Вы находитесь на странице: 1из 9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmatnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun makalah ini berisi
mengenai PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA MASA REMAJA USIA SEKOLAH
MENENGAH. Proses perkembangan perilaku dan pribadi dipengaruhi oleh tiga factor dominan
yaitu factor bawaan (hereditas), kematangan (maturation), dan lingkungan (environment)
termasuk belajar dan latihan (training adlearning).
Semoga makalah ini berguna bagi pembaca dalam penulisan makalah selanjutnya dan
saya menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu saya mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan isi makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kami
dan terlebih pembaca. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Medan,10 Oktober 2014


Tim Penyusun

Kelompok VIII

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anakmenuju masa dewasa. Hall
berpendapat bahwa masa remaja ini sebagai masa ‘’strom and stres’’. Ia menyatakan bahwa
selama masa remaja banyak masalah yang dihadapibahwa remaja itu berupaya menemukan jati
dirinya (identitasnya) kebutuhan aktualisasi diri. Usaha penemuan jati diri remaja dilakukan
dengan berbagai pendekatan, agar ia dapat mengaktualisasi diri dengan baik.
Hampir semua remaja dalam perkembangannya mengalami masalah, hanya saja masalah
itu ada yang wajar, ada yang sedang dan ada yang berat. Remaja yang bermasalah wajar adalah
tingkah laku yang secara psikologis masih dalam batas cirri-ciri pertumbuhan dan
perkembngannya masalah. Bertaraf menengah adalah remaja yang mengalami masalah yang juga
masih berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Maslah taraf menengah ini
timbul karena tidak mampuan remaja menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada
perkembangannya dan adanya tekanan dari lingkungan biasanya ditandai dengan tingkah laku
agresif atau witdrowal; mereka merasa tidak aman, melamun, ada kalanya kekanak-kanakan.

B. TUJUAN
 Mengetahui masalah-masalah yang timbul pada remaja
 Memahami proses perkembangan prilaku dan pribadi pada masa remaja
 Menjelaskan factor-faktor yang menyebabkan terjadinya masalah pada remaja

BAB II
PEMBAHASAN
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anakmenuju masa dewasa. Dan
merupakan individu yang terentang pada periode perkembangan sejak berakhirnya masa anak
sampai datangnya awal masa dewasa. Masa remaja berlangsung sekitar 11/12 tahun s.d 18/20
tahun Hall berpendapat bahwa masa remaja ini sebagai masa ‘’strom and stres’’. Ia menyatakan
bahwa selama masa remaja banyak masalah yang dihadapibahwa remaja itu berupaya
menemukan jati dirinya (identitasnya) kebutuhan aktualisasi diri. Usaha penemuan jati diri
remaja dilakukan dengan berbagai pendekatan, agar ia dapat mengaktualisasi diri dengan baik.
Liku-liku perkembangan yang ekstrem merupakan masalah yang tidak mudah diatasi dan oleh
individu yang bersangkutan maupun masyarakat secara keseluruhan (Sunarto, Agung. 2008:14) .
Masa remaja juga disebut masa adolesensi yang berate tumbuh kea rah dewasa. Masa
remaja itu merupakan masa transisi, baik dari sudut biologis, psikologs social, maupun
ekonomis. Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan gejolak dan keguncangan. Pada
masa ini timbul minat kepada lawan jenisnya dan secara biologis alat kelaminnya sudah
produktif ( Djaali, 2011:55).

Tujuh tipe perkembangan remaja (Djaali,2011:29):


1. Tipe intelektual. Mampu mengendalikan diri, bertanggung jawab, dan berkesadaran tinggi.
2. Tipe kalem. Mampu mengendalikan diri, bertanggung jawab, dan berkesadaran rendah.
3. Tipe perenung. Dapat dikendalikan, bertanggugjawab, dan berkesadaran tinggi.
4. Tipe pemuja. Sukar dikendalikan, bertanggung jawab, dan berkesadaran rendah.
5. Tipe ragu-ragu. Dapat dikendalikan, kurang bertanggung jawab, dan berkesadaran rendah.
6. Tipe sok bias. Sukar dikendalikan, bertangung jawab, dan berkesadaran rendah.
7. Tipe persa. Sukar dikendalikan
Beberapa diantaaranya adalah sebagai berikut:

A. MASALAH REMAJA YANG BERTALIAN DENGAN PERKEMBANGAN


FISIK DAN PSIKOMOTORIK
Implikasi perkembangan psikomotor dan fisik masa anak dalam pendidikan misalnya
dalam membimbing remaja dalam tugas perkembangan masa remaja , yaitu Mencapai hubungan
yang lebih matang dengan teman sebaya. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif. Mencapai kemandirian emosional
dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi. Memilih dan
mempersiapkan karier. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga. Mengembangkan
keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara. Mencapai
perilaku yang bertanggung jawab secara sosial. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika
sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku. (Sunarto,2008:14)
Masalah yang Mungkin Timbul Karena Perkembangan Fisik dan Psikomotorik :
Kecanggungan remaja dalam bergaul bahkan dengan orang dewasa sekalipun
Gejala emosional seperti ada rasa malu saat menstruasi
Pemuasan biologis yang tidak tepat
Perkembangan fisik hormoral dan hormoral yang cepat menimbulkan goncangan : masa badai
dan topan
Upaya yang dapat mengubah sikap dan perilaku keanak-anakan menjadi sikap dan perilaku
dewasa, tidak semuanya mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki maupun perempuan.
Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubhan fisiknya.
Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya. Hali ini disebakan pertumbuhan
tubuhnya dirasa kurang serasi.
Perkembangan fungsi seks pada masa ini pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja
untuk memahaminya, sehingga sering terjadi salah tingakah dan perilaku yang menentang
norma.
Dalam memasuki kehidupan masyarakat, remaja yang terlalu mendambakan kemandiriannya,
dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi maslah kehidupan.

B. MASALAH REMAJA DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA DAN


PERILAKU KOGNITIF
Pada masa remaja awal ditandai dengan perkembangan kemampuan intelektual yang
pesat. Namun ketika, si remaja tidak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan
intelektual, terutama melalui pendidikan di sekolah, maka boleh jadi potensi intelektualnya tidak
akan berkembang optimal. Begitu juga masa remaja, terutama remaja awal merupakan masa
terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Dalam psikologi kognitif bahasa menjadi
salah satu objek materialnya, karena bahasa merupakan perwujutan dan fungsi-fungsi kognitif
(Gunarsa,1987:136)
Namun dikarenakan keterbatasan kesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan
si remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi
sekarang ini, penguasaan bahasa asing merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan
hidup dan karier seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam pengembangan
ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit-banyak berpengaruh terhadap
kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan kognitif dan bahasa dapat
berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian lainnya.
Masalah-masalah yang mungkin timbul berhubungan dengan perkembangan bahasa dan
perilaku kognitif.
Bagi individu-individu tertentu, mempelajari bahasa asing bukanlah hal yang menyenangkan.
Kelemahan-kelemahan dalam fonetik misalnya, juga dapat merupakan bahan semacam
cemoohan, yang bukan mustahil berakibat sikap negatif terhadap pelajaran dan guru bahasa
asing yang bersangkutan, benci pelajarannya dan juga terhadap gurunya.
Intelegensi juga merupakan kapasitas dasar belajar, bagi yang dianugerahi IQ yang tinggi
(superior) atau di bawah rata-rata (slow learners), kalau kurang bimbingan yang memadai akan
membawa ekses psikologis (underachiever-prestasinya di bawah kapasitasnya karena malas atau
nakal ; inferiority conflex – rasa rendah diri karena tidak pernah mastery atau mencapai hasil
yang diharapkan dalam belajarnya).
Kadang-kadang terjadi ketidakselarasan, antara keinginan dan minat seseorang dengan bakat
khusus (aptitudes)-nya, sering membawa kesulitan juga dalam memilih program/jurusan/jenis
sekolah yang akan dimasukinya. Banyak kegagalan studi mungkin bersumber pada pilihan yang
kurang tepat ini.

C. MASALAH REMAJA DENGAN PERKEMBANGAN PERILAKU SOSIAL,


MORALITAS, DAN KEAGAMAAN
Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai
dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer
group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia sebagai
isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan
sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan
dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya,
namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di
sekolah.
Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya
keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan
dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua,
terutama secara ekonomis. Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial yang
dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin
hubungan khusus dengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan
penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai dengan
adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak
terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan
lingkungannya.
Seseorang dengan perasaan-perasaan yang secara sensitive halus, tetapi tidak
berkembang juga akan mudah larut dalam kesedihan tanpa alas an atau dalam kekuatan-kekuatan
lain yang tak dkenal (Walt,donal.2004:166).

D. MASALAH PADA REMAJA DENGAN PERKEMBANGAN PERILAKU


AFEKTIF, KONATIF, DAN KEPRIBADIAN
Masalah yang timbul berhubungan dengan perkembangan perilaku afektif, konatif dan
kepribadian.
Mudah sekali digerakkan untuk melakukan gerakan atau kegiatan dekstruktif yang spontan
untuk melampiaskan ketegangan instutif emosionalnya meskipun ia tidak mengetahui maksud
yang sebenarnya dari tindakan-tindakannya itu. Mudah terlibat kegiatan-kegiatan masa remaja.
Ketidakmampuan menegakkan kata hatinya membawa akibat sukar terintregasikan dan sintesis
fungsi-fungsi psikofisiknya, yang berlanjut akan sukar pula menemukan identitas pribadinya. Ia
akan hidup dalam suasana adolencentimes (remaja yang berkepanjangan) meskipun usianya
sudah menginjak dewasa.
Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai sistem kepribadian yang
merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Di luar sistem kepribadian anak seperti
perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, pengaruh media massa, keluarga, sekolah,
teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma masyarakat tidak dapat diabaikan dalam proses
pembentukan kepribadian tersebut. Pada masa remaja, seringkali berbagai faktor penunjang ini
dapat saling mendukung dan dapat saling berbenturan nilai.
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem
yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan
terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesar adalah
karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan berskplorasi. Perilaku remaja seperti
antisocial seperti suka mengganggu, mencuri, berbohong, kejam dan agresif adalah sebagian
darimasalah-masalah yang bias menyebabkan keprihatinan. Perilaku semacam ini sering terjadi
dikota-kota besar dripada dikota-kota kecil atau daerah peesaan. Sebabnya mungkin bermacam-
macam dan banyak bergantung pada budayanya. Akan tetapi perilaku antisocial umunya lebih
mendasar adalah pengaruh buruk teman, kedisiplinan yang salah dari orang tua, kemungkianan
bila terlalu keras dan terlalu lunak (Lask, Bryan. 1991:122)

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Masa remaja adalah suatu masa dimana seorang anak mengalami pembentukan jati diri /
karakter dirinya. Karena dalam masa tersebut seorang anak akan mengalami masa pubertas, masa
pubertas itu masa dimana seorang anak akan mengalami kebebasan hidupnya di masa tersebut.
Dia akan merasakan gimana itu kehidupan di masa remaja dan meninggalkan masa mudanya,
di masa remaja dia pasti merasakan masalah percintaan, keluarga, maupun lingkungannya.
Karena itulah masa remaja ini sangat berpengaruh bagi yang mereka beranjak remaja agar di
masa selanjutnya mereka bisa menata kehidupan mereka yang lebih baik dan lebih matang lagi.
Remaja yang mengalami masalah berat/kuat disebabkan oleh dorongan yang saling
bertentangan dalam diri mereka. Mereka menjadi anak yang mengundurkan diri dan agresif
bahkan dapat memunculkan tingkah laku yang menyimpang secara social, seperti mencuri,
merusak, ada juga yang melakukan kelainan seks. Tingkah laku mengundurkan diri dapat
berujud kecenderungan putus asa, merasa tidak aman, sangat peka, mudah terluka, cepat
tersinggung dan membesarkan kekurangannya sendiri.
SARAN
Makalah ini diambil dari berbagai sumber, untuk mendalami isi makalah ini dapat dibaca
dalam buku rujukan yang terlampir dalam daftar pustaka. Sehubung dengan masih sedikitnya
pengalaman si penulis, kelompok viii jadi kami sangat mengharapkan kritikan yang membangun
demi perbaikan makalah saya kedepannya. Atas kesediaan Bapak/ibu dalam membaca makalah
ini saya mengucapkan terimakasih.
Daftar Pustaka
Djaali,H. 2011. Psikologi pendidikan. Jakarta : PT bumi Aksara.
Sunarto, Agung.2009. Kebutuhan Remaja, Masalah, dan Konsekuensinya.Jakarta: Rineka Cipta.
Walt, Donald.2014. Education For life. Jakarta: gramedia Pustaka Utama.
Gunarsa,singgih. 1987. Dasar Dan teori Perkembangan Anak. Jakarta: gunug Mulia.
Lask, Bryan. 1991. Memahami Dan Mengatasi Masalah Anak Anda. Jakarta: gramedia
www.google.com

Вам также может понравиться