Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
2
ORIENTASI UMUM
5
6
4. Offsite Facilities, yaitu sebagai fasilitas penunjang yang terdiri dari tangki-
tangki
5. storage, flare system, utilitas dan environment system.
Tabel 2.2 Kapasitas Desain tiap Unit pada FOC I dan LOC I
Fuel Oil Complex I Lube Oil Complex I
Unit proses Kapasitas Unit proses Kapasitas
(ton/hari) (ton/hari)
Crude Distiller 13.650 High Vacuum Unit 3.184
Naphtha Hydrotreater 2.275 Propane Deasphalting Unit 784
Gas Oil HDS 2.300 Furfural Extraction Unit 991-1.580
Platformer 1.650 MEK Dewaxing Unit 226-337
Propane Manufacturing 43,5
Kerosine Merox Treater 1.940
Sour Water Stripper 743,469
N2Plant
N2 gas 100Nm3/jam
N2 cair 65Nm3/jam
CRP Unit 1615,2
2.3.2 Kilang minyak II
Kilang Minyak II dibangun pada tahun 1981 dan diresmikan oleh
Presiden Soeharto pada tanggal 4 Agustus 1983 yaang merupakan perluasan dari
kilang minyak pertama. Kompleks BBM (Fuel Oil Complex II) di kilang ini
dirancang oleh Universal Oil Product (UOP) sedangkan Kompleks Bahan Dasar
Minyak Pelumas (Lube Oil Complex IIdan III) dirancang oleh Shell International
Petroleum Maatschappij (SIPM) dan offsite facilities oleh Fluor Eastern Inc.
kontraktor utama untuk pembangunan kilang ini adalah Fluor Eastern Inc dan
dibantu oleh kontraktor-kontraktor nasional.
Setelah diadakan Debottlenecking Project pada tahun 1997/1998,
kapasitas Kilang Minyak II meningkat dari hanya 200.000 barrel/hari menjadi
230.000 barrel/hari. Area Kilang Minyak II meliputi:
1. Fuel Oil Complex II (FOC II) yang memproduksi BBM
10
2. Lube Oil Complex II (LOC II) yang memproduksi bahan dasar minyak
pelumas dan aspal
3. Lube Oil Complex III (LOC III) yang juga memproduksi bahan dasar minyak
pelumas dan aspal
4. Utilities Complex II (UTL II) yang fungsinya sama dengan UTL I.
11
Tabel 2.3 Kapasitas Desain tiap Unit pada FOC II dan LOC II/III
FOC II LOC II/III
Kapasitas Kapasitas
Unit Unit
(ton/hari) (ton/hari)
CDU II 26.680 High Vacuum Unit II 2.238
Propane Deasphalting
NHT II 2.500 583
Unit II
Furfural Extraction Unit
AH Unibon 2.680 478-573
II
Platformer II 2.440 MEK Dewaxing Unit II 226-337
LPG Recovery 730
Naphtha Merox 1.620
THDT 1.800
Visbreaker 8.387
1. Head office
2. Gasoline tank
3. Kerosene tank
17
Produk:
1. Fuel Gas
2. LPG
3. Gasoline/ Premium
4. Heavy Naphtha
5. Kerosene
6. ADO/ IDO
7. IFO (Industrial Fuel Oil)
8. LSWR (Low Sulphur Wax Residu)
2.5.3 Lube oil complex I
Bahan baku : Residu FOC I
Residu FOC I dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Wujud : cair
2. Kenampakan : hitam
3. Bau : berbau ashpalt
4. Specific gravity pada 60/60oF : 0,9647
5. Viskositas kinematik pada 37,8oC : 868,8 Cst
6. Viskositas kinematik pada 60oC : 198,2 Cst
7. Viskositas kinematik pada 100oC : 32,45 Cst
Produk:
1. HVI 60
2. HVI 95
3. Propane Asphalt
4. Minarex A dan B
5. Slack Wax
2.5.4 Lube oil complex II
Bahan baku : Residu FOC I
Produk :
1. HVI 650
2. HVI 95
3. HVI 160S
21
4. Propane Asphalt
5. Minarex H
6. Slack Wax
2.5.5 Lube oil complex III
Bahan baku : Distilat LOC I dan II
Produk :
1. HVI 650
2. Propane Asphalt
3. Slack Wax
2.5.6 Kilang paraxylene
Bahan baku : Naphtha
Residu FOC I dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Wujud : cair
2. Kenampaka : jernih/ bening
3. Bau : seperti kerosene
4. Specific gravity pada 60/60oF : 0,650
5. IBP : 25oC
6. End point : 204oC
Produk:
1. LPG
2. Benzene
3. Paraxylene
4. Heavy Aromatic
5. Tolluene
2.6 Health Safety Environment (HSE)
Di PT. PErtamina RU IV Cilacap terdapat bagian yang menangani
kesehatan dan keselamatan kerja yaitu Health Safety Environment (HSE). Bagian
ini mempunyai tugas antara lain:
1. Sebagai advisorbody dalam usaha pencegahan kecelakaan kerja, kebakaran/
peledakan, dan pencemaran lingkungan.
22
DASAR TEORI
23
24
Satu tingkat
Dua tingkat
Dan banyak tingkatan (multi stage)
2. Klasifikasi berdasarkan langkah kerja (pada kompresor torak):
Kerja tunggal (single acting)
Kerja ganda (double acting)
3. Klasifikasi berdasarkan cara pendinginan:
Pendingin air
Pendingin udara
4. Klasifikasi berdasarkan penempatannya:
permanen (stasionary)
dapat dipindahkan (portable)
5. Klasifikasi berdasarkan cara pelumasan:
pelumasan minyak (lubricated)
tanpa minyak (non lubricated)
Berdasarkan prisnip kerjanya kompresor dapat di bedakan menjadi:
1. Compressor Positive Displacement
Prinsip kerja kompresor ini memampatkan udara (gas) dalam ruangan
tertutup (silinder) sehingga volumenya menjadi lebih kecil. Dengan berkurangnya
volume maka tekanan udara (gas) tersebut akan naik dan selanjutnya akan di
alirkan dalam berbagi kebutuhan. Kompresi Positive displacement dibedakan
menjadi :
a. Compressor Reciprocating
25
boleh bocor melalui celah dinding silinder (Liner) yang saling bergesekan. Untuk
itu digunakan cincin torak (ring piston) sebagai perapat.
akan menghasilkan kecepatan dan aliran tertentu pada aliran udara. Kompresor
dinamik dibedakan menjadi :
a. Kompresor sentrifugal
Merupakan suatu kompresor dimana kecepatan dan tekanan diberikan kepada
udara dengan arah radial terhadap shaft vane atau impeller oleh satu atau
banyak kombinasi antara impeller atau difuser.
PEMBAHASAN
30
31
STAGE 1:
• Pada proses ini merupakan tempat dimana udara akan dikomresikan dengan
piston silinder. Udara masuk dari air in take kemudian masuk keruang
kompresi.
• Proses penekanan udara pada tingkat pertama dengan tekanan intake pressure
stage 1/cylinder 1: 42.26 kg/cm
INTER COOLER:
• Berfungsi untuk proses pendinginan udara tekan yang keluar dari stage 1
SEPARATOR:
• Separator merupakan penampung sebelum udara yang bertekanan masuk pada
Stage 2
• Tujuannya untuk memisahkan air yang telah terkondensasi didalam inter
cooler agar udara tekan sekecil mungkin mengandung air.
STAGE 2:
• Pada proses ini merupakan tempat dimana udara dikomresikan dengan piston
silinder. Udara akan keluar melalui valve.
• Proses kompresi udara pada tingkat kedua bertekanan discharge pressure
stage 2/cylinder1: 55.96 kg/cm².
• Pada line discharge juga dilengkapi psv
AFTER COOLER:
• Proses pendinginan udara tekan yang keluar dari tingkat 2 sebelum masuk air
receiver dan air yang terkondensasi akan didrain secara rutin melalui water
trap.
AIR RECEIVER:
• Untuk menampung udara tekan dan juga berfungsi sebagai stabilizer tekanan.
Vesel ini dilengkapi dengan water trap yang berfungsi untuk membuang
condensasi udara yang terjadi.
• Vesel juga dilengkapi dengan psv sebagai sarana safety.
33
PRE FILTER:
• Menyaring udara tekan dari air receiver sebelum masuk air dryer. Selain itu
juga menyerap air yang ada pada udara tekan agar kerja air dryer tidak terlalu
berat.
AIR DRYER:
• Berfungsi untuk mengeringkan udara tekan sebelum didistribusikan sebagai
air instrument. Air dryer ini dilengkapi dengan moisture analyzer dan timer.
Awalnya dryer ini beroperasi berdasarkan sensor moisture tapi saat ini
beroperasi berdasarkan timer artinya dryer berpindah dari “a” ke “b”
berdasarkan timer bukan sensor moisture.
• Dryer juga dilengkapi dengan psv
POST FILTER:
Berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang terbawa oleh udara tekan
atau menangkap pecahan desicant yang hancur yang terbawa oleh udara
tekan.
4.3 Diagram Aliran Flow Reciprocating Compressor
Penjelasan:
- Fuel gas(H2) dari vessel 4 (013V104) masuk ke Suction Compressor.
34
kokoh. Main bearing tersebut harus menahan gaya inersia dari massa yang
bergerak transversal serta gaya pada piston.
D. Piston
Piston berfungsi untuk mengkompresi udara yang dihisap dalam silinder.
Piston harus cukup tebal untuk menahan tekanan dan harus terbuat dari bahan
yang cukup kuat untuk mengurangi gaya inersia dan getaran yang timbul oleh
gerak transversal, piston harus dirancang seringan mungkin. Bentuknya juga
harus sesuai untuk dapat mengatasi pengaruh pemuaian karena pemanasan pada
langkah kompresi.
F. Cylinder liner
Mempunyai bentuk silindris dari bejana kedap udara yang merupakan
tempat piston (torak) meluncur dan bergerak bolak-balik. Pada cylinder liner
inilah proses mengisap dan memampatkan dilakukan. Beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi dari cylinder liner, diantaranya adalah:
Cukup kuat menahan tekanan yang ada.
Permukaan bagian dalam (tempat meluncurnya piston) harus disuper finish
(dihaluskan) agar proses meluncurnya piston assy (piston, piston ring dan
rider ring) pada cylinder liner tidak menimbulkan peningkatan panas yang
tinggi akibat gesekan antara permukaan piston assy (piston, piston ring,dan
rider ring) dengan cylinder liner.
Proses kompresi menghasilkan panas yang harus dibuang keluar cylinder liner,
agar tidak terjadi deformasi (perubahan) yang berlebihan.
Ada 2 (dua) cara yang dapat digunakan untuk membuang panas:
- Memperluas penampang bagian luar cylinder liner dengan memberi sirip-
sirip, sehingga bidang kontak antara cylinder dengan fluida pendingin akan
lebih luas.
- Mengalirkan fluida pendingin didinding luar cylinder liner, yang disebut
dengan jacket water.
H. Katup (Valve)
Valve inlet (isap) serta valve outlet (keluar) yang dipergunakan pada kompresor
bekerja membuka dan menutup sendiri. Seluruh automatic compressor valves
memiliki sejumlah komponen dasar yang sama, yaitu :
Tempat kedudukan valve (Valve seat)
Elemen penyekat (Sealing element’s)
Pembatas (Lift constraint, guard)
Pegas (Spring’s).
P. Flywheel
Fungsi flywheel adalah untuk menyimpan tenaga putar (inersia) di dalam
mesin. Pada saat tenaga mesin bertambah, putaran juga bertambah, kelebihan
45
tenaga tersebut akan tersimpan di dalam flywheel. Pada saat mesin kekurangan
tenaga, flywheel akan menyuplai tenaga yang telah disimpan sebelumnya.
Hasilnya mesin dapat berputar dengan selaras dan rata, sebagai akibat dari
getaran tenaga yang dihasilkan flywheel
13. Lepas dan cek kondisi piston ring dan rider ring karena kondisinya sudah
aus maka harus diganti.
14. Pasang piston rod diikuti penggantian piston ring dan rider ring yang baru.
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PT. Pertamina (Persero)
mampu memenuhi kebutuhan dalam suatu proses yaitu intake pressure stage
rider ring, penggantian partition packing yang sudah aus yang mengakibatkan
57
58
5.2 Saran
yang baru atas rekomendasi inspeksi dan diharapkan usia pakai atau umur
59
LAMPIRAN
60
61
62
63