaan dan herediter.
a. Kewaspadaan Standar
**) Penggunaan sarung tangan tidak dapat menggantikan peran mencuci tangan.
**) Tidak dapat di aplikasikan bila tangan terkontaminasi kotoran kasat mata seperti
cairan darah.
ü Sarung tangan bersih non steril, ganti setelah kontak bahan infeksius, lepaskan sarung
tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan cuci tangan menggunakan antiseptik
Transport pasien :
Transport pasien :
ü kohorting
ü Seharusnya kamar terpisah, terbukti mencegah transmisi, atau kohorting jarak >1 m
ü Terpisah jendela terbuka (TBC ), tak ada orang yang lalu lalang
APD petugas :
ü Masker respirator (N95) saat petugas bekerja pada radius <1m dari pasien,
ü Gaun
ü Goggle
ü Sarung tangan
Transport pasien :
ü Batasi transportasi pasien, pasien harus pakai masker saat keluar ruangan
Catatan :
Kohorting adalah menempatkan pasien terinfeksi atau kolonisasi patogen yang sama
di ruang yang sama, pasien lain tanpa patogen yang sama dilarang masuk.
1. Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh ekskresi dan sekresi
dari seluruh pasien
2. Dekontaminasi tangan sebelum dan sesudah kontak diantara pasien satu
lainnya
3. Cuci tangan setelah menyentuh bahan infeksius (darah dan cairan tubuh)
4. Gunakan teknik tanpa menyentuh bila memungkinkan terhadap bahan
infeksius
5. Pakai sarung tangan saat atau kemungkinan kontak darah dan cairan tubuh
serta barang yang terkontaminasi, disinfeksi tangan segera setelah melepas
sarung tangan. Ganti sarung tangan antara pasien
6. Penanganan limbah feses, urine, dan sekresi pasien lain di buang ke lubang
pembuangan yang telah disediakan, bersihkan dan disinfeksi bedpan, urinal
dan obtainer/container pasien lainnya
7. Tangani bahan infeksius sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO)
8. Pastikan peralatan, barang fasilitas dan linen pasien yang infeksius telah
dibersihkan dan didisinfeksi benar
Jadi, upaya pencegahan infeksi nosokomial oleh tenaga kesehatan termasuk bidan
diperlukan suatu rencana yang terintegrasi, monitoring dan program yang termasuk :
§ Membatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan cara mencuci tangan dan
penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan.
§ Mengontrol resiko penularan dari lingkungan.
§ Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang cukup,
dan vaksinasi.
§ Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasif.
§ Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit, dan mengontrol penyebarannya.
Terdapat beberapa prosedur dan tindakan pencegahan infeksi nosokomial.
Tindakan ini merupakan seperangkat tindakan yang didesain untuk membantu
meminimalkan resiko terpapar material infeksius seperti darah dan cairan tubuh lain
dari pasien kepada tenaga kesehatan atau sebaliknya. Menurut Zarkasih, pencegahan
infeksi didasarkan pada asumsi bahwa seluruh komponen darah dan cairan tubuh
mempunyai potensi menimbulkan infeksi baik dari pasien ke tenaga kesehatan atau
sebaliknya. Kunci pencegahan infeksi pada fasilitas pelayanan kesehatan adalah
mengikuti prinsip pemeliharaan hygene yang baik, kebersihan dan kesterilan dengan
lima standar penerapan yaitu:
A. Kesimpulan
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat penderita ketika penderita itu
dirawat disarana pelayanan kesehatan, baik itu puskesmas, klinik, maupun rumah
sakit, biasanya gejala timbul 72 jam pasca penderita dirawat di pelayanan kesehatan
tersebut.
Infeksi nosokomial dapat bersumber pada peralatan kedokteran, makanan
minuman, udara, debu, air limbah, bahan-bahan desinfektan, dokter, perawat, bidan,
laboran, staff, pengunjung, penderita yang dirawat, hewan yang berada di lingkungan
sarana pelayanan kesehatan, misalnya nyamuk lalat dan masih banyak lagi yang
berada di lingkungan sarana pelayanan kesehatan
Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan
terjadinya infeksi nosokomial. Yang perlu menjadi fokus perhatian dalam upaya ini
adalah rantai penularan infeksi. Pengetahuan tentang rantai penularan infeksi sangat
penting karena apabila satu mata rantai dihilangkan atau dirusak, maka infeksi dapat
dicegah atau dihentikan.
Penelaahan tentang rantai penularan infeksi melahirkan suatu upaya
pencegahan berupa kewaspadaan isolasi, yang meliputi kewaspadaan standar dan
kewaspadaan transmisi.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi_nosokomial
http://www.edukasiana.net/2013/02/pengertian-dan-faktor-yang-
mempengaruhi.html
http://doktersehat.com/infeksi-nosokomial-penyebab-dan-pencegahannya/
http://anaksilajara-didinyusuf.blogspot.com/2011/12/makalah-infeksi-
nosokomial.html
http://friskillaa24w.blogspot.com/2012/09/makalah-infeksi-nasokomia.html