Вы находитесь на странице: 1из 20

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang

sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta

harus dapat melakukan penyesuaian diri dan kehidupan intrauterin ke

kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir

dengan berat lahir antara 2500-4000 gram pada usia kehamilan 37-42

minggu (1)

b. Klasifikasi Bayi Baru lahir

Klasifikasi bayi baru lahir dibedakan menjadi dua macam yaitu

klasifikasi menurut berat lahir dan klasifikasi menurut masa gestasi

atau umur kehamilan.

1) Klasifikasi menurut berat lahir yaitu :

a) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram tanpa

memandang masa gestasi

b) Bayi Berat Lahir Cukup/Normal

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > 2500 – 4000 gram

c) Bayi Berat Lahir Lebih

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > 4000 gram


2) Klasifikasi menurut masa gestasi atau umur kehamilan yaitu :

a) Bayi Kurang Bulan (BKB)

Bayi dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu (< 259 hari)

b) Bayi Cukup Bulan (BCB)

Bayi dilahirkan dengan masa gestasi antara 37–42 minggu

(259–293 hari)

c) Bayi Lebih Bulan (BLB)

Bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (294 hari)

(Kosim, 2012).

c. Ciri – ciri Bayi Baru Lahir Normal

1) Bayi lahir aterm antara 37 - 42 minggu.

2) Berat badan bayi 2500 – 4000 gram, panjang badan 48 – 52 cm,

lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar kepala 33 – 35 cm dan lingkar

lengan 11 – 12 cm.

3) Frekuensi denyut jantung 120 – 160 kali per menit.

4) Frekuensi pernafasan 40 – 60 kali per menit.

5) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang

cukup terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa.

6) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna.

7) Kuku agak panjang dan lemas.

8) Nilai APGAR >7 dan gerakannya aktif serta bayi lahir langsung

menangis kuat.
9) Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil

pada pipi dan daerah mulut), reflek sucking (isap dan menelan),

reflek morro (gerakan memeluk jika dikagetkan) dan reflek

grasping (menggenggam) sudah terbentuk dengan baik.

10) Genetalia : pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi

labia minora. Pada bayi laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah

ada.

11) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24

jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan.

d. Bayi Baru Lahir Risiko Tinggi

Kondisi–kondisi yang menjadikan neonatus berisiko tinggi, antara lain :

1) Bayi dengan berat badan lahir rendah

Bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu bayi baru lahir yang

berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan

2499 gram). Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat

badan lahir rendah diantaranya adalah penyakit hipotermia,

gangguan pernafasan, membran hialin, ikterus, pneumonia, aspirasi

dan hiperbilirubinemia.

2) Asfiksia neonatorum

Suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan

dan teratur segera setelah lahir sehingga bayi tidak dapat


memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari

tubuhnya.

3) Perdarahan tali pusat

Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul karena trauma pada

pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses

pembentukkan trombus normal. Selain itu, perdarahan pada tali pusat juga

dapat sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi.

4) Kejang neonatus

Kejang pada neonatus bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan suatu

gejala penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang atau

adanya kelainan susunan saraf pusat. Penyebab utama terjadinya kejang

adalah kelainan bawaan pada otak, sedangkan sebab sekunder adalah

gangguan metabolik atau penyakit lain seperti penyakit infeksi. Di negara

berkembang, kejang pada neonatus sering disebabkan oleh tetanus

neonatorum, sepsis, meningitis, ensefalitis, pendarahan otak, dan cacat

bawaan .

2. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal(2)


Tindakan yang dilakukan pada bayi baru lahir normal :

1. Jaga bayi tetap hangat

2. Isap lendir dari mulut dan hidung(bila perlu)

3. Keringkan

4. Pemantauan tanda bahaya

5. Klem, potong dan ikat tali pusat tampa membumbuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah

lahir

6. Lakukan inisiasi menyusui dini

7. Beri suntikan Vit K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuscular, di paha kiri anterolateral

setelah inisiasi menyusui dini

8. Berikan salap mata antibiotik pad kedua mata. Pencegahan infeksi mata di anjurkan

menggunakan salap mata antibiotik tetrasiklin 1%

9. Pemeriksaan fisis

10. Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 mL intamuskular, dipaha kanan anterolateral, kira-kira 1-2

jam setelah pemberian Vit K1. Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi

hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu dan bayi.

3. Skor Apgar(3)
Intrepretasi Hasil :

a. Tidak Asfiksia : ≥ 7

b. Asfiksia Ringan-Sedang 4-6

c. Asfiksia ≤ 3

4. Alur Resusitasi Neonatus(4)


Kapan menghentikan resusitasi :
a. Bayi tidak bernafas Spontan

b. Tidak terdengar denyut jantung

c. Jika telat dilakukan resusitasi secara efektif selama 10 menit denyut jantung tetap tidak

terdengar

5. Skor Downe(5)

Interpretasi hasil :

a. Gangguan Pernapasan Ringan :≤4

b. Gangguan Pernapasan Sedang : 4-5

c. Gangguan Pernapasan Berat : ≥ 6 (diperlukan analisis gas darah)

6. Skor Ballard(6)
Skor -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Usia
(Minggu 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44
)

7. Skor Kramer(7)
8. Klasifikasi Bayi menurut Lubchenko(8)
9. Teknik Menyusui(9)

ASI mempunyai banyak manfaat untuk bayi, ibu, keluarga dan negara. Manfaat ASI

untuk bayi adalah sebagai sumber zat gizi (makanan) yang lengkap dan sesuai untuk bayi,

mengandung zat protektif, mempunyai efek psikologis, menunjang pertumbuhan yang baik

dan mngurangi kejadian karies dentis dan maloklusi. Bagi ibu pemberian ASI dapat mencegah

terjadinya perdarahan pasca salin menurunkan kejadian karsinoma mammae, dapat

menjarangkan kehamilan, menimbulkan rasa bangga dan rasa dibutuhkan oleh orang lain.

Bagi keluarga ASI bermanfaat dari aspekekonomi, psikologi dan kemudahann/praktis.

Sedangkan bagi negara dengan pemberian ASI angka kesakitan dan kematian bayi dapat

menurun, mengurangi subsidi rumah sakit, dan meningkatkan kualitas generasi penerus.
Pemberian ASI bukanlah sekedar memberi makanan kepada bayi (hak asuh), tetapi di

saat yang sama seorang ibu juga memberikan kasih sayang, rasa nyaman dan aman (hak asih)

serta celoteh dan senandung yang dapat merangsang memori dan keterampilan seorang anak

(hak asah).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak lahir sampai sekitar 6 bulan. Selama itu

bayi diharapkan tidak mendapat tambahan cairan apapun (susu formula, madu, teh, air jeruk,

air putih) dan makanan tambahan apapun (pisang, biskuit, bubur susu). Diatas usia enam

bulan, bayi memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai ia

berumur dua tahun.

Kunci keberhasilan pemberian ASI adalah menempatkan bayi pada posisi dan

perlekatan yang benar. Posisi dan perlekatan yang benar ini memungkinkan bayi mengisap

pada areola (bukan pada puting) sehingga ASI akan mudah keluar dari tempat diproduksinya

ASI dan puting tidak terjepit diantara bibir sehingga puting tidak lecet. Setelah bayi selesai

menyusu bayi perlu disendawakan dengan tujuan untuk membantu ASI yang masih ada di

saluran cerna bagian atas masuk ke dalam lambung sehingga dapat mengeluarkan udara dari

lambung agar bayi tidak muntah setelah menyusu. Semua hal ini akan dilatih pada

keterampilan teknik menyusui.


PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN
TEKNIK MENYUSUI
No. LANGKAH/KEGIATAN KET
A.Medical Consent
Sapalah ibu dan keluarganya dengan ramah, perkenalkan diri anda serta
tanyakan keadaannya
Berikan dorongan kepada ibu dengan meyakinkan bahwa setiap ibu mampu
menyusui bayinya. Bantu ibu mengatasi keraguannya karena pernah
bermasalah ketika menyusui pada pengalaman sebelumnya.
Berikan konseling dan motivasi pada ibu tentang manfaat ASI (manfaat
bagi bayi, ibu, keluarga, negara)
Berikan konseling dan motivasi pada suami atau anggota keluarga lain
tentang keuntungan ASI dan menjelaskan peran mereka dalam memberi
dukungan terhadap ibu menyusui
Berikan kesempatan ibu untuk bertanya setiap ia membutuhkannya
Meminta persetujuan ibu untuk diajarkan tentang teknik menyusui
B. Persiapan Ibu
Meminta ibu mencuci tangan dengan sabun dan air
Tempatkan ibu pada posisi yang nyaman: duduk bersandar, tidur miring,
atau berdiri. Bila duduk, jangan sampai kaki menggantung.

Gambar 1. Berbagai Posisi menyusui

Minta ibu untuk mengeluarkan sedikit ASI dengan cara meletakkan ibu jari
dan jari telunjuk sejajar di tepi areola, kemudian tekan ke arah dinding dada
lalu dipencet sehingga ASI mengalir keluar. Minta ibu untuk mengoleskan
ASI tersebut pada puting susu dan areola sekitarnya. Menjelaskan ke ibu
bahwa hal ini bermanfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban
puting susu.
C. Posisi Bayi
Minta ibu untuk menempatkan kepala bayi pada lengkung siku ibu, kepala
bayi tidak boleh tertengadah, sokong badan bayi dengan lengan dan bokong
bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Minta ibu untuk memegang bayi
dengan satu lengan saja.
Minta ibu untuk menempatkan satu lengan bayi di bawah ketiak ibu dan
satu di depan
Minta ibu untuk meletakkan bayi menghadap perut/payudara ibu, perut bayi
menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara sehingga telinga
dan lengan bayi berada pada satu garis lurus.
Minta ibu untuk menatap bayinya dengan kasih sayang
D. Perlekatan bayi
Minta ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari yang
lain menopang di bawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja.

Gambar 2. Posisi bayi dan memegang payudara yang benar

Minta ibu untuk memberi rangsangan kepada bayi agar membuka mulut
(rooting reflex) dengan cara :
menyentuh pipi dengan puting susu, atau
menyentuh sisi mulut bayi
Setelah bayi membuka mulut, minta ibu untuk dengan cepat mendekatkan
kepala bayi ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke
mulut bayi:
1. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi
2. Setelah bayi mulai mengisap, payudara tak perlu dipegang
atau ditopang lagi
Perhatikan tanda-tanda perlekatan bayi yang baik:
1. dagu bayi menempel di payudara (C = chin)
2. sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, terutama
areola bagian bawah (A= areola)
3. bibir bayi terlipat keluar (bibir atas terlipat ke atas dan bibir
bawah terlipat ke bawah) sehingga tidak mencucu (L= lips)
4. mulut terbuka lebar (M = Mouth)

6
C Chin

Areola
A
L Lips

M Mou
th

 X
Gambar.3. Perlekatan

Menjelaskan kepada ibu mengapa perlekatan bayi harus benar.


E. Melepas isapan
Minta ibu untuk ganti menyusui pada payudara yang lain apabila pada satu
payudara sudah terasa kosong. Minta ibu melepas isapan dengan cara:
1. jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut
mulut, atau
2. dagu bayi ditekan ke bawah
Minta ibu agar menyusui berikutnya dimulai dari payudara yang belum
terkosongkan (yang diisap terakhir)
Setelah selesai menyusui, minta ibu untuk mengeluarkan ASI sedikit
kemudian oleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering
dengan sendirinya.
F. Menyendawakan bayi
Minta ibu untuk menyendawakan bayi dengan cara:
1. bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan, atau

7
2. Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya
ditepuk perlahan-lahan

Jelaskan pada ibu tujuan menyendawakan bayi.

Gambar.4. Menyendawakan bayi


10. Imunisasi Program Nasional(10)

1. BCG

Adalah vaksin hidup yang dibuat dari Mycobacterium bovis dibiak berulang selama
1-3 tahun sehingga di dapat basil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai
imunogenitas.Vaksin BCG merupakan vaksin hidup yang memberi perlindungan
terhadap penyakit TB. Vaksin TB tidak mencegah infeksi TB, tetapi mencegah infeksi
TB berat (meningitis TB dan TB milier). Vaksin BCG membutuhkan waktu 6-12
minggu untuk menghasilkan efek (perlindungan) kekebalannya. Vaksinasi BCG
memberikan proteksi yang bervariasi antara 50-80% terhadap tuberkulosis. Pemberian
vaksinasi BCG sangat bermanfaat bagi anak.
Di Indonesia, vaksin BCG merupakan vaksin yang diwajibkan pemerintah. Vaksin
ini diberikan pada bayi yang baru lahir dan sebaiknya diberikan pada umur sebelum 2
bulan. Vaksin BCG juga diberikan pada anak usia 1-15 tahun yang belum divaksinasi
(tidak ada catatan atau tidak ada scar).
Dosis untuk bayi kurang dari 1 tahun adalah untuk 0,05 ml dan untuk anak 0,10
ml, diberikan secara intrakutan di daerah insersio M. deltoideus kanan. WHO tetap
menganjurkan pemberian vaksin BCG di insersio M. deltoid kanan dan tidak di
tempat lain (bokong, paha), penyuntikan secara intradermal di daerah deltoid lebih
mudah dilakukan (tidak terdapat lemak subkutis yang tebal), ulkus yang terbentuk
tidak mengganggu struktur otot setempat (dibandingkan pemberian di daerah gluteal
lateral atau paha anterior) dan sebagai tanda baku untuk keperluan diagnosis apabila
diperlukan.
Vaksin BCG merupakan vaksin hidup, maka tidak diberikan pada pasien
imunokompromais (leukemia, dalam pengobatan steroid jangka panjang atau pada
infeksi HIV).
KIPI yang didapat setelah vaksinasi adalah papul merah yang kecil timbul dalam
waktu 1 – 3 minggu. Papul ini akan semakin lunak, hancur, dan menimbulkan parut.
Luka ini mungkin memakan waktu sampai 3 bulan untuk sembuh. Biarkan vaksinasi
sembuh sendiri dan pastikan agar tetap bersih dan kering.

2. Imunisasi pentavalen
Adalah gabungan vaksin DPT-HB ditambah Hib. Sebelumnya kombinasi ini hanya terdiri

dari DPT dan HB (DPT combo). Sesuai dengan kandungan vaksinnya, imunisasi pentavalen

mencegah beberapa jenis penyakit, antara lain difteri, batuk rejan atau batuk 100 hari,

tetanus, hepatitis B, serta radang otak (meningitis) dan radang paru (pneumonia) yang

disebabkan oleh kuman Hib (Haemophylus influenzae tipe b) (Dinkes Provinsi Bali, 2013).

Imunisasi Hib (Haemophilus influenza tipe b) merupakan imunisasi yang diberikan untuk

mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit yang

tergolong berat seperti meningitis (radang selaput otak). Pada meningitis bakteri tersebut

akan menginfeksi selaput pelindung otak dan saraf otak yang akan menimbulkan radang

paru-paru (pneumonia). Bakteri Hib yang dapat menyebabkan septisemia (keracunan darah

dan dapat merupakan infeksi yang lebih tersebar luas ke seluruh tubuh) (Yuni, 2014).

Dua penyebab paling umum dari meningitis bakteri yang parah pada anak-anak, Haemophilus

influenzae tipe B ( Hib ) dan Streptococcus pneumoniae, yang dapat dicegah dengan vaksin

yang ada semakin tersedia di negara-negara berkembang (Davis et al, 2013). Streptococcus

pneumoniae adalah bakteri tunggal penyebab yang paling signifikan dari invasif (meningitis

dan bakteremia) dan non-10 invasif (pneumonia dan otitis media) penyakit pada anak usia

kurang dari 5 tahun di seluruh dunia (Che et al, 2014).

Kontra indikasi pada pemberian imunisasi pentavalen yaitu anak panas tinggi dengan

suhu 380C disertai batuk dan pilek yang keras. Selain itu pada anak yang memiliki riwayat

kejang demam pada pemberian imunisasi DPT-HB atau DPT-HB-Hib sebelumnya, maka

imunisasi selanjutnya agar diberikan oleh dokter ahli (Dinkes, Provinsi Bali, 2013),
Dosis pemberian imunisasi pentavalen yaitu 0,5 ml, cara penyuntikan intramuskular.

Suntikan diberikan pada paha anterolateral pada bayi dan di lengan kanan atas pada anak

batita saat imunisasi lanjutan. Bayi atau anak dipangku dengan posisi menghadap ke depan,

pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk. Suntikkan vaksin dengan posisi

jarum suntik 90o terhadap permukaan kulit. Suntikkan pelan-pelan untuk mengurangi rasa

sakit (Dinkes Provinsi Bali,2013) Efek samping setelah pemberian imunisasi ini biasanya

sakit, bengkak dan kemerahan berlaku ditempat suntikan. Biasanya berlaku 3 hari, kadang

demam juga bisa terjadi. Efek samping ini tergolong ringan, jika dibandingkan dengan

penyakit yang disebabkan oleh Hib.

Jenis dan angka kejadian reaksi yang berat tidak berbeda secara bermakna dengan vaksin

DPT, Hepatitis B dan Hib yang diberikan secara terpisah. Beberapa reaksi lokal sementara

seperti bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam dapat timbul

dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat seperti demam tinggi, irritabilitas

(rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian.

Episode hypotonic-hyporesponsive pernah dilaporkan. Kejang demam telah dilaporkan

dengan angka kejadian 1 kasus per 12.500 dosis pemberian. Pemberian asetaminofen pada

saat dan 4-8 jam setelah imunisasi mengurangi terjadinya demam.

3. Campak

Vaksin campak rutin dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5 ml secara subkutan dalam,

pada umur 9 bulan

4. Polio

Pada saat ini ada dua jenis vaksin polio yaitu OPV (oral polio vaccine) dan IPV

(inactivated polio vaccine). OPV diberikan 2 tetes melalui mulut, sedangkan IPV diberikan

melalui suntikan dengan dosis 0,5 ml dengan suntikan subkutan dalam 3 kali di lengan

dengan jarak 2 bulan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cuningham, F.Gary.2012. Obstetri Williams. Jakarta: Buku Kedokeran EGC


2. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Oleh Kemenkes RI 2010

3. Buku Pemeriksaan Klinis Pada Bayi & Anak Edisi Ke-3.2014.Penerbit: Sagung Seto

4. “Neonatal Resuscitation” dalam Jurnal Circulation Oleh AHA 2015

5. Buku Symposium”Tatalaksana Praktis Kesehatan Bayi & Anak Di Layanan Primer”

Oleh Makassar Pediatric Update III Tahun 2015

6. The New Ballard Score dalam http://www.Ballardscore.com

7. Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI Jilid 2 Tahun 2011

8. Buku Ajar Neonatologi IDAI Tahun 2008

9. Buku Panduan Keterampilan Teknik Menyusui Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin 2015

10. Sri, Rezeki S Hadinegoro. Prof. Dr. dr. SpA(K), dkk. Pedoman imunisasi

di Indonesia. Ikatan Dokter Indonesia. Edisi ke-4. Jakarta 2011

Вам также может понравиться

  • Pemeriksaan Hepar
    Pemeriksaan Hepar
    Документ7 страниц
    Pemeriksaan Hepar
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Hepar
    Pemeriksaan Hepar
    Документ7 страниц
    Pemeriksaan Hepar
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Jurnaaaaaaaal
    Jurnaaaaaaaal
    Документ16 страниц
    Jurnaaaaaaaal
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ2 страницы
    Daftar Pustaka
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Документ3 страницы
    Bab I Pendahuluan
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Документ11 страниц
    Bab Ii Tinjauan Pustaka
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Translate Jurnal PD
    Translate Jurnal PD
    Документ5 страниц
    Translate Jurnal PD
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Daftar-Isi
    Daftar-Isi
    Документ1 страница
    Daftar-Isi
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Bab Ii-Iii
    Bab Ii-Iii
    Документ28 страниц
    Bab Ii-Iii
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Bab III Kesimpulan
    Bab III Kesimpulan
    Документ1 страница
    Bab III Kesimpulan
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Fraktur Tulang Wajah
    Fraktur Tulang Wajah
    Документ5 страниц
    Fraktur Tulang Wajah
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Daftar-Isi
    Daftar-Isi
    Документ1 страница
    Daftar-Isi
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Daftar-Isi
    Daftar-Isi
    Документ1 страница
    Daftar-Isi
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ2 страницы
    Daftar Pustaka
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • 47 Syarifah Hidayah F - 2 PDF
    47 Syarifah Hidayah F - 2 PDF
    Документ6 страниц
    47 Syarifah Hidayah F - 2 PDF
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Daftar-Isi
    Daftar-Isi
    Документ1 страница
    Daftar-Isi
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Daftar
    Daftar
    Документ2 страницы
    Daftar
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Dokumen Tips
    Dokumen Tips
    Документ1 страница
    Dokumen Tips
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Daftar-Isi
    Daftar-Isi
    Документ1 страница
    Daftar-Isi
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • DAFTAR ISI Baru Rahmat
    DAFTAR ISI Baru Rahmat
    Документ1 страница
    DAFTAR ISI Baru Rahmat
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Kolelitiasis
    Laporan Kasus Kolelitiasis
    Документ10 страниц
    Laporan Kasus Kolelitiasis
    yoelia
    Оценок пока нет
  • DAFTAR ISI Baru Rahmat
    DAFTAR ISI Baru Rahmat
    Документ1 страница
    DAFTAR ISI Baru Rahmat
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ2 страницы
    Daftar Pustaka
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • DAFTAR PUSTAKA Rahmt
    DAFTAR PUSTAKA Rahmt
    Документ1 страница
    DAFTAR PUSTAKA Rahmt
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет
  • Fraktur Tulang Wajah
    Fraktur Tulang Wajah
    Документ5 страниц
    Fraktur Tulang Wajah
    'RahmaT' ANdesjer Lcgs Cuyy
    Оценок пока нет