Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB 4

PENDAHULUAN

4.1.1. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, menguji, dan membuktikan


pengaruh akuntansi lingkungan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan
proksi ROCE, NPM, DPS, dan EPS. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2015 dan
telah memenuhi seluruh kriteria yang telah ditetapkan dalam menentukan target
populasi. Alasan pemilihan perusahaan pertambangan sebagai subjek penelitian
adalah karena kegiatan operasional perusahaan pertambangan secara langsung
berkaitan dengan lingkungan. Objek penelitian ini adalah variabel-variabel yang
diteliti yaitu akuntansi lingkungan, ROCE, NPM, DPS, dan EPS.
Berdasarkan kriteria target populasi yang telah ditetapkan pada tabel 3.1,
maka diperoleh 58 data sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada periode 2013-2015. Persentase terbesar data yang tidak
memenuhi kriteria target populasi disebabkan oleh adanya perusahaan
pertambangan tidak menyisihkan biaya lingkungan selama periode tahun 2013
hingga tahun 2015 yang dibutuhkan untuk penelitian yaitu sebesar 58%,
sedangkan persentase terkecil data yang tidak memenuhi kriteria target populasi
disebabkan oleh adanya perusahaan perbankan yang di deslisting atau suspend
selama periode tahun 2013 hingga tahun 2015 yaitu sebesar 0,8%. Berdasarkan
hasil seleksi, maka terdapat 58 data pengamatan perusahaan sector pertambangan
yang dapat dijadikan sebagai data sampel yang disajikan pada Lampiran 2.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan, maka di bawah ini akan
dijelaskan deskripsi hasil penelitian yang meliputi statistik deskriptif, uji asumsi
klasik beserta analisis regresinya.
4.2.1. Statistik Deskriptif

Analisa statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atas


variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, tanpa membandingkan atau
menghubungkan dengan variabel lain. Variabel yang digunakan dalam penelitian
yaitu akuntansi lingkungan (ENVA), kinerja perusahaan (ROCE, NPM, DPS, dan
EPS). Sedangkan pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean,
standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum dari masing-masing variabel
yang digunakan dalam penelitian. Ringkasan statistik deskriptif dari variabel-
variabel penelitian tersebut disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


ENVA 58 .0000 .0172 .005240 .0041299
ROCE 58 -.3249 .6229 .074795 .1746533
NPM 58 -27.3005 .3999 -.762891 3. 8294635
DPS 58 .0000 2075.0000 100.554114 334.4145249
EPS 58 -497.6000 2239.2000 153.061602 468.0819804
Valid N (listwise) 58
Sumber: Data diolah, 2016.

Dari hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.1 di atas, didapatkan
informasi sebagai berikut:
Variabel dependen yaitu kinerja perusahaan yang diukur menggunakan
ROE (Return On Equity),memiliki nilai minimum sebesar -0,2990 yang dimiliki
oleh PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia (KBRI) pada tahun 2015 dan nilai
maksimum sebesar 0,3965 yang dimiliki oleh PT Delta Djakarta Tbk (DLTA)
pada tahun 2013. Rata-rata kinerja perusahaan yang dimiliki seluruh perusahaan
sampel sebesar 0,097834 dengan standar deviasi sebesar 0,1144899. Hal ini
menunjukkan tingkat sebaran data kinerja perusahaan mempunyai tingkat variasi
sebesar 117,02%. Karena tingkat variasi >100%, maka dapat disimpulkan bahwa
data bersifat heterogen, yang berarti menunjukkan bahwa data memiliki
kecenderungan relatif berbeda antar perusahaan.
Variabel independen, yaitu akuntansi lingkungan yang diukur
menggunakan rumus ENVCOST, hasilnya memiliki nilai minimum sebesar
0,0001 yang dimiliki oleh PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia (KBRI) pada
tahun 2013 dan nilai maksimum sebesar 0,0480 yang dimiliki oleh PT Goodyear
Indonesia Tbk (GDYR) pada tahun 2013. Rata-rata akuntansi lingkungan yang
dimiliki seluruh perusahaan sampel sebesar 0,007572 dengan standar deviasi
sebesar 0,0093479. Hal ini menunjukkan tingkat sebaran data akuntansi
lingkungan mempunyai tingkat variasi sebesar 123,45%. Karena tingkat variasi
>100%, maka dapat disimpulkan bahwa data bersifat heterogen, yang artinya data
memiliki kecenderungan relatif berbeda antar perusahaan.
Variabel moderasi, yaitu kinerja lingkungan yang diukur menggunakan
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PROPER), memiliki nilai minimum sebesar 2 yang dimiliki oleh beberapa
perusahaan diantaranya adalah PT Unggul Indah Cahaya (UNIC) pada tahun 2013
dan 2014. Sedangkan nilai maksimum sebesar 4 dimiliki oleh PT Toba Pulp
Lestari Tbk (INRU) pada tahun 2013. Rata-rata kinerja lingkungan yang dimiliki
seluruh perusahaan sampel sebesar 2,88 dengan standar deviasi sebesar 0,365. Hal
ini menunjukkan tingkat sebaran data kinerja lingkungan mempunyai tingkat
variasi sebesar 12,67%. Karena tingkat variasi <100%, maka dapat disimpulkan
bahwa data bersifat homogen, yang artinya tiap perusahaan memiliki peringkat
yang relatif sama.

4.3. Analisis Model dan Pembuktian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan model analisis jalur (path analysis) yang akan
diselesaikan dengan menggunakan uji regresi bertahap. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen yaitu akuntansi lingkungan terhadap
variabel dependen yaitu kinerja perusahaan dan terhadap variabel moderator yaitu
kinerja lingkungan. Untuk mendapatkan model yang baik dan hasil yang terbebas
dari bias, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.
4.3.1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas. Uji
asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan software SPSS for Windows
release 20.0.

4.3.3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan


melihat tingkat signifikansinya. Residual dinyatakan terdistribusi normal jika nilai
signifikansi Kolmogorov-Smirnov>0,05. Hasil uji normalitas ditunjukkan pada
tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Hasil Uji Kolgomorov-Smirnov Data


Kolmogorov- Asymp. Sig.
Keterangan N Kesimpulan
Smirnov Z (2-tailed)
Model 1 58 0.712 0.691 Normal
Model 2 53 1.343 0.054 Normal
Model 3 51 1.344 0.054 Normal
Model 4 53 1.334 0.057 Normal
Sumber: Data diolah, 2016.
Keterangan:
Model 1: Pengaruh akuntansi lingkungan (ENVA) terhadap ROCE
Model 2: Pengaruh akuntansi lingkungan (ENVA) terhadap NPM
Model 3: Pengaruh akuntansi lingkungan (ENVA) terhadap EPS

Model 4: Pengaruh akuntansi lingkungan (ENVA) terhadap DPS

Hasil uji Kolgomorov-Smirnov pada tabel 4.2 menunjukkan nilai


Kolgomorov-Smirnov untuk model 1 sebesar 0,712 dengan asymp.Sig. (2-tailed)
sebesar 0,691. Nilai Kolgomorov-Smirnov untuk model 2 sebesar 1,343 dengan
asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,054. Nilai Kolgomorov-Smirnov untuk model 3
adalah 1,344 dengan asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,054. Nilai Kolgomorov-
Smirnov untuk model 4 adalah 1,334 dengan asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,057.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa model 1,2,3, dan 4 yang dibangun dalam
penelitian ini memiliki data yang terdistribusi normal karena nilai dari asymp. Sig.
(2-tailed)> 0,05.
4.3.3. Analisis Regresi Linier Sederhana

4.3.3.1. Pengaruh ENVA terhadap ROCE (Model 1)

Pengujian terhadap model penelitian yang pertama ini untuk mengathui


pengaruh akuntansi lingkungan yang diukur menggunakan ENVA terhadap kinerja
perusahaan (ROCE). Untuk menentukan persamaan regresi dapat dilihat pada
tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana (Model 1)


Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -0,002 0,035 -0,056 0,955
ENVA 14,652 5,301 0,346 2,764 0,008
Koefisien Berganda 0,337
(R)
Koefisien 0,100
Determinasi (R2)
Sumber: Data diolah, 2016.

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai koefisien dari persamaan


regresi dari output didapatkan model persamaan regresi:

ROCE = -0,002 + 14,652 ENVA + e

Koefisien regresi yang bertanda positif menunjukkan perubahan yang searah


antara variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan koefisien yang bertanda
negatif menunjukkan perubahan yang berlawanan. Berikut merupakan interpretasi
dari nilai regresi diatas:

a. Konstanta (α)

Nilai konstanta (α) sebesar -0,002. Hal ini menunjukkan jika seluruh variabel
bebas yang digunakan tidak mengalami perubahan (konstan), maka kinerja
perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 0,002 kali yang disebabkan
oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian.

b. Koefisien Regresi (β1)


Koefisien regresi β untuk variabel ENVCOST sebesar 14,652. Hal ini
menunjukkan jika ENVCOST mengalami kenaikan sebesar satu kali, maka
kinerja perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 14,652 kali dengan
asumsi variabel lainnya konstan (tidak berubah).

c. Koefisien Determinasi (R2)

Dalam uji koefisien determinasi (R2) dalam regresi linier sederhana sesuai
dengan tabel 4.6 didapatkan hasil sebesar 0,100 atau 10%. Dengan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel dependen dalam penelitian ini yaitu
kinerja perusahaan (ROE) mampu dijelaskan oleh variabel akuntansi
lingkungan sebesar 10%, sedangkan sisanya 90% dipengaruhi dan dijelaskan
oleh variabel-variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

d. Uji t

Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini maka dilakukan uji t. Jika tingkat
signifikansi uji t <α, maka dapat disimpulkan bahwa H1 tidak ditolak dan
terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.6, diketahui nilai t untuk
variabel akuntansi lingkungan yang diukur menggunakan ENVA terhadap
ROCE sebesar 2,764 dengan nilai signifikansi 0,008. Nilai 0,008 <α, sehingga
dapat disimpulkan bahwa akuntansi lingkungan berpengaruh positif signifikan
terhadap ROCE pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada
tahun 2013-2015.

4.3.3.2. Pengaruh ENVA terhadap NPM (Model 2)

Pengujian terhadap model penelitian yang pertama ini untuk mengathui


pengaruh akuntansi lingkungan yang diukur menggunakan ENVA terhadap kinerja
perusahaan (NPM). Untuk menentukan persamaan regresi dapat dilihat pada tabel
4.6 di bawah ini:
Tabel 4.7

Hasil Uji Regresi Linier Berganda (Model 2)


Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -0,032 0,036 -0,884 0,381
ENVA 9,396 5,218 0,249 1,801 0,078
Koefisien Berganda 0,337
(R)
Koefisien 0,100
Determinasi (R2)
Sumber: Data diolah, 2016.
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai koefisien dari persamaan

regresi dari output didapatkan model persamaan regresi:

NPM = -0,032 +9,396 ENVA + e

Koefisien regresi yang bertanda positif menunjukkan perubahan yang searah

antara variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan koefisien yang bertanda

negatif menunjukkan perubahan yang berlawanan. Berikut merupakan interpretasi

dari nilai regresi diatas:

e. Konstanta (α)

Nilai konstanta (α) sebesar -0,032. Hal ini menunjukkan jika seluruh variabel

bebas yang digunakan tidak mengalami perubahan (konstan), maka kinerja

perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 0,032 kali yang disebabkan

oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian.

f. Koefisien Regresi (β1)

Koefisien regresi β untuk variabel ENVA sebesar 9,396. Hal ini menunjukkan

jika ENVA mengalami kenaikan sebesar satu kali, maka kinerja perusahaan

akan mengalami peningkatan sebesar 9,396 kali dengan asumsi variabel

lainnya konstan (tidak berubah).

g. Koefisien Determinasi (R2)


Dalam uji koefisien determinasi (R2) dalam regresi linier sederhana sesuai

dengan tabel 4.6 didapatkan hasil sebesar 0,100 atau 10%. Dengan hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel dependen dalam penelitian ini yaitu

kinerja perusahaan (ROE) mampu dijelaskan oleh variabel akuntansi

lingkungan sebesar 10%, sedangkan sisanya 90% dipengaruhi dan dijelaskan

oleh variabel-variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

h. Uji t

Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini maka dilakukan uji t. Jika tingkat

signifikansi uji t <α, maka dapat disimpulkan bahwa H2 tidak ditolak dan

terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel

dependen. Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.6, diketahui nilai t untuk

variabel akuntansi lingkungan yang diukur menggunakan ENVA terhadap

NPM sebesar 1,801 dengan nilai signifikansi 0,078. Nilai 0,078 <α, sehingga

dapat disimpulkan bahwa akuntansi lingkungan berpengaruh positif signifikan

terhadap NPM pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada

tahun 2013-2015.

4.3.3.1. Pengaruh ENVA terhadap DPS (Model 3)

Pengujian terhadap model penelitian yang pertama ini untuk mengathui

pengaruh akuntansi lingkungan yang diukur menggunakan ENVA terhadap kinerja

perusahaan (DPS). Untuk menentukan persamaan regresi dapat dilihat pada tabel

4.6 di bawah ini:

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -158,096 58,322 -2,711 0,009
ENVA 56133,851 9436,365 0,640 5,949 0,000
Koefisien Berganda 0,337
(R)
Koefisien 0,100
Determinasi (R2)
Sumber: Data diolah, 2016.
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai koefisien dari persamaan

regresi dari output didapatkan model persamaan regresi:

DPS = -158,096 +56133,851 ENVA + e

Koefisien regresi yang bertanda positif menunjukkan perubahan yang searah

antara variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan koefisien yang bertanda

negatif menunjukkan perubahan yang berlawanan. Berikut merupakan interpretasi

dari nilai regresi diatas:

i. Konstanta (α)

Nilai konstanta (α) sebesar -158,096. Hal ini menunjukkan jika seluruh

variabel bebas yang digunakan tidak mengalami perubahan (konstan), maka

kinerja perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 158,096 kali yang

disebabkan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian.

j. Koefisien Regresi (β1)

Koefisien regresi β untuk variabel ENVA sebesar 56133,851. Hal ini

menunjukkan jika ENVA mengalami kenaikan sebesar satu kali, maka kinerja

perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 56133,851 kali dengan

asumsi variabel lainnya konstan (tidak berubah).

k. Koefisien Determinasi (R2)


Dalam uji koefisien determinasi (R2) dalam regresi linier sederhana sesuai

dengan tabel 4.6 didapatkan hasil sebesar 0,100 atau 10%. Dengan hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel dependen dalam penelitian ini yaitu

kinerja perusahaan (ROE) mampu dijelaskan oleh variabel akuntansi

lingkungan sebesar 10%, sedangkan sisanya 90% dipengaruhi dan dijelaskan

oleh variabel-variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

l. Uji t

Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini maka dilakukan uji t. Jika tingkat

signifikansi uji t <α, maka dapat disimpulkan bahwa H2 tidak ditolak dan

terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel

dependen. Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.6, diketahui nilai t untuk

variabel akuntansi lingkungan yang diukur menggunakan ENVA terhadap DPS

sebesar 5,949 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai 0,000 <α, sehingga dapat

disimpulkan bahwa akuntansi lingkungan berpengaruh positif signifikan

terhadap DPS pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun

2013-2015.

4.3.3.4. Pengaruh ENVA terhadap EPS (Model 4)

Pengujian terhadap model penelitian yang pertama ini untuk mengathui

pengaruh akuntansi lingkungan yang diukur menggunakan ENVA terhadap kinerja

perusahaan (EPS). Untuk menentukan persamaan regresi dapat dilihat pada tabel

4.6 di bawah ini:

Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -175,441 80,904 -2,169 0,035
ENVA 74469,465 13033,255 0,625 5,714 0,000
Koefisien Berganda 0,337
(R)
Koefisien 0,100
Determinasi (R2)
Sumber: Data diolah, 2016.

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai koefisien dari persamaan

regresi dari output didapatkan model persamaan regresi:

DPS = -175,441 + 74469,465 ENVA + e

Koefisien regresi yang bertanda positif menunjukkan perubahan yang searah

antara variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan koefisien yang bertanda

negatif menunjukkan perubahan yang berlawanan. Berikut merupakan interpretasi

dari nilai regresi diatas:

m. Konstanta (α)

Nilai konstanta (α) sebesar -175,441. Hal ini menunjukkan jika seluruh

variabel bebas yang digunakan tidak mengalami perubahan (konstan), maka

kinerja perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 175,441 kali yang

disebabkan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian.

n. Koefisien Regresi (β1)

Koefisien regresi β untuk variabel ENVA sebesar 74469,465. Hal ini

menunjukkan jika ENVA mengalami kenaikan sebesar satu kali, maka kinerja

perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 74469,465 kali dengan asumsi

variabel lainnya konstan (tidak berubah).

o. Koefisien Determinasi (R2)


Dalam uji koefisien determinasi (R2) dalam regresi linier sederhana sesuai

dengan tabel 4.6 didapatkan hasil sebesar 0,100 atau 10%. Dengan hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel dependen dalam penelitian ini yaitu

kinerja perusahaan (ROE) mampu dijelaskan oleh variabel akuntansi

lingkungan sebesar 10%, sedangkan sisanya 90% dipengaruhi dan dijelaskan

oleh variabel-variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

p. Uji t

Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini maka dilakukan uji t. Jika tingkat

signifikansi uji t <α, maka dapat disimpulkan bahwa H4 tidak ditolak dan

terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel

dependen. Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.6, diketahui nilai t untuk

variabel akuntansi lingkungan yang diukur menggunakan ENVA terhadap EPS

sebesar 5,714 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai 0,000 <α, sehingga dapat

disimpulkan bahwa akuntansi lingkungan berpengaruh positif signifikan

terhadap EPS pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun

2013-2015.

4.3.4. Pembuktian Hipotesis

Pada pembahasan ini diuraikan tentang hasil analisis yang telah dikemukakan

sebelumnya dalam rangka mencari pemecahan masalah yang diajukan peneliti

sehingga dengan jelas bahwa tujuan penelitian dapat dicapai.


4.3.3.1. Pengaruh Akuntansi Lingkungan Terhadap Return on Capital
Employed (ROCE)

Hipotesis satu menyatakan bahwa akuntansi lingkungan berpengaruh

terhadap Return on Capital Employed (ROCE). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa akuntansi lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap ROCE. Hal

ini ditunjukkan dari nilai signifikasi hitung ROCE (0,005) lebih kecil dari taraf

kepercayaan (α = 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif signifikan

terhadap ROCE sehingga H1 diterima.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan akuntansi lingkungan yang

baik dapat meningkatkan ROCE. Hal tersebut dikarenakan adanya pengungkapan

mengenai aktivitas-aktivitas lingkungan perusahaan pada laporan tahunan

perusahaan yang menyebabkan masyarakat dan para pengguna laporan keuangan

mendapatkan informasi yang memberikan kemudahan bagi mereka untuk

melakukan pengambilan keputusan. Dimana program ini akan dinilai positif oleh

masyarakat dan konsumen. Penilaian tersebut tentunya akan menimbulkan

kepercayaan pada masyarakat dan konsumen terhadap perusahaan, sehingga dapat

meningkatkan penjualan produk perusahaan yang berarti secara tidak langsung

akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dengan cara meningkatkan

ROCE. Perusahaan dengan kinerja yang baik adalah perusahaan yang mampu

untuk mengelola sumberdaya untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Berdasarkan teori legitimasi, perusahaan harus mampu menyerap norma dan

nilai yang berlaku dalam masyarakat dalam nilai-nilai perusahaan. Masalah

lingkungan merupakan salah satu bentuk norma yang ada dalam masyarakat dan
harus diserap dengan baik oleh perusahaan, sehingga dalam aktivitas

operasionalnya norma tersebut dapat berjalan dengan baik. Penerapan akuntansi

lingkungan sebagai bentuk usaha manajemen perusahaan untuk mengelola aspek

lingkungan dalam aktivitas operasionalnya akan memberikan dampak terhadap

meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan akibat adanya pos

biaya tambahan dalam menjaga dampak lingkungan yang ditimbulkan dalam

aktivitas operasional. Namun kondisi tersebut diimbangi dengan peningkatan

penjualan perusahaan sehingga laba yang dihasilkan juga meningkat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Raymond

A. (2016) yang menemukan bukti empiris bahwa environmental cost berpengaruh

positif terhadap kinerja perusahaan.

4.3.3.2. Pengaruh Akuntansi Lingkungan Terhadap Net Profit Margin


(NPM)

Hipotesis dua menyatakan bahwa akuntansi lingkungan berpengaruh

terhadap Net Profit Margin (NPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

akuntansi lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap NPM. Hal ini

ditunjukkan dari nilai signifikasi hitung ROCE (0,005) lebih kecil dari taraf

kepercayaan (α = 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif signifikan

terhadap ROCE sehingga H2 diterima.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPM sebagai suatu bentuk

penghargaan stakeholder yang diberikan kepada perusahaan dalam upaya menjaga

dampak lingkungan yang dihasilkan dalam aktivitas produksi. Perusahaan yang

mampu menjaga dampak lingkungan yang ditimbulkan atas aktivitas operasional


perusahaan akan mendapat apresiasi yang tinggi dari stakeholder sehingga hal

tersebut berguna bagi perusahaaan dalam upaya meningkatkan image perusahaan

di mata masyarakat. Image perusahaan yang meningkat di mata masyarakat akan

berdampak terhadap upaya dari masyarakat untuk meningkatkan pembelian

produk dari perusahaan tersebut. Meningkatnya pembelian produk dari para

konsumen akan berbanding lurus dengan peningkatan laba bersih perusahaan. Hal

ini dikarenakan adanya sebuah anggapan bahwa produk yang dihasilkan dari

perusahaan tersebut adalah sebuah produk yang ramah lingkungan.

Ketika perusahaan menerapkan akuntansi lingkungan, perusahaan akan

mendapatkan keunggulan daripada pesaing-pesaingnya. Keunggulan tersebut

mengakibatkan timbulnya opini positif pada masyarakat dan konsumen, sehingga

mereka bersedia untuk membeli produk perusahaan bahkan dengan harga yang

lebih mahal sekalipun. Hal tersebut, tentu akan meningkatkan profitabilitas

perusahaan. Sedangkan dari sisi biaya, meskipun terkadang suatu aktivitas

lingkungan yang dilakukan perusahaan menimbulkan dampak negatif pada satu

divisi, namun ini dapat diatasi dengan pegelolaan biaya yang baik agar dapat

dicapai peningkatan dalam pengalokasian biaya yang efektif dan efisien.

Berdasarkan teori legitimasi, perusahaan dituntut untuk melakukan aktivitas

yang dapat menghasilkan pengakuan dan dukungan dari masyarakat. Jika sebuah

perusahaan berhasil mendapatkan legitimasi dari masyarakat, maka kelangsungan

hidup perusahaan akan terjamin. Dalam hal ini, perusahaan berupaya

mendapatkan legitimasi melalui penerapan akuntansi lingkungan. Melalui

penerapan akuntansi lingkungan tersebut, perusahaan akan dinilai memiliki


kepedulian terhadap lingkungan, sehingga memberikan penilaian positif dalam

diri masyarakat yang nantinya akan berdampak pada peningkatan NPM..

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Earnhart

dan Lizal (2010) yang menemukan bukti empiris bahwa kinerja lingkungan

dapat memoderasi pengaruh akuntansi lingkungan terhadap kinerja perusahaan.

Hasil penelitian membuktikan bahwa kinerja lingkungan yang baik bagi

perusahaan disertai dengan adanya penerapan akuntansi lingkungan yang baik,

maka akan menimbulkan suatu persepsi positif dari masyarakat akan produk yang

dihasilkan perusahaan.

4.3.3.3. Pengaruh Akuntansi Lingkungan Terhadap Dividend Per Share


(DPS)

Hipotesis dua menyatakan bahwa akuntansi lingkungan berpengaruh

terhadap Dividend Per Share (DPS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

akuntansi lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap DPS. Hal ini

ditunjukkan dari nilai signifikasi hitung DPS (0,005) lebih kecil dari taraf

kepercayaan (α = 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif signifikan

terhadap DPS sehingga H3 diterima.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa DPS sebagai suatu bentuk

penghargaan stakeholder yang diberikan kepada perusahaan dalam upaya menjaga

dampak lingkungan yang dihasilkan dalam aktivitas produksi. Perusahaan yang

mampu menjaga dampak lingkungan yang ditimbulkan atas aktivitas operasional

perusahaan akan mendapat apresiasi yang tinggi dari stakeholder sehingga hal

tersebut berguna bagi perusahaaan dalam upaya meningkatkan image perusahaan

di mata masyarakat. Image perusahaan yang meningkat di mata masyarakat akan


berdampak terhadap upaya dari masyarakat untuk meningkatkan pembelian

produk dari perusahaan tersebut. Meningkatnya pembelian produk dari para

konsumen akan berbanding lurus dengan peningkatan laba bersih perusahaan. Hal

ini dikarenakan adanya sebuah anggapan bahwa produk yang dihasilkan dari

perusahaan tersebut adalah sebuah produk yang ramah lingkungan.

Ketika perusahaan menerapkan akuntansi lingkungan, perusahaan akan

mendapatkan keunggulan daripada pesaing-pesaingnya. Keunggulan tersebut

mengakibatkan timbulnya opini positif pada masyarakat dan konsumen, sehingga

mereka bersedia untuk membeli produk perusahaan bahkan dengan harga yang

lebih mahal sekalipun. Hal tersebut, tentu akan meningkatkan profitabilitas

perusahaan. Sedangkan dari sisi biaya, meskipun terkadang suatu aktivitas

lingkungan yang dilakukan perusahaan menimbulkan dampak negatif pada satu

divisi, namun ini dapat diatasi dengan pegelolaan biaya yang baik agar dapat

dicapai peningkatan dalam pengalokasian biaya yang efektif dan efisien.

Berdasarkan teori legitimasi, perusahaan dituntut untuk melakukan aktivitas

yang dapat menghasilkan pengakuan dan dukungan dari masyarakat. Jika sebuah

perusahaan berhasil mendapatkan legitimasi dari masyarakat, maka kelangsungan

hidup perusahaan akan terjamin. Dalam hal ini, perusahaan berupaya

mendapatkan legitimasi melalui penerapan akuntansi lingkungan. Melalui

penerapan akuntansi lingkungan tersebut, perusahaan akan dinilai memiliki

kepedulian terhadap lingkungan, sehingga memberikan penilaian positif dalam

diri masyarakat yang nantinya akan berdampak pada peningkatan DPS..


Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Earnhart

dan Lizal (2010) yang menemukan bukti empiris bahwa kinerja lingkungan

dapat memoderasi pengaruh akuntansi lingkungan terhadap kinerja perusahaan.

Hasil penelitian membuktikan bahwa kinerja lingkungan yang baik bagi

perusahaan disertai dengan adanya penerapan akuntansi lingkungan yang baik,

maka akan menimbulkan suatu persepsi positif dari masyarakat akan produk yang

dihasilkan perusahaan.

4.3.3.4. Pengaruh Akuntansi Lingkungan Terhadap Earning Per Share


(EPS)

Hipotesis dua menyatakan bahwa akuntansi lingkungan berpengaruh

terhadap Earning Per Share (EPS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

akuntansi lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap EPS. Hal ini

ditunjukkan dari nilai signifikasi hitung EPS (0,005) lebih kecil dari taraf

kepercayaan (α = 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif signifikan

terhadap EPS sehingga H3 diterima.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS sebagai suatu bentuk

penghargaan stakeholder yang diberikan kepada perusahaan dalam upaya menjaga

dampak lingkungan yang dihasilkan dalam aktivitas produksi. Perusahaan yang

mampu menjaga dampak lingkungan yang ditimbulkan atas aktivitas operasional

perusahaan akan mendapat apresiasi yang tinggi dari stakeholder sehingga hal

tersebut berguna bagi perusahaaan dalam upaya meningkatkan image perusahaan

di mata masyarakat. Image perusahaan yang meningkat di mata masyarakat akan

berdampak terhadap upaya dari masyarakat untuk meningkatkan pembelian

produk dari perusahaan tersebut. Meningkatnya pembelian produk dari para


konsumen akan berbanding lurus dengan peningkatan laba bersih perusahaan. Hal

ini dikarenakan adanya sebuah anggapan bahwa produk yang dihasilkan dari

perusahaan tersebut adalah sebuah produk yang ramah lingkungan.

Ketika perusahaan menerapkan akuntansi lingkungan, perusahaan akan

mendapatkan keunggulan daripada pesaing-pesaingnya. Keunggulan tersebut

mengakibatkan timbulnya opini positif pada masyarakat dan konsumen, sehingga

mereka bersedia untuk membeli produk perusahaan bahkan dengan harga yang

lebih mahal sekalipun. Hal tersebut, tentu akan meningkatkan profitabilitas

perusahaan. Sedangkan dari sisi biaya, meskipun terkadang suatu aktivitas

lingkungan yang dilakukan perusahaan menimbulkan dampak negatif pada satu

divisi, namun ini dapat diatasi dengan pegelolaan biaya yang baik agar dapat

dicapai peningkatan dalam pengalokasian biaya yang efektif dan efisien.

Berdasarkan teori legitimasi, perusahaan dituntut untuk melakukan aktivitas

yang dapat menghasilkan pengakuan dan dukungan dari masyarakat. Jika sebuah

perusahaan berhasil mendapatkan legitimasi dari masyarakat, maka kelangsungan

hidup perusahaan akan terjamin. Dalam hal ini, perusahaan berupaya

mendapatkan legitimasi melalui penerapan akuntansi lingkungan. Melalui

penerapan akuntansi lingkungan tersebut, perusahaan akan dinilai memiliki

kepedulian terhadap lingkungan, sehingga memberikan penilaian positif dalam

diri masyarakat yang nantinya akan berdampak pada peningkatan EPS.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Earnhart

dan Lizal (2010) yang menemukan bukti empiris bahwa kinerja lingkungan

dapat memoderasi pengaruh akuntansi lingkungan terhadap kinerja perusahaan.


Hasil penelitian membuktikan bahwa kinerja lingkungan yang baik bagi

perusahaan disertai dengan adanya penerapan akuntansi lingkungan yang baik,

maka akan menimbulkan suatu persepsi positif dari masyarakat akan produk yang

dihasilkan perusahaan.

Вам также может понравиться