Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
UAS
Liska Ramdanawati, M.Si.
Tata tertib perkuliahan
• Keterlambatan maks. 15 menit
• Kehadiran minimal 80%
• Tidak gaduh/berisik selama kuliah
• HP di silent
• Tidak boleh makan, minum diperbolehkan
• Mengerjakan kuis dan tugas
• Membaca buku acuan
Penilaian UTS
• Nilai UTS 70%
• Tugas 10%
• Kuis 10%
• Kehadiran 10%
Nilai akhir = 70% (rata2 UTS dan UAS teori) + 30% nilai praktikum
Huruf mutu akhir
Range Nilai Huruf Mutu Nilai Mutu
80 – 100 A 4
73 – 79,9 AB 3,5
68 – 72,9 B 3
63 – 67,9 BC 2,5
55 – 62,9 C 2
40 – 54,9 D 1
< 40 E 0
Pokok Bahasan UTS
1. Perbedaan analisis kualitatif dan kuantitatif
2. Sifat fisika, kimia, fisikokimia molekul obat
3. Identifikasi Gugus fungsi
4. Identifikasi Golongan
5. Perhitungan kadar obat dalam senyawa farmasi
6. Asam-Basa organik
7. Logam halogen (organik dan anorganik)
U T S (28 Agustus – 16 Oktober 2017)
Pustaka
Tidak sulit, jika:
Pendahuluan
• Harus spesifik
artinya hanya mempunyai reaksi atau hasil pengamatan yang khas
terhadap zat tertentu
contoh:
identifikasi borat dengan pembakaran menghasilkan warna hijau
(warna khas)
2. Selektif/Eksklusif
Selektif dapat berarti:
- Satu pereaksi hanya dapat bereaksi dengan gugus tertentu
- Jika pereaksi tersebut digunakan untuk gugus/golongan lain tidak akan
memberikan hasil positif
- Reaksi yang terjadi atas sekelompok bahan yang berbeda-beda atas suatu
pereaksi serta dapat berfungsi untuk memisahkan golongan yang berbeda.
Misal:
– Untuk senyawa amin aromatis
Zat + pDAB (+) kuning jingga
semua golongan dari senyawa amin aromatis akan memberikan hasil reaksi yang sama, tetapi semua senyawa di luar
golongan ini tidak memberikan reaksi +
3. Sensitif
Sensitif:
- Peka, mampu menunjukan keberadaan zat/elemen dalam jumlah sedikit
tetapi sudah tampak hasil yang jelas (memberikan hasil yang positif)
- Dalam kadar yang kecil
4. Perubahan/reaksi kimia yg dapat diamati
4.1 Terbentuknya warna
4.2 Terbentuknya endapan
4.3 Terbentuknya bau/gas
4.4 Terbentuknya panas
4.5 Ciri lainnya Rasa??
4.1. Terbentuknya warna
Pembentukan senyawa kompleks antara molekul organik dengan logam
contoh:
identifikasi fenol dengan feri klorida
OH + FeCl3 Fe(O- )3
TUGAS !
Metode
1. Klasik : Digunakan secara luas karena metode yang murah tetapi
mempunyai ketepatan yang tinggi.
Kekurangannya kurang spesifik.
Contoh: Titrasi dan Gravimetri
Kadar dala ukura besar ( ‐ %)
Pengeringan /
Penimbangan Pencucian
pemanggangan
Perhitungan
Titrimetri
• Titrimetri adalah metode penentuan kadar unsur atau spesi
kimia dengan cara mengukur jumlah senyawa kimia yang
secara pasti diketahui bereaksi secara sempurna sempurna
berasal dari unsur atau spesi yang akan ditentukan tersebut.
KFA 1
Semt.3, Prodi S1
winasih12@gmail.com
• Perubahan es air
• Perubahan besi berkarat
Arrhenius (dlm pelarut Donor proton (H+) Donor hidroksida (OH-) NaOH Na+ + OH-
air) H2SO4 2H+ + SO42-
Bronsted- Lowry Donor proton Akseptor proton HCl + NH3 NH4+ + Cl-
asam basa as.konj. bs.konj.
= 6 x 10-4
[ ] [ ]
pH = pKa + pH = pKb +
[𝐻 ] [ 𝐻]
Tugas
1. Hitung konsentrai H+ jika diketahui pH = 5,643
2. Berapakah pH suatu larutan asam asetat 0,1 M (Ka= 1,75x10-5)?
3. Berapa pH larutan 1 M HF, (Ka = 7,2 x 10-4)
4. Hitung pH larutan NH3 15 M (Kb = 1,8 x 10-5)
2. IONISASI MOLEKUL OBAT
• Terkait dengan ABSORPSI obat dan DISTRIBUSINYA
dalam jaringan tubuh
• Untuk Basa
𝑝𝐾𝑎−𝑝𝐻
%ionisasi = 𝑝𝐾𝑎−𝑝𝐻 𝑥 %
+
Difenhidramin
• Obat ini bersifat basa krn mengandung
1 atom N
• Pada pH 7,0 persentase ionisasinya
adalah:
9,0− ,0
= 9,0− ,0 𝑥 %= 𝑥 %
+
pKa = 9,0
= , %
3. Larutan Buffer
• Tersusun atas asam atau basa lemah dengan garamnya yang
berasal dari asam/basa kuat
Jawab:
a) BM as.asetat= 60, u/ buffer 0,1 M
6 g as.asetat ditimbang dan diencerkan dengan air 500 mL, pH diatur
mencapai 4,0 dengan penambahan NaOH 2M (cek pH meter).
Selanjutnya diencerkan dengan akuades hingga 1000 mL.
b) Dengan persamaan Handerson-Hasselbalch didapatkan:
−
[ 𝐻3 𝑂𝑂 ]
pH = pKa + log
[ 𝐻3 𝑂𝑂𝐻]
−
[ 𝐻3 𝑂𝑂 ]
4,0 = 4,76 + log
[ 𝐻3 𝑂𝑂𝐻]
−
[ 𝐻3 𝑂𝑂 ]
log = - 0,76
[ 𝐻3 𝑂𝑂𝐻]
−0, ,
= =
Buffer tersusun dari 1 bagian asam asetat dan 0,17 bagian asetat
Setelah pH diatur 4,0 dengan penambahan NaOH maka banyaknya
as.asetat dan asetat yang ada adalah:
B nitrogen sulfonamide
asam lemah
pKa 6,5
B
C C amin aromatis
A Basa lemah
pKa <2
P (oktanol/air) ± 0,55
Sifat fisikokimia Metilprednisolon
A gugus keton, netral
B gugus alkohol sekunder, netral
C
C gugus alcohol primer, netral
B A D gugus alcohol tersier, netral, cenderung mengalami
eliminasi melalui dehidrasi pada suhu tinggi
D
Gugus hidroksi pada D diubah menjadi ester
P (oktanol/air) ± 70
A Obat ini tidak mengalami ionisasi tidak terpengaruh pH
Terima kasih
IDENTIFIKASI
GUGUS FUNGSI
KFA 1, Prodi S1
TUGAS:
Cari strukturnya!
Alkohol 1o
◦ Zat + KMnO4 ungu + H2SO4 ungu hilang
Legal Rothera:
Na Nitropruside 5% + NH4OH
Alkohol 3o
◦ Zat + HgO + H2SO4 Hg2SO4 (kuning)
dipanaskan end. Abu-abu
FENOL
◦ Fenol (Ar-OH) dibedakan dengan alkohol karena gugus –OH berikatan dengan inti
benzen (C6H5) sementara alkohol gugus OH berikatan dengan radikal alifatis
Fenol dibagi ke dalam dua golongan, yaitu:
1. Fenol monovalent, yaitu fenol yang hanya
mengikat satu gugus hidroksil. Contoh: Phenol, o-
Chlorophenol, m-Cresol, p-Hydroxybenzoic acid.
2. Fenol polivalen , yaitu fenol yang memiliki banyak
gugus hidroksil terikat pada inti fenil. Contoh,
catechol, hydroquinone, resorcinol, asam galat,
dll. Fenol sangat banyak pemanfaatannya dalam
kehidupan sehingga disintesis secara besar-
besaran dalam industri atau diekstrak dari
tumbuhan alam.
Identifikasi Umum
Secara umum pemeriksaan gugus fenol dibagi menjadi beberapa
tahap:
• Kelarutan
• Warna Fenol monovalent umumnya larut dalam
Putih, contohnya nipagin dan pelarut organic.
Fenol polivalen umumnya larut dalam
nipasol. air.
Tidak berwarna, contohnya
kresol.
Identifikasi gugus
zat
+ FeCl3 1
% UNGU
KUNING/berubah
+ alkohol warna
ANALISIS GUGUS
FUNGSI KARBONIL
(ALDEHID & KETON)
Aldehid dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari
gugus penting di dalam kimia organik,yaitu gugus karbonil C=O.
1. Formaldehid 1. Aseton
2. Asetaldehid 2. Kamfer
3. Sinamil aldehid 3. Fruktosa
4. Benzaldehid
5. Vanilin
6. Glukosa TUGAS:
7. Galaktosa Cari strukturnya!
Sifat Kimia
◦ Bersifat polar, oleh karena itu aldehid melakukan tarik menarik dipol-dipol antar
molekul.
Sifat fisika
◦ Berbau merangsang, titik didih lebih rendah daripada alkohol padanannya, larut
dalam air, sama seperti alkohol.
(Fessenden, 1986)
Identifikasi Aldehid
BENEDICT
TOLLENS
OH
HO OH
O
HO OH
+ NH4OH
(+) violet
Identifikasi KETON
2. Taufell Tauler
◦ Untuk gugus keton alifatis
50 mg zat ◦ - CH2 – CO – CH2 -
+ 0,5 ml salisaldehid
+ aquades
+ H2SO4 p
(+) merah
Identifikasi KETON
ANALISIS GUGUS
FUNGSI KARBOKSIL
Gugus karboksil
◦ Turunan hidrokarbon dengan sebuah atom karbon ujung yang mempunyai ikatan
rangkap ke oksigen dan sebuah gugus hidroksil disebut asam karboksilat, yang
diturunkan dari hidrokarbon alkana dan mempunyai rumus molekul umum RCO2H yang
menyatakan bahwa terdapat gugus karboksil. (Brady,1994)
◦ Gugus karbonil merupakan gugus fungsional dalam asam – asam karboksilat misalnya
asam asetat (CH3COOH), asam sitrat, asam benzoat, asam oksalat dan lain - lain.
Dalam air asam karboksilat terdisosiasi menjadi ion karboksilat dan ion hidroksonium
(Tugas: Carilah 2 contoh senyawa yang mempunyai gugus di atas, lingkarilah bagian
gugus karboksilnya)
Identifikasi as. karboksilat
◦ Dapat memerahkan kertas lakmus biru
◦ Dapat melepaskan iodium dari campuran KI dan KIO3, dan iodium yang terbentuk
dapat membirukan amilum.
◦ Amina seperti ammonia bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada
amonia aromatik.
(Fessenden,1986)
Sifat
Penggolongan dan Sifat Amin
Sifat fisika amina
◦ Titik didihnya berada diantara titik didih
Penggolongan senyawa tanpa ikatan hidrogen
(alkana/eter) dan senyawa berikatan
hidrogen kuat (alkohol) dengan bobot
Amin primer yang sama.
(Fessenden, 1986)
Zat + basa kuat, dipanaskan bau amoniak (gas NH3) + HCl
kabut putih (NH4Cl) lakmus merah jadi biru
Definisi alkaloid
Contoh alkaloid
(morphin)
Pembagian kelompok alkaloid
1. Kelompok opium
2. Kelompok barbital
3. Kelompok xanthin
4. Kelompok pyrazolon
5. Kelompok chinae cortex
6. Kelompok solanaceae
7. Kelompok turunan anilin
8. Kelompok amin aromatik dengan inti artomatik
TUGAS!
Cari 2 contoh obat yang masuk ke dalam kelompok di atas
Reaksi umum ALKALOID
1. Reaksi pengendapan untuk alkaloid
Reaksi Mayer : HgI2
Cara : zat + pereaksi Mayer timbul endapan kuning atau larutan kuning
bening → + alkohol endapannya larut. Reaksi dilakukan di objek glass
lalu Kristal dapat dilihat di mikroskop. Jika dilakukan di tabung reaksi lalu
dipindahkan, Kristal dapat rusak. Tidak semua alkaloid mengendap
dengan reaksi mayer. Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer
bergantung pada rumus bangun alkoloidnya.
Reaksi Bouchardat
Cara : sampel zat + pereaksi Bouchardat → coklat merah, + alkohol →
endapan larut.
2. Reaksi warna
Dengan asam kuat : H2SO4 pekat dan HNO3 pekat
(umumnya menghasilkan warna kuning atau merah)
Pereaksi Marquis
Zat + 4 tetes formalin + 1 ml H2SO4 pekat (melalui dinding tabung, pelan-pelan) → warna
Pereaksi Forhde : larutan 1% NH4 molibdat dalam H2SO4 pekat
3. Reaksi Kristal:
a. Reaksi Kristal dragendorf
Pada objek glass, zat +HCl aduk, lalu teteskan dragendorf di pinggirnya
dan jangan dikocok, diamkan 1 menit Kristal dragendorf
+ +
ZAT
Diazo A:B (4:1) NaOH
Uji Lucas
Reaksi lodoform
Zat + NaOH + larutan I2 lebih banyak, panaskan endapan
kuning, bau iodoform, endapan dilihat di bawah mikroskop.
zat + H2SO4 pk+ vanilin warna-warna
zat + H2SO4 pk + asam tartrat warna-warna
Identifikasi Etanol
A. Uji Organoleptis :
bentuk, bau, rasa, warna, kelarutan, flouresensi, pengarangan
B. Konfirmasi identitas:
Uji lucas (ZnCl2 + HCl)
Zat + pereaksi lucas larutan jernih
Kesimpulan: Alkohol primer
Ø Uji Kelarutan
Dengan etanol = larut Propilenglikol, gliserin
Dengan kloroform = larut Gliserin
Dalam air = larut Gliserin
Ø Uji penegasan
Reaksi cuprifil Gliserin
S+ NaOH +CuSO4 = komplek berwarna biru jernih
Reaksi Carletti
+H2SO4 + NaOH =ungu violet Gliserin
Identifikasi golongan FENOL
1. Larutan dalam air + FeCl3 warna-warna (tergantung
senyawa turunan fenol yang diperiksa) + alkohol warna
hilang
2. Reaksi Diazo (+) merah frambos dapat ditarik dengan eter
dan amil alcohol (pembeda dengan golongan alkohol)
3. Reaksi Pougnet = Marquis
Zat dalam H2SO4 pekat + formalin encer (0,1 - 1%) akan
timbul cincin warna (merah, coklat, jingga, ungu, hijau)
4. Zat + bbrp tetes CHCl3 + 3 tetes air =KOH/NaOH pada,
dipanaskan timbul warna2
Golongan Karbohidrat
KH
Jumlah Jumlah
Gugus
gula atom C
Mono
Aldosa Ketosa
sakarida
Disakarida Polisakarida Pentosa Hexosa
1. Molisch
Uji pendahuluan golongan Karbohidrat
Zat + + H2SO4
Air (dd tabung)
+ 5 tetes a- Cincin
naftol (dlm Ungu
alkohol)
2. Benedict
› Reaksi ini spesifik untuk karbohidrat yang mempunyai
gugus karbonil bebas, yaitu semua monosakarida dan
disakarida kecuali sukrosa dan trehalosa.
3. Barfoed
› Terdiri atas tembaga (II) asetat dan asam asetat dalam pelarut
air
› Digunakan untuk membedakan antara monosakarida dan
disakarida. Dengan reaksi:
– Monosakarida + Cu2+ → Cu2O (cepat)
– Disakarida + Cu2+ → Cu2O (lambat)
4. Seliwanoff
Untuk mengetahui gula-gula yang mempunyai gugus keton
(ketosa)
• Gula
2 4
• + Air •+ Resorcin • Panaskan • Larutan
•+ HCl 4N 0” Merah
1 3
Perbedaan hasil dengan Luff, Barfoed, Seliwanof
Glukosa + + -
Fruktosa + + +
Laktosa + - -
Sukrosa - - +
Maltosa + - -
Golongan karboksilat
Derivat
› Turunan asam karboksilat meliputi kelompok-kelompok
senyawa:
a. halida asam (RCOX), contoh asetil klorida CH3COCl
b. amida (RCONH2),
c. ester RCOOR’ , dan
d. anhidrida asam karboksilat (RCOOOCR).
a. Halida asam
Senyawa turunan asam karboksilat dengan rumus molekul R(C=O)X.
Penamaan:
Menyebutkan nama halide setelah gugus alkil
Contoh:
Asetil klorida CH3COCl
b. Amida
Senyawa derivat asam karboksilat dengan gugus amino (-NH2) terikat pada gugus karboksil
sebagai pengganti atom hidrogen
Penamaan:
Menghilangkan kata asam dan akhiran –oat dengan –amida
Contoh:
Etanamida CH3CONH2
c. Ester
› Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam
karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan
menggunakan katalis asam.
› Ester adalah suatu senyawa yang mengandung gugus -COOR
dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril.
› Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik (reversible).
Ester biasanya mudah menguap dan mempunyai bau yang
enak.
Tabel berikut menunjukkan ester dengan cita rasa atau
aromanya.
Rumus umum:
[RC=O]O[O=CR]
Tata nama:
Mengganti kata asam dengan anhidrida
Contoh:
Anhidrida asetat CH3CO-O-OCH3
Identifikasi gol. karboksilat
› Zat + alkohol + H2SO4 p ester
› Zat + FeCl3 warna-warna merah, coklat, ungu, kuning
Golongan Sulfonamida
1. Rx terhadap Amin
a. Rx batang korek api
Zat uji + HCl e er → elupka ata g korek api → ji gga
intensif sampai kuning
b. Rx Erlich (amin aromatik primer)
› Zat uji + DAB + HCl → ku i g sa pai jingga
KFA 1, Prodi S1
Titrimetri
• Neraca analitik
• Alat pengukur volume: buret, pipet volume dan labu takar yang
telah dikalibrasi
• Senyawa yang digunakan sebagai larutan baku atau untuk
pembakuan harus senyawa murni
• Indikator atau alat lain untuk mengetahui selesainya titrasi
Penggolongan Titrimetri
A. Berdasarkan reaksi kimia
i. Reaksi asam basa (netralisasi)
Berdasarkan perpindahan proton baik dalam lingkungan air, tanpa air ataupun
bebas air
ii. Reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
Berdasarkan perpindahan electron.
Contoh: Permanganometri, serimetri, iodi-iodometri, iodatometri serta
bromatometri
iii. Reaksi pengendapan (presipitasi)
Berdasarkan terjadinya endapan yang sukar larut
iv. Reaksi pembentukan kompleks
Terjadinya reaksi antara zat-zat pengompleks organik dengan ion logam
menghasilkan senyawa kompleks
Penggolongan Titrimetri
B. Berdasarkkan cara titrasi
i. Titrasi langsung
Melakukan titrasi langsung terhadap zat yang akan ditetapkan.
Cara ini mudah, cepat dan sederhana
Molaritas Normalitas
1M = Dalam satu liter larutan (solution) Banyaknya ekivalen (ek) zat terlarut
berisi 1 mol zat terlarut. (solute) tiap liter larutan
𝑔 𝑒 𝑔
= = N= ; ek =
𝑥 𝑉 𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑉 𝐸
𝑔
N=
𝐸𝑥𝑉
• Hitunglah molaritas suatu larutan
yang mengandung 6,0 g NaCL BE =
(BM=58,44) dalam 200 mL larutan ! 𝑔𝑥
N=
𝑥𝑉
Penentuan valensi (n)
1. Reaksi asam-basa
Valensinya ditentukan berdasarkan banyaknya mol H+ atau OH- yang
dihasilkan tiap mol asam atau basa
Contoh:
• HCl H+ + Cl- (valensi 1)
• H2SO4 2H+ + SO42- (valensi 2 BE = BM/2)
• H3PO4 ...
• Ca(OH)2 …
• Al(OH)3 …
Penentuan valensi (n)
2. Reaksi redoks
Valensinya ditentukan oleh banyaknya electron yang hilang atau
timbul pada reaksi redoks.
Misal:
I2 + 2e 2 I- (valensinya 2) BE = ½ BM
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4 H2O, BE = 1/5 BM
: kesetaraan
V x N = jumlah gram ekivalen (grek) Jumlah mol
x kesetaraan
x BM
Jawab: 69,39%
Winasih Rachmawati, M.Si., Apt.
winasih12@gmail.com
Titrasi Asam-Basa
Adalah penetuan kadar asam oleh basa atau sebaliknya
Larutan baku primer biasanya dibuat hanya sedikit, penimbangan yang dilakukan
pun harus teliti, dan dilarutkan dengan volume yang akurat (dalam labu ukur)
Zat yang dapat dibuat sebagai larutan baku primer adalah asam oksalat, boraks,
asam benzoat( C6H5COOH), K2Cr2O7, AS2O3, NaCl.
2. Standar sekunder
Pemilihan indikator
Dipilih indikator yg mempuyai perubahan warna pada pH
paling dekat dengan pH Titik Ekivalen (TE) senyawa garam
yang tebentuk
Titik Ekivalen ( TE) dan TITIK AKHIR TITRASI (TAT )
TE : - saat reaksi antara asam dengan basa tepat
ekivalen secara stokhiometri;
- yaitu mmol asam = mmol basa
- Pada saat ini seharusnya titrasi dihentikan (secara
teoritis)
TAT - Saat titrasi dihentikan
- saat terjadinya perubahan warna indikator
VA x NA = VB x NB ….................…..
Proses titrasi :
1. Sebelum penambahan NaOH :
pH lart HCl = - log [ HCl ] = - log 0,1 = 1
Oleh:
Winasih Rachmawati, M.Si., Apt.
1
Pendahuluan
2
Kesimpulan
Mohr Volhard Fajans Liebig
Seny. Yg dianalisis Cl, Br F, Cl, Br Cl, Br CN
4
CARA ANALISA &
PERHITUNGAN
PEMBAKUAN AgNO (FAJANS) 3
AgNO3
N? (V X N)
AgNO3
= (V X N) NaCl
NaCl + FLUOROSCEIN
AMILUM
10,0 mL
PERHITUNGAN
PENENTUAN KADAR SAMPEL (MOHR)
AgNO3
(V X N) = (V X N)
AgNO3 Cl
10,50 mL x 0,1035 = 10,0 mL x NCl
10,0 mL 10,0 mL
Cl
CONTOH PENENTUAN KADAR Cl DENGAN METODA VOLHARD
8
CARA KERJA/PERHITUNGAN
PENENTUAN KADAR SAMPEL (VOLHARD)
(V X N) = 20 x 0,0971 = 1,943 mgrek
CNS- AgNO3total
(0,1000N) (V X N) = 0,1000 x 11,50 = 1,15 mgrek
AgNO3kelebihan
(V X N) = 10,0 mL x NCl
AgNO3bereaksi
1,9424 – 1,150 = 10 x NCl
11,50 mL
NCl
= 0,7924/10 = 0,07924
MCl = 0,07924 mol/L
% Cl = 100/1000 X {0,07924 X 35,5}
= 0,28 % (g/100 mL)
Fe3+
AgNO3
Keleb.
CONTOH SOAL PENENTUAN KADAR Cl DENGAN METODA
MOHR
Sampel infus ditentukan kadar kloridanya secara argentometri menggunakan
metoda Mohr. Pada pembakuan, ditimbang NaCl 600,0 mg, dilarutkan dalam air
suling sampai 100,0 mL, dipipet sebanyak 10,0 mL dan dititrasi dengan larutan
AgNO3, indikator K2CrO4. Titran yang diperlukan adalah 11,50 mL.
Apabila menurut persyaratan Farmakope kadar NaCl dalam larutan infus adalah
0,9%, tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105%, apakah kadar NaCl
dalam larutan infus tsb. memenuhi persyaratan Farmakope?.
Jawab:
N NaCl= 0,6000/58,55x1000/100 = 0,1025 grek/L
Baku AgNO3 = (10,0X0,1025)/11,50=0,0891 N
NaCl dalam infus 10,0 ml masukkan EM + Aquadest 250
ml ;
setara dg= 10,80X0,0891 mgrek=0,9623 mmol
Dalam 10,0 ml infus ada NaCl 0,9623 mmol= 0,9623 x 58,55
mg= 56,34 mg=0,0563 g=0,563 %
Kadar NaCl 0,563 % < dari 0,9 % syarat Farmakope; berarti
Tidak memenuhi syarat Farmakope !
CONTOH SOAL PENENTUAN KADAR EFEDRIN HCl
M = 0,0972 mol/L
AgNO3
NaCl + FLUOROSCEIN
AMILUM
10,0 mL
ANALISA & PERHITUNGAN
PENENTUAN KADAR SAMPEL
AgNO3
Mgrek AgNO3 =VxN
10,0 mL 10,0 mL
Cl
SELAMAT BELAJAR
;-D
15