Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akuntan publik merupakan suatu wadah yang dapat menilai apakah laporan keuangan
sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi ataupun audit. Perbedaan akuntan publik
dengan perusahaan jasa lainnya yaitu jasa yang diberikan oleh KAP akan digunakan
sebagai alat untuk membuat keputusan.
Lalu bagaimana jika manajemen yang bertanggung jawab atas laporan keuangan dan
akuntan publik dalam hal ini adalah auditor yang mempunyai kepentingan yang sama
dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga laporan keuangan tersebut tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip manajemen, akuntansi dan audit hingga pada akhirnya
menimbulkan permasalahan yang sangat besar bagi sebuah negara sebesar Amerika,
1
PENGAUDITAN
bahkan diduga Wakil Presiden Amerika Serikat saat itu pun terlibat dalam kegiatan-
kegiatan bisnis yang mengandung unsur konflik kepentingan tersebut?.
Untuk mendalami konflik kepentingan yang terjadi antara akuntan publik dalam hal ini
auditor eksternal dengan manajemen yang terjadi pada kasus kegagalan audit terbesar
sepanjang sejarah dan bagaimana solusi yang diambil untuk memecahkan masalah yang
terjadi maka disini penulis akan menjabarkan kasus tersebut secara rinci dalam makalah
yang berjudul “Konflik Kepentingan antara Auditor Eksternal dengan Manajemen
– Enron and Arthur Andersen LLP Scandal”.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam menyusun makalah ini, kami menggunakan skema 5W+1H dalam merumuskan
masalah mengenai:
1. Apa yang terjadi pada skandal Enron dan Arthur Andersen LLP?
2. Siapa pihak-pihak yang terlibat dalam skandal Enron dan Arthur Andersen LLP?
3. Kapan terjadinya runtutan skandal Enron dan Arthur Anderso LLP?
4. Dimana skandal Enron dan Arthur Andersen LLP terjadi?
5. Mengapa skandal konflik kepentingan antara Enron dan Arthur Andershon LLP dapat
terjadi?
6. Bagaimana dampak skandal Enron dan Arthur Andersen LLP?
C. TUJUAN PENULISAN
2
PENGAUDITAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DASAR TEORI
1) Audit Eksternal
Audit eksternal menurut Abdul Halim (2003;7) merupakan suatu kontrol sosial
yang memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak luar
perusahaan yang diaudit. Auditornya adalah pihak luar perusahaan yang independen
yaitu akuntan publik yang telah diakui oleh yang berwenang untuk melaksanakan
tugastersebut. Auditing eksternal pada umumnya bertujuan untuk memberikan
pendapat atau opini mengenai kewajaran laporan keuangan.
Audit eksternal menurut Mulyadi (2002), Audit eksternal adalah audit yang
dilaksanakan oleh badan independen eksternal yang memenuhi syarat-syarat. Selain
itu, audit eksternal juga merupakan pemeriksaan berkala terhadap pembukuan dan
catatan dari suatu entitas yang dilakukan oleh pihak ketiga secara independen untuk
memastikan bahwa catatan-catatan telah diperiksa dengan baik, akurat, dan sesuai
dengan konsep yang mapan, prinsup, standar akuntansi, persyaratan hukum, dan
memberikan pandangan yang benar dan wajar dengan keadaan keuangan badan.
2) Manajemen
Menurut Ricky W. Griffin Manajemen adalah proses perencanaan atau planning,
pengorganisasian, pengkoordinasisasian, serta pengontrolan setiap sumberdaya yang
ada guna mencapai tujuan ataupun goals yang telah ditentukan dengan efektif dan
efisien. Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai dengan rencana yang ada, dan
efisien berarti dilaksanakan dengan benar dan terorganisis yang sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
Menurut R. Terry Manajemen adalah suatu proses unik dan khas yang terdiri
atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, serta penggerakan dan
pengendalian yang dilakukan guna menentukan arah serta mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya melalui pemanfaatan SDM serta sumberdaya lain.
3
PENGAUDITAN
B. PENGENALAN KASUS
Enron Corp. adalah “pencakar langit” dalam dunia bisnis Amerika, sama seperti
Gedung World Trade Center yang menjulang tinggi di kota New York. Mirip Tragedi
WTC, tapi minus darah dan kematian, Enron menguap jadi debu saat perusahaan itu
menyatakan diri bangkrut pada 2 Desember 2001, kegagalan akuntansi terbesar dalam
sejarah bisnis Amerika sepanjang masa.
Kali ini, tak ada Usamah bin Ladin atau Al Qaidah yang bisa menjadi kambing
hitam. Publik Amerika dipaksa untuk menuding cacat dalam sistemnya sendiri, sistem
ekonomi maupun politiknya sebagai “teroris” yang merontokkan Enron secara
mengejutkan pada saat itu.
Mengejutkan dan mencengangkan. Belum lama berselang, perusahaan energi
raksasa tersebut masih bertengger di peringkat ke-7 dalam “Fortune 500″, daftar
perusahaan terkaya dunia versi Majalah Fortune. Omset bisnisnya pada tahun 2000
tercatat sekitar US$ 100 milyar, kurang-lebih sama dengan total pendapatan kotor negera
Indonesia pada tahun yang sama.
Belakangan diketahui bahwa Arthur Andersen LLP selaku kantor akuntan publik yang
bertugas untuk mengaudit laporan keuangan Enron telah ikut membantu proses rekayasa
keuangan tingkat tinggi itu. Kontroversi lainnya adalah mundurnya beberapa eksekutif
terkemuka Enron dan dipecatnya sejumlah partner Andersen.
Skandal Enron tak hanya menyangkut episode ketika perusahaan itu rontok tiba-tiba.
Tapi juga misteri bagaimana dia mencuat menjadi raksasa yang meteorik. Dan ini
merupakan bagian yang lebih menakutkan lagi karena menyangkut aspek politik dan
ekonomi lebih luas, tak hanya sekedar pada sektor keuangan.
Dengan dampak yang sedemikian besar, drama sebenarnya, juga sirkus, bahkan baru
saja dimulai. Skandal Enron menemukan bentuk barunya di panggung pertempuran
hukum yang luas, baik pidana maupun perdata. Implikasi politiknya terbukti telah ikut
mengguncang Gedung Putih dan Capitol Hill (Gedung Kongres).
4
PENGAUDITAN
BAB III
KASUS
A. PENYAJIAN KASUS
5
PENGAUDITAN
kontrak tersebut dianggap sebagai biaya. Dalam hal ini, keberlangsungan kontrak
jangka panjang tersebut seringkali dipertanyakan. Dengan adanya kesulitan untuk
penerapan matching principle antara profit dan cash, telah memberikan laporan yang
menyesatkan bagi investor. Unrealized gains and losses pada market value dari
kontrak jangka panjang (yang tidak di-hedging) kemudian dilaporkan sebagai bagian
dari pendapatan tahunan pada saat terjadinya
Kejatuhan Enron bermula dari dibukanya partnership-partnership yang bertujuan
untuk menambah keuntungan pada Enron. Partnership-partnership yang diberi nama
"special purspose entities” memang memiliki karateristik yang istimewa. Enron
mendirikan kongsi dengan seorang partner dagang. Partner dagang biasanya hanya
satu untuk setiap partnership dan kongsi dagang ini menyumbang modal yang sangat
sedikit, sekitar 3% dari jumlah modal keseluruhan. Secara hukum perusahaan di
Amerika, apabila induk perusahaan berpartisipasi dalam partnership dimana partner
dagang menyumbang sedikitnya 3% dari modal keseluruhan, maka neraca partnership
ini tidak perlu dikonsolidasi dengan neraca dari induk perusahaan. Tetapi, partnership
ini harus dijabarkan secara terbuka dalam laporan akhir tahunan dari induk
perusahaan agar pemegang saham dari induk perusahaan maklum dengan keberadaan
operasi tersebut. Lalu dari mana Enron membiayai partnership-partnership tersebut?
Inilah hebatnya, Enron membiayai dengan "meminjamkan" saham Enron (induk
perusahaan) kepada Enron (anak perusahaan) sebagai modal dasar partnership-
partnership tersebut. Secara singkat, Enron sesungguhnya mengadakan transaksi
dengan dirinya sendiri.
Enron telah menggunakan ratusan special purpose entities sampai dengan tahun
2001 dimana kebanyakan SPE tersebut digunakan untuk mendanai pembelian forward
contract dengan produsen gas untuk menyuplai gas dalam sebuah kontrak jangka
panjang. Namun beberapa SPE kontroversial didesain secara khusus untuk
mendapatkan tujuan pelaporan keuangan yaitu memenuhi ekspektasi investor.
Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus
menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan
global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa
efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu
perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di
Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut
dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.
6
PENGAUDITAN
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi
laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal
perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan
perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut
melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.
Punahnya Enron meninggalkan kerugian milyaran dolar bagi investor. Sertifikat
saham mereka tak lagi punya nilai, mungkin hanya layak dipajang dalam pigura untuk
mengenang salah satu skandal keuangan terbesar di awal abad ini.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah Arthur Andersen, sebagai
auditor independen yang ditunjuk untuk memeriksa kesehatan dari pembukuan Enron
mengetahui keberadaan "akuntan kreatif" yang diterapkan Enron dan pura-pura tidak
mengetahuinya? Hukum perusahaan Amerika menyatakan bahwa setiap perusahaan
terbuka Amerika, harus diperiksa pembukuannya oleh auditor independen dari
Certified Public Accounting Firm. Tidak jarang, akuntan publik menerima uang lebih
banyak dari jasa konsultasi daripada jasa audit, seperti kasus Enron di mana Arthur
Andersen menerima $ 27 juta dari konsultasi dan $ 25 juta dari audit. Akibatnya,
timbul kesangsian akan kejujuran dan kejernihan dari laporan audit mereka terhadap
pumbukuan Enron.
Yang lebih mengejutkan dunia akuntan adalah peristiwa penghancuran dokumen
yang dilakukan oleh David Duncan, ketua partner dari Arthur Andersen untuk Enron.
Panik karena menerima undangan untuk diminta kesaksiannya di Dewan Perwakilan
Rakyat Amerika (Congress), Duncan memerintahkan anak buahnya untuk
menghancurkan ratusan kertas kerja (workpapers) dan e-mail yang berhubungan
dengan Enron. Kertas kerja adalah dukumen penting dalam dunia profesi akuntan
yang berhubungan dengan laporan keuangan dari klien. Secara umum, setiap kertas
kerja, komunikasi dan laporan keuangan harus di dokumentasikan dengan baik selama
6 tahun. Baru setelah 6 tahun, dokumen tersebut bisa dihancurkan. Peristiwa
penghancuran dokumen ini memberi keyakinan pada publik dan kongres bahwa
Arthur Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau
mengungkapkannya dalam laporan audit mereka, karena takut kehilangan Enron
sebagai klien
Komplikasi skandal ini bertambah, karena belakangan diketahui banyak sekali
pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah
menerima kucuran dana politik dari perusahaan ini. 70 persen senator, baik dari Partai
7
PENGAUDITAN
Republik maupun Partai Demokrat, pernah menerima dana politik. Dalam Komite
yang membidangi energi, 19 dari 23 anggotanya juga termasuk yang menerima
sumbangan dari perusahaan itu. Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting
pemerintahan George W. Bush merupakan pemegang saham Enron, yang telah lama
merupakan perusahaan publik. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik,
Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam
penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak orang
curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan perlakuan
istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan
perusahaan itu.
B. KRONOLOGIS KASUS
1985 — Perusahaan gas alam Houston Natural Gas dan perusahaan sistem
perpipaan, InterNorth melakukan merger dan membentuk
Enron. Kenneth Lay, ekonom dan mantan Departemen Interior US yang
sebelumnya menjabat sebagai CEO Houston Natural Gas terpilih sebagai CEO.
1987 — Enron memiliki hutang sampai dengan 75% dari nilai pasar saham.
1989 — Enron mulai melebarkan sayap bisnisnya dalam perdagangan gas alam dan
komuditas lainnya.
1990 — Lay mempekerjakan Jeffrey Skilling, seorang lulusan
muda MBA Harvard untuk menjadi kepala departemen keuangan Enron yang
bertugas untuk memimpin usaha perusahaan untuk fokus pada perdagangan
komoditi lainnya.
1991 — Richard Causey berhenti dari Arthur Andersen dan bergabung dengan
Enron sebagai Assistant Controller.
1993 — Sheron Wattkins mulai bekerja di Enron. Pada kasus Enron ini ia sebagai
wakil presiden. Dia menyadari bahwa meskipun harga saham cukup tinggi
sehingga nilai lebih dapat digunakan unuk menutupi hutang entitas khusus, namun
ia tahu bahwa ketika harga saham turun akan memicu tak solvabelnya entitasdan
mengembalikan hutang pada laporan keuangan Enron.
1997 — Skilling diangkat menjadi President and Chief Operating Officer of
Enron. Di tahun ini Fastow menciptakan Chewco, sebuah partnership, untuk
membeli saham pensiun University of California di perusahaan jount venture yang
8
PENGAUDITAN
dijuluki JEDI, tetapi Chewco tidak memenuhi persyaratan untuk dapat disimpan di
balance sheet Enron. Akhirnya, tahap pertama yang memicu kejatuhan Enron
dimulai, yaitu: menyembunyikan utang dan menggelembungkan laba
1998 — Fastow diangkat menjadi Chief Finance Officer.
1999 — Causey diangkat menjadi Chief Accounting Office. Fastow menciptakan
SPE pertama, LJM, yang konon dibuat untuk “membeli” “kinerja buruk aset Enron
dan lindung nilai (hedge) investasi-investasi beresiko. SPE LJM ini membantu
Enron dalam menyembunyikan utang perusahaan dan menggelembungkan laba.
Direksi Enron menyetujui rencana Fastow untuk menjalankan SPE yang
melakukan penawaran dengan Enron, sekaligus terus menjabat sebagai Chief
Financial Officer Enron. Causey dan mantan Chief Risk Officer, Rick Buy,
dtugaskan untuk mengawasi kesepakatan tersebut untuk melindungi kepentingan
Enron.
Agustus 2000 — Harga saham Enron mencapai titik tertinggi yaitu $90.
Desember 2000 — Enron mengumumkan bahwa Skiling yang pada saat itu
menjabat sebagai President and Chief Operating Officer akan meneruskan
posisi Lay, yaitu sebagai CEO Enron Di Februari 2001 nanti. Lay tetap sebagai
Chairman of the Board of Directors.
2001 — Sherron Watkins yang pada saat itu sebagai wakil presiden di bawah
Fastow, mulai curiga dengan praktek akuntansi yang dilakukan Fastow. Sepanjang
harga saham Enron cukup tinggi, nilainya akan mencukupi untuk menutupi saldo
hutang SPE dan hutang tersebut tetap di luar pembukuan Enron. Tetapi, jika harga
saham jatuh, maka akan memicu aturan yang memaksa perusahaan untuk
membubarkan SPE dan memasukkan hutang dan aset yang terlalu tinggi pada
laporan keuangan Enron.Namun, di semester ke dua tahun 2001, saham Enron
mulai jatuh dari angka $80 per saham. Karena harga sahamnya jatuh, akuntan
Enron berjuang untuk menghimpun hutang dan aset pada Spesial Purpose Entities
sehingga dapat menghindari pencatatan tersebut di laporan keuangan perusahaan.
14 Agustus 2001 — Karena para investor mulai curiga dan harga saham Enron
jatuh sampai $ 47 per saham, Skilling tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatan
presiden dan CEO dengan alasan pribadi. Lay kembali menjadi CEO.
22 Agustus 2001 — Setelah semakin yakin bahwa Enron dalam keadaan
mengkhawatirkan, Sherron Watikins secara
9
PENGAUDITAN
10
PENGAUDITAN
11
PENGAUDITAN
12
PENGAUDITAN
13
PENGAUDITAN
4 Februari 2003 — Mantan trader Enron, Jeffrey Richted, mengaku bersalah atas
tindakan konspirasi dan tidak jujur terhadap FBI dengan tujuan untuk membantu
memanipulasi pasar listrik di California pada tahun 2000.
12 Maret 2003 — Dakwaan atas tuduhan memalsukan $111juta pendapatan dari
gagalnya kesepakatan video-on-the-mand dengan Blockbuster dijatuhkan terhadap
2 mantan eksekutif akuntan dan keuangan: Kevin Howard dan Michael Krautz
30 April 2003 — Dakwaan terhadap Fastow meningkat dari yang awalnya 78
dakwaan (31/10/2009) menjadi 98 dakwaan, sementara istrinya Lea Fastow,
didakwa atas kejahatan dan konspirasi pajak dan berpartisipasi dalam beberapa
kegiatan suaminya. Lima mantan board eksekutif lainnya dituduh berbohong pada
Wall Street dan investor mengenai kemampuan jaringan Enron untuk
menggelembungkan Saham Enron. Mantan bendahara Enron, Glisan, didakwa atas
konspirasi dan pencucian uang dalam penawaran SPE yang dilakukan Fastow.
Mantan eksekutif keuangan, Dan Boyle, didakwa atas konspirasi dalam penjualan
pembangkit listrik palsu di dekat Nigeria ke Merrill Lynch, untuk memenuhi target
pendapatan Enron
10 September 2003 — Glisan mengaku bersalah atas perilaku konspirasi dan
langsung dijebloskan di penjara selama 5 tahun, menjadikannya mentan eksekutif
pertama yang berada di balk jeruji besu. Kemudian Glisan mulai bekerja sama
dengan Jaksa.
17 September 2003 — Dakwaan terbuka atas 3 mantan bankir Merrril Lynch atas
peran mereka dalam kesepakatan pembangkit listrik palsu di Neigeria. Mantan
eksekutif Merril Lynch keempat dan mantan akuntan Enron kemudian dibebankan
atas dakwaan yang sama.
30 Oktober 2003 — David Delainey, mantan chief executife di unit trading Enron,
mengaku bersalah atas tuduhan insider trading, ia mengakui bahwa ia berada dalam
skema “manajemen senior” untuk memanipulasi pendapatan perusahaan dan
melampaui ekspektasi Wallstreet dengan menjual $4,2 juta dalam bentuk saham.
14 Januari 2004 — Andrew Fastow mengaku bersalah atas 2 tuduhan konspirasi
dan setuju untuk mendekam di penjara selama 10 tahun
22 Januari 2004 — Mantan akuntan top Enron, Causey, mengaku tidak tahu
menahu tentang konspirasi dan tuduhan sebagai “arsitek utama” dalam skema
penipuan yang menyesatkan investor
14
PENGAUDITAN
15
PENGAUDITAN
16
PENGAUDITAN
C. PEMAPARAN KASUS
18
PENGAUDITAN
BAB IV
PEMBAHASAN
A. DAMPAK KASUS
1. Dampak Sosial
Korban utama dari kebangkrutan Enron adalah kurang lebih (21.000)
pegawainya. Mereka tidak hanya kehilangan pekerjaan, tetapi juga tabungan
pensiunan mereka. Dalam hukum perpajakan AS, setiap pekerja bisa menabung
sebanyak-banyaknya 12,000 dollar AS setahun dan tidak akan dikenai pajak. Baru
ketika pekerja menginjak usia 60 tahun, ia berhak mengambil dana tersebut dan
membayar pajak seperti layaknya penghasilan biasa. Selama berada dalam
tabungan pensiunan, uang tersebut akan ditanamkan dalam bentuk saham dan
obligasi dengan harapan si penabung akan meraup bunga sebanyak-banyaknya bila
siap pensiun. Karena biasanya perusahaan sendiri yang mengadministrasikan
tabungan pegawai-pegawai mereka, perusahaan akan menanamkan uang tersebut
dalam bentuk saham dan perusahaan-perusahaan tersebut. Regulasi tabungan masa
tua ini dikenal dengan nama 401(k), sesuai dengan pasal yang mengatur masalah
hukum perpajakan untuk pensiunan.
2. Dampak Terhadap Trend Etika Bisnis
Kasus Enron dan Arthur andersen memberikan kesadaran yang jauh lebih besar
dari masalah-masalah dan tren etika yang sedang berjalan, termasuk konflik
kepentingan dan kontrol kepentingan pribadi, tugas fidusia direksi kepada
pemegang saham, tugas perusahaan dan auditor terhadap kepentingan umum, serta
makna sebuah bisnis yang baik dalam mengembangkan suatu etika budaya.
Strategi modern, pendekatan-pendekatan audit berbasis risiko harus
memasukan risiko etika. Sistem pengendalian intern harus mencakup pemantauan
risiko etika, dan sistem baru harus terus dikembangkan untuk mendukungnya.
Akhirnya, kebutuhan untuk bisnis dan pendidikan etika profesional menunjukkan
betapa pentingnnya etika untuk perusahaan dan budaya perusahaan, serta kinerja
para akuntan profesional kini semakin jelas.
3. Dampak Skandal Enron Terhadap AS
Dari segi politik, pemerintahan Bush, yang menerima kontribusi dari Enron,
menemukan diri mereka berada pada posisi antara mengembalikan dana untuk
Enron atau menyumbangkannya untuk amal. Enron juga mempengaruhi Amerika
19
PENGAUDITAN
Serikat dalam beberapa hal penting. Jika ada satu hal positif yang dapat diceritakan
mengenai skandal Enron, satu hal itu adalah bahwa skandal itu sendiri
meningkatkan kesadaran akan pentingnya integritas dalam Akuntansi dan bisnis,
dan menyebabkan terciptanya pengamanan baru untuk memastikan bahwa skandal
seperti ini tidak akan terjadi lagi, setidaknya tidak separah Enron.
4. Dampak dan Keberlanjutan Skandal Enron
Meskipun sebelumnya telah ada upaya untuk memperkuat tata kelola dan praktik
akuntansi sebelum terjadinya skandal Enron, gaung reformasi atas tata kelola baru
terdengar keras setelah terjadi kemarahan publik atas skandal Enron pada bulan
Desember 2001. Presiden Bush berjanji untuk melakukan reformasi lebih lanjut
untuk memperlambat dorongan pasar. Namun, gagal karena tak lama setelah
skandal Enron, datang berita mengejutkan bahwa perusahaan raksasa WorldCom
juga mengalami kesulitan keuangan.
B. PEMECAHAN MASALAH
20
PENGAUDITAN
21
PENGAUDITAN
22
PENGAUDITAN
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kebohongan yang dilakukan pada sebuah sistem terbuka seperti organisasi Enron
cepat atau lambat pasti akan terbongkar dan dapat menyeret segolongan nama yang
terkait dengan skandal perusahaan ini ke dalam pengadilan yang berujung pada
penjara.
2. Kasus–kasus kejahatan ekonomi tingkat tinggi selalu saja mengorbankan
kepentingan orang banyak. Telah terjadi pelanggaran terhadap kode etik berbagai
profesi seperti akuntan, pengacara dan sebagainya, dimana segelintir profesional
tersebut serakah dengan memanfaatkan ketidaktahuan dan keawaman banyak
orang. Hal ini mengakibatkan bencana yang mencelakakan banyak pihak seperti
ribuan pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor, dan pihak-pihak lainnya.
3. Terbongkarnya praktek persekongkolan tingkat tinggi ini menjadi bukti bahwa
praktek bisnis yang bersih dan transparan akan lebih langgeng ( sustainable ).
Prinsip – prinsip tata kelola korporasi yang baik ( good corporate governance )
harus dijaga dan dipelihara. Pengelolaan haruslah dilakukan secara transparan, fair,
akuntabel, serta menjaga keseimbangan lingkungan.
4. Bagi pihak hukum, baik pengadilan maupun pengacara harus dengan tegas dan
bijak untuk menangani kasus seperti ini agar tidak terjadi kejanggalan dan
kerancuan dalam penyelesaian kasus – kasus seperti ini di kemudian hari. Segala
bentuk kejahatan tidak boleh ditoleransi.
5. Enron adalah contoh dari bisnis yang dibangun berdasarkan ilusi (House of cards).
Hampir seluruhnya terbuat dari kebohongan satu ditutupi dengan kebohongan yang
lain. Sayangnya, banyak pihak yang rela ikut berpartisipasi dalam drama besar ini
karena mereka tahu bila kebohongan itu sudah terlalu besar dan melibatkan hampir
setiap orang, maka tidak ada pihak lain yang terlihat "tidak berdusta." Dengan
singkat, kisah Enron bisa diartikan sebagai perkawinan antara ketamakan dari
eksekutif perusahaan dan kehausan kekuasaan dari para politikus yang
menimbulkan konflik kepentingan bagi pribadi masing-masing.
23
PENGAUDITAN
DAFTAR PUSTAKA
http://teknikkepemimpinan.blogspot.co.id/2014/07/analisis-prinsip-good-corporate.html
http://mitakurniasih.blogspot.co.id/2014/12/tulisan-etika-profesi-kasus-enron-dan.html
https://www.academia.edu/8972782/KASUS_MANIPULASI_DATA_LAPORAN_KEUAN
GAN_ENRON_DAN_KAP_ARTHUR_ANDERSEN
https://hafikahadiyanti.wordpress.com/2013/09/10/sejarah-kasus-enron/
Dikutip dari Blog Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak
http://carceres-carceres.blogspot.com/2012/04/kasus-enron.html
24