Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Untuk merencanakan suatu sebuah roda gigi diperlukan data daya dan
putaran yang akan ditransfer melalui kopling untuk menggerakkan poros yang
digerakkan, data tersebut meliputi :
Daya : 26 HP x 0,735 = 19,11 kW
Putaran : 2200 rpm
Daya Rencana
Daya yang besar mungkin diperlukan pada saat start atau mungkin juga
beban terus bekerja setelah start, maka untuk ini diperlukan koreksi pada yang
diperlukan dengan menggunakan faktor koreksi yang terdapat pada tabel 3.1.
9
Untuk daya rencana (Pd) :
P d = fc . P kW……………………………………(1)
Dimana :
Pd = daya rencana.
fc = faktor koreksi.
= 1.0 (daya maksimum yang diperlukan).
P = daya yang ditransmisikan (kW)
= 19,11 kW
Maka daya rencana :
Pd = 1.0 x 19,11 kW
= 19,11 kW
Momen Puntir
Momen puntir terjadi karena adanya putaran poros akan mengalami
puntiran atau momen puntir (T) :
Pd
T 9.74 x 10 5 x ..................................................( 2)
N
Dimana :
T = momen puntir yang terjadi
Pd = daya rencana (kW)
= 19,11 kW
n = putaran poros (rpm)
= 2200 rpm
10
Bahan Poros
Bahan poros dapat diambil dari tabel 3.2. JIS G 4501. batang baja karbon
difinis dingin untuk poros. Bahan yang akan diambil adalah S30C dengan
kekuatan tarik (τb) (48) kg/mm2.
Tabel 3.2. Jis G 3123 batang baja karbon difinis dingin (sering dipakai)
Perlakuan Kekuatan tarik
Standar dan macam Lambing
panas (kg/mm2)
S30C Penormalan 48
S35C “ 52
Baja karbon
S40C “ 55
konstruksi mesin (JIS
S45C “ 58
G 4501)
S50C “ 62
S55C “ 66
Sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: Pradnya Paramita,
1987, hal 3
(3)
11
Dimana :
τa = tegangan geser izin (kg/mm2)
Τb = kekuatan tarik beban (kg/mm2)
Maka :
48
a
6 x 2
4 kg / mm 2 .
Maka diameter poros yang akan diambil harus berdasarkan tabel 3.3.:
yaitu 28 mm lebih besar dari hasil yang didapat.
12
Tabel 3.3. Diameter poros
4
40
42
10 100
4.5 45
(105)
0
11 110
*22.4 48 *224
5 24 50 240 420
*11.2 *112
25 250 440
12 120
55 260 450
*5.6 28 56 280 460
*12.5 125
30 300 480
130
6 60 *315 500
*31.5
32 320 530
14 140
*6.3 63 340
(15) 150
35 560
16 160
*35.5 *355
(17) 170
65 360 600
18 180
7 38 70 380
19 190
*7.1 71 630
20 200
75
22 220
8 80
85
9
90
95
Sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: Pradnya Paramita,
1987, hal 9
13
5.1 T
3
........................................................................(5)
ds
a
4 1,97 kg / mm 2
- Tegangan geser yang terjadi pada poros dipuli roda gigi pertama.
5.1 x 25393,1
( 40) 3
2,02 kg / mm 2 .
14
Jadi berdasarkan perhitungan diatas maka didapat tegangan geser yang
terjadi lebih kecil dari tegangan geser izin.
a
4 1,89 kg / mm 2
15
3.2 Perhitungan Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang digunakan untuk menetapkan
bagian-bagian mesin seperti roda gigi, spoker, puli, dan kopling pada poros. Yang
disambungkan dengan poros tersebut, momen diteruskan dari poros ke naf atau
dari naf ke poros.
3
Gambar, 3.1, Gambar Pasak.
Sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: Pradnya Paramita,
1987, hal:10.
Keterangan Gambar 3.1 :
1. Pasak.
2. Poros.
3. Puli / kopling.
16
3.2.1 Ukuran Pasak
Perhitungan pasak yang akan direncanakan dapat ditentukan dengan
langkah berikut:
- Diameter poros ( ds ) = 28 mm
Gaya tangensial permukaan poros ( F ) :
T
F ..................................................(6)
(ds / 2)
8460,52
(28 / 2)
604,32( kg )
- Diameter poros ( ds ) = 40 mm
Gaya tangensial permukaan poros ( F ) :
T
F
(ds / 2)
25393,1
(40 / 2)
= 1269,66(kg)
- Diameter poros ( ds ) = 70 mm
Gaya tangensial permukaan poros ( F ) :
T
F
(ds / 2)
126904,89
(70 / 2)
= 3625,85(kg)
- Diameter poros ( ds ) = 85 mm
Gaya tangensial permukaan poros ( F ) :
T
F
(ds / 2)
253792,47
(85 / 2)
= 5971,59(kg)
3.2.2 Pemlihan Bahan Pasak
Untuk memilih bahan pasak diambil bahan yang berbeda dengan bahan
poros yaitu bahan yang kekuatan tariknya lebih besar dari kekuatan tarik bahan
poros, hal ini dilakukan karena tegangan tarik bahan pasak harus lebih kuat dari
bahan poros.
17
Tabel : 3.4, Standar Bahan Pasak.
18
16x10 16 10 45-180 6,0 4,3 3,4 lebih dari 50-58
18x11 18 11 50-200 7,0 4,4 3,4 lebih dari 58-65
20x12 20 12 56-230 7,5 4,9 3,9 lebih dari 65-75
22x14 22 14 63-250 9,0 5,4 4,4 lebih dari 75-85
24x16 24 16 16,2 0,60 70-280 8,0 8,0 8,5 8,0 0,40 lebih dari 80-90
- -
25x14 25 14 0,80 70-280 9,0 5,4 4,4 0,60 lebih dari 85-95
28x16 28 16 80-320 10,0 6,4 5,4 lebih dari 95-110
32x18 32 18 90-360 11,0 7,4 6,4 lebih dari 110-130
Sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: Pradnya Paramita,
1987, hal:10
a. Dari dalam table 3.5, untuk pasak dengan diameter poros 28 mm, dapat
diperoleh keterangan sebagai berikut :
- Penampang pasak ( b x h ) :8x7
- Kedalaman alur pasak pada poros( t1) : 4,0
- Kedalaman alur pasak pada naf (t2) : 3,3
B
ka ...............................................(7)
( sf 1 sf 2 )
60
(6 3)
= 3,3 ( kg / mm2 )
F
k ........................................................(8)
bl
604,32
k ≤ 3,3 ... l1 ≥ 22,89 ( mm )
(8 l1 )
19
F
P .......................................(9)
(l t1 ataut 2 )
604,32
8 ≤7 ... l2 ≥ 18,86 ( mm )
(l 2 4.0)
Jadi :
l = 18,86
lk = 41,75 mm
Untuk penyesuaian pasak antara kopling dan poros maka panjang pasak
aktif yang diambil adalah 45 mm. Dengan demikian :
b 8
ds 28
= 0,29
Maka : 0,25 < 0,29 < 0,35 , baik
lk 45
ds 28
= 1,61
Maka : 0,75 < 1,61 < 2,5 , Baik
b. Dari dalam table 3.5, untuk pasak dengan diameter poros 40 mm, dapat diperoleh
keterangan sebagai berikut :
- Penampang pasak ( b x h ) : 12 x 8
- Kedalaman alur pasak pada poros( t1) : 5,0
- Kedalaman alur pasak pada naf (t2) : 3,3
= 3,3 ( kg / mm2 )
20
Tekanan permukaan yang diizinkan ( Pa ) :
Harga Pa adalah sebesar 8 ( kg / mm2 ) untuk poros dengan diameter
kecil.
Pa = 8
Tegangan geser (τk ) :
F
k
bl
1269,66
k ≤ 3 ,3 ... l1 ≥ 32,1 (mm)
(12 l1 )
1269,66
8 ≤8 ... l2 ≥ 31,74 ( mm )
(l 2 4.0)
Jadi :
l = 31,74 mm
lk = 63,84 mm
b 12
ds 40
= 0,3
Maka : 0,25 < 0,3 < 0,35 , baik
lk 70
ds 40
= 1.75
Maka : 0,75 < 1,75 < 2,5 , Baik
c. Dari dalam table 3.5, untuk pasak dengan diameter poros 70 mm, dapat
diperoleh keterangan sebagai berikut :
21
- Penampang pasak ( b x h ) : 20 x 12
- Kedalaman alur pasak pada poros( t1) : 7,5
- Kedalaman alur pasak pada naf (t2) : 4,9
60
(6 3)
= 3,3 ( kg / mm2 )
Tekanan permukaan yang diizinkan ( Pa ) :
Harga Pa adalah sebesar 8 ( kg / mm2 ) untuk poros dengan diameter
kecil.
Pa = 8
3625,85
8 ≤ 12 ... l2 ≥ 60,43 ( mm )
(l 2 7,5)
Jadi :
l = 60,43 mm
lk = 115,37 mm
22
Untuk penyesuaian pasak antara kopling dan poros maka panjang pasak
aktif yang diambil adalah 140 mm. Dengan demikian :
b 20
ds 70
= 0,29
Maka : 0,25 < 0,29 < 0,35 , baik
lk 140
ds 70
=2
Maka : 0,75 < 2 < 2,5 , Baik
d. Dari dalam table 3.5, untuk pasak dengan diameter poros 85 mm, dapat diperoleh
keterangan sebagai berikut :
- Penampang pasak ( b x h ) : 22 x 14
- Kedalaman alur pasak pada poros( t1) : 9,0
- Kedalaman alur pasak pada naf (t2) : 5,4
60
(6 3)
= 3,3 ( kg / mm2 )
Tekanan permukaan yang diizinkan ( Pa ) :
Harga Pa adalah sebesar 8 ( kg / mm2 ) untuk poros dengan diameter
kecil.
Pa = 8
Tegangan geser (τk ) :
F
k
bl
23
5971,59 ≤ 3 ,3 ... l1 ≥ 82,25 (mm)
k
( 22 l1 )
5971,59
8 ≤ 14 ... l2 ≥ 82,94 (mm)
(l 2 9,0)
Jadi :
l = 82,94 mm
lk = 165,19 mm
Untuk penyesuaian pasak antara kopling dan poros maka panjang pasak
aktif yang diambil adalah 180 mm. Dengan demikian :
b 22
ds 85
= 0,25
24
Mesin ini memiliki putaran (n) sebesar 2200 yang nantinya akan direduksi
putarannya oleh ketiga alat pereduksi tersebut sehingga besar putarannya untuk
masing-masing alat antara lain :
- Untuk puli (n1) : Dari 2200 menjadi 733,33
- Untuk roda gigi (n2) : Dari 733 menjadi 146,67
- Untuk roda gigi (n3) : Dari 146 menjadi 73,34
Perbandingan Putaran
n1
i .....................................................................................(10
n2
2200
733,33
3
Maka :
19,11
T1 9,74 x 10 5
2200
8460,52 kg .mm
25
Untuk besar diameter poros pada puli dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (4) berikut :
1
5 .1 3
ds x Kt x cb x T
a
1
5 .1 3
ds x 1.5 x 1.2 x 8460,52
4
26,88 mm
Dari hasil perhitungan diameter poros maka besar diameter yang akan kita
ambil adalah: 28 mm
(11)
Maka :
2200
D p 145 x
733,33
435,2 ( mm)
26
Diameter Luar Puli (dk) (Dk)
dk = dmin + (Kt . K)……………………………………….…(12)
Maka :
dk = 145 + (1,5 . 5,5)
= 153,25 (mm)
Untuk Dk :
Dk = dp + (Kt . K)
= 435,32 + (1,5 x 5,5)
= 443,45 (mm)
27
Kecepatan Sabuk (v)
. d p . n1
v ...........................................................................(13
60 . 1000
Maka :
3,14 . 145 . 2200
v
60 . 1000
16,7 ( m / s )
Untuk konstruksi yang baik dan aman maka, kecepatan sabuk harus lebih
kecil dari 30,
maka :
V < 30
16,7 (m/s) < 30 (m/s) maka konstruksi baik dan aman.
28
Dimana :
Pd = daya rencana.
fc = faktor koreksi.
= 1.0 (daya maksimum yang diperlukan).
P = daya yang ditransmisikan (kW)
= 19,11 kW
Maka daya rencana :
Pd = 1.0 x 19,11 kW
= 19,11 kW
Momen Puntir
Momen puntir terjadi karena adanya putaran poros akan mengalami
puntiran atau momen puntir (T) :
Pd
T 9.74 x 10 5 x
N
Dimana :
T = momen puntir yang terjadi
Pd = daya rencana (kW)
= 19,11 kW
n1 = putaran poros (rpm)
= 733,33 rpm
29
19,11
T3 9,74 x 10 5 x
146,67
126904,89 Kg .mm.
Bahan Poros.
Bahan poros dapat diambil dari tabel 3.2. JIS G 4501. batang baja karbon
difinis dingin untuk poros.Bahan yang akan diambil adalah S30C dengan
kekuatan tarik (τb) (48) kg/mm2.
Dimana :
τa = tegangan geser izin (kg/mm2)
Τb = kekuatan tarik beban (kg/mm2)
30
Maka :
48
a
6 x 2
4 kg / mm2 .
31
1
5. 1 3
ds x Kt x cb x 25393,3
a
1
5. 1 3
ds x 1.5 x 1.2 x 253792,47
4
83,51 mm
Perencanaan Modul
Besarnya modul, dapat kita tentukan dengan melihat diagram pada gambar
3.2. Maka dalam perencanaan ini besar modul pahat (m) yang akan digunakan
adalah : 2.5
Gambar 3.2 Diagram pemilihan modul roda gigi lurus (kenturan) (α =20, b = 10 m)
Sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: Pradnya
Paramita,
32
dimana :
m = modul
z = jumlah gigi
maka :
dz1 = m . z1 dz2 = m . z2 dz3 = m . z3 dz4 = m . z4 dz5 = m . z5
= 6 x 12 = 6 . 60 = 6 . 16 = 6 . 32 = 6 . 22
= 72 mm = 360 mm = 96 mm = 192 mm = 132 mm
Catatan: dz5 = dz6
maka :
dk1 = ( z + 2,5 ) m dk2 = ( z2 + 2,5 ) m dk3 = ( z3 + 2,5 ) m
= (12 + 2,5 ) 6 = ( 60 + 2,5 ) 6 = ( 16 + 2,5 ) 6
= 87 mm = 375 mm = 111 mm
33
H 2 (m) ck
2 (6) 3
15 mm
Maka :
t .m
3,14 x 6
18,84 mm
t
h .........................................................................................(19)
2
18,84
2
9,42 mm
34
- Tinggi kaki (hf)
hf = k . m + ck ………………………………………………(21)
dimana :
k = faktor tinggi kepala
= 1
Maka :
hf = k .m + ck
= 1.6 + 3
= 9 mm
- Tinggi kepala (hk)
hk = m ………………………………………………………...(22)
maka :
hk = 6 mm
35
= 207 - (2 x 15) = 147 – (2 x 15)
= 177 mm = 117 mm
dz 5 dz 6
a
2
132 132
2
132 mm
dengan kekuatan tarik (σB= 52 Kg/mm2) dan kekerasan brinnnel : HB = 149 – 207
36
Gaya-Gaya Pada Roda Gigi
Gaya-gaya yang terjadi pada roda gigi dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :
.d .n
V .................................................................(25)
60 .1000
Dimana :
d = diameter lingkaran jarak bagi (m)
n = jumlah putaran (rPm)
Karena diameter setiap roda gigi tidak sama, maka kecepatan keliling
untuk setiap roda gigi adalah :
. d 1 . n1 . d 2 . n2
V1 V2
60 .1000 60 .1000
3,14 . 72 . 733 3,14 . 360 . 146
60 .1000 60 .1000
2,762 m / det 2,75 m / det
. d 3 . n2
V3
60 .1000
3,14 . 96 . 146
60 .1000
0,734 m / det
. d 4 . n3 . d 5 . n3
V4 V5
60 .1000 60 .1000
3,14 . 192 . 73 3,14 . 132 . 73
60 .1000 60 .1000
0,734 m / det 0,5043 m / det
37
o Gaya Tangensial
Gaya tangensial yang terjadi pada roda gigi dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :
102. pd
Ft .............................................................................(26)
V
Dimana :
Ft = gaya tangensial
Pd = daya rencana
V = kecepatan keliling.
Maka :
102 . pd 102 . pd
Ft1 Ft 2
V1 V2
102 .19,11 102 .19,11
2,762 2,762
705,73 Kg 705,73 Kg
102 . pd
Ft 3
V3
102 .19,11
0,732
2662,9 Kg
102 . pd 102 . pd
Ft 4 Ft 5
V4 V5
102 .19,11 102 .19,11
0,732 0,5043
2662,9 Kg 3865,2 Kg
Catatan: Ft5 = Ft 6
o Faktor Dinamis
38
Untuk menghitung faktor dinamis dapat digunakan persamaan
6
Fv ............................................................................(27)
6 V
Dimana :
fv = faktor dinamis
V = kecepatan keliling
Maka :
6 6 6
Fv1 Fv3 Fv 2
6 V1 6 V3 6 V2
6 6 6
6 2,762 6 0,734 6 2,762
0,685 m / det 0.891 m / det 0,685 m / det
6 6
Fv 4 Fv5
6 V4 6 V5
6 6
6 0,734 6 0,5043
0,891 m / det 0,9225 m / det
o Tegangan Lentur
Untuk tegangan lentur yang terjadi pada roda gigi adalah :
Ft
b ………………………………………………
b . m . y. fv
(28)
Dimana :
σb = tegangan lentur
y = faktor gigi (lihat tabel 3.8)
39
Untuk jumlah gigi yang tidak tercantum dalam tabel dapat dicari dengan
jalan interpolasi, maka :
Ft1 Ft2
b1 b2
b . m . y 1 . fv 1 b . m . y 2 . fv 2
705 ,73 705 ,73
36 . 6 . 0 ,245 . 0 .685 36 . 6 . 0 ,421 . 0 ,685
19 ,468 Kg / mm 2
11 ,330 Kg / mm 2
Ft3 Ft4
b3 b 4
b . m . y 3 . fv 3 b . m . y 4 . fv 4
2662 ,9 2662 ,9
36 . 6 . 0 ,295 . 0 ,891 36 . 6 . 0 ,365 . 0 ,891
46 ,903 Kg / mm 2
37 ,908 Kg / mm 2
Ft5
b5
b . m . y 5 . fv 5
3865 ,2
36 . 6 . 0 ,333 . 0 ,923
58 ,22 0 Kg / mm 2
Catatan : b5 = b 6
40
= 19,468 . 6 . 0,245 . 0,685
= 19,60 Kg/mm2
41
16 0.295 50 0.408
17 0.302 60 0.421
18 0.308 75 0.434
19 0.314 100 0.446
20 0.320 150 0.459
21 0.327 300 0.471
22 0.333 Batang gigi 0.484
Sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: Pradnya Paramita,
Ft n
n ...................................................................................(30)
A
Dimana :
Maka :
705,73 2662 ,9
1 3
6 . 9,42 6 . 9 ,42
12,49 Kg / mm 2 47 ,11 Kg / mm 2
3865 ,2
5
6 . 9 ,42
68 ,37 Kg / mm 2
42
Catatan : 1 = 2 , 3 = 4 , 5= 6
Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui aman atau tidak dengan
persyaratan dibawah ini :
σa ≥ σb
σB ≥ σ
maka :
62 Kg/mm2 ≥ 58,22 Kg/mm2
52 Kg/mm2 ≥ 47,11 Kg/mm2
Dari hasil yang diperoleh maka konsntruksi baik dan aman.
o Berat Poros
Berat poros dapat dihitung dengan memakai persamaan :
Gp ds 2 . L . …………………………………………..
4
(31)
Dimana : Gp = berat poros
L = panjang poros yang direncanakan
Dalam perencanaan ini poros yang akan kita rencanakan sebanyak 4 buah
poros yang masing-masing panjangnya adalah sebagai berikut :
- untuk poros pada mesin panjangnya (Lm) = 250 mm
- untuk poros 1 panjangnya (L1) = 500 mm
- untuk poros 2 panjangnya (L2) = 800 mm
- untuk poros 3 panjangnya (L3) = 200 mm
maka :
- Untuk poros pada mesin :
43
Gp d s 2 . Lm .
4
3 .14
(28 )2 . 250 . 7 .8 x 10 6
4
1 ,20 kg
- Untuk poros I :
3 .14
Gp (28 )2 . 500 . 7 .8 x 10 6
4
2 ,40 kg
- Untuk poros II :
3 .14
Gp ( 40 )2 . 800 . 7 .8 x 10 6
4
7 ,84 kg
44