Вы находитесь на странице: 1из 13

ENDOMETRITIS

Anatomi Uterus

1. Letak
Antara Vesica Urinaria
dan rectum
2. Bentuk
Seperti buah pir terbalik
3. Ukuran
Panjang 8 cm, lebar 5 cm,
dan tebal 2-3 cm
4. Berat
a. Belum melahirkan
80gr
b. Pernah melahirkan 50-70gr
5. Bagian
a. Fundus Uteri (Bagian uterus proksimal, dan tempat dimana kedua tuba falopi
berinsersi ke uterus. Berada diatas vesica urinaria)
b. Korpus Uteri (Bagian uterus yang terbesar, terdapat rongga yang disebut kavum uteri.
Dinding korpus uteri terdiri dari 3 lapisan : serosa, muskular, dan muskosa. Sebagai
tempat janin berkembang)
c. Servik Uteri (Bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut
juga leher rahim, berfungsi menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan
sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina. Terletak dibawah
isthmus. Terdapat ruang di dalam servik uteri yaitu canalis cervicis uteri. Bagian
bawah yang masuk ke dalam vagina  Portio vaginalis cervicis. Bagian atas 
Portio
supravaginalis
cervicis
6. Ligamentum
a. Lig. Latum uteri
Ligamen yang
lebar sebagai
lipat peritoneal
frontal. Di
bagian dorsal
terdapat
ovarium dex dan sin
b. Lig. Cardinale (Lig. transversum cervicis /mackenrodt)
Jaringan ikat yang menghubungkan cervix dengan dinding pelvis lateral.
Berfungsi untuk mencegah suplai uterus tidak turun. Banyak terdapat pembuluh
darah antara lain A. dan V. uterina
c. Lig. rectouterinum (Lig. sacrouterinum)
Jaringan ikat yang menempel pada cervix di dorsal. Berfungsi menahan uterus
supaya tidak dapat bergerak
d. Lig. teres uteri (Lig. rotundum)
Ligamen bundar yang berjalan dari uterotuba melalui canalis inguinalis menuju
labia majora. Berfungsi menahan uterus dalam antefleksi
e. Lig. ovarii propium
Ligamen ovarium yang menghubungkan ovarium dengan uterus
f. Lig. suspensorium ovarii (Lig. infundibulopelvicum)
Ligamentum yang menghubungkan ovarium dan dinding pelvis lateral dan
membawa A. dan V. Ovarica
7. Ruangan sekitar uterus
a. Excavatio vesico-
uterina
Memisahkan dengan
vesica urinaria
b. Excavatio recto-
uterina
Memisahkan dengan
rectum, kea rah caudal
membentuk septum
rectouterina antara vagina dan rectum

Perdarahan Uterus
Vaskularisasi uterus berasal dari dua arteri. a. uterina dan a.ovarica
1. a. Uterina
Berasal dari a. hipogastrika/a. illiaca interna  masuk melalui lig. cardinale
mackenrodth di dekat serviks  bercabang 2 menjadi ramus ascendens a. uterina (kea
rah lateral, dibawah tuba uterine, anastomosis dengan a. ovarica ) dan ramus
descendens a. uterine memperdarahi bagian proksimal vagina.
2. a. Ovarica
Masuk ke ovarium dan tuba melalui lig. infundibulopelvikum dan mengadakan dua
anastomosis yang pertama melalui tuba, dan yang kedua melalui ovarium dengan
ramus ascendens arteria uterine.

Persarafan Uterus
Inervasi uterus terdiri dari sistem simpatis dan sebagian sistem parasimpatis dan
serebrospinal.
1. Sistem simpatis  kontraksi dan vasokontriksi
Masuk ke rongga panggul sebagai pleksus prasakralis (cotte) lewat depan bifurkasio
aorta dan promontorium  membagi 2 dex dan sin  menuju ke bawah ke pleksus
Frankenhauser
2. Sistem parasimpatis  mencegah kontraksi dan membuat vasodilatasi
Berada di dalam panggul di sebelah kiri dan kanan depan os sacrum, berasal dari saraf
(S2, 3, 4)  masuk ke pleksus Frankenhauser
Kedua sistem ini menginervasi miometrium dan endometrium yang kedua nya mengandung
unsur motorik dan sensorik dan bekerja antagonis. Saraf yang berasal dari thorakal 11 dan 12
mengandung saraf sensorik dari uterus  meneruskan rangsangan sakit dari uterus ke pusat
saraf (serebrum)

Saluran dan Kelenjar Limfe


1. Serviks Uteri
Limfe mengalir ke 3 jurusan :
- Dari ismus melalui parametrium ke kelenjar di sekitar vasa iliaka
- Dari bagian deket ureter
mengikuti pembuluh
vena ke kelompok
glandula iliaka eksterna
- Dari bagian belakang
melalui lig.
sakrouterinum menyebar
melalui parametrium ke
kelompok glandula
hipogastrika dan
glandula obturatoria
2. Korpus Uteri
- Dari bagian bawah korpus uteri ke
kelompok glandula iliaka dan
glandula sakralis lateralis
- Melalui lig. rotundum dan glandula
inguinalis superfisialis terus ke
glandula femoralis dan kelompok
glandula iliaka eksterna
- Bersama dengan sal. Limfe dari tuba
dan ovarium melalui lig.
infundibulopelvikum ke kelompok
glandula paraaorta

Histologi Uterus
Terdiri dari 3 lapisan jaringan yaitu :

a. Perimetrium
Lapisan luar uterus atau serosa dan bagian dari perimetrium visceral yang tersusun
atas epitel skuamus simpleks dan jaringan ikat areolar
b. Miometrium
Lapisan tengah uterus yang terdiri dari 3 lapisan serat otot polos yang tebal didaerah
fundus dan menipis didaerah serviks, dipisahkan oleh untaian tipis jaringan ikat
interstitial dengan banyak pembuluh darah.
c. Endometrium
Lapisan yang kaya akan pembuluh darah memiliki 3 komponen, yaitu epitel kolumner
simpleks bersilia dan bergoblet, kelenjar uterina yang merupakan invaginasi dari
epitel luminal yang kemudian meluas hampir ke miometrium, dan stroma
endometrium. Endometrium terbagi menjadi 2 lapisan yaitu, stratum fungsional dan
stratum basal. Stratum fungsional merupakan lapisan melapisi rongga uterus dan
luruh ketika menstruasi. Sedangkan stratum basalis merupakan lapisan permanen
yang fungsinya akan membentuk sebuah lapisan fungsional yang baru setelah
mentruasi.

Fisiologi
1. Tempat terjadinya menstruasi
2. Tempat bertumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi
3. Tempat pembuatan hormon

Definisi
Endometritis adalah suatu peradangan yang terjadi pada endometrium (lapisan dalam rahim)
yang disebabkan adanya infeksi oleh bakteri pada jaringan. Endometritis, merupakan komplikasi
pascapartum, biasanya terjadi 48 sampai 72 jam setelah melahirkan

Epidemiologi

 Menyerang pada wanita usia reproduktif yang mengalami masalah pada saat partus

 Terjadi pada wanita setelah melahirkan pervaginam (1-3%) atau setelah menjalani operasi caesar (13-
90%) terutama setelah menjalankan operasi caesar untuk tujuan abortus atau durasi operasi yang terlalu
lama.

 Endometritis yang tidak berhubungan dengan postpartum , umumnya lebih mengacu pada Pelvic
Inflamatory Disease (PID)

Etiologi
Bersifat polimikrobia karena disebabkan oleh berbagai bakteri yang merupakan flora normal
dari genitalia interna wanita atau bakteri yang berasal dari luar. Bakteri yang merupakan
penyebab dari timbulnya endometritis, antara lain:

 Clamydia trachomatis  Bakteri gram negatif yang juga merupakan bakteri interselular
obligat bersifat patogen. Paling banyak menyebabkan penyakit akibat hubungan seksual.
Dan juga menyebabkan berbagai penyakit pada bagian mata, organ kelamin, dan rektum.
Bakteri ini dapat diatasi dengan penggunaan antibiotik jenis makrolit atau tetrasiklin.

 Neisseria gonorrheae  Bakteri diplokokus gram negatif yang menyebabkan penyakit


menular seksual. Bakteri ini memiliki permukaan protein yang disebut Protein Opa yang
dapat mencegah respon imun pada hospesnya. Hal ini menyebabkan seseorang dapat
berkali-kali terserang penyakit. Bakteri ini juga dapat melakukan konjugasi DNA
sehingga dapat merubah bentuknnya dan hal ini dapat menyebabkan timbulnya resistensi
pada penggunaan antibiotik. Bakteri inn biasa dibiakkan pada agar Theyer-Martin dan
apabila telah mengalami resistensi pada penggunaan antibiotik Penicillin, maka dapat
digunakan antibiotik golongan seftriakson.

 Streptococcus grup B  Bakteri yang berbentuk kokus (seperti rantai) gram positif yang
biasanya menyebabkan infeksi postpartum pada wanita. Bakteri ini secara normal berada
pada saluran pencernaan dan genitalia pada wanita sehat dengan kadar kira-kira 15-45%.
Pada umumnya, 50% bayi yang lahir pervaginam, pasti mendapatkan infeksi bakteri ini
dari ibunya, namun hanya 1-2 % yang mengalami perburukan keadaan. Bakteri ini masih
sensitif dengan penggunaan antibiotik penisilin, juga dapat digunakan golongan
cefazolin, eritromicin dan klindamisin.

 Escerechia coli  Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang yang
biasanya terdapat di dalam gastrointestinal bagian bawah pada makhluk berdarah panas.
Bakteri ini merupakan flora normal yang tinggal dalam saluran cerna makhluk hidup
yang juga dapat menghasilkan vitamin K2 untuk mencegah perkembangan bakteri
patogen dalam usus.

 Bakteri lainnya  Bakteri lain yang dapat menyebabkan infeksi endometriris adalah G.
vaginalis, Enterococcus, Aerobic streptococcus, Bacteroides spp, dll

Faktor Resiko

 Persalinan sesar (sc) (terutama jika sebelum usia kehamilan 28 minggu)

 Pecah ketuban

 Seringnya pemeriksaan dalam (hysteroscopy ,pemasangan IUD)

 Laserasi pada vagina dan serviks

 Usia terlalu tua

 Rendah status sosial ekonomi

 Operasi yang lama

 Anestesi umum

 Postpartum anemia

 Adanya cairan menstruasi dalam Rahim

Klasifikasi
1. Endometritis terkait kehamilan
2. Endometritis yang tidak terkait dengan kehamilan / PID (Pelvic inflammatory disease)
 sering dikaitkan dengan peradangan saluran indung telur (salpimgitis), indung telur
(oophoritis) dan peritonitis pelvis
Jenis - jenis

Endometritis Akut Endometritis Kronik

 Terjadi pada post partum dan pos


abortum

 Pem. Mikroskopik : hiperemi, edema  Pem. Mikroskopik ditemukan banyak


dan infiltrasi leukosit berinti polimoni sel-sel plasma dan limfosit
yang banyak (PMN) dan perdarahan
interstisial

 Sebab lain : infeksi gonorrhoea dan  Endometritis knonik biasanya


infeksi pada pada abortus dan partus ditemukan pada:
Tuberkulosis, jika tertinggal sisa-sisa
Infeksi gonorrhoea dimulai dari abortus atau partus, jika terdapat
servisitis akut dan radang menjalar ke korpus alienum di kavum uteri, pada
atas dan menyebabkan endometritis polip uterus dengan infeksi, pada
akut. tumor ganas uterus, pada salpingo-
ooforitis dan sellulitis pelvik, fluor
Infeksi abortus dan partus disebabkan
albus yang keluar dari ostium,
karena luka pada serviks uteri, luka
kelainan haid seperti metrorrhagi dan
pada dinding uterus bekas tempat
menorrhagia
plasenta sebagai port d’entrée
masuknya kuman patogen dan kuman Endometritis tuberkulosa : pem.
dapat masuk ke uterus melalui alat- Mikroskopik ditemukan turbekel di
alat pada saat persalinan yang tidak tengah endometrium yang beradang
bersih menahun. Endometritis ini timbul
sekunder pada penderita dengan
Pada abortus septic dan sepsis
salpingitis tuberkulosa. Pada
puerperalis infeksi lebih cepat meluas
penderita dengan tuberculosis pelvic
ke miometrium dan melalui pembuluh
yang asimptomatik, endometritis
darah serta limfe, infeksi dapat
tuberkulosa ditemukan bila pada
menjalar ke parametrium, tuba,
seorang wanita datang dengan
ovarium serta ke peritoneum di
keluhan infertilitas dan pada saat
sekitarnya
dilakukan biopsi endometrial
Dapat juga dikarenakan tindakan di kemudian ditemukan tuberkel dalam
dalam uterus di luar partus, seperti sediaan.
memasang IUD
Pada abortus inkompletus dengan
sisa-sisa tertinggal dalam uterus
terdapat desidua dan villi korialis di
tengah-tengah radang menahun
endometrium.
Pada partus dengan sisa plasenta
masih tertinggal dalam uterus,
terdapat peradangan dan organisasi
dari jaringan plasenta tersebut disertai
gumpalan darah, dan terbentuklah
yang dinamakan polip plasenta.
 Gejala klinis umum :  Gejala klinis pada endometritis kronis
adalah leukorea dan menoragia
Panas tinggi, kelihatan sakit keras,
keluar leukorea yang bernanah, dan
uterus serta daerah di sekitarnya nyeri
pada perabaan

 Endometritis akut yang disebabkan


oleh kuman yang tidak terlalu
patogen umumnya dapat diatasi atas
kekuatan jaringan sendiri, dibantu
dengan pelepasan lapisan fungsional
dari endometrium pada waktu haid.
Gejala nya : Demam, lochia berbau,
pada endometritis postabortum
kadang keluar fluor yang purulent,
lochia lama berdarah, dapat terjadi
metrorrhagi, jika radang tidak
menjalar ke parametrium atau
perimetrium tidak ada nyeri, nyeri
pada palpasi abdomen (uterus) dan
sekitarnya.

 Terapi : Uterotonika, istirahat (letak  Terapi : Perlu di lakukan kuretase


fowler), antibiotik, endometritis
senilis perlu di kuret untuk
menyampingkan corpus carcinoma
Patofisiologi

Keputihan lama, 1. Demam (38-39˚C)


pemasangan/pelep
2. Nyeri Perut Bawah asan IUD, hubungan
Me↑ termoregulator set point dan
seks, pasca partus
akan me↑ suhu tubuh
Perjalanan axon ini
melalui traktus Kuman masuk
Siklik AMP
spinotalamikus, menuju melalui endoserviks
korteks somatosensoris
Merangsang hipotalamus u/
Infeksi lewat jalan
menghasikan prostaglandin (PGE2)
limfe/tromboflebitis
Akson nyeri dari saraf
nosiseptor aferen primer
Infeksi ke endometrium Salah satu f. pirogen eksogen sehingga
menuju ke spinal cord dan
menstimulus u/ mengeluarkann pirogen
berakhir pada substansia grisea
3. Perdarahan Vagina sitokin (IL-1, IL-6, TNF dan IFN)

Keluarnya mediator inflamasi


yang menyebabkan ambang Metroragia dan Edema dan
aktivasi nyeri pada saraf menometroragia hiperemis
nosiseptor me↓ disebut
(sensitisasi) << cairan Reaksi dolor dan
kalor
Kompensasi :
5. Lokia berbau tidak
Takikardi
enak
Infeksi terus
menerus

Menyebar ke
myometrium dan
perimetrium

Peritonitis

4.Uterus tenderness
Manifestasi Klinis
1. Demam (terjadi dalam waktu 36 jam)  38-39˚C
2. Nyeri perut bagian bawah
3. Perdarahan vagina
4. Uterus tenderness (Nyeri tekan lepas)
5. Lokia berbau tidak enak
6. Dispareunia (pada pasien yang mengalami PID
7. Disuria (pada pasien yang mengalami PID)
8. Malaise
9. Takikardia
10. Suhu oral 38˚C/lebih tinggi dalam 10 hari pertama setelah bersalin atau 38,7˚C dalam 24 jam
pertama setelah bersalin

Diagnosis
1. Anamnesis
- KU : Wanita nyeri perut bagian bawah disertai demam dan perdarahan vagina
berupa suatu lokia
- RPD : Pernah menjalani operasi SC dengan proses waktu yang lama, partus
pervaginam dengan komplikasi, atau setelah pemasangan alat kontrasepsi invasive
Demam <12 jam pasien mengalami partus  endometritis akut
Pasien melakukan operasi SC dengan faktor resiko, telah lewat beberapa hari  Bisa
menjadi endometritis kronik

2. Pemeriksaan Fisik
- Status generalis : pe↑ suhu tubuh 38-39˚C
- Status lokalis : Nyeri tekan abdominal bagian bawah (dalam pemeriksaan
abdomen/pemeriksaan bimanual akan dijumpai nyeri parametrium)

3. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan darah lengkap
Adanya pe↑ leukosit 15.000-30.000 sel/µl  normal : 5.000-10.000 sel/µl
Eritrosit normal : 3,8 – 5,1 juta
Hemoglobin normal : 11,5-16,5 g/dl  hamil: 11-15 g/dl
Trombosit normal : 150.000-450.000/µl
LED normal : < 15 mm/jam
Hitung jenis leukosit normal: basofil / eosinofil / batang / segmen/ limfosit /
monosit = 0-1 / 1-3 / 1-6 / 40-60 / 20-40 / 1-8%

- Kultur
Pemeriksaan kultur pada umumnya diambil dari kultur darah, namun hanya
sekitar 10-20% yang dapat diinterpretasi
- Pewarnaan Gram
U/ memeriksa spesies bakteri yang ada, sehingga dapat memberikan antibiotik
sesuai bakteri yang ditemukan
- Pemeriksaan Imaging
Pemeriksaan ini hanya dilakukan apabila pada pemberian antibiotik, tidak ada
perbaikan setelah 48-72 jam. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan
USG untuk melihat adanya kelainan abdominal lain, atau adanya intrauterin
hematoma. Penggunaan CT-scan dapat dipikirkan untuk memikirkan adanya
massa pada ligamen, trombosis vena ovarika
- Pemeriksaan histologi
Endometritis akut  ditemukan neutrophil pada kelenjar endometrial
Endometritis kronik  ditemukan sel plasma dan limfosit pada stroma
endometrial

Diagnosis Banding

Apendisitis Pelvic Inflammatory Infeksi Saluran Kencing


Disease (PID

 Dijadikan sebagai DD  Dijadikan sebagai DD  Dijadikan sebagai DD


karena KU pasien karena, ada nya nyeri karena pada penyakit
juga nyeri perut perut bagian bawah ini biasa sering
bawah (karena secara dan demam. terkena pada wanita
anatomi apendiks sebab memliki uretra
terletak di regio  Diagnosis ini yang pendek,
illiaca dextra), dan disingkirkan dengan sehingga
terdapat demam febris pemeriksaan imaging memudahkan masuk
apabila belum terjadi bahwa semua struktur nya bakteri dan
perforasi pelvis baik dan hanya keluhan pada pasien
endometrium saja yaitu nyeri perut
 Diagnosis apendisitis yang mengalami bagian bawah
di singkirkan jika infeksi terutama pada pelvis
terdapat riw. pasien
menjalani operasi  Diagnosis ini
SC/pervaginam disingkirkan apabila
dengan komplikasi. pasien tidak
Dan pada apendisitis mengeluhkan gejala
pasien mengalami kencing lainnya
konstipasi. Pada seperti rasa ingin
pem.fisik : tanda BAK berlebihan,
rovsing sign (+), volume urin yang
psoas sign (+), sedikit dan terdapat
obturator sign (+), rasa sensasi seperti
nyeri tekan dan lepas terbakar saat ingin
(+) dan defense berkemih.
muscular.
Pem. Penunjang :
USG  Penebalan
dinding apendiks
vermiformis

Tatalaksana
Rawat inap disarankan untuk hampir semua penderita, termasuk yang sehabis menjalani SC,
karena risiko bakteriemia. Jika kasus ringan, bisa rawat jalan.
1) Stabilkan kondisi ibu dengan pemberian cairan jika kondisi tidak terlalu parah beri minum
lewat mulut, kemudian lakukan pemasangan infus sebelum di rujuk ke rumah sakit.
- Cairan melalui vena (dengan IV) / infuse RL
- Istirahat
- Berikan antibiotika kombinasi sampai ibu bebas demam selama 48 jam
- Pengganti darah dapat diindikasikan untuk anemia berat dengan post abortus atau
post partum.
Setelah menentukan diagnosis endometritis dapat diberikan antibiotik spektrum luas dalam
48-72 jam. Pada endometritis kronis, dapat diberikan doksisiklin 100 mg per oral 2x sehari
selama 10 hari. Pada umumnya, 80-90% pasien sembuh dengan penatalaksanaan ini.
Pemberian spektrum luas karena endometritis merupakan infeksi yang disebabkan oleh
bakteri polimikrobial. Penggunaan klindamisin dengan gentamisin merupakan terapi standard
pada umumnya. Dengan Klindamisin 900 mg + gentamisin 1,5 mg/kg setiap 8 jam secara
intravena.
ATAU
ampisilin 2g IV setiap 6 jam  kerja di dinding sel bakteri, cara kerja bakterisida
Ditambah gentamisin 5mg/kgBB IV tiap 24 jam  efektif utk gram - aerob, aminoglikosid,
dosis tergantung creatinin clearance.
Ditambah metronidazol 500mg IV tiap 8 jam  u/ anaerob dan protozoa, menginhibit protein
sintesis.
Jika demam masih ada 72 jam setelah terapi, cek ulang diagnosa
2)Jaringan plasenta yang tertinggal dikeluarkan dengan kuretase perlahan-lahan dan hati-hati.
3) Histerektomi dan salpingo – oofaringektomi bilateral mungkin ditemukan bila klostridia
telah meluas melampaui endometrium dan ditemukan bukti adanya sepsis sistemi
k klostridia (syok, hemolisis, gagal ginjal)
4) Mengobati uterus dengan radiasi inframerah yang berintensitas rendah atau terapi
laser dengan jarak 5-10 cm dari kulit, waktu tiap penyinaran kurang lebih 30 detik, dengan
total waktu penyinaran 1 menit

Komplikasi
1. PID (Pelvic Inflammatory Disease)  infeksi endometrium mudah menyerang organ lain dekat
dengan uterus yaitu tuba falopii, ovarium dll lewat pembuluh darah/limfe.
2. Sepsis tromboflebitis pelvis
3. Pembentukan abses pada uteus / pelvis
4. Pelvis Hematom
5. Syok sepsis
6. Parametrial phlegmon

Prognosis
Ad Vitam : Bonam (Selama tidak ada komplikasi ke organ lain, karena dengan antibiotic
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam

Вам также может понравиться