Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu (AKI) dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai
derajat kesehatan suatu bangsa. AKI termasuk salah satu target yang ditentukan
dalam tujuan pembangunan millenium (MDGs) tahun 2015. MDGs merupakan
hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antar negara-negara berkembang dan
negara maju termasuk salah satunya Indonesia.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
besar di Negara berkembang. Sekitar 25-50% kematian wanita usia subur di
negara miskin disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat
melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita usia muda pada masa
puncak produktifitasnya. Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012, AKI
tercatat mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini jumlahnya jauh
melonjak disbanding hasil SDKI tahun2007 yang mencapai 228 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI, 2012). AKI Provinsi Sumatera Barat mencapai angka 212
per 100.000 kelahiran hidup, masih jauh dari target global MDGs ke-5 yaitu
menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI,
2011). Namun dilihat dari kejadian jumlah kematian, jumlah kematian ibu di
Provinsi Sumatera Barat yaitu 129 orang pada tahun 2014 dan 99 orang pada
tahun 2015. Kasus kematian ibu di kota Padang pada tahun 2016 berjumlah 14
kasus, turun jika dibandingkan dengan tahun 2015, yaitu sebanyak 16 orang.
Adapun rincian kematian ibu ini terdiri dari kematian ibuhamil 4 orang, kematian
ibu bersalin 5 orang dan kematian ibu nifas 6 orang.
Penyebab seringnya terjadi kematian ibu lebih banyak didominasi karena
terjadinya perdarahan. Depkes RI (2012) menyatakan penyebab langsung
kematian ibu dalah perdarahan (28%), dan infeksi (11%). Menurut laporan KIA
provinsi se Indonesia tahun 2011 penyebab kematian ibu terbanyak masih
didominasi oleh perdarahan (32%), disusul hipertensi dalam kehamilan (25%),
infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus (1%). Penyebab lainnya seperti
penyakit non obsetri (32%). Kota Padang jumlah kematian ibu tahun 2016
disebabkan oleh perdarahan sebanyak 36%, hipertensi dalam kehamilan 52%, dan
1
infeksi 9%. Penyebab perdarahan pada ibu hamil berkaitan dengan kondisi
kehamilan.
Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap
wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah39 sampai 40 minggu, sehingga
masa tersebut ibu hamil memerlukan pengawasan yang tepat. Perubahan fisiologis
pada masa kehamilan sewaktu-waktu dapat berubah menjadi patologis ini timbul
karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor kesehatan ibu atau bayi
sendiri maupun faktor dari luar termasuk faktor dukungan bagi ibu. Dari setiap
kondisi patologis pada masa kehamilan sebelum terjadi kegawatan akan
memperlihatkan tanda bahaya dari masalah tersebut yang apabila diketahui secara
dini dapat menyelamatkan jiwa ibu dan bayi (Prawiroharjo, 2012).
Penyebab kematian pada ibu hamil, didukung oleh tiga hal yang dikenal
dengan istilah “Tiga Terlambat”. Tiga terlambat tersebut yaitu terlambat
mengenali tanda-tanda, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat
mendapat pertolongan. Faktor-faktor tersebut merupakan masalah yang
menentukan kesehatan proses persalinan seorang ibu hamil. Mengurangi resiko
terjadinya masalah ini, untuk dapat membantu kehamilan yang aman yaitu
mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan serta mendapatkan pertolongan segera
oleh bidan, perawat dan dokter apabila terjadi masalah (Melania, 2015).
Tingginya angka kematian ibu antara lain disebabkan rendahnya tingkat
pengetahuan ibu hamil yang memiliki hubungan dengan kunjungan ibu ke
pelayanan kesehatan. Wanita hamil sering merasa sulit untuk mengetahui tanda
bahaya yang harus dilaporkan, sehingga ibu dianjurkan untuk menghubungi
pemberi perawatan kesehatannya atau berkunjung ke pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pengetahuan tersebut. Kunjungan ini disebut dengan kunjungan
antenatal. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini
berarti minimal dilakukam sekali kunjungan antenatal hingga usia 28 minggu,
sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua
kali kunjungan antenal pada usia kehamilan diatas 36 minggu. dan frekuensi
antenatal care yang tidak teratur. Ada beberapa faktor penyebab mengapa ibu
hamil kurang termortivasi dalam melakukan antenatal care antara lain : kesibukan,
tingkat sosial ekonomi yang rendah, dukungan suami yang kurang, kurangnya
2
kemudahan untuk pelayanan maternal, dukungan suami yang kurang baik dan
kurangnya tenaga terlatih (Prawiroharjo, 2012).
Kurangnya pemanfaatan ANC oleh ibu hamil ini berhubungan dengan
faktor-faktor predisposisi yang terwujud dalam pendidikan, jumlah anak,
pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan ibu hamil,
faktor pemungkin yang terwujud dalam jarak, fisik, lokasi, biaya ANC, fasilitas
ANC,waktu tunggu, sedangkan faktor penguat yang terwujud dalam perilaku
petugas pelayanan ANC, sikap petugas pelayanan ANC, sikap tokohmasyarakat
(Notoatmodjo, 2012).
Faktor dominan yang berhubungan dengan kemungkinan ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan kehamilannya yaitu tingkat pendidikan, tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan ibu hamil yang baik, jarak kehamilan
anak yang satu dengan yang lainnya, kemampuan keuangan yang dapat digunakan
untuk membiayai keperluan pemeriksaan kehamilan, dan jarak tempat tinggal ibu
hamil dengan sarana kesehatan atau tempat pelayanan (Perangin angin, 2012).
Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang kehamilan dapat
meningkatkan kejadian risiko tinggi pada kehamilan. Salah satu peran perawat
dalam masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan kesehatan khususnya
tentang antenatal care. Pengawasan ANC merupakan cara yang mudah untuk
memonitor dan mendeteksi kesehatan ibu dengan kehamilan normal (Prawiharjo,
2012). Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa
kehamilan akan menjadi masalah. Oleh karena itu pelayanan antenatal care
merupakan cara penting untuk mendukung kesehatan ibu dengan kehamilan
normal (Kusniyati, et al, 2011).
Situasi pelayanan kesehatan di Indonesia menurut Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2013 cakupan Antenatal Care K4 86.85% yaitu
masih dibawah target, sedangkan target untuk K4 adalah 90%. Upaya untuk
menurunkan AKI dicanangkan beberapa upaya diantaranya meningkatkan status
wanita salah satunya dengan meningkatkan kesejahteran dan pendidikan,
melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara intensif yaitudengan 4 kali ANC
3
dianggap cukup dengan rincian satu kali pada trimesterI, satu kali pada trimesterII,
dan dua kali pada trimesterIII (Saifudin, 2013).
Data awal yang peneliti dapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun
2015 Puskesmas Lubuk Buaya termasuk dalam urutan kelima K1 terendah yaitu
sebesar 8,02%. Puskesmas Lubuk Buaya Padang merupakan puskesmas yang
memiliki jumlah ibu hamil terbanyak dengan cakupan wilayah seperti batang
kabuang gantiang, pasia nan tigo, dan parupuak tabing. Jumlah kunjungan ibu
hamil pada bulan Januari sampai Desember 2015 sebanyak 2307 orang ibu hamil.
Hasil wawancara penulis kepada duapuluh orang ibu hamil pada tanggal 20
sampai dengan tanggal 23 maret 2018 dari duapuluh orang ibu hamil yang
berkunjung ke puskesmas lubuk buaya dan puskesmas pembantu pasia nan tigo,
60% diantaranya tidak mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan karena kurang
pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilannya dan 15% diantaranya tidak
memeriksan kehamilannya secara rutin ke pelayanan kesehatan.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengangkat dan
menyusun kasus karya tulis yang berjudul “ Asuhan Keperawatan pada Ny. D
kehamilan normal dengan status obsetri G2P1A0H1 usia kehamilan 29-30 Minggu
di Puskesmas Pembantu Pasia Nan Tigo Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya”
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan umum penulisan ini adalah untuk dapat memaparkanpemberian
asuhan keperawatan pada klien Ny.D dengan status obsetri G2P1A0H1 usia
kehamilan 29-30 Minggu di Puskesmas Pembantu Pasia Nan Tigo Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Buaya.
2. Tujuan khusus
1) untuk memaparkan dalam melakukan pengkajian pada Ny.D dengan
status obsetri G2P1A0H1 usia kehamilan 29-30 Minggu.
2) untuk memaparkan dalam melakukan diagnosa keperawatan pada Ny.D
dengan status obsetri G2P1A0H1 usia kehamilan 29-30 Minggu.
3) untuk memaparkan dalam melakukan intervensi pada Ny.D dengan
status obsetri G2P1A0H1 usia kehamilan 29-30 Minggu.
4
4) untuk memaparkan dalam melakukan implementasi pada Ny.D dengan
status obsetri G2P1A0H1 usia kehamilan 29-30 Minggu.
5) untuk memaparkan dalam melakukan evaluasi pada Ny.D dengan
status obsetri G2P1A0H1 usia kehamilan 29-30 Minggu.
C. MANFAAT
Adapun manfaat penulisan adalah :
1) Bagi puskesmas
Hasil karya tulis diharapkan menjadi informasi dalam saran dan evaluasi
untuk peningkatan mutu pelayanan yang lebih kepada klien puskesmas yang akan
datang.
2) Bagi institusi pendidikan kesehatan
Sebagai referensi dan tambahan infomasi dalam peningkatan dan mutu
pendidikan dimasa yang akan datang tentang asuhan keperawatan antenatal pada
ibu hamil.
3) Bagi profesi keperawatan
Hasil karya tulis dapat digunakan sebagai pengalaman yang nyata dalam
memberikan keperawatan dengan klien ibu hamil.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP KEHAMILAN
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2007).
Kehamilan adalah peristiwa dimulainya dari ovulasi sampai terjadinya persalinan
adalah kira – kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu)
(Mochtar, 2008).
Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira – kira
280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40
minggu ini disebut kehamilan postmatur. Kehamilan 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur. Kehamilan yang terakhir ini akan mempengaruhi viabilitas
(kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda
mempunyai prognosis buruk (sarwono, 2012). Menurut sarwono (2012), ditinjau
dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Kehamilan triwulan pertama (0-12 minggu)
b. Kehamilan triwulan kedua (12-18 minggu)
c. Kehamilan triwulan ketiga (28- 40 minggu)
Dalam triwulan pertama alat – alat mulai dibentuk, dalam triwulan kedua
alat–alat telah dibentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih
disangsikan. Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan
dibawah 20 minggu disebut abortus (keguguran), bila hal ini terjadi dibawah 36
minggu disebut partus prematurus (persalnan prematur). Kelahiran dari 38 minggu
sampai 40 minggu disebut partus aterm (Sarwono, 2012).
2. Jenis-Jenis Kehamilan
Jenis-jenis Kehamilan menurut prawihardjo adalah :
a. Kehamilan matur , yaitu kehamilan 37-40 minggu
b. Kehamilan Postmatur, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu
c. Kehamilan Prematur, yaitu kehamilan antara 28 minggu-36 minggu
(PUSDIKNAKES, 2012).
6
3. Proses Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari:
a. Ovulasi
Ovulasi adalah runtuhnya ovum dari folikel dalam ovarium. Ovum
yang dibebaskan biasanya masuk kedalam tuba uterus. Undulusai dan
gerakan silia menggerakkan ovum sepanjang tuba. Bila ovum gagal bertemu
sperma maka ovum akan mati dan hancur dalam 48 jam.
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai
35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan
dan terjadi ovulasi.
Jumlah oogonium pada wanita:
1) Bayi baru lahir : 750.000
2) Umur 6-15 tahun : 439.000
3) Umur 16-25 tahun : 159.000
4) Umur 26-35tahun : 59.000
5) Umur 35-45 tahun : 34.000
Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) :
1) Oogonia
2) Cosit pertama (primary oocyte)
3) Primary ovarian follicle
4) Liquor foliculi
5) Pematangan pertama ovum
6) Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum
b. Terjadi Migrasi Spermatozoa Dan Ovum
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
1) Spermatogenium berasal dari sel primitive tubulus
2) Manjadi spermatosit pertama
3) Menjadi spermatosit kedua
4) Menjadi spermatosit
5) Akhirnya spermatozoa
7
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang
kompleks dari panca indera, hipotalamus, hipofisis dan sel interstitial
leydig sehingga spermatogebium dapat mengalami pproses mitosis. Bentuk
spermatozoa seperti kecebong yang terdiri atas :
1) Kepala : Lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti
2) Leher : Penghubung antara leher dan ekor
3) Ekor : Panjang sekitar 10kali kepala, mengandung energy
sehingga dapat bergerak.
c. Terjadi Konsepsi dan Pembentukan zigot
Pertemuan inti ovum dan inti spermatozoa disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zygot. Proses konsepsi berlangsung sebagai
berikut :
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh
koronaradiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma
yang disebut vitellus.
3) Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida.
Nutrisi dialirkan divitellus, melalui saluran pada zona pelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, karena ;
a) Merupakan tempat yang paling luas
b) Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia
c) Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampulla tuba.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
a) Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis
dengan kekuatan sendiri
b) Dalam cavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan
sebagian dari “Liproteinnya” sehingga mampu mengadakan
fertilisasi.
c) Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba.
d) Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genetalia interna.
8
e) Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahiserta
mengikis karena radiata dan zona pelusida dengan
prosesenzimatik : hialuronidase.
f) Melalui “stomata” spermatozoa memasuki ovum.
g) Setelah kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornya lepas
dan tertinggal di luar.
h) Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan
membentuk zygot.
d. Proses implastasi atau nidasi pada Uterus
Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma “Vitellus”
membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalamkeadaan
“metasase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase
dan “telofase” sehingga pronukleus-nya menjadi “haploid”. Pronukleus
spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum
yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak
pria maupun wanita.
e. Pembelahan sel
Setelah 24 jam terjadinya konsepsi, zigot mengalami pembelahan,
atau cleavage, dengan proses menarik yang disebut mitosis. Nucleus zigot
mengandung 46 kromosom. Kromosom ini memanjang berpasangan,
masing-masing terpisah memanjang kemudian terbagi menjadi dua,
membentuk dua bentuk identik dari 46 kromosom untuk dua sel yang
baruyang terbentuk dari sel pertama. Semua pembelahan sel tubuh
kemudian mengiukuti proses yang menarik ini.
f. Morula menjadi blastula
Ovum membelah dan membelah lagi setiap 12 samapai 15 jam
mengikuti gerakan perlahan menuju tubafalopi. Segera ovum membentuk
seperti kelereng, atau morula, sebagaimana seperti yang disebutkan. Sekitar
6 hari kemudian, ketika ovum mencapai rongga uterus, terjadi perubahan
yang besar di dalamnya. Sel-sel membentuk dirinya sendiri menjadi lapisan
luar dan kelompok sel-sel bagian dalam yang menonjol kedalam rongga
9
cairan memenuhi ruang diantara lapisan dan kelompok ini. Struktur ini
sekarang disebut blastodermatau blastula.
g. Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri didinding
depan atau belakang. Pada blastula penyebaran sel tropoblas yang tumbuh
kembang tidak rata, sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan
tertanam kedalam endometrium. Sel trofoblas mendestruksi endometrium
sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis.
Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mangadakan
deferensiasi. Sel yang dekat dengan sel eksoselom membentuk endoterm
dan yolk sac (kantung yolk) sedangkan sel lain membentuk ektoderm dan
ruangan amnion. Plat embrio (embryonal plate) terbentuk diantara dua ruang
yaitu ruang amnion dan kantong yolk. Plat embrio terdiri dari unsur
ectoderm, endoderm dan meroderm. Ruangan amnion dengan cepat
mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat antara amnion dan
embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
Pada permulaan kantong yolk berfungsi sebagai pembentuk darah
bersama dengan hepar, limpa dan sumsum tulang. Pada minggu kedua
sampai ketiga terbentuk bakal jantung denan pembuluh darahnya yang
menuju body stalk ( bakal tali pusat ). Jantung bayi mulai dapat dideteksi
pada usia kehamilan 6 sampai 8 minggu dengan menggunakan
ultrasonografi atau system doppler.
Pembuluh darah pada body stalk terdiri dari arteri umbikalis dan vena
umbikalis. Cabang arteri dan vena umbilkalis masuk ke vili korealis
sehingga dapat melakukan pertukaran nutrisi dan sekaligus membuang hasil
metabolism yang tidak diperlukan.
Darah ibu dan darah janin tidak berhubungan langsung dan
dispisahkan oleh lapisan tropoblas, dinding pembuluh darah janin.
Fungsinya dilakukan berdasarkan system osmosis dan enzimatik serta
pinositosis. Situasi plasenta demikian disebutkan system plasenta
hemokorial.
10
Sebagian dari vili korealis tetap berhubungan langsung dengan pars
basalis desidua, tetapi tidak sampai menembusnya. Hubungan vili korealis
dengan lapisan desidua tersebut dibatasi oleh jaringan fibrotik yang disebut
lapisan nitabusch. Melalui lapisan nitabusch plasenta dilepaskan pada saat
persalinan kalatiga (kala uri).
Dengan terjadinya nidasi maka desidua terbagi menjadi desidua
basalis yang berhadapan dengan koreon froundusum yang berkembang
menjadi plasenta, desidua kapsularis yang menutupi hasil konsepsi, desidua
yang berlawanan dengan desidua kapsularis yang desidua disebut desidua
perietalis, kelanjutan antara desidua kapsularis dan desidua parietalis disebut
desidua reflexa. Vili korealis yang tumbuhnya tidak subur disebut koreon
leaf.
Bagian desidua yang tidak dihancurkan membagi placenta menjadi
sekitar 15 sampai 20 kotiledon maternal. Sedangkan dari sudut fetus,maka
plase nta akan dibagi menjadi sekitar 200 kotiledor fetus. Setiap kotiledon
fetus terus bercabang dan mengambang ditengah aliran darah untuk
menjalankan fungsinya memberikan nutrisi, pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim ibu.
Secara konvensional, kehamilan dihitung dalam minggu, dimulai dari
hari pertama menstruasi terakhir. Ovulasi biasanya terjadi 2 minggu sesudah
menstruasi dan pembuahan biasanya terjadi segera setelah ovulasi, karena
itu secara kasar usia embrio adalah 2 minggu lebih muda daripada jumlah
minggu yang secara tradisional dipakai untuk menyatakan usia kehamilan.
Dengan kata lain, seorang wanita yang hamil 4 minggu sedang mengandung
embrio yang berumur 2 minggu. Jika menstruasinya tidak teratur, maka
perbedaan yang pasti bisa lebih atau kurang dari 2 minggu.Untuk
praktisnya, jika seorang wanita menstruasinya terlambat 2 minggu,
dikatakan telah hamil 6 minggu.
Kehamilan berlangsung rata-rata selama 266 hari (38 minggu) dari
masa pembuahan atau 280 hari (40 minggu) dari hari pertama menstruasi.
Untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan bisa dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
11
1) tanggal menstruasi terakhir ditambah 7
2) bulan menstruasi terakhir dikurangi 3
3) tahun menstruasi terakhir ditambah 1.
Hanya 10% wanita hamil yang melahirkan tepat pada tanggal
perkiraan persalinan, 50% melahirkan dalam waktu 1 minggu dan hampir
90% yang melahirkan dalam waktu 2 minggu sebelum atau setelah tanggal
perkiraan persalinan. Persalinan dalam waktu 2 minggu sebelum maupun
sesudah perkiraan persalinan masih dianggap normal.
Kehamilan terbagi menjadi periode 3 bulanan, yang disebut sebagai:
1) Trimester pertama (minggu 1-12)
Merupakan periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia hamil
penerimaan ini merupakan tugas psikologis yang paling penting dalam
TM I sebagian besar wanita bersikap ambivalent tentang kehamilan
apalagi bagi yang belum siap hamil ketidaknyamanan yang terjadi pada
TM I akan membuat seseorang untuk menolak kehamilannya
2) Trimester kedua (minggu 13-24)
Disebut juga periode kesehatan karena pada trimester wanita merasa
sehat dan terbebas dari ketidaknyamanan dan kehamilan normal selain
itu juga disebut fase batiniah yaitu dorongan psikologis wanita untuk
menunjukkan identitas ibunya untuk janin yang dikandungnya.
3) Trimester ketiga (minggu 25-persalinan)
Berkaitan dengan resiko yang dihadapi dalam kehamilan maupun
persalinandan upaya untuk mempersiapkan dan waspada terhadap
sesuatu yangterjadi.
12
13
4. Perubahan-Perubahan Maternal
Tanda-tanda kehamilan adalah sekumoulan tanda dan gejala yang timbul pada
wanita hamil, baik fisiologis dan psikologi pada masa kehamilan
a. Tanda Tidak Pasti
Perubahan-perubahan yang dirasakan oleh ibu (subyektif) yang timbul
selama kehamilan.
14
1) Amenorhoe (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat
haid lagi. Penting diketahui dengan tanggal hari pertama haid terkahir,
supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalianan akan
terjadi.
2) Nausea dan Emesis (Mual dan Muntah)
Nausea dan Emesis (Mual dan Muntah) sering terjadi pada pagi hari,
tetapi tidak selalu, keadaan ini disebut Morning Sickness.
3) Ngidam
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
4) Pingsan
Sering dijumpai bila berada di tempat-tempat ramai. Dianjurkan untuk
tidak pergi ketempat ramai pada bulan pertama, akan hilang sesudah
kehamilan 16 minggu.
5) Mammae menjadi tegang dan Membesar
Keadaan ini dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron yang
merangsang duktuli dan alveoli di mammae.
6) Anoreksia (Tidak Nafsu Makan)
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu
makan akan timbul lagi.
7) Sering BAK
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang membesar. Pada triwulan kedua umumnya
keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga
panggul, pada akhir triwulan gejala bisa tinbul karena janin mulai
keruang panggul dan menekan kembali rongga panggul.
8) Obstipasi
Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oelh
pengaruh hormon steroid.
9) Pigmentasi Kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas.
15
10) Epulis
Apulis adalah suatu hipertrofi ginggivea, sering terjadi pada triwulan
pertama.
11) Varises
Sering terjadi atau dijumpai padatriwulan terakhir.
b. Tanda Mungkin Hamil
Perubahan-perubahan yang di observasi oleh pemeriksa (bersifat obyektif)
namun bebrapa dugaan kehamil saja.
1) Uterus membesar
2) Tanda hegar
3) Tanda chadwick
4) Tanda Piscaseck
Uterus membesar kesalah satu jurusan sehingga menonjol jelas
kejurusan pembesaran tersebut.
5) Tanda braxton hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi
6) Goodelln sign
7) Reaksi kehamilan positif
c. Tanda Pasti Hamil
Tanda-tanda obyektif yang didapatkan dari pemeriksan yang dapat
digunkan unytuk menegakkan diagnosa pada ibu hamil
1) Terasa gerakan janin
2) Teraba bagian-bagian janin
3) Denyut jantung janin
4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen
16
B. KONSEP ANTENATAL CARE
1. Definisi Antenatal Care
Menurut DepKes RI (2012) pelayanan antenatal merupakan pelayanan
terhadap individu yang berseifat preventive care untuk mencegah terjadinya
masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan
upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan presisi dan kualitas pelayanan
medis yang diberikan. Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Sedangkan pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada ibunya
disebut antenatal care.
Dalam sumber lain disebutkan bahwa pelayanan antenatal ialah suatu
upaya untuk mencegah adanya komplikasi obstetrik bila mungkin dan
memastikan bahwa komplikasi obstetrik dideteksi sedini mungkin dan ditangani
secara memadai.Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yg diberikan
kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal
seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi Petugas
Puskesmas.
2. Tujuan
Tujuan dilakukannya antenatal care antara lain yaitu:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu
c. Mengenali dan menanggulangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan
ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin
agar dapat tumbuh kembang secara normal
17
g. Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian neonatal
h. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin
18
Kardiak output
- Denyut jantung meningkat
- Nadi meningkat ± 10-15 x /menit
- Filtrasi ginjal meningkat
- transportasi oksigen meningkat
8) Uterus
Pada saat tidak hamil beratnya 35-50 gram, volume 10 cc
Pada hamil aterm 1000-1100 gram, volume 5-10 liter
Ismus hipertropi, panjang, lunak
9) Payudara
Membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus alveoli payudara
10) Vagina
Peningkatan vaskularisasi
Peningkatan sekresi, berwarna putih dan asam
11) Respirasi
Estrogen meningkat menyebabkan peningkatan jaringan ikat
Progesteron meningkat menyebabkan penurunan resistensi dengan
relaksasi, penurunan otot polos yang memudahkan mengalirnya
carbon dioksida dari janin ke ibu
Diafragma tertekan sehingga kurang leluasa bergerak
12) Muskuluskeletal
Relaksasi persendian
Uterus memanjang mengakibatkan nyeri pada ligamen rotundum
Perubahan postural
- Saat pinggang untuk mengibangi lordosis dan tarikan tulang
belakang
- Sakit anggota bagian atas oleh karena bahu dan dada
terdsorong kedepan
13) Kulit
Oleh karena pengaruh estrogen, kulit mengalami hiperpigmentasi,
kloasma, linianigra dan strie gravidalum.
19
b. Trimester II (12-28 minggu)
Perubahan fisiologis yang terjadi adalah sebagai berikut:
1) Uterus
- uterus membesar, hipertropi sel-sel otot
- dinding uterus tipis dan lunak
- fetus dapat di palpasi pada abdomen
- uterus jadi bentuk ovale
- Adanya kontraksi “braxton his”
2) Serviks
- terus memanjang
- Adanya mucous plag
- Sel otot hipertropi
- Kelenjar serviks aktif
3) Vagina
- Sel otot hipertropi
- Mukosa tebal
- Adanya lorchea
- PH asam : 3,5-6,0
4) Payudara
- Duktus dan alveoli hipertropi
- areola dan putting membesar
- Mulai ada sekresi kolostrum
5) Sistem kardiovaskuler
- volume darah meluas
- Hb menurun akibat eskpirasi plasma lebih besar dari pada sel darah
merah
- Output meningkat 30-50 %
- stroke volume meningkat
- tekanan darah sama dan cenderung sedikit menurun
- Terjadi hipertropi, supine khusus pada trimerter kedua akhir
6) Sistem respiratory
- Oksigen dalam darah meningkat
20
- Pernafasan lebih dalam
- volume darah stabil
- Kebutuhan oksigen meningkat
- Uterus membesar dan menekan diagfragma menyebabkan
sulit/sesak nafas
7) Sistem Urinary
- Perubahan ukuran pada kandung kemih meningkat
- udema fisiologis pada kandung kemih
- frekuensi berkemih menurun
- Dilatasi ginjal dan ureter
- Ibu rentang terhadap infeksi traktus urinarius
- Filtrasi glomerolus meningkat 50 %
- Aliran plasma renal meningkat
- Ekskresi glokosa, polipeptida, elektrolit dan vitamin yang larut
dalam air meningkat
8) Sistem muskuloskeletal
- Pusat graviti berubah sebagai akibat membesarnya uterus, lordosis
fisiologis
- Kram pada kaki
9) Sistem integumen
- Hiperpigmentasi terutama pada putting dan perinium
- adanya linianigra
- vaskuler adanya palmar eritema
- rambut menjadi lebih halus
- Kuku lebih lunak dan tingkat pertumbuhan meningkat
10) Sistem gastrointestinal
- Mulut dan gigi: Hiperimia, sensitif terhadap zat iritan
- Esofagus dan gaster: Kapasitas lambung menurun, sekresi asam
hidroverolik dan pepsin dalam lambung menurun.
- Liver: Meningkatnya serum phospotase, menurunnya albumin dan
globulin.
21
- Pankreas: Hipertropi, hiperplasia dan hiperaktif yang sering terjadi
pada sel-sel beta, Kebutuhan fisiologis kehamilan, pencetus
diabetus gestasional.
- Intestinal: Pengosongan lambung meningkat, Absorbsi nutrien dan
air meningkat
11) Sistem endokrin
- Pituitary: Sekresi hormon luteinising dan folikel stimulating
hormon, Prolaktin meningkat.
- Tiroid: Vaskularisasi meningkat, Meningkatnya T3 dan T4, BMR
meningkat.
- Paratiroid: Hiperplasia, sekresi hormon meningkat.
- Adrenal: Sekresi adenocorticotropik hormon (ACTH) meningkat,
Level kortisol meningkat, Level aldesteron meningkat
12) Plasenta: Fungsi utuh dan komplek.
c. Trimester ketiga (28 minggu – kehamilan berakhir / 38-42 minggu)
1) Sistem reproduksi
- Uterus
Ukuran bertambah besar, distensi miometrium, dinding menipis,
kontraksi “broxon hicks” semakin jelas.
- Servik
Effousment, pengeluaran mukosa.
- Vagina
Hiperemia, pertumbuhan laktobual, leukhorea
- Payudara
Membesar, tegang, colusterum keluar.
2) Sistem kardiovaskuler
- COP meningkat 40 %
- volume darah ibu meningkat 30 – 50 %
- HR meningkat 15 kali/menit
- Stroke volume meningkat
- Kerja kardiovaskuler meningkat sangat beresiko pada ibu dengan
masalah jantung
22
3) Sistem pernafasan
- Diafragma tertekan karena pembesaran uterus keatas
- Iga-iga ekspansi
- Kebutuhan oksigen meningkat
4) Sistem perkemihan
- Dilatasi kaliks renal, filtrasi glomerolus meningkat
- Frekwensi miksi meningkat
- Kosentrasi albumin plasma menurun
5) Sistem musculoskeletal
Lordosis, sulit berjalan, rebas – rebas ekstremitas
6) Sistem integumen
- Strie semakin terlihat, pigmentasi meningkat
- Rambut tipis dan rontok
- Kuku cepat tumbuh dan mudah patah
7) Sistem gastrointestinal
- Mulut dan gusi hiperemia, gusi sangat sensitif
- Gastrik refluks, kapasitas gaster menurun
- Mobilitas intestinal menurun, rentan terhadap konstipasi
8) Sistem endokrin
- Pituitary: Prolaktin meningkat, oksitosin meningkat
- Tiroid: BMR meningkat
9) Plasenta: Fungsi maksimal
23
lebih kuat terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga
disertai dengan peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik.
Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edema jaringan dinding uterus dan
hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan yang dikenali
sebagai tanda Chadwick, Goodell dan Hegar.
b. Payudara
Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh
plasenta menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar),
pigmentasi kulit dan pembesaran uterus. Adanya chorionic gonadotropin
(hCG) digunakan sebagai dasar uji imunologik kehamilan. Chorionic
somatotropin (Human Placental Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik
akan merangsang pertumbuhan kelenjar susu di dalam payudara dan
berbagai perubahan metabolik yang mengiringinya.
Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem
penyaluran air susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam
perkembangan sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi
sejak 2 bulan pertama kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada
payudara. Chorionic somatotropin dan kedua hormon ini menyebabkan
pembesaran payudara yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan
sensitif terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan),
pembesaran puting susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau
dapat diekspresikan sejak kehamilan memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi
kelenjar sebasea berupa tuberkel Montgomery atau folikel disekitar areola
mulai terlihat jelas sejak dua bulan pertama kehamilan. Pembesaran
berlebihan dari payudara dapat menyebabkan striasi (garis-garis hipo atau
hiperpigmentasi pada kulit). Selain membesar, dapat pula terlihat gambaran
vena bawah kulit payudara.
c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit terjadi
akibat efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon
estrogen dan progesteron. Bagian kulit yang paling sering mengalami
hiperpigmentasi adalah puting susu dan areola disekitarnya serta umumnya
24
pada linea mediana abdomen, payudara, bokong dan paha. Chloasma
gravidarum adalah hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung, pipi dan
leher). Area atau daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan
kembali menjadi normal setelah kehamilan berakhir. Pengecualian terjadi
pada striae dimana area hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada
kulit akan menetap dan berwarna putih keperakan
d. Sistem gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan
dengan tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau
hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat dikategorikan
sebagai tanda pasti kehamilan karena berbagai penyebab metabolik lain
dapat pula menimbulkan gejala yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan
digolongkan normal apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama
25
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.
d) Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan
ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat
hamil.
e) Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada
awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh
sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang
lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi.
Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat
disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang
berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit
kepala.
f) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat
menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang
timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini
sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena
adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan
ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
g) Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus
menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning
sickness.
h) Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah
26
berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena
pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan
hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air
27
rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa
menit dan bersifat tidak menetap.
f) Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan
trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan
pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
g) Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh
termasuk ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan
menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak.
Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi.
Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan.
h) Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit
yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan
mulai dari pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan
pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat
menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat. Strecth mark terjadi karena
peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan
payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal,
sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat
dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan. Kulit muka juga akan
menjadi lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan jerawat
i) Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang
kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan
semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul
disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
j) Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir
40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon
yang menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan
28
tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada
kaki bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat
lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
29
f) Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian
perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk
atau istirahat.
g) Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu
hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema,
yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi
cairan.
30
“Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat
diterima.
3) Maternal role atteinment
Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin,
internalisasi dan fantasi.
4) Fantasi
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
5) Hubungan dengan ibu
Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya
yang membutuhkan support.
6) Hubungan dengan janin
Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak dengan
janin, gerak janin diartikan sebagai “Bentuk komunikasi yang rutin”.
7) Body image
Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan
mulai dapat diobservasi.
8) Waktu dan jarak
Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya,
ibu mungkin menarik diri dari orang lain.
b. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang
tinggi
2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
3) Merasakan gerakan anak
4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
5) Libido meningkat
6) Menuntut perhatian dan cinta
7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang
lain yang baru menjadi ibu
9) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru
31
c. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
6) Merasa kehilangan perhatian
7) Perasaan mudah terluka (sensitif)
8) Libido menurun
Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dan
ayah selama trimester III:
1) Perubahan Psikologis Ibu
a) Penerimaan terhadap janin meningkat
b) Fantasi terhadap perubahan peran
c) Rasa cemas akan keadaan janin meningkat
d) Fokus perhatian pada persalinan
e) Menaruh perhatian pada persalinan
2) Perubahan Psikologis Ayah
a) Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal
freedom, covvod sindrom berat
b) Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain
32
d. Nyeri abdomen yang hebat
e. Bayi kurang bergerak seperti biasa
f. Pembengkakan wajah dan tangan
33
9. Pemeriksaan Antenatal
Pemeriksaan kehamilan terbagi dalam:
a. Anamnesa
Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil
meliputi:
1) Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama & alamat
ibu)
2) Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk
memeriksakan kehamilan atau ada masalah lain
3) Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan
4) Riwayat perkawinan
5) Riwayat kehamilan sekarang, meliputi:
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan)
Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk pengelihatan kabur)
Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang dirasakan
6) Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi:
Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu,
persalinan premature, keguguran atau kegagalan kehamilan,
persalinan dengan tindakan (dengan forcep, vakum, ekstraksi atau
operasi caesar)
Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska
persalinan
Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature,
perdarahan, siapa yg menolong
Riwayat hipertensi
Melahirkan janin dengan BB <2,5 kg atau >4 kg
Nifas dan laktasi
Bayi yg dilahirkan: jenis kelamin, BB & panjang badan, hidup atau
mati, bila mati umur berapa & penyebabnya
34
Masalah-masalah lain yg dialami
7) Riwayat kesehatan (penyatkit yg pernah diderita), meliputi: penyakit
kardiovaskuler, TB paru, hepatitis B, diabetes, hipertensi, PMS atau
HIV/AIDS, malaria, status imunisasi TT, dll.
8) Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit
menular, dll
9) Riwayat sosial ekonomi & budaya meliputi:
Status perkawinan
Riwayat KB
Reaksi orangtua dan keluarga terhadap kehamilan ini
Dukungan keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga
Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang), dengan
perhatian pada vitamin A dan zat besi
Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum
obat/alcohol/obat tradisional, & olahraga
Beban kerja & kegiatan sehari-hari
Tempat melahirkan & penolong yg diinginkan
Menentukan Taksiran Persalinan
Untuk siklus 28 hari:
HPHT (+7), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
Untuk siklus 35 hari:
HPHT (+14), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
Rumus tersebut tidak dapat digunakan apabila:
1. Ibu mempunyai riwayat haid yang tidak teratur atau tidak haid
2. Ibu hamil saat masih menyusui dan belum pernah haid lagi
3. Ibu hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid lagi
35
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan antenatal pertama meliputi komonen:
1. Pemeriksaan Luar
a) Pemeriksaan umum
Keadaaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,
kesadaran
Adakah anemia, cyanose, icterus atau dyspnoe
Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, denyut nadi,
dan pernapasan
Oedema
TB
BB
Reflek
Pemeriksaan laboratorium sederhana bila ada, untuk kadar Hb,
golongan darah dan urine rutin
b) Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
Kepala dan leher
Dada: bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keadaan putting
susu (simetris atau tidak), keluarnya kolostrum (dilakukan
pemeriksaan setelah usia kehamilan >28 minggu)
Perut: membesar kedepan atau kesamping (acites), keadaan perut,
linea alba, ada gerakan anak atau tidak, kontraksi rahim, striae
gravidarum, & bekas luka operasi
Vulva: keadaan perineum, varices, tanda Chadwick, fluor dan
condyloma
Anggota bawah: cari varises, oedema, luka
Palpasi
Periksa raba dilakukan untuk menentukan:
Besarnya rahim untuk menentukan tuanya kehamilan
Letak anak dalam rahim
36
Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri atas 4 bagian, yaitu:
(Manuaba, 2007)
Leopold 1
Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
Menentukan tunggi fundus uteri dan bagian
janin dalam fundus
Konsistensi fundus
Leopold 2
Menemukan batas samping rahim kanan-kiri
Menentukan letak punggung janin
Pada letak lintang, tentukan dimana kepala
janin
Leopold 3
Menentukan bagian terbawah janin
Apakah bagian terbawah tersebut sudah
masuk atau masih goyang
Leopold 4
Pemeriksa menghadap ke kaki ibu hamil
Bisa juga menentukan bagian terbawah janin
apa dan berapa jauh janin sudah mask pintu
atas panggul
37
Auskultasi
Digunakan stetoskop atau Doppler, untuk mendengan bunyi jantung
janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta, dan
bising usus
2. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjungan pertama
pemeriksaan antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan
trimester III untuk menentukan keadaan panggul
38
10. Pathway ANC
Trimester I
Konsepsi
Fertilitas
Implantasi
Embryogenesis
Maturasi janin
Resiko
infeksi
39
Trimester II
TRIMESTER II
Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
cairan
40
Trimester III
TRIMESTER III
41
11. Asuhan Keperawatan Antenatal
a. Pengkajian
Pengkajian dilakukan mulai dari mengidentifikasi sampai kepada tanda dan
gejala yang dirasakan ibu selama kehamilan trimester I.
a. Identifikasi dan Riwayat Kesehatan
a) Data Umum Pribadi
Nama
Usia
Alamat
Pekerjaan Ibu/Suami
Lamanya menikah
Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
b) Keluhan saat ini
Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu
Lamanya mengalami gangguan tersebut
c) Riwayat haid
Hari Pertama Hari terakhir (HPHT)
Usia kehamilan dan Taksiran Persalinan
d) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Asuhan antenatal, persalinan dan nifas kehamilan sebelumnya
Cara persalinan
Jumlah dan jenis kelamin anak hidup
Berat badan lahir
Cara pemberian asupan bagi bayi yang dilahirkan
Informasi dan saat persalian atau keguguran terakhir
e) Riwayat kehamilan saat ini
f) Riwayat penyakit dalam keluarga
g) Riwayat penyakit ibu
h) Riwayat penyakit yang memerlukan pembedahan
42
i) Riwayat mengikuti program KB
j) Riwayat Imunisasi
k) Riwayat menyusui
b. Pemeriksaan
a) Keadaan umum
Tanda vital
Pemeriksaan jantung dan paru
Pemeriksaan payudara
Kelainan otot dan rangka serta neurologik
b) Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
- Bentuk dan ukuran abdomen
- Parut bekas operasi
- Tanda-tanda kehamilan gerakan janin
- Varises
- Hernia
- Edema
Palpasi
- Tinggi fundus
- Punggung bayi
c. Laboratorium
1) Pemerikaan
- Analisis rutin
- Hb (normal 11 gr/dl)
- LT (SGPT) < 23 U/L
- AST (SGOT) < 21 U/L
- Bilirubin Total 0,25-1,0 mg/dl
- Protein total 61-82 g/L
- Albumin 37-52 g/L
- MCV 80-96 fl
43
- Glukosa darah puasa 70-100 mg/dl
2) Ultrasonografi
44
DIAGNOSA NANDA NOC NIC ANTENATAL CARE PADA TIAP TRIMESTER
45
melalui oral nutrisi
adekuat Timbang berat badan pasien
Intake cairan dengan interval yang sesuai
melalui oral Memberikan informasi yang
adekuat tepat tentang kebutuhan nutrisi
Intake cairan dan bagaimana cara
melalaui intravena memenuhinya
3. Status nutrisi : intake Membantu pasien untuk
nutrisi menerima program gizi yang
Indikator : dibutuhkan
Intake kalori 2. Therapy Nutrisi
adekuat Aktifitas:
Intake protein Memantau makanan dan minuman
adekuat yang dimakan dan hitung intake
Intake lemak dalam kalori sehari yang sesuai
batas normal Memantau ketepatan anjuran diet
Intake karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
dalam batas normal sehari- hariyang sesuai
Intake serat dalam Berkolaborasi dengan ahli gizi
batas normal untuk menentukan jumlah kalori
Intake mineral dan jenis gizi yang dibutuhkan
46
adekuat untuk memenuhi kebutuhan gizi
pasien
Memberikan makanan sesuai
dengan diet yang dianjurkan
Memantau hasil labor Memberikan
Mengajari kepada keluarga dan
pasien secara tertulis contoh diet
yang dianjurkan
3. Monitor Gizi
Aktifitas :
Memantau berat badan pasien
Memantau turgor kulit
Memantau mual dan muntah
Memantau albumin, total
protein, Hb, hematokrit, dan
elektrolit
Memantau tingkat energi,
lemah, letih, rasa tidak enak
Memantau apakah konjungtiva
pucat, kemerahan, atau kering
47
Memantau intake nutrisi dan
kalori
2. Nause 1. nafsu makan meningkat Manajemen 1. Manajemen Mual:
2. Level kenyamanan Mual Aktivitas:
Anjurkan untuk monitor
Indikator : pengalaman mual
Keadaan fisik baik Anjurkan untuk belajar strategi
Kepuasan dengan untuk mangatur mual
kontrol gejala Lakukan penilaian lengkap
Psikologik baik tentang mual termasuk frekuensi,
Kepuasan dengan durasi, bahaya, dll
hubungan sosial Observasi isyarat non verbal
ketidaknyamanan.
3. Hidrasi Evaluasi pengalaman terdahulu
Indikator : mengenai mual
Turgor kulit baik Dapatkan catatan diet dahulu
Membran mukosa terhadap pengalaman mual.
lembab Pastikan keefektifan obat anti
Intake cairan dalam emetik
batas normal Evaluasi pengalaman mual yang
Pengeluaran Urin terjadi
48
dalam batas normal Kontrol faktor lingkungan yang
mungkin menyebabkan mual.
Kurangi faktor personal yang
4. Status nutrisi : asupan dapat meningkatkan rasa mual
makanan dan cairan Ajarkan untuk menggunakan
Indikator : teknik non farmakologi
Intake makanan Dorong untuk menggunakan
melalui oral teknik non farmakologi sebelum,
adekuat selama dan setelah mual
Intake cairan Anjurkan istirahat dan tidur yang
melalui oral adekuat
adekuat Monitor pemasukan kalori dan
Intake cairan konten nutrisi
melalaui intravena Berikan makanan yang menarik
5. Keseimbangan cairan dan tidak membuat mual
Indikator : Lakukan kebersihan oral untuk
Tekanan darah meningkatkan kenyamanan
dalam batas normal Memantau laporan asupan dari
Keseimbangan konten nutrisi dan kalori
intake dan output Secara teratur pantau berat badan
selama 24 jam Sediakan informasi tentang mual,
49
Turgor kulit baik seperti penyebab mual, dan
Membran mukosa berapa lama akan berlangsung
lembab
Hematokrit dalam
batas normal
6. Tingkat keparahan
gejala
Indikator :
Intensitas gejala
Frekuensi gejala
Persisten gejala
50
Tekanan darah Monitoring Mempertahankan keakuratan
dalam batas normal cairan catatan intake dan output
Keseimbangan Memonitor status hidrasi
intake dan output (kelembaban membran
selama 24 jam mukosa, nadi, tekanan darah
Turgor kulit baik ortostatik ), jika diperlukan
Membran mukosa Memonitor vital sign
lembab Memonitor hasil labor yang
Hematokrit dalam sesuai dengan retensi cairan
batas normal (BUN, Ht, osmolalitas urin)
Memonitor masukan makanan/
2. Hidrasi cairan dan hitung intake kalori
Indikator : harian
Turgor kulit baik Berkolaborasi untuk pemberian
Membran mukosa cairan IV
lembab
Intake cairan dalam
batas normal 2. Monitor Cairan
Pengeluaran Urin Aktivitas :
dalam batas normal Menentukan faktor resiko dari
ketidakseimbangan cairan
51
3. Vital Sign (polyuria, muntah, hipertermi)
Indikator : Memonitor intake dan output
Suhu tubuh dalam Memonitor serum dan jumlah
batas normal elektrolit dalam urin
Denyut nadi dalam Memonitor serum albumin dan
batas normal jumlah protein total
Frekuensi pernafasan Memonitor serum dan
dalam batas normal osmolaritas urin
Nafas tidak sesak Mempertahankan keakuratan
Tekanan darah catatan intake dan output
sistolik dalam batas Memonitor warna, jumlah dan
normal berat jenis urin.
Tekanan darah
diastolik dalam batas
normal
Hasil yang ditambahkan :
Status Nutrisi : makanan
dan cairan
Mual dan muntah
Jaringan integritas kulit
dan mukosa
52
Eliminasi urin
53
durasi nyeri kurang dari 6 nyeri dengan efektif
bulan, Tentukan pengaruh
Batasan karakteristik 2. Tingkatan nyeri pengalaman nyeri terhadap
Melaporkan nyeri Indikator : kualitas hidup sehari-hari (
secara verbal dan non Melaporkan nyeri seperti : tidur,nafsu makan,
verbal berkurang aktivitas, kesadaran,
Menunjukkan Ekspresi wajah perasaan, hubungan sosial,
kerusakan rileks penampilan kerja,dan
Posisi untuk Gelisah (-), melakukan tanggung jawab
mengurangi nyeri Diaphoresis (-), sehari-hari)
Gerakan untuk Vital sigs dalam Menggali factor yang
melindungi batas normal, meningkatkan nyeri
Tingkah laku berhati Respirate Rate 16- Tentukan tingkat
hati 24x/menit, Pulse kebutuhan pasien yang
Muka topeng Rate: 60-90x/menit dapat memberikan
Gangguan tidur 3. Tingkatan Kenyamanan kenyamanan pada pasien
Fokus pada diri sendiri Indikator : dan rencana keperawatan
Fokus menyempit Melaporkan Menyediakan informasi
(penurunan persepsi kenyaman tentang nyeri,contoh :
waktu,kerusakan proses Nyeri berkurang, penyebab nyeri, bagaimana
berfikir,penurunan Melakukan tindakan kejadiannya,
54
interaksi dengan orang untuk mengurangi mengantisipasi
dan lingkungan) nyeri) ketidaknyamanan terhadap
Tingkah laku Mampu mengontrol prosedur
distraksi(jalan jalan, nyeri Mengontrol faktor
menemui lingkungan yang dapat
orang,aktifitas berulang mempengaruhi respon
) pasien terhadap
Respon ketidaknyamanan (suhu
otonom(diaphoresis, ruangan, pencahayaan,
perubahan tekanan keributan)
darah ,perubahan napas Mengurangi faktor yang
nadi,dilatasi pupil) dapat meningkatkan nyeri
Perubahan otonom (ketakutan, kelelahan, sifat
dalm dalam tonus otot membosankan, kurang
(dalam rentang lemah pengetahuan)
ke kaku) Mempertimbangkan
Tingkah laku kesediaan pasien dalam
ekspresif(gelisah berpartisipasi,
merintih,menangis,was kemampuannya dalam
pada iritabel,napas berpartisipasi, pilihan yang
panjang mengeluh, digunakan, dukungan lain
55
Perubahn dalam nafsu dalam metoda dan
makan kontraindikasi dalam
Faktor yang pemilihan strategi
berhubungan mengurangi nyeri
Agen cedera Pertimbangkan tipe dan
sumber nyeri ketika
memilih metode
mengurangi nyeri
Ajarkan pasien mengenai
prinsip manajemen nyeri
Anjurkan pasien untuk
istirahat/tidur untuk
mengurangi nyeri
Mengajarkan pasien
menggunakan teknik
nonfarmakologi (seperti :
biofeddback, hipnosis,
relaksasi, terapi music,
distraksi, terapi bermain,
acupressure, aplikasi
hangat/dingin, dan pijatan)
56
Dorong pasien untuk
menggunakan pengobatan
nyeri yang adekuat
Kolaborasikan dengan
pasien dan tenaga
kesehatan lainnya untuk
memilih dan
mengimplementasikan
metoda dalam mengatasi
nyeri secara non
farmakologi
Gunakan cara mengontrol
nyeri sebelum menjadi
menyakitkan
Monitor kepuasan pasien
terhadap manajemen nyeri
yang diberikan dalam
interval yang ditetapkan
2. Terapi relaksasi
Aktifitas:
57
Gambarkan rasional dari
relaksasi dan kegunaanya,
keterbatasan, dan tipe
relaksasi yang tersedia
(music, mediasi, irama
nafas, relaksasi otot)
Tentukan apakah ada
teknik relaksasi yang
sebelumnya pernah
digunakan
Berikan gambaran detail
dalam memilih intervensi
relaksasi
Anjurkan untuk posisi yang
nyaman bagi klien
Anjurkan pasien untuk
relax
Demonstrasikan dan
praktekkan teknik relaksasi
pada pasien
Gunakan suara yang halus
58
apabila berbicara dengan
klien
Berikan lengkungan yang
nyaman, dan tidak gaduh
agar pasien bisa tidur.
59
normal nyaman dan bersih
Reaktivitas pupil Posisikan tempat tidur agar
Pola pergerakan mudah terjangkau
mata normal Kurangi stimulus
Pola nafas efektif lungkungan
Tanda-tanda vital Sesuaikan temperature
dalam batas normal lingkungan menurut
Pola tidur-istirahat kebutuhan pasien
Atur pencahayaan untuk
5. Deteksi Resiko efek terapi
Indikator : Batasi pengunjung
Mengenal tanda dan
gejala yang 2. Manajemen Lingkungan :
mengindikasikan Keamanan
resiko Aktivitas :
Identifikasi resiko Identifikasikan kebutuhan
kesehatan potensial keamanan pasien
Mencari validasi berdasarkan level fisik dan
resiko yang fungsi kognitif sesuai
dirasakan riwayat kebiasaan
Memperoleh sebelumnya
60
pengetahuan riwayat Identifikasi benda-benda
keluarga beresiko di lingkungan
Penggunaan sumber Pindahkan benda-benda
untuk tetap berbahaya dari lingkungan
menginformasikan pasien
tentang resiko Modifikaasi lingkungan
potensial untuk meminimalisir
Penggunaan bahaya dan resiko
pelayanan Siapkan pasien dengan
keperawatan nomor telp emergensi
kesehatan sesuai Kolaborasikan dengan
dengan kebutuhan petugas lain untuk
meningkatkan keamanan
6. Perilaku keamanan : lingkungan
pencegahan jatuh
Indikator :
Koreksi
menggunakan alat
bantu
Perlengkapan
bantuan pribadi
61
Penempatan 3. Pencegahan Jatuh
penghalang untun Aktivitas :
mencegah jatuh Identifikasi deficit kognitif
Penggunaan restrain atau fisik pasien yang
bila dibutuhkan berpotensi untuk jatuh
Kegelisahan dan Identifikasi karakteristik
ketidaktenangan lingkungan yang
yang terkontrol meningkatkan potensi jatuh
Penggunaan (seperti lantai licin)
keputusan Monitor gaya, keseimbangan
mengoreksi berjalan dan kelemahan daya
penglihatan ambulansi
Penggunaan Berikan peralatan penunjang
prosedur keamanan (seperti alat bantu jalan)
Kompensasi untuk mengokohkan jalan
keterbatasan fisik Pertahankan penggunaan alat
bantu jalan
Tempatkan benda-benda
disekitar pasien agar mudah
dijangkau
Ajarkan pasien bagaimana
62
berpindah untuk
meminimalisir trauma
Gunakan pinggiran tempat
tidur yang panjang dan tinggi
untuk mencegah jatuh dari
tempat tidur
Tempatkan tempat tidur
mekanis pada posisi terendah
Berikan pasien untuk
dependen alat bantu (seperti:
bel) ketika pemberi pelayanan
kesehatan tidak ada
Pindahkan furniture seperti
meja yang mampu
membahayakan pasien
Hindari barang-barang
berserakan di lantai
Berikan penerangan yang
cukup untuk meningkatkan
penglihatan
Tempatkan area penyimpanan
63
pada daerah yang terjangkau
Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain untuk
mengurangi efek samping
obat yang bias
mengakibatkan jatuh
NURSING INTERVENTION
N
DIAGNOSA NANDA NURSING OUTCOMES CLASSIFICATION
O
NIC AKTIFITAS
1. Perubahan eliminasi: Eliminasi bowel 1. Manajemen 1. Manajemen Konstipasi:
Konstipasi Fungsi gastrointestinal Konstipasi Aktivitas:
Hidrasi 2. Irigasi Bowel Monitor tanda dan gejala
Mual dan muntah yang kosntipasi
berbahaya Monitor pergerakan
Kontrol tanda dan gejala peristaltik usus
64
Monitor bunyi usus
Konsultasikan ke dokter
tentang peningkatan dan
penurunan frekuensi suara
usus
Jelaskan penyebab dan
masalah yang berkaitan
dengan masalah pasien
Identifikasi faktor yang
mungkin menyebabkan
kosntipasi
Mulai jadwal toileting
Ajarkan pasien dan
keluarga tentang buku
harian untuk makanan
Anjurkan peningkatan
pemasukan cairan
Evaluasi pemberian obat-
obatan dan efek samping
terhadap GI
Instruksikan ke keluraga
65
dan pasien yang berkenaan
dengan diet, latihan dan
pemasukan makanan untuk
konstipasi
Anjurkan penggunaan
laksatif jika diperlukan
Jelaskan ke keluarga
tentang waktu yang baik
untuk konstipasi
Atur berat badan pasien
2. Irigasi bowel:
Menentukan alasan untuk
membersihkan
gastrointestinal.
Hindari penggunaan
irigasi bowel jika pasien
mempunyai riwayat
ulserasi colitis
Periksakan ke dokter
untuk pembersihan GI
66
Jelaskan prosedur kepada
pasien
Jaga privasi pasien
Informasikan kepada
pasien kemungkinan
kram perut
Pemasangan alat- alat
Posisikan pasien posisi
yang nyaman dan benar.
Lindungi tempat tidur
Pastikan suhu yang benar
dari bahan- bahan irigasi
Lumasi pipa irigasi
sebelum insersi
Masukkan alat irigasi ke
rektum
Monitor efek samping
dari pemakaian irigasi
Monitor tanda dan gejala
diare, konstipasi dan
pengaruh yang kuat
67
Catat jika laxative tidak
bersih
Bersihkan area anal.
2. Pola nafas tidak efektif 1. Kepatenan jalan nafas 1. Bantuan 1. Bantuan ventilasi
Definisi: Inspirasi dan Indikator: ventilasi Aktivitas:
ekspirasi yang tidak Demam tidak ada 2. Pemberian Jaga kepatenan jalan
menyediakan ventilasi Cemas tidak ada posisi nafas
yang Adekuat Sesak nafas tidak ada Berikan posisi yang
Karakterisitik Terdefinisi: Frekuensi nafas dan mengurangi dispnea
Perubahan gerakan irama nafas dalam Posisikan untuk
dada rentang yang memfasilitasi ventilasi
Nafas cuping hidung diharapkan/normal dan perfusi
Takipnea Tidak ada suara nafas Bantu perubahan
Pernafasan pursed- lip tambahan dengan sering
Bradipnea Posisikan untuk
Penurunan tekanan 2. Status pernafasan meminimalkan usaha
ekspirasi Indikator: bernafas seperti
Penurunan tekanan Pengembangan dada meninggikan kepala
inspirasi simetris tempat tidur
Penurunan ventilasi Penggunaan otot Pantau akibat
68
permenit aksesori tambahan perubahan posisi pada
Penggunaan otot nafas tidak ada oksigenasi: SaO2
tambahan untuk Irama nafas dalam Dorong pasien untuk
bernafas rentang normal nafas dalam dan lambat
Dispnea Penarikan dinding Bantu dengan
Nafas pendek dada tidak ada spirometri perangsang
Ekspirasi memanjang Keluaran sputum Pantau kelemahan otot
Penurunan kapasitas adekuat pernafasan
paru Pengeluaran udara Mulai dan jaga oksigen
Faktor yang Auskultasi suara tambahan
berhubungan: naafas dalam batas Berikan medikasi-
Ansietas normal medikasi nyeri yang
Kelelahan Suara nafas tambahan cocok untuk mencegah
Hiperventilasi tidak ada hipoventilasi
Nyeri Dispnea (-), ortopnea Ambulasi 3-4 kali
Disfungsi (-), sehari
neuromuskuler 3. Tanda-tanda vita dalam Berikan program
Kerusakan kognitif batas normal kekuatan otot
Kerusakan persepsi Indikator: pernafasan dan latihan
Kelelahan otot-otot BP dalam batas daya tahan
respirasi normal: 100-120/70- Mulai usaha bernafas
69
(Sumber : John Wiley & 80 mmHg pelihara kepatenan
Sons, 2011) HR dalam batas jalan nafas
normal : 60- 2. Pemberian posisi
100x/menit (positioning)
Temperature dalam Aktivitas:
batas normal : 36-370 Posisikan pasien untuk
C mengurangi dispnea
RR dalam batas Posisikan pasien untuk
normal: 20-24x/menit memfasilitasi ventilasi
(Sue Moorhead,dkk, Kaji tiap kali
2008) perubahan posisi
Monitor efek dari
perubahan posisi dalam
pemakaian oksigen
Anjurkan untuk nafas
dalam dengan pelan
Ajarkan pasien cara
nafas bibir
Inisiasikan program
pernafasan untuk
menguatkan otot
70
pernafasan
Inisikan pengisapan
jika dibutuhkan
71
secara verbal dan non Ekspresi wajah rileks pengalaman nyeri
verbal Gelisah (-), Diaphoresis terhadap kualitas hidup
Menunjukkan (-), sehari-hari ( seperti :
kerusakan Vital sigs dalam batas tidur,nafsu makan,
Posisi untuk normal, Respirate Rate aktivitas, kesadaran,
mengurangi nyeri 16-24x/menit, Pulse Rate: perasaan, hubungan
Gerakan untuk 60-90x/menit sosial, penampilan
melindungi kerja,dan melakukan
Tingkah laku berhati tanggung jawab sehari-
hati hari)
Muka topeng Menggali factor yang
Gangguan tidur 1. Tingkatan Kenyamanan meningkatkan nyeri
Fokus pada diri sendiri Indikator : Tentukan tingkat
Fokus menyempit Melaporkan kenyaman kebutuhan pasien yang
(penurunan persepsi Nyeri berkurang, dapat memberikan
waktu,kerusakan proses Melakukan tindakan kenyamanan pada
berfikir,penurunan untuk mengurangi nyeri) pasien dan rencana
interaksi dengan orang Mampu mengontrol nyeri keperawatan
dan lingkungan) Menyediakan informasi
Tingkah laku tentang nyeri,contoh :
distraksi(jalan jalan, penyebab nyeri,
72
menemui bagaimana
orang,aktifitas berulang kejadiannya,
) mengantisipasi
Respon ketidaknyamanan
otonom(diaphoresis, terhadap prosedur
perubahan tekanan Mengontrol faktor
darah ,perubahan napas lingkungan yang dapat
nadi,dilatasi pupil) mempengaruhi respon
Perubahan otonom pasien terhadap
dalm dalam tonus otot ketidaknyamanan (suhu
(dalam rentang lemah ruangan, pencahayaan,
ke kaku) keributan)
Tingkah laku Mengurangi faktor
ekspresif(gelisah yang dapat
merintih,menangis,was meningkatkan nyeri
pada iritabel,napas (ketakutan, kelelahan,
panjang mengeluh, sifat membosankan,
Perubahn dalam nafsu kurang pengetahuan)
makan Mempertimbangkan
Faktor yang kesediaan pasien dalam
berhubungan berpartisipasi,
73
Agen cedera kemampuannya dalam
berpartisipasi, pilihan
yang digunakan,
dukungan lain dalam
metoda dan
kontraindikasi dalam
pemilihan strategi
mengurangi nyeri
Pertimbangkan tipe dan
sumber nyeri ketika
memilih metode
mengurangi nyeri
Ajarkan pasien
mengenai prinsip
manajemen nyeri
Anjurkan pasien untuk
istirahat/tidur untuk
mengurangi nyeri
Mengajarkan pasien
menggunakan teknik
nonfarmakologi
74
(seperti : biofeddback,
hipnosis, relaksasi,
terapi music, distraksi,
terapi bermain,
acupressure, aplikasi
hangat/dingin, dan
pijatan)
Dorong pasien untuk
menggunakan
pengobatan nyeri yang
adekuat
Kolaborasikan dengan
pasien dan tenaga
kesehatan lainnya
untuk memilih dan
mengimplementasikan
metoda dalam
mengatasi nyeri secara
non farmakologi
Gunakan cara
mengontrol nyeri
75
sebelum menjadi
menyakitkan
Monitor kepuasan
pasien terhadap
manajemen nyeri yang
diberikan dalam
interval yang
ditetapkan
3. Terapi relaksasi
Aktifitas:
Gambarkan rasional
dari relaksasi dan
kegunaanya,
keterbatasan, dan tipe
relaksasi yang tersedia
(music, mediasi, irama
nafas, relaksasi otot)
Tentukan apakah ada
teknik relaksasi yang
sebelumnya pernah
76
digunakan
Berikan gambaran
detail dalam memilih
intervensi relaksasi
Anjurkan untuk posisi
yang nyaman bagi klien
Anjurkan pasien untuk
relax
Demonstrasikan dan
praktekkan teknik
relaksasi pada pasien
Gunakan suara yang
halus apabila berbicara
dengan klien
Berikan lengkungan
yang nyaman, dan tidak
gaduh agar pasien bisa
tidur.
77
ketidaknyamanan atau Monitor intensitas kecemasan 2. Peningkatan Bersikap tenang dan
ketakutan disertai oleh Menyingkirkan tanda-tanda Koping menggunakan pendekatan
respon otonom (sumber kecemasan yang meyakinkan
seringkali spesifik atau Menggunakan teknik Menyatakan dengan jelas
tidak diketahui individu), relaksasi untuk harapan untuk perilaku
sebuah perasaan ketakutan menghilangkan kecemasan pasien
yang disebabkan oleh Koping Menjelaskan semua
antisipasi bahaya. Ini Indikator: prosedur, termasuk sensasi
adalah sinyal peringatan Melibatkan anggota keluarga selama menjalani prosedur
yang memperingatkan dalam pembuatan keputusan Berusaha memahami
bahaya yang akan datang Menunjukkan strategi perspektif pasien mengenai
dari yang mungkinkan penurunan stress situasi stress
individu untuk mengambil Menggunakan dukungan Memberikan informasi
tindakan untuk mengatasi social faktual tenytang diagnosis,
ancaman. pengobatan dan prognosis
Batasan karakteristik: Menemani pasien untuk
Gelisah meningkatkan keselamatan
Resah dan mengurangi rasa takut
Produktivitas Anjurkan keluarga untuk
berkurang menemani pasien
Menyediakan benda-benda
78
yang mentimbolkan
keamanan
Memelihara back rub/neck
rub
Mendorong kegiatan
nonkompetitif
Menjaga peralatan
pengobatan keluar dari
ruangan
Mendengarkan dengan
penuh perhatian
Perilaku menguatkan
Menciptakan suasana
untuk memfasilitasi
kepercayaan
Mendorong pengungkapan
perasaan secara verbal,
persepsi, dan ketakutan
Identifikasi perubahan
tingkat kecemasan
Memberikan aktivitas
79
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
Bantu pasien untuk
mengidentifikasi situasi
yang dapay meningkatkan
kecemasan
Kontrol stimuli yang
dibutuhkan , yang
diperlukan oleh pasien
Bantu pasien untuk
mengungkapkan dengan
jelas gambaran nyata
siyuasi yang akan datang
Menentukan kemampuan
pasien dalam mengambil
keputusan
Anjurkan pasien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
Memberikan pengobatan
untuk mengurangi
80
kecemasan
Kaji respon verbal dan
nonverbal kecemasan
Peningkatan Koping:
Aktivitas:
Sediakan informasi actual
tentang diagnose, penanganan,
dan prognosis
81
82