Вы находитесь на странице: 1из 6

1.

Definisi
Osteoarthritis (OA) merupakan suatu penyakit degenerative akibat kegagalan sendi yang
bersifat kronis dan menyerang persendian, terutama kartilago sendi. Predileksi sendi terkena
ialah weight-bearing joint: sendi leher, vertebra lumbosacral panggul, lutut, pergelangan kaki,
dan sendi metatarsaf falangeal pertama, serta sendi tangan CMC, PIP, dan DIP. Osteoarthritis
termasuk masalah kesehatan dengan angka morbiditas dan disabilitas yang tinggi. Terutama
pada pasien usia lanjut. (Kapita Selekta Kedokteran)
Osteoarthritis terutam menyebabkan perubahan-perubahan biomekanik dan biokimia dalam
sendi; penyakit ini bukan suatu gangguan peradangan. Namun, seringkali perubahan-perubahan
di dalam sendi ini disertai oleh synovitis, menyebabkan nyeri dan perasaan tidak nyaman.
(patofisiologi price&Wilson)

2. Klasifikasi
a. Berdasarkan etiologi
- Primer: idiopatik
- Sekunder

b. Berdasarkan lokasi sendi yang terkena


c. (Rekomendasi IRA tatalaksana dan diagnosis)
d. (Rekomendasi IRA tatalaksana dan diagnosis)
e. (Rekomendasi IRA tatalaksana dan diagnosis)
(Rekomendasi IRA tatalaksana dan diagnosis)

3. Manifestasi klinis
 Nyeri sendi yang bertambah saat beraktivitas dan berkurang dengan istirahat.
 Gangguan range of motion akibat nyeri.
 Kekakuan sendi pada pagi hari umumnya setelah mobilisasi yang cukup lama (biasanya
<30 menit).
 Krepitasi dapat ditemukan pada sendi yang nyeri;
 Deformitas sendi permanen
 Perubahan gaya berjalan dan gangguan fungsi sendi
 Pembengkakan sendi yang asimetris akibat adanya efusi dan osteofit
 Tanda inflamasi akut sendi: peningkatan suhu, nyeri tekan, gangguan gerak, kemerahan
(Kapita Selekta Kedokteran)

4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium: dapat ditemui tanda-tanda peradangan. Tidak ditemukan
abnormalitas pada pemeriksaan imunologi. Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA
umumnya menunjukkan hasil yang normal begitu pula pada pemeriksaan imunologinya.
b. Pemeriksaan radiologi: rontgen sendi, artroskopi, atau artrografi. Gambaran Radiologi yang
mengarah pada OA
- Celah sendi menyempit (asimetris);
- Sklerosis subkondral;
- Ditemukannya kista pada tulang
- Osteofit di sekitar sendi : nodus Heberden (pada DIP) dan nodus Bouchard (pada PIP)
- Struktur anatomi berubah

(Kapita Selekta Kedokteran)

5. Diagnosis OA
a. Anamnesis
Nyeri dirasakan berangsur-angsur (onset gradual) - Tidak disertai adanya inflamasi (kaku
sendi dirasakan < 30 menit, bila disertai inflamasi, umumnya dengan perabaan hangat,
bengkak yang minimal, dan tidak disertai kemerahan pada kulit) - Tidak disertai gejala
sistemik - Nyeri sendi saat beraktivitas - Sendi yang sering terkena: Sendi tangan: carpo-
metacarpal (CMC I), Proksimal interfalang (PIP) dan distal interfalang (DIP), dan Sendi kaki:
Metatarsofalang (MTP) pertama. Sendi lain: lutut, V. servikal, lumbal, dan hip.
Faktor risiko penyakit :
- Bertambahnya usia
- Riwayat keluarga dengan OA generalisata
- Aktivitas fisik yang berat
- Obesitas
- Trauma sebelumnya atau adanya deformitas pada sendi yang bersangkutan.

Penyakit yang menyertai, sebagai pertimbangan dalam pilihan terapi:

- Ulkus peptikum, perdarahan saluran pencernaan, penyakit liver.


- Penyakit kardiovaskular (hipertensi, penyakit jantung iskemik, stroke, gagal jantung)
- Penyakit ginjal
- Asthma bronkhiale (terkait penggunaan aspirin atau OAINs)
- Depresi yang menyertai.

b. Pemeriksaan fisik
- Tentukan BMI
- Perhatikan gaya berjalan/pincang?
- Adakah kelemahan/atrofi otot
- Tanda-tanda inflamasi/efusi sendi?
- Lingkup gerak sendi (ROM)
- Nyeri saat pergerakan atau nyeri di akhir gerakan.
- Krepitus
- Deformitas/bentuk sendi berubah
- Gangguan fungsi/keterbatasan gerak sendi
- Nyeri tekan pada sendi dan periartikular
- Penonjolan tulang (Nodul Bouchard’s dan Heberden’s)
- Pembengkakan jaringan lunak
- Instabilitas sendi

c. Klasifikasi diagnosis osteoartritis berdasarkan kriteria American College of Reumatology


(Rekomendasi IRA tatalaksana dan diagnosis)

6. Diagnosis Banding
Artiritis reumatoid , spondylitis ankilosis, gout, dan pseudogout, fibromialgia, nekrosis
avascular.
(Kapita Selekta Kedokteran)
7. Tata Laksana
a. Terapi Medikamentosa
- Analgesik oral non-opiat: dapat dipertimbangkan penggunaan asetaminofen. OAINS
contoh: ibuprofen 1200 mg/hari.
- Analgesik topical: gel natrium diklofenak 1%
- Agen Kondroprotektif : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan,
Vitamin C, superoxide dismutase, steroid intraartikuler.
b. Terapi Bedah
Apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengoreksi deformitas yang dapat
menurunkan kualitas hidup (mal-alignment, deformitas lutut valgus-varus). Prosedur dapat
berupa arthroscopic debridement dan joint lavage, osteotomi, maupun artroplasti sendi
total.
c. Terapi Non-Medikamentosa
- Terapi kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit.;
- Fisioterapi dan rehabilitasi untuk melatih persendian dan mengurangi rasa sakit.;
- Menghidari terjadinya obesitas dengan menjaga berat badan maupun menurunkan
berat badan hingga berat ideal;
- Mengurangi aktivitas yang merangsang sendi secara berlebihan karena dapat
menimbulkan rasa nyeri;
- Menjaga agar berat badan tidak ditumpuhkan sepenuhnya ke sendi misalnya dengan
menggunakan tongkat jalan atau splint;
- Koreksi Mal-Alignment, misalnya dengan fitted brace atau orthotic;
- Terapi akupuntur secara teratur untuk mengurangi nyeri
(Kapita Selekta Kedokteran)
8. Komplikasi
Osteonekrosis spontan sendi lutut, bursitis, artropati mikrokristal (sendi lutut dan tangan).
(Kapita Selekta Kedokteran)

DAFTAR PUSTAKA

Tanto C, Liwang F, et al. Kapita Selekta Kedokteran. 4th ed. Indonesia: Media Aesculapius; 2016. 837-
839p.
Sylvia A, Lorraine M. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 4th ed. Jakarta : EGC; 1995.
1219p.
Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan Penatalaksanaan Ostreoartitis. Indonesia : PB
PABDI. 6-7p, 12-13p.

Вам также может понравиться