Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
a. Pengertian
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang
kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan berat lahir antara 2500-4000 gram pada usia kehamilan 37-42
minggu (1)
Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram tanpa
Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > 2500 – 4000 gram
Bayi dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu (< 259 hari)
(259–293 hari)
(Kosim, 2012).
lengan 11 – 12 cm.
sempurna.
8) Nilai APGAR >7 dan gerakannya aktif serta bayi lahir langsung
menangis kuat.
9) Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut), reflek sucking (isap dan menelan),
labia minora. Pada bayi laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah
ada.
Bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu bayi baru lahir yang
berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan
2499 gram). Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat
dan hiperbilirubinemia.
2) Asfiksia neonatorum
Suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan
tubuhnya.
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul karena trauma pada
pembentukkan trombus normal. Selain itu, perdarahan pada tali pusat juga
4) Kejang neonatus
gejala penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang atau
bawaan .
3. Keringkan
5. Klem, potong dan ikat tali pusat tampa membumbuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah
lahir
8. Berikan salap mata antibiotik pad kedua mata. Pencegahan infeksi mata di anjurkan
9. Pemeriksaan fisis
10. Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 mL intamuskular, dipaha kanan anterolateral, kira-kira 1-2
jam setelah pemberian Vit K1. Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
3. Skor Apgar(3)
Intrepretasi Hasil :
a. Tidak Asfiksia : ≥ 7
c. Asfiksia ≤ 3
c. Jika telat dilakukan resusitasi secara efektif selama 10 menit denyut jantung tetap tidak
terdengar
5. Skor Downe(5)
Interpretasi hasil :
6. Skor Ballard(6)
Skor -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Usia
(Minggu 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44
)
7. Skor Kramer(7)
8. Klasifikasi Bayi menurut Lubchenko(8)
9. Teknik Menyusui(9)
ASI mempunyai banyak manfaat untuk bayi, ibu, keluarga dan negara. Manfaat ASI
untuk bayi adalah sebagai sumber zat gizi (makanan) yang lengkap dan sesuai untuk bayi,
mengandung zat protektif, mempunyai efek psikologis, menunjang pertumbuhan yang baik
dan mngurangi kejadian karies dentis dan maloklusi. Bagi ibu pemberian ASI dapat mencegah
menjarangkan kehamilan, menimbulkan rasa bangga dan rasa dibutuhkan oleh orang lain.
Sedangkan bagi negara dengan pemberian ASI angka kesakitan dan kematian bayi dapat
menurun, mengurangi subsidi rumah sakit, dan meningkatkan kualitas generasi penerus.
Pemberian ASI bukanlah sekedar memberi makanan kepada bayi (hak asuh), tetapi di
saat yang sama seorang ibu juga memberikan kasih sayang, rasa nyaman dan aman (hak asih)
serta celoteh dan senandung yang dapat merangsang memori dan keterampilan seorang anak
(hak asah).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak lahir sampai sekitar 6 bulan. Selama itu
bayi diharapkan tidak mendapat tambahan cairan apapun (susu formula, madu, teh, air jeruk,
air putih) dan makanan tambahan apapun (pisang, biskuit, bubur susu). Diatas usia enam
bulan, bayi memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai ia
Kunci keberhasilan pemberian ASI adalah menempatkan bayi pada posisi dan
perlekatan yang benar. Posisi dan perlekatan yang benar ini memungkinkan bayi mengisap
pada areola (bukan pada puting) sehingga ASI akan mudah keluar dari tempat diproduksinya
ASI dan puting tidak terjepit diantara bibir sehingga puting tidak lecet. Setelah bayi selesai
menyusu bayi perlu disendawakan dengan tujuan untuk membantu ASI yang masih ada di
saluran cerna bagian atas masuk ke dalam lambung sehingga dapat mengeluarkan udara dari
lambung agar bayi tidak muntah setelah menyusu. Semua hal ini akan dilatih pada
Minta ibu untuk mengeluarkan sedikit ASI dengan cara meletakkan ibu jari
dan jari telunjuk sejajar di tepi areola, kemudian tekan ke arah dinding dada
lalu dipencet sehingga ASI mengalir keluar. Minta ibu untuk mengoleskan
ASI tersebut pada puting susu dan areola sekitarnya. Menjelaskan ke ibu
bahwa hal ini bermanfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban
puting susu.
C. Posisi Bayi
Minta ibu untuk menempatkan kepala bayi pada lengkung siku ibu, kepala
bayi tidak boleh tertengadah, sokong badan bayi dengan lengan dan bokong
bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Minta ibu untuk memegang bayi
dengan satu lengan saja.
Minta ibu untuk menempatkan satu lengan bayi di bawah ketiak ibu dan
satu di depan
Minta ibu untuk meletakkan bayi menghadap perut/payudara ibu, perut bayi
menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara sehingga telinga
dan lengan bayi berada pada satu garis lurus.
Minta ibu untuk menatap bayinya dengan kasih sayang
D. Perlekatan bayi
Minta ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari yang
lain menopang di bawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
Minta ibu untuk memberi rangsangan kepada bayi agar membuka mulut
(rooting reflex) dengan cara :
menyentuh pipi dengan puting susu, atau
menyentuh sisi mulut bayi
Setelah bayi membuka mulut, minta ibu untuk dengan cepat mendekatkan
kepala bayi ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke
mulut bayi:
1. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi
2. Setelah bayi mulai mengisap, payudara tak perlu dipegang
atau ditopang lagi
Perhatikan tanda-tanda perlekatan bayi yang baik:
1. dagu bayi menempel di payudara (C = chin)
2. sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, terutama
areola bagian bawah (A= areola)
3. bibir bayi terlipat keluar (bibir atas terlipat ke atas dan bibir
bawah terlipat ke bawah) sehingga tidak mencucu (L= lips)
4. mulut terbuka lebar (M = Mouth)
6
C Chin
Areola
A
L Lips
M Mou
th
X
Gambar.3. Perlekatan
7
2. Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya
ditepuk perlahan-lahan
1. BCG
Adalah vaksin hidup yang dibuat dari Mycobacterium bovis dibiak berulang selama
1-3 tahun sehingga di dapat basil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai
imunogenitas.Vaksin BCG merupakan vaksin hidup yang memberi perlindungan
terhadap penyakit TB. Vaksin TB tidak mencegah infeksi TB, tetapi mencegah infeksi
TB berat (meningitis TB dan TB milier). Vaksin BCG membutuhkan waktu 6-12
minggu untuk menghasilkan efek (perlindungan) kekebalannya. Vaksinasi BCG
memberikan proteksi yang bervariasi antara 50-80% terhadap tuberkulosis. Pemberian
vaksinasi BCG sangat bermanfaat bagi anak.
Di Indonesia, vaksin BCG merupakan vaksin yang diwajibkan pemerintah. Vaksin
ini diberikan pada bayi yang baru lahir dan sebaiknya diberikan pada umur sebelum 2
bulan. Vaksin BCG juga diberikan pada anak usia 1-15 tahun yang belum divaksinasi
(tidak ada catatan atau tidak ada scar).
Dosis untuk bayi kurang dari 1 tahun adalah untuk 0,05 ml dan untuk anak 0,10
ml, diberikan secara intrakutan di daerah insersio M. deltoideus kanan. WHO tetap
menganjurkan pemberian vaksin BCG di insersio M. deltoid kanan dan tidak di
tempat lain (bokong, paha), penyuntikan secara intradermal di daerah deltoid lebih
mudah dilakukan (tidak terdapat lemak subkutis yang tebal), ulkus yang terbentuk
tidak mengganggu struktur otot setempat (dibandingkan pemberian di daerah gluteal
lateral atau paha anterior) dan sebagai tanda baku untuk keperluan diagnosis apabila
diperlukan.
Vaksin BCG merupakan vaksin hidup, maka tidak diberikan pada pasien
imunokompromais (leukemia, dalam pengobatan steroid jangka panjang atau pada
infeksi HIV).
KIPI yang didapat setelah vaksinasi adalah papul merah yang kecil timbul dalam
waktu 1 – 3 minggu. Papul ini akan semakin lunak, hancur, dan menimbulkan parut.
Luka ini mungkin memakan waktu sampai 3 bulan untuk sembuh. Biarkan vaksinasi
sembuh sendiri dan pastikan agar tetap bersih dan kering.
2. Imunisasi pentavalen
Adalah gabungan vaksin DPT-HB ditambah Hib. Sebelumnya kombinasi ini hanya terdiri
dari DPT dan HB (DPT combo). Sesuai dengan kandungan vaksinnya, imunisasi pentavalen
mencegah beberapa jenis penyakit, antara lain difteri, batuk rejan atau batuk 100 hari,
tetanus, hepatitis B, serta radang otak (meningitis) dan radang paru (pneumonia) yang
disebabkan oleh kuman Hib (Haemophylus influenzae tipe b) (Dinkes Provinsi Bali, 2013).
Imunisasi Hib (Haemophilus influenza tipe b) merupakan imunisasi yang diberikan untuk
mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit yang
tergolong berat seperti meningitis (radang selaput otak). Pada meningitis bakteri tersebut
akan menginfeksi selaput pelindung otak dan saraf otak yang akan menimbulkan radang
paru-paru (pneumonia). Bakteri Hib yang dapat menyebabkan septisemia (keracunan darah
dan dapat merupakan infeksi yang lebih tersebar luas ke seluruh tubuh) (Yuni, 2014).
Dua penyebab paling umum dari meningitis bakteri yang parah pada anak-anak, Haemophilus
influenzae tipe B ( Hib ) dan Streptococcus pneumoniae, yang dapat dicegah dengan vaksin
yang ada semakin tersedia di negara-negara berkembang (Davis et al, 2013). Streptococcus
pneumoniae adalah bakteri tunggal penyebab yang paling signifikan dari invasif (meningitis
dan bakteremia) dan non-10 invasif (pneumonia dan otitis media) penyakit pada anak usia
Kontra indikasi pada pemberian imunisasi pentavalen yaitu anak panas tinggi dengan
suhu 380C disertai batuk dan pilek yang keras. Selain itu pada anak yang memiliki riwayat
kejang demam pada pemberian imunisasi DPT-HB atau DPT-HB-Hib sebelumnya, maka
imunisasi selanjutnya agar diberikan oleh dokter ahli (Dinkes, Provinsi Bali, 2013),
Dosis pemberian imunisasi pentavalen yaitu 0,5 ml, cara penyuntikan intramuskular.
Suntikan diberikan pada paha anterolateral pada bayi dan di lengan kanan atas pada anak
batita saat imunisasi lanjutan. Bayi atau anak dipangku dengan posisi menghadap ke depan,
pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk. Suntikkan vaksin dengan posisi
jarum suntik 90o terhadap permukaan kulit. Suntikkan pelan-pelan untuk mengurangi rasa
sakit (Dinkes Provinsi Bali,2013) Efek samping setelah pemberian imunisasi ini biasanya
sakit, bengkak dan kemerahan berlaku ditempat suntikan. Biasanya berlaku 3 hari, kadang
demam juga bisa terjadi. Efek samping ini tergolong ringan, jika dibandingkan dengan
Jenis dan angka kejadian reaksi yang berat tidak berbeda secara bermakna dengan vaksin
DPT, Hepatitis B dan Hib yang diberikan secara terpisah. Beberapa reaksi lokal sementara
seperti bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam dapat timbul
dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat seperti demam tinggi, irritabilitas
(rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian.
dengan angka kejadian 1 kasus per 12.500 dosis pemberian. Pemberian asetaminofen pada
3. Campak
Vaksin campak rutin dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5 ml secara subkutan dalam,
4. Polio
Pada saat ini ada dua jenis vaksin polio yaitu OPV (oral polio vaccine) dan IPV
(inactivated polio vaccine). OPV diberikan 2 tetes melalui mulut, sedangkan IPV diberikan
melalui suntikan dengan dosis 0,5 ml dengan suntikan subkutan dalam 3 kali di lengan
DAFTAR PUSTAKA
3. Buku Pemeriksaan Klinis Pada Bayi & Anak Edisi Ke-3.2014.Penerbit: Sagung Seto
Hasanuddin 2015
10. Sri, Rezeki S Hadinegoro. Prof. Dr. dr. SpA(K), dkk. Pedoman imunisasi