Вы находитесь на странице: 1из 24

PENGAUDITAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam mengkomunikasikan


fakta-fakta mengenai perusahaan dan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai
posisi dan kegiatan keuangan dari suatu perusahaan. Laporan keuangan menyediakan
berbagai informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan baik oleh pihak
internal maupun eksternal. Pihak internal ingin menyampaikan informasi mengenai
pertanggungjawaban pengelolaan dana dari pihak eksternal, dipihak lain pihak eksternal
ingin memperoleh informasi yang handal dari manajemen perusahaan mengenai
pertanggung jawaban dana yang mereka investasikan (Mulyadi, 2002).

Mengingat perbedaan kepentingan terhadap laporan keuangan tersebut, maka informasi


yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut haruslah wajar, dapat dipercaya dan
tidak menyesatkan bagi pemakainya sehingga kebutuhan masing-masing pihak yang
berkepentingan dapat dipenuhi. Guna menjamin kewajaran informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan, maka perlu adanya suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh
auditor independen. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah
untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia (IAI, 2011)

Akuntan publik merupakan suatu wadah yang dapat menilai apakah laporan keuangan
sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi ataupun audit. Perbedaan akuntan publik
dengan perusahaan jasa lainnya yaitu jasa yang diberikan oleh KAP akan digunakan
sebagai alat untuk membuat keputusan.

Lalu bagaimana jika manajemen yang bertanggung jawab atas laporan keuangan dan
akuntan publik dalam hal ini adalah auditor yang mempunyai kepentingan yang sama
dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga laporan keuangan tersebut tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip manajemen, akuntansi dan audit hingga pada akhirnya
menimbulkan permasalahan yang sangat besar bagi sebuah negara sebesar Amerika,

1
PENGAUDITAN

bahkan diduga Wakil Presiden Amerika Serikat saat itu pun terlibat dalam kegiatan-
kegiatan bisnis yang mengandung unsur konflik kepentingan tersebut?.
Untuk mendalami konflik kepentingan yang terjadi antara akuntan publik dalam hal ini
auditor eksternal dengan manajemen yang terjadi pada kasus kegagalan audit terbesar
sepanjang sejarah dan bagaimana solusi yang diambil untuk memecahkan masalah yang
terjadi maka disini penulis akan menjabarkan kasus tersebut secara rinci dalam makalah
yang berjudul “Konflik Kepentingan antara Auditor Eksternal dengan Manajemen
– Enron and Arthur Andersen LLP Scandal”.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam menyusun makalah ini, kami menggunakan skema 5W+1H dalam merumuskan
masalah mengenai:
1. Apa yang terjadi pada skandal Enron dan Arthur Andersen LLP?
2. Siapa pihak-pihak yang terlibat dalam skandal Enron dan Arthur Andersen LLP?
3. Kapan terjadinya runtutan skandal Enron dan Arthur Anderso LLP?
4. Dimana skandal Enron dan Arthur Andersen LLP terjadi?
5. Mengapa skandal konflik kepentingan antara Enron dan Arthur Andershon LLP dapat
terjadi?
6. Bagaimana dampak skandal Enron dan Arthur Andersen LLP?

C. TUJUAN PENULISAN

Memahami isu-isu, prinsip-prinsip, dan praktik-praktik yang terlibat dalam harapan-


harapan baru ini merupakan hal yang penting untuk mengantisipasi dan
mempertimbangakan hal apa saja yang sesuai untuk tata kelola dan perilaku yang tepat
bagi perusahaan dan para akuntan profesional di masa depan. Dihadapkan dengan pilihan
menerapkan suatu aliran pedoman dan peraturan baru, para pebisnis dan akuntan
profesional akan menemukan bahwa tugas mereka difasilitasi oleh pemahaman akan
esensi etika yang berdasarkan apda inisiatif-inisiatif yang baru.

2
PENGAUDITAN

BAB II
LANDASAN TEORI

A. DASAR TEORI

1) Audit Eksternal
Audit eksternal menurut Abdul Halim (2003;7) merupakan suatu kontrol sosial
yang memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak luar
perusahaan yang diaudit. Auditornya adalah pihak luar perusahaan yang independen
yaitu akuntan publik yang telah diakui oleh yang berwenang untuk melaksanakan
tugastersebut. Auditing eksternal pada umumnya bertujuan untuk memberikan
pendapat atau opini mengenai kewajaran laporan keuangan.
Audit eksternal menurut Mulyadi (2002), Audit eksternal adalah audit yang
dilaksanakan oleh badan independen eksternal yang memenuhi syarat-syarat. Selain
itu, audit eksternal juga merupakan pemeriksaan berkala terhadap pembukuan dan
catatan dari suatu entitas yang dilakukan oleh pihak ketiga secara independen untuk
memastikan bahwa catatan-catatan telah diperiksa dengan baik, akurat, dan sesuai
dengan konsep yang mapan, prinsup, standar akuntansi, persyaratan hukum, dan
memberikan pandangan yang benar dan wajar dengan keadaan keuangan badan.

2) Manajemen
Menurut Ricky W. Griffin Manajemen adalah proses perencanaan atau planning,
pengorganisasian, pengkoordinasisasian, serta pengontrolan setiap sumberdaya yang
ada guna mencapai tujuan ataupun goals yang telah ditentukan dengan efektif dan
efisien. Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai dengan rencana yang ada, dan
efisien berarti dilaksanakan dengan benar dan terorganisis yang sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
Menurut R. Terry Manajemen adalah suatu proses unik dan khas yang terdiri
atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, serta penggerakan dan
pengendalian yang dilakukan guna menentukan arah serta mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya melalui pemanfaatan SDM serta sumberdaya lain.

3
PENGAUDITAN

B. PENGENALAN KASUS

Enron Corp. adalah “pencakar langit” dalam dunia bisnis Amerika, sama seperti
Gedung World Trade Center yang menjulang tinggi di kota New York. Mirip Tragedi
WTC, tapi minus darah dan kematian, Enron menguap jadi debu saat perusahaan itu
menyatakan diri bangkrut pada 2 Desember 2001, kegagalan akuntansi terbesar dalam
sejarah bisnis Amerika sepanjang masa.
Kali ini, tak ada Usamah bin Ladin atau Al Qaidah yang bisa menjadi kambing
hitam. Publik Amerika dipaksa untuk menuding cacat dalam sistemnya sendiri, sistem
ekonomi maupun politiknya sebagai “teroris” yang merontokkan Enron secara
mengejutkan pada saat itu.
Mengejutkan dan mencengangkan. Belum lama berselang, perusahaan energi
raksasa tersebut masih bertengger di peringkat ke-7 dalam “Fortune 500″, daftar
perusahaan terkaya dunia versi Majalah Fortune. Omset bisnisnya pada tahun 2000
tercatat sekitar US$ 100 milyar, kurang-lebih sama dengan total pendapatan kotor negera
Indonesia pada tahun yang sama.
Belakangan diketahui bahwa Arthur Andersen LLP selaku kantor akuntan publik yang
bertugas untuk mengaudit laporan keuangan Enron telah ikut membantu proses rekayasa
keuangan tingkat tinggi itu. Kontroversi lainnya adalah mundurnya beberapa eksekutif
terkemuka Enron dan dipecatnya sejumlah partner Andersen.
Skandal Enron tak hanya menyangkut episode ketika perusahaan itu rontok tiba-tiba.
Tapi juga misteri bagaimana dia mencuat menjadi raksasa yang meteorik. Dan ini
merupakan bagian yang lebih menakutkan lagi karena menyangkut aspek politik dan
ekonomi lebih luas, tak hanya sekedar pada sektor keuangan.
Dengan dampak yang sedemikian besar, drama sebenarnya, juga sirkus, bahkan baru
saja dimulai. Skandal Enron menemukan bentuk barunya di panggung pertempuran
hukum yang luas, baik pidana maupun perdata. Implikasi politiknya terbukti telah ikut
mengguncang Gedung Putih dan Capitol Hill (Gedung Kongres).

4
PENGAUDITAN

BAB III
KASUS

A. PENYAJIAN KASUS

Enron dibentuk pada tahun 1985 melalui penggabungan sebuah


perusahaan “ Houston Natural Gas” dengan “InterNorth” (penyalur gas alam
melalui pipa), sebuah Perusahaan lain dalam pemipaan minyak sebagai hasil merger
yang diwajibkan oleh peraturan perundangan Pemerintah federal Amerika. Pada
tahun 1997 Enron membeli perusahaan pembangkit listrik “Portland General Electric
Corp” senilai $ 2 milyar. Sebelum tahun 1997 berakhir, manajemen mengubah
perusahaan tersebut menjadi “Enron Capital and Trade Resources” yang menjadi
perusahaan Amerika terbesar yang memperjualbelikan gas alam serta listrik.
Pendapatan meningkat drastis dari $ 2 milyar menjadi $ 7 milyar dengan karyawan
yang juga tumbuh dari 200 orang menjadi 2.000 orang.
Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula “Enron Online”
(EOL) pada bulan oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang secara
online memasarkan produk energi secara elektronik lewat website. Dalam sekejap,
EOL berhasil melaksanakan transaksi senilai $ 335 milyar pada tahun 2000. Pada
Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana besar yang amat ambisius untuk
membangun jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed
broadbrand) dengan kapasitas jaringan penjualan brandwidth untuk melakukan
penjualan gas serta listrik. Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan
program ini, walaupun keuntungannya belum nampak, namun harga saham Enron di
Wall Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56, sehingga
Enron dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media lain sebagai “one of the most
admired and innovative companies in the world” (Perusahaan Amerika yang Paling
Inovatif) selama enam tahun berturut-turut.
Pada bisnis gas alam Enron, perlakuan akuntansinya sangatlah mudah, yaitu pada
setiap periode tertentu, perusahaan akan membuat daftar biaya supply gas dan
pendapatan aktual yang diterima dari penjualan tersebut.
Namun pada bisnis perdagangan, Enron mengadopsi mark-to-market accounting,
yakni begitu sebuah kontrak jangka panjang ditandatangani, present value dari future
inflows dari kontrak tersebut diakui sebagai pendapatan dan present value dari biaya

5
PENGAUDITAN

kontrak tersebut dianggap sebagai biaya. Dalam hal ini, keberlangsungan kontrak
jangka panjang tersebut seringkali dipertanyakan. Dengan adanya kesulitan untuk
penerapan matching principle antara profit dan cash, telah memberikan laporan yang
menyesatkan bagi investor. Unrealized gains and losses pada market value dari
kontrak jangka panjang (yang tidak di-hedging) kemudian dilaporkan sebagai bagian
dari pendapatan tahunan pada saat terjadinya
Kejatuhan Enron bermula dari dibukanya partnership-partnership yang bertujuan
untuk menambah keuntungan pada Enron. Partnership-partnership yang diberi nama
"special purspose entities” memang memiliki karateristik yang istimewa. Enron
mendirikan kongsi dengan seorang partner dagang. Partner dagang biasanya hanya
satu untuk setiap partnership dan kongsi dagang ini menyumbang modal yang sangat
sedikit, sekitar 3% dari jumlah modal keseluruhan. Secara hukum perusahaan di
Amerika, apabila induk perusahaan berpartisipasi dalam partnership dimana partner
dagang menyumbang sedikitnya 3% dari modal keseluruhan, maka neraca partnership
ini tidak perlu dikonsolidasi dengan neraca dari induk perusahaan. Tetapi, partnership
ini harus dijabarkan secara terbuka dalam laporan akhir tahunan dari induk
perusahaan agar pemegang saham dari induk perusahaan maklum dengan keberadaan
operasi tersebut. Lalu dari mana Enron membiayai partnership-partnership tersebut?
Inilah hebatnya, Enron membiayai dengan "meminjamkan" saham Enron (induk
perusahaan) kepada Enron (anak perusahaan) sebagai modal dasar partnership-
partnership tersebut. Secara singkat, Enron sesungguhnya mengadakan transaksi
dengan dirinya sendiri.
Enron telah menggunakan ratusan special purpose entities sampai dengan tahun
2001 dimana kebanyakan SPE tersebut digunakan untuk mendanai pembelian forward
contract dengan produsen gas untuk menyuplai gas dalam sebuah kontrak jangka
panjang. Namun beberapa SPE kontroversial didesain secara khusus untuk
mendapatkan tujuan pelaporan keuangan yaitu memenuhi ekspektasi investor.
Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus
menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan
global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa
efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu
perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di
Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut
dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.

6
PENGAUDITAN

Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi
laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal
perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan
perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut
melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.
Punahnya Enron meninggalkan kerugian milyaran dolar bagi investor. Sertifikat
saham mereka tak lagi punya nilai, mungkin hanya layak dipajang dalam pigura untuk
mengenang salah satu skandal keuangan terbesar di awal abad ini.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah Arthur Andersen, sebagai
auditor independen yang ditunjuk untuk memeriksa kesehatan dari pembukuan Enron
mengetahui keberadaan "akuntan kreatif" yang diterapkan Enron dan pura-pura tidak
mengetahuinya? Hukum perusahaan Amerika menyatakan bahwa setiap perusahaan
terbuka Amerika, harus diperiksa pembukuannya oleh auditor independen dari
Certified Public Accounting Firm. Tidak jarang, akuntan publik menerima uang lebih
banyak dari jasa konsultasi daripada jasa audit, seperti kasus Enron di mana Arthur
Andersen menerima $ 27 juta dari konsultasi dan $ 25 juta dari audit. Akibatnya,
timbul kesangsian akan kejujuran dan kejernihan dari laporan audit mereka terhadap
pumbukuan Enron.
Yang lebih mengejutkan dunia akuntan adalah peristiwa penghancuran dokumen
yang dilakukan oleh David Duncan, ketua partner dari Arthur Andersen untuk Enron.
Panik karena menerima undangan untuk diminta kesaksiannya di Dewan Perwakilan
Rakyat Amerika (Congress), Duncan memerintahkan anak buahnya untuk
menghancurkan ratusan kertas kerja (workpapers) dan e-mail yang berhubungan
dengan Enron. Kertas kerja adalah dukumen penting dalam dunia profesi akuntan
yang berhubungan dengan laporan keuangan dari klien. Secara umum, setiap kertas
kerja, komunikasi dan laporan keuangan harus di dokumentasikan dengan baik selama
6 tahun. Baru setelah 6 tahun, dokumen tersebut bisa dihancurkan. Peristiwa
penghancuran dokumen ini memberi keyakinan pada publik dan kongres bahwa
Arthur Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau
mengungkapkannya dalam laporan audit mereka, karena takut kehilangan Enron
sebagai klien
Komplikasi skandal ini bertambah, karena belakangan diketahui banyak sekali
pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah
menerima kucuran dana politik dari perusahaan ini. 70 persen senator, baik dari Partai

7
PENGAUDITAN

Republik maupun Partai Demokrat, pernah menerima dana politik. Dalam Komite
yang membidangi energi, 19 dari 23 anggotanya juga termasuk yang menerima
sumbangan dari perusahaan itu. Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting
pemerintahan George W. Bush merupakan pemegang saham Enron, yang telah lama
merupakan perusahaan publik. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik,
Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam
penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak orang
curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan perlakuan
istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan
perusahaan itu.

B. KRONOLOGIS KASUS

 1985 — Perusahaan gas alam Houston Natural Gas dan perusahaan sistem
perpipaan, InterNorth melakukan merger dan membentuk
Enron. Kenneth Lay, ekonom dan mantan Departemen Interior US yang
sebelumnya menjabat sebagai CEO Houston Natural Gas terpilih sebagai CEO.
 1987 — Enron memiliki hutang sampai dengan 75% dari nilai pasar saham.
 1989 — Enron mulai melebarkan sayap bisnisnya dalam perdagangan gas alam dan
komuditas lainnya.
 1990 — Lay mempekerjakan Jeffrey Skilling, seorang lulusan
muda MBA Harvard untuk menjadi kepala departemen keuangan Enron yang
bertugas untuk memimpin usaha perusahaan untuk fokus pada perdagangan
komoditi lainnya.
 1991 — Richard Causey berhenti dari Arthur Andersen dan bergabung dengan
Enron sebagai Assistant Controller.
 1993 — Sheron Wattkins mulai bekerja di Enron. Pada kasus Enron ini ia sebagai
wakil presiden. Dia menyadari bahwa meskipun harga saham cukup tinggi
sehingga nilai lebih dapat digunakan unuk menutupi hutang entitas khusus, namun
ia tahu bahwa ketika harga saham turun akan memicu tak solvabelnya entitasdan
mengembalikan hutang pada laporan keuangan Enron.
 1997 — Skilling diangkat menjadi President and Chief Operating Officer of
Enron. Di tahun ini Fastow menciptakan Chewco, sebuah partnership, untuk
membeli saham pensiun University of California di perusahaan jount venture yang

8
PENGAUDITAN

dijuluki JEDI, tetapi Chewco tidak memenuhi persyaratan untuk dapat disimpan di
balance sheet Enron. Akhirnya, tahap pertama yang memicu kejatuhan Enron
dimulai, yaitu: menyembunyikan utang dan menggelembungkan laba
 1998 — Fastow diangkat menjadi Chief Finance Officer.
 1999 — Causey diangkat menjadi Chief Accounting Office. Fastow menciptakan
SPE pertama, LJM, yang konon dibuat untuk “membeli” “kinerja buruk aset Enron
dan lindung nilai (hedge) investasi-investasi beresiko. SPE LJM ini membantu
Enron dalam menyembunyikan utang perusahaan dan menggelembungkan laba.
Direksi Enron menyetujui rencana Fastow untuk menjalankan SPE yang
melakukan penawaran dengan Enron, sekaligus terus menjabat sebagai Chief
Financial Officer Enron. Causey dan mantan Chief Risk Officer, Rick Buy,
dtugaskan untuk mengawasi kesepakatan tersebut untuk melindungi kepentingan
Enron.
 Agustus 2000 — Harga saham Enron mencapai titik tertinggi yaitu $90.
 Desember 2000 — Enron mengumumkan bahwa Skiling yang pada saat itu
menjabat sebagai President and Chief Operating Officer akan meneruskan
posisi Lay, yaitu sebagai CEO Enron Di Februari 2001 nanti. Lay tetap sebagai
Chairman of the Board of Directors.
 2001 — Sherron Watkins yang pada saat itu sebagai wakil presiden di bawah
Fastow, mulai curiga dengan praktek akuntansi yang dilakukan Fastow. Sepanjang
harga saham Enron cukup tinggi, nilainya akan mencukupi untuk menutupi saldo
hutang SPE dan hutang tersebut tetap di luar pembukuan Enron. Tetapi, jika harga
saham jatuh, maka akan memicu aturan yang memaksa perusahaan untuk
membubarkan SPE dan memasukkan hutang dan aset yang terlalu tinggi pada
laporan keuangan Enron.Namun, di semester ke dua tahun 2001, saham Enron
mulai jatuh dari angka $80 per saham. Karena harga sahamnya jatuh, akuntan
Enron berjuang untuk menghimpun hutang dan aset pada Spesial Purpose Entities
sehingga dapat menghindari pencatatan tersebut di laporan keuangan perusahaan.
 14 Agustus 2001 — Karena para investor mulai curiga dan harga saham Enron
jatuh sampai $ 47 per saham, Skilling tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatan
presiden dan CEO dengan alasan pribadi. Lay kembali menjadi CEO.
 22 Agustus 2001 — Setelah semakin yakin bahwa Enron dalam keadaan
mengkhawatirkan, Sherron Watikins secara

9
PENGAUDITAN

pribadi menemui Ken Lay dan Legal Departement dengan


membawa enam halaman surat yang menjelaskan pelanggaran akuntansi yang
berhubungan dengan Special Purpose Entities dan memperingatkan mereka tentang
kecurangan yang dilakukan, yang kemudian ia sebut kecurangan akuntansi “the
worst accounting fraud I had ever seen”. Namun demikian Lay dan
pengacaranya hanya diam saja, Lay berpendapat bahwa tidak ada yang salah
dengan apa yang telah dilakukannya meskipun Special Purpose Entities harus
dibongkar karena harga saham Enron yang terus menurun. Lay malah
mengumumkan pada pekerja dan investor bahwa pertumbuhan Enron di masa
mendatang baik dan mnganjurkan pada investor untuk terus menanamkan saham di
Enron. Ironisnya, Lay dan eksekutif lainnya menjual secara diam-diam saham
mereka. Watkins juga mengontak temannya di Arthur Anderson untuk
mendiskusikan permasalahannya pada kepala auditor, namun tidak dilakukan oleh
temannya itu.
 16 Oktober 2001 — Enron mengumumkan kerugian sebesar $638 pada kuartal III.
Enron juga mengambil alih hutang dan aset entitas khusus, hal
ini menurunkan $544 juta atas laba dan
mengurangi nilai ekuitas pemegang saham sebesar $1.2 milyar yang berasal dari:
write-off terkait gagalnya usaha perdagangan broadband dan air, transaks SPE
LJM2, kemitraan yang awalnya dibuat oleh Fastow untuk hedging nilai aset dan
menjaga ratusan juta dollar utang dari rekening perusahaan.
 19 Oktober 2001 — Securities and Exchange Commission mengeluarkan perintah
penyelidikan atas keuangan Enron.
 22 Oktober 2001 — SEC mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki
Special Purpose Entities yang dimiliki Enron. Lay mengatakan, “We will cooperate
fully with the SEC and look forward to the opportunity to put any concern about
these transactions to rest.”
 24 Oktober 2001 — Fastow dipecat dari Enron.
 5 November 2001 — Bendahara Enron, Ben Glisan Jr. dan pengacara Enron,
Kristina Mordaunt, dipecat karena berinvestasi di SPE bentukan Fastow. Masing-
masing menginvestasikan $5,800 di 2001 dan menerima pengembalian $1,000,000
hanya dalam beberapa minggu kemudian.

10
PENGAUDITAN

 8 November 2001 — SEC memerintahkan Enron untuk menyajikan kembali


seluruh laporan keuangannya selama 5 tahun, dari tahun 1997-2001, untuk
menggabungkan SPEnya ke dalam laporan keuangan perusahaan. Penyajian
kembali dibuat untuk mengurangi ekuitas pemegang saham sebesar 1,2 milyar
dolar AS dan untuk menambah hutang perusahaan sebesar 2,6 milyar dolar AS.
Penyajian kembali ini, mencakup transaksi dengan kemitraan Fastow yang lain:
LJM Cayman, LJM1, Chewco dan Chewco Investment. Chewco dikelola oleh
karyawan Enron Global Finance, Kopper yang dilaporkan kepada Fastow.
Penyajian kembali terkait LJM1 dan Chewco, seperti yang sebelumnya dibebankan
pada laba dan pengurangan ekuitas pemegang saham, jumlahnya sangat besar. Hal
ini mengurangi laporan laba rugi Enron sebesar $28juta pada tahun 1997 (dari total
$105juta); $133 juta pada tahun 1998 (dari total $703); $248juta pada tahun 1999
(dari total $893); dan $99juta pada tahun 2000 (dari total $979).Penyajian kembali
tersebut mengurangi ekuitas pemegang saham yang dilaporkan sebesar $258 juga
pada tahun 1997; $391juta pada tahun 1998; $710 juta pada tahun 1999; dan
$754juta pada tahun 2000.Penyajian kembali tersebut juga meningkatkan laporan
utang sebesar $711 juta pada tahun 1997; $561 juta pada tahun 1998; $685 juta
pada tahun 1999; dan $628 juta pada tahun 2000.Enron juga mengungkapkan
untuk pertama kalinya bahwa mereka telah mengetahui juga Fastow menerima
lebih dari $30 juta dari LJM1 dan LJM2. Pengumuman ini menghancurkan
kepercayaan pasar dan para investor terhadap Enron.
 9 November 2001 — Dynegy Inc., rival Enron, menyatakan perjanjian untuk
membeli lebih dari $8 miliar dalam bentuk saham
 19 November 2001 — Enron merevisi laba kuartal III dan menyatakan utang
sebesar $690 juta yang jatuh tempo pada 27 November 2001
 28 November 2001 — Saham Enron terjun bebas dibawah $1 yaitu 24 sen
membuat Dynegy membatalkan rencana pembelian saham Enron.
 2 Desember 2001 — Enron menyatakan kebangkrutan / palit, ribuan pekerja
diberhentikan
 9 Januari 2002 — Departemen Kehakiman menegaskan bahwa investigasi
kriminal terhadap Enron telah dimulai
 10 Januari 2002 — White House mengungkapkan bahwa Lay meminta bantuan
dari dua orang anggota kabinet sesaat sebelum Enron runtuh, tetapi tidak mendapat

11
PENGAUDITAN

respon. Auditor Enron, Arthur Anderson terbukti menghancurkan dokumen-


dokumen Enron
 23 Januari 2002 — Lay mengundurkan diri dari jabatan Chairman of Board of
Directors dan CEO Enron
 25 Januari 2002 — Cliff Baxter, mantan kepala unit perdagangan yang kemudian
sempat menjadi wakil presiden (sebelum mengundurkan diri pada Mei 2001)
ditemukan tewas bunuh diri dengan luka tembak.
 Februari 2002 — Sherro Watskins hadir sebelum kongress komite dan membuka
pada publik apa yang ia ketahui seputar praktik akuntansi perusahaan. Ia dilabeli
“whistlebower pemberani” oleh pers.
 4 Februari 2002 — Lay mengundurkan diri dari Board of Directors
 7 Februari 2002 — Skiling, Fastow, dan mantan ajudan Fastow, Michael Kopper
muncul dalam Kongres dengan McMahon dan pengancara Enron, Jordan MIntz.
Skiling bersaksi sedangkan Fastow dan Kopper meminta Hak Amandemen Kelima
 12 Februari 2002 — Lay meminta Hak Amandemen Kelima pada sidang Senat
setelah menyatakan “kesedihan yang mendalam” atas keruntuhan Enron.
 28 Februari 2002 — KAP Andersen menawarkan ganti rugi $750 jutar untuk
menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron
dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga
pemerintahan di Amerika.
 14 Maret 2002 — Mantan Auditor Arthur Anderson untuk Enron, David Dunchan,
didakwa karena telah menghancurkan dokumen Enron terkait usaha penggagalan
investigasi. KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron
berupa kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang
lain dan pengungkapan yang meningakat mengenai keterlibatan pegawai KAP
Andersen dalam kasus Enron.
 22 Maret 2002 — Mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut
untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra
KAP Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada
diberhentikan dan membentuk suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk
menyusun manajemen baru.

12
PENGAUDITAN

 26 Maret 2002 — CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari


jabatannya
 9 April 2002 — David Duncan, mantan auditor Andersen untuk Enron, mengaku
bersalah karena telah mengintruksikan stafnya untuk menghancurkan dokumen
sesuai kebijakan perusahaan. Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri
sebagai presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni
2002.
 15 Juni 2002 — Andersen dihukum. Juri federal di Houston menyatakan KAP
Andersen bersalah telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan,KAP
Andersen diberhentikan sebagai auditor Enron pada pertengahan Juni 2002.
sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah
berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
 21 Agustus 2002 — Kopper mengaku bersaalah atas pencucian uang dan
konspirasi, mantan eksekutif Enron pertama yang mencapai kesepakatan dengan
Jaksa. Ia mengidentifikasikan serangkaian SPE yang dirancang untuk membentuk
imej palsu Enron yang sehat secara finansial, sementara ia memperkaya dirinya,
Fastow, dan lainnya.
 12 September 2002 — Tiga mantan bankir National Westminster Bank didakwa
atas penipuan kawat untuk menyedot jutaan dollar dalam pendapatan yang
ditujukan untuk atasan mereka melalui investasi dalam SPE Fastow. Mereka
berjuang untuk mendapatkan ekstradisi
 16 Oktober 2002 — Andersen dihukum dengan masa percobaan dan denda
$500,000, Arthur Andersen telah diblokir dan dilarang beroperasi sebagai KAP,
dan hanya beberapa ratus karyawan yang tersisa setelah hukuman ini.
 17 Oktober 2002 — Mantan trader terbaik Enron, Timothy Belden, mengaku
bersalah atas wire-fraud dan partisipasinya dalam skema untuk memainkan pasar
energi selama krisis energi di California pada tahun 2000-2001
 31 Oktober 2002 — Fastow didakwa dengan 78 tuduhan konspirasi, penipuan,
pencucian uang, dan lainnya
 26 November 2002 — Mantan eksekutif tingkat menengah Enron, Larry Lawyer,
mengaku bersalah karena telah mengajukan formulir pajak palsu sehingga $80,000
pendapatan Enron disalurkan kepadanya sebagai “hadiah” atas manipulasi pajak
yang dilakukannya.

13
PENGAUDITAN

 4 Februari 2003 — Mantan trader Enron, Jeffrey Richted, mengaku bersalah atas
tindakan konspirasi dan tidak jujur terhadap FBI dengan tujuan untuk membantu
memanipulasi pasar listrik di California pada tahun 2000.
 12 Maret 2003 — Dakwaan atas tuduhan memalsukan $111juta pendapatan dari
gagalnya kesepakatan video-on-the-mand dengan Blockbuster dijatuhkan terhadap
2 mantan eksekutif akuntan dan keuangan: Kevin Howard dan Michael Krautz
 30 April 2003 — Dakwaan terhadap Fastow meningkat dari yang awalnya 78
dakwaan (31/10/2009) menjadi 98 dakwaan, sementara istrinya Lea Fastow,
didakwa atas kejahatan dan konspirasi pajak dan berpartisipasi dalam beberapa
kegiatan suaminya. Lima mantan board eksekutif lainnya dituduh berbohong pada
Wall Street dan investor mengenai kemampuan jaringan Enron untuk
menggelembungkan Saham Enron. Mantan bendahara Enron, Glisan, didakwa atas
konspirasi dan pencucian uang dalam penawaran SPE yang dilakukan Fastow.
Mantan eksekutif keuangan, Dan Boyle, didakwa atas konspirasi dalam penjualan
pembangkit listrik palsu di dekat Nigeria ke Merrill Lynch, untuk memenuhi target
pendapatan Enron
 10 September 2003 — Glisan mengaku bersalah atas perilaku konspirasi dan
langsung dijebloskan di penjara selama 5 tahun, menjadikannya mentan eksekutif
pertama yang berada di balk jeruji besu. Kemudian Glisan mulai bekerja sama
dengan Jaksa.
 17 September 2003 — Dakwaan terbuka atas 3 mantan bankir Merrril Lynch atas
peran mereka dalam kesepakatan pembangkit listrik palsu di Neigeria. Mantan
eksekutif Merril Lynch keempat dan mantan akuntan Enron kemudian dibebankan
atas dakwaan yang sama.
 30 Oktober 2003 — David Delainey, mantan chief executife di unit trading Enron,
mengaku bersalah atas tuduhan insider trading, ia mengakui bahwa ia berada dalam
skema “manajemen senior” untuk memanipulasi pendapatan perusahaan dan
melampaui ekspektasi Wallstreet dengan menjual $4,2 juta dalam bentuk saham.
 14 Januari 2004 — Andrew Fastow mengaku bersalah atas 2 tuduhan konspirasi
dan setuju untuk mendekam di penjara selama 10 tahun
 22 Januari 2004 — Mantan akuntan top Enron, Causey, mengaku tidak tahu
menahu tentang konspirasi dan tuduhan sebagai “arsitek utama” dalam skema
penipuan yang menyesatkan investor

14
PENGAUDITAN

 19 Februari 2004 — Skiling menambahkan dakwaan Causey dan mengaku tidak


bersalah agar lepas dari 30 tuduhan termasuk: konspirasi, penipuan, dan insider
trading.
 6 Mei 2004 — Lea Fastow, mengaku bersalah atas tuduhan formulir pajak palsu,
karena termasuk kejahatan ringan Lea dihukum maksimal 1 tahun penjara.
 19 Mei 2004 — Mantan sekretaris Enron, Paula Rieker, mengaku bersalah atas
satu tuduhan insider trading untuk menjual saham pada tanggal 5 July, mengetahui
bahwa Enron kehilangan uang lebih banyak daripada yang diklaim oleh publik
 7 Juli 2004 — Dakwaan penyegelan terhadap Lay diserahkan
 8 Juli 2004 — Lay menyerah kepada FBI. Dakwaan terbuka atas tuduhan
berpartisipasi dalam konspirasi untuk memanipulasi hasil keuagan Kuartalan;
membuat pernyataan publik palsu dan menyesatkan mengenai kinerja keuangan
perusahaan; mengabaikan fakta—fakta yang diperlukan untuk membuat laporan
keuangan yang akuran dan adil. Lay mengaku tidak tahu (plead innocent).
 15 Juli 2004 — Hakim US Bankruptcy, Judge Arthur Gonzalez, menegaskan
rencana reorganisasi Enron dimana sebagian besar kreditur akan menerima sekitar
seperlima dari $63 juta yang mereka miliki dalam bentuk tunai atau saham.
 30 Juli 2004 — Mantan CEO Broadband Enron, Kenneth Rice, mengaku bersalah
atas penipuan sekuritas dan menggelapkan $13,7 juta dalam bentuk tunai dan
properti yang meliputi perhiasan dan sepasang mobil sport.
 5 Agustus 2004 — Mantan trader top Enron, John Forney, mengaku bersalah di
San Francisco atas manipulasi harga listrik selama krisis listrik di California pada
tahun 2000—2001
 25 Agustus 2004 — Mantan kepala investor relations, Mark Koenig, mengaku
bersalah karena telah membantu dan bersengkokol dalam penipuan sekuritas.
Koenig membantu menyajikan laporan keuangan palsu kepada investor
 31 Agustur 2004 — Mantan COO Enron, Kevin Hannon, mengaku bersalah atas 1
tuduhan konspirasi.
 20 September 2004 — Sidang atas penipuan dan konspirasi 4 mantan eksekutif
Merril Lynch Bank dan 2 mantan eksekutif mengah Enron dimulai
 7 Oktober 2004 — Mantan asisten bendahara Enron, Timothy Despain, mengaku
bersalah atas konspirasi dan bersedia untuk bekerjasama dengan Jaksa

15
PENGAUDITAN

 15 Oktober 2004 — Seorang hakim Inggris mendakwa 3 bankir Inggris dari


Merril Lynch di Amerika Serikat atas tuduhan penipuan yang berkaitan dengan
Enron dapat diekstradisi untuk diadili di Texas. Mereka masih berjuang melawan
putusan tersebut
 19 Oktober 2004 — Seorang hakim federal memberikan tuntutan terpisah dari
Skiling dan Causey atas tuduhan penipuan bank dan berbohong kepada bank
mengenai penggunaan pinjaman untuk membeli saham Enron, tetapi tetap
memberikan hukuman yang sama untuk ketiganya dalam tuntutan yang lain.
 3 November 2004 — Juri memvonis 4 mantan eksekutif Merril Lynch Bank,
termasuk mantan kepala investasi perbankan, Daniel Bayly, dan mantan eksekutif
menengah Enron, atas penipuan dalam kasus pembangkit listrik palsu di Niagara.
Seorang mantan akuntan Enron dibebaskan.
 24 Februari 2005 — Seorang hakim federal menjadwalkan sidang peradilan
untuk Lay, Skiling, dan Causey pada 17 Januari 2006.
 18 April 2005 — Sidang peradilan Enron dimulai
 31 Mei 2005 — US Supreme Courte (Mahkamah Agung US) memutuskan
hukuman mantan auditor Andersen yang menghancurkan dokumen secara massal
tanpa harus menemukan maksud kriminal dibalik tindakan tersebut.
 15 Juli 2005 — Mantan akuntan eksekutif Enron, Christopher Calger, mengaku
bersalah atas tuduhan konspirasi yaitu berpartisipasi dalam skema pengakuan
pendapatan prematur yang tidak benar
 20 Juli 2005 — Juri dalam persidangan Enron membebaskan 3 dari 5 terdakwa
pada beberapa tuduhan, namun mengalami deadlock pada 164 dakwaan. Kelima
terdakwa tersebut akan diadili dalam 3 sidang terpisah, Mai, Juni, dan September
2006.
 12 Desember 2005 — Seorang hakim menyetujui penarikan pengakuan bersalah
dari mantan auditor Anderson yang mengaudit Enron, Duncan.
 28 Desember 2005 — Causey mengaku beralah atas penipuan sekuritas dan
bersedia mendekam di penjara selama 7 tahun dan melayani pemerintah. Hakim
US District, Judge Sim Lake, menjadwalakn ulang sidang Lay dan Skiling menjadi
30 Januari 2006
 25 Mei 2006 — Dalam jejak juri, Lay dan Skiling terbukti melakukan kecurangan
 Juli 2006 — Kenneth Lay meninggal karena serangan jantung sebelum ia dihukum

16
PENGAUDITAN

 September 2006 — Fastow menerima hukuman 10 tahun penjara


 Oktober 2006 — Skiling dihukum 24 tahun penjara atas penipuan
 November 2006 — Causey dijatuhi hukuman 5 tahun penjara

C. PEMAPARAN KASUS

Skandal Enron, tak bisa dipungkiri, merupakan kejahatan ekonomi multidisiplin.


Segelintir penguasa informasi telah menipu banyak pihak yang sangat awam tentang
seluk-beluk transaksi keuangan perusahaan. Mereka terdiri dari para professional-
CEO, akuntan, auditor, pengacara, bankir, dan analis keuangan yang telah
mengkhianati tugas mulianya sebagai penjaga kepentingan publik yang tak berdosa.
Meskipun bangkrutnya sebuah usaha menjadi tanggung jawab banyak pihak,
dalam kedudukannya sebagai auditor, tanggung jawab Arthur Andersen dalam kasus
Enron sangatlah besar. Berbeda dengan profesi lainnya, auditor independen
bertanggung jawab memberikan assurance services. Sementara manajeman, dibantu
pengacara, penasihat keuangan, dan konsultan, menyajikan informasi keuangan,
akuntan publik bertugas menilai apakah informasi keuangan itu dapat dipercaya atau
tidak. Laku tidaknya informasi tentang kinerja suatu perusahaan sangat bergantung
pada hasil penilaian akuntan publik itu. Kata “publik” yang menyertai akuntan
menunjukkan bahwa otoritasnya diberikan oleh publik dan karena itu tanggung
jawabnya pun kepada publik (guarding public interest). Sementara itu, kata “wajar
tanpa pengecualian”, yang menjadi pendapat akuntan publik, mengandung makna
bahwa informasi keuangan yang telah diauditnya layak dipercaya, tidak mengandung
keragu-raguan. Karena itu, dalam menjalankan audit, akuntan wajib mendeteksi
kemungkinan kecurangan dan kekeliruan yang material. Kalau saja auditor Enron
bekerja dengan penuh kehati-hatian (due professional care), niscaya manipulasi yang
dilakukan manajemen dapat dibongkar sejak dulu dan kerugian yang lebih besar dapat
dicegah lebih dini. Buktinya, Watskin dengan mudah dapat menemukan manipulasi
itu.
Sebaliknya, hilangnya obyektivitas dan independensi dapat membuat penglihatan
auditor menjadi kabur. Penyimpangan (irregularities) dan kecurangan (fraud) akan
dianggap sebagai kelaziman. Kegagalan untuk bersikap obyektif dan independensi
sama artinya dengan hilangnya eksistensi profesi. Membenarkan, bahkan menutupi,
perilaku manajemen yang manipulatif jelas-jelas merupakan pengkhianatan terhadap
tugas “suci” profesi akuntan publik. Karena itu, sangat wajar jika, dalam kasus Enron,
17
PENGAUDITAN

auditor paling dipersalahkan karena telah gagal melindungi kepentingan publik-sang


pemberi otoritas.
Dalam hal ini, Arthur Andersen LPP salah satu firma akuntansi di Amerika
Serikat telah melakukan pelanggaran etika dalam pelaksanaan audit. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hal – hal berikut :
Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, terlihat dari
tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen yang berperan besar pada
kebangkrutan perusahaan, terjadinya pelanggaran terhadap norma etika corporate
governance dan corporate responsibility oleh manajemen perusahaan, dan perilaku
manajemen perusahaan merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap kepercayaan
yang diberikan kepada perusahaan.
Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron, pihak manajemen Enron
maupun Arthur Andersen mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak
sehat. Tetapi demi mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik kedua belah
pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron
menjadi hancur berantakan. Bahkan CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya
masih tetap melakukan Deception dengan menyebutkan bahwa Enron secara
berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Andersen tidak mau
mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi dengan Enron, bahkan awal tahun 2001
berdasarkan hasil evaluasi Enron tetap dipertahankan.
Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan
manipulasi laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang tidak etis,
dalam kasus Enron adalah dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang
berkaitan dengan kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada
periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya
panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan
internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan
kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini Andersen telah ingkar dari sikap
profesionallisme sebagai akuntan independen dengan melakukan tindakan
menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan.

18
PENGAUDITAN

BAB IV
PEMBAHASAN

A. DAMPAK KASUS

1. Dampak Sosial
Korban utama dari kebangkrutan Enron adalah kurang lebih (21.000)
pegawainya. Mereka tidak hanya kehilangan pekerjaan, tetapi juga tabungan
pensiunan mereka. Dalam hukum perpajakan AS, setiap pekerja bisa menabung
sebanyak-banyaknya 12,000 dollar AS setahun dan tidak akan dikenai pajak. Baru
ketika pekerja menginjak usia 60 tahun, ia berhak mengambil dana tersebut dan
membayar pajak seperti layaknya penghasilan biasa. Selama berada dalam
tabungan pensiunan, uang tersebut akan ditanamkan dalam bentuk saham dan
obligasi dengan harapan si penabung akan meraup bunga sebanyak-banyaknya bila
siap pensiun. Karena biasanya perusahaan sendiri yang mengadministrasikan
tabungan pegawai-pegawai mereka, perusahaan akan menanamkan uang tersebut
dalam bentuk saham dan perusahaan-perusahaan tersebut. Regulasi tabungan masa
tua ini dikenal dengan nama 401(k), sesuai dengan pasal yang mengatur masalah
hukum perpajakan untuk pensiunan.
2. Dampak Terhadap Trend Etika Bisnis
Kasus Enron dan Arthur andersen memberikan kesadaran yang jauh lebih besar
dari masalah-masalah dan tren etika yang sedang berjalan, termasuk konflik
kepentingan dan kontrol kepentingan pribadi, tugas fidusia direksi kepada
pemegang saham, tugas perusahaan dan auditor terhadap kepentingan umum, serta
makna sebuah bisnis yang baik dalam mengembangkan suatu etika budaya.
Strategi modern, pendekatan-pendekatan audit berbasis risiko harus
memasukan risiko etika. Sistem pengendalian intern harus mencakup pemantauan
risiko etika, dan sistem baru harus terus dikembangkan untuk mendukungnya.
Akhirnya, kebutuhan untuk bisnis dan pendidikan etika profesional menunjukkan
betapa pentingnnya etika untuk perusahaan dan budaya perusahaan, serta kinerja
para akuntan profesional kini semakin jelas.
3. Dampak Skandal Enron Terhadap AS
Dari segi politik, pemerintahan Bush, yang menerima kontribusi dari Enron,
menemukan diri mereka berada pada posisi antara mengembalikan dana untuk
Enron atau menyumbangkannya untuk amal. Enron juga mempengaruhi Amerika

19
PENGAUDITAN

Serikat dalam beberapa hal penting. Jika ada satu hal positif yang dapat diceritakan
mengenai skandal Enron, satu hal itu adalah bahwa skandal itu sendiri
meningkatkan kesadaran akan pentingnya integritas dalam Akuntansi dan bisnis,
dan menyebabkan terciptanya pengamanan baru untuk memastikan bahwa skandal
seperti ini tidak akan terjadi lagi, setidaknya tidak separah Enron.
4. Dampak dan Keberlanjutan Skandal Enron
Meskipun sebelumnya telah ada upaya untuk memperkuat tata kelola dan praktik
akuntansi sebelum terjadinya skandal Enron, gaung reformasi atas tata kelola baru
terdengar keras setelah terjadi kemarahan publik atas skandal Enron pada bulan
Desember 2001. Presiden Bush berjanji untuk melakukan reformasi lebih lanjut
untuk memperlambat dorongan pasar. Namun, gagal karena tak lama setelah
skandal Enron, datang berita mengejutkan bahwa perusahaan raksasa WorldCom
juga mengalami kesulitan keuangan.

B. PEMECAHAN MASALAH

1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para


investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang
dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company
Accounting Oversight Board) yang bertugas:
 Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan publik
 Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian
mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit
perusahaan publik.
 Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan
mengenakan sanksi jika perlu.
 Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar
professional di KAP
 Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar
professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan
publik.
2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act

20
PENGAUDITAN

 Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa


non audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah jasa non
audit yang dilarang :
a) Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
b) Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
c) Jasa appraisal dan valuation
d) Opini fairness
e) Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen
f) Broker, dealer, dan penasihat investasi
 Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan
sebelum melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit committee ini
karena definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris
menjadi audit committee.
 Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan
jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.
 KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee yang menunjukkan
kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan, alternatif perlakuan-
perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah dibicarakan dengan
manajemen perusahaan, pemilihannya oleh manajemen dan preferensi auditor.
 KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief accounting officer,
controller klien sebelumnya bekerja di KAP tersebut dan mengaudit klien
tersebut setahun sebelumnya.
3. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi
investigasi pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut. Selain itu,
kini CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan bahwa laporan keuangan
yang mereka laporkan adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi
yang dilaporkan adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai tambahan,
menjadi semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang melakukan
pelanggaran ini.
4. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi
kode etik bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai
berikut “ para profesional dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam
kaidah-kaidah aturan profesi saja tetapi profesional juga dalam menyatakan

21
PENGAUDITAN

kebenaran pada saat masyarakat akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan


perusahaan yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku”.
5. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang
melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya
kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.
6. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe SEC,
mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-Undang
yang mengharuskan perusahaan Go Public melaksanakan dan melaporkan
ketaatanyan terhadap pedoman corporate governance.
7. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange (NYSE),
menyerukan bahwa auditor internal harus lebih mempertajam peran dalam
pemeriksaan ketaatan, mengelola resiko, dan mengembangkan operasi bisnis, dan
setiap perusahaan diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern (James : 2003).

22
PENGAUDITAN

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kebohongan yang dilakukan pada sebuah sistem terbuka seperti organisasi Enron
cepat atau lambat pasti akan terbongkar dan dapat menyeret segolongan nama yang
terkait dengan skandal perusahaan ini ke dalam pengadilan yang berujung pada
penjara.
2. Kasus–kasus kejahatan ekonomi tingkat tinggi selalu saja mengorbankan
kepentingan orang banyak. Telah terjadi pelanggaran terhadap kode etik berbagai
profesi seperti akuntan, pengacara dan sebagainya, dimana segelintir profesional
tersebut serakah dengan memanfaatkan ketidaktahuan dan keawaman banyak
orang. Hal ini mengakibatkan bencana yang mencelakakan banyak pihak seperti
ribuan pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor, dan pihak-pihak lainnya.
3. Terbongkarnya praktek persekongkolan tingkat tinggi ini menjadi bukti bahwa
praktek bisnis yang bersih dan transparan akan lebih langgeng ( sustainable ).
Prinsip – prinsip tata kelola korporasi yang baik ( good corporate governance )
harus dijaga dan dipelihara. Pengelolaan haruslah dilakukan secara transparan, fair,
akuntabel, serta menjaga keseimbangan lingkungan.
4. Bagi pihak hukum, baik pengadilan maupun pengacara harus dengan tegas dan
bijak untuk menangani kasus seperti ini agar tidak terjadi kejanggalan dan
kerancuan dalam penyelesaian kasus – kasus seperti ini di kemudian hari. Segala
bentuk kejahatan tidak boleh ditoleransi.
5. Enron adalah contoh dari bisnis yang dibangun berdasarkan ilusi (House of cards).
Hampir seluruhnya terbuat dari kebohongan satu ditutupi dengan kebohongan yang
lain. Sayangnya, banyak pihak yang rela ikut berpartisipasi dalam drama besar ini
karena mereka tahu bila kebohongan itu sudah terlalu besar dan melibatkan hampir
setiap orang, maka tidak ada pihak lain yang terlihat "tidak berdusta." Dengan
singkat, kisah Enron bisa diartikan sebagai perkawinan antara ketamakan dari
eksekutif perusahaan dan kehausan kekuasaan dari para politikus yang
menimbulkan konflik kepentingan bagi pribadi masing-masing.

23
PENGAUDITAN

DAFTAR PUSTAKA

http://teknikkepemimpinan.blogspot.co.id/2014/07/analisis-prinsip-good-corporate.html

http://mitakurniasih.blogspot.co.id/2014/12/tulisan-etika-profesi-kasus-enron-dan.html

https://www.academia.edu/8972782/KASUS_MANIPULASI_DATA_LAPORAN_KEUAN
GAN_ENRON_DAN_KAP_ARTHUR_ANDERSEN

https://hafikahadiyanti.wordpress.com/2013/09/10/sejarah-kasus-enron/
Dikutip dari Blog Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak

http://carceres-carceres.blogspot.com/2012/04/kasus-enron.html

24

Вам также может понравиться