Вы находитесь на странице: 1из 17

LAPORAN KASUS

“ Hemoroid Grade III“

“ Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Bedah RSUD Ambarawa”

Dokter Pembimbing : dr. Hery Unggul Wicaksono, Sp.B

Disusun Oleh:
Pramudita Probosiwi
H2A013006

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU BEDAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017

0
LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN
BAGIAN ILMU BEDAH

Presentasi laporan kasus dengan judul :


Hemoroid Grade III

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


di Bagian Ilmu Bedah
RSUD Ambarawa

Disusun Oleh:
Pramudita Probosiwi H2A013006

Telah disetujui oleh Pembimbing:

Nama pembimbing Tanda Tangan

dr. Hery Unggul Wicaksono, Sp. B .............................

1
BAB I
PENDAHULUAN

Hemoroid adalah pelebaran pleksus hemorrhoidalis yang tidak merupakan


keadaan patologik. Hanya jika hemoroid ini menimbulkan keluhan atau penyulit
sehingga diperlukan tindakan. Kata hemorrhoid berasal dari kata haemorrhoides
(Yunani) yang berarti aliran darah (haem = darah, rhoos = aliran) jadi dapat diartikan
sebagai darah yang mengalir keluar.1
Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang
memegang peranan kausal ialah mengedan pada waktu defekasi, konstipasi menahun,
kehamilan dan obesitas.1

2
BAB II
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. I
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : bergas
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Tanggal MRS : 15 Juli 2017
Tanggal pemeriksaan : 16 Juli 2017

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 16 Juli 2017 jam 08.00
WIB di ruang Melati RSUD Ambarawa.
1. Keluhan Utama
Keluar benjolan dari dubur
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan keluar benjolan dari dubur. Benjolan pertamakali
muncul sejak 3 bulan SMRS, hilang timbul, timbul terutama ketika BAB, tidak
nyeri, tidak disertai keluarnya darah dan dapat masuk sendiri secara spontan. 1
bulan SMRS pasien mengaku BAB disertai dengan darah, berwarna merah segar,
menetes setelah BAB, berhenti beberapa menit kemudian, disertai dengan rasa
nyeri dan benjolan masih dapat masuk spontan. 2 minggu SMRS benjolan
muncul kembali pada saat pasien BAB benjolan dirasakan nyeri dan disertai
darah yang menetes sekitar seperempat gelas. Benjolan tidak dapat masuk sendiri
seperti sebelumnya sehingga pasien memutuskan untuk berobat ke RSUD

3
Ambarawa. Demam (-), mual (-), muntah (-), penurunan berat badan (-), nyeri
perut (-), dan BAK lancar.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


a. Riwayat sakit serupa : disangkal
b. Riwayat alergi : disangkal
c. Riwayat HT : disangkal
d. Riwayat DM : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat sakit serupa : disangkal
b. Riwayat alergi : disangkal
c. Riwayat HT : disangkal
d. Riwayat DM : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Pasien sering mengalami BAB keras hapir setiap hari (+), konsumsi sayur
jarang (+), konsumsi buah jarang (+), kebiasaan merokok (-),minum alkohol (-).
6. Riwayat Pengobatan : -

III. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 16 Juli 2017 pukul 08.00 WIB di bangsal
Melati RSUD Ambarawa.
1. Keadaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
2. Tanda vital
a. Tekanan darah : 130/90 mmHg
b. Nadi : 87 x/menit
c. Suhu : 36 oC
d. Pernapasan : 16 x/menit
3. Status Generalis
a. Kepala
Bentuk mesosefal
b. Mata
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pandangan kabur (-/-), mata
cekung (-/-), perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil isokor (3mm), reflek
cahaya (+/+) normal
c. Telinga

4
Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), gangguan fungsi
pendengaran (-/-)
d. Hidung
Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)
e. Mulut
Bibir kering (-), bibir sianosis (-), lidah kotor (-), gusi berdarah (-)
f. Leher
Simetris, trachea di tengah, KGB membesar (-), tiroid membesar (-), nyeri
tekan (-)
g. Thoraks
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : pulsus parasternal (-), pulsus epigastrium (-),
pulsus sternalif (-), thrill (-)
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : regular, gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-)
Pulmo
Inspeksi : simetris tidak ada hemithorax yang tertinggal
Palpasi : gerak simetris, vocal fremitus +/+ suara kuat
Perkusi : sonor pada kedua hemithorax
Auskultasi : suara nafas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
h. Abdomen
Inspeksi : Permukaan cembung, warna sama seperti kulit di sekitar
Auskultasi : Bising usus (+) normal (15x/menit)
Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, pekak sisi (-), pekak alih (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
i. Genitalia
Benjolan pada anus (+)
j. Ekstremitas
Akral dingin (-), oedem (-), sianosis (-).

4. Status Lokalis
 Inspeksi : Tampak benjolan arah jam 3, ulkus (-), hiperemis (-)
 Palpasi : Teraba benjolan konsistensi lunak, batas tegas, permukaan rata.

5
 Rectal Touche : Spinchter ani kuat, ampula recti kolabs (-), teraba masa yang
menonjol keluar anus pada arah jam 3. Nyeri tekan (+),
konsistensi lunak, permukaan rata.darah (-),lendir (-), feses (-).

Benjolan arah jam 3, nyeri (+),


bisa dimasukan bila didorong
dengan jari.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Rujukan


HEMATOLOGI
Hemoglobin 15,0 14,0 – 18,0 g/dl
Leukosit 7,4 4,0 – 12,0 10^3/uL
Trombosit 271 150,0 – 400,0 10^3/uL
Eritrosit 4,59 4,50 – 5,50 10^6/uL
Hematokrit 46,9 40,0 – 48,0 vol
MCV 102,2 80,3 – 103,4 u^3
MCH 32,7 26,0 – 34,4 pg
MCHC 32,0 31,8 – 36,3 g/dl
RDW 11,9 10-15 mikro m3
MPV 7,1 7-11 10^3/mikro
Limfosit 1,7 1,0-4,5 10^3/mikro
Monosit L 0,0 0,2-1,0 10^3/mikro
Eosinofil 0,2 0,04-0,8 10^3/mikro
Basofil 0,0 0-0,2 10^3/mikro
Neutrofil 5,4 1,8-7,5 10^3/mikro
Limfosit % L 23,6 25-40 %
Monosit % L 0,2 2-8 %
Eosinofil % 3,2 2-4 %
Basofil % 0,3 0-1 %
Neutrofil % H 72,7 50-70 %

6
KIMIA KLINIK
Glukosa Sewaktu 86 < 180 mg/dl
SGOT 17 0-50 U/L
SGPT 26 0-50 IU/L
UREUM 20,1 10-50 mg/dl
Kreatinin 0,95 0,62-1,1 mg/dl
SEROLOGI
HbaAg Non Reaktif Non Reaktif

V. DAFTAR MASALAH

Masalah Aktif Masalah Pasif


1. Benjolan di anus (+) -

VI. Assesment
Diagnosis : Hemoroid grade III
Faktor resiko : Usia
Kebiasaan BAB keras
Konsumsi buah dan sayur kurang
Komplikasi :

VII.DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja : Hernia grade III
Diagnosis Banding :
1. Hernia eksterna
2. Prolaps recti
3. Ca colorectal

VIII.INITIAL PLAN
Ip Dx : S : - Benjolan di anus
O : - Darah Rutin

Ip Tx :
- Inf. Hidromal 20 tpm
- Injeksi ketorolac 3x1
- Injeksi ranitidin 3x1
- Laxatif 10mg (pre op)
- Hemoroidectomy

Ip Mx :

7
- Monitoring keadaan umum dan tanda vital
- Monitoring BAB

Ip Ex :
- Kurangi kebiasaan mengejan
- Perbanyak konsumsi buah dan sayur
- Selalu mengawasi BAB bila sering keras/sembelit

VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam

8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi

Anatomi Bagian utama usus besar yang terakhir disebut sebagai rektum
dan membentang dari kolon sigmoid hingga anus (muara ke bagian luar tubuh).
Satu inci terakhir dari rektum disebut sebagai kanalis ani dan dilindungi oleh otot
sfingter ani eksternus dan internus. Panjang rektum dan kanalis ani adalah sekitar
15cm (5,9 inci).1
Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan kanan berdasarkan
pada suplai darah yang diterima. Arteria mesenterika superior mendarahi belahan
kanan (sekum, kolon asendens, dan duapertiga proksimal kolon transversum) dan
arteria mesenterika inferior mendarahi belahan kiri (sepertiga distal kolon
transversum, kolon dendens, kolon sigmoid dan bagian proksimal rektum).
Suplai darah tambahan ke rectum berasal dari arteri hemoroidalis media dan
inferior yang dicabangkan dari arteria iliaka interna dan aorta abdominalis.1
B. Fisiologi

Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior adalah melalui vena
mesenterika superior, vena mesenterika inferior, dan vena hemoroidalis superior
(bagian sistem portal yang mengalirkan darah ke hati). Vena hemoroidalis media
dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka sehingga merupakan bagian

9
sirkulasi sistemik. Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis superior,
media, dan inverior, sehingga tekanan portal yang meningkat dapat menyebabkan
terjadinya aliran balik ke dalam vena dan mengakibatkan hemoroid. 1
Terdapat dua jenis peristaltik propulsif :(1) kontraksi lamban dan tidak
teratur, berasal dari segmen proksimal dan bergerak ke depan, menyumbat
beberapa haustra; dan (2) peistaltik massa, merupakan kontraksi yang melibatkan
segmen kolon. Gerakan peristaltik ini menggerakkan massa feses ke depan,
akhirnya merangsang defekasi. Kejadian ini timbul dua sampai tiga kali sehari
dan dirangang oleh reflek gastrokolik setelah makan, terutama setelah makan
yang pertama kali dimakan pada hari itu.1
Propulasi feses ke dalam rektum menyebabkan terjadinya distensi dinding
rektum dan merangsang refleks defekasi. Defekasi dikendalikan oleh sfingter ani
eksterna dan interna. Sfingter interna dikendalikan oleh sistem saraf otonom,
sedangkan sfingter eksterna dikendalikan oleh sistem saraf voluntary. Refleks
defekasi terintegrasi pada medula spinalis segmen sakral kedua dan
keempat.Serabut parasimpatis mencapai rektum melalui saraf splangnikus
panggul dan menyebabkan terjadinya kontraksi rektum dan relaksasi sfingter
interna. Pada waktu rektum yang teregang berkontraksi, otot levator ani
berelaksasi, sehingga menyebabkan sudut dan anulus anorektal menghilang. Otot
sfingter interna dan eksterna berelaksasi pada waktu anus tertarik keatas melebihi
tinggi masa feses. Defekasi dipercepat dengan tekanan intraabdomen yang
meningkat akibat kontraksi voluntar otot dada dengan glotis yang tertutup, dan
kontraksi otot abdomen secara terus-menerus (maneuver dan peregangan
valsalva). Defekasi dapat dihambat oleh kontraksi voluntar otot sfinfter eksterna
dan levator ani. Dinding rektum secara bertahap menjadi relaks, dan keinginan
defekasi menghilang. 1
Rektum dan anus merupakan lokasi sebagian penyakit yang sering
ditemukan pada manusia. Penyebab umum konstipasi adalah kegagalan
pengosongan rektum saat terjadi peristaltik masa. Bila defekasi tidak sempurna,

10
rektum menjadi relaks dan keinginan defekasi menghilang. Air 11 tetap terus
diabsorpsi dari massa feses, sehingga feses menjadi keras, dan menyebabkan
lebih sukarnya defekasi selanjutnya. Bila massa feses yang keras ini terkumpul
disatu tempat dan tidak dapat dikeluarkan, maka disebut sebagai impaksi feses.
Tekanan pada feses yang berlebihan menyebabkan timbulnya kongesti vena
hemoroidalis interna dan eksterna, dan hal ini merupakan salah satu penyebab
hemoroid (vena varikosa rektum).1
C. Definisi

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di


daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis.2
D. Etiologi

Faktor risiko terjadinya hemoroid antara lain faktor mengedan pada buang
air besar yang sulit, pola buang air besar yang salah (lebih banyak memakai
jamban duduk, terlalu lama duduk di jamban sambil membaca, merokok),
peningkatan tekanan intra abdomen, karena tumor (tumor usus, tumor abdomen),
kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan perubahan hormonal),
usia tua, konstipasi kronik, diare kronik atau diare akut yang berlebihan,
hubungan seks peranal, kurang minum air, kurang makanmakanan berserat
(sayur dan buah), kurang olahraga/imobilisasi.2
Faktor penyebab hemoroid dapat terjadi karena kebiasaan buang air besar
tidak tentu dan setiap kali berak mengedan terlalu keras, terlalu lama duduk
sepanjang tahun, infeksi, kehamilan dapat merupakan faktor-faktor penyebab
hemoroid.2
Faktor predisposisi terjadinya hemoroid adalah herediter, anatomi,
makanan, pekerjaan, psikis, dan senilitas. Sedangkan sebagai faktor presipitasi 12
adalah faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan
intraabdominal), fisiologis dan radang.Umumnya faktor etiologi tersebut tidak
berdiri sendiri tetapi saling berkaitan.2

11
E. Patofisiologi

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan


aliran balik dari vena hemoroidalis. Telah diajukan beberapa faktor etiologi yaitu
konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran
prostat, fibroid uteri, dan tumor rektum. Penyakit hati kronis yang disertai
hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis
superior mengalirkan darah ke sistem portal. Selain itu sistem portal tidak
mempunyai katup, sehingga mudah terjadi aliran balik. 2
F.Klasifikasi
Hemoroid dapat dibedakan atas hemoroid eksterna dan interna. Hemoroid
eksterna di bedakan sebagai bentuk akut dan kronis. Bentuk akut berupa
pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan
suatu hematoma, walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis eksternal akut.
Bentuk ini sering terasa sangat nyeri dan gatal karena ujungujung saraf pada kulit
merupakan reseptor nyeri. Kadang-kadang perlu membuang trombus dengan
anestesi lokal, atau dapat diobati dengan “kompres duduk” panas dan analgesik.
Hemoroid eksterna kronis atau skin tag biasanya merupakan sekuele dari
hematom akut. Hemoroid ini berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri
dari jaringan ikat dan sedikit pembuluh darah.2

12
Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran klinis atas : derajat 1, bila
terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal anus, hanya dapat
dilihat dengan anorektoskop. Derajat 2, pembesaran hemoroid yang prolaps dan
menghilang atau masuk sendiri ke dalam anus secara spontan. Derajat 3,
pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan
bantuan dorongan jari. Derajat 4, prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan
cenderung untuk mengalami thrombosis dan infark. 2
G.

Manisfestasi Klinis

Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan


perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan
oleh thrombosis. Thrombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat
menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak
selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan
perdarahan atau prolaps.3
H. Penatalaksanaan
Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan hygiene
personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi. Diet
tinggi serat yang mengandung buah dan sekam mungkin satusatunya tindakan yang
diperlukan; bila tindakan ini gagal, laksatif yang berfungsi mengabsorpsi air saat
melewati usus dapat membantu.Rendam duduk dengan salep, dan supositoria yang
mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring adalah tindakan yang
memungkinkan pembesaran berkurang. 4

13
Terdapat berbagai tipe tindakan nonoperatif untuk hemoroid. Fotokoagulasi
inframerah, diatermi bipolar, dan terapi laser adalah teknik terbaru yang digunakan
untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya.Injeksi larutan sklerosan juga
efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah. Prosedur ini membantu
mencegah prolaps. 4
Hemoroidektomi kriosirurgi adalah metode untuk mengangkat hemoroid
dengan cara membekukan jaringan hemoroid selama waktu tertentu sampai timbul
nekrosis. Meskipun hal ini relatif kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak
digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau sangat
menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuhnya. 4
Metode pengobatan hemoroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang
harus diatasi dengan bedah lebih luas. Hemoroidektomi atau eksisi bedah, 15 dapat
dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini.
Selama pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemoroid
diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah
prosedur operatif selesai, selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk
memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxygel
dapat diberikan diatas luka kanal.4
I. Komplikasi
Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah perdarahan, thrombosis, dan
strangulasi.Hemoroid strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai darah
dihalangi oleh sfingter ani. Komplikasi hemoroid antara lain : 4
1. Luka dengan tanda rasa sakit yang hebat sehingga pasien takut mengejan
dan takut berak. Karena itu, tinja makin keras dan makin memperberat luka
di anus.
2. Infeksi pada daerah luka sampai terjadi nanah dan fistula (saluran tak
normal) dari selaput lendir usus/anus.
3. Perdarahan akibat luka, bahkan sampai terjadi anemia.

14
4. Jepitan, benjolan keluar dari anus dan terjepit oleh otot lingkar dubur
sehingga tidak bisa masuk lagi. Sehingga, tonjolan menjadi merah, makin
sakit, dan besar. Dan jika tidak cepat-cepat ditangani dapat busuk.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Brunicardi, F.C, et al. 2006. Schwartz’s Manual of Surgery. United States of


America: The McGraw-Hill Companies.
2. Sari, D.K, et al. 2005. Chirurgica. Yogyakarta: Tosca Enterprise.
3. Current diagnosis and treatment: surgery 13th edition.2010
4. Essential og generation surgery fifth edition.2013

16

Вам также может понравиться

  • Germas HIV
    Germas HIV
    Документ10 страниц
    Germas HIV
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Dislipidemia Sebagai Faktor Risiko PJK
    Dislipidemia Sebagai Faktor Risiko PJK
    Документ3 страницы
    Dislipidemia Sebagai Faktor Risiko PJK
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • DASH Diet
    DASH Diet
    Документ11 страниц
    DASH Diet
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • 495-Article Text-1674-1-10-20210401
    495-Article Text-1674-1-10-20210401
    Документ6 страниц
    495-Article Text-1674-1-10-20210401
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Penyuluhan Disfungsi Ereksi
    Penyuluhan Disfungsi Ereksi
    Документ11 страниц
    Penyuluhan Disfungsi Ereksi
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Abpm 2
    Abpm 2
    Документ1 страница
    Abpm 2
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Diet Dash Hipertensi
    Diet Dash Hipertensi
    Документ10 страниц
    Diet Dash Hipertensi
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Hepatitis Akut
    Hepatitis Akut
    Документ8 страниц
    Hepatitis Akut
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Jurnal Reading
    Jurnal Reading
    Документ23 страницы
    Jurnal Reading
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Journal Reading: Pembimbing: Dr. Retno Wahyuningsih, SP.M Disusun Oleh: Pramudita Probosiwi H2A013006P
    Journal Reading: Pembimbing: Dr. Retno Wahyuningsih, SP.M Disusun Oleh: Pramudita Probosiwi H2A013006P
    Документ14 страниц
    Journal Reading: Pembimbing: Dr. Retno Wahyuningsih, SP.M Disusun Oleh: Pramudita Probosiwi H2A013006P
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Translate Jurnal Mata HSK
    Translate Jurnal Mata HSK
    Документ12 страниц
    Translate Jurnal Mata HSK
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • ABPM
    ABPM
    Документ17 страниц
    ABPM
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Cover SAJA
    Cover SAJA
    Документ5 страниц
    Cover SAJA
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Cover Lapsus Erupsi Obat
    Cover Lapsus Erupsi Obat
    Документ3 страницы
    Cover Lapsus Erupsi Obat
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Syaraf
    Syaraf
    Документ22 страницы
    Syaraf
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Jiwa 1
    Jiwa 1
    Документ28 страниц
    Jiwa 1
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Pediatric 2
    Pediatric 2
    Документ24 страницы
    Pediatric 2
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Kulit
    Kulit
    Документ15 страниц
    Kulit
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • THTJHG
    THTJHG
    Документ30 страниц
    THTJHG
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • PEDIATRIC
    PEDIATRIC
    Документ22 страницы
    PEDIATRIC
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Phbs Germas
    Phbs Germas
    Документ17 страниц
    Phbs Germas
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Dalam FIX
    Dalam FIX
    Документ21 страница
    Dalam FIX
    Eka Tama
    Оценок пока нет
  • INTERNA
    INTERNA
    Документ31 страница
    INTERNA
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • Pramudita
    Pramudita
    Документ31 страница
    Pramudita
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • KRR
    KRR
    Документ26 страниц
    KRR
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • JAWABAN
    JAWABAN
    Документ2 страницы
    JAWABAN
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • KRR
    KRR
    Документ22 страницы
    KRR
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • THTJHG
    THTJHG
    Документ30 страниц
    THTJHG
    pramudita7
    Оценок пока нет
  • LAPSUS
    LAPSUS
    Документ25 страниц
    LAPSUS
    Irinekaren
    Оценок пока нет
  • Semangat Kerja Penghapus Dosa
    Semangat Kerja Penghapus Dosa
    Документ21 страница
    Semangat Kerja Penghapus Dosa
    pramudita7
    Оценок пока нет