Вы находитесь на странице: 1из 10

ISSN : 1412-3657

JURNAL

01. 12 No.3: Desember 2011

Vul. 12 . ')alu ISSN


Nu.3 145- 223
ncscmbcr 2011 1412-3657
,
Vol. 12 No.3: Desember 2011 ISSN : 1412-3657

JURNAL ILMIAH

AgriSains
Penanggung JawablKetua Penyunting
Muh. Basir Cyio
Wakil Ketua Penyunting
Burhanuddin Sundu
Koordinator Penyunting Pelaksana/Editor
Rusdin Dien
Wakil Koordinator Penyunting Pelaksana/Editor
Fachri Lou lembah
Dewan Redaksi
Kaharuddin Kasim
Andi Lagaligo Amar
DamryHB
Tim Penyu n ting/Editor
Muhammad Hamsun
Asrian i Hasanuddin
Marsetyo
Burhanuddin Sundu
Yohan Rusyanlono
Sirajudin Abdullah
Novalina Serdiali
Kesekretariatan
Erfianti
Sri Astuti

Sekretariat Jurnal AgriSains Fakultas Pertanian


Universitas Tadulako, Kampus Bumi Tadulako Tondo-Palu Sulawesi Tengab
Telp. (0451) 429738

ReJ..10r: Prof Dr.lr. Muh Basir Cyio, S.E., M.S. - Dekan Fakultas Pertanian:. Prof Dr. Ir. H. Alam Anshary, M.Si
PR I : Prof H. Hasan 8asri, M.A., Ph.D. - PR II : Prof. Dr. Syahir Natsir, S.E., M.Si.
PR III : Asmadi Weri, S.H., M.H. ~ PR. IV : Prof lr. Zainuddin Basri, Ph.D. - PR V : If. H. Andi Hasalluddin Azikin, M.Si
PD r: Dr. If. Sakka Samudin, M.P. - PD II : Ir. Uswah Hasanah, M.AgBc., Ph.D. - PO In : Dr. Ir. Isakandar Lapandjang, M.P,
J U RN A L
AgriSains
ISSN 1412-3657
Volume 12. Nomor 3. Desember 2011

DAFTAR lSI

Profil Honnon Estrogen dan Progesteron Induk Sapi Silangan Simmental-Peranakan


Ongole dengan Suplementasi Legum sebagai Sumber Fitoestrogen ......................... .
................... Batseha M w.. Tiro , Endallg Ba/iarti, R. Djoko Soetrisno dan Kustono 145 - 153

Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Status Faali Kambing Kacang .. . . ........ .... Padang 154 - 158

Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Produksi Karkas Sapi Potong di Sulawesi Tengah
.. .... .. . ..................... .................. . ............................ ... .... ............. Rusdin 159 - 165

Evaluasi Perkembangan Ternak Kambing pada Kelompok Usaha Tani, Bantuan


Pemerintah di Kabupate n Poso ......................................... ....... ... K. Kasim dan l. Laming 166 - 172

Pengelolaan Ekosistem Mangrove Pulau-Pulau Kecil Taman Nasional Bunaken Berbasis


Kerentanan ................................................................ Josizian N. W. Scizadwv,
Fredinan Ylllianda, Dietriech C. Bengen dan Isdradjad Setyobudiandi 173-181

Kesesuaian dan Daya Dlikung Lahan untuk Kegiatan Wisata dan Perikanan di Pantai
Kota Makassar Sulawesi Selatan ........................................................... ... ......................... .
.................................. Hamzah, Achl1lad Fahrlldin, Heffni Efendi dan Ismlldi M llchsin 182 - 191

Optimasi Pemanfaatan Wisata Bahari bagi Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Berbasis


~'> Mitigasi (Kaslls Kawasan Gili Indah Kabupaten Lombok Utara Propinsi Nusa Tenggara Barat)
....... .. Sadikin Amir, Fredinan YllLianda, Dietriech C. Bengen dan lYlenllofati-ia Boer 192-199

Laju dan Kondisi Sedimentasi pada Ekosi stem Terumb u Karang di Pulall Ballang
Lompo Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan .. ........ ... ..... .. ..................... ............
.............. Mutmainnah, Luky Adriallto, Tridoyo Kllsllmastallto dan Fredillan Yulianda 200 - 206

Kapasitas Adaptif Ekosistem Lamun (Seaggrass) di Gugus Pulau Guraici Kabupaten


" Halmahera Selatan ...... .. . ... .... .... . ... .. .... ... ......... ...... .. . ... ... ... ... .. ....... .. ....... .
. .. ...... Riyadi Subllr, Fredinan Yllliallda, Setyo Budi Susilo dan Acl/mad Fahrudin 207 - 215

Kesesuaian Fisik dan Kimia Perairan untuk Budidaya Eucheuma cottoni di Gugus
Kepulauan Salabangka Kabupaten Morowali ............ ........ . ... . Zakira Raihani Ya' La 216 - 223
J. Agrisains 12 (3) : 200 - 206, Desember 2011 ISSN: 14\2-3657

LAJU DAN KONDISI SEDIMENTASI PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG


DI PULAU BALLANG LOMPO KABUPATEN PANGKEP, PROVINSI
SULA WESI SELA TAN

Mlitmaillllah 1) Luky A driallto 1)Tridoyo Kllsumastanto 1) Fredinan Yuliandtl)

1) Program Studi Pengeioiaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Fakultas Pasca Sarjana IPB, 2) StafPengajar FPIK IPB

ABSTRACT

The research was located at Balang Lompo Island Mattiro Sompe District Pangkep Regency,
South Sulawesi from July to December 2009. The aim of this research was to measure sedimentation
rate and to analyze sediment type that precipitates on Terumbu' s ecosystem at Ballanglompo Island.
The results of analysis indicated sedimentation rate in the waters of Ballang Lompo Island was
about 0.0036 - 0.300 mg'cm'/day. This sedimentation rate was still vel)' low with sediment size of 0.5 -
0.125 mm which is classified as sand.

Key words: Balang Lompo Island, coral reef, sedimentation.

ABSTRAK

Penelitian ini berlokasi di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kabupaten
Pangkep, Sulawesi Selatan yang dilakukan sej.ak Juli - Desember 2009. Tujuap penelitian ini adalah
mengukur laju sedimentasi dan menganalisis jenis sedimen yang mengendap pada ekos istem
terumbu karang di Pulau Ballang Lompo. Hasil analisis menunjukkan laju sedimentasi di perairan
Pulau BaUang Lompo dengan kisaran 0,0036-0,300 mg'cm'lhari, masih tergolong sangat rendah dengan
ukuran butir sedimen adalah 0,5-0 ,125 mm yang termasuk kedalam kelompok klasifikasi pasir.

Kata kunci : Pulau Balang Lompo, sedimentasi, terumbu karang.

PENDAHULUAN karang penghalang(barrier reefs) dan terumbu


karang cincin atau atol (atoll). Namun
Indonesia merupakan negara akhir-akhir ini potensi dan kondisi terumbu
kepulauan terbesar di dunia yang membentang karang semakin menurun karena terjadinya
dari 95° BT sampai 142°BT dan 6° LU sampai kerusakan seeara terus menerus. Kerusakan
ke \00 LS, mempunyai sekitar 17.508 buah ini Iebih ban yak disebabkan karena aktivitas
pulau besar dan kee il dengan garis pantai manusia (Atkins et aI, 2001). Secara umum
sepanjang kurang Iebih 80.791 km. Sumber ada dua jenis aktivitas manusia yang memieu
daya perairan pantai yang dimiliki Indonesia kerusakan terumbu karang. Pertama, pengambilan
merupakan yang terkaya dibandingkan dengan ikan secara berlebih. Kedua, pengambilan ikan
negara-negara Asia Tenggara Ia innya. Luas dengan cara-cara yang tidak ramah Jinglrungan.
ekosistem terumbu karang Indonesia diperkirakan Pengambilan ikan dengan menggunakan born
mencapai 75.000 km 2 yaitu sekitar 12 sampai dan sian ida masih sering terjadi di Indonesia.
15 persen dari luas terumbu karang dunia. Sebagai akibat kerusakan terumbu karang,
Dengan ditemukannya 362 spesies scleractinia teIjadi abrasi atau pengikisan garis pantai secara
(karang batu) yang tenmasuk dalam 76 genera, serius. Pada saat yang sarna, memburuknya
Indonesia merupakan episenter dari sebaran abrasi juga menyebabkan kerusakan karang
karang batu dunia. Terdapat tiga macam tipe dalam Iuasan yang cukup besar. Selain itu
struktur terumbu karang di Indonesia, yaitu kerusakan terumbu karang juga disebabkan
terumbu karang tepi (fringing reefs), terumbu tingginya sedimentasi; seperti yang terjadi

200
di perairan Spennonde (Moosa, 1998). Kerusakan Ballang lompo . Kegunaan dari penelitian ini
terllmbll karang dapat dikurangi j ika ada diharapkan dapat memberi informasi dasar
upaya rehabilitasi dari manusia sendiri. Upaya mengenai pengaruh sedimentasi terhadap
rehabilitasi merupakan salah satu bentuk adaptasi ke berlangsllngan ekosistem terumbu karang.
manusia terhadap ekosistem terumbu karang Penelitian lUI dibatasi pada
yang rentan (Barry et ai, 2006) seperti halnya analisis besarnya jumlah sedimen yang
yang terjadi di Pulau Ballang Lompo. terendap (Budget sediment) pada ekosistem
Pulau Ballang Lompo memiliki terum bu karang.
perairan cukup luas yang kaya akan ekosistem
pantai dengan beragam spes ies vegetasi
BAHAN DAN METODE
pantai dan oleh karenanya lingkungan ekologis,
ekonomi, dan sosial budaya masyarakatnya
Penelitian ini dilakukan selama enam
didominasi oleh kehidupan bahari. Kompleksnya
kegiatan pembangunan dan aktifitas manusia bulan, pada bulan Jul i 2009 di Pulau Ballang
di daerah pesisir sangat mempengaruhi Lompo, Kelurahan Mattiro Sompe, Kabupaten
ekosistem yang sangat rentan terhadap Pangkep, Sulawesi Selatan (Gambar 1). Untuk
perubahan lingkungan, salah satu qiantaranya anal isis sampel dan pengolahan data dilakukan
adalah penutupan sedimentasi terhadap ekosistem di Laboratoriurn Geomorfologi dan Manajemen
terumbu karang di Pulau Ballang Lompo. Pantai, Laboratoriurn Sistem Infonnasi Geografis
Tujuan dari penelitian ini yaitu JlIrusan Ilmll Kelalltan dan Laboratoriu m
Mengukur laju sedimentasi dan dan Kualitas Air Jurusan Perikanan, Universitas
mengetahui j enis sedimen yang mengendap Hasanuddin, Makassar.
pad a ekosistem terumbu karang di Pulau

'.c.o _ _ IrnO · ' T..... :'"0

.. _
..
' .P"'''''"' _ _
,....." , ,
...... _ _
' ' _ ::Ol1 · ~ ~' . ~ OOO

~ClnT""_"""L'Br"","" F_~
._::Ol1~ ... ,.,!oO"""
T..... ,..,
1.So", .. _ _ _

, LEGENOA PETA

Gambar I. Peta Lokasi Penelitian

201
Jenis Data yang Digunakan.
Data Sumber
Citra Landsat 2009 Seam io-
Biotrop, Bogor
Peta LPI 2011-3C Bakosurtanal
Kondisi dan In Situ
Pengambilan Sed imen
Hasil Sedimentasi Anal isis Gambar 2. Bentuk Sedimen Trap yang Digunakan
Laboratorium
Unhas Laju sedimentasi yang dipero leh
Klas ifi kasi Sedimen Skala dikelompokkan menurut stasiun dan zona yang
Wentworth selanj utnya dianalisis perbedaannya dengan
anal isis varian s (two way Anova).
Tabel I. Skala Wentworth lUltuk Mengklasiftkasikan
Panikel Jenis Sedimen. Ditentukan melalui pengamatan
visual secara manual seperti bongkahan/pecahan
Terminologi Diameter (mm) karang. Perhitungan % berat sed imen :
Keriki l Bolder > 256 Berat setiap jenis sed imen
Bongkall 64 - 256 % Berat kumulatif= - - - -_ _ _ _ x 100%
Berat awal
Kerakal 4 - 64
Kerikil 2- 4 Hasil dari perhitungan jenis sed imen akan
Pasir Pasir sanga! I -2 dikelompokkan berdasarkan stasiun dan zona
kasar pada lokas i pengamatan.
Pasir Kasar 0,5 - I Hubungan Laju Sedimentasi dengan Kondisi
Pasir Sedang 0,25 - 0,5 Terumbu Karang. Kondi si terumbu karang
Pasir Halus 0,125 - 0,25 akan dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu
Pasir Sanga! 0,0625 - 0,125 tutu pan karang hidup dan tutupan karang mati
Halus yang berfungsi sebagai variabel dependent (Y).
Lumpur Lanau 0,0039 - 0,0625 Sedangkan untuk variabel independent (X)
LemEung < 0,0039 yaitu laju sedimentasi. Adapun persamaan regresi
linear yang digunakan adalah (Sudjana, 1996).
Analisa Data Y= a+bX ................ ..... .. .............. (4)
Penentllan Lajll Sedimentasi serta Jellis
sedimen Lajll sedimelltasi Dihitung berdasarkan Keterangan :
bera! sedimen yang mengendap pada sedimen y = tutu pan karang hidup dan karang mati
trap se lama Ix pengamatan regular, yaitu Ix Ab = koefisien regresi
pasang dan Ix swut. Perhitungan laju sedimentasi
dilakukan menurut persamaan sebagai berikllt: X = Laju sedimentasi
Ls = .!L .. .. .................. .... ...... .. .(1) Untuk visualisasi hubungan antara laju
Axe
sedimentasi dengan kondisi terul11bu karang
Dimana: juga disajikan dalarn bentuk peta yang dilakllkan
g = berat sedimen yang terendapkan pada dengan overlay tutupan karang hidup dan
sedimen trap (mg) karang mati dengan laj u sed imentasi dengan
A = luas permukaan sedimen trap(em2) bantu an software Arc-Gis 9.03.
t = lama penempatan sedimen trap Gam/hari)
Konversi dan luas pennukaan sedimen trap yaitu: HASIL DAN PEMBAHASAN
A = IT r 2.............................................................. (2)
Gambaran Um um Lokasi. Seeara geografis,
Keterangan : Pulau Ballang Lompo terletak antara 04°56'28.6"
n = 3. 14 - 04°56'50.9" LS dan 119°23'45.6" - I 190z4'3.6"
r = 2Y, inei = 2.5x2 .5 4 = 6.35 em BT. Secara administrasi termasuk sebaga i
202
salah satu pulau yang ada dalam gugusan Tabel 2. Hasil Perhitungan Laju Sedimentasi
Kepulauan Spermonde tepatnya Kecamatan Berdasarkan Stasiun dan Zona
Liukang Tuppabiring, Kelurahan Mattirosompe
Laju sedimentasi
Kabupaten Pangkep. Batas-batas wilayahnya Stasiun Zona
(mgicm2/hari)
meliputi:
Reef flat 0.19
Sebelah Utara berbatasan dengan Pulau
Langkadea dan Selat Makassar Reef crest 0.32
Barat
Sebelah Selatan berbatasan dengim petairan Reef slope 0.33
Selat Makassar Reef base 0.36
Sebelah Timur berbatasan dengan Pulau Reef flat 0.03
Ballang Caddi dan daratan utama Pangkep Reef crest 0.02
Selatan Reef slope 0.04
Sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Sanane
Mata pencaharian penduduknya Reef base 0.03
rata-rata nelayan, ada yang nelayan paneing Reef flat 0.004
dan ada juga yang nelayan jaring. Pulau ini Reef crest 0.005
memiliki 3 buah mesjid, I Taman Kanak-kana!<, Utara
Reef slope 0.004
I Sekolah Dasar, 2 SLTP, dan I SMA. Reef base 0.005
Tingkat sanitasi di Pulau Ballanglompo
Reef flat 0.003
sudah eukup baik karena terdapat air tawar,
Reef crest 0.005
kebutuhan listrik sudah terpenuhi dari bantuan Timur
Pemerintah Pangkep dan hanya dinyalakan Reef slope 0.004
dari pukul 18:00 sampai dengan 24:00. Pulau Reef base 0.002
ini merupakan pulau terbesar di kecamatan
Liukang Tuppabiring yang dijadikan sebagai Sedangkan Pada GambaI' 3 di bawah,
pulau keeamatan oleh Pemerintah Kabupaten dapat dijelaskan bahwa laju sed imentasi
Pangkep. Mata pencaharian yang digeluti tertinggi di Stasiun Barat dengan rata-rata
oleh penduduk setempat terdiri atas pemancing, 0,3 mgiem2/hari, sedangkan Stasiun Selatan
budidaya rumput laut, dan papukat. Target dengan nilai rata-rata 0,028 mg/cm 2/hari,
tangkapan dari masing-masing alat bervariasi. untuk Stasiun Utara dan Tirnur, nilai rata-rata
Biasanya untukjenis alat tangkap yang terbuat laj u sedimentasi 0,0047 mg/cm 2/hari dan
dari jaring adalah ikan pelagis. Sementara 0,0036 mgicm 2/hari. Ini menunjukkan bahwa
untuk alat pancing, target tangkapannya Stasiun Barat memiliki laju sedimentasi yang
adalah ikan karang terutama ikan sunu. tinggi dan berbeda nyata (P<0.05) dengan
Laju Sedimentasi dan Jenis Sedimen stas iun lainnya. Sedangkan untuk Stasiun
Lajll Sedimentasi. Laju sedimentasi atau Selatan, Utara, dan Timur tidak menunjukkan
kecepatan endapan (settling) sedimen tergantung perbedaan yang nyata.
pada ukuran partikel. Semakin besar diameter Berdasarkan zona, nilai tertinggi
sedimen semakin gampang mengendap. Dari didapatkan ~ada zona reef base dengan nilai
hasil perhitungan analisis laju sedimentasi 0,099 mgiem /hari, dan nilai terendah didapatkan
didapatkan hasil pada Tabel 2 berikut in i. pada zona reef flat dengan nilai 0,056 mgicm2/hari.
Berdasarkan Tabel 2 diatas diketahui Berdasarkan hasil uji statistik (univariate
laju sedimentasi yang terukur pada Stasiun analisys of variance), menegaskan bahwa
Barat dengan kisaran nilai laju sedimentasi rata-rata nilai laju sedirnen pada zona reef base
2 berbeda nyata dengan zona reef flat tetapi
tertinggi 0,189-0,363 mgicm /hari, sedangkan
laju sedirnentasi yang didapatkan pada stasiun tidak bel' bed a nyata dengan zona reef crest
Selatan berkisar antara 0,018-D,036 mgiem2/1Jari. dan reef slope (GambaI' 4).
Untuk Stasiun Utara, nilai laju sedimentasi Dari gambar 3 dan 4, laju sedirnentasi
berkisar antara 0,004-0,0053 mgicm 2/hari. yang tinggi terdapat pada Stasiun Barat di
Nilai pada Stasiun Timur hampir seragam zona Reef Base. Hal ini disebabkan oleh
dengan Stasiun Utara dengan kisaran laju partikel material sedimen yang berada di laut
2
sedimentasi yaitu 0,002-0,005 mgicm /hari. (sedimen marine) yang terakumulasi pada

203
perairan dan selanjutnya diangk'Ut oleh aktivitas dan zona. Pada Stasiun Barat, nilai med ian
oseanografi (ams, gelombang,dan pasang sumt) berki sar antara 0,47-1,4 mm dengan jen is
dan diendapkan pada daerah-daerah yang sed imen pasir sedang hingga pasir sangat
memwlgkinkan teljadinya pengendapan material. kasar. Sedangkan pada Stasi un Selatan, nilai
Selain itu pengamh dari aksi ams dan gelombang median berkisar antara 0,32 -0,9 mm, dengan
juga menyebabkan terjadinya resuspensi jenis sedimen pasir sedang hingga pasir.kasar.
(pengadukan kembali) sedinlen di dasar, yang Stasiun Utara, ni lai median berkisar antara
melayang ke atas kolom air yang kemudian 0,125-0,5 mm dengan jenis sedinlen pasir halus
akan tergiring ke dalam massa air laut yang hingga pasir kasar. Dan untuk Stas iun timur,
pekat dan terendap di daerah yang mempunyai nilai median berkisar antara 0,46-0,74 mm,
kekuatan arus yang rendah. dengan jenis sedi men pasir sedang hingga
Laju sed imentasi yang terukur di pasir kasar. Untuk zona reef flat, jenis sedinlen
perairan Pulau Ballan:¥.lompo dengan kisaran didominasi oleh jenis sed imen pasir kasar
0,0036-0,300 mg/cm /hari, masih tergolong hingga sangat kasar. Hal ini disebabkan oleh
sangat rendah menumt Wesseling et.a/ (1997), kekuatan ams yang kecil sehingga pengendapan
dimana am bang batas laju sedimentasi adalah
25 mg/cm 2/hari. partikel yang ukuran butimya lebih besar lebih
cepat terendapkan (Hutabarat dan Evans, 1986).
Jenis Sedimen. Asal dan besar butiran Untuk zona reef crest dan reef slope didominasi
sedimen yang mengendap pad a perairan oleh jenis sedimen pasir sedang hingga pasir
Pu lau Ballang Lompo diperkirakan berasal kasar, sedangkan pada zona reef base, nilai
dari laut (sedimen marine) yang terakumulasi
akibat pengamh hidrodinamika. Ukuran partikel median (Q2) berkisar antara 0, 125-0,58 mm
sedinlen pada stasilm pengamatan pada dasamya dengan jenis sedimen didominasi oleh pasir
merupakan ukuran partikel jenis pasir (pasi r halus dan pasir sedang. Ukuran butir sedimen
kasar - pasir halus) dengan diameter partikel mempakan salah satu faktor penentu terjadinya
(median) bervariasi dari 0,125-1,4 mm seperti abrasi atau sedimentasi pada suatu wilayah
diperlihatkan pada Tabel 4 berikut ini. pantai. Partikel sedimen dengan ukuran butir
Berdasarkan hasil analisis ukuraJ1 butiran sedimen yang Jebih kt:(;j) umumnya JebilJ mudllh
sedimen, dengan menggunakan perh itungan berpindah tempat akibat aksi gelombang atau
besaran % kumulatif (metode ayakan) dari pergerakan arus dibandingkan dengan partikel
sampel sedimen yang diambil di lokas i sedinlen dengan ukuran butir yang lebih besar.
penelitian, menunjukkan tidak adanya variasi Pada Pulau Ballanglompo didapatkan ukuran
yang sangat berbeda pada ukuran besaran butir sedimen adalah 0,5-0,125 mm yang
butiran sed imen di masing-masing stasiun tem1asuk kedalam kelompok klasifikasi pasir.

.'"m
~
0,2
0, 1
b
;:;--

- E
~

=
E
.",
!5
0, 1
0 ,1
0,1
0,1
=
ru
E 0.0
'0 0,0
ru
V>
=> 0,0 -; - --
5 Reef F l at Ree f slope Ree f Ba se
Zona

Gambar 3. Rata-rata Laju Sedimentasi yang terj adi pada Setiap Stasiun

204
.~ 0.4 a

t-"-
.~
0.3
0,3
0 .2
~ 0.2 I
~ I
0.1
~ 0.028 0.004 7 0.0036
=
:§'
0. "-
0.0
,_ b b

-, --- --
b
--- - ,
I
J
- ---
Sal·at Tirnur

Stasi ..... "

Gambar 4. Rata-rata Laju Sedimentasi yang terjadi pada Setiap Zona


Tabel 4. Hasil Analisis Jenis Sedimen
Stasi un Zona Median butiran (0,) (mm) Jenis sedimen
Reef flat 1.4 Pasir sangat kasar
Reef crest I Pasir kasar
Barar
Reefs lope 0.47 Pasir sedang
Reef base 0.52 Pasir kasar
Reef flat 0.9 Pasir kasar'
Reef crest 0.40 Pasir sedang
Selatan
Reef slope 0.32 Pasir sedang
Reef base 0.58 Pasir kasar
Reef flat 0.50 Pasir kasar
Reef crest 0.47 Pasir sedang
Utara
Reefslope 0.49 Pasir sedang
Reef base 0.125 Pasir halus
Reef flat 0.5 Pasir kasar
Reef crest 0.46 Pasir sedang
Timur
Reefslope 0.74 Pasir kasar
Reef base 0.49 Pasir sedang

Berdasarkan jenis sedimen yang diamati antara 0,002 - 0,363 m!}'cm2/hari. Laju sedimentasi
secara visual di Perairan Pulau Ballang Lompo, tertinggi didapatkan pada Stasiun Barat, Zona
diduga termasuk ke dalam sedimen Biogenous Reef Base dengan rata-rata laju sedimentasi
dengan ditemukannya dam in an pecahan 0,363 m!},cm 2/hari, sedangkan yang terendah
karang, cangkang moluska dan Gastropoda. pada Stasiun Timur, Zona Reef Base dengan
Sedimen Biogenous sendiri terbentuk dari rata-rata Jaju sedimentasi 0,0021 mg!cm2/hari.
sisa-sisa rangka dari organisme hidup yang Jenis sedimen yang terdapat pada
akan membentuk endapan partikel-partikel Pulau Baliang Lampo yaitu termasuk ke
halus (Hutabarat dan Evans, 1986). daJam jenis klasiflkasi pasir, dengan dominan
jenis sedimen pasir kasar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Kesimpulan Untuk dapat mengetahui secara Jengkap
Laju sedimentasi yang terjadi pada mengenai proses sedimentasi yang tedadi pada
setiap stasiun dan zona di Pulau Ballang Lampo Pulau Baliang Lampo maka perlu diadakan
masih tergolong kategori rendah, dengan kisaran penelitian lanjutan mengenai :

205
l. Laju sedimentasi yang terjadi pada Pulau 2. Pola Sedimentasi yang terjadi Pada
Ballang Lompo dengan kisaran musim Pulau Ballang Lompo.
yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Brown BE, Howard.LS. 1985 . Assessing the Effects of "Stress" on Reef Corals. Di dalam: Blaxter JHS,
Russell SFS, Yange SM. (ed). Advances in Marine Biologi. Vol.2. London: Academic Pro

Dahuri, M., J.Rais., S.P. Ointing. , dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wi/ayah Pesisir secara
Terpadu. PT. Pradnya Paramita. Jakarta, Indonesia.
English,S.,C.Wilkinson,and V.Baker. 1994. Survey Manualfor Tropical Marine Resources. ASEAN-Austral ia
Marine Science Project: Living Coastal Resources. Australian Institude of Marine Science, To\vnsville.

Hutabarat, S dan Evans. 2000. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Komar, P. D. 1976. Beach Processes and Sedimentation. Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs. New Jersey. USA.

Moosa, M.K. dan Suharsono. 1998. Rehabililasi dan Pengelolaan Tenlmbu Karang Suatu Usaha Menujll
Ke Arah Pemanfaatan Sumber Daya Terumbu Karang secara Lestari.
http://www.coremap.or. idldownloadsll I75 .pdf. Diakses tanggaI : 19 l anuari 2009.

Rachmanto, B. 1999. Analisis dan In/erpretasi Angkutan Sedimen di Pan/ai. Laboratorium Sedimentologi
Jurusan Geoiogi UNHAS. Makassar.

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Tarsito: Bandung.

Supriharyono. 2000. Peles/arian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wi/ayah Pesisir Tropis. PT. Gramedia
Pustaka Otama. Jakarta.

Sony, K., 200 1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 04 Tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terum bu Karang.

Atkins, J.P. , Mazzi, S., and Easter, C. (2001 ): Small States: A Composite Vulnerabi lity Index. In: PeretZ, D.;
Faruqi, R,; Eliawoni, J. (Eds.), Small State in the Global Economy. Commonwealth Secretariat
Publication, pp. 1-1 0.

Barry Smit and Johann~ \Vandel,2006. Adaptation, adaptive capacity and vulnerability. Globa l
Environmental Change 16 (2006) 282- 292. 8 March 2006. www.elsevier.comllocateigloenvcha

206

Вам также может понравиться