Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NPM : 1102014173
I. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KELUARGA
1. Fungsi Keagamaan dengan memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan
bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah
di dunia ini.
2. Fungsi Sosial Budaya dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan
nilai-nilai budaya keluarga,
3. Fungsi Cinta Kasih diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman,
serta memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
4. Fungsi Melindungi bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak
baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
5. Fungsi Reproduksi merupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan, me-
melihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga.
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan
dengan cara mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan
anak. Sosialisasi dalam keluarga juga dilakukan untuk mempersiapkan anak menjadi
anggota masyarakat yang baik.
7. Fungsi ekonomi adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari
sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasi-
lan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga di masa datang.
Fungsi keagamaan :
1. membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota
keluarga,
2. menerjemahkan ajaran dan norma agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari bagi
seluruh anggota keluarga,
3. memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam pengalaman ajaran agama,
4. melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagamaan yang tidak/kurang
diperoleh disekolah atau masyarakat,
5. membina rasa, sikap ,dan praktik kehidupan beragama.
Fungsi Budaya :
1. membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma budaya masyarakat
dan bangsa yang ingin dipertahankan,
2. membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai,
3. membina tugas keluarga sebagai saran anggota nya untuk mencari pemecahan masalah
dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia,
4. membina tugas keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk mengadakan kom-
promi/adaptasi dan praktik (positif) serta globalisasi dunia ,
5. membina budaya keluarga yang sesuai ,selaras , dan seimbang dengan budaya masyara-
kat /bangsa untuk menunjang terwujudnnya norma keluarga kecil bahagia dan se-
jahtera.
1. menumbuhkembangkan potensi simbol cinta kasih sayang yang telah ada diantara ang-
gota keluarga dalam simbol yang nyata, seperti ucapan dan tingkah laku secara optimal
dan terus menerus ,
2. membina tingkah laku ,saling menyayangi diantara anggota keluarga maupun antara
keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitatif dan kualitatif.
3. membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi dalam keluarga
secara serasi, selaras , dan seimbang,
4. membina rasa ,sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan
menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
Fungsi perlindungan :
1. memenuhi kebutuhan akan rasa aman diantara anggota keluarga.Bebas dari rasa tidak
aman yang tumbuh dari dalam maupun dari luar keluarga,
2. membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman
dan tantangan yang datang dari luar maupun dalam,
3. membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Fungsi reproduksi :
1. membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi
anggota keluarga maupun keluarga sekitarnya.
2. memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembetukan keluarga dalam hal usia,
kedewasaan fisik dan mental,
3. mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan jangka
waktu melahirkan, jarak antara kelahiran dua anak , dan jumlah ideal anak yang di-
inginkan dalam keluarga,
4. mengembang kan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif menuju
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Fungsi sosialisasi :
Fungsi Ekonomi :
1. melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam kehidupan keluarga dalam
rangka menopang perkembangan hidup keluarga, mengelola ekonomi keluarga se-
hingga terjadi keserasian , keselamatan dan keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran keluarga, mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan
perhatiaanya terhadap anggota rumah tangga bejalan serasi , selaras ,dan seimbang ,
membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Fungsi pelestarian lingkungan :
a) Patrilineal Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah.
Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.
b) Matrilineal Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu.
Suku padang salah satu suku yang yang mengunakan struktur keluarga matri-
lineal.
b) Matriakal Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri. (Setiawati &
Dermawan, 2008)
Pasal 46
1) Anak wajib menghormati orang tua dan mentaati kehendak mereka yang baik.
2) Jika anak telah dewasa, ia wajib memelihara menurut kemampuannya,orang
tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas,bila mereka itu memerlukan bantu-
annya.
Pasal 47
1) Anak yang belum mencapai umur 18(delapan belas) tahun atau belum pernah
melangsungkan perkawinan ada di bawah kekuasaan orang tuanya selama
mereka tidak di cabut dari kekuasaannya.
2) Orang tua mewakili anak tersebut mengenai perbuatan hukum di dalam dan
di luar pengadilan.
Pasal 48
1) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan ba-
rang-barang tetap yang di miliki anaknya yang belum berumur 18(delapan
belas) tahun atau belum melangsungkan perkawinan kecuali apabila kepent-
ingan anak itu menghendakinya.
Pasal 49
2) Salah seorang atau kedua orang tua dapat di cabut kekuasaannya terhadap
seorang anak atau lebih untuk waktu yang tertentu atas permintaan orang
tua yang lain keluarga anak dalam garis lurus keatas dan saudara kandung
yang telah dewasa atau pejabat yang berwenang dengan keputusan Penga-
dilan dalam hal-hal:
a. Ia sangat melalaikan kewajiban nya terhadap anaknya;
b. Ia berkelakuan buruk sekali.
3) Meskipun orang tua di cabut kekusaannya, mereka masih berkewajiban un-
tuk memberi biaya pemeliharaan kepada anak tersebut.
2. NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-
istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena beberapa alasan ter-
tentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa
telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan ber-
tanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu semen-
tara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan
dan kriminal dalam kehidupannya.
I.7 Siklus keluarga
Menurut Duval (Niacholas 1984) ada 8 tingkat/siklus perkembangan keluarga
A. Tahap I, Keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan)
B. Tahap II,Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln).
C. Tahap III, Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).
D. Tahap IV, Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)
E. Tahap V, Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).
F. Tahap VI, Keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan ru-
mah).
G. Tahap VII, Orangtua usia pertengahan (pensiunan).
H. Tahap VIII, Keluarga dalam masa pensiun dan lansia.
Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk meng-
gambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga sepan-
jang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran rangkaian tahapan yang akan
terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan keluarga.
Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis meng-
gabungkan variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota
keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.
Menurut Duvall (1977) terdapat 8 tahapan perkembangan keluarga (Eight-Stage Family Life
Cycle) dan setiap tahap perkembangan keluarga mempunyai tugas tersendiri:
1. “Married couples (without children)” (Pasangan nikah dan belum memiliki anak).
a. Membina hubungan intim dan memuaskan.
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.Keluarga baru ini merupakan anggota
dari tiga keluarga, yakni: keluarga suami, keluarga istri, dan keluarga sendiri.
2. “Childbearing Family (oldest child birth-30 month)” (Keluarga dengan seorang anak
pertama yang baru lahir).
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
seksual, dan kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. “Families with preschool children (oldest child 2,5-6 years)” (Keluarga dengan anak
pertama yang berusia prasekolah).
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, pri-
vasi dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
4. “Families with School Children (Oldest child 6-13 years )” (Keluarga dengan anak
yang telah masuk sekolah dasar).
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, terma-
suk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga. Pada tahap
ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak un-
tuk bersosialisasi dalam aktivitas baikdi sekolah maupun di luar sekolah.
5. “Families with teenagers (oldest child 13- 20 years)” (Keluarga dengan anak yang
telah remaja).
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hin-
dari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena orangtua melepas otoritasnya
dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik
orang tua dan anaknya yang berusia remaja.
6. “Families launching young adults (first child gone to last child’s leaving home)”
(Keluarga dengan anak yang telah dewasa dan telah menikah).
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua memasuki masa tua.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7. “Middle Aged Parents (empty nest to retirement)” (Keluarga dengan orang tua yang
telah pensiun).
a. Mempertahankan kesehatan.
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak.
c. Meningkatkan keakraban pasangan. Fokus utama dalam usia keluarga ini an-
tara lain: mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang,
olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan sebagainya.
8. “Aging family members (retirement to death of bothspouse)” (Keluarga dengan orang
tua yang telah lanjut usia).
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Melakukan life review.
f. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.
I.8 Struktur Keluarga
Elemen struktur keluarga menurut Friedman
1) Struktur peran keluarga Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik
didalam keluarganya sendiri maupun peran dilingkungan masyarakat.
2) Nilai atau norma keluarga Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan di-
yakini dalam keluarga.
2) Keterbatasan Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan
tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak
semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab
masing-masing anggota keluarga.
3) Perbedaan Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-masing
anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas seperti halnya
peran ayah sebagai pencari nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-anak.
2) Matrilineal Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku pa-
dang salah satu suku yang yang mengunakan struktur keluarga matrilineal.
2) Matrilokal Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga
sedarah dari pihak istri.
2) Matriakal Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri. (Setiawati & Derma-
wan, 2008)
I.10 Genogram
Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah keluarga
pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan infor-
masi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga.
Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus ke-
hidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.
Di dalam genogram berisi: Nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan, anak-
anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan pekerjaan.
Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik antar anggota
keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain serta informasi-informasi lain
yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga untuk menyaring kemungkinan
adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu
dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada kunjungan-
kunjungan selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai
sistem yang saling berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian emosional
keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi keluarga. Sehingga
idealnya, genogram dibuat minimal untuk 3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk:
- Mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara
kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga
- Pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi
I.11 Dinamika keluarga
1) Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga tersebut
dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga maupun
kelompok sosial yang sama.
2) Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota keluarganya
dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan sekitarnya.
Keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan pasien.
A. Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri
yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
B. Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan
pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
C. Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana
mereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai sistem nilai
keluarga.
D. Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar
dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.
Aspek Personal
1) Keluhan utama (reason of encounter) /simptom/ sindrom klinis yang ditampil-
kan
2) Apa yang diharapkan pasien atau keluarganya
3) Apa yang dikhawatirkan pasien atau keluarganya
Aspek Klinis
1) Diagnosis klinis biologis, psikologis, intelektual, nutrisi, sertakan derajat
keparahan
2) Bila diagnosis klinis belum dapat ditegakkan cukup dengan diagnosis kerja/
diagnosis banding
2) kebiasaan merokok
Derajat Fungsional
1) Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari baik secara fisik maupun
emosional di dalam dan di luar ruangan.
2) Ada 5 tingkatan, mulai dari dapat melakukanaktivitas sampai sangat sulit melakuka-
naktivitas sehari-hari (FKUI). Skala 1-5
Tugas Suami
Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri itu
lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala sesuatu maka ia
akan buntu. Terlalu berlebih dalam meluruskannya berarti membengkokkannya dan membeng-
kokkannya berarti menceraikannya. Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita dengan baik.
Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok dari rusuk adalah
bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan mematahkannya. Dan sean-
dainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu nasehatilah dengan baik." (HR.
Bukhari, Muslim).
Seorang suami seyogyanya tidak terus-menerus mengingat apa yang menjadi bahan kes-
empitan keluarganya, alihkan pada beberapa sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi ke-
baikan niscaya akan banyak sekali. Dalam hal ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab
jika ia sudah melihat sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi dimana sumber-sumber
kebahagiaan itu berada. Alloh berfirman; "Dan bergaullah bersama mereka dengan patut.
Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak
menyukai sesuatu padahal Allah menjadikannya kebaikan yang banyak." (An Nisa' [4]: 19)
Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri menge-
tahuikewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin, pelindung,
penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan harta suami.
Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta memperhatikan diri dan ru-
mahnya. Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah sua-
minya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan suami
dan tiada mengingkari kebaikannya.
Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan dan mangabaikan kekhilafan. Jangan ber-
perilaku jelek ketika suami hadir dan jangan mengkhianati ketika ia pergi. Dalam hadits: "Per-
empuan mana yang meninggal dan suaminya ridha kepadanya maka ia masuk surga." (HR.
Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah).
Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud dalam se-
buah keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model keluarga muslim. Karakteris-
tik tersebut adalah
Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan norma Is-
lam.
Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah islami.
Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan dakwah,
dalam bentuk dan skala apapun.
Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan rumah
tangga.
Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing.
Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses mendidik anak-
anak).
Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).
o Memberikan sesuatu yang diinginkan orang tua baik yang diminta atupun tidak.
Berbakti terhadap kedua orang tua dapat direalisasikan dengan berbagia bentuk. Di
antara bakti terhadap kedua orang tua adalah menjauhkan ucapan dan perbuatan yang
dapat menyakiti mereka, walaupun berupa isyarat atau dengan ucapan ‘ah’, tidak
mengeraskan suara melebihi suara mereka, mendahulukan keperluan orang tua dari
pada keperluan pribadi. Berbakti terhadap kedua orang tua dapat direalisasikan dengan
berbagai bentuk. Diantara wujud lain dari pada bakti pada orang tua diantaranya:
a) Tidak berkata “ah” dan tidak mengeraskan suara melebihi suara orang tua
b) Tidak mendahului jalan orang tua
c) Mendahulukan keperluan orang tua dari pada keperluan pribadi
d) Tidak berkata kasar
Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya. Amat
penting kedudukan izin kepada orang tua dalam masalahjihad. Seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah
apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya, ‘Apakah kamu masih
mempunyai kedua orangtua?’ Laki-laki tersebut menjawab, ‘Masih’. Beliau bersabda,
‘Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya’.
Memberikan nafkah kepada orang tua Beberapa ayat dalam Al Qur’an yang membahas
tentang hal ini adalah Al Baqarah ayat 15 dan Ar-Rum ayat 38. Rasulullah SAW.
pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika ia berkata, “Ayahku ingin mengambil
hartaku”. Nabi SAW. bersabda, “Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu.” Oleh sebab
itu, hendaknya seorang anak tidak bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang
menyebabkan keberadaan dirinyaatas izin Allah, memeliharanya ketika kecil, serta
telah berbuat baik kepadanya.
Memenuhi sumpah/nadzar kedua orang tua Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu
perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi
seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena hal itu termasuk hak mereka.
Mendahulukan berbakti kepada ibu dari pada ayah. Seorang lelaki pernah bertanya
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapa yang paling berhak
mendapatkan perlakuan baik dariku?” beliau menjawab, “Ibumu.” Lelaki itu bertanya
lagi, ‘Kemudian siapa lagi?” Beliau kembali menjawab, “Ibumu”. Lelaki itu kembali
bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu”. Lalu siapa lagi?
Tanyanya. “Ayahmu,” jawab beliau.” Hadits di atas tidak bermakna lebih menaati ibu
dari pada ayah. Sebab, menaati ayah lebih didahulukan jika keduanya menyuruh pada
waktu yang sama dan dalam hal yang dibolehkan syari’at. Alasannya, ibu sendiri
diwajibkan taat kepada suaminya.
Mendahulukan berbakti pada orang tua dari pada berbuat baik pada istri Di antara hadits
yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terjebak di dalam gua lalu
mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawasul dengan amal baik mereka, di
antara amal mereka, ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua orang tuanya,
walaupun anak dan istrinya membutuhkan. Begitupula dengan kisah Alqomah
Mendo’akan kedua orang tua. Merupakan perihal yang sangat urgen sebab do’a juga
merupakan wujud ungkapan terimakasih anak terhadap orang tua. Ayat Al-Qur’an yang
membahas tentang kewajiban mendoakan keduanya salah satunya adalah firman Allah
SWT : يرا ً ص ِغ
َ ار َّبيَانِي ْ َِالرحْ َم ِة َوقُ ْل َرب
َ ِّار َح ْم ُه َما َك َم َّ ضلَ ُه َما َجنَا َحالذُّ ِلِّ ِمن ْ َوDan rendahkanlah dirimu
ْ اخ ِف
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil".
Memelihara orang tua Ayat yang membahas tentang hal ini adalah surat Al-Isra’ ayat
23 dan Al-Ahqaf ayat 15
Ada beberapa kewajiban yang dilakukan anak terhadap orang tuanya ketika mereka sudah tiada
diantaranya:
Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan untuknya, karena ini merupaka bukti
kebaktian anak terhadap orang tuanya sebelum dikebumikan.
Memohonkan ampun untuk keduanya. Karena do’a yang yang masih bisa menjadi amal
jariyah adalah do’a anak sholeh terhadap orang tuanya. Namun anak yang dimaksud
anak di sini tidak hanya anak kandung saja tapi anak tiri, ataupun anak angkatpun bisa.
Karena dalam doa kita juga dianjurkan untuk mendoakan semua orang muslim.
Melanjutkan amalan baik yang belum sempat dilakukan mereka semasa hidup karena
demikian itu akan menjadi amalan jariyah bagi orang tua meskipun telah memenuhi
panggilanya.
Menunaikan janji, hutang dan wasiat orang tua yang belum terlaksana.
Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua Rasulullah SAW pernah
bersabda, “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik adalah seorang anak yang
menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya
meninggal”.
Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat ibu dan ayah Rasulullah SAW. bersabda,
“Barang siapa yang ingin menyambung silaturrahim ayahnya yang ada dikuburannya,
maka sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia
meninggal.”
Hak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) Wajib bagi seorang ibu menyusui anaknya yang
masih kecil, sebagaimana firman Allah yang artinya: Para ibu hendaklah menyusui
anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan. Sebuah riwayat disampaikan oleh 'Umar bin Al-Khaththab radhiallahu
'anhu:
َُ ط ِن َه َاوأَ ْر
ض ْ صقَتْ ُه ِب َبَ س ِب ِِّيأ َ َخذَتْ ُهفَأ َ ْل َ فَإِذَاا ْم َرأَة ٌ ِمنَال،ي
َُ س ِب ِِّيتِّحْ لُ ُبثَدَ ْي َهات َ ْسقَىإِذَ َاو
َ ْجدَت
َ ص ِبيًّا ِفيال ٌّ سلَّ َم َس ِب
َ صلىَّالل َه َعلَ ْي ِه َو
َ قَ ِد َم َعلَىالنَّ ِب ِِّي
ُ َعتْ ُه. س َّل َُم َ صلىَّالل ُه َعلَ ْي ِه َو َ ُّفَقَ َاُللنَّ ِبي: ار؟قُ ْلنَا ِ َّار َحةٌ َولَدَهَا ِفيالن ِ ط َ أَت ََر ْونَ َه ِذ ِه: ُو ِه َيت َ ْقد ُِر َعلَىأ َ ْنالَت َْط َر ُح ُه، َ َ ُل. ل َُ فَقَا:
لَلَّ ُهأ َ ْر َح ُم ِب ِع َبا ُِده ِِم ْن َه ِذ ِه ِب َولَ ِدهَا. "Datang para tawanan di hadapan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Ternyata di antara para tawanan ada seorang wanita yang buah
dadanya penuh dengan air susu. Setiap dia dapati anak kecil di antara tawanan,
diambilnya, didekap di perutnya dan disusuinya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bertanya, "Apakah kalian menganggap wanita ini akan melemparkan
anaknya ke dalam api?" Kami pun menjawab, "Tidak. Bahkan dia tak akan kuasa untuk
melemparkan anaknya ke dalam api." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sungguh Allah lebih penyayang daripada wanita ini terhadap anaknya."
Hak untuk mendapat nama yang baik dari orang tua Pemberian nama yang baik bagi
anak adalah awal dari sebuah upaya pendidikan terhadap anak anak. Ada yang
mengatakan; ‘apa arti sebuah nama’. Ungkapan ini tidak selamanya benar. Islam
mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah do’a. Dengan memberi
nama yang baik, diharapkan anak mampu berperilaku baik sesuai dengan namanya.
Adapun setelah kita berusaha memberi nama yang baik, dan telah mendidiknya dengan
baik pula, namun anak kita tetap tidak sesuai dengan yang kita inginkan, maka kita
kembalikan kepada Allah SWT. Nama yang baik dengan akhlak yang baik, itulah yang
diharapkan oleh setiap orang tua.
Hak mendapat aqiqohan dari orang tua. Aqiqah hukumnya sunnah muakkadh (sangat
dianjurkan) bagi yang mampu melakukannya, berdasarkan sabda Nabi SAW
"كلُّغالمٍ رهينةٌبعقيقته: ويسمى،ويحلق،"تذبحعنهيومسابعه. “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya
yang disembelih paa hari ketujuh (sejak kelahiran anaknya), lalu dinamai dan dicukur
rambutnya.
Hak mendapat pendidikan Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat
seorang ibu muslimah. Bahkan ibu merupakan madrasah awal bagi putra putrinya. Dia
senantiasa mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad
dan para sahabatnya yang mulia. Mendidik anak bukanlah sekedar kemurahan hati
seorang ibu kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang
diberikan Allah kepada seorang ibu. Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu
perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti mencucikan pakaiannya atau membersihkan
badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup perkara yang luas, mengingat anak
merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita yang diharapkan menjadi
generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan, hikmah, ilmu,
kemuliaan dan kejayaan. Bak dan tidaknya seorang anak juga ada pengaruhnya
terhadap peran orang tua. Karena pada dasarnya anak itu terlahir dalam keadaan fitrah,
jadi yang menjadikan anak tersebut islam ataupun kafir adalah orang tuanya.
g) Mengkhitan si anak
j) Memberi nafkah dari rezeki yang halal sampai si anak mandiri atau menikah.
Berbicara kepada mereka berdua dengan penuh kelembutan dan sopan santun.
Tawadhu’ (rendah diri) dan tidka boleh bersikap sombong di hadapan keduanya.
Banyak berdo’a dan memohon ampun untuk mereka berdua, terlebih di saat keduanya
telah meninggal dunia.
Melakukan perbuatan yang membuat mereka senang tanpa harus ada perintah terlebih
dahulu.
Menghormati teman-teman mereka berdua semasa mereka masih hidup, dan begitu
juga setelah matinya.
Wahana pembentukan generasi Islam Keluarga lah sekolah kepribadian pertama dan
utama bagi anak. Penyair kondang Hafidz Ibrohim mengatakan :” Ibu adalah sekolah
bagi anak-anaknya. Bila engkau mendidiknya berarti engkau telah menyiapkanbangsa
yang baik perangainya.” Ibu sangat berperan dalam pendidikan keluarga, sementara
ayah mempunyai tugas yaitu menyediakansarana bagi berlangsungnya pendidkan
tersebut. Keluarga lah yang menerapkan sunnah Rasul dari bangun tidur sampai sampai
akan tidur lagi. Maka tercipta lah generasi islam yang handal dan berkualitas
Menegakan keluarga yang Sakinah Keluarga Sakinah adalah keluarga yang terbentuk
dari pasangan yang baik kemudian menerapakan nilai nilai Islam dalam melakukan hak
dan kewajiban rumah tanggasertam mendidik anak dalam suasana mawadah
warohmah. Dan difirmankan Allah SWT dalam surat Ar-Ruum ayat 21 artinya : “ Dan
diantara tanda-tanda ia ciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri agar
kamu merasa tenang kepadanya dan dijadikannyadiantaramu rasa cinta dan kasih
sayan. Sesungguhnyadalam hal ini terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-
orang yang memikirkan “. (QS. Ar-Ruum : 21).