Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1
1.2 Tujuan
1. Mengkritik 2 buku untuk menambah ilmu dalam Filsafat Pendidikan
2. Untuk menambah wawasan tentang Filsafat Pendidikan khususnya Filsafat
Pendidikan Pancasila
3. Untuk mempelajari Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Manusia
1.3 Manfaat
1. Memperbaiki diri menggunakan teori-teori Filsafat Pendidikan Pancasila
2. Mengetahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari Filsafat Pendidikan Pancasila dapat
menjadi acuan untuk membangun bangsa Indonesia.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 IDENTITAS BUKU
Buku Pertama (Buku Utama)
1.Judul buku :Filsafat Pendidikan
2. Pengarang : Dr.Edward Purba,MA
3.Pengarang :Prof.Dr.Yusnadi,MS
4. Penerbit : UNIMED PRESS
5. Tahun terbit : 2013
6. Kota Terbit :MEDAN
7.Tebal buku :164 lembar
3
2.2 RINGKASAN ISI BUKU
4
B. Filsafat dan Teori Pendidikan
Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan, secara lebih rinci dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang
digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahakan problematika pendidikan
dan menyusun teori-teori pendidikannya, di samping menggunakan metode-metode
ilmiah lainnya. Denga kata lain, teori-teori dan pandangan-pandangan filsafat
pendidikan yang dikembangkan oleh seorang filosof tentu berdasarkan dan bercorak
serta diwarnai oleh pandangan dan aliran filsafat yag dianutnya.
2. Filsafat, juga berfungsi memberika arah agar teori pendidikan yang telah
dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menuntut pandangan dan
aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata. Disinilah letak
fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-teori
pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai dan
relevan dalam kebutuhan, tujuan, dan pandangan hidup masyarakat.
3. Filsafat, termasukjuga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi
ilmu pendidikan atau pedagogik.
5
e. Filsafat juga memberikan metode atau cara kerja kepada tiap ilmu pengetahuan.
6
e. Manusia adalah otonom dan memiliki harkat dan martabat yang luhur.
f. Sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab menuntut akan kesadaran
keluhuran harkat dan martabatnya yaitu dengan menghargai akan martabat sesama
manusia.
g. Sila persatuan Indonesia berarti manusia Indonesia adalah makhluk social yang
berada didalam dunia Indonesia bersama-sama dengan manusa Indonesia yang
lainnya.
h. Selanjutnya manusia Indonesia haruslah dapat hidup bersama,menghargai satu dengan
yang lain dan tetap membina rasa persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh.
i. Manusia adalah makhluk yang dinamis yang melakukan kegiatannya bersama-sama
dengan manusia Indonesia yang lain.
j. Sila keempat atau sila demokrasi dituntut manusia Indonesia yang saling
menghargai,memeliki kebutuhan bersama di dalam menjalankan dan mengembangkan
kehidupannya.
k. Dalam sila kelima manusia Indonesia dituntu saling memiliki kewajiban menghargai
orang lain dalam memanfaatkan sarana yang diperlukan bagi peningkatan tarag
kehidupan yang lebih baik.
Dari penjelasan di atas dan disimak dari nilai-nilai luhur yang dikandung
Pancasila,dapat disimpulkan bahwa manusia Pancasila adalah manusia yang bebas dan
bertanggung jawab terhadap perkembangan dirinya sebagai individu dan perkembangan
masyarakat (social) Indonesia.Manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dianugerahi
kemampuan atau potensi untuk bertumbuh dan berkembang sepanjang hayat.Berikut ini
digambarkan Profil manusia Indonesia era millennium Ketiga (Tilaar.2002:199), jelasnya
digambarkan seperti matriks berikut ini;
7
Indonesia. Akuntasi nilai filsafat Pancasila dalam membangun diformulasikan dalam konsep
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Di atas dalam penjelasan hakekat masyarakat telah di jelaskan bahwa masyarakat
bangsa dan negara Indonesia menuju masyarakat madani yang aman ,damai,sejahtera,
terbuka serta toleran,adil dan makmur.Berarti masyarakat Indonesia berkembang dengan
tetap memperhatikan dan menghargai masing-masing budaya etnis yang ada di dalam
masyarakat,masing-masing budaya etnis yang ada di dalam masyarakat , masing-masing
budaya etnis yang ada di masyarakat mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk
berkembang.
8
c. Sila Persatuan Indonesia,Sila ini memberikan kesadaran bagi bangsa Indonesia bahwa
rasa nasionalisme merupakan modal dasar bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan : mendasari bahwa setiap warga negara memiliki
kebebasan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan potensinya, masing masing
warga negara menghormati kebebasan berkarya demi kemajuan dan perkembangan
bangsa yang berdasarkan Pancasila
e. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia : Sila ini mengandung nilai bahwa
manusia Indonesia harus menjaga keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan
dirinya sendiri,manusia dengan Tuhan,Manusia dengan manusia lain,manusia dengan
masyarakat bangsa dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah sumber nilai bagi
pembangunan bangsa Indonesia.Pancasila menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri
sebagai bangsa,sebagai landasan,arah,dan etos,serta sebagai moral pembangunan Nasional.
Tatacara bernegara di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yang selama ini belum
pernah mengalami amandemen,kecuali setelah bergulir reformasi tahun 1998. Kendatipun
amandemen keempat telah rampung bulan agustus 2002 , namun Pembukaan UUD 1945
masih tetap , tidak diamandemen ,dan alinea keempat menyebutkan antara lain : “...untuk
membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,...”
Dengan tidak adanya perubahan terhadap pembukaan UUD 1945, menunjukan bangsa
bangsa Indonesia tetap memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan upaya sebagai
langkah mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mengankat harkat dan martabat
bangsa Indonesia di mata dunia internasional. Lebih lanjut sebagai acuan penyelenggaraan
sistem pendidikan nasional,UUD 1945 pasal 31 yang baru sebagai hasil amandemen Agustus
2002 menjadi :
9
1. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya;
2. Pemerintah mengusahakan menyelanggarakan suatu sistem pendidikan nasional;yang
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,yanf diatur dengan undang-undang;
3. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan Nasional
10
5. Kesadaran tenggang rasa, atau tepo seliro, sebagai semangat kekeluargaan dan
kebersamaan, hormat demi keutuhan, kerukunan dan kekeluargaan dalam
kebersamaan.
Itulah yang termasuk dalam Pancasila dengan 36 butir-butirnya. Dengan begitu, pada
dasarnya masyarakat Indonesia telah melaksanakan Pancasila, walaupun sifatnya masih
merupakan kebudayaan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut sudah beradab
lamanya mengakar pada kehidupan bangsa Indonesia, karena itu Pancasila dijadikan sebagai
falsafah hidup bangsa.
11
Dengan demikian, jelaslah tidak mungkin Sistem Pendidikan Nasional dijiwai dan
didasari oleh sistem filsafat pendidikan yang selain Pancasila. Hal ini tercermin dalam tujuan
Pendidikan Nasional yang termuat dalam UU No. 2 Tahun 1989 dan UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni: pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan,
keterampilan, kesehatan jasmani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung
jawab kemasyarakatan.
Pancasila adalah dasar negara Indonesia di mana fungsi utamanya sebagi pandangan
hidup dan kepribadian bangsa (Dardodiharjo, 1988: 17). Memegang fungsi dalam hidup dan
kehidupan bangsa dan negara Indonesia, Pancasila tidak saja sebagai dasar negara RI, tapi
juga alat pemersatu bangsa, kepribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sumber ilmu
pengetahuan di Indonesia (Azis, 1984: 70). Sehingga dapat kita ketahui bahwa Pancasila
merupakan dasar negara yang membedakannya dengan bangsa yang lain.
Filsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari
kebenaran sesuatu. Sementara filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang
kependidikan. Bila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari
filsafat pendidikan, maka dapat kita jabarkan bahwa Pancasila adalah pandangan hidup
bangsa yang menjiwai sila-silanya dalam kehidupan sehari-hari. Dan untuk menerapkan sila-
sila Pancasila, diperlukan pemikiran yang sungguh-sungguh mengenai bagaimana nilai-nilai
Pancasila itu dapat dilaksanakan. Dalam hal ini, tentunya pendidikanlah yang berperan
utama.
12
tersebut identik dengan membicarakan tentang hakikat ada. Hakikat ada dapat berarti segala
sesuatu yang ada, menunujuk kepada hal umum (abstrak umum universal). (Sutrisno, 1984:
82).Dalam kenyataanya, Pancasila dapat dilihat dari penghayatan dan pengamalan kehidupan
sehari-hari. Dan bila dijabarkan menurut sila-sila dari Pancasila itu adalah sebagai berikut:
Sila pertama ini menjiwai sila-sila yang lainnya. Di dalam sistem Pendidikan Nasional
dijelaskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan
bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dengan sila pertama ini, kita
diharapkan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang juga merupakan bagian dari sistem
pendidikan nasional.
Persatuan merupakan kunci kemenangan. Dengan persatuan yang kuat kita dapat
menikmati alam kemerdekaan. Sila ketiga ini tidak membatasi golongan dalam belajar. ini
berarti, bahwa semua golongan dapat menerima pendidikan, baik dari golongan rendah
maupun golongan yang tinggi, tergantung kepada kemampuannya untuk berpikir, sesuai
dengan UUD 1945 Pasal 31 ayat 1.
Sila keempat ini sering dikaitkan dengan kehidupan berdemokrasi. Dalam hal ini,
demokrasi sering juga diartikan sebagai kekuasaan ada di tangan rakyat. sebagai contoh,
13
dalam memilih seorang pemimpin di desa, lembaga untuk menyalurkan kehendak untuk
kepentingan bersama melalui musyawarah (Djamal, 1986: 82). Bila dilihat dari dunia
pendidikan, maka hal ini sangat relevan, karena menghargai pendapat orang lain demi
kemajuan. Di samping itu, juga sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28 yang menyatakan
kebebasan untuk mengeluarkan pendapat, baik secara lisan maupun tulisan. Jadi, dalam
menyusun tujuan pendidikan, diperlukan ide-ide dari orang lain demi kemajuan pendidikan.
Setiap bangsa di dunia bertujuan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
Keadilan ini meliputi kebutuhan di bidang materiil dan di bidang spiritual yang didasarkan
pada asas kekeluargaan.
b. Epistemologi
Pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan manusia diperoleh melalui
akal atau panca indra dan dari ide atau Tuhan. Berbeda dengan Pancasila, ia lahir tidak secara
mendadak, tetapi melalui proses panjang yang dimatangkan dengan perjuangan. Pancasila
digali dari bumi Indonesia yang merupakan dasar negara, pandangan hidup bangsa,
kepribadian bangsa, tujuan atau arah untuk mencapai cita-cita dan perjanjian luhur rakyat
Indonesia (Widjaya, 1985:176-177). Dalam rangka pikiran seperti ini, maka cita-cita telah
merupakan ideologi (lihat Deliar Noer, 1983: 25).
Kepribadian manusia adalah subjek yang secara potensial dan aktif berkesadaran tahu
atas eksistensi diri, dunia, bahkan juga sadar dan tahu bila di suatu ruang dan waktu “tidak
ada” apa-apa (kecuali ruang dan waktu itu sendiri). Pancasila adalah ilmu yang diperoleh
14
melalui perjuangan yang sesuai dengan logika. Dengan mempunyai ilmu moral, diharapkan
tidak ada lagi kekerasan dan kesewenang-wenangan manusia terhadap yang lainnya.
Manusia diciptakan Allah SWT sebagai pemimpin di muka bumi ini untuk
memakmurkan umat manusia. Seorang pemimpin mempunyai syarat untuk memimpin
dengan bijaksana. Dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan memang mempunyai
peranan yang besar, tetapi itu tidak menutup kemungkinan peran keluarga dan masyarakat
dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Jadi, dalam hal ini diperlukan suatu ilmu
keguruan untuk mencapai guru yang ideal, guru yang kompeten. Setiap manusia bebas
mengeluarkan pendapat dengan melalui lembaga penidikan. Setiap ada permasalahan
diselesaikan dengan jalan musyawarah, agar mendapat kata mufakat.
Ilmu pengetahuan sebagai perbendaharaan dan prestasi individu serta sebagai karya
budaya umat manusia merupakan martabat kepribadian manusia (IKIP Malang, 1983: 63).
Dalam arti luas, adil di atas dimaksudkan seimbang antara ilmu umum dan ilmu agama. Hal
ini didapatkan melalui pendidikan, baik itu informal, formal dan non formal. Dalam sistem
pendidikan nasional yang intinya mempunyai tujuan yang mengejar Iptek dan Imtaq. Di
bidang sosial, dapat dilihat pada suatu badan yang mengkoordidir dalam hal mengentaskan
kemiskinan, di mana hal ini sesuai dengan butir-butir Pancasila. Kita harus menghormati dan
menghargai hasil karya orang lain, hemat yang berarti pengeluaran sesuai dengan kebutuhan.
c. Aksiologi
Aksiologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki aspek nilai (value). Nilai tidak akan
timbul karena manusia mempunyai bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Jadi,
masyarakat menjadi wadah timbulnya nilai. Dikatakan mempunyai nilai, apabila berguna,
benar (logis), bermoral dan etis. Dengan demikian, dapat pula dibedakan nilai materiil dan
15
spiritual. Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara memiliki nilai-nilai:
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Nilai ideal, materiil, spiritual
dan nilai positif dan juga nilai logis, estetika, etis, sosial dan religius. Dengan demikian
Pancasila syarat akan nilai.
Percaya kepada Allah merupakan hal yang paling utama dalam ajaran Islam. Di setiap
kita mengucapkan kalimah Allah, baik itu dalam shalat, menikahkan orang, dikumandangkan
adzan, para dai mula-mula menyiarkan Islam dengan menanamkan keimanan. Pendidikan,
sejak tingkat kanak-kanak sampai perguruan tinggi, diberikan pelajaran agama dan hal ini
merupakan sub-sistem pendidikan nasional.
Dalam kehidupan umat Islam, setiap Muslim yang datang ke masjid untuk shalat
berjamaah berhak berdiri di depan dengan tidak membedakan keturunan, ras dan kedudukan.
Di mata Allah sama, kecuali ketakwaan seseorang. Inilah sebagian kecil contoh dari nilai-
nilai Pancasila yang ada dalam kehidupan umat Islam.
Adil berarti seimbang antara hak dan kewajiban. Dalam segi pendidikan, adil itu
seimbang antara ilmu umum dan ilmu agama di mana ilmu agama adalah sub-sistem dari
sistem pendidikan nasional.
16
2.3 Penilaian Terhadap Buku.
Perbandingan antara kedua buku
1. Kelemahan Buku.
Buku Filsafat Pendidikan dari Edward Purba memiliki cover buku yang berwarna
cerah tetapi sederhana,yang membuat rasa ingin tahu pembaca buku tertarik untuk melihat
dan membacanya,Sedangkan Buku dari Prof.Dr.H.Jalaluddin memiliki cover buku yang
berwarna kusam yang membuat daya tarik pembaca yang baru pertama melihatnya Buku
dari Prof.Dr.H.Jalaluddin mengurangi minat orang yang pertama melihat bukunya.
Buku dari Edward Purba sedikit member latihan di akhir pembahasan sehingga sedikit
sulit untuk memahami isi nya jika tidak ada Dosen Pembimbing,Buku dari Jalaluddin
memberi banyak latihan sehingga membuat pembacanya lebih mengerti dari tiap-tiap materi
yang diberikan.
2. Kelebihan Buku.
Buku Edward Purba sangat detail dan banyak memberikan contoh-contoh dari materi
yang di bahas ,misalnya di awal materi Buku Edward Purba member Standar
Kompetensi,Kompetensi dasar ,dan indikator,agar mahasiswa tau inti dari materi yang di
jelaskan.
Buku Edward Purba tidak terlalu menonjolkan ilmu Filsafat dalam materi yang
terlalu keagamaan,Sedangkan buku dari Jalaluddin terlalu menonjolkan keagamaan dari
agama tertentu dari sebagian besar materi yang ia berikan,hal ini akan menimbulkan rasa
dari pembaca yang berbeda agama malas untuk lanjut membacanya,Karena Terkadang
sebagian orang tidak suka untuk mempelajari apa yang diajarkan agama lain.
Buku filsafat dari Edward Purba mempunyai tampilan yang lebih menarik,yang
membuat rasa penasaran dari calon pembaca. Kedua buku memberi materi yang mudah untuk
dipahami pembacanya,akan tetapi buku Jalaluddin lebih banyak memberikan latihan –latihan
daripada buku Edward Purba, akan tetapi Buku dari Edward Purba memberi materi dengan
sangat detail dan banyak contoh-contoh materi yang membuat pembaca lebih mudah untuk
memahaminy
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Bahwa filsafat pendidikan adalah aktivittas pemikiran teratur yang menjadikan
filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan,
mengharmoniskan, dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Filsafat
pendidikan mempunyai tiga cabang utama yaitu ontologi, espistomologi, dan aksiologi.
Filsafat penddikan memiliki ruang lingkup maupun tujuannya. Praktek pelaksanaan
pendidikan harus berlandaskan nilai dan budaya jangan mengarah pada terbentuknya
pengelompokkan praktek hidup dan kehidupan masyarakat. Kedudukan filsafat pendidikan
dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian fondasi-fondasi pendidikan dan filsafat
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu sistem pendidikan, karena
filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
Saran.
Menurut saya cover buku sangatlah penting untuk menarik minat calon
pembaca,ketika calon pembaca kurang suka membaca buku , hal utama yang dilihat pembaca
yang malas adalah tampilan buku.Karna akan percuma jika isi buku itu sangat lengkap tapi
daya tarik untuk menimbulkan minat pembaca untuk membaca buku tersebut kurang
,pembaca yang malas tidak akan membaca buku yang tampilannya kurang bagus , dan lebih
memilih membaca buku dengan tampilan bagus walaupun isi dari buku tersebut kurang
lengkap.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Purba, Edward dan Yusnadi. 2015. Filsafat Pendidikan. Medan : Unimed Press.
2. Jalaluddin dan Abdullah Idi. 2014. Filsafat Pendidikan. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
19