Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PLN (Persero)
Wilayah Sulsel, Sultra & Sulbar Sektor Tello
Makassar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan umum dari kerja praktek ini kami lakukan adalah untuk
mengadakan perpaduan antara ilmu yang telah kami dapatkan di bangku
perkuliahan dengan kejadian-kejadian di lapangan sebagai objek penerapan
teori. Di samping itu merupakan suatu persyaratan untuk memenuhi
kurikulum pada Jurusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin Makassar.
b. Institusi mendapat alternatif calon karyawan yang telah dikenal mutu dan
kredibilitasnya.
Dalam mendapatkan data guna penyusunan laporan Kerja Praktek di PT. PLN
(PERSERO) wilayah SULSELRABAR Sektor Tello unit PLTD kami
menggunakan metode penulisan sebagai berikut:
1. Pengamatan di Lapangan.
2. Penelitian Kepustakaan
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
VISI :
MISI :
Pada bulan Juni 2003 PT. PLN Sektor Tello berubah nama menjadi PT.
PLN (PERSERO) UNIT BISNIS SULSELRA UNIT PEMBANGKITAN I
dimana Unit PLTD Bulukumba diserahkan pengelolaannya ke UNIT
PEMBANGKITAN II dan Unit GI / Transmisi diserahkan pengelolaannya ke
PLN UP2B, tetapi mendapat tambahan unit asuhan yaitu PLTD Kendari dan
PLTD Bau-bau, dan pada tahun 2004 PT. PLN UNIT PEMBANGKITAN I
berubah menjadi PT. PLN (PERSERO) WIL. SULSEL DAN SULTRA
SEKTOR TELLO.
Pada bulan Maret tahun 2007, Unit PLTD Kendari dan Unit PLTD
Bau-Bau memisahkan diri dari PLN Sektor Tello dan menjadi sektor
tersendiri yaitu Sektor Kendari. Perubahan dilakukan kembali pada bulan
November 2010, Unit PLTD Selayar yang semula merupakan Unit dari PLN
Sektor Bakaru bergabung menjadi Unit dari PLN Sektor Tello.
Pada bulan Mei 2012 Unit PLTU Barru yang semula merupakan Unit
dari PLN Sektor Bakaru bergabung menjadi Unit dari PLN Sektor Tello.
Tahun 2013, berdasarkan SK Direksi No. 570 .K/DIR/2012 tanggal 30
November 2012, Sektor Tello berubah menjadi Sektor Pembangkitan Tello
dengan struktur organisasi perubahan terlampir. Pada bulan Juli 2014, Unit
PLTU Barru dijasa O&M kan ke Indonesia Power.
KAPASITAS
JUMLAH
JENIS TERPASANG
LOKASI SENTRAL
PEMBANGKIT
MESIN (kW)
PLTU 2 25.000
PLTD 4 49.992
JUMLAH 21 304.328
BAB III
SISTEM PURIFIER
3.1 Sistem Purifier LO(Lube Oil)
a) Port A(PA0 – PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukkan
ADC
b) Port B(PB0 – PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu timer/counter, komparator analog, dan SPI.
c) Port C(PC0 – PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu TWI, komparator analog, dan timer oscillator.
d) Port D(PD0 – PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal, komunikasi
serial.
Keuntungan:
1. TRIAC dipicu oleh tegangan polaritas positif atau negatif yang diterapkan
di terminal gerbang.
Kekurangan:
TAHAP PERSIAPAN :
N INSTRUK GAMBAR KETERANG
O. SI AN
1 ON Pompa
Fresh
Water 2 di
Panel
MCC
COMMON
MHI.
Pastikan
selector
Switch
Auto
4 ON Modul
MCC
Centrifuge,
terletak di
Panel
MCC
5 Pastikan
Suplay
tegangan
48 VAC
dari Panel
Preheater
MHI.
Perhatikan
MCB
posisi ON.
6 Perhatikan
MCB di
panel relay
posisi ON.
PROSEDUR START :
N INSTRUK GAMBAR KETERANG
O. SI AN
1 ON MCB
SEPARAT
OR,
POMPA
SUPLAY,
TEGANGA
N 220 VAC
DAN
TEGANGA
N 24 VAC
2 ON NFB Pastikan
Heater Controller
Autonics ON
Ketika NFB
posisi ON
3 ON Pompa
Penyalur,
tunggu
sekitar 30
detik untuk
memastikan
sirkulasi oli
dari
sumptank
ke purifier
lancar.
4 Cek Tekanan akan
Tekanan fluktuatif yang
Input dipengaruhi
Heater oleh :
Normal (0.5
– 2.5 bar) 1. Temperature
OLI.
2. Operasional
Mesin
(RUN/STAND
BY)
3. Operasional
Pompa Oli
(ON/OFF)
4. Level oli
sumptank
Jika tekanan
isap dibawah
0.5 bar segera
laporkan ke
bagian HAR
untuk
pengecekan
pompa.
5 ON
Separator,
tunggu
beberapa
saat sampai
arus turun
ke 12- 14
Ampere
8 Cek debit
Input
Purifier
selama
proses
FEEDING
berlangsung
(normal 0.5
– 3 m3/h)
9 Cek Direkomendasi
tekanan kan pada
output tekanan 1.8-2.0
Purifier bar
selama
proses
FEEDING
berlangsung
(normal 0.5
– 3 bar)
10 Untuk Kondisi :
menaikkan - Jika tekanan
dan terlalu tinggi,
menurunka oli akan
n tekanan meluap/terbuan
output, g di sludge
gunakan - Jika tekanan
regulator oli terlalu
sambil rendah,
pengamatan kemungkinan
di meter oli meluap /
tekanan terbuang di
output sludge
(perhatikan di
sight glass)
1. Suplay air harus lancar (Pompa Fresh Water #2 operasi normal Auto);
2. Tekanan udara di botol angin diatas 10 bar dan udara control 6 bar.
3. Pengecekan di sight glass untuk mengantisipasi luapan oli pada saat
feeding.
4. Memastikan katup 3 jalan menutup sempurna sesuai gambar :
PROSEDUR STOP
No Instruksi Gambar Keterangan
.
1 Tekan Stop
Tombol sequence
CONTROL akan
ON/OFF memerintahk
sampai an proses
lampu Stop purifier
Sequence menuju stop
berwarna
orange
3 Tekan
tombol OFF
SEPARATO
R
4 Tekan
tombol OFF
POMPA
PENYALUR
5 OFF NFB
HEATER
6 OFF MCB
SEPARATO
R, POMPA
SUPLAY,
TEGANGA
N 220 VAC
DAN
TEGANGA
N 24 VAC
BAB IV
PEMBAHASAN
Oil Pump
Oil pump yang paling banyak digunakan untuk sistem pelumasan engine
adalah tipe external gear pump atau trochoid pump. Tekanan oli pelumasan engine
berkisar antara 3 - 6 kg/cm2 selama pengoperasian engine dalam batas normal.
Debit oli yang disuplai ke sistem berkisar antara 50 - 300 liter/menit. Prinsip
kerjanya adalah gear berputar sesuai tanda panah, oli disisi inlet mengisi
kekosongan gigi-gigi dan rumahnya. Oli yang berada diantara gigi dan rumahnya
dipindahkan sesuai dengan gerakan gigi kesisi outlet.
Oil Filter
- Cartridge type, elemen kertas menjadi satu dengan rumahnya dan cartridge type
with safety valve.
- The hanging type, elemen kertas terpisah dengan rumahnya.
Oil filter secara bertahap akan mengalami kebuntuan oleh partikel asing dan
kotoran. Kecepatan kebuntuan filter, tergantung cara penanganan olinya. Element
filter harus diganti secara berkala sesuai dengan standarnya. Selain oil filter, ada
juga yang namanya Bypass Filter yang berfungsi untuk menyaring oli dari oil pan
agar tetap bersih dan mencegah oil filter cepat buntu / membantu kerja oil filter.
Struktur bypass filter sama dengan oil filter hanya saja ukurannya lebih besar.
• Lubricating Valve
Lubricating valve berfungsi untuk mengatur tekanan oli di dalam sistem dan
membatasi tekanan oli di dalam sistem.
• Oil Cooler
Kenaikan temperatur oli yang berlebihan menyebabkan kualitas dan kemampuan
oli sebagai pelumas menurun. Untuk mengatasi panas yang berlebihan pada oli
maka pada sistem pelumasan dipasanglah oil cooler. Struktur oil cooler ada dua
tipe, yaitu:
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Leakage Monitor alarm pada purifier sebaiknya selalu diaktifkan, karena pada
kondisi sebenarnya alarm tersebut jarang digunakan.
Menggunakan ukuran gravity disc yang lebih kecil agar kapasitas purifier
bisa lebih banyak.
Karena getaran ruang mesin yang tinggi, kutup bypass heater dan katup
output minyak yang digunakan untuk setting multimonitor sebaiknya diikat
dengan erat agar tidak berubah.
2. Brushless Alternator
- Type : E-AF
- Output : 15750 KVA
- R.P.M : 428 rpm
- Hertz : 50 Hz
- Volts : 6300 V
- Ex.volts : 135 V
- Insulation Class : Armature F
- Rating : Cont.
- Phase :3
- Poles : 14
- Power Factor : 80 %
- Amp.s : 1443 A
- Field Amp.s : 655 A
- Amb.Temp : 40 oC
- Serial Number : 1H9792R2
- Date : 1984
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Foto 1, Purifier
Foto 2, EPC-41
Foto 6, Preheater
Foto 7, Selenoida