Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji dan syukur terucap hanya pada Allah SWT yang Maha Esa atas Ridhanya,
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas mengenai
Pengembangan Formularium Rumah sakit dan Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)
Kami mengucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, baik secara langsung
maupun tidak.
Bila dalam penyampaian makalah ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan
bagi pembaca, dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf yang setulusnya.
Kritik dan saran dari pembaca sebagai koreksi sangat kami harapkan untuk
perbaikan makalah ini kedepan. Semoga taufik, hidayah dan rahmat senantiasa
menyertai kita semua menuju terciptanya keridhaan Allah SWT.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI
...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latarbelakang...............................................................................................3
B. Rumusan
masalah..............................................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ..............................................................................................75
B. Saran ..............................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Fungsi pemantauan farmasi dan terapi tersebut dapat dilakukan oleh suatu
komite. Akan tetapi, disebabkan kerumitan dan kepekaan kebijkan dari tugas itu,
pelaksanaan fungsi tersebut selalu diberikan kepada suatu komite dari staf medik,
yang disebut panitia farmasi dan terapi (PFT).
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi sistem formulararium
2. Untuk mengetahui keuntungan sistem formularium
3. Untuk mengetahui cara pengadaan suatu sistem formularium
4. Untukmengetahuiisidanorganisasiformularium
5. Untuk mengetahui format dan penampilan formularium
6. Untuk mengetahui definisi panitia farmasi dan terapi
7. Untuk mengetahui peranan panitia farmasi dan terapi
8. Untuk mengetahui kebijakan panitia farmasi dan terapi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penyempurnaan pengobatan
2. Penurunan risiko
3. Penurunan biaya
4. Penyempurnaan suplai
Hal yang paling penting dalam hal ini yaitu untuk menyempurnakan
pengobatan pasien dengan menghilangkan obat yang kurang baik dan mengganti
dengan obat yang lebih baik melalui sistem kesehatan. Formularium harus juga
mengurangi risiko pengobatan tidak hanya dengan meniadakan obat yang kurang
baik atau berbahaya tetapi juga dengan meyakinkan bahwa penulis resep,
farmasis, dan perawat terbiasa dengan jumlah macam obat yang lebih kecil dan
mengetahui bagaimana menggunakannya dengan baik. Dua alasan ini seharusnya
menjadi alasan utama untuk setiap formularium dan harus didukung oleh semua
yang terlibat.Penurunan biaya mungkin juga merupakan manfaat formularium,
khususnya jika obat generik digunakan dari pada patennya yang ekivalen dan obat
sederhana digunakan daripada campuran yang kompleks. Biaya mungkin juga
turun dengan pengguanaan obat yang lebih lama beredar, obat yang terbukti baik
daripada yang lebih baru, yang dipasarkan dengan gencar tetapi bukan menjadi
alasan utama bagi sebuah formularium karena hal ini tidak dikritisi sebagai
penempatan dan sebelum perawatan pasien.Penurunan biaya harus dilihat sebagai
tambahan manfaat dan bukan alasan utama sebuah formularium. Jika sebuah
formularium digunakan suplai obat-obatan juga harus disempurnakan karena
rumah sakit akan membutuhkan persediaan yang lebih sedikit dan akan dapat
mengontrol pembelian dan distribusi obat lebih efektif.
Keuntungan yang pertama ialah karena para dokter san staf profesional
lainyya dengan keahlian bidang pokok utama untuk tiap kategori obat dapat
mengetahui obat yang secara rutin tersedia bagi perawatan penderita.Misalnya
seorang dokter spesialis penyakit dalam yang ingin menggunakan suatu obat mata
antiinfeksi, memilih di antara formulasi yang oleh dokter spesialis penyakit mata
paling dipercaya. Dalam hal ini, sistem formularium menyediakan suatu pencarian
keterangan tidak resmi tentang obat pilihan.Obat formularium pada umunya
adalah yang paling tepat, tetapi itu tidak dapat menjamin bahwa obat digunakan
untuk indikasi yang tepat pada dosis optimal atau untuk lama penggunaan yang
tepat.Oleh karena itu, suatu program EPO adalah suatu komponen dari suatu
sistem formularium yang dikelola dengan baik.
Sebuah formularium harus diawali dengan definisi cakupan yang jelas yang
padanya mendapat persetujuan yang luas. Hal ini akan mendorong penulis resep
yang ragu terhadap formularium untuk yakin terhadap sistem dan akan membantu
pengenalan bagian yang lebih kontroversial atau sulit. Sangatlah penting untuk
memperoleh keberhasilan awal.
Semua bagian formularium harus ditulis oleh pihak berwenang yang dihormati
pada bidangnya dan harus mendapat penyesuaian dengan pedoman nasional atau
internasional yang terkait.Juga harus mencerminkan pilihan dan kondisi setempat
dan dengan demikian ditawarkan untuk konsultasi diantara pengguna sebelum
diterapkan.Dalam sebagain sistem kesehatan, penulis resep tidak dapat dipaksa
untuk berpegang teguh terhadap formularium dan oleh karena itu harus
diyakinkan untuk menyetujuinya. Pertemuan resmi dan diskusi pribadi antara
sejawat keduanya penting dalam proses meyakinkan.
Formularium yang besar dapat gagal karena pengguna tidak menyukai cara
penyajiannya dan dengan demikian tidak menggunakannya. Formularium harus
juga sering dan mudah diperbarui dan oleh karena itu buku bendel yang mahal
tidak sesuai; catatan atau basis data computer lebih mudah untuk diubah secara
cepat dan murah. Penulis resep akan cepat kehilangan keyakinan dalam sistem
yang tidak mutakhir.
Sesuai dengan tujuan tersebut, formularium harus terdiri atas tiga bagian
pokok, yaitu:
3. lnformasi Khusus
Secara khas, bagian ini mengandung informasi yang tidak segera tersedia dari
sumber lain. Contoh jenis materi yang terdapat dalam bagian informasi khusus
antara lain:
Tidak ada format tunggal atau pengaturan yang harus diikuti oleh semua
formularium. Suatu formularium rumah sakit pada umumnya mempunyai
komposisi seperti tersebut dibawah ini:
1. Sampul luar dengan judul formularium; nama rumah sakit, tahun berlaku,
dan nomor edisi
2. Daftar isi
3. Kata pengantar
4. Cara menggunakan formularium
5. Informasi tentang kebijakan dan prosedur rumah sakit tentang obat (lihat
teks)
6. Produk obat yang disetujui PFT digunakan dirumah sakit
a. Sediaan obat yang ditambah dan dihapus sejak edisi terdahulu
b. Daftar acuan silang nama generik-dagang
a. Indeks produk obat berdasarkan penggolongan farmakologi/terapi dagang.
Obat nama dagang diuraikan, cukup diberikan catatan: “lihat ... (nama
genetic)”
7. Lampiran
Berisi informasi kusus (lihat teks)
Di suatu rumah sakit diperlukan suatu fungsi pemantaun farmasi dan terapi
yang mencakup;
2. Kategori Obat
Obat yang dievaluasi dan disetujui oleh PFT akan ditempatkan pada salah satu
kategori berikut.
a. Obat Formularium
Adalah obat yang telah tersedia secara komersial, yang direkomendasikan PFT
sebagai obat yang baik untuk perawatan penderita dengan penggunaan yang
telah ditetapkan dengan baikSetelah diterima sebagai suatu obat formularium
maka obat itu dapat ditulis oleh semua anggota staf medic rumah sakit.
b. Obat yang Disetujui dengan Syarat Periode Percobaan
Adalah obat yang telah tersedia secara komersial yang akan dievaluasi PFT
selama periode 6 atau 12 bulan sebelum pertimbangan akhir. Selama periode
ini, obat tersebut dapat ditulis oleh semua anggota staf medic.
c.Obat Formularium yang Dikhususkan
Adalah obat yang telah tersedia secara komersial yang direkomendasikan untuk
penggunaan dalam perawatan penderita yang dikhususkan.Obat dapat
ditempatkan dalam kategori ini oleh pengusul atau oleh PFT dan dapat ditulis
oleh dokter yang diberi wewenang.
d. Obat Investigasi
Adalah obat yang tidak tersedia secara komersial tetapi telah disetujui oleh
lembaga (pemerintah) yang berwenang untuk penggunaan khusus oleh peneliti
utama. Penyelidikan obat ini di rumah sakit harus disetujui oleh komite etis
dan PFT. Protokol dari studi investigasi ini harus diserahkan pada IFRS dan
obat tersebut disimpan dan di-dispensing oleh IFRS, jika diinginkan oleh
peneliti utama.
Obat yang tidak memenuhi keempat kategori itu harus dianggap sebagai obat
nonformularium dan tidak akan disediakan oleh IFRS. Obat nonformularium
dapat ditulis dalam jumlah terbatas untuk kasus khusus hanya oleh anggota staf
medic senior.Obat nonformularium diminta dengan menggunakan Formulir
Permohonan Obat Nonformularium.IFRS akan menyediakan dan men-dispesing
suatu obat nonformularium dalam persediaan terbatas untuk kasus tertentu.
4. Blanko Resep
Tanda tangan pada blanko resep atau order obat tidak diperkenankan (dilarang).
5. Kewenangan Dispensing
IFRS adalah satu-satunya bagian/unit di rumah sakit yang diberi wewenang men-
dispensing obat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
kebijakan serta prosedur rumah sakit. Sesuai dengan system formularium yang
telah disetujui oleh staf medic, semua obat yang di-dispensing berbasis nama
generic untuk meniadakan duplikasi persediaan dan untuk penghematan biaya.
Dokter dapat menetapkan suatu obat nama dagang tertentu apabila dianggap
perlu. Akan tetapi kewenangan untuk memilih merek / nama obat didelegasikan
kepada IFRS, sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan PFT dan
dengan melakukan suatu proses penawaran yang wajar dan pantas.
Penarikan obat dari peredaran dapat berasal dari manufaktur pemerintah / Badan
POM atau IFRS dan penarikan dapat bersifat umum atau khusus pada satu atau
lebih nomor lot.Setelah pemberitahuan penarikan diterima, obat dipindahkan dan
diganti, dan informasi ini disampaikan kepada staf medic yang berkaitan. Semua
obat yang ditarik, jika ada dalam persediaan akan dikarantina di IFRS, sampai
petunjuk untuk pengembalian dan/atau solusi akhir ditetapkan.
a.Order rutin
Order obat dokter yang ditulis pada lembaran order obat adalah suatu resep yang
sah. Lembaran order obat yang dapat dibaca dikirim ke IFRS dan harus memuat
informasi sebagai berikut:
1. Informasi nama dan alamat PRT
2. Nama unit perawatan
3. Nama dan kekuatan obat
4. Petunjuk penggunaan
5. Rute pemberian
6. Tanda tangan dokter penulis
7. Tanggal dan waktu order ditulis
…………………………………………..Tanggal : ……………………