Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NPM : 1617122003
MAKALAH
KERANGKA KONSPETUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN
LATAR BELAKANG
Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 (terbaru adalah PP
Nomor 71 Tahun 2010) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) di Indonesia, pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah wajib menyajikan laporan keuangan dengan mengacu kepada
SAP.
1
f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan.
Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas
pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan menyediakan informasi
mengenai
1. perubahan posisi dan penggunaan sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana
pemerintah;
2. ketaatan realisasi terhadap anggaran;
3. cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;
4. potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan; dan
5. evaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai (1) indikasi
apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran, dan (2) indikasi
apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan, termasuk batas anggaran
yang telah ditetapkan.
2
iii. pengaruh proses politik;
iv. hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah..
(b) Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:
i. anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan sebagai alat pengendalian;
ii. investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan;
iii. kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian; dan
iv. Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena digunakan dalam kegiatan
operasional pemerintahan.
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah
dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur
pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
(a) Akuntabilitas
(b) Manajemen
(c) Transparansi
(d) Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
(e) Evaluasi Kinerja
3
3) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
5) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan
dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
Di Indonesia (sesuai UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor
1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara), laporan keuangan pemerintah pokok setidak-
tidaknya terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Di samping menyajikan keempat laporan keuangan
pokok tersebut, suatu entitas pelaporan diperkenankan menyajikan Laporan Kinerja Keuangan
4
berbasis akrual dan Laporan Perubahan Ekuitas. Penjelasan lebih lanjut mengenai laporan
keuangan pemerintahan di Indonesia akan dibahas pada bab tersendiri dalam buku ini.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan
dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Berikut ini merupakan prasyarat normatif
yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:
1. Relevan, artinya informasi yang terdapat dalam laporan keuangan sesuai dengan
maksud/kepentingan para penggunanya serta berguna dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi dikatakan relevan apabila: (1) memiliki manfaat umpan balik (feedback value), (2)
memiliki manfaat prediktif (predictive value), (3) tepat waktu, dan (4) disajikan selengkap
mungkin.
2. Andal , Laporan keuangan dikatakan andal apabila informasi yang terdapat di dalamnya tidak
menyesatkan dan bebas dari kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat
diverifikasi (diuji). Informasi yang andal memenuhi karakteristik: (1) penyajian jujur, (2) dapat
diverifikasi (verifiability), dan (3) netralitas.
3. Dapat dibandingkan , Informasi dalam laporan keuangan dapat dibandingkan dengan laporan
keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.
Perbandingan dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.
4. Dapat dipahami, Sedapat mungkin penyajian informasi dalam laporan keuangan dapat dipahami
oleh para pengguna. Informasi tersebut dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan
dengan batas pemahaman para pengguna.
BASIS AKUNTANSI
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual, untuk
pengakuan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas.
Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh
pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas umum Negara/Daerah atau oleh
entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan
bersih telah terpenuhi waiaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/ Daerah atau
entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada LO.
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat
terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan
pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
5
Nilai Historis (Historical Cost)
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari
imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar
jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan
datang dalarn pelaksanaan kegiatan pemerintah.
Nilai historis iebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih obyektif dan dapat
diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.
Realisasi (Realization)
Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran
pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam periode
tersebut. Mengingat LRA masih merupakan laporan yang wajib disusun, maka pendapatan atau belanja
basis kas diakui setelah diotorisasi melalui anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas.
Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against revenue principle) dalam akuntansi
pemerintah tidak mendapat penekanan sebagalmana dipraktekkan dalam akuntansi komersial.
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang
seharusnya disajikanr maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau
peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek formaiitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan
dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Periodisitas (Periodicity)
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi periode-periode
pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan.
Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan, dan semesteran juga
dianjurkan.
Konsistensi (Consistency)
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh
suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi
perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat
6
diubah dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik
dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the
face) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.
Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi penyusun laporan
keuangan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu
diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam
penyusunan laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi
ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak
dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan,
misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang terlampau
rendah, atau sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi, sehingga laporan keuangan
menjadi tidak netral dan tidak andal.
Pemerintah yang lebih luas cakupannya memberi arahan pada pemerintahan yang
cakupannya lebih sempit Adanya pemerintah yang menghasilkan pendapatan pajak atau bukan
pajak yang lebih besar mengakibatkan diselenggarakannya sistem bagi hasil, alokasi dana umumr
hibah, atau subsidi antar entitas pemerintahan.
Anggaran Sebagai Pernyataan Kebijakan Publik, Target Fiskal, Dan Alat Pengendalian
Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan
legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan
pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang
7
diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan demikian, anggaran
mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan bagj upaya perolehan
pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu periode tertentu yang biasanya
mencakup periode tahunan. Namun, tidak tertutup kemungkinan disiapkannya anggaran untuk
jangka waktu lebih atau kurang dari satu tahun..
Akuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
yang lazim diterapkan di lingkungan pemerintah yang memisahkan kelompok dana menurut
tujuannya, sehingga masing-masing merupakan entitas akuntansi yang mampu menunjukkan
keseimbangan antara belanja dan pendapatan atau transfer yang diterima. Akuntansi dana dapat
diterapkan untuk tujuan pengendalian masing-masing kelompok dana selain kelompok dana umum
8
(the general fund) sehingga perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pelaporan keuangan
pemerintah.
Aset yang digunakan pemerintah, kecuali beberapa jenis aset tertentu seperti tanah,
mempunyai masa manfaat dan kapasitas yang terbatas. Seiring dengan penurunan kapasitas dan
manfaat dari suatu aset dilakukan penyesuaian nilai.
Terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas
pada:
a) Masyarakat;
b) Wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
c) Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; dan
d) Pemerintah.
Kebutuhan informasi tentang kegiatan operasional pemerintahan serta posisi kekayaan dan
kewajiban dapat dipenuhi dengan lebih baik dan memadai apabila didasarkan pada basis akrual,
yakni berdasarkan pengakuan munculnya hak dan kewajiban, bukan berdasarkan pada arus kas
semata. Namun, apabila terdapat ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengharuskan
penyajian suatu laporan keuangan dengan basis kas, maka laporan keuangan dimaksud wajib
disajikan demikian.
9
ENTITAS AKUNTANSI DAN PELAPORAN
Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan
kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar
akuntansi yang diselenggarakannya.
Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi
yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan laporan
pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari:
1. Pemerintah pusat;
2. Pemerintah daerah;
3. Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat;
KESIMPULAN
1. Tujuan umum laporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai
alokasi sumber daya.
2. Sejak berlakunya Undang-undang (UU) mengenai Keuangan Negara Nomor 17 Tahun
2003, semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diwajibkan melaporkan laporan
realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
3. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 (terbaru adalah PP
Nomor 71 Tahun 2010) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) di Indonesia,
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah wajib menyajikan laporan keuangan dengan
mengacu kepada SAP.
10