Вы находитесь на странице: 1из 82

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu (AKI) dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai
derajat kesehatan suatu bangsa. AKI termasuk salah satu target yang ditentukan
dalam tujuan pembangunan millenium (MDGs) tahun 2015. MDGs merupakan
hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antar negara-negara berkembang dan
negara maju termasuk salah satunya Indonesia.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
besar di Negara berkembang. Sekitar 25-50% kematian wanita usia subur di
negara miskin disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat
melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita usia muda pada masa
puncak produktifitasnya. Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012, AKI
tercatat mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini jumlahnya jauh
melonjak disbanding hasil SDKI tahun2007 yang mencapai 228 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI, 2012). AKI Provinsi Sumatera Barat mencapai angka 212
per 100.000 kelahiran hidup, masih jauh dari target global MDGs ke-5 yaitu
menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI,
2011). Namun dilihat dari kejadian jumlah kematian, jumlah kematian ibu di
Provinsi Sumatera Barat yaitu 129 orang pada tahun 2014 dan 99 orang pada
tahun 2015. Kasus kematian ibu di kota Padang pada tahun 2016 berjumlah 14
kasus, turun jika dibandingkan dengan tahun 2015, yaitu sebanyak 16 orang.
Adapun rincian kematian ibu ini terdiri dari kematian ibuhamil 4 orang, kematian
ibu bersalin 5 orang dan kematian ibu nifas 6 orang.
Penyebab seringnya terjadi kematian ibu lebih banyak didominasi karena
terjadinya perdarahan. Depkes RI (2012) menyatakan penyebab langsung
kematian ibu dalah perdarahan (28%), dan infeksi (11%). Menurut laporan KIA
provinsi se Indonesia tahun 2011 penyebab kematian ibu terbanyak masih
didominasi oleh perdarahan (32%), disusul hipertensi dalam kehamilan (25%),
infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus (1%). Penyebab lainnya seperti
penyakit non obsetri (32%). Kota Padang jumlah kematian ibu tahun 2016
disebabkan oleh perdarahan sebanyak 36%, hipertensi dalam kehamilan 52%, dan

1
infeksi 9%. Penyebab perdarahan pada ibu hamil berkaitan dengan kondisi
kehamilan.
Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap
wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah39 sampai 40 minggu, sehingga
masa tersebut ibu hamil memerlukan pengawasan yang tepat. Perubahan fisiologis
pada masa kehamilan sewaktu-waktu dapat berubah menjadi patologis ini timbul
karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor kesehatan ibu atau bayi
sendiri maupun faktor dari luar termasuk faktor dukungan bagi ibu. Dari setiap
kondisi patologis pada masa kehamilan sebelum terjadi kegawatan akan
memperlihatkan tanda bahaya dari masalah tersebut yang apabila diketahui secara
dini dapat menyelamatkan jiwa ibu dan bayi (Prawiroharjo, 2012).
Penyebab kematian pada ibu hamil, didukung oleh tiga hal yang dikenal
dengan istilah “Tiga Terlambat”. Tiga terlambat tersebut yaitu terlambat
mengenali tanda-tanda, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat
mendapat pertolongan. Faktor-faktor tersebut merupakan masalah yang
menentukan kesehatan proses persalinan seorang ibu hamil. Mengurangi resiko
terjadinya masalah ini, untuk dapat membantu kehamilan yang aman yaitu
mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan serta mendapatkan pertolongan segera
oleh bidan, perawat dan dokter apabila terjadi masalah (Melania, 2015).
Tingginya angka kematian ibu antara lain disebabkan rendahnya tingkat
pengetahuan ibu hamil yang memiliki hubungan dengan kunjungan ibu ke
pelayanan kesehatan. Wanita hamil sering merasa sulit untuk mengetahui tanda
bahaya yang harus dilaporkan, sehingga ibu dianjurkan untuk menghubungi
pemberi perawatan kesehatannya atau berkunjung ke pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pengetahuan tersebut. Kunjungan ini disebut dengan kunjungan
antenatal. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini
berarti minimal dilakukam sekali kunjungan antenatal hingga usia 28 minggu,
sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua
kali kunjungan antenal pada usia kehamilan diatas 36 minggu. dan frekuensi
antenatal care yang tidak teratur. Ada beberapa faktor penyebab mengapa ibu
hamil kurang termortivasi dalam melakukan antenatal care antara lain : kesibukan,
tingkat sosial ekonomi yang rendah, dukungan suami yang kurang, kurangnya

2
kemudahan untuk pelayanan maternal, dukungan suami yang kurang baik dan
kurangnya tenaga terlatih (Prawiroharjo, 2012).
Kurangnya pemanfaatan ANC oleh ibu hamil ini berhubungan dengan
faktor-faktor predisposisi yang terwujud dalam pendidikan, jumlah anak,
pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan ibu hamil,
faktor pemungkin yang terwujud dalam jarak, fisik, lokasi, biaya ANC, fasilitas
ANC,waktu tunggu, sedangkan faktor penguat yang terwujud dalam perilaku
petugas pelayanan ANC, sikap petugas pelayanan ANC, sikap tokohmasyarakat
(Notoatmodjo, 2012).
Faktor dominan yang berhubungan dengan kemungkinan ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan kehamilannya yaitu tingkat pendidikan, tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan ibu hamil yang baik, jarak kehamilan
anak yang satu dengan yang lainnya, kemampuan keuangan yang dapat digunakan
untuk membiayai keperluan pemeriksaan kehamilan, dan jarak tempat tinggal ibu
hamil dengan sarana kesehatan atau tempat pelayanan (Perangin angin, 2012).
Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang kehamilan dapat
meningkatkan kejadian risiko tinggi pada kehamilan. Salah satu peran perawat
dalam masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan kesehatan khususnya
tentang antenatal care. Pengawasan ANC merupakan cara yang mudah untuk
memonitor dan mendeteksi kesehatan ibu dengan kehamilan normal (Prawiharjo,
2012). Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa
kehamilan akan menjadi masalah. Oleh karena itu pelayanan antenatal care
merupakan cara penting untuk mendukung kesehatan ibu dengan kehamilan
normal (Kusniyati, et al, 2011).
Situasi pelayanan kesehatan di Indonesia menurut Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2013 cakupan Antenatal Care K4 86.85% yaitu
masih dibawah target, sedangkan target untuk K4 adalah 90%. Upaya untuk
menurunkan AKI dicanangkan beberapa upaya diantaranya meningkatkan status
wanita salah satunya dengan meningkatkan kesejahteran dan pendidikan,
melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara intensif yaitudengan 4 kali ANC

3
dianggap cukup dengan rincian satu kali pada trimesterI, satu kali pada trimesterII,
dan dua kali pada trimesterIII (Saifudin, 2013).
Data awal yang peneliti dapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun
2015 Puskesmas Lubuk Buaya termasuk dalam urutan kelima K1 terendah yaitu
sebesar 8,02%. Puskesmas Lubuk Buaya Padang merupakan puskesmas yang
memiliki jumlah ibu hamil terbanyak dengan cakupan wilayah seperti batang
kabuang gantiang, pasia nan tigo, dan parupuak tabing. Jumlah kunjungan ibu
hamil pada bulan Januari sampai Desember 2015 sebanyak 2307 orang ibu hamil.
Hasil wawancara penulis kepada duapuluh orang ibu hamil pada tanggal 20
sampai dengan tanggal 23 maret 2018 dari duapuluh orang ibu hamil yang
berkunjung ke puskesmas lubuk buaya dan puskesmas pembantu pasia nan tigo,
60% diantaranya tidak mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan karena kurang
pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilannya dan 15% diantaranya tidak
memeriksan kehamilannya secara rutin ke pelayanan kesehatan.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengangkat dan
menyusun kasus karya tulis yang berjudul “ Asuhan Keperawatan pada Ny. D
kehamilan normal dengan status obsetri G2P1A0H1 usia kehamilan 29-30 Minggu
di Puskesmas Pembantu Pasia Nan Tigo Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya”

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan umum penulisan ini adalah untuk dapat memaparkanpemberian
asuhan keperawatan pada klien Ny.D dengan status obsetri G2P1A0H1 usia
kehamilan 29-30 Minggu di Puskesmas Pembantu Pasia Nan Tigo Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Buaya.
2. Tujuan khusus
1) untuk memaparkan dalam melakukan pengkajian pada Ny.D dengan
status obsetri G2P1A0H1 usia kehamilan 29-30 Minggu.
2) untuk memaparkan dalam melakukan diagnosa keperawatan pada Ny.D
dengan status obsetri G2P1A0H1 usia kehamilan 29-30 Minggu.
3) untuk memaparkan dalam melakukan intervensi pada Ny.D dengan
status obsetri G2P1A0H1 usia kehamilan 29-30 Minggu.

4
4) untuk memaparkan dalam melakukan implementasi pada Ny.D dengan
status obsetri G2P1A0H1 usia kehamilan 29-30 Minggu.
5) untuk memaparkan dalam melakukan evaluasi pada Ny.D dengan
status obsetri G2P1A0H1 usia kehamilan 29-30 Minggu.

C. MANFAAT
Adapun manfaat penulisan adalah :
1) Bagi puskesmas
Hasil karya tulis diharapkan menjadi informasi dalam saran dan evaluasi
untuk peningkatan mutu pelayanan yang lebih kepada klien puskesmas yang akan
datang.
2) Bagi institusi pendidikan kesehatan
Sebagai referensi dan tambahan infomasi dalam peningkatan dan mutu
pendidikan dimasa yang akan datang tentang asuhan keperawatan antenatal pada
ibu hamil.
3) Bagi profesi keperawatan
Hasil karya tulis dapat digunakan sebagai pengalaman yang nyata dalam
memberikan keperawatan dengan klien ibu hamil.

5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP KEHAMILAN
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2007).
Kehamilan adalah peristiwa dimulainya dari ovulasi sampai terjadinya persalinan
adalah kira – kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu)
(Mochtar, 2008).
Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira – kira
280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40
minggu ini disebut kehamilan postmatur. Kehamilan 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur. Kehamilan yang terakhir ini akan mempengaruhi viabilitas
(kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda
mempunyai prognosis buruk (sarwono, 2012). Menurut sarwono (2012), ditinjau
dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Kehamilan triwulan pertama (0-12 minggu)
b. Kehamilan triwulan kedua (12-18 minggu)
c. Kehamilan triwulan ketiga (28- 40 minggu)
Dalam triwulan pertama alat – alat mulai dibentuk, dalam triwulan kedua
alat–alat telah dibentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih
disangsikan. Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan
dibawah 20 minggu disebut abortus (keguguran), bila hal ini terjadi dibawah 36
minggu disebut partus prematurus (persalnan prematur). Kelahiran dari 38 minggu
sampai 40 minggu disebut partus aterm (Sarwono, 2012).
2. Jenis-Jenis Kehamilan
Jenis-jenis Kehamilan menurut prawihardjo adalah :
a. Kehamilan matur , yaitu kehamilan 37-40 minggu
b. Kehamilan Postmatur, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu
c. Kehamilan Prematur, yaitu kehamilan antara 28 minggu-36 minggu
(PUSDIKNAKES, 2012).

6
3. Proses Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari:
a. Ovulasi
Ovulasi adalah runtuhnya ovum dari folikel dalam ovarium. Ovum
yang dibebaskan biasanya masuk kedalam tuba uterus. Undulusai dan
gerakan silia menggerakkan ovum sepanjang tuba. Bila ovum gagal bertemu
sperma maka ovum akan mati dan hancur dalam 48 jam.
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai
35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan
dan terjadi ovulasi.
Jumlah oogonium pada wanita:
1) Bayi baru lahir : 750.000
2) Umur 6-15 tahun : 439.000
3) Umur 16-25 tahun : 159.000
4) Umur 26-35tahun : 59.000
5) Umur 35-45 tahun : 34.000
Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) :
1) Oogonia
2) Cosit pertama (primary oocyte)
3) Primary ovarian follicle
4) Liquor foliculi
5) Pematangan pertama ovum
6) Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum
b. Terjadi Migrasi Spermatozoa Dan Ovum
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
1) Spermatogenium berasal dari sel primitive tubulus
2) Manjadi spermatosit pertama
3) Menjadi spermatosit kedua
4) Menjadi spermatosit
5) Akhirnya spermatozoa

7
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang
kompleks dari panca indera, hipotalamus, hipofisis dan sel interstitial
leydig sehingga spermatogebium dapat mengalami pproses mitosis. Bentuk
spermatozoa seperti kecebong yang terdiri atas :
1) Kepala : Lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti
2) Leher : Penghubung antara leher dan ekor
3) Ekor : Panjang sekitar 10kali kepala, mengandung energy
sehingga dapat bergerak.
c. Terjadi Konsepsi dan Pembentukan zigot
Pertemuan inti ovum dan inti spermatozoa disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zygot. Proses konsepsi berlangsung sebagai
berikut :
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh
koronaradiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma
yang disebut vitellus.
3) Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida.
Nutrisi dialirkan divitellus, melalui saluran pada zona pelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, karena ;
a) Merupakan tempat yang paling luas
b) Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia
c) Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampulla tuba.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
a) Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis
dengan kekuatan sendiri
b) Dalam cavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan
sebagian dari “Liproteinnya” sehingga mampu mengadakan
fertilisasi.
c) Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba.
d) Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genetalia interna.

8
e) Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahiserta
mengikis karena radiata dan zona pelusida dengan
prosesenzimatik : hialuronidase.
f) Melalui “stomata” spermatozoa memasuki ovum.
g) Setelah kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornya lepas
dan tertinggal di luar.
h) Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan
membentuk zygot.
d. Proses implastasi atau nidasi pada Uterus
Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma “Vitellus”
membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalamkeadaan
“metasase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase
dan “telofase” sehingga pronukleus-nya menjadi “haploid”. Pronukleus
spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum
yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak
pria maupun wanita.
e. Pembelahan sel
Setelah 24 jam terjadinya konsepsi, zigot mengalami pembelahan,
atau cleavage, dengan proses menarik yang disebut mitosis. Nucleus zigot
mengandung 46 kromosom. Kromosom ini memanjang berpasangan,
masing-masing terpisah memanjang kemudian terbagi menjadi dua,
membentuk dua bentuk identik dari 46 kromosom untuk dua sel yang
baruyang terbentuk dari sel pertama. Semua pembelahan sel tubuh
kemudian mengiukuti proses yang menarik ini.
f. Morula menjadi blastula
Ovum membelah dan membelah lagi setiap 12 samapai 15 jam
mengikuti gerakan perlahan menuju tubafalopi. Segera ovum membentuk
seperti kelereng, atau morula, sebagaimana seperti yang disebutkan. Sekitar
6 hari kemudian, ketika ovum mencapai rongga uterus, terjadi perubahan
yang besar di dalamnya. Sel-sel membentuk dirinya sendiri menjadi lapisan
luar dan kelompok sel-sel bagian dalam yang menonjol kedalam rongga

9
cairan memenuhi ruang diantara lapisan dan kelompok ini. Struktur ini
sekarang disebut blastodermatau blastula.
g. Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri didinding
depan atau belakang. Pada blastula penyebaran sel tropoblas yang tumbuh
kembang tidak rata, sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan
tertanam kedalam endometrium. Sel trofoblas mendestruksi endometrium
sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis.
Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mangadakan
deferensiasi. Sel yang dekat dengan sel eksoselom membentuk endoterm
dan yolk sac (kantung yolk) sedangkan sel lain membentuk ektoderm dan
ruangan amnion. Plat embrio (embryonal plate) terbentuk diantara dua ruang
yaitu ruang amnion dan kantong yolk. Plat embrio terdiri dari unsur
ectoderm, endoderm dan meroderm. Ruangan amnion dengan cepat
mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat antara amnion dan
embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
Pada permulaan kantong yolk berfungsi sebagai pembentuk darah
bersama dengan hepar, limpa dan sumsum tulang. Pada minggu kedua
sampai ketiga terbentuk bakal jantung denan pembuluh darahnya yang
menuju body stalk ( bakal tali pusat ). Jantung bayi mulai dapat dideteksi
pada usia kehamilan 6 sampai 8 minggu dengan menggunakan
ultrasonografi atau system doppler.
Pembuluh darah pada body stalk terdiri dari arteri umbikalis dan vena
umbikalis. Cabang arteri dan vena umbilkalis masuk ke vili korealis
sehingga dapat melakukan pertukaran nutrisi dan sekaligus membuang hasil
metabolism yang tidak diperlukan.
Darah ibu dan darah janin tidak berhubungan langsung dan
dispisahkan oleh lapisan tropoblas, dinding pembuluh darah janin.
Fungsinya dilakukan berdasarkan system osmosis dan enzimatik serta
pinositosis. Situasi plasenta demikian disebutkan system plasenta
hemokorial.

10
Sebagian dari vili korealis tetap berhubungan langsung dengan pars
basalis desidua, tetapi tidak sampai menembusnya. Hubungan vili korealis
dengan lapisan desidua tersebut dibatasi oleh jaringan fibrotik yang disebut
lapisan nitabusch. Melalui lapisan nitabusch plasenta dilepaskan pada saat
persalinan kalatiga (kala uri).
Dengan terjadinya nidasi maka desidua terbagi menjadi desidua
basalis yang berhadapan dengan koreon froundusum yang berkembang
menjadi plasenta, desidua kapsularis yang menutupi hasil konsepsi, desidua
yang berlawanan dengan desidua kapsularis yang desidua disebut desidua
perietalis, kelanjutan antara desidua kapsularis dan desidua parietalis disebut
desidua reflexa. Vili korealis yang tumbuhnya tidak subur disebut koreon
leaf.
Bagian desidua yang tidak dihancurkan membagi placenta menjadi
sekitar 15 sampai 20 kotiledon maternal. Sedangkan dari sudut fetus,maka
plase nta akan dibagi menjadi sekitar 200 kotiledor fetus. Setiap kotiledon
fetus terus bercabang dan mengambang ditengah aliran darah untuk
menjalankan fungsinya memberikan nutrisi, pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim ibu.
Secara konvensional, kehamilan dihitung dalam minggu, dimulai dari
hari pertama menstruasi terakhir. Ovulasi biasanya terjadi 2 minggu sesudah
menstruasi dan pembuahan biasanya terjadi segera setelah ovulasi, karena
itu secara kasar usia embrio adalah 2 minggu lebih muda daripada jumlah
minggu yang secara tradisional dipakai untuk menyatakan usia kehamilan.
Dengan kata lain, seorang wanita yang hamil 4 minggu sedang mengandung
embrio yang berumur 2 minggu. Jika menstruasinya tidak teratur, maka
perbedaan yang pasti bisa lebih atau kurang dari 2 minggu.Untuk
praktisnya, jika seorang wanita menstruasinya terlambat 2 minggu,
dikatakan telah hamil 6 minggu.
Kehamilan berlangsung rata-rata selama 266 hari (38 minggu) dari
masa pembuahan atau 280 hari (40 minggu) dari hari pertama menstruasi.
Untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan bisa dilakukan perhitungan
sebagai berikut :

11
1) tanggal menstruasi terakhir ditambah 7
2) bulan menstruasi terakhir dikurangi 3
3) tahun menstruasi terakhir ditambah 1.
Hanya 10% wanita hamil yang melahirkan tepat pada tanggal
perkiraan persalinan, 50% melahirkan dalam waktu 1 minggu dan hampir
90% yang melahirkan dalam waktu 2 minggu sebelum atau setelah tanggal
perkiraan persalinan. Persalinan dalam waktu 2 minggu sebelum maupun
sesudah perkiraan persalinan masih dianggap normal.
Kehamilan terbagi menjadi periode 3 bulanan, yang disebut sebagai:
1) Trimester pertama (minggu 1-12)
Merupakan periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia hamil
penerimaan ini merupakan tugas psikologis yang paling penting dalam
TM I sebagian besar wanita bersikap ambivalent tentang kehamilan
apalagi bagi yang belum siap hamil ketidaknyamanan yang terjadi pada
TM I akan membuat seseorang untuk menolak kehamilannya
2) Trimester kedua (minggu 13-24)
Disebut juga periode kesehatan karena pada trimester wanita merasa
sehat dan terbebas dari ketidaknyamanan dan kehamilan normal selain
itu juga disebut fase batiniah yaitu dorongan psikologis wanita untuk
menunjukkan identitas ibunya untuk janin yang dikandungnya.
3) Trimester ketiga (minggu 25-persalinan)
Berkaitan dengan resiko yang dihadapi dalam kehamilan maupun
persalinandan upaya untuk mempersiapkan dan waspada terhadap
sesuatu yangterjadi.

12
13
4. Perubahan-Perubahan Maternal
Tanda-tanda kehamilan adalah sekumoulan tanda dan gejala yang timbul pada
wanita hamil, baik fisiologis dan psikologi pada masa kehamilan
a. Tanda Tidak Pasti
Perubahan-perubahan yang dirasakan oleh ibu (subyektif) yang timbul
selama kehamilan.

14
1) Amenorhoe (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat
haid lagi. Penting diketahui dengan tanggal hari pertama haid terkahir,
supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalianan akan
terjadi.
2) Nausea dan Emesis (Mual dan Muntah)
Nausea dan Emesis (Mual dan Muntah) sering terjadi pada pagi hari,
tetapi tidak selalu, keadaan ini disebut Morning Sickness.
3) Ngidam
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
4) Pingsan
Sering dijumpai bila berada di tempat-tempat ramai. Dianjurkan untuk
tidak pergi ketempat ramai pada bulan pertama, akan hilang sesudah
kehamilan 16 minggu.
5) Mammae menjadi tegang dan Membesar
Keadaan ini dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron yang
merangsang duktuli dan alveoli di mammae.
6) Anoreksia (Tidak Nafsu Makan)
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu
makan akan timbul lagi.
7) Sering BAK
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang membesar. Pada triwulan kedua umumnya
keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga
panggul, pada akhir triwulan gejala bisa tinbul karena janin mulai
keruang panggul dan menekan kembali rongga panggul.
8) Obstipasi
Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oelh
pengaruh hormon steroid.
9) Pigmentasi Kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas.

15
10) Epulis
Apulis adalah suatu hipertrofi ginggivea, sering terjadi pada triwulan
pertama.
11) Varises
Sering terjadi atau dijumpai padatriwulan terakhir.
b. Tanda Mungkin Hamil
Perubahan-perubahan yang di observasi oleh pemeriksa (bersifat obyektif)
namun bebrapa dugaan kehamil saja.
1) Uterus membesar
2) Tanda hegar
3) Tanda chadwick
4) Tanda Piscaseck
Uterus membesar kesalah satu jurusan sehingga menonjol jelas
kejurusan pembesaran tersebut.
5) Tanda braxton hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi
6) Goodelln sign
7) Reaksi kehamilan positif
c. Tanda Pasti Hamil
Tanda-tanda obyektif yang didapatkan dari pemeriksan yang dapat
digunkan unytuk menegakkan diagnosa pada ibu hamil
1) Terasa gerakan janin
2) Teraba bagian-bagian janin
3) Denyut jantung janin
4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen

16
B. KONSEP ANTENATAL CARE
1. Definisi Antenatal Care
Menurut DepKes RI (2012) pelayanan antenatal merupakan pelayanan
terhadap individu yang berseifat preventive care untuk mencegah terjadinya
masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan
upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan presisi dan kualitas pelayanan
medis yang diberikan. Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Sedangkan pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada ibunya
disebut antenatal care.
Dalam sumber lain disebutkan bahwa pelayanan antenatal ialah suatu
upaya untuk mencegah adanya komplikasi obstetrik bila mungkin dan
memastikan bahwa komplikasi obstetrik dideteksi sedini mungkin dan ditangani
secara memadai.Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yg diberikan
kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal
seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi Petugas
Puskesmas.

2. Tujuan
Tujuan dilakukannya antenatal care antara lain yaitu:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu
c. Mengenali dan menanggulangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan
ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin
agar dapat tumbuh kembang secara normal

17
g. Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian neonatal
h. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin

3. Adaptasi Fisiologis Organ-Organ Tubuh Selama Kehamilan


Perubahan-perubahan dan adaptasi fisiologis organ-organ tubuh pada masa
kehamilan adalah sebagai berikut:
a. Trimester I (0-12 minggu)
Seseorang yang mengalami kehamilan akan menunjukkkan gejala-gejala
yang berasal dari janin dan plasenta.
1) Adanya human chorionic gonadotropic (HCG) dalam urine
2) Masalah gastrointestinal
 Mual dan muntah (4-6 minggu)
 MorningSickness
 Anoreksia
 Saliva berlebihan
 Tidak tahan terhadap bau–bau tertentu
3) Pengaruh hormon estrogen
Tonus otot menurun, mengakibatkan mual dan kontipasi
4) Perubahan janin
 Pada kahamilan 7 minggu rahim kurang lebih sebesar telur itik
 pada kehamilan 10 minggu rahim kurang lebih sebesar jeruk
keprok
 Pada kehamilan 12 minggu rahim kurang lebih sebesar kepalan
tangan
5) Tanda-tanda piscaseck
Pembesaran dan perlunakan pada tempat implantasi
6) Traktus urinarius
Kehamnilan mengakibatkan uterus membesar dan menekan kandung
kemih sehingga didapatkan ibu sering buang air kecil
7) Kardiovaskuler
 Diafragma terdorong kearah atas oleh karena pembesaran uterus,
posisi jantung pada bagian kiri atas

18
 Kardiak output
- Denyut jantung meningkat
- Nadi meningkat ± 10-15 x /menit
- Filtrasi ginjal meningkat
- transportasi oksigen meningkat
8) Uterus
 Pada saat tidak hamil beratnya 35-50 gram, volume 10 cc
 Pada hamil aterm 1000-1100 gram, volume 5-10 liter
 Ismus hipertropi, panjang, lunak
9) Payudara
Membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus alveoli payudara
10) Vagina
 Peningkatan vaskularisasi
 Peningkatan sekresi, berwarna putih dan asam
11) Respirasi
 Estrogen meningkat menyebabkan peningkatan jaringan ikat
 Progesteron meningkat menyebabkan penurunan resistensi dengan
relaksasi, penurunan otot polos yang memudahkan mengalirnya
carbon dioksida dari janin ke ibu
 Diafragma tertekan sehingga kurang leluasa bergerak
12) Muskuluskeletal
 Relaksasi persendian
 Uterus memanjang mengakibatkan nyeri pada ligamen rotundum
 Perubahan postural
- Saat pinggang untuk mengibangi lordosis dan tarikan tulang
belakang
- Sakit anggota bagian atas oleh karena bahu dan dada
terdsorong kedepan
13) Kulit
Oleh karena pengaruh estrogen, kulit mengalami hiperpigmentasi,
kloasma, linianigra dan strie gravidalum.

19
b. Trimester II (12-28 minggu)
Perubahan fisiologis yang terjadi adalah sebagai berikut:
1) Uterus
- uterus membesar, hipertropi sel-sel otot
- dinding uterus tipis dan lunak
- fetus dapat di palpasi pada abdomen
- uterus jadi bentuk ovale
- Adanya kontraksi “braxton his”
2) Serviks
- terus memanjang
- Adanya mucous plag
- Sel otot hipertropi
- Kelenjar serviks aktif
3) Vagina
- Sel otot hipertropi
- Mukosa tebal
- Adanya lorchea
- PH asam : 3,5-6,0
4) Payudara
- Duktus dan alveoli hipertropi
- areola dan putting membesar
- Mulai ada sekresi kolostrum
5) Sistem kardiovaskuler
- volume darah meluas
- Hb menurun akibat eskpirasi plasma lebih besar dari pada sel darah
merah
- Output meningkat 30-50 %
- stroke volume meningkat
- tekanan darah sama dan cenderung sedikit menurun
- Terjadi hipertropi, supine khusus pada trimerter kedua akhir
6) Sistem respiratory
- Oksigen dalam darah meningkat

20
- Pernafasan lebih dalam
- volume darah stabil
- Kebutuhan oksigen meningkat
- Uterus membesar dan menekan diagfragma menyebabkan
sulit/sesak nafas
7) Sistem Urinary
- Perubahan ukuran pada kandung kemih meningkat
- udema fisiologis pada kandung kemih
- frekuensi berkemih menurun
- Dilatasi ginjal dan ureter
- Ibu rentang terhadap infeksi traktus urinarius
- Filtrasi glomerolus meningkat 50 %
- Aliran plasma renal meningkat
- Ekskresi glokosa, polipeptida, elektrolit dan vitamin yang larut
dalam air meningkat
8) Sistem muskuloskeletal
- Pusat graviti berubah sebagai akibat membesarnya uterus, lordosis
fisiologis
- Kram pada kaki
9) Sistem integumen
- Hiperpigmentasi terutama pada putting dan perinium
- adanya linianigra
- vaskuler adanya palmar eritema
- rambut menjadi lebih halus
- Kuku lebih lunak dan tingkat pertumbuhan meningkat
10) Sistem gastrointestinal
- Mulut dan gigi: Hiperimia, sensitif terhadap zat iritan
- Esofagus dan gaster: Kapasitas lambung menurun, sekresi asam
hidroverolik dan pepsin dalam lambung menurun.
- Liver: Meningkatnya serum phospotase, menurunnya albumin dan
globulin.

21
- Pankreas: Hipertropi, hiperplasia dan hiperaktif yang sering terjadi
pada sel-sel beta, Kebutuhan fisiologis kehamilan, pencetus
diabetus gestasional.
- Intestinal: Pengosongan lambung meningkat, Absorbsi nutrien dan
air meningkat
11) Sistem endokrin
- Pituitary: Sekresi hormon luteinising dan folikel stimulating
hormon, Prolaktin meningkat.
- Tiroid: Vaskularisasi meningkat, Meningkatnya T3 dan T4, BMR
meningkat.
- Paratiroid: Hiperplasia, sekresi hormon meningkat.
- Adrenal: Sekresi adenocorticotropik hormon (ACTH) meningkat,
Level kortisol meningkat, Level aldesteron meningkat
12) Plasenta: Fungsi utuh dan komplek.
c. Trimester ketiga (28 minggu – kehamilan berakhir / 38-42 minggu)
1) Sistem reproduksi
- Uterus
Ukuran bertambah besar, distensi miometrium, dinding menipis,
kontraksi “broxon hicks” semakin jelas.
- Servik
Effousment, pengeluaran mukosa.
- Vagina
Hiperemia, pertumbuhan laktobual, leukhorea
- Payudara
Membesar, tegang, colusterum keluar.
2) Sistem kardiovaskuler
- COP meningkat 40 %
- volume darah ibu meningkat 30 – 50 %
- HR meningkat 15 kali/menit
- Stroke volume meningkat
- Kerja kardiovaskuler meningkat sangat beresiko pada ibu dengan
masalah jantung

22
3) Sistem pernafasan
- Diafragma tertekan karena pembesaran uterus keatas
- Iga-iga ekspansi
- Kebutuhan oksigen meningkat
4) Sistem perkemihan
- Dilatasi kaliks renal, filtrasi glomerolus meningkat
- Frekwensi miksi meningkat
- Kosentrasi albumin plasma menurun
5) Sistem musculoskeletal
Lordosis, sulit berjalan, rebas – rebas ekstremitas
6) Sistem integumen
- Strie semakin terlihat, pigmentasi meningkat
- Rambut tipis dan rontok
- Kuku cepat tumbuh dan mudah patah
7) Sistem gastrointestinal
- Mulut dan gusi hiperemia, gusi sangat sensitif
- Gastrik refluks, kapasitas gaster menurun
- Mobilitas intestinal menurun, rentan terhadap konstipasi
8) Sistem endokrin
- Pituitary: Prolaktin meningkat, oksitosin meningkat
- Tiroid: BMR meningkat
9) Plasenta: Fungsi maksimal

4. Perubahan Fisik Pada Ibu Hamil


Ketika hamil, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan.
Menurut George Adriaanz (2008), perubahan yang terjadi ketika hamil antara lain:
a. Uterus
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata
pada ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron
pada awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi
tersebut dibarengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan
akumulasi dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi

23
lebih kuat terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga
disertai dengan peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik.
Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edema jaringan dinding uterus dan
hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan yang dikenali
sebagai tanda Chadwick, Goodell dan Hegar.
b. Payudara
Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh
plasenta menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar),
pigmentasi kulit dan pembesaran uterus. Adanya chorionic gonadotropin
(hCG) digunakan sebagai dasar uji imunologik kehamilan. Chorionic
somatotropin (Human Placental Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik
akan merangsang pertumbuhan kelenjar susu di dalam payudara dan
berbagai perubahan metabolik yang mengiringinya.
Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem
penyaluran air susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam
perkembangan sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi
sejak 2 bulan pertama kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada
payudara. Chorionic somatotropin dan kedua hormon ini menyebabkan
pembesaran payudara yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan
sensitif terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan),
pembesaran puting susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau
dapat diekspresikan sejak kehamilan memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi
kelenjar sebasea berupa tuberkel Montgomery atau folikel disekitar areola
mulai terlihat jelas sejak dua bulan pertama kehamilan. Pembesaran
berlebihan dari payudara dapat menyebabkan striasi (garis-garis hipo atau
hiperpigmentasi pada kulit). Selain membesar, dapat pula terlihat gambaran
vena bawah kulit payudara.
c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit terjadi
akibat efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon
estrogen dan progesteron. Bagian kulit yang paling sering mengalami
hiperpigmentasi adalah puting susu dan areola disekitarnya serta umumnya

24
pada linea mediana abdomen, payudara, bokong dan paha. Chloasma
gravidarum adalah hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung, pipi dan
leher). Area atau daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan
kembali menjadi normal setelah kehamilan berakhir. Pengecualian terjadi
pada striae dimana area hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada
kulit akan menetap dan berwarna putih keperakan
d. Sistem gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan
dengan tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau
hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat dikategorikan
sebagai tanda pasti kehamilan karena berbagai penyebab metabolik lain
dapat pula menimbulkan gejala yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan
digolongkan normal apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama

1) Perubahan Fisik pada Trimester I


a) MorningSickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual
dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda
disebut morning sickness tetapi mual muntah ini dapat terjadi setiap
saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan.
Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua
dan ketiga.
b) Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi
peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran
pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada
jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
c) Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini
dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing.
Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul

25
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.
d) Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan
ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat
hamil.
e) Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada
awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh
sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang
lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi.
Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat
disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang
berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit
kepala.
f) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat
menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang
timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini
sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena
adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan
ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
g) Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus
menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning
sickness.
h) Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah

26
berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena
pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan
hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air

2) Perubahan Fisik pada Trimester II


a) Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan
melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm
setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar
dengan pusar (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada
kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16
minggu.
b) Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal
ini sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus
selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa
kembung dan tidak nyaman.
c) Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi
selama kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang
membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi
otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
d) Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih
cepat dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak
diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir
dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang
setelah bayi lahir.
e) Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di
perut bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi.
Hal ini karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan

27
rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa
menit dan bersifat tidak menetap.
f) Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan
trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan
pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
g) Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh
termasuk ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan
menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak.
Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi.
Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan.
h) Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit
yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan
mulai dari pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan
pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat
menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat. Strecth mark terjadi karena
peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan
payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal,
sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat
dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan. Kulit muka juga akan
menjadi lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan jerawat
i) Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang
kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan
semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul
disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
j) Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir
40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon
yang menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan

28
tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada
kaki bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat
lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.

3. Perubahan Fisik pada Trimester III


a) Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah
tulang belakang.
b) Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim
yang membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
c) Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran
darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil
akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan
rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma. Setelah kepala
bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum
persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega
dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut
hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah
diafragma/tulang iga ibu.
d) Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul
akan makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
e) Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan
menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena
menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir
kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang
akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.

29
f) Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian
perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk
atau istirahat.
g) Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu
hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema,
yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi
cairan.

5. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil


Menurut Sulistyawati,2009, perubahan psikologis pada ibu hamil menurut
trimester adalah:
a. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
2) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang
ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja
3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama
5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau
bahkan merahasiakannya
Berikut ini adalah perubahan-perubahan psikologis lain yang dapat
terjadi:
1) Reaksi – reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan “Well
being” menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
2) Penerimaan terhadap kehamilan.

30
“Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat
diterima.
3) Maternal role atteinment
Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin,
internalisasi dan fantasi.
4) Fantasi
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
5) Hubungan dengan ibu
Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya
yang membutuhkan support.
6) Hubungan dengan janin
Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak dengan
janin, gerak janin diartikan sebagai “Bentuk komunikasi yang rutin”.
7) Body image
Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan
mulai dapat diobservasi.
8) Waktu dan jarak
Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya,
ibu mungkin menarik diri dari orang lain.
b. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang
tinggi
2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
3) Merasakan gerakan anak
4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
5) Libido meningkat
6) Menuntut perhatian dan cinta
7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang
lain yang baru menjadi ibu
9) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru

31
c. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
6) Merasa kehilangan perhatian
7) Perasaan mudah terluka (sensitif)
8) Libido menurun
Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dan
ayah selama trimester III:
1) Perubahan Psikologis Ibu
a) Penerimaan terhadap janin meningkat
b) Fantasi terhadap perubahan peran
c) Rasa cemas akan keadaan janin meningkat
d) Fokus perhatian pada persalinan
e) Menaruh perhatian pada persalinan
2) Perubahan Psikologis Ayah
a) Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal
freedom, covvod sindrom berat
b) Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain

6. Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil


Tanda bahaya kehamilan adalah keadaan pada ibu hamil yang mengancam
jiwa janin yang dikandungnya (Saifudin, 2006). Tanda – tanda bahaya kehamilan
adalah :
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat menetap dan tidak menghilang
c. Perubahan vital secara tiba– tiba

32
d. Nyeri abdomen yang hebat
e. Bayi kurang bergerak seperti biasa
f. Pembengkakan wajah dan tangan

7. Jadwal Pemeriksaan Antenatal


Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, kunjungan pelayanan
antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, ketentuan
waktu sebagai berikut:
a. Minimal 1 kali pada trimester pertama = K1
b. Minimal 1 kali pada trimester kedua = K2
c. Minimal 2 kali pada trimester ketiga = K3& K4
Apabila terdapat kelainan atau penyulit kehamilan, seperti mual, muntah,
keracunan kehamilan, perdarahan, kelainan letak dan lain-lain frekuensi
pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan.
Dalam sumber lain juga disebutkan interval kunjungan pada pemeriksaan
prenatal yaitu setiap 4 minggu sekali sampai minggu ke-28, kemudian setiap 2-3
minggu sekali sampai minggu ke-36, dan sesudahnya setiap minggu.

8. Standar Minimal Pelayanan Antenatal


Dalam pelaksanaan operasionalnya, dikenal Standar Minimal Pelayanan
Antenatal “7T”, yang terdiri dari:
a. Timbang berat badan
b. Ukur tekanan darah
c. Ukur tinggi fundus uteri
d. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap
e. Pemberian tablet zat besi, minimal 90 hari selama kehamilan
f. Test terhadap penyakit menular seksual, HIV/AIDS dan malaria
g. Temu wicara/ (konseling) dalam rangka persiapan rujukan

33
9. Pemeriksaan Antenatal
Pemeriksaan kehamilan terbagi dalam:
a. Anamnesa
Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil
meliputi:
1) Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama & alamat
ibu)
2) Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk
memeriksakan kehamilan atau ada masalah lain
3) Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan
4) Riwayat perkawinan
5) Riwayat kehamilan sekarang, meliputi:
 HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
 Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan)
 Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk pengelihatan kabur)
 Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
 Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
 Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang dirasakan
6) Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi:
 Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu,
persalinan premature, keguguran atau kegagalan kehamilan,
persalinan dengan tindakan (dengan forcep, vakum, ekstraksi atau
operasi caesar)
 Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska
persalinan
 Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature,
perdarahan, siapa yg menolong
 Riwayat hipertensi
 Melahirkan janin dengan BB <2,5 kg atau >4 kg
 Nifas dan laktasi
 Bayi yg dilahirkan: jenis kelamin, BB & panjang badan, hidup atau
mati, bila mati umur berapa & penyebabnya

34
 Masalah-masalah lain yg dialami
7) Riwayat kesehatan (penyatkit yg pernah diderita), meliputi: penyakit
kardiovaskuler, TB paru, hepatitis B, diabetes, hipertensi, PMS atau
HIV/AIDS, malaria, status imunisasi TT, dll.
8) Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit
menular, dll
9) Riwayat sosial ekonomi & budaya meliputi:
 Status perkawinan
 Riwayat KB
 Reaksi orangtua dan keluarga terhadap kehamilan ini
 Dukungan keluarga
 Pengambil keputusan dalam keluarga
 Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang), dengan
perhatian pada vitamin A dan zat besi
 Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum
obat/alcohol/obat tradisional, & olahraga
 Beban kerja & kegiatan sehari-hari
 Tempat melahirkan & penolong yg diinginkan
Menentukan Taksiran Persalinan
 Untuk siklus 28 hari:
HPHT (+7), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
 Untuk siklus 35 hari:
HPHT (+14), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
Rumus tersebut tidak dapat digunakan apabila:
1. Ibu mempunyai riwayat haid yang tidak teratur atau tidak haid
2. Ibu hamil saat masih menyusui dan belum pernah haid lagi
3. Ibu hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid lagi

35
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan antenatal pertama meliputi komonen:
1. Pemeriksaan Luar
a) Pemeriksaan umum
 Keadaaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,
kesadaran
 Adakah anemia, cyanose, icterus atau dyspnoe
 Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, denyut nadi,
dan pernapasan
 Oedema
 TB
 BB
 Reflek
 Pemeriksaan laboratorium sederhana bila ada, untuk kadar Hb,
golongan darah dan urine rutin
b) Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
 Kepala dan leher
 Dada: bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keadaan putting
susu (simetris atau tidak), keluarnya kolostrum (dilakukan
pemeriksaan setelah usia kehamilan >28 minggu)
 Perut: membesar kedepan atau kesamping (acites), keadaan perut,
linea alba, ada gerakan anak atau tidak, kontraksi rahim, striae
gravidarum, & bekas luka operasi
 Vulva: keadaan perineum, varices, tanda Chadwick, fluor dan
condyloma
 Anggota bawah: cari varises, oedema, luka
Palpasi
Periksa raba dilakukan untuk menentukan:
 Besarnya rahim untuk menentukan tuanya kehamilan
 Letak anak dalam rahim

36
Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri atas 4 bagian, yaitu:
(Manuaba, 2007)
Leopold 1
 Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
 Menentukan tunggi fundus uteri dan bagian
janin dalam fundus
 Konsistensi fundus

Leopold 2
 Menemukan batas samping rahim kanan-kiri
 Menentukan letak punggung janin
 Pada letak lintang, tentukan dimana kepala
janin

Leopold 3
 Menentukan bagian terbawah janin
 Apakah bagian terbawah tersebut sudah
masuk atau masih goyang

Leopold 4
 Pemeriksa menghadap ke kaki ibu hamil
 Bisa juga menentukan bagian terbawah janin
apa dan berapa jauh janin sudah mask pintu
atas panggul

Mengukur usia kehamilan dengan TFU:


TFU (cm) = tua kehamilan dalam bulan
3,5 cm

37
Auskultasi
Digunakan stetoskop atau Doppler, untuk mendengan bunyi jantung
janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta, dan
bising usus
2. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjungan pertama
pemeriksaan antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan
trimester III untuk menentukan keadaan panggul

38
10. Pathway ANC
Trimester I
Konsepsi

Fertilitas

Implantasi

Embryogenesis

Maturasi janin

Perubahan pada ibu

Perubahan psikologis Perubahan fisiologis

Krisis situasional, perub. GIT Sist.kardio Sist.urinaria


psikologis, ketidakstabilan vascular
hormon Instabilitas Penekanan
hormone Peningkatan vesika
TD urinaria
Ansietas Perubahan Asam karena
peran lambung Sakit kepala pembesaran
sebagai meningkat uterus
calon ibu Nyeri
Rasa Frekuensi
Perub.proses sebah/mual BAK
keluarga Koping meningkat
individu Muntah
tdk efektif Gangguan
Intake eliminasi urin
makanan
menurun Kebersihan
genital
Perub.nutrisi menurun
kurang dari
kebutuhan Kelembaban
meningkat

Resiko
infeksi

39
Trimester II
TRIMESTER II

Perubahan fisiologis Perubahan


psikologis

Sist.endokrin Sist.kardiovaskular Sist.reproduksi Sist.integumen Sist.GIT Musculosceletal Sist.respirasi Krisis


situasional
Inotropik Sekresi aldosteron Vaskularisasi Estrogen Progesterone BB janin Desakan
meningkat serviks & meningkat meningkat meningkat uterus ke Proses
Hiperpegmintas vagina diafragma adaptasi
i Retensi H2O & Na+ Kulit Saliva & asam Postur tubuh
Sensitifitas meregang lambung berubah Ekspansi Persiapan
Perub.body volume plasma serviks meningkat paru tidak anggota baru
image meningkat meningkat Striae Lordosis maksimal dlam keluarga
gravidarum Peristaltic berlebihan
Perub.cardiac TD meningkat Rangsang menurun Gangguan Ansietas
output seksual Perub.body Nyeri pola nafas Perub.peran
Sakit kepala image Pengosongan
Resiko cidera Perub.pola lambung lambat
janin & Nyeri seksual
maternal Kembung, mual,
muntah

Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
cairan

40
Trimester III
TRIMESTER III

Perubahan fisiologis Perubahan


psikologis

Pembesaran uterus Sistem endokrin Persiapan


melahirkan
Retensi H2O & Na+
Perub.skelet & Menekan Primi:kurang
persendian paru pengetahuan
Urine output Vasokontriksi
Berat uterus Ekspansi menurun, pembuluh Ansietas
menigkat paru volume darah
menurun plasma
Perub.pusat meningkat, TD meningkat
gravitasi tubuh Gangguan tekanan
pola nafas hidrostatik Hipertrofi
Menekan saraf menurun ventrikel
sekitar
Edema Penurunan
Pelepasan ekstremitas cardiac output
mediator nyeri
(prostaglandin,
histamin) Kelebihan Resiko cidera
volume janin &
Nyeri cairan maternal

41
11. Asuhan Keperawatan Antenatal
a. Pengkajian
Pengkajian dilakukan mulai dari mengidentifikasi sampai kepada tanda dan
gejala yang dirasakan ibu selama kehamilan trimester I.
a. Identifikasi dan Riwayat Kesehatan
a) Data Umum Pribadi
 Nama
 Usia
 Alamat
 Pekerjaan Ibu/Suami
 Lamanya menikah
 Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
b) Keluhan saat ini
 Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu
 Lamanya mengalami gangguan tersebut
c) Riwayat haid
 Hari Pertama Hari terakhir (HPHT)
 Usia kehamilan dan Taksiran Persalinan
d) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
 Asuhan antenatal, persalinan dan nifas kehamilan sebelumnya
 Cara persalinan
 Jumlah dan jenis kelamin anak hidup
 Berat badan lahir
 Cara pemberian asupan bagi bayi yang dilahirkan
 Informasi dan saat persalian atau keguguran terakhir
e) Riwayat kehamilan saat ini
f) Riwayat penyakit dalam keluarga
g) Riwayat penyakit ibu
h) Riwayat penyakit yang memerlukan pembedahan

42
i) Riwayat mengikuti program KB
j) Riwayat Imunisasi
k) Riwayat menyusui
b. Pemeriksaan
a) Keadaan umum
 Tanda vital
 Pemeriksaan jantung dan paru
 Pemeriksaan payudara
 Kelainan otot dan rangka serta neurologik
b) Pemeriksaan abdomen
 Inspeksi
- Bentuk dan ukuran abdomen
- Parut bekas operasi
- Tanda-tanda kehamilan gerakan janin
- Varises
- Hernia
- Edema
 Palpasi
- Tinggi fundus
- Punggung bayi
c. Laboratorium
1) Pemerikaan
- Analisis rutin
- Hb (normal 11 gr/dl)
- LT (SGPT) < 23 U/L
- AST (SGOT) < 21 U/L
- Bilirubin Total 0,25-1,0 mg/dl
- Protein total 61-82 g/L
- Albumin 37-52 g/L
- MCV 80-96 fl

43
- Glukosa darah puasa 70-100 mg/dl
2) Ultrasonografi

44
DIAGNOSA NANDA NOC NIC ANTENATAL CARE PADA TIAP TRIMESTER

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS KEHAMILAN TRIMESTER I


NO DIAGNOSA NANDA NURSING OUTCOMES NURSING INTERVETION CLASSIFICATION
NIC AKTIFITAS
1. Ketidakseimbangan 1. Status nutrisi  Manajemen 1. Manajemen Nutrisi
Nutrisi : Kurang Dari Indikator : Nutrisi Aktifitas:
Kebutuhan Tubuh  Intake nutrisi  Terapi Nutrisi  Mengkaji adanya pasien alergi
adekuat  Monitor Gizi terhadap makanan
 Intake makanan  Berkolaborasi dengan ahli gizi
adekuat untuk menentukan jumlah kalori
 Intake cairan dalam dan jenis gizi yang dibutuhkan
batas normal untuk memenuhi kebutuhan gizi
 Energi cukup pasien
 Indeks masa tubuh  Mengatur pola makan dan gaya
dalam batas normal hidup pasien
 Mengajarkan pasien bagaimana
2. Status nutrisi : asupan pola makan sehari- hari yang
makanan dan cairan sesuai dengan kebutuhan
Indikator :  Memantaudan
 Intake makanan mencatatmasukan kalori dan

45
melalui oral nutrisi
adekuat  Timbang berat badan pasien
 Intake cairan dengan interval yang sesuai
melalui oral  Memberikan informasi yang
adekuat tepat tentang kebutuhan nutrisi
 Intake cairan dan bagaimana cara
melalaui intravena memenuhinya
3. Status nutrisi : intake  Membantu pasien untuk
nutrisi menerima program gizi yang
Indikator : dibutuhkan
 Intake kalori 2. Therapy Nutrisi
adekuat Aktifitas:
 Intake protein  Memantau makanan dan minuman
adekuat yang dimakan dan hitung intake
 Intake lemak dalam kalori sehari yang sesuai
batas normal  Memantau ketepatan anjuran diet
 Intake karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
dalam batas normal sehari- hariyang sesuai
 Intake serat dalam  Berkolaborasi dengan ahli gizi
batas normal untuk menentukan jumlah kalori
 Intake mineral dan jenis gizi yang dibutuhkan

46
adekuat untuk memenuhi kebutuhan gizi
pasien
 Memberikan makanan sesuai
dengan diet yang dianjurkan
 Memantau hasil labor Memberikan
 Mengajari kepada keluarga dan
pasien secara tertulis contoh diet
yang dianjurkan

3. Monitor Gizi
Aktifitas :
 Memantau berat badan pasien
 Memantau turgor kulit
 Memantau mual dan muntah
 Memantau albumin, total
protein, Hb, hematokrit, dan
elektrolit
 Memantau tingkat energi,
lemah, letih, rasa tidak enak
 Memantau apakah konjungtiva
pucat, kemerahan, atau kering

47
 Memantau intake nutrisi dan
kalori
2. Nause 1. nafsu makan meningkat  Manajemen 1. Manajemen Mual:
2. Level kenyamanan Mual Aktivitas:
 Anjurkan untuk monitor
Indikator : pengalaman mual
 Keadaan fisik baik  Anjurkan untuk belajar strategi
 Kepuasan dengan untuk mangatur mual
kontrol gejala  Lakukan penilaian lengkap
 Psikologik baik tentang mual termasuk frekuensi,
 Kepuasan dengan durasi, bahaya, dll
hubungan sosial  Observasi isyarat non verbal
ketidaknyamanan.
3. Hidrasi  Evaluasi pengalaman terdahulu
Indikator : mengenai mual
 Turgor kulit baik  Dapatkan catatan diet dahulu
 Membran mukosa terhadap pengalaman mual.
lembab  Pastikan keefektifan obat anti
 Intake cairan dalam emetik
batas normal  Evaluasi pengalaman mual yang
 Pengeluaran Urin terjadi

48
dalam batas normal  Kontrol faktor lingkungan yang
mungkin menyebabkan mual.
 Kurangi faktor personal yang
4. Status nutrisi : asupan dapat meningkatkan rasa mual
makanan dan cairan  Ajarkan untuk menggunakan
Indikator : teknik non farmakologi
 Intake makanan  Dorong untuk menggunakan
melalui oral teknik non farmakologi sebelum,
adekuat selama dan setelah mual
 Intake cairan  Anjurkan istirahat dan tidur yang
melalui oral adekuat
adekuat  Monitor pemasukan kalori dan
 Intake cairan konten nutrisi
melalaui intravena  Berikan makanan yang menarik
5. Keseimbangan cairan dan tidak membuat mual
Indikator :  Lakukan kebersihan oral untuk
 Tekanan darah meningkatkan kenyamanan
dalam batas normal  Memantau laporan asupan dari
 Keseimbangan konten nutrisi dan kalori
intake dan output  Secara teratur pantau berat badan
selama 24 jam  Sediakan informasi tentang mual,

49
 Turgor kulit baik seperti penyebab mual, dan
 Membran mukosa berapa lama akan berlangsung
lembab
 Hematokrit dalam
batas normal

6. Tingkat keparahan
gejala

Indikator :
 Intensitas gejala
 Frekuensi gejala
 Persisten gejala

3. Risiko kekurangan 1. Keseimbangan cairan  Manajemen 1. Manajemen Cairan


volume cairan Indikator : Cairan Aktifitas :

50
 Tekanan darah  Monitoring  Mempertahankan keakuratan
dalam batas normal cairan catatan intake dan output
 Keseimbangan  Memonitor status hidrasi
intake dan output (kelembaban membran
selama 24 jam mukosa, nadi, tekanan darah
 Turgor kulit baik ortostatik ), jika diperlukan
 Membran mukosa  Memonitor vital sign
lembab  Memonitor hasil labor yang
 Hematokrit dalam sesuai dengan retensi cairan
batas normal (BUN, Ht, osmolalitas urin)
 Memonitor masukan makanan/
2. Hidrasi cairan dan hitung intake kalori
Indikator : harian
 Turgor kulit baik  Berkolaborasi untuk pemberian
 Membran mukosa cairan IV
lembab
 Intake cairan dalam
batas normal 2. Monitor Cairan
 Pengeluaran Urin Aktivitas :
dalam batas normal  Menentukan faktor resiko dari
ketidakseimbangan cairan

51
3. Vital Sign (polyuria, muntah, hipertermi)
Indikator :  Memonitor intake dan output
 Suhu tubuh dalam  Memonitor serum dan jumlah
batas normal elektrolit dalam urin
 Denyut nadi dalam  Memonitor serum albumin dan
batas normal jumlah protein total
 Frekuensi pernafasan  Memonitor serum dan
dalam batas normal osmolaritas urin
 Nafas tidak sesak  Mempertahankan keakuratan
 Tekanan darah catatan intake dan output
sistolik dalam batas  Memonitor warna, jumlah dan
normal berat jenis urin.
 Tekanan darah
diastolik dalam batas
normal
Hasil yang ditambahkan :
 Status Nutrisi : makanan
dan cairan
 Mual dan muntah
 Jaringan integritas kulit
dan mukosa

52
 Eliminasi urin

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS KEHAMILAN TRIMESTER II

NURSING INTERVENTIONS CLASSIFICATION


NO DIAGNOSA NANDA NURSING OUTCOMES
NIC AKTIFITAS
1. Nyeri Akut 1. Kontrol Nyeri  Manajemen 1. Manajemen Nyeri
Defenisi: pengalaman Indikator : Nyeri Aktifitas:
emosional dan sensori yang  Klien mampu  Terapi  Melakukan penilaian
tidak menyenangkan yang mengontrol nyeri rileksasi terhadap nyeri seperti :
muncul dari kerusakan  Mampu mengetahui lokasi, karakteristik,
jaringan secara secara faktor penyebab lama/durasi, frekuensi,
aktual dan potensial atau  Serangan nyeri kualitas, intensitas, dan
menunjukkan adanya berkurang/hilang faktor yang meningkatkan
kerusakan :serangan  Mampu nyeri
mendadak atau perlahan menggunakan  Kaji ketidaknyamanan
dari intensitas ringan teknik secara non verbal, seperti
sampai berat yang nonfarmakologi ketidakmampuan pasien
diantisipasi atau diprediksi untuk mengurangi untuk berkomunikasi

53
durasi nyeri kurang dari 6 nyeri dengan efektif
bulan,  Tentukan pengaruh
Batasan karakteristik 2. Tingkatan nyeri pengalaman nyeri terhadap
 Melaporkan nyeri Indikator : kualitas hidup sehari-hari (
secara verbal dan non  Melaporkan nyeri seperti : tidur,nafsu makan,
verbal berkurang aktivitas, kesadaran,
 Menunjukkan  Ekspresi wajah perasaan, hubungan sosial,
kerusakan rileks penampilan kerja,dan
 Posisi untuk  Gelisah (-), melakukan tanggung jawab
mengurangi nyeri Diaphoresis (-), sehari-hari)
 Gerakan untuk  Vital sigs dalam  Menggali factor yang
melindungi batas normal, meningkatkan nyeri
 Tingkah laku berhati Respirate Rate 16-  Tentukan tingkat
hati 24x/menit, Pulse kebutuhan pasien yang
 Muka topeng Rate: 60-90x/menit dapat memberikan
 Gangguan tidur 3. Tingkatan Kenyamanan kenyamanan pada pasien
 Fokus pada diri sendiri Indikator : dan rencana keperawatan
 Fokus menyempit  Melaporkan  Menyediakan informasi
(penurunan persepsi kenyaman tentang nyeri,contoh :
waktu,kerusakan proses  Nyeri berkurang, penyebab nyeri, bagaimana
berfikir,penurunan  Melakukan tindakan kejadiannya,

54
interaksi dengan orang untuk mengurangi mengantisipasi
dan lingkungan) nyeri) ketidaknyamanan terhadap
 Tingkah laku  Mampu mengontrol prosedur
distraksi(jalan jalan, nyeri  Mengontrol faktor
menemui lingkungan yang dapat
orang,aktifitas berulang mempengaruhi respon
) pasien terhadap
 Respon ketidaknyamanan (suhu
otonom(diaphoresis, ruangan, pencahayaan,
perubahan tekanan keributan)
darah ,perubahan napas  Mengurangi faktor yang
nadi,dilatasi pupil) dapat meningkatkan nyeri
 Perubahan otonom (ketakutan, kelelahan, sifat
dalm dalam tonus otot membosankan, kurang
(dalam rentang lemah pengetahuan)
ke kaku)  Mempertimbangkan
 Tingkah laku kesediaan pasien dalam
ekspresif(gelisah berpartisipasi,
merintih,menangis,was kemampuannya dalam
pada iritabel,napas berpartisipasi, pilihan yang
panjang mengeluh, digunakan, dukungan lain

55
 Perubahn dalam nafsu dalam metoda dan
makan kontraindikasi dalam
 Faktor yang pemilihan strategi
berhubungan mengurangi nyeri
 Agen cedera  Pertimbangkan tipe dan
sumber nyeri ketika
memilih metode
mengurangi nyeri
 Ajarkan pasien mengenai
prinsip manajemen nyeri
 Anjurkan pasien untuk
istirahat/tidur untuk
mengurangi nyeri
 Mengajarkan pasien
menggunakan teknik
nonfarmakologi (seperti :
biofeddback, hipnosis,
relaksasi, terapi music,
distraksi, terapi bermain,
acupressure, aplikasi
hangat/dingin, dan pijatan)

56
 Dorong pasien untuk
menggunakan pengobatan
nyeri yang adekuat
 Kolaborasikan dengan
pasien dan tenaga
kesehatan lainnya untuk
memilih dan
mengimplementasikan
metoda dalam mengatasi
nyeri secara non
farmakologi
 Gunakan cara mengontrol
nyeri sebelum menjadi
menyakitkan
 Monitor kepuasan pasien
terhadap manajemen nyeri
yang diberikan dalam
interval yang ditetapkan

2. Terapi relaksasi
Aktifitas:

57
 Gambarkan rasional dari
relaksasi dan kegunaanya,
keterbatasan, dan tipe
relaksasi yang tersedia
(music, mediasi, irama
nafas, relaksasi otot)
 Tentukan apakah ada
teknik relaksasi yang
sebelumnya pernah
digunakan
 Berikan gambaran detail
dalam memilih intervensi
relaksasi
 Anjurkan untuk posisi yang
nyaman bagi klien
 Anjurkan pasien untuk
relax
 Demonstrasikan dan
praktekkan teknik relaksasi
pada pasien
 Gunakan suara yang halus

58
apabila berbicara dengan
klien
 Berikan lengkungan yang
nyaman, dan tidak gaduh
agar pasien bisa tidur.

2. Resiko cidera 4. Status Neurologis dalam  Manajemen 1. Manajemen Lingkungan


batas normal lingkungan Aktivitas :
Indikator :  Manajemen  Ciptakan lingkungan yang
 Fungsi neurological Lingkungan: nyaman bagi pasien
: kesadaran baik Keamanan  Identifikasi kebutuhan
 Fungsi neurological  Pencegahan keamanan pasien
: sensori Jatuh  Pindahkan benda-benda
cranial/fungsi motor berbahaya dari sekitar
 Fungsi neurological pasien
: otonom  Pindahkan benda-benda
 Tekanan beresiko dari lingkungan
intrakaranial dalam pasien
batas normal  Sediakan ruang rawat
 Komunikasi baik sendiri
 Ukuran pupil  Sediakan tempat tidur yang

59
normal nyaman dan bersih
 Reaktivitas pupil  Posisikan tempat tidur agar
 Pola pergerakan mudah terjangkau
mata normal  Kurangi stimulus
 Pola nafas efektif lungkungan
 Tanda-tanda vital  Sesuaikan temperature
dalam batas normal lingkungan menurut
 Pola tidur-istirahat kebutuhan pasien
 Atur pencahayaan untuk
5. Deteksi Resiko efek terapi
Indikator :  Batasi pengunjung
 Mengenal tanda dan
gejala yang 2. Manajemen Lingkungan :
mengindikasikan Keamanan
resiko Aktivitas :
 Identifikasi resiko  Identifikasikan kebutuhan
kesehatan potensial keamanan pasien
 Mencari validasi berdasarkan level fisik dan
resiko yang fungsi kognitif sesuai
dirasakan riwayat kebiasaan
 Memperoleh sebelumnya

60
pengetahuan riwayat  Identifikasi benda-benda
keluarga beresiko di lingkungan
 Penggunaan sumber  Pindahkan benda-benda
untuk tetap berbahaya dari lingkungan
menginformasikan pasien
tentang resiko  Modifikaasi lingkungan
potensial untuk meminimalisir
 Penggunaan bahaya dan resiko
pelayanan  Siapkan pasien dengan
keperawatan nomor telp emergensi
kesehatan sesuai  Kolaborasikan dengan
dengan kebutuhan petugas lain untuk
meningkatkan keamanan
6. Perilaku keamanan : lingkungan
pencegahan jatuh
Indikator :
 Koreksi
menggunakan alat
bantu
 Perlengkapan
bantuan pribadi

61
 Penempatan 3. Pencegahan Jatuh
penghalang untun Aktivitas :
mencegah jatuh  Identifikasi deficit kognitif
 Penggunaan restrain atau fisik pasien yang
bila dibutuhkan berpotensi untuk jatuh
 Kegelisahan dan  Identifikasi karakteristik
ketidaktenangan lingkungan yang
yang terkontrol meningkatkan potensi jatuh
 Penggunaan (seperti lantai licin)
keputusan  Monitor gaya, keseimbangan
mengoreksi berjalan dan kelemahan daya
penglihatan ambulansi
 Penggunaan  Berikan peralatan penunjang
prosedur keamanan (seperti alat bantu jalan)
 Kompensasi untuk mengokohkan jalan
keterbatasan fisik  Pertahankan penggunaan alat
bantu jalan
 Tempatkan benda-benda
disekitar pasien agar mudah
dijangkau
 Ajarkan pasien bagaimana

62
berpindah untuk
meminimalisir trauma
 Gunakan pinggiran tempat
tidur yang panjang dan tinggi
untuk mencegah jatuh dari
tempat tidur
 Tempatkan tempat tidur
mekanis pada posisi terendah
 Berikan pasien untuk
dependen alat bantu (seperti:
bel) ketika pemberi pelayanan
kesehatan tidak ada
 Pindahkan furniture seperti
meja yang mampu
membahayakan pasien
 Hindari barang-barang
berserakan di lantai
 Berikan penerangan yang
cukup untuk meningkatkan
penglihatan
 Tempatkan area penyimpanan

63
pada daerah yang terjangkau
 Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain untuk
mengurangi efek samping
obat yang bias
mengakibatkan jatuh

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS KEHAMILAN TRIMESTER III

NURSING INTERVENTION
N
DIAGNOSA NANDA NURSING OUTCOMES CLASSIFICATION
O
NIC AKTIFITAS
1. Perubahan eliminasi:  Eliminasi bowel 1. Manajemen 1. Manajemen Konstipasi:
Konstipasi  Fungsi gastrointestinal Konstipasi Aktivitas:
 Hidrasi 2. Irigasi Bowel  Monitor tanda dan gejala
 Mual dan muntah yang kosntipasi
berbahaya  Monitor pergerakan
 Kontrol tanda dan gejala peristaltik usus

64
 Monitor bunyi usus
 Konsultasikan ke dokter
tentang peningkatan dan
penurunan frekuensi suara
usus
 Jelaskan penyebab dan
masalah yang berkaitan
dengan masalah pasien
 Identifikasi faktor yang
mungkin menyebabkan
kosntipasi
 Mulai jadwal toileting
 Ajarkan pasien dan
keluarga tentang buku
harian untuk makanan
 Anjurkan peningkatan
pemasukan cairan
 Evaluasi pemberian obat-
obatan dan efek samping
terhadap GI
 Instruksikan ke keluraga

65
dan pasien yang berkenaan
dengan diet, latihan dan
pemasukan makanan untuk
konstipasi
 Anjurkan penggunaan
laksatif jika diperlukan
 Jelaskan ke keluarga
tentang waktu yang baik
untuk konstipasi
 Atur berat badan pasien

2. Irigasi bowel:
 Menentukan alasan untuk
membersihkan
gastrointestinal.
 Hindari penggunaan
irigasi bowel jika pasien
mempunyai riwayat
ulserasi colitis
 Periksakan ke dokter
untuk pembersihan GI

66
 Jelaskan prosedur kepada
pasien
 Jaga privasi pasien
 Informasikan kepada
pasien kemungkinan
kram perut
 Pemasangan alat- alat
 Posisikan pasien posisi
yang nyaman dan benar.
 Lindungi tempat tidur
 Pastikan suhu yang benar
dari bahan- bahan irigasi
 Lumasi pipa irigasi
sebelum insersi
 Masukkan alat irigasi ke
rektum
 Monitor efek samping
dari pemakaian irigasi
 Monitor tanda dan gejala
diare, konstipasi dan
pengaruh yang kuat

67
 Catat jika laxative tidak
bersih
 Bersihkan area anal.

2. Pola nafas tidak efektif 1. Kepatenan jalan nafas 1. Bantuan 1. Bantuan ventilasi
Definisi: Inspirasi dan Indikator: ventilasi Aktivitas:
ekspirasi yang tidak  Demam tidak ada 2. Pemberian  Jaga kepatenan jalan
menyediakan ventilasi  Cemas tidak ada posisi nafas
yang Adekuat  Sesak nafas tidak ada  Berikan posisi yang
Karakterisitik Terdefinisi:  Frekuensi nafas dan mengurangi dispnea
 Perubahan gerakan irama nafas dalam  Posisikan untuk
dada rentang yang memfasilitasi ventilasi
 Nafas cuping hidung diharapkan/normal dan perfusi
 Takipnea  Tidak ada suara nafas  Bantu perubahan
 Pernafasan pursed- lip tambahan dengan sering
 Bradipnea  Posisikan untuk
 Penurunan tekanan 2. Status pernafasan meminimalkan usaha
ekspirasi Indikator: bernafas seperti
 Penurunan tekanan  Pengembangan dada meninggikan kepala
inspirasi simetris tempat tidur
 Penurunan ventilasi  Penggunaan otot  Pantau akibat

68
permenit aksesori tambahan perubahan posisi pada
 Penggunaan otot nafas tidak ada oksigenasi: SaO2
tambahan untuk  Irama nafas dalam  Dorong pasien untuk
bernafas rentang normal nafas dalam dan lambat
 Dispnea  Penarikan dinding  Bantu dengan
 Nafas pendek dada tidak ada spirometri perangsang
 Ekspirasi memanjang  Keluaran sputum  Pantau kelemahan otot
 Penurunan kapasitas adekuat pernafasan
paru  Pengeluaran udara  Mulai dan jaga oksigen
Faktor yang  Auskultasi suara tambahan
berhubungan: naafas dalam batas  Berikan medikasi-
 Ansietas normal medikasi nyeri yang
 Kelelahan  Suara nafas tambahan cocok untuk mencegah
 Hiperventilasi tidak ada hipoventilasi
 Nyeri  Dispnea (-), ortopnea  Ambulasi 3-4 kali
 Disfungsi (-), sehari
neuromuskuler 3. Tanda-tanda vita dalam  Berikan program
 Kerusakan kognitif batas normal kekuatan otot
 Kerusakan persepsi Indikator: pernafasan dan latihan
 Kelelahan otot-otot  BP dalam batas daya tahan
respirasi normal: 100-120/70-  Mulai usaha bernafas

69
(Sumber : John Wiley & 80 mmHg pelihara kepatenan
Sons, 2011)  HR dalam batas jalan nafas
normal : 60- 2. Pemberian posisi
100x/menit (positioning)
 Temperature dalam Aktivitas:
batas normal : 36-370  Posisikan pasien untuk
C mengurangi dispnea
 RR dalam batas  Posisikan pasien untuk
normal: 20-24x/menit memfasilitasi ventilasi
(Sue Moorhead,dkk,  Kaji tiap kali
2008) perubahan posisi
 Monitor efek dari
perubahan posisi dalam
pemakaian oksigen
 Anjurkan untuk nafas
dalam dengan pelan
 Ajarkan pasien cara
nafas bibir
 Inisiasikan program
pernafasan untuk
menguatkan otot

70
pernafasan
 Inisikan pengisapan
jika dibutuhkan

3. Nyeri Akut 1. Kontrol Nyeri  Manajemen 1. Manajemen Nyeri


Defenisi: pengalaman Indikator : Nyeri Aktifitas:
emosional dan sensori yang  Klien mampu mengontrol  Terapi  Melakukan penilaian
tidak menyenangkan yang nyeri rileksasi terhadap nyeri seperti :
muncul dari kerusakan  Mampu mengetahui lokasi, karakteristik,
jaringan secara secara faktor penyebab lama/durasi, frekuensi,
aktual dan potensial atau  Serangan nyeri kualitas, intensitas, dan
menunjukkan adanya berkurang/hilang faktor yang
kerusakan :serangan  Mampu menggunakan meningkatkan nyeri
mendadak atau perlahan teknik nonfarmakologi  Kaji ketidaknyamanan
dari intensitas ringan untuk mengurangi nyeri secara non verbal,
sampai berat yang seperti
diantisipasi atau diprediksi ketidakmampuan
durasi nyeri kurang dari 6 2. Tingkatan nyeri pasien untuk
bulan, Indikator : berkomunikasi dengan
Batasan karakteristik  Melaporkan nyeri efektif
 Melaporkan nyeri berkurang  Tentukan pengaruh

71
secara verbal dan non  Ekspresi wajah rileks pengalaman nyeri
verbal  Gelisah (-), Diaphoresis terhadap kualitas hidup
 Menunjukkan (-), sehari-hari ( seperti :
kerusakan  Vital sigs dalam batas tidur,nafsu makan,
 Posisi untuk normal, Respirate Rate aktivitas, kesadaran,
mengurangi nyeri 16-24x/menit, Pulse Rate: perasaan, hubungan
 Gerakan untuk 60-90x/menit sosial, penampilan
melindungi kerja,dan melakukan
 Tingkah laku berhati tanggung jawab sehari-
hati hari)
 Muka topeng  Menggali factor yang
 Gangguan tidur 1. Tingkatan Kenyamanan meningkatkan nyeri
 Fokus pada diri sendiri Indikator :  Tentukan tingkat
 Fokus menyempit  Melaporkan kenyaman kebutuhan pasien yang
(penurunan persepsi  Nyeri berkurang, dapat memberikan
waktu,kerusakan proses  Melakukan tindakan kenyamanan pada
berfikir,penurunan untuk mengurangi nyeri) pasien dan rencana
interaksi dengan orang  Mampu mengontrol nyeri keperawatan
dan lingkungan)  Menyediakan informasi
 Tingkah laku tentang nyeri,contoh :
distraksi(jalan jalan, penyebab nyeri,

72
menemui bagaimana
orang,aktifitas berulang kejadiannya,
) mengantisipasi
 Respon ketidaknyamanan
otonom(diaphoresis, terhadap prosedur
perubahan tekanan  Mengontrol faktor
darah ,perubahan napas lingkungan yang dapat
nadi,dilatasi pupil) mempengaruhi respon
 Perubahan otonom pasien terhadap
dalm dalam tonus otot ketidaknyamanan (suhu
(dalam rentang lemah ruangan, pencahayaan,
ke kaku) keributan)
 Tingkah laku  Mengurangi faktor
ekspresif(gelisah yang dapat
merintih,menangis,was meningkatkan nyeri
pada iritabel,napas (ketakutan, kelelahan,
panjang mengeluh, sifat membosankan,
 Perubahn dalam nafsu kurang pengetahuan)
makan  Mempertimbangkan
 Faktor yang kesediaan pasien dalam
berhubungan berpartisipasi,

73
 Agen cedera kemampuannya dalam
berpartisipasi, pilihan
yang digunakan,
dukungan lain dalam
metoda dan
kontraindikasi dalam
pemilihan strategi
mengurangi nyeri
 Pertimbangkan tipe dan
sumber nyeri ketika
memilih metode
mengurangi nyeri
 Ajarkan pasien
mengenai prinsip
manajemen nyeri
 Anjurkan pasien untuk
istirahat/tidur untuk
mengurangi nyeri
 Mengajarkan pasien
menggunakan teknik
nonfarmakologi

74
(seperti : biofeddback,
hipnosis, relaksasi,
terapi music, distraksi,
terapi bermain,
acupressure, aplikasi
hangat/dingin, dan
pijatan)
 Dorong pasien untuk
menggunakan
pengobatan nyeri yang
adekuat
 Kolaborasikan dengan
pasien dan tenaga
kesehatan lainnya
untuk memilih dan
mengimplementasikan
metoda dalam
mengatasi nyeri secara
non farmakologi
 Gunakan cara
mengontrol nyeri

75
sebelum menjadi
menyakitkan
 Monitor kepuasan
pasien terhadap
manajemen nyeri yang
diberikan dalam
interval yang
ditetapkan

3. Terapi relaksasi
Aktifitas:
 Gambarkan rasional
dari relaksasi dan
kegunaanya,
keterbatasan, dan tipe
relaksasi yang tersedia
(music, mediasi, irama
nafas, relaksasi otot)
 Tentukan apakah ada
teknik relaksasi yang
sebelumnya pernah

76
digunakan
 Berikan gambaran
detail dalam memilih
intervensi relaksasi
 Anjurkan untuk posisi
yang nyaman bagi klien
 Anjurkan pasien untuk
relax
 Demonstrasikan dan
praktekkan teknik
relaksasi pada pasien
 Gunakan suara yang
halus apabila berbicara
dengan klien
 Berikan lengkungan
yang nyaman, dan tidak
gaduh agar pasien bisa
tidur.

4.. Cemas Kontrol cemas 1. Penurunan Pengurangan Kecemasan


Definisi: perasaan Indikator: Kecemasan Aktivitas:

77
ketidaknyamanan atau  Monitor intensitas kecemasan 2. Peningkatan  Bersikap tenang dan
ketakutan disertai oleh  Menyingkirkan tanda-tanda Koping menggunakan pendekatan
respon otonom (sumber kecemasan yang meyakinkan
seringkali spesifik atau  Menggunakan teknik  Menyatakan dengan jelas
tidak diketahui individu), relaksasi untuk harapan untuk perilaku
sebuah perasaan ketakutan menghilangkan kecemasan pasien
yang disebabkan oleh Koping  Menjelaskan semua
antisipasi bahaya. Ini Indikator: prosedur, termasuk sensasi
adalah sinyal peringatan  Melibatkan anggota keluarga selama menjalani prosedur
yang memperingatkan dalam pembuatan keputusan  Berusaha memahami
bahaya yang akan datang  Menunjukkan strategi perspektif pasien mengenai
dari yang mungkinkan penurunan stress situasi stress
individu untuk mengambil  Menggunakan dukungan  Memberikan informasi
tindakan untuk mengatasi social faktual tenytang diagnosis,
ancaman. pengobatan dan prognosis
Batasan karakteristik:  Menemani pasien untuk
 Gelisah meningkatkan keselamatan
 Resah dan mengurangi rasa takut
 Produktivitas  Anjurkan keluarga untuk
berkurang menemani pasien
 Menyediakan benda-benda

78
yang mentimbolkan
keamanan
 Memelihara back rub/neck
rub
 Mendorong kegiatan
nonkompetitif
 Menjaga peralatan
pengobatan keluar dari
ruangan
 Mendengarkan dengan
penuh perhatian
 Perilaku menguatkan
 Menciptakan suasana
untuk memfasilitasi
kepercayaan
 Mendorong pengungkapan
perasaan secara verbal,
persepsi, dan ketakutan
 Identifikasi perubahan
tingkat kecemasan
 Memberikan aktivitas

79
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi situasi
yang dapay meningkatkan
kecemasan
 Kontrol stimuli yang
dibutuhkan , yang
diperlukan oleh pasien
 Bantu pasien untuk
mengungkapkan dengan
jelas gambaran nyata
siyuasi yang akan datang
 Menentukan kemampuan
pasien dalam mengambil
keputusan
 Anjurkan pasien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
 Memberikan pengobatan
untuk mengurangi

80
kecemasan
 Kaji respon verbal dan
nonverbal kecemasan
Peningkatan Koping:
Aktivitas:
Sediakan informasi actual
tentang diagnose, penanganan,
dan prognosis

81
82

Вам также может понравиться

  • ADAPTIF
    ADAPTIF
    Документ1 страница
    ADAPTIF
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Akuntabel
    Akuntabel
    Документ3 страницы
    Akuntabel
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Mindmap LOYAL
    Mindmap LOYAL
    Документ1 страница
    Mindmap LOYAL
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Adaptif 1
    Adaptif 1
    Документ2 страницы
    Adaptif 1
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Harmonis 1
    Harmonis 1
    Документ5 страниц
    Harmonis 1
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Mindmap HARMONIS
    Mindmap HARMONIS
    Документ1 страница
    Mindmap HARMONIS
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Surat Pernyataan Sebagai Mentor Tanpa Direktur
    Surat Pernyataan Sebagai Mentor Tanpa Direktur
    Документ2 страницы
    Surat Pernyataan Sebagai Mentor Tanpa Direktur
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Toaz - Info 019 Ppi Spo Pengelolaan Limbah PR
    Toaz - Info 019 Ppi Spo Pengelolaan Limbah PR
    Документ3 страницы
    Toaz - Info 019 Ppi Spo Pengelolaan Limbah PR
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Spo Pengelolaan Limbah
    Spo Pengelolaan Limbah
    Документ4 страницы
    Spo Pengelolaan Limbah
    Trisna Samin
    Оценок пока нет
  • KARTU BIMBINGAN AKTUALISASI MENTOR Lita
    KARTU BIMBINGAN AKTUALISASI MENTOR Lita
    Документ6 страниц
    KARTU BIMBINGAN AKTUALISASI MENTOR Lita
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Spo Ventilator
    Spo Ventilator
    Документ2 страницы
    Spo Ventilator
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Cover LP Widia
    Cover LP Widia
    Документ1 страница
    Cover LP Widia
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • SPO ASISTENSI INTUBASI LITA Konsul
    SPO ASISTENSI INTUBASI LITA Konsul
    Документ2 страницы
    SPO ASISTENSI INTUBASI LITA Konsul
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Akuntabel Dan Kompeten
    Akuntabel Dan Kompeten
    Документ9 страниц
    Akuntabel Dan Kompeten
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • 3.5.6.1 Kuliah Osteoporosis
    3.5.6.1 Kuliah Osteoporosis
    Документ18 страниц
    3.5.6.1 Kuliah Osteoporosis
    nurulmaulidyahidayat
    Оценок пока нет
  • Isu Kontemporer
    Isu Kontemporer
    Документ6 страниц
    Isu Kontemporer
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Learning Journal Agenda 1
    Learning Journal Agenda 1
    Документ5 страниц
    Learning Journal Agenda 1
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Kuliah Osteoporosis
    Kuliah Osteoporosis
    Документ14 страниц
    Kuliah Osteoporosis
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Leaflet Nutrisi Osteoporosis
    Leaflet Nutrisi Osteoporosis
    Документ2 страницы
    Leaflet Nutrisi Osteoporosis
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • F. Bab 2
    F. Bab 2
    Документ18 страниц
    F. Bab 2
    Adi Krisna
    Оценок пока нет
  • Leaflet Osteoporosis
    Leaflet Osteoporosis
    Документ5 страниц
    Leaflet Osteoporosis
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Leaflet Benson
    Leaflet Benson
    Документ106 страниц
    Leaflet Benson
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • 3.5.6.1 Kuliah Osteoporosis
    3.5.6.1 Kuliah Osteoporosis
    Документ18 страниц
    3.5.6.1 Kuliah Osteoporosis
    nurulmaulidyahidayat
    Оценок пока нет
  • Aktualisasi Nilai Nilai Bela Negara
    Aktualisasi Nilai Nilai Bela Negara
    Документ4 страницы
    Aktualisasi Nilai Nilai Bela Negara
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Repository
    Repository
    Документ16 страниц
    Repository
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Leaflet LBP
    Leaflet LBP
    Документ4 страницы
    Leaflet LBP
    Allen Davis
    100% (1)
  • Teknik Relaksasi Untuk Mengatasi Nyeri
    Teknik Relaksasi Untuk Mengatasi Nyeri
    Документ10 страниц
    Teknik Relaksasi Untuk Mengatasi Nyeri
    Ciienul Idtuw Aya
    100% (1)
  • Leaflet Osteoporosis
    Leaflet Osteoporosis
    Документ5 страниц
    Leaflet Osteoporosis
    Putri Alin Kende Riaraly
    Оценок пока нет
  • Leaflet Benson
    Leaflet Benson
    Документ2 страницы
    Leaflet Benson
    arena irawan
    100% (3)