Вы находитесь на странице: 1из 16

REFERAT

Gangguan Makan

Pembimbing

dr. Elly Ingkiriwang, Sp.KJ

disusun oleh

Marcella Arista

112017034

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT
PANTI SOSIAL BINA LARAS 3
PERIODE 13 AGUSTUS 2018 – 15 SEPTEMBER 2018
BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan makan merupakan penyakit kronis yang didefinisikan sebagai gangguan perilaku
makan atau perilaku dalam mengkontrol berat badan, dan memiliki dampak serius terhadap
psikologik dan medis. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th Edition
(DSM-IV) mengklasifikasikan ada tiga jenis gangguan makan yaitu anorexia nervosa (AN),
bulimia nervosa (BN), dan binge-eating disorder (BED). AN ditandai dengan keengganan
untuk menetapkan berat badan normal, penyimpangan pandangan terhadap tubuh, ketakutan
ekstrim menjadi gemuk, dan perilaku makan yang sangat terganggu. BN ditandai dengan
perilaku makan dalam jumlah yang besar yang sering dan berulang-ulang, kemudian coba
memuntahkan kembali, penggunaan obat pencahar, berpuasa atau berolahraga secara
berlebihan.

Diketahui jumlah pasien dengan gangguan makan telah meningkat secara global sejak 50
tahun yang lalu. Di Amerika Serikat, dilaporkan satu hingga dua juta wanita memenuhi
kriteria diagnostik untuk BN, dan 500,000 wanita memenuhi kriteria diagnostik untuk AN
(Academy for Eating Disorder, 2006). Peningkatan ini berkaitan dengan kesadaran ekstrim
tentang berat badan dan tampilan fisik, kebanyakan dikalangan generasi muda.

Sejak 1980-an, terjadi peningkatan prevalensi gangguan makan dalam populasi Asia. Di
Indonesia, 12-22% wanita berusia 15-29 tahun menderita defisiensi energi kronis (IMT <18,5)
di beberapa kawasan. Apakah defisiensi ini disebabkan oleh gangguan makan atau hal lain
tidaklah dijelaskan secara rinci. Bagaimanapun, masih kurang penelitian dilakukan tentang
gangguan makan di Indonesia sehingga prevalensinya tidak diketahui secara pasti.

Akibat dari gangguan makan yang berkepanjangan, bisa terjadi hipotensi kronis, bradikardia,
hipotermia, pembengkakan kelenjar liur, anemia, dehidrasi, alkalosis dan hipokloremia dapat
dilihat. Ruptur lambung juga dapat terjadi. Lebih dari 90% penderita AN mengalami
amenorrea sekunder disebabkan oleh malnutrisi kronis. Pengurangan densitas tulang
merupakan masalah yang serius karena sukar diobati, dan keadaan ini meningkatkan resiko
fraktur tulang. Gangguan makan juga dapat menyebabkan gangguan pada jantung.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Gangguan Makan

Definisi 1

Merupakan penyakit serius dan dapat fatal yang menyebabkan gangguan berat pada perilaku
makan seseorang, seperti mengurangi kadar makanan dengan ekstrem atau makan terlalu
banyak yang ekstrem, atau perasaan menderita atau keprihatinan tentang berat atau bentuk
tubuh yang ekstrem. Seseorang dengan gangguan makan mungkin berawal dari
mengkonsumsi makanan yang lebih sedikit atau lebih banyak daripada biasa, tetapi pada tahap
tertentu, keinginan untuk makan lebih sedikit atau lebih banyak terus menerus di luar
keinginan.

Individu yang mengalami gangguan makan dapat melakukan berbagai perilaku untuk
mengurangi BB termasuk latihan olahraga yang berlebihan. Menggunakan diuretic yang
diresepkan dan di jual bebas, pil diet, dan laksatif.

Tipe Gangguan Makan 2

Terdapat dua tipe utama bagi gangguan makan adalah anoreksia nervosa dan bulimia nervosa.
Kategori ketiga adalah Binge-eating disorder.

Anoreksia Nervosa

Definisi2-4

Anoreksia adalah gangguan makan yang ditandai dengan kelaparan secara sukarela dan stress
dari melakukan kegiatan. Anorexia nervosa merupakan sebuah penyakit kompleks yang
melibatkan komponen psikososial, sosiologikal, dan fisiologikal. Seseorang yang menderita
anorexia disebut sebagai anoreksik atau anorektik.

3
Anoreksia nervosa (AN) merupakan penolakan yang menetap untuk mempertahankan berat
badan minimal atau diatasnya (penurunan berat badan menyebabkan berat badan < 85% dari
berat badan yang diharapkan) atau kegagalan untuk mencapai berat yang diharapkan selama
masa pertumbuhan. Terjadi ketakutan yang berlebihan akan terjadi gemuk, meskipun memiliki
berat badan yang kurang. dan tidak mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut.

Orang yang mengalami AN sering kali tidak makan lebih dari 500 – 700 kalori dalam, namun
mereka merasa yang dimakan sudah cukup memadai untuk kebutuhan hidup mereka.
Beberapa indivu yang mengalami anoreksia mungkin tidak makan selama seharian. Walaupun
melakukan pembatasan, banyak penderita anoreksia mengalami preokupasi atau terobsesi oleh
makanan dan sering masak untuk keluarga.

Epidemiologi4

Usia yang tersering untuk onset gangguan adalah pada awal 20 tahun. Anoreksia nervosa
diperkirakan terjadi pada kira-kira 0,5 sampai 1% gadis remaja. Gangguan ini terjadi 10
sampai 20 kali lebih sering pada wanita dibandingkan laki-laki. Paling sering terjadi pada
negara yang maju, dan mungkin ditemukan dengan frekuensi tertinggi pada wanita muda yang
profesinya memerlukan berat badan ideal, seperti model dan penari balet.

Etiologi dan Faktor Resiko 4

 Biologis

Model biologis gangguan makan difokuskan kepada pusat pengatur nafsu makan di
hipotalamus, yang mengendalikan mekanisme neurokimia khusus untuk makan dan
kenyang. Serotonin dianggap terlibat dalam patofisiologi gangguan makan.

 Perkembangan

Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini bahwa
penyebabnya berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap kehidupan ini.

 Lingkungan

4
Berbagai factor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk mengalami gangguan
makan. Sering kali terdapat kesalahpahaman yang berlebihan terhadap penyimpanan
lemak normal yang merupakan karakteristik periode remaja awal , atau komentar orang
lain bahwa remaja putri terlihat gemuk. Penurunan berat badan mungkin merupakan
respon terhadap sindiran.

 Psikologis

Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan sekelompok


gejala psikologis seperti rigiditas, kehati – hatian , perfectsionisme serta control infuse
yang buruk. Aspek psikologis AN yang mendominansi adalah keinginan yang kuat
untuk menguruskan berat badan dan takut gemuk, biasanya didahului oleh periode 1
atau 2 tahun gangguan mood dan perubahan perilaku.

 Sosio kultural

Pada budaya yang menerima atau menghargai bentuk tubuh gemuk, jarang terjadi
gangguan makan. Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita muda di Amerika
Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan pengendalian terhadap tubuh
seseorang menjadi indicator untuk evaluasi diri. Di Amerika serikat kelebihan berat
badan dianggap sebagai tanda kemalasan, kurang control diri atau mendapatkan tubuh
yang sempurna disamakan dengan cantik.

Gambaran Klinis 4

Kebanyakan orang dengan AN melihat diri mereka sebagai orang dengan kelebihan berat
badan, walaupun sebenarnya mereka menderita kelaparan atau malnutrisi. Makan, makanan
dan kontrol berat badan menjadi suatu obsesi. Seseorang dengan AN akan sentiasa mengukur
berat badannya berulang kali, menjaga porsi makanan dengan berhati-hati, dan makan dengan
kuantiti yang sangat kecil dan terhadap pada sebagian makanan.

Kebanyakan pasien dengan AN juga akan mempunyai masalah psikiatri dan macam-macam
penyakit fisik, termasuk depresi, ansietas, obsessive, penyalahgunaan zat, komplikasi
kardiovaskular dan neurologis, dan perkembangan fisik yang terhambat.

5
Gejala lain yang mungkin terlihat dari waktu ke waktu termasuk penipisan tulang (osteopenia
atau osteoporosis), rambut dan kuku yang rapuh, kulit yang kering dan kekuningan,
perkembangan rambut halus dikeseluruhan tubuh (misalnya, lanugo), anemia ringan,
kelemahan dan kehilangan otot, konstipasi berat, tekanan darah rendah, pernafasan dan nadi
yang melemah, penurunan suhu tubuh internal; menyebabkan orang tersebut sering merasa
dingin, dan kelesuan.

Sebagai akibat dari nutrisi buruk, gangguan endokrin yang melibatkan aksis hipotalamus-
pituitari-gonad timbul, bermanifestasi pada wanita yaitu amenorrea dan pada laki-laki yaitu
kurangnya minat berseksual dan kesuburan. Pada anak-anak yang prapubertas, pubertasnya
lambat. Selain itu, resiko untuk mengalami fraktur tulang berkaitan juga dengan pasien dengan
AN karena densitas mineral tulang berkurang.

Diagnosis 3,4

Diagnosa AN adalah berdasarkan karakteristik perilaku, psikologis dan fisiknya. Kriteria


diagnostik yang digunakan secara meluas ialah dari American Psychiatry Association, melalui
DSM-IV. Yaitu

 Ketakutan berlebihan untuk meningkatkan berat badan atau menjadi gemuk

 Keengganan untuk menetapkan berat badan pada atau di atas berat normal yang
minimal sesuai umur dan ketinggian tubuhnya

 Distorsi pandangan tubuh (merasakan dirinya “terlalu gemuk” walaupun dirinya


telah underweight)

 Tidak mengalami menstruasi (amenorrea) selama sekurang-kurangnya 3 siklus


berturut-turut.

Pedoman diagnostic Anoreksia Nervosa menurut PPDGJ-III adalah :

Mempunyai ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan
atau dipertahankan oleh penderita. Untuk suatu diagnosis yang pasti dibutuhkan semua hal
seperti di bawah ini, yaitu:

6
a. Berat badan tetap dipertahankan 15% di bawah yang seharusnya ( baik yang berkurang
maupun yang tidak tercapai) atau Quetelet’s body mass index adalah 17,5% atau kurang.
b. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindari makanan yang
mengandung lemak dan salah satu hal di bawah ini :
- Merangsang muntah oleh dirinya sendiri
- Menggunakan pencahar
- Olah raga berlebihan
- Menggunakan obat penahan nafsu makan dan atau diuretika.
- Terdapat distorsi body image dalam psikopatologi yang spesifik dimana ketakutan
gemuk terus menerus menyerang penderita, penilaian yang berlebihan terhadap berat
badan yang rendah.
- Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-piyuitary-gonadal
aksis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria suatu kehilangan
minat dan potensi seksual. Juga dapat terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, kortisol,
perubahan metabolisme peripheral dari hormone tiroid, dan sekresi insulin abnormal.

Jika onset terjadinya pada masa prubertas, perkembangan prubertas tertunda atau dapat juga
tertahan. Pada penyembuhan, prubertas kembali normal, tetapi menarche terlambat.

Diagnosa Banding4

Kehilangan berat badan, kebiasaan makan yang aneh, dan muntah dapat terjadi pada beberapa
gangguan mental, seperti gangguan depresi. Tetapi kedua gangguan tersebut memiliki
beberapa gejala yang berbeda. Umumnya pasien dengan gangguan depresi mengalami
penurunan nafsu makan, pasien anoreksia nervosa mengklaim memiliki nafsu makan normal
dan merasa lapar.

Hanya pada stadium yang parah dari anoreksia nervosa pasiennya mengalani penurunan nafsu
makan. Preokupasi dengan kandungan kalori makan, resep, ahli dalam mencicipi makanan di
pesta, tipikal pada pasien anoreksia nervosa. Dan pada gangguan depresi pasien tidak takut
akan kegemukan atau gangguan citra tubuh.

Terapi3

7
Terdapat beberapa indikasi pasien dengan AN yang perlu dirawat inap di rumah sakit, antara
lain ialah berat badan kurang daripada 75% daripada berat badan ideal, walaupun pemeriksaan
darah rutin dalam batas normal. Untuk pasien yang berat badannya sangat kurang, kalori yang
cukup (kira-kira 1200-1800 kkal/hari) perlu diberi dalam hidangan sehari-hari dalam bentuk
makanan atau suplemen cairan untuk meningkatkan berat badan dan menstabilkan
keseimbangan cairan dan elektrolit.

Konseling gizi juga membantu untuk menetapkan berat badan sehat dan memperlengkapkan
pasien dan keluarga tentang diet sehat dan risiko jangka pendek dan jangka panjang akibat
gangguan makan.

Keterlibatan keluarga dalam penatalaksanaan AN pada remaja telah menjadi komponen


standar, walaupun pengobatan utamanya lebih kepada mengembalikan nutrisi di rumah sakit
dan psikoterapi individu atau konseling. Walaupun sebagian besar pasien dengan AN perlu
dirawat inap, peran keluarga juga memainkan peranan penting dalam pengobatan yang efektif.

Pengobatan dengan olanzapin ternyata meningkatkan berat badan dan selera makan pada
pasien AN, dan mengubah persepsi diri tentang gambaran tubuhnya. Mereka akan memikirkan
bahwa mereka lebih normal dan matang.

Prognosis

Mortalitas merupakan risiko pada pasien dengan AN, disebabkan oleh percobaan bunuh diri
atau komplikasi dari gangguan makan yang kronis. Risiko mortalitas telah menurun sepanjang
25 tahun ini dengan pengobatan dan identifikasi dini AN. Kira-kira 25% tetap simptomatik.
Proses penyembuhan berlangsung lama, bisa 2 tahun dari onset AN.

Terdapat juga pasien dengan AN beralih kepada jenis gangguan makan lain, seperti bulimia
nervosa dan binge-eating disorder, menunjukkan terdapat hubungan antara gangguan makan
tersebut.

8
Bulimia Nervosa

Definisi 3,5

Bulimia Nervosa didefinisikan sebagai makan banyak / berlebihan yang terjadi secara
berulang disertai dengan perasaan diluar kendali dan setelah itu diikuti oleh rasa bersalah, dan
depresi terhadap diri sendiri. Pada gangguan ini akan terjadi perilaku kompensasi berulang
seperti ; muntah yang diinduksi sendiri, pemakaian laksatif, diuretik, puasa atau latihan yang
berat untuk mencegah penambahan berat badan. Namun, tidak seperti pasien anoreksia
nervosa, pasien bulimia nervosa dapat mempertahankan berat badan yang normal.
Menurut kriteria DSM-IV, makan berlebih dan perilaku kompensasi harus terjadi minimal 2
kali seminggu selama 3 bulan. Selain itu, DSM-IV mengklasifikasikan Bulimia Nervosa
menjadi dua tipe yaitu :

- Purging type. Individu tersebut memuntahkan kembali makanan secara sengaja atau
menyalahgunakan obat pencahar, diuretik atau enema.
- Nonpurging type. individu tersebut menggunakan cara lain selain cara yang
digunakan pada purging type, seperti berpuasa atau berolahraga secara berlebihan

Epidemiologi 4
BN lebih sering terjadi dibandingkan AN. Diperkirakan bulimia nervosa berkisar antara 1
hingga 3% pada wanita muda. Seperti anoreksia nervosa, BN secara signifikan lebih sering
pada wanita dibandingkan laki-laki, tetapi onsetnya lebih sering terjadi pada masa remaja
akhir dibandingkan dengan permulaan anoreksia nervosa. BN sering terdapat pada perempuan
berberat badan normal, tetapi kadang–kadang pasien memiliki riwayat obesitas

Etiologi 5
Faktor faktor yang menjadi etiologi BN antara lain

- Faktor Biologi. Beberapa peneliti telah menemukan adanya hubungan perilaku makan
berlebih dan kompensasi dengan berbagai neurotransmitter. Terbukti oleh pemberian
antidepresan yang bermanfaat pada pasien BN yang melibatkan serotonin dan

9
norepinefrin. Kadar endorfin plasma akan meningkat pada beberapa pasien yang telah
muntah, sehingga akan timbul perasaan sehat yang dirasakan pasien setelah muntah.
- Faktor Sosial. Pasien dengan BN, seperti pada pasien AN, cenderung pada mereka
yang mencapai kedudukan tinggi dan perlu berespon terhadap tekanan sosial untuk
menjadi kurus.
- Faktor Psikologis. Pasien dengan BN memiliki kesulitan dalam mengendalikan
impulsnya dimana sering dihubungkan dengan ketergantungan zat, alkohol, dan
labilitas emosional (termasuk usaha bunuh diri).

Diagnosis dan gambaran klinis


Kriteria diagnostik untuk Bulimia Nervosa menurut DSM-IV

a) Episode makan berlebihan yang berulang. Episode ini ditandai dengan 2 hal berikut :

1. Makan, dalam periode waktu yang jelas (misal,dalam tiap periode 2 jam),
jumlah makanan yang jelas lebih besar dibandingkan yang dapat dimakan oleh
sebagian besar orang selama periode waktu yang sama dan dalam situasi yang
sama)

2. Perasaan hilang kendali terhadap makan selama episode ini (misal, perasaan
bahwa ia tidak dapat berhenti makan atau mengendalikan apa dan berapa
banyak yang dimakan)

b) Perilaku kompensasi berulang yang tidak tepat untuk mencegah kenaikan berat badan,
seperti muntah yang diinduksi sendiri, penyalahgunaan laksatif, diuretik, enema,
berpuasa, atau olahraga berlebihan.

c) Makan berlebihan dan perilaku kompensasi yang tidak tepat ini keduanya ada, rata-rata
setidaknya 2x/minggu selama 3 bulan

d) Perhatian yang berlebihan terhadap bentuk dan berat badan.

e) Gangguan ini tidak hanya terjadi selama episode anoreksia nervosa.

Pedoman diagnostik menurut PPDGJ-III:

10
a) Untuk diagnostik pasti, dibutuhkan semua berikut ini:

1. Terdapat preokupasi yang menetap untuk untuk makan, dan ketagihan (craving)
terhadap makanan yang tidak bisa dilawan, penderita tidak berdaya terhadap datangnya
episode makan berlebihan dimana makanan dalam jumlah yang besar dimakan dalam
waktu yang singkat

2. Pasien berusaha melawan efek kegemukan dengan salah satu atau lebih cara seperti
berikut :

 Merangsang muntah oleh diri sendiri

 Menggunakan pencahar berlebihan

 Puasa berkala

 Memakai obat-obatan seperti penekan nafsu makan, sediaan tiroid atau


diuretika. Jika terjadi pada penderita diabetes, mereka akan mengabaikan
pengobatan insulinnya.

3. Gejala psikopatologinya terdiri dari ketakutan yang luar biasa akan kegemukan
dan penderita mengatur sendiri batasan yang ketat dari ambang berat badannya,
sangat dibawah berat badan sebelum sakit dianggap berat badan yang sehat atau
optimal. Seringkali, tetapi tidak selalu, ada riwayat episode anoreksia nervosa
sebelumnya, interval antara ke dua gangguan tersebut berkisar antara beberapa
bulan sampai beberapa tahun. Episode sebelumnya ini dapat jelas terungkap, atau
dalam bentuk ringan yang tersembunyi dengan kehilangan berat badan yang
sedang dan atau suatu fase sementara dari amenore.

b) Bulimia nervosa harus dibedakan dari gangguan depresif, walaupun penderita bulimia
sering mengalami gejala-gejala depresi.

11
Diagnosis Banding 6

Diagnosis bulimia nervosa tidak dapat ditegakkan jika perilaku makan berlebihan dan
memuntahkan kembali hanya terjadi selama episode anoreksia nervosa. Pada kasus seperti ini,
diagnosisnya adalah anoreksia nervosa

Penatalaksanaan 4,6

Sebagian besar pasien bulimia nervosa tanpa komplikasi tidak membutuhkan rawat inap
dirumah sakit. Umumnya pasien bulimia nervosa tidak terlalu merahasiakan gejalanya seperti
pada pasien anorexia nervosa. Sehingga terapi rawat jalan biasanya tidak sulit.

1) Psikoterapi

 Terapi perilaku kognitif  suatu kontrak perilaku dan desensitisasi terhadap pikiran
dan perasaan yang dimiliki pasien bulimia nervosa tepat sebelum makan berlebih.
Tetapi, banyak pasien bulimia nervosa memiliki psikopatologi yang melebihi perilaku
makan berlebih. Sehingga, pendekatan psikoterapik tambahan seperti terapi
psikodinamik, interpersonal, dan keluarga dapat sangat bermanfaat.

 Psikoterapi Dinamik mengkonkretkan mekanisme pertahanan introjektif dan


proyektif. Dengan cara yang mirip dengan membelah, pasien diharapkan akan mampu
membagi makanan dalam dua kategori. Makanan yang bergizi dan makanan yang tidak
sehat. Makanan yang dianggap bergizi mungkin diingesti karena makanan tersebut
secara tidak sadar menyimbolkan introjeksi yang baik. Tetapi makanan yang buruk
secara tidak sadar dihubungkan dengan introjeksi yang buruk sehingga dikeluarkan
melalui muntah, dengan khayalan bawah sadar bahwa semua destruktivitas, kebencian,
dan kejahatan telah dibuang. Pasien mungkin sementara merasa sehat setelah muntah
karena pembuangan yang dikhayalkannya, tetapi perasaan segalanya baik adalah
singkat, karena didasarkan pada kombinasi yang tidak stabil dari pembelahan dan
proyeksi.

2) Farmakoterapi

12
Medikasi antidepresan dapat menurunkan perilaku makan berlebihan dan mengeluarkan
kembali, terlepas dari adanya gangguan mood. Jadi, untuk gangguan makan berlebih yang
tidak responsif terhadap psikoterapi saja, antidepresan telah digunakan dengan berhasil.
Imipramine, Despiramine, Trazodone, dan Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOI) telah
membantu. Fluoxetine (Prozac) juga merupakan terapi yang efektif. Pada umumnya, sebagian
besar antidepresan efektif pada dosis yang biasanya diberikan dalam terapi gangguan depresif.
Meskipun demikian, dosis fluoxetine yang efektif untuk mengurangi makan berlebihan ini
dapat lebih tinggi 60 hingga 80 mg/hari daripada dosis yang diberikan untuk gangguan
depresif.

Prognosis

Secara keseluruhan, bulimia nervosa memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan
anoreksia nervosa. Dalam jangka pendek, pasien bulimia nervosa yang mampu menjalani
terapi dilaporkan mengalami 50% perbaikan perilaku makan berlebihan dan mengeluarkan
kembali. Diantara pasien rawat jalan, perbaikan tampaknya berlangsung lebih dari 5 tahun.

Prognosis bergantung pada keparahan sisa mengeluarkan makanan kembali, yaitu apakah
pasien mengalami ketidakseimbangan elektrolit, dan sampai derajat berapa seringnya muntah
menyebabkan esofagitis, amilasemia, pembesaran kelenjar saliva, dan karies gigi.

Pada beberapa kasus bulimia nervosa yang tidak diobati, remisi spontan terjadi dalam 1-2
tahun

Gangguan Makan Berlebih ( Binge Eating Disorder )

Definisi4.6,7

Gangguan makan berlebih (binge eating disorder) yaitu suatu episode makan berlebih dimana
seseorang akan mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat besar dalam waktu yang
singkat dan merasa diluar kendali/tidak terkontrol selama makan. Tidak seperti pasien dengan
bulimia nervosa, mereka tidak mencoba untuk mengeluarkan makanan dengan menginduksi
muntah atau menggunakan cara-cara yang tidak aman lainnya, seperti berpuasa secara
berlebihan dan penyalahgunaan laksatif. Gangguan makan berlebih (binge eating disorder)

13
bersifat kronis dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti obesitas, diabetes,
hipertensi dan penyakit kardiovaskular.

Etiologi4

Obesitas semasa kecil dan orang tua yang mengalami obesitas merupakan faktor risiko
spesifik untuk terjadinya Binge Eating Disorder, dan berkaitan dengan kelainan genetik yang
sangat jarang, yaitu mutasi pada gen untuk reseptor melanokortin 4.

Gambaran klinis7

Terjadi komplikasi fisik Binge Eating Disorder termasuk peningkatan berat badan, dan ruptur
lambung (jarang).Individu dengan Binge Eating Disorder juga mengalami rasa bersalah, malu
dan tertekan akan perilaku makannya, yang dapat mengakibatkan keadaan perilaku makannya
lebih buruk.

Diagnosis 7,8

Kriteria diagnostik menurut DSM-IV yaitu:

A. Episode makan berlebihan yang berulang, yang ditandai oleh 2 hal berikut ini :

1. Makan, dalam periode waktu yang jelas (misal,dalam tiap periode 2 jam), jumlah
makanan yang jelas lebih besar dibandingkan yang dapat dimakan oleh sebagian besar
orang selama periode waktu yang sama dan dalam situasi yang sama)

2. Perasaan hilang kendali terhadap makan selama episode ini (misal, perasaan bahwa ia
tidak dapat berhenti makan atau mengendalikan apa dan berapa banyak yang dimakan)

B. Disertai oleh 3 atau lebih hal berikut :

1. Makan jauh lebih cepat daripada biasa/normal

2. Makan sampai merasa kekenyangan hingga mengganggu

3. Makan sejumlah besar makanan saat tidak merasa lapar secara fisik

14
4. Makan sendirian karena merasa malu dengan jumlah makanan yang dikonsumsinya

5. Perasaan benci terhadap diri sendiri, depresi, dan merasa bersalah setelah makan

C. Terdapat kekhawatiran yang jelas tentang perilaku makan berlebih

D. Perilaku makan tersebut terjadi minimal 2 hari/minggu selama 6 bulan

E. Perilaku makan berlebih tidak disertai dengan penggunaan perilaku kompensasi yang
tidak layak (laksatif, puasa, olahraga berat ) dan tidak terjadi selama perjalanan anoreksia
nervosa atau bulimia nervosa.

Terapi 9

Tujuan terapi pada pasien dengan Binge Eating Disorder yaitu untuk megurangi perilaku
makan berlebihan tersebut, memperbaiki gejala gangguan mood dan rasa cemas yang
berkaitan dengan gangguan makan, dan mengurangi berat badan pada individu yang juga
mengalami obesitas. Terapi psikologis seperti cognitive behavioral therapy dan farmakologis
bukan saja efektif mengobati Bulimia Nervosa tetapi berguna untuk mengurangi frekuensi
makan pada pasien dengan Binge Eating Disorder dan memperbaiki gangguan mood.

Prognosis

Binge Eating Disorder mempunyai kadar remisi yang tinggi, walaupun tanpa pengobatan.
Juga tidak ada kecenderungan untuk Binge Eating Disorder beralih ke tipe gangguan makan
yang lain. Serta bisa menyebabkan distress yang signifikan.

KESIMPULAN

Gangguan Makan Merupakan penyakit serius dan dapat fatal yang menyebabkan gangguan
berat pada perilaku makan seseorang, seperti mengurangi kadar makanan dengan ekstrem atau
makan terlalu banyak yang ekstrem, atau perasaan menderita atau keprihatinan tentang berat
atau bentuk tubuh yang ekstrem. Terdapat dua tipe utama bagi gangguan makan adalah
anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Kategori ketiga adalah Binge-eating disorder.

15
Anoreksia nervosa adalah penolakan yang menetap untuk mempertahankan berat badan
minimal atau diatasnya atau kegagalan untuk mencapai berat yang diharapkan. Terjadi
ketakutan yang berlebihan akan terjadi gemuk, meskipun memiliki berat badan yang kurang.

Bulimia Nervosa didefinisikan sebagai makan banyak / berlebihan yang terjadi secara
berulang disertai dengan perasaan diluar kendali dan setelah itu diikuti oleh rasa bersalah, dan
depresi terhadap diri sendiri, kemudian melakukan pencegahan penambahan berat badan.

Gangguan makan berlebih (binge eating disorder) yaitu suatu episode makan berlebih dimana
seseorang akan mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat besar dalam waktu yang
singkat dan merasa diluar kendali/tidak terkontrol selama makan.

DAFTAR PUSTAKA

1. National Institute of Mental Health, 2007. Eating Disorders. NIH Publication.


2. Makino, M., Tsuboi, K., Dennerstein, L., 2004. Prevalence of Eating Disorder : A
Comparison of Western and Non-Western Countries. Medscape General Medicine
3. Edquist, K., 2009. Globalizing Pathologies. Eating Disorders and the Global
Deterritorialization of Authority, Oregon.
4. Kaplan HI, Sadock BJ, Grab JA. Sinopsis Psikiatri: ilmu pengetahuan perilaku psikiatri
klinis Jilid 2. Tangerang: Binarupa Aksara; 2010. p.194-210
5. Ho, T. F., Tai B. C., Lee, E.L., Cheng, S., Liow P. H., 2006. Prevalence and Profile of
Females At Risk of Eating Disorder in Singapore. Singapore Med J
6. Tsuboi, K., 2005. Eating Disorders in Adolescence and Their Implications. Japan of
Japan Medical Association.
7. Chavez, M., Insel, T.R., 2007. Eating Disorders: National Institute of Mental Health’s
Perspective. American Psychology, 62(3): 159-166.
8. American Psychiatric Association (APA), 2005. Let’s Talk Facts About Eating
Disorders.
9. Kay, J., Tasman, A., 2006, Essentials of Psychiatry. USA: John Wiley & Sons.

16

Вам также может понравиться

  • Tablet FE Pada Remaja Putri
    Tablet FE Pada Remaja Putri
    Документ10 страниц
    Tablet FE Pada Remaja Putri
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Asma
    Asma
    Документ12 страниц
    Asma
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • S DHF
    S DHF
    Документ27 страниц
    S DHF
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Kejang Anak
    Kejang Anak
    Документ9 страниц
    Kejang Anak
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Bab 3 - 6 Revisi
    Bab 3 - 6 Revisi
    Документ15 страниц
    Bab 3 - 6 Revisi
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ26 страниц
    Bab I
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • ISPA
    ISPA
    Документ8 страниц
    ISPA
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • 3 Teknik Pakai Baju OK
    3 Teknik Pakai Baju OK
    Документ18 страниц
    3 Teknik Pakai Baju OK
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Ryj 6 Uw
    Ryj 6 Uw
    Документ5 страниц
    Ryj 6 Uw
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Ablasio Retina
    Ablasio Retina
    Документ40 страниц
    Ablasio Retina
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Yohihihj
    Yohihihj
    Документ24 страницы
    Yohihihj
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Ablasio Retina
    Ablasio Retina
    Документ27 страниц
    Ablasio Retina
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Документ13 страниц
    Lamp Iran
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Jarum Dan Benang Bedah
    Jarum Dan Benang Bedah
    Документ10 страниц
    Jarum Dan Benang Bedah
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ26 страниц
    Kata Pengantar
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Referat Transportasi Pesawat 2
    Referat Transportasi Pesawat 2
    Документ25 страниц
    Referat Transportasi Pesawat 2
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Uujo
    Uujo
    Документ20 страниц
    Uujo
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Episkleritis Os
    Episkleritis Os
    Документ34 страницы
    Episkleritis Os
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Transportasi Jenazah
    Transportasi Jenazah
    Документ34 страницы
    Transportasi Jenazah
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Katarak Pada Diabetes Mellitus
    Katarak Pada Diabetes Mellitus
    Документ21 страница
    Katarak Pada Diabetes Mellitus
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Episkleritis
    Episkleritis
    Документ19 страниц
    Episkleritis
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Referat Transportasi Pesawat 2
    Referat Transportasi Pesawat 2
    Документ25 страниц
    Referat Transportasi Pesawat 2
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Dokcil P3K
    Dokcil P3K
    Документ27 страниц
    Dokcil P3K
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Mata
    Pemeriksaan Mata
    Документ30 страниц
    Pemeriksaan Mata
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ5 страниц
    Kata Pengantar
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Katarak Pada Diabetes Mellitus
    Katarak Pada Diabetes Mellitus
    Документ21 страница
    Katarak Pada Diabetes Mellitus
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Anatomi SSP
    Anatomi SSP
    Документ35 страниц
    Anatomi SSP
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Journal Reading Indo
    Journal Reading Indo
    Документ10 страниц
    Journal Reading Indo
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • POAG
    POAG
    Документ32 страницы
    POAG
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет
  • Impetigo Krustosa
    Impetigo Krustosa
    Документ6 страниц
    Impetigo Krustosa
    タナトス Thanatos
    Оценок пока нет