Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
Y= Yimpor
= 79.870,96 ton/tahun
pabrik PA pada tahun 2022 dengan kapasitas produksi 80.000 ton/tahun. Dimana
dengan kapasitas tersebut diharapkan :
1. Dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri yang akan terus meningkat.
2. Dapat memicu berdiri dan berkembangnya industri - industri berbasis PA,
seperti industri cat, otomotif, PVC, dll.
3. Dapat menghemat devisa negara yang cukup besar, karena berkurangnya
impor PA dan mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.
4. Dapat mengekspor PA sebagai tambahan devisa negara.
1.3. Pemilihan Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik sangat berpengaruh terhadap keberadaan suatu pabrik. Lokasi
pabrik PA yang direncanakan, akan didirikan di Cilegon, Banten dengan
pertimbangan sebagai berikut:
1.3.1. Kondisi Geografis
Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon berada
di ujung barat laut pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota ini dulunya merupakan
bagian dari wilayah Kabupaten Serang, kemudian ditingkatkan statusnya menjadi
kota administratif, dan sejak tanggal 20 April 1999 ditetapkan sebagai kotamadya
(sebutan kotamadya diganti dengan kota sejak tahun 2001). Cilegon dikenal
sebagai kota industri, dan menjadi pusat industri di kawasan Banten bagian barat.
Kota Cilegon dilintasi jalan negara lintas Jakarta-Merak, dan dilalui jalur kereta
api Jakarta-Merak. Kota Cilegon terdiri atas 8 kecamatan yang dibagi lagi atas
sejumlah kelurahan. Berdasarkan letak geografisnya, Kota Cilegon berada
dibagian paling ujung sebelah Barat Pulau Jawa dan terletak pada posisi :
5°52’24” – 6°04’07” Lintang Selatan (LS), 105°54’05” – 106°05’11” Bujur Timur
(BT). Secara administratif wilayah berdasarkan UU No.15 Tahun 1999 tentang
terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah
Tingkat II Cilegon pada tanggal 27 April 1999.
1.3.2. Suplai Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan phthalic anhydride (PA)
adalah o-xylene, ketersediaan bahan baku tersebut di Indonesia tidak di produksi
sehingga bahan baku harus di impor dari Singapura. Oleh karena itu, untuk
8
menjaga suplai bahan baku tetap terjaga dan untuk menghemat biaya pemilihan
lokasi pabrik harus dekat dengan pelabuhan (Widjaja, 2003).
1.3.3. Pemasaran dan Sarana Transportasi
Pemasaran produk berhubungan dengan letak pabrik yang membutuhkan
produk tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk menekan biaya pendistribusian ke
lokasi pengiriman serta meminimalisir waktu pengiriman sehingga produk cepat
sampai ke konsumen.
Daerah Cilegon merupakan lokasi yang strategis karena memiliki 2
pelabuhan besar yaitu pelabuhan Merak dan pelabuhan Cigading yang berskala
internasional. Kemudahan transportasi darat didukung dengan adanya
infrastruktur yang baik sehingga hal ini akan memudahkan pengiriman bahan
baku maupun produk ke konsumen.
Phthalic anhydride (PA) banyak dipasarkan sebagian besar di pulau Jawa
seperti di Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur, karena banyak pabrik yang
menggunakan phthalic anhydride (PA) untuk digunakan sebagai bahan baku pada
industri pembuatan plasticizer, alkid resin (cat minyak), unsaturated polyster
resin, benzoic acid serta digunakan industri yang memproduksi halogenated
anhydride, polyester polyalcohol, parfum, dan obat-obatan. Letak konsumen
phthalic anhydride (PA) terdapat di PT Monokem Surya (Karawang, Jawa Barat),
PT Eternal Buana Chemical Industries (Tangerang, Banten), PT Pardic Jaya
Chemicals (Tangerang, Banten), PT Raung Nusa Chemicals (Surabaya, Jawa
Timur) dan PT Petronika (Gresik, Jawa Timur). Lokasi pemasaran sangat
mempengaruhi harga produk atau biaya transportasi.
1.3.4. Ketersediaan Sumber Daya Manusia
Tenaga kerja merupakan pihak yang menjalankan proses produksi
pabrik,sehingga performa tenaga kerja mempengaruhi kinerja pabrik. Kebutuhan
tenaga kerja dapat terpenuhi di wilayah Cilegon dan juga dapat terpenuhi dari luar
daerah lainnya. Hal ini dikarenakan UMK di wilayah Cilegon cukup rendah
dibandingkan dengan beberapa kota industri di wilayah Jawa Barat, DKI Jakara,
serta wilayah Banten sendiri. Dengan memperhitungkan nilai UMK maka biaya
yang harus dikeluarkan untuk membayar gaji karyawan di Cilegon lebih rendah
9
sehingga akan menghemat biaya. Berikut data UMK beberapa kota di Pulau Jawa
dapat dilihat pada Tabel 1.3 dibawah.
Tabel 1.3 Data UMK Beberapa Kota di Pulau Jawa
Kota UMK 2013 UMK 2014 UMK 2015 UMK 2016
a
Karawang 2.000.000 2.447.450 2.957.450 3.330.505
Bekasia 2.100.000 2.411.954 2.954.031 3.327.160
b
Jakarta 2.200.000 2.441.000 2.700.000 3.100.000
Cilegonc 2.200.000 2.443.000 2.760.590 3.078.058
Sumber : Keputusan Gubernur Jawa Barat, b Keputusan Gubernur DKI
a
maka memungkinkan untuk memperluas areal pabrik di masa yang akan datang
jika diinginkan.
Kemungkinan perluasan pabrik ditunjang dengan adanya lahan kosong
didaerah Krakatau, Cilegon, Banten dengan areal luas lahan kosong sejumlah 10
hektar, maka hal ini masih memungkinkan untuk perluasan pabrik 200% di masa
yang akan datang.
Lokasi pabrik yang akan didirikan ditunjukkan pada Gambar 1.2
Gambar 1.2 Kondisi geografis rencana lokasi pabrik PA
Bahan ini digunakan untuk mengubah sifat-sifat fisika resin polivinil klorida.
Misalnya, jika phthalic anhydride direaksikan dengan etanol maka akan
menghasilkan dioctyl phthalate yang merupakan bahan baku dasar pembuatan
plastik.
2. Industri Unsaturated Polyester
Dalam hal ini phthalic anhydride dipakai dalam pembuatan resin yang banyak
dipakai dalam bidang kosmetik, kelautan, dan lain-lain. Phthalic anhydride
menemukan aplikasi sebagai Pewarna antara dan juga di pembuatan pigmen.
3. Industri Alkyd Resin
Resin merupakan lapisan pelindung pada permukaan dinding (cat). Digunakan
untuk cat dan pernis.
(Singhai, 2014)
1.5. Properti Fisika dan Kimia Bahan
1.5.1. Spesifikasi Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah o-xylene dan udara sebagai sumber gas
O2 untuk proses oksidasi.
a. Ortho-xylene
Ortho-xylene atau o-xylene adalah cairan berair yang tidak berwarna dengan
bau harum. Kurang padat dibanding air. Tidak larut dalam air. Uap yang
mengiritasi(USCG, 1999).
O-xylene yang diggunakan memiliki kemurnian minimum 98% dengan
pengotor m-xylene maksimum 2%. properti fisika o-xylene dapat dilihat pada
Tabel 1.4 berikut:
o
Suhu kritis C 357,1
Tekanan Kritis Bar 35,20
Kompresibilitas kritis Bar 0,260
Volume molar kritis L/mol 0,380
g/cm3 0,281
o
Melting point (mp) C -25,16
Tegangan permukaan (15,6oC) mN/m 30,70
Viskositas dinamis (20oC) mPa.s 0,809
Konduktivitas termal (0oC) kJ.m-1h-1K- 0,544
1
Ar 0,001
Properti fisika udara dapat dilihat pada Tabel 1.6 berikut:
Tabel 1.6 Properti kimia o-xylene
Udara
Rumus Molekul --
Berat Molekul lb/mol 28,96
o
Boiling point (bp) F -317,8
o
Melting point (mp) F N/A
Densitas gas (70oF) lb/ft3 0,075
Spesific gravity (sg) 1,000
Specific Heat (70°F) Btu/lbmol.°F 6,96
(Pubchem database)
1.5.2. Spesifikasi Bahan Pembantu
Bahan Pembantu yang digunakan adalah katalis logam oksida tipe F dengan
sisi aktif vanadium pentoxide (V2O5) dengan penyangga inert titanium dioxide
(Ti2O3).
a. Properti Fisika :
1) Bentuk : hollow cylindrical
2) Melting point : 600oC
3) Rentang suhu Operasi : 296 s/d 400 oC
4) Specific surface areas (SBET) : 14.3 m2/gr
5) Specific total volume (Vt) : 0.11 ml/gr
6) Umur efektif : 3 tahun
7) Diameter luar : 7,2 mm
8) Diameter dalam : 3,6 mm
9) Tinggi silinder : 7,0 mm
(Pubchem database)
b. Properti Kimia:
1) Menyebabkan oksidasi total yang tinggi pada suhu 300 – 380 oC pada awal
reaksi.
2) Menyebabkan reaksi dengan o-xylene yang sangat eksotermis.
1.5.3. Spesifikasi Produk
Produk komersil utama yang dihasilkan adalah PA dengan standar :
Rumus Molekul : C8H4O3
16
Wujud : Padat
Bentuk : Crystal
Densitas (gr/cm3) : 1,52 – 1,54
Kemurnian (% berat) : 99,8
Pengotor (% berat) : 0,05 maleic anhydride
0,06 phthalide
0,05 zat lain
Melting point (oC) : 130,8
Boiling point (oC) : 285,0
Kelarutan : larut sempurna dalam benzene
(Pubchem database)
1.6. Konsep Proses
1.6.1. Mekanisme Reaksi
Reaksi pembentukan C8H4O3 (phthalic anhydride) adalah reaksi heterogen
fase gas dengan katalis padat, dimana terjadi reaksi oksidasi C8H10 (o-xylene) oleh
oksigen yang berasal dari udara. Dalam reaksi oksidasi o-xylene oleh oksigen,
selain reaksi utama pembentukan phthalic anhydride juga terjadi reaksi samping,
yaitu terbentuknya C4H2O3 (maleic anhydride), C7H6O2 (benzoic acid), C8H8O2
(toluic acid,) C8H6O2 (phthalide), C5H6O4 (citraconic acid), H2O, CO2, dan CO.
Reaksi utama yang terjadi:
C8H10 + 3 → C8H4O3 + 3
O2 H2O
Selain reaksi diatas, terjadi pula reaksi samping:
C8H10 + 1,5 → C8H8O2 + H2O
O2
C8H10 + 2 O2 → C8H6O2 + 2 H2O
C8H10 + 3 O2 → C7H6O2 + CO2 + 2
H2O
C8H10 + 6 O2 → C5H6O4 + 3 CO2 + 2
H2O
C8H10 + 7,5 → C4H2O3 + 4 CO2 + 4
O2 H2O
C8H10 + 8,5 → 4 CO + 4 CO2 + 5
O2 H2O
(Mc. Ketta, 1998)
17
Konversi total o-xylene yang bereaksi dalam reaktor adalah 100 % mol, dan
selektivitas proses direct oxidation ditampilkan dalam Tabel 1.7 sebagai berikut :
Tabel 1.7 Selektivitas Reaksi Proses direct oxidation
Komponen Selektifitas (% mol)
C8H4O3 77,3
C8H8O2 0,2
C8H6O2 0,2
C7H6O2 0,8
C5H6O4 0,1
C4H2O3 4,0
1.6.2. Kondisi Operasi
Pada proses ini o-xylene direaksikan dengan udara dengan katalis padat
V2O5 membentuk PA dan air. Reaksi ini berlangsung pada range suhu 340-380°C
dan tekanan 2-6 atm. Konsentrasi o-xylene terhadap udara yang dianjurkan adalah
diatas lower explosion limit (LEL) yaitu 60 g/m3 atau lebih. Reaksi berlangsung
didalam reaktor fixed bed multitube (United States Patent No.5225574, 1993)
380oC pada tekanan 2 atm. O-xylene keluar furnace berbentuk gas dengan suhu
dan tekanan yang telah sesuai dengan kondisi operasi reaktor.
b. Udara
Udara dari atmosfer dengan temperature 30oC dinaikkan tekanannya dengan
menggunakan Kompresor JC-01 hingga mencapai tekanan 2 atm. Udara akan
dialirkan ke Furnace B-01 hinnga suhu udara mencapai 380oC .
1.7.2. Tahap Oksidasi
Campuran gas melewati reaktor R-01 pada sisi tube dengan suhu masuk
380oC, dimana terjadi reaksi oksidasi dengan bantuan katalis vanadium
pentaoksida V2O5 yang disupport oleh TiO2 dan unsur-unsur lainnya. Reaksi yang
terjadi dalam tube reaktor ini sangat eksotermis pada suhu 340 – 380 oC. Alasan
pemilihan kondisi operasi ini adalah bahwa jika suhu operasi dibawah 340 oC akan
menyebabkan kecepatan reaksi berkurang, sedangkan jika suhu operasi diatas
380oC akan terbentuk CO2 dan H2O yang lebih banyak, dimana reaksi ini tidak
diinginkan karena akan mengurangi konversi pembentukan phthalic anhydride.
Oleh karena itu diperlukan pendingin berupa Dowtherm A yang mengalir melalui
bagian shell reaktor. Gas hasil reaksi keluar dari reaktor pada suhu 380oC akan
dialirkan ke dalam Switch Condenser SC-01.
1.7.3. Tahap Kondensasi
Proses kondensasi terjadi pada Switch Condenser (SC-01) yang bekerja
secara semi kontinu. Oleh karena itu digunakan 2 kondenser untuk memastikan
bahwa proses produksi dapat berjalan secara kontinu. Gas hasil oksidasi yang
terdiri atas sebagian besar PA dan off gas berupa non-condensable gas seperti
karbon monoksida, karbon dioksida, oksigen, air, dan nitrogen akan dipisahkan.
1.7.4. Tahap Distilasi
PA yang telah dipanaskan pada heat exchanger E-01 dipompa menuju
Menara Distilasi T-01 yang beroperasi pada tekanan atmosfer. Pada tahap distilasi
ini, PA murni dipisahkan dari komponen-komponen lain yang ada dalam crude
PA. Secara garis besar terbagi atas dua macam komponen sebagai berikut :
19