Вы находитесь на странице: 1из 34

PT.

PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kerja Praktek (KP) merupakan suatu bentuk kegiatan yang


dilaksanakan dalam rangka merelevankan antara kurikulum dengan
penerapannya dalam pembangunan, dimana mahasiswa dapat terjun langsung
melihat, mempelajari, mengidentifikasi dan menangani masalah-masalah
yang dihadapi dalam pembangunan dengan menerapkan konsep ilmu yang
telah dipelajari di perguruan tinggi. Kegiatan ini akan membuka wawasan
mahasiswa berfikir tentang permasalahan-permasalahan yang timbul di
industri atau instansi dan cara mengatasinya.

Perguruan tinggi sebagai salah satu lingkungan pendidikan diharapkan


dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi
perkembangan teknologi saat ini dan akan datang. Kualitas output perguruan
tinggi tersebut yaitu dinilai dari penguasaan bidang ilmu yang ditekuninya
baik itu teori maupun prakteknya. Hal ini diharapkan agar mahasiswa mampu
mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dalam kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan hal tersebut maka pada perguruan tinggi harus menerapkan
materi pembelajaran pada kurikulum dengan metode teori maupun praktek.
Sebagai salah satu perguruan tinggi yang keluarannya harus memiliki
keterampilan praktek pada bidangnya maka Universitas Hasanuddin lebih
menerapkan metode kerja praktek pada kurikulumnya.

Sehubungan dengan kurikulum tersebut maka kami selaku mahasiswa


semester V Jurusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin melakukan kerja
praktek pada perusahaan atau instansi dalam rangka menambah ilmu dan
wawasan mahasiswa sesuai bidang keahlian masing-masing. Adapun instansi
yang dipilih yaitu PT. PLN (Persero) Wilayah VIII Sektor Tello.

1.2. Defenisi Kerja Praktek

Kerja praktek adalah program magang mahasiwa pada institusi yang


bergerak dibidang ilmu pengetahuan tertentu atau bidang lain yang relevan
dengan ilmu pengetahuan tersebut. Kerja praktek merupakan salah satu
persyaratan wajib yang diikuti oleh setiap mahasiswa sebelum memperoleh
gelar kesarjanaannya. Kerja praktek memiliki bobot sks dan minimal waktu
pelaksanaan yang berbeda-beda tergantung pada kebijakan kurikulum
universitas dan jurusan masing-masing.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 1


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

1.3. Tujuan Kerja Praktek (KP)

1.1.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari kerja praktek ini kami lakukan adalah untuk
mengadakan perpaduan antara ilmu yang telah kami dapatkan di bangku
perkuliahan dengan kejadian-kejadian di lapangan sebagai objek penerapan
teori. Di samping itu merupakan suatu persyaratan untuk memenuhi
kurikulum pada Jurusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin Makassar.

1.1.2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari kerja praktek ini adalah :

a. Mengetahui dasar kerja dari unit pembangkit listrik tenaga diesel


khususnya pada PT. PLN (Persero) Wilayah VIII Sektor Tello.

b. Mengetahui sistem pemeliharaan unit pembangkit listrik tenaga diesel


khususnya pada PLTD PT. PLN (Persero) Wilayah VIII Sektor Tello.

1.1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang perlu diketahui pada mesin pembangkit


listrik tenaga diesel pada PLN unit pembangkit I Tello sebagai berikut :

a. Sistem perawatan dan pemeliharaan mesin diesel khususnya pada


PLTD PT. PLN (Persero) Wilayah VIII Sektor Tello.
b. Tinjauan umum purifier lube oil untuk mesin pembangkit diesel
khususnya pada PLTD PT. PLN (Persero) Wilayah VIII Sektor Tello.

I.4. Manfaat Kerja Praktek Bagi Institusi Tempat Kerja Praktek

a. Institusi dapat memanfaatkan mahasiswa Kerja Praktek dalam membantu


menyelesaikan tugas-tugas di unit kerja.

b. Institusi mendapat alternatif calon karyawan yang telah dikenal mutu dan
kredibilitasnya.

c. Menciptakan kerjasama yang baik antara Jurusan Elektro Fakultas Teknik


UNHAS dan PT. PLN (Persero) Wilayah VIII.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 2


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

I.5. Waktu danTempat Kerja Praktek

Tempat pelaksanaan kerja praktek pada PT. PLN (PERSERO) wilayah


SULSELRABAR Sektor Tello unit PLTD. Waktu pelaksanaan kerja praktek
dari tanggal 12 Januari – 12 Februari 2015.

I.6. Metode Pelaksanaan

Dalam mendapatkan data guna penyusunan laporan Kerja Praktek di PT. PLN
(PERSERO) wilayah SULSELRABAR Sektor Tello unit PLTD kami
menggunakan metode penulisan sebagai berikut:

1. Pengamatan di Lapangan.

Pengamatan dimaksudkan untuk memperoleh data-data aktual yang


merupakan gambaran nyata yang terjadi pada PT. PLN Sektor Tello
dengan jalan:

1.a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung jalannya


proses yang menjadi tinjauan umum penulis.

1.b. Wawancara, yaitu untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan


melakukan wawancara langsung dengan narasumber dalam hal ini
karyawan perusahaan yang memberikan penjelasan dan data yang
berhubungan dengan objek penulisan dalam laporan ini.

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan ini merupakan penelitian untuk landasan teori


dari laporan ini dengan jalan membaca berbagai macam literatur baik yang
bersumber dari buku-buku ilmiah milik pribadi maupun yang bersumber
dari arsip kepustakaan milik perusahaan serta internet.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 3


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Data Singkat Perusahaan

PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR SEKTOR


PEMBANGKITAN TELLO, dengan data sebagai berikut :

 Nama : PT PLN (PERSERO) WILAYAH


SULSELRABAR SEKTOR
PEMBANGKITAN TELLO
 Alamat Kantor : Jl. Urip Sumohardjo KM 7 Tello Baru
Makassar 90233
 Dibentuk : Tahun 1971
 Bisnis Inti : Pembangkitan Tenaga Listrik
 Daya Terpasang : 304.228 kW
 Wilayah Usaha : Propinsi Sulawesi Selatan
 Sumber Daya Manusia : 111 Orang Pegawai

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

VISI :

Menjadi Unit Pembangkitan yang handal, efisien dan berwawasan


lingkungan.

MISI :

1. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi


tata kelola pembangkitan dengan metoda best practices.
2. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia yang
mempunyai kompetensi teknik dan manajerial yang unggul.
3. Kecelakaan nihil

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 4


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

2.3 Sejarah Singkat Perusahaan

Dalam meningkatkan kebutuhan listrik di Makassar dan sekitarnya,


maka pemerintah dalam hal ini PLN membangun Pusat Listrik Tenaga Uap
sebanyak 2 unit (2 x 12,500 MW) yang berlokasi di Tello. Pada tahun 1971
mulai beroperasi dan diresmikan oleh presiden Republik Indonesia Soeharto.

Untuk menunjang kelancaran pasokan listrik, maka pada tahun 1973


dibangun 2 unit mesin Diesel dengan daya terpasang (2 x 2,8 MW) berlokasi
di area PLTU Tello. Pada bulan Juni 1976 dibentuk Unit Sektor Tello dengan
nama PLN Wilayah VIII Sektor Tello dengan Unit Asuhan PLTD Bontoala
dan GI / Transmisi. Tahun 1976 PLN Wilayah VIII mendapat tambahan 1
Unit Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) Westcan dengan daya terpasang
14,466 MW

Dengan berkembangnya pembangunan di kota Makassar dan sekitarnya


serta sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, untuk
mengantisipasi hal tersebut, PT. PLN (PERSERO) Wilayah VIII Sektor Tello
mendapatkan beberapa pembangkit yaitu :

Tahun 1982 dibangun 2 unit PLTG Alsthom (Alsthom 1 = 21,300,


Alsthom 2 = 20,100 MW)
Tahun 1984 dibangun 2 unit PLTD Mitsubishi (2 x 12,600 MW)
Tahun 1988 dibangun 2 unit PLTD SWD (2 x 12,396 MW)
Tahun 1997 dibangun 2 unit PLTG GE (2 x 33,400 MW)
Untuk menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang
berada di daerah kerja PT. PLN Wilayah VIII Sektor Tello kepada pelanggan,
serta untuk menunjang / mengantisipasi pertumbuhan beban pada daerah–
daerah baru, maka secara bertahap sejak tahun 1969 dibangun transmisi
sistem tegangan 30 kV dan Gardu Induk (Tello 30 kV, Bontoala, Kalukuang
Sungguminasa, Borongloe, Mandai dan Tonasa I) serta perluasan Gardu
Induk Existing.

Selanjutnya dibangun saluran transmisi sistem tegangan 70 kV dan


sistem tegangan 150 kV dan Gardu Induk (Pangkep, Tonasa III, Daya, Tello
70 kV, Tello 150 kV, Tallo lama dan Takalar) serta perluasan Gardu Induk
existing.Pada bulan Agustus 1997 unit PLTD Bontoala dikeluarkan dari
pengusahaan. Pada bulan Februari 1999 PT. PLN Sektor Tello mendapat
tambahan unit asuhan PLTD Bulukumba.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 5


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

Pada bulan Juni 2003 PT. PLN Sektor Tello berubah nama menjadi PT.
PLN (PERSERO) UNIT BISNIS SULSELRA UNIT PEMBANGKITAN I
dimana Unit PLTD Bulukumba diserahkan pengelolaannya ke UNIT
PEMBANGKITAN II dan Unit GI / Transmisi diserahkan pengelolaannya ke
PLN UP2B, tetapi mendapat tambahan unit asuhan yaitu PLTD Kendari dan
PLTD Bau-bau, dan pada tahun 2004 PT. PLN UNIT PEMBANGKITAN I
berubah menjadi PT. PLN (PERSERO) WIL. SULSEL DAN SULTRA
SEKTOR TELLO.

Pada bulan Maret tahun 2007, Unit PLTD Kendari dan Unit PLTD
Bau-Bau memisahkan diri dari PLN Sektor Tello dan menjadi sektor
tersendiri yaitu Sektor Kendari. Perubahan dilakukan kembali pada bulan
November 2010, Unit PLTD Selayar yang semula merupakan Unit dari PLN
Sektor Bakaru bergabung menjadi Unit dari PLN Sektor Tello.

Pada bulan Mei 2012 Unit PLTU Barru yang semula merupakan Unit
dari PLN Sektor Bakaru bergabung menjadi Unit dari PLN Sektor Tello.
Tahun 2013, berdasarkan SK Direksi No. 570 .K/DIR/2012 tanggal 30
November 2012, Sektor Tello berubah menjadi Sektor Pembangkitan Tello
dengan struktur organisasi perubahan terlampir. Pada bulan Juli 2014, Unit
PLTU Barru dijasa O&M kan ke Indonesia Power.

2.4 Kegiatan Usaha

PT PLN (PERSERO) WIL. SULSELRABAR SEKTOR PEMBANGKITAN


TELLO memiliki bisnis utama produksi tenaga listrik / pembangkitan tenaga
listrik melalui mesin-mesin :

KAPASITAS
JUMLAH
JENIS TERPASANG
LOKASI SENTRAL
PEMBANGKIT
MESIN (kW)

PLTU 2 25.000

TELLO/MAKASSAR PLTG 5 122.716

PLTD 4 49.992

KAB. BARRU PLTU 2 100.000

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 6


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

KAB. SELAYAR PLTD 7 7.620

JUMLAH 21 304.328

Tabel Kegiatan Usaha

Dengan mesin-mesin pembangkit yang dikelolanya, maka PLN Sektor


Pembangkitan Tello sanggup memasok Energi Listrik baik sebagai pemikul
beban dasar maupun beban puncak pada sistem kelistrikan Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Barat. PLN Sektor Pembangkitan Tello telah menggunakan
teknologi informasi yang memadukan manajemen pemeliharaan, manajemen
material dan bahan bakar, manajemen SDM dan manajemen keuangan
sehingga mempercepat pengambilan keputusan.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 7


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

BAB III
SISTEM PURIFIER
3.1 Sistem Purifier LO(Lube Oil)

3.1.1 Prinsip Kerja

Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk


memperkecil gesekan-gesekan pada permukan komponen-komponen yang
bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi
sebagai fluida pendinginan pada beberapa motor. Karena dalam hal ini
motor diesel yang digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas
pelumasan yang besar, maka sistem pelumasan untuk bagian-bagian untuk
mekanis motor dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan
untuk mendinginkan dan melumasi engine bearing dan mendinginkan
piston.

Lubrication oil system didesain untuk menjamin keandalan


pelumasan pada over range speed dan selama engine berhenti, dan
menjamin perpindahan panas yang berlangsung. Tangka minyak lumas
dilengkapi dengan overflow pipe menuju drain tank. Minyak pelumas
dihisap dari lube oil sump tank oleh pompa bertipe screw atau setrifugal
melalui suction filter dan dialirkan menuju main diesel engine melalui
second filter dan lube oil cooler. Temperature oil keluar dari cooler secara
otomatis dikontrol pada level konstan yang ditentukan untuk memperoleh
viskositas yang sesuai dengan yang diinginkan pada inlet main diesel
engine. Kemudian lube oil dialirkan ke main engine bearing dan juga
dialirkan kembali ke lube oil sump tank.

Minyak pelumas tidak aus. Namun, kualitas pelumas yang


cenderung memburuk dari waktu ke waktu karena kontaminan seperti
kotoran, lumpur, logam, dan air. Ada banyak cara untuk menghilangkan
kontaminan tersebut, beberapa yang lebih efektif daripada yang lain.
Metode umum meliputi; saringan, filtrasi, tangki pengendapan, dan
pembersih jenis sentrifugal. Dalam proses pemurnian sentrifugal, ada dua
metode yang umum digunakan. Salah satu metode adalah proses
pemurnian bets dimana semua minyak akan habiskan dari tangki
penyimpanan (sump, settler, dll) oleh pembersih dan disalurkan
dibersihkan di reservoir lain. Metode ini biasanya dilakukan pada mesin
yang tidak beroperasi.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 8


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

Metode lainnya adalah proses yang berkesinambungan di mana


mesin sentrifugal mengambil sebagian dari minyak dari tangki,
membersihkan, dan mendaur ulang kembali ke tangki yang sama. Metode
ini dapat digunakan pada peralatan operasi, tetapi tidak secepat atau efisien
sebagai proses batch.

Sentrifugal juga dapat digunakan sebagai pemisah atau clarifiers.


Separator menggunakan cincin bendungan atau cincin debit dan
menghapus air serta padatan dari minyak yang dimurnikan. Air dibuang
dari pembersih. Sebuah clarifier digunakan ketika kontaminan utama
adalah sedimen, dan air tidak perlu dihapus dari sistem. Setiap sejumlah
debit air yang tidak masuk centrifuge akan tetap dalam mangkuk sampai
dibersihkan. Pemurni sentrifugal kadang-kadang dikategorikan sebagai
pembersih jenis bowl atau jenis mangkuk sesuai dengan bentuk dan
susunan umum centrifuge, dan beberapa pembersih membersihkan dirinya
sendiri, sementara yang lain harus dibersihkan secara manual.

3.1.2 Gambar Sistem Purifier Oil (Basic Concept Diagram)

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 9


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

3.1.3 Diagram Penyalaan dan Daya

3.2 Sistem Kontrol EPC-41

3.2.1 Mikrokontroler Atmel 8 bit

Unit kontrol EPC-41 digunakan dalam sistem pemisahan untuk


kontrol otomatis dari proses pemisahan. Unit ini didasarkan mikroprosesor
serta mikrokontroler yang terdiri dari fungsi output untuk mengendalikan
peralatan dan fungsi masukan tambahan untuk monitoring dan alarm.
EPC-41 diprogram sesuai sistem pemisah dan kondisi operasi yang
berbeda. Pemrograman dapat dengan mudah disesuaikan dengan kondisi
atau situasi tertentu.

Pengendali mikro adalah sistem mikroprosesor lengkap yang


terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari
mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena di
dalam sebuah mikrokontroler umumnya juga telah berisi komponen
pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan antarmuka
I/O, sedangkan di dalam mikroprosesor umumnya hanya berisi CPU saja.

Sistem komputer dewasa ini paling banyak justru terdapat di dalam


peralatan lain, seperti telepon, jam, perangkat rumah tangga, kendaraan,
dan bangunan. Sistem embedded biasanya mengandung syarat minimal
sebuah sistem mikroprosesor yaitu memori untuk data dan program, serta
sistem antarmuka input/output yang sederhana. Antarmuka semacam
keyboard, tampilan, disket, atau printer yang umumnya ada pada sebuah
komputer pribadi justru tidak ada pada sistem mikrokontroler. Sistem
mikrokontroler lebih banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan sederhana

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 10


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

yang penting seperti mengendalikan motor, saklar, resistor variabel, atau


perangkat elektronis lain. Seringkali satu-satunya bentuk antarmuka yang
ada pada sebuah sistem mikrokontroler hanyalah sebuah LED, bahkan ini
pun bisa dihilangkan jika tuntutan konsumsi daya listrik mengharuskan
demikian.

Atmel AVR adalah mikrokontroler 8 bit besutan perusahan Atmel,


USA. Berkat kemudahan dalam pemrogramannya, keluarga
mikrokontroler ini sangat popular digunakan pengguna hobi dan untuk
dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler Atmel
AVR memiliki arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computing) 8 bit
di mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar
instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock.

ATMega8535 merupakan salah satu mikrokontroler 8 bit buatan


Atmel untuk keluarga AVR yang diproduksi secara masal pada tahun
2006. Karena merupakan keluarga AVR, maka ATMega8535 juga
menggunakan arsitektur RISC. Mikrokontroler ATMega8535 memiliki 40
pin untuk model PDIP, dan 44 pin untuk model TQFP dan PLCC. Nama-
nama pin pada mikrokontroler ini adalah:

1. VCC untuk tegangan pencatu daya positif.


2. GND untuk tegangan pencatu daya negatif.
3. PortA (PA0 - PA7) sebagai port Input/Output dan memiliki kemampuan
lain yaitu sebagai input untuk ADC
4. PortB (PB0 – PB7) sebagai port Input/Output dan juga memiliki
kemampuan yang lain.
5. PortC (PC0 – PC7) sebagai port Input/Output untuk ATMega8535.
6. PortD (PD0 – PD7) sebagai port Input/Output dan juga memiliki
kemampuan yang lain.
7. RESET untuk melakukan reset program dalam mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 untuk input pembangkit sinyal clock.
9. AVCC untuk pin masukan tegangan pencatu daya untuk ADC.
10. AREF untuk pin tegangan referensi ADC.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 11


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

Mikrokontroler memiliki arsitektur RISC 8 bit, di mana semua


instruksi dikemas dalam kode 16-bit(16-bits word) dan sebagian besar
instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. Mikrokontroler ATMega
8535 memiliki saluran I/O sebagai berikut:

a) Port A(PA0 – PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukkan
ADC
b) Port B(PB0 – PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu timer/counter, komparator analog, dan SPI.
c) Port C(PC0 – PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu TWI, komparator analog, dan timer oscillator.
d) Port D(PD0 – PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal, komunikasi
serial.

3.2.2 Input and Output Process

Unit kontrol EPC-41 digunakan dalam clarifier dan sistem


pemisahan pembersih. EPC-41 digunakan untuk memantau dan
mengontrol proses pemisahan. Alat ini mengontrol start, pemisahan,
pembersihan lumpur dan tahapan penghentian. Proses ini dipantau melalui
sinyal masukan dari sensor, dll, dan alarm diberikan jika nilai preset
terlampaui. Unit ini juga mengandung PI-controller untuk kontrol suhu
yang dapat mengoperasikan sebuah Alfa Laval Heatpac pemanas listrik
atau atau pemanas lainnya dengan control valve (untuk air minyak uap /
panas / termal).

Unit kontrol dapat


diprogram untuk sistem
pemisah yang berbeda dan
untuk berbagai kondisi di
dalam sistem. Pemrograman
ini dibuat dengan menetapkan
parameter, seperti jenis
peralatan, batas suhu, waktu,
dll. Beberapa parameter yang
ditetapkan pada parameter
instalasi mudah diakses untuk
penyesuaian selama operasi.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 12


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

Semua komponen elektronik dikelompokkan pada papan sirkuit


yang dipasang dalam bingkai aluminium berengsel, membentuk kontrol
modul yang mudah diakses dalam kabinet. Modul ini diikat oleh dua
sekrup sehingga mudah untuk dibuka dan diperbaiki.

Dalam kabinet, di belakang


modul kontrol, ada mounting
plate dengan terminal (XA),
power line Filter (Z1) dan
transformator (T1). Pada
gambar disamping adalah
bentuk jalur atau jaringan
power supply pada Control
EPC-41

3.3 Sistem Heater

3.3.1 TRIAC Module Regulator

Sebuah Triac adalah setara dengan dua thyristors terhubung kembali


ke belakang. Oleh karena itu, perangkat switching dua arah, berbeda dengan
thyristor, yang merupakan perangkat searah, yang memiliki karakteristik
reverse blocking, mencegah aliran arus dari katoda ke anoda. Jadi, ketika
triac dalam mode konduksi, arus mengalir dua arah (maju dan mundur).
Perangkat switching ini disebut sebagai TRIAC (Triode AC switch).
Sudut fase sirkuit pengontrol untuk fase tunggal ac regulator berbasis
triac (ac ke konverter tegangan ac). Rangkaian daya terdiri dari Triac secara
seri dengan beban induktif (RL), maka dari pasokan fase tunggal, dengan
tegangan pengenal dari, katakanlah 220 V (rms), memiliki frekuensi
pengenal (f = 50 Hz). Sebelum masuk ke pengoperasian rangkaian kontroler
sudut fase, beberapa poin penting dari perangkat kontrol dua arah (TRIAC),
yang digunakan dalam rangkaian ac, tidak sering digunakan.

Keuntungan:

1. TRIAC dipicu oleh tegangan polaritas positif atau negatif yang diterapkan
di terminal gerbang.

2. TRIAC membutuhkan heat sink tunggal ukuran sedikit lebih besar,


sedangkan pasangan thyristor anti-paralel membutuhkan dua heat sink
ukuran sedikit lebih kecil, namun karena clearance total ruang yang
dibutuhkan lebih untuk thyristor.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 13


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

Kekurangan:

1. TRIAC memiliki peringkat dv / dt yang rendah dibandingkan dengan


thyristor.
2. Karena TRIAC dapat dipicu di kedua arah, sirkuit pemicu triac
membutuhkan pertimbangan hati-hati.
3. Keandalan TRIAC lebih rendah daripada thyristor.

3.3.2 Kontrol Heater (Set value, Pattern Value)

Seperti namanya, pengontrol suhu adalah alat yang digunakan untuk


mengontrol suhu. Suhu pengendali mengambil masukan dari sensor suhu
dan memiliki output yang terhubung ke elemen kontrol seperti pemanas atau
ventilator.

Untuk mengontrol suhu secara akurat saat proses tanpa keterlibatan


operator yang luas, sistem kontrol suhu bergantung pada kontroler yang
menerima sensor suhu seperti termokopel atau RTD sebagai masukan. Ini
membandingkan suhu sebenarnya untuk kontrol suhu yang diinginkan, atau
setpoint, dan menyediakan output untuk mengontrol element. Kontroler
merupakan salah satu bagian dari seluruh sistem kontrol, dan seluruh sistem
harus dianalisis dalam memilih kontroler yang tepat. Berikut beberapa hal
dalam memilih kontroler yang tepat:

1. Jenis sensor input (thermocouple, RTD) dan rentang suhu;


2. Jenis output yang dibutuhkan (relay elektromekanik, SSR, keluaran
analog);
3. Algoritma kontrol yang dibutuhkan (on / off, proporsional, PID);
4. Jumlah dan jenis output (panas, dingin, alarm, limit).

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 14


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

3.4 Standard Operating Proceudre (SOP)

3.4.1 SOP Pengoperasian Tahap Persiapan

TAHAP PERSIAPAN :
N INSTRUK GAMBAR KETERANG
O. SI AN
1 ON Pompa
Fresh
Water 2 di
Panel
MCC
COMMON
MHI.
Pastikan
selector
Switch
Auto

2 Cek Suplay Bisa di cek di


air outlet masing-
bertekanan masing
purifier baik
MHI maupun
SWD
3 Cek tabung Jika dibawah
udara, 10 bar, purifier
pastikan akan main
diatas 10 alarm karena
bar dan katup 3 arah
udara tidak bekerja
kontrol maksimal
diatas 6 bar

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 15


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

4 ON Modul
MCC
Centrifuge,
terletak di
Panel
MCC

5 Pastikan
Suplay
tegangan
48 VAC
dari Panel
Preheater
MHI.
Perhatikan
MCB
posisi ON.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 16


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

6 Perhatikan
MCB di
panel relay
posisi ON.

3.4.2 SOP Pengoperasian Start

PROSEDUR START :
N INSTRUK GAMBAR KETERANG
O. SI AN
1 ON MCB
SEPARAT
OR,
POMPA
SUPLAY,
TEGANGA
N 220 VAC
DAN
TEGANGA
N 24 VAC

2 ON NFB Pastikan
Heater Controller
Autonics ON
Ketika NFB
posisi ON

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 17


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

3 ON Pompa
Penyalur,
tunggu
sekitar 30
detik untuk
memastikan
sirkulasi oli
dari
sumptank
ke purifier
lancar.
4 Cek Tekanan akan
Tekanan fluktuatif yang
Input dipengaruhi
Heater oleh :
Normal (0.5
– 2.5 bar) 1. Temperature
OLI.
2. Operasional
Mesin
(RUN/STAND
BY)
3. Operasional
Pompa Oli
(ON/OFF)
4. Level oli
sumptank

Jika tekanan
isap dibawah
0.5 bar segera
laporkan ke
bagian HAR
untuk
pengecekan
pompa.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 18


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

5 ON
Separator,
tunggu
beberapa
saat sampai
arus turun
ke 12- 14
Ampere

6 Jalankan Lampu indikasi


Kontrol CONTROL
EPC 41 PROGRAM
dengan akan menyala
menekan berwarna hijau
Tombol menandakan
CONTRO program
L ON/OFF purifikasi telah
RUN
7 Tunggu Angka di panel
sampai menunjukkan
proses waktu
FEEDING perhitungan
ditandakan mundur proses
dengan FEEDING dari
lampu hijau 60 sampai 0.
V1 akan Jika counter
menyala. telah 0 maka
program akan
memerintahkan
purifier untuk
melakukan
proses
DISCHARGE
secara auto
sampai proses
FEEDING
kembali. Proses
ini akan
berlangsung
setiap 60 menit
sekali.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 19


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

8 Cek debit
Input
Purifier
selama
proses
FEEDING
berlangsung
(normal 0.5
– 3 m3/h)

9 Cek Direkomendasi
tekanan kan pada
output tekanan 1.8-2.0
Purifier bar
selama
proses
FEEDING
berlangsung
(normal 0.5
– 3 bar)
10 Untuk Kondisi :
menaikkan - Jika tekanan
dan terlalu tinggi,
menurunka oli akan
n tekanan meluap/terbuan
output, g di sludge
gunakan - Jika tekanan
regulator oli terlalu
sambil rendah,
pengamatan kemungkinan
di meter oli meluap /
tekanan terbuang di
output sludge
(perhatikan di
sight glass)

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 20


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

Prosedur Pengamatan Selama Proses Feeding Berlangsung

Lakukan pengamatan rutin pada parameter :

1. Suplay air harus lancar (Pompa Fresh Water #2 operasi normal Auto);
2. Tekanan udara di botol angin diatas 10 bar dan udara control 6 bar.
3. Pengecekan di sight glass untuk mengantisipasi luapan oli pada saat
feeding.
4. Memastikan katup 3 jalan menutup sempurna sesuai gambar :

Jika menutup setengah, tekan tombol Discharge 1 kali dan pastikan


tekanan udara tidak drop.

3.4.3 SOP Pengoperasian Stop

PROSEDUR STOP
No Instruksi Gambar Keterangan
.
1 Tekan Stop
Tombol sequence
CONTROL akan
ON/OFF memerintahk
sampai an proses
lampu Stop purifier
Sequence menuju stop
berwarna
orange

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 21


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

2 Tunggu Indikasi OFF


beberapa menandakan
menit sampai proses
proses stop purifikasi
selesai. Jika sudah selesai
proses
selesai, panel
EPC akan
memunculka
n indikasi
OFF

3 Tekan
tombol OFF
SEPARATO
R
4 Tekan
tombol OFF
POMPA
PENYALUR
5 OFF NFB
HEATER
6 OFF MCB
SEPARATO
R, POMPA
SUPLAY,
TEGANGA
N 220 VAC
DAN
TEGANGA
N 24 VAC

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 22


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

BAB IV
PEMBAHASAN

PLTD merupakan pembangkit listrik konvensional yang menggunakan


bahan bakar utama adalah solar atau High Speed Diesel(HSD) dan minyak
residu(MFO) untuk menghasilkan tekanan udara dan membangkitkan gerak torak
pada diesel sehingga generator sinkron yang terkopel dapat menghasilkan listrik
dari gerak utama.

Purifier merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pemisah atau


penjernih cairan dari beberapa kotoran. Dengan putaran sentrifugal menyebabkan
kotoran yang mempunyai massa jenis lebih tinggi terpisah dari cairan tersebut.
Bagian-bagian dari purifier terbagi atas dua yakni bagian mekanik dan elektrik.
Bagian mekanik, melipui: bowl, vertical shaft, horizontal shaft, gear pump dan
water supplying device. Pada bagian elektrik, meliputi: automatic control panel,
multimonitor, panel starter motor, dan elektrik heater.

Standart operasional prosedur yang dibuat mencangkup operasional purifier


dari proses menyalakan sampai mematikan purifier. Serta standart untuk
pengecekan dan perbaikan komponen purifier. Pengecekan untuk mendeteksi
secara dini kerusakan yang terjadi pada purifier. Hasil dari analisa didapatkan 3
skenario untuk mengoptimalkan hasil minyak yang dipurifikasi. Pertama, dengan
meningkatkan temperature minyak. Kedua, tetap memasukkan minyak meskipun
suhunya rendah tetapi harus dalam pengawasan serta tidak boleh digunakan oleh
mesin. Dan ketiga adalah menurunkan debit untuk mendapatkan suhu tinggi,
kemudian diimbangi dengan menaikkan debit secara perlahan.

Pelumasan pada engine berfungsi untuk melumasi komponen-komponen


yang bergesakan dan mencegah berkaratnya bagian–bagian engine yang bergerak
translasi maupun rotasi. Tujuannnya untuk mempertahankan umur dan daya tahan
komponen sesuai dengan umur ekonomisnya.

Oil Pump
Oil pump yang paling banyak digunakan untuk sistem pelumasan engine
adalah tipe external gear pump atau trochoid pump. Tekanan oli pelumasan engine
berkisar antara 3 - 6 kg/cm2 selama pengoperasian engine dalam batas normal.
Debit oli yang disuplai ke sistem berkisar antara 50 - 300 liter/menit. Prinsip
kerjanya adalah gear berputar sesuai tanda panah, oli disisi inlet mengisi
kekosongan gigi-gigi dan rumahnya. Oli yang berada diantara gigi dan rumahnya
dipindahkan sesuai dengan gerakan gigi kesisi outlet.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 23


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

Oil Filter

Oli pelumas engine secara bertahap menjadi kotor karena membawa


partikel-partikel komponen yang bergesekan. Jika kotoran kotoran tersebut ikut
bersirkulasi bersama oli untuk melumasi, maka komponen yang lain akan menjadi
cepat aus. Untuk mencegah hal tersebut diatas, maka pada sistem pelumasan
diberi filter agar kotoran tersebut dapat disaring dan oli yang bersikulasi tetap
bersih.

Ada 2 macam oil filter, yaitu

- Cartridge type, elemen kertas menjadi satu dengan rumahnya dan cartridge type
with safety valve.
- The hanging type, elemen kertas terpisah dengan rumahnya.

Oil filter secara bertahap akan mengalami kebuntuan oleh partikel asing dan
kotoran. Kecepatan kebuntuan filter, tergantung cara penanganan olinya. Element
filter harus diganti secara berkala sesuai dengan standarnya. Selain oil filter, ada
juga yang namanya Bypass Filter yang berfungsi untuk menyaring oli dari oil pan
agar tetap bersih dan mencegah oil filter cepat buntu / membantu kerja oil filter.
Struktur bypass filter sama dengan oil filter hanya saja ukurannya lebih besar.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 24


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

• Lubricating Valve
Lubricating valve berfungsi untuk mengatur tekanan oli di dalam sistem dan
membatasi tekanan oli di dalam sistem.

• Oil Cooler
Kenaikan temperatur oli yang berlebihan menyebabkan kualitas dan kemampuan
oli sebagai pelumas menurun. Untuk mengatasi panas yang berlebihan pada oli
maka pada sistem pelumasan dipasanglah oil cooler. Struktur oil cooler ada dua
tipe, yaitu:

- Cylinder type. Pipa–pipa dengan sirip–sirip diatur sehingga membentuk silinder.


Oli mengalir di dalam pipa tersebut dan air pendingin mengalir disisi luar pipa
dengan arah yang berlawanan dengan aliran oli.
- Layer type

Sistem pelumasan Oil Pressure Relief Valve menggunakan beberapa bypass


dan relief valve untuk melindungi engine. Pressure relief valve membatasi tekanan
dan bypass valve memungkinkan oli mengalir ke komponen sekitar, ketika filter
tersumbat. Relief valve dan pompa akan mengatur tekanan kerja maksimum pada
sistem. Dengan membatasi tekanan maka akan dapat membantu mengurangi
kebocoran sehingga seal dapat tahan lama. Valve akan tetap pada posisi menutup
sampai tekanan oli dari pompa naik melebihi tekanan spring pada valve. Saat
tekanan pada sistem mencapai tekanan maksimum, oli akan mendorong valve dan
membuka aliran oli kembali ke oil pan sehingga tekanan oli tidak terus meningkat.
Bila tekanan oli masih terus naik, plunger akan bergerak lebih jauh sehingga
aliran oli menuju oil pan lebih banyak.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 25


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

 Purifier terdiri dari bagian mekanik yang bertugas memurnikan minyak


dan bagian elektrik yang mengontrol dan mendukung bagian mekanik
dalam proses pemurnian minyak.
 Kebocoran minyak yang sering terjadi pada purifier dapat diketahui
dengan mengaktifkan system safety alarm berupa leakage monitor.
 SOP yang dibuat meminimalkan terjadinya kesalahan dalam
pengoperasian purifier serta dapat mendeteksi secara dini kerusakan pada
purifier.
 Berdasarkan analisa yang dilakukan didapatkan skenario untuk mencegah
terjadinya kebocoran minyak serta mengoptimalkan hasil purifikasi.
 Jenis mesin yang digunakan pada unit PLTD PT. PLN (PERSERO)
SEKTOR TELLO adalah mesin diesel empat langah di mana langkah
kerjanya yaitu; langkah isap, langkah kompresi, langkah ekspansi dan
langkah pembuangan gas.
 Sistem-sistem pada PLTD yaitu:
 Sistem pendinginan
 Sistem udara masuk dan gas buang
 Sistem pelumasan
 Sistem bahan bakar
 Sistem starter

 Jenis Pemeliharaan yang dilakukan pada unit PLTD PT. PLN


(PERSERO) Sektor Tello adalah sebagai berikut :
a. Pemeliharaan terencana yang terdiri dari :
1. Pemeliharaan preventif, meliputi ;
a. Pemeliharaan periodik yang mencakup Top Overhoul,
Semi Overhoul, dan Mayor Overhoul.
b. Pemeliharaan periodik rutin yang mencakup service dan
inspeksi.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 26


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

2. Pemeliharaan korektif, meliputi :


a. Perbaikan
b. Penggantian
c. Penyempurnaan/modifikasi
b. Pemeliharaan tidak terencana

 PLTD Tello berkapasitas daya terpasang 3 x 16 MW, ketiga unit


pembangkit tersebut menggunakan bahan bakar solar (HSD) dan minyak
residu (MFO) dengan daya mampu saat ini untuk masing-masing unit
sekitar 8 MW karena mengalami degrade performance.
 Pada unit PLTD Tello pemanfaatan energi benar-benar dioptimalkan
untuk menghasilkan energi listrik. Hal ini terlihat antara lain
pemanfaatan oil yang telah digunakan untuk dibersihkan mengguanakan
sistem purifier sehingga didapatkan oli yang siap digunakan. Selain itu
air pendingin yang telah digunakan akan disalurkan ke kondensor untuk
didinginkan kembali.

5.2 Saran

Setelah melakukan kerja praktek penulis mengajukan beberapa usulan perbaikan


yang telah dipertimbangkan oleh penulis sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
system maintenance tersebut. Adapun usulan perbaikan dari penulis yaitu:

 Leakage Monitor alarm pada purifier sebaiknya selalu diaktifkan, karena pada
kondisi sebenarnya alarm tersebut jarang digunakan.
 Menggunakan ukuran gravity disc yang lebih kecil agar kapasitas purifier
bisa lebih banyak.
 Karena getaran ruang mesin yang tinggi, kutup bypass heater dan katup
output minyak yang digunakan untuk setting multimonitor sebaiknya diikat
dengan erat agar tidak berubah.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 27


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

 Mengingat besarnya manfaat program kerja praktek ini, kiranya perlu


dibentuk suatu lembaga atau bagian khusus untuk pelatihan atau kerja praktek
baik antara pihak institusi maupun pihak PLN sendiri, yang nantinya
berfungsi untuk memberikan pengarahan khusus dan program khusus bagi
peserta sesuai waktu pelaksanaan yang wajib diikuti dan diselesaikan yang
tentunya lebih mengarah kepada aplikasi lapangan, sehingga tujuan
pelatihan/kerja praktek tersebut dapat tercapai.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 28


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

DATA TEKNIS MESIN-MESIN SISTEM PURIFIER

1. Purifier (Type MOPX 213TGT-24-50)


- Manufacturing Number : 4037304
- Worm Wheel Saft : 1420-1500 r/m
- Techometer : - r/m
- Revolution Counter : 118-125 r/m
- Product Number : 881039-01-05
- Machine Top Part Number : 540416-81
- Separator Number : 540399-83
- Machine Bottom Part Number : 540225-77

2. Brushless Alternator
- Type : E-AF
- Output : 15750 KVA
- R.P.M : 428 rpm
- Hertz : 50 Hz
- Volts : 6300 V
- Ex.volts : 135 V
- Insulation Class : Armature F
- Rating : Cont.
- Phase :3
- Poles : 14
- Power Factor : 80 %
- Amp.s : 1443 A
- Field Amp.s : 655 A
- Amb.Temp : 40 oC
- Serial Number : 1H9792R2
- Date : 1984

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 29


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

DAFTAR PUSTAKA

 Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara, (1994), "Tugas Pokok,


Fungsi dan Susunan Organisasi Sektor Tello Pada Perusahaan Umum
Listrik Negara Wilayah VIII” PT. PLN (Persero) Wilayah VIII, Makassar.
 Yusuf, Laporan Praktek Kerja Lapangan pada PT.PLN (Persero)
WILAYAH VIII Sektor Tello. UNHAS, Makassar. 2004.
 http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27543-6408030007-Presentation.pdf
 http://www.gz-a.biz/2014/12/fungsi-sistem-pelumasan-lubrication.html?en
 Arismunandar, W. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. ITB Bandung.
1998.

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 30


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

LAMPIRAN

Foto 1, Purifier

Foto 2, EPC-41

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 31


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

Foto 3, Starter Control

Foto 4, Heater Control

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 32


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

Foto 5, Oil Feed Pump

Foto 6, Preheater

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 33


PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar

Foto 7, Selenoida

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin 34

Вам также может понравиться