Вы находитесь на странице: 1из 6

JPPM Vol. 10 No.

1 (2017)

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN


MASALAH PADA MATERI HIMPUNAN DITINJAU
DARI GAYA KOGNITIF
Restu Lusiana
Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun

restu.87.rl@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to find any errors that is often done by students in problem solving of mathematics on
the set of the material is reviewed from cognitive style. Cognitive styles are divided into cognitive style of
Field Independence and Field Dependence. The research is conducted for students of IKIP PGRI
Madiun. The forms of research which is used in this research is a qualitative research, with a research
strategy is descriptive qualitative. Subjects of research is by using sample selection, it is aimed
(purposive sample), it is selected four subjects of research, 2 subjects have cognitive style of Field
Independence and 2 subjects have cognitive style of Field Dependence. Technique of collecting data is by
using the test method includes a written test and GEFT, interview and documentation. Technique validity
data is by using triangulation techniques with the steps in data analysis is data reduction, data
displaying, and verification. The result of this research can be described, as follows: the students who
have cognitive style of Field Independence tend to make error in organizing the data and get error in
conclusion drawing, while the students who have cognitive style of Field Dependence tend to make a
procedural error in using the work procedures, get errors in organizing data, get errors in conducting
manipulation systematically and get errors in conclusion drawing.

Keywords: Student Errors, Problem Solving, Sets, Cognitive Style.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan apa saja yang sering dilakukan mahasiswa dalam
memecahkan masalah matematika pada materi himpunan ditinjau dari gaya kognitif. Gaya kognitif dibagi
menjadi gaya kognitif Field Independence dan gaya kognitif Field Dependence. Penelitian dilakukan
pada mahasiswa semester III program studi pendidikan matematika IKIP PGRI Madiun tahun ajaran
2015/2016. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan
strategi penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Subjek penelitian menggunakan pemilihan sampel bertujuan
(purposive sample), dipilih 4 subjek penelitian, 2 subjek memiliki gaya kognitif Field Independence dan 2
subjek memiliki gaya kognitif Field Dependence. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
metode tes yang meliputi tes tertulis dan GEFT, metode wawancara dan dokumentasi. Pemeriksaan
keabsahan data dengan teknik triangulasi metode dengan langkah-langkah dalam analisis data adalah
reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.Hasil penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut:
mahasiswa dengan gaya kognitif Field Independence cenderung melakukan kesalahan dalam
mengorganisasikan data dan kesalahan dalam menarik kesimpulan, sedangkan mahasiswa dengan gaya
kognitif Field Dependence cenderung melakukan kesalahan prosedural dalam menggunakan prosedur
pekerjaan, kesalahan dalam mengorganisasikan data, kesalahan dalam melakukan manipulasi secara
sistematis dan kesalahan dalam menarik kesimpulan.

Kata kunci: Kesalahan Mahasiswa, Pemecahan Masalah, Himpunan, Gaya Kognitif.

24
Restu Lusiana

A. PENDAHULUAN
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan kesalahan ketika dihadapkan soal pemecahan
Teknologi (IPTEK) yang semakin cepat masalah, khususnya pada materi himpunan.
menuntut setiap manusia untuk mampu Mahasiswa kurang mampu dalam
menyesuaikan diri guna mengikuti mengaplikasikan konsep himpunan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi, serta baik. Mahasiswa belum memahami konsep
mampu memecahkan masalah yang yang seharusnya sudah ia pahami.
dihadapinya secara cermat, tepat dan kreatif. Mahasiswa masih kesulitan memahami dan
Guna mengimbangi tuntutan laju membedakan definisi dari macam-macam
perkembangan IPTEK tersebut, kiranya operasi himpunan. Mahasiswa kurang
seseorang sangat perlu memahami, melatih memahami pemecahan masalah khususnya
diri agar terampil dalam memecahkan pada materi himpunan yang berkaitan dengan
masalah yang muncul pada kehidupan sehari- penerapan dalam keseharian sehingga nilai
hari. Pemecahan masalah yang berkaitan yang diperoleh mahasiswa tidak mencapai
dengan IPTEK tidak terlepas dari mata Standar Ketuntasan Minimum (SKM).
pelajaran matematika. Matematika Hampir 50% mahasiswa yang tidak tuntas
merupakan sebuah ilmu yang selalu dalam menyelesaikan soal aplikasi konsep
berhubungan dengan kehidupan dimana himpunan.
siswa berada. Namun, matematika dianggap Mahasiswa mengalami beberapa
sebagai pelajaran yang sulit karena harus kesalahan dalam menyelesaikan soal, dan ini
berhadapan dengan rumus yang sukar diingat dapat dijadikan salah satu petunjuk untuk
dalam menyelesaikan suatu persoalan. mengetahui sejauh mana mahasiswa
Meskipun demikian, semua orang harus menguasai materi. Adanya kesalahan-
mempelajari matematika sebagai sarana kesalahan tersebut perlu diidentifikasi dan
untuk memecahkan masalah dalam dicari solusinya. Mahasiswa dituntut untuk
kehidupan sehari-hari. berfikir dan bekerja keras serta harus
Menurut Cornelius (Abdurrahman, merencanakan langkah-langkah apa saja yang
2012: 204) mengemukakan lima alasan harus ditempuh guna memecahkan masalah
perlunya belajar matematika karena secara sistematis.
matematika merupakan (1) sarana berfikir Menurut Polya (1973, xvi) langkah-
yang jelas dan logis, (2) sarana untuk langkah yang perlu diperhatikan dalam
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, pemecahan masalah adalah (1) pemahaman
(3) sarana mengenal pola-pola hubungan terhadap masalah, (2) perencanaan
dengan generalisasi pengalaman, (4) sarana pemecahan masalah, (3) melaksanakan
untuk mengembangkan kreatifitas, dan (5) pemecahan masalah, (4) melihat kembali
sarana untuk meningkatkan kesadaran kelengkapan pemecahan masalah. Sementara
terhadap perkembangan budaya. itu cara seseorang dalam mendekati masalah
Banyak siswa yang masih merasa atau menghadapi tugas-tugas yang diberikan
kesulitan dalam memecahkan permasalahan dapat dilihat dari gaya kognitifnya.
matematika. Kesulitan yang dialami siswa Gaya kognitif merupakan variabel
menyebabkan terjadinya kesalahan sewaktu penting yang mempengaruhi pilihan-pilihan
menjawab soal-soal yang diberikan. Menurut mahasiswa dalam bidang akademik,
Apriliawan (2013), tipe-tipe kesalahan yang kelanjutan perkembangan akademik,
dilakukan siswa dalam menyelesaikan bagaimana mahasiswa belajar serta
masalah diklasifikasikan sebagai: (1) bagaimana mahasiswa dan dosen berinteraksi
kesalahan menginterpretasi bahasa, (2) di dalam kelas. Gaya kognitif adalah istilah
kesalahan konsep, (3) kesalahan teknis, (4) yang digunakan dalam psikologi kognitif
kesalahan kealpaan. Adanya kesalahan- untuk menggambarkan cara individu berfikir,
kesalahan yang dilakukan siswa memahami dan mengingat informasi. Gaya
mengakibatkan pada menurunnya nilai siswa kognitif dibedakan berdasarkan perbedaan
dalam mata pelajaran matematika. psikologis yakni gaya kognitif Field
Berdasarkan observasi dan wawancara Independence (FI) dan gaya kognitif Field
dengan mahasiswa program studi pendidikan Dependence (FD). Gaya kognitif Field
matematika semester 3 IKIP PGRI Madiun, Independence yaitu gaya kognitif seseorang
sebagian besar mahasiswa mengalami dengan tingkat kemandirian yang tinggi

25
Analisis Kesulitan Mahasiswa

dalam mencermati suatu rangsangan tanpa dalam gaya kognitif, dosen dapat
ketergantungan dari guru. Sedangkan gaya merencanakan suatu solusi yang dapat
kognitif Field Dependence yaitu gaya digunakan untuk meminimalisir kesalahan
kognitif seseorang yang cenderung dan yang dilakukan mahasiswa dalam
sangat bergantung pada sumber informasi penyelesaian masalah khususnya materi
dari guru. Perbedaan antara kedua gaya himpunan. Oleh karena itu, perlu adanya
kognitif tersebut dipandang dari segi kesempatan melakukan suatu penelitian
kebergantungan kepada penjelasan guru akan tentang analisis kesalahan mahasiswa dalam
menyebabkan kesalahan yang berbeda pula memecahkan masalah pada materi himpunan
terutama dalam pembelajaran matematika. ditinjau dari gaya kognitifnya.
Berdasarkan uraian di atas, dengan
mengetahui adanya perbedaan individual

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan purposive sampling.
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian Purposive sampling adalah teknik penentuan
diskriptif untuk mengetahui kesalahan sampel dengan pertimbangan tertentu
mahasiswa dalam memecahkan masalah pada (Sugiyono, 2015: 300). Untuk
materi himpunan ditinjau dari gaya kognitif. mengklasifikasikan siswa ke dalam
Penelitian kualitatif (naturalistic inquiry) kelompok gaya kognitif Field Dependence
menurut Bogdan dan Guba (Suharsaputra, dan gaya kognitif Field Independence
2012: 181) adalah prosedur penelitian yang digunakan tes gaya kognitif yang biasa
menghasilkan data deskriptif berupa kata- disebut GEFT. Penskoran pada tes GEFT
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan menggunakan patokan yang dikemukakan
perilaku yang dapat diamati. oleh Norman et all (dalam Kamalia, 2009:
Sedangkan menurut Norman (dalam 24), yang menyatakan bahwa siswa yang
Patilima, 2013: 3) penelitian kualitatif skornya kurang dari 50% dari skor maksimal,
merupakan fokus perhatian dengan beragam diklasifikasikan sebagai siswa yang memiliki
metode, yang mencakup pendekatan gaya kognitif Field Dependence. Sedangkan
interpretatif dan naturalistik terhadap subjek siswa yang skornya lebih besar dari 50% dari
kajiannya. Artinya peneliti kualitatif skor maksimal diklasifikasikan sebagai siswa
mempelajari benda-benda di dalam konteks yang mempunyai gaya kognitif Field
alamiahnya, yang berupaya untuk Independence. Dengan ketentuan skor
memahami, atau menafsirkan, fenomena maksimal adalah 18, dimana skor maksimal
dilihat dari sisi makna yang dilekatkan pada tersebut adalah jumlah total dari soal yang
manusia (peneliti) kepadanya. Penelitian telah diberikan.
kualitatif mencakup penggunaan subjek yang Berdasarkan pada patokan yang
dikaji dan kumpulan berbagai data empiris- dikemukakan oleh Norman et all, maka dapat
studi kasus, pengalaman pribadi, introspeksi, dibuat rentang skor untuk menentukan mana
perjalanan hidup, wawancara, teks-teks hasil individu yang memiliki gaya kognitif FI dan
pengamatan, historis, interaksional, dan FD sebagai berikut:
visual yang menggambarkan saat-saat dan a. 0 ≤ Field Dependence ≤ 9
makna keseharian dan problematis dalam b. 10 ≤ Field Independence ≤ 18
kehidupan seseorang. Penentuan subjek juga
Dalam penelitian ini, yang menjadi mempertimbangkan nilai UTS serta
subjek penelitian adalah 4 mahasiswa yang memperhatikan pertimbangan dosen yang
diambil dari kelas III A yang terdiri dari 2 berkaitan dengan kemampuan subjek untuk
mahasiswa dengan gaya kognitif tipe Field mengemukakan pendapat atau jalan
Independence (FI) dan 2 mahasiswa dengan pikirannya secara lisan maupun tulisan. Hal
gaya kognitif tipe Field Dependence (FD). ini bertujuan agar diperoleh subjek yang
Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan dapat mendukung keterlaksanaan penelitian.

26
Restu Lusiana

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan analisis jawaban tes dan kesalahan yang dapat disajikan dalam bentuk
wawancara yang dilakukan peneliti tentang tabel sebagai berikut.
kesalahan mahasiswa, ditemukan perbedaan
Tabel 1. Kesalahan Mahasiswa Dalam Memecahkan Masalah
Tipe Gaya Kognitif
Tipe Kesalahan
FI FD
Kesalahan prosedural dalam menggunakan prosedur x 
pekerjaan
Kesalahan dalam mengorganisasikan data  
Kesalahan dalam melakukan manipulasi secara x 
sistematis
Kesalahan dalam menarik kesimpulan  

Temuan penelitian pada masing- PMR saja dengan cara menguranginya


masing kelompok gaya kognitif dijabarkan dengan yang memilih kedua ekstrakurikuler.
pada setiap tahap pemecahan masalah Dari jawaban subjek FI tersebut terlihat
sebagai berikut: bahwa dalam merencanakan pemecahan
1. Tahap Memahami Masalah masalah subjek FI sudah bisa menentukan
Berdasarkan analisis terhadap hasil tes penyelesaian soal secara mandiri. Hal
dan wawancara, dalam memahami masalah tersebut sesuai dengan yang dikemukakan
subjek Field Independence(FI) dapat oleh Witkin (dalam Desmita 2009: 150)
menjelaskan apa yang diketahui dan bahwa karakter pembelajaran siswa tipe FI
ditanyakan dari permasalahan. Hal tersebut biasanya lebih mampu memecahkan masalah
sesuai dengan yang dikemukakan oleh tanpa instruksi dan bimbingan eksplisit.
Desmita (2009: 148) bahwa seseorang Sedangkan subjek FD kurang mampu
dengan tipe FI lebih menerima bagian-bagian memilih strategi yang akan digunakan untuk
terpisah dari pola menyeluruh dan mampu menyelesaikan soal. Misalkan pada soal
menganalisa pola ke dalam komponen- nomor 2, subjek FD tidak dapat
komponennya. Dalam hal ini subjek mampu merencanakan bahwa untuk menghitung
menganalisa informasi-informasi penting jumlah siswa yang memilih pramuka saja dan
yang ada dalam soal dimana subjek mampu yang memilih PMR saja harus menghitung
memilah mana yang diketahui dan mana jumlah siswa yang memillih kedua
yang ditanyakan dari suatu permasalahan. ekstrakurikuler terlebih dahulu. Hal ini sesuai
Sementara itu subjek Field Dependence (FD) dengan yang dikemukakan oleh Witkin
kurang mampu menjelaskan apa yang (dalam Desmita 2009: 150) bahwa karakter
diketahui dan ditanyakan dari suatu pembelajaran siswa dengan tipe FD mungkin
permasalahan sehingga hal tersebut berakibat memerlukan instruksi lebih jelas mengenai
pada kesalahan dalam hasil pekerjaan subjek. bagaimana memecahkan masalah. Jadi subjek
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan FD harus diberikan arahan mengenai cara
Desmita (2009: 148) bahwa siswa dengan menyelesaikan soal, apa saja langkah-
tipe FD sulit untuk memfokuskan pada satu langkah yang harus diselesaikan untuk
aspek dari satu situasi, atau menganalisa pola memperoleh hasil akhir yang benar.
menjadi bagian-bagian yang berbeda. 3. Melaksanakan Perencanaan
2. Tahap Perencanaan Masalah Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis terhadap hasil tes Berdasarkan analisis terhadap hasil tes
dan wawancara, dalam perencanaan dan wawancara, dalam melaksanakan
pemecahan masalah subjek FI dapat memilih perencanaan pemecahan masalah subjek FI
strategi yang akan digunakan untuk mampu menggunakan langkah-langkah
menyelesaikan suatu permasalahan. Misalkan pemecahan masalah yang telah direncanakan
pada soal nomor 2 subjek FI dapat dengan benar dan memperoleh hasil akhir
menyebutkan yang harus dicari terlebih yang tepat. Hal ini sesuai dengan yang
dahulu adalah yang menyukai kedua jenis diungkapkan oleh Hassan (dalam Vendiagrys
ekstrakurikuler. Kemudian menghitung yang 2015: 37) bahwa cara berpikir individu FI
memilih pramuka saja dan yang memilih menunjang penampilan yang lebih tinggi

27
Analisis Kesulitan Mahasiswa

dalam pemecahan masalah matematika kembali subjek dengan tipe FI memeriksa


dibandingkan individu FD. Sementara itu, kembali hasil pekerjaannya dengan sangat
siswa dengan tipe tidak mampu menemukan teliti sehingga memperoleh hasil
solusi dari permasalahan dengan tepat karena penyelesaian yang benar. Hal ini senada
rencana pemecahan masalah yang dibuat dengan yang dikemukakan oleh Vendiagrys
salah. Siswa dengan tipe FD menganggap (2015: 38) bahwa subjek FI memeriksa
soal nomor 2 diselesaikan dengan jawaban yang diperoleh pada setiap langkah
menggunakan cara yang sama dengan soal proses pemecahan masalah yang dilakukan
nomor 1, padahal seharusnya dalam soal dengan cara meneliti atau mengecek ulang
nomor 2 ada data yang jumlahnya dicari jawabannya, dan memperoleh jawaban yang
terlebih dahulu dengan membuat persamaan benar. Sedangkan siswa dengan tipe FD
dalam x. Dalam hal ini siswa dengan tipe FD memeriksa kembali hasil pekerjaannya
mudah terkecoh dengan informasi yang namun kurang teliti dalam melakukan
menyesatkan. Sesuai dengan yang pengecekan sehingga masih ditemukan
dikemukakan oleh Abdurrahman (2010: 173) kesalahan-kesalahan dalam proses
bahwa anak yang bertipe kognitif terikat pada pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan
lingkungan mudah terkecoh oleh informasi yang dikemukakan oleh Vendiagrys (2015:
yang menyesatkan sehingga persepsinya 39) bahwa siswa FD memeriksa jawaban
tidak akurat. yang diperoleh pada setiap langkah proses
4. Memeriksa Kembali pemecahan masalah yang dilakukan dengan
Berdasarkan analisis terhadap hasil tes cara meneliti atau mengecek ulang
dan wawancara, dalam tahap memeriksa jawabannya.

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan analisis terhadap 1. Bagi Dosen
kesalahan-kesalahan yang dilakukan Dosen harus menyadari bahwa
mahasiswa ditinjau dari gaya kognitif mahasiswa yang hadir di kelas
maka dapat diambil kesimpulan sebagai memilik gaya kognitif yang
berikut: berbeda. Adanya perbedaan
1. Mahasiswa dengan tipe gaya tersebut diharapkan agar dosen
kognitif FI cenderung melakukan memberikan arahan dan bimbingan
kesalahan dalam lebih kepada mahasiswa yang
mengorganisasikan data dan memiliki tipe Field Dependence
kesalahan dalam menarik untuk menyelesaikan masalah
kesimpulan. matematika.
2. Mahasiswa dengan tipe gaya 2. Bagi Mahasiswa
kognitif FD cenderung melakukan Untuk mahasiswa dengan gaya
kesalahan prosedural dalam kognitif FI hendaknya sering
menggunakan prosedur pekerjaan, berlatih mengerjakan soal yang
kesalahan dalam lebih menantang sedangkan untuk
mengorganisasikan data, kesalahan mahasiswa dengan gaya kognitif
dalam melakukan manipulasi secara FD hendaknya sering berlatih
sistematis dan kesalahan dalam mengerjakan banyak latihan soal,
menarik kesimpulan. khususnya sering berlatih
Berdasarkan kesimpulan dan hasil menganalisis informasi dalam soal.
penelitian ini, maka dapat disarankan
sebagai berikut.

28
Restu Lusiana

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2012.Anak Berkesulitan Ilmu Pendidikan Universitas Jember,


BelajarTeori, Diagnosis, Dan (online)(http://repository.unej.ac.id/h
Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta. andle/123456789/12758 diunduh
pada 21 Maret 2016)
Apriliawan, Agita, Sardulo Gembong,
Sanusi. 2013. Analisis Kesalahan Patilima, H. 2013. Metode Penelitian
Penyelesaian Soal Uraian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Matematika Siswa MTs Pada Pokok
Bahasan Unsur-Unsur Lingkaran. Polya, G. 1973. How To Solve It A New
Jurnal MIPA (Online), Aspect of Mathematical Method.
(http://ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/ Princeton, New Jersey: Princeton
sites/default/files/06.%20Jurnal%20 University Press.
Agita%20%28Pembimbing%20Pak
%20Gembong%20dan%20Pak%20S Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
anusi%29.pdf diunduh15 Maret Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
2016). Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik Panduan Bagi Orang Suharsaputra, U. 2012. Metode Penelitian
Tua dan Guru dalam Memahami Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan Bandung: Refika Aditama.
SMA. Bandung: Remaja Rosdakarya
Vendiagrys, L. 2015. Analisis Kemampuan
Kamalia, H. 2009. Hubungan Antara Gaya Pemecahan Masalah Matematika
Kognitif dan Tingkat Perkembangan Soal Setipe TIMSS Berdasarkan
Konsep Geometri Berdasarkan Teori Gaya Kognitif Siswa Pada
Van Hiele Siswa Kelas VII SMP Pembelajaran Model Problem Based
Negeri 2 Panji Tahun Ajaran Learning, (online),
2008/2009. Skripsi tidak diterbitkan. (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
Jember: Program Studi Pendidikan hp/ujmer/article/download/6905/499
Matematika Fakultas Keguruan dan 6 diunduh 7 Agustus 2016)

29

Вам также может понравиться