Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TRAY DRYING
Oleh:
Ir. Emma Hermawati Muhari, M.T.
1
Jobsheet Praktikum Tray Drying
BAB I
PENDAHULUAN
Pengeringan merupakan bagian dalam rangkaian operasi pada industri proses.
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair lain dari bahan padat sehingga
mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat sampai dengan batas yang dapat
diterima.
Zat padat yang akan dikeringkan terdapat dalam berbagai macam bentuk antara lain
serpih, biji-bijian, serbuk, kristal, lempeng, atau lembaran sinambung. Untuk mengeringkan
bahan-bahan tersebut di industri telah terdapat berbagai bentuk alat pengering. Alat-alat
pengering itu antara lain tray dryer, screen conveyor dryer, tower dryer, rotary dryer,
fluidized-bed dryer, flash dryer, dan spray dryer (Geankoplis, 1993).
2
Jobsheet Praktikum Tray Drying
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengeringan
Pada umumnya pengeringan zat padat berarti pengurangan air atau zat cair lain dari
bahan padat, sehingga sisa zat cair di dalam zat padat itu mempunyai kandungan yang rendah
dan dapat diterima. Setiap bahan yang akan dikeringkan mempunyai kandungan zat cair yang
berbeda, dan ada pula yang tidak sama sekali mengandung zat cair, yang disebut bone dry.
Zat padat yang dikeringkan biasanya berbentuk seperti serpih (flake), bijian (granule), kristal
(crystal), serbuk (powder), lempeng (slab), atau lembaran sinambung (continuous sheet)
dengan sifat-sifat yang mungkin sangat berbeda dari setiap jenis bahan yang dikeringkan.
Pada proses pengeringan, ada bahan yang tahan terhadap penanganan kasar atau tahan
terhadap lingkungan operasi dengan suhu yang sangat tinggi, tetapi ada pula yang
memerlukan penanganan yang sangat hati-hati, karena bahan yang akan dikeringkan tidak
tahan terhadap suhu yang terlalu tinggi. Bila zat seperti itu dioperasikan pada suhu tinggi,
kandungan zat lain selain air yang terkandung pada bahan itu akan ikut teruapkan.
Mengingat banyaknya ragam bahan yang dikeringkan, maka tidak ada satu teori pun
mengenai pengeringan yang dapat meliputi semua jenis bahan dan peralatan yang ada.
Variasi bentuk dan aliran bahan, keseimbangan kebasahannya di dalam zat padat, serta
metode pemberian kalor yang diperlukan untuk penguapan, semuanya menyebabkan tidak
bisa dilakukan suatu pembahasan tunggal secara keseluruhan. Akan tetapi pada prinsipnya,
pada saat pengeringan dilakukan terhadap kandungan di permukaan bahan, maka air pada
permukaan bahan akan menguap. Pada saat pengeringan mencapai kandungan air di dalam
pori-pori bahan, terjadi perubahan laju pengeringan tergantung dari sifat bahan yang
bersangkutan.
3
Jobsheet Praktikum Tray Drying
Gambar 2.1 Macam-macam Proses Pengeringan Adiabatik
4
Jobsheet Praktikum Tray Drying
C B
Daerah Cairan
(1) (2)
Daerah Padatan
Tekanan
A
(3) (4)
Daerah Uap
D
Temperatur
Gambar 2.2 menggambarkan tiga keadaan air dan hubungannya dengan tekanan-
temperatur pada saat keseimbangan. Dalam gambar tersebut diperlihatkan daerah padat, cair,
dan uap. Sepanjang garis AB, fase cair dan fase uap berada dalam keseimbangan.
Keseimbangan fase es (padat) dan cair diperlihatkan garis AC, serta pada garis AD
merupakan derah keseimbangan fase es (padat) dan fase uap. Jika es pada poin (1)
dipanaskan pada tekanan konstan, temperatur naik dan keadaan fisik bergerak horizontal.
Saat garis melintas AC, padatan meleleh, dan saat melintas AB cairan menguap. Bergerak
dari titik (3) ke (4), es menyublim (menguap) menjadi uap tanpa menjadi cair.
Cairan dan uap berada dalam keseimbangan sepanjang garis AB, yang merupakan
garis tekanan uap air. Mendidih terjadi ketika tekanan uap air sama dengan tekanan total di
atas permukaan air. Sebagai contoh, pada 100oC (212oF) tekanan uap-air adalah 101,3 kPa (1
atm) sehingga air akan mendididh pada tekanan 1 atm. Dari steam table, pada 65,6oC (150oF)
tekanan uap air adalah sebesar 25,7 kPa, sehingga pada 25,7 kPa dan 65,6oC air akan
mendidih (Geankoplis, 1993).
5
Jobsheet Praktikum Tray Drying
campuran udara dan air ada 1 atm disajikan pada gambar 2.3 Grafik ini terdapat dalam
berbagai bentuk gambar 2.3 didasarkan atas grafik carier.
Pada gambar 2.3, suhu dipetakan sebagai absis sedang ordinatnya adalah kelembaban.
Setiap titik pada grafik itu menunjukkan kelembaban suatu campuran tertentu antara udara
dan air. Garis kurva bertanda “100%” menunjukkan kelembaban udara jenuh sebagai fungsi
suhu udara. Setiap titik yang terletak di atas dan di sebelah kiri dari garis jenuh itu
menunjukkan suatu campuran udara dan air cair. Setiap titik yang berada di bawah garis
jenuh menunjukkan udara yang tidak jenuh, dan titik-titk pada sumbu suhu adalah udara
kering. Garis-garis lengkung antara garis jenuh dan sumbu suhu yang ditandai dengan persen
menunjukkan campuran udara-air pada persen kelembaban tertentu. Garis-garis miring ditarik
ke bawah dan ke kanan garis jenuh disebut garis-garis pendinginn adiabatik (adiabatic-
cooling lines).
Pada Gambar 2.3 tertera pula garis-garis mengenai volume speseifik udara kering dan volume
jenuh. Kedua garis itu merupakan grafik volume terhadap suhu. Volume dibaca pada sebelah kiri.
6
Jobsheet Praktikum Tray Drying
Gambar 2.3 Psychometric Chart
Kandungan air kesetimbangan bervariasi tergantung tipe bahan untuk setiap persen
relatif humiditas yang diberikan, seperti pada gambar 2.4 yang memperlihatkan beberapa tipe
bahan pada temperatur kamar. Padatan yang tidak dapat larut dan tidak berongga cernderung
mempunyai kandungan kebasahan cukup rendah, seperti diperlihatkan pada bahan glass wool
dan kaolin. Untuk bahan yang bersel, berongga, seperti bahan organik dan biologi umumnya
7
Jobsheet Praktikum Tray Drying
mempunyai kandungan air kesetimbangan yang besar. Contoh pada Gambar 2.4 adalah kulit,
wool, dan kayu.
W Ws kg total air
Xt (2-1)
Ws kg padatan kering
8
Jobsheet Praktikum Tray Drying
bebas (X) dalam kg air bebas per kg padatan kering dihitung untuk masing-masing harga dari
X
X = Xt – X* (2-2)
Dengan menggunakan data yang dihitung dari persamaan di atas, plot X Vs t seperti
pada gambar 4(a). Untuk memperoleh kurva laju pengeringan dari grafik ini, slope dari yang
digambarkan pada kurva tersebut dapat dihitung dimana diberikan harga X pada harga t
tertentu. Laju R dihitung dengan cara
Ls dx
R (2-3)
A dt
dimana R adalah laju pengeringan dalam kg.H2O/h.m2, Ls (kg) dari padatan kering yang
digunakan, dan A menunjukkan daerah permukaan untuk pengeringan dalam m2 (Geankoplis,
1993).
9
Jobsheet Praktikum Tray Drying
Pada Gambar 2.5(b) ditunjukkan kurva laju pengeringan konstan. Pada t=0,
kandungan air bebas ditunjukkan pada titik A. Pada permulaan temperatur padatan biasanya
lebih dingin daripada temperatur akhir, dan laju pengauapan akan meningkat. Pada titik B
temperatur permukaan meningkat ke harga kesetimbangannya, tapi jika padatan temperatur
awalnya agak panas laju mungkin akan dimulai pada titik A’. Keadaan unsteady-state
biasanya agak pendek dan itu sering diabaikan pada analisis waktu pengeringan.
Dari titk B ke C pada gambar 2.5(a) dihubungkan garis lurus, dikarenakan slope dan
laju adalah konstan pada periode ini. Constant-rate period pada gambar 2.5(b) ditunjukkan
oleh garis BC. Pada titik C dikedua kurva, laju pengeringan menurun ke fallin-rate period
hingga mencapai titik D.
Pada tititk D laju pengeringan jatuh lebih cepat sampai mencapai titik E, dimana
kandungan air pada kesetimbangan adalah X*dan X* - X* = 0. Pada beberapa material yang
dikeringkan, daerah CD mungkin tidak ada. Perhitungan waktu pengeringan pada periode
laju konstan:
Ls( Xo Xc)
t (2-4)
A.Rc
Keterangan:
Θt = waktu pengeringan
Ls = produk pengeringan
Xo = kebasahan awal
Xc = kebasahan kritis
A = luas permukaan pengeringan
Rc = laju pengeringan
10
Jobsheet Praktikum Tray Drying
bangun tray dryer kali ini sumber aliran udara berasal dari blower. Aliran udara yang
dihembuskan dari blower harus dapat diatur agar bahan yang dikeringkan tidak terfluidisasi.
11
Jobsheet Praktikum Tray Drying
BAB III
METODOLOGI
3.2.3 Start Up
1. Naikkan ke atas (ON) E.L.C.B.
2. Tekan tombol “START”
3. Nyalakan blower dan atur laju udaranya melalui otensiometer dan gunakan
anemometer digital
4. Nyalakan pemanas dan atur temperatur T11 melalui potensiometer
5. Tunggu 10 menit sampai kondisi steady state
6. Catat temperatur T11, T12 dan kelembaban T11, T12
12
Jobsheet Praktikum Tray Drying
7. Tempatkan bahan yang akan dikeringkan kedalam tray (kalau diperlukan pelarut,
hanya boleh menggunakan air
8. Masukkan tray yang sudah terisi kedalam tunnel dan tutup kembali
9. Mulailah menyalakan stop-watch, catat temperatur, kelembaban dan berat secara
periodik
3.2.4 Pengamatan
1. Catat berat tray yang berisi bahan setiap 5 menit
2. Jika telah teramati berat konstan selama 20 menit berturut-turut, hentikan
pengamatan
13
Jobsheet Praktikum Tray Drying
PANEL
14
Jobsheet Praktikum Tray Drying
BAB IV
LANGKAH PENGOLAHAN DATA
4.1 Pembuatan Grafik Berat terhadap Waktu
1. Buat tabel harga berat bersih atau berat bahan yang dikeringkan (W) terhadap
waktu (t). Harga berat bersih sama dengan harga berat total dikurangi berat tray
kosong
2. Alurkan harga berat bersih bahan yang dikeringkan terhadap waktu pengeringan.
𝐿𝑆 𝑑𝑥
𝑅𝐶 = − . ( 𝑑𝑡 )linier
𝐴
Harga A didapat dengan cara mengukur luas permukaan bahan padat. Sebagai
catatan, karena tray yang dipakai berlubang-lubang, maka luasan yang dipakai
untuk perpindahan massa dan panas meliputi bagian atas dan bawah padatan.
15
Jobsheet Praktikum Tray Drying
4.5 Penetuan Titik Kesetimbangan
1. Perhatikan grafik X vs t, catat titik-titik yang membuat harga konstan atau berubah
tidak signifikan dalam grafik W vs t atau grafik X vs t.
2. Buat harga X rata-rata atas titik-titik yang hampir sama, atau tentukan satu titik X
yang paling awal sebagai harga X* (X kesetimbangan)
16
Jobsheet Praktikum Tray Drying
DAFTAR PUSTAKA
Falasah, Mohammada Ari dan Mukti, Wibawa. 1999. Rancang Bangun Pengering Talam untuk
Granul NPK. Bandung: Jurusan Teknik Kimia POLBAN.
Geankoplis, J. Christie. 1993. “Transport Process and Unit Operation 3rd Edition”. New Jersey:
University of Minnesota.
McCabe, Warren L., Julian C. Smith, dan Peter Harriot. 1999. Operasi Teknik Kimia Jilid ke-4.
Jakarta: PT. Erlangga.
Perry, Robert H., Don Green. 1998. “Perry’s Chemical Engineers Handbook”. Australia: McGraw-
Hill Book.
Rifandi, Ahmad. 2005. Peralatan Industri Proses. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.
Schefler, William C. 1987. Statistika untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu yang Bertautan.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
17
Jobsheet Praktikum Tray Drying
LEMBA DATA PRAKTIKUM TRAY DRYER
1. Obyek pengamatan
(a) Jenis sample : _________________________ (b) Tebal irisan : ________milimeter
2. Variabel operasi
(a) Laju alir udara diukur di keluaran tray dryer : __________meter/detik
(b) Set point temperatur pemanas : ___oC, (c) Tray yang dipakai : atas/bawah/semua
3. Kondisi udara lingkungan
(a) Suhu bola kering: _____ oC, (b) Suhu bola basah: _____ oC, (c) Cuaca: ________
(d) Kelembaban relatif: ____%, (e) Kelembaban mutlak : _____kg H2O/kg udara kering
4. Pengukuran berat kering solid
(a) Berat basah sample : _________gram, (b) Berat kering sample : __________gram
5. Pengamatan berat dalam tray dryer
(a) Berat tray kosong: _______gr, (b) Berat tray awal setelah diisi sample: ______gr,
salin hasil ini ke dalam tabel perkembangan berat total untuk waktu=0
(c) Perkembangan berat total sample dan tray sepanjang waktu sesuai tabel berikut
18
Jobsheet Praktikum Tray Drying
Wak Temperatur Wak Temperatur
Berat Udara Masuk Sebelum Udara Keluar Berat Udara Masuk Sebelum Udara Keluar
tu Tray
tu Tray
Kering Basah Kering Basah Kering Basah Kering Basah
125 185
130 190
135 195
140 200
145 205
150 210
155 215
160 220
165 225
170 230
175 235
180 240
Satuan yang dipakai : waktu dalam menit, berat dalam gram, temperatur dalam oC
19
Jobsheet Praktikum Try Dryer
20
Jobsheet Praktikum Try Dryer