Вы находитесь на странице: 1из 39

1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi SMP Swasta Bina Bangsa Kendari

1. Keadaan Umum

Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) Bina Bangsa Kendari

merupakan salah satu lembaga pendidikan yang secara administratif berada di

bawah struktur kelembagaan Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari.

Sekolah yang resmi didirikan pada tanggal 31 bulan Agustus tahun 2011, ini

merupakan hasil inisiatif dari masyarakat secara bersama-sama karena didasari

oleh keadaan dan kebutuhan mereka terhadap perlunya dibangun lembaga

pendidikan tersebut, saat ini Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) Bina

Bangsa Kendari dipimpin oleh Bapak Drs. Hisanuddin.

Letak geografis Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) Bina

Bangsa Kendari ini terletak disebelah timur berbatasan dengan lampu merah wua

– wua jaya, sebelah Barat berbatasan dengan pertamina jalan menuju THR, dan

sebelah utara berbatasan dengan lapangan Koni serta sebelah selatan berbatasan

dengan rumah makan. Sekolah terletak di Jalan Budi Utomo No. 1 Kelurahan

Kadia Kecamatan Kadia yang berada di tengah-tengah Kota kendari Provinsi

Sulawesi Tenggara. Lokasi sekolah dapat dikatakan cukup luas serta mudah

dijangkau utamanya bagi masyarakat di Kecamatan kadia karena dipusat

pemukiman penduduk.

Di Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) Bina Bangsa Kendari

terdapat empat program keahlian yang telah terakreditasi oleh BAPS pada tahun
2

2013 yakni program keahlian Tata Boga Terakreditasi ( B ), keahlian Tata

Busana Terakreditasi ( B ), keahlian Tata Kecantikan Kulit dan Rambut

Terakreditasi ( A ) dan program keahlian Akomodasi Perhotelan Terakreditasi ( A

).1

Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses pengumpulan data di

lapangan, dapat digambarkan secara umum bahwa sekolah ini mengalami

kemajuan dan perkembangan yang signifikan bila dibandingkan dengan sekolah

setingkatnya di lingkup kota kendari. Hal ini dilihat dari fasilitas pendukung

proses belajar mengajar. Bangunan gedung sekolah utamanya ruangan kelas serta

peralatannya tersedia dalam jumlah yang cukup memadai. Demikian pula

keadaan umum siswa, guru dan pegawai admistrasi dapat dikatakan cukup baik

dari aspek kuantitas maupun kualitasnya. Meskipun demikian, diperlukan upaya-

upaya pembenahan dan pengembangan lagi agar tercipta kondisi belajar yang

baik.

2. Keadaan Siswa

Siswa sebagai salah satu unsur atau komponen pendidikan yang sekaligus

menjadi subjek maupun objek pendidikan. Faktor siswa akan sangat menentukan

perkembangan maupun kualitas sekolah. Faktor siswa juga sangat berkaitan

dengan kebutuhan jam mengajar guru, ketersediaan sarana dan prasarana

termasuk merupakan indikator utama dalam penyusunan rencana program

pembelajaran dan program-program sekolah lainnya. Data siswa ini juga

digunakan sebagai indikator untuk menentukan jumlah sampel yang akan dipilih

dalam penelitian. Berdasarkan data terakhir tahun 2016 keadaan siswa SMK
1
Kantor Tata Usaha, Dokumentasi Sekolah, SMPS Bina Bangsa, Kendari, 2017
3

Negeri 3 kendari sebanyak 540 siswa, kelas X sebanyak 274 siswa, kelas XI

sebanyak 101 siswa dan kelas XII sebanyak 165 siswa.

3. Keadaan Guru

Eksistensi guru dalam dunia pendidikan memegang peranan penting

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran secara khusus maupun kualitas

pendidikan dalam ruang lingkup yang lebih umum. Dengan kata lain kuantitas

maupun kualitasnya sangat menentukan pencapaian tujuan sekolah secara

spesifik. Kreativitas mengajar guru dalam konteks penelitian ini tentu saja sangat

penting dalam menunjukan kemampuan belajar siswa.

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan, dapat diuraikan bahwa jumlah

guru di Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) Bina Bangsa Kendari

berjumlah 62 orang yang terdiri dari 2 orang berpendidikan setingkat Master

(S2), 56 orang sarjana (S1), 4 orang berpendidikan diploma (D3). Kepala sekolah

dan wakil kepala sekolah dalam hal ini juga ikut terlibat dalam proses mengajar

atau sebagai guru. Kenyataan ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan guru di

Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) Bina Bangsa Kendari dapat

dikatakan cukup memadai baik dari segi kuantitas (jumlah) maupun kualitasnya

berdasarkan tingkat pendidikannya. Guru pendidikan agama Islam (Pendais)

secara khusus dapat digambarkan secara kuantitas bila dibandingkan dengan

quota jumlah guru pada masing-masing mata pelajaran lainnya, jumlahnya cukup

memadai yakni 4 orang. Salah satu diantaranya adalah guru muatan lokal

(Mulok) yang lebih khusus mengajari baca tulis al-Qur’an (BTA). Keseluruhan

guru pendidikan agama Islam berpendidikan Sarjana. Kenyataan ini


4

mengindikasikan pula adanya perhatian sekolah terhadap mata pelajaran

pendidikan agama Islam secara khusus. Sehubungan dengan penelitian ini, data

tersebut dapat dijadikan indikator awal bahwa kreativitas mengajar guru dapat

dikatakan cukup baik bila dilihat dari aspek tingkat pendidikannya.

4. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sekolah adalah seluruh peralatan fisik dan non fisik

berupa fasilitas pendukung terselenggaranya suatu proses pendidikan.

Ketersediaan sarana dan prasarana bila dihubungkan dengan penelitian ini juga

akan memberikan kontribusi terhadap upaya guru dalam mengembangkan

kreativitas mengajarnya. Dalam artian jika sarana prasarana tidak tersedia maka

upaya guru dalam mengembangkan atau memberi sentuhan-sentuhan kreativitas

dalam proses pembelajarannya tentu saja akan mengalami hambatan. Demikian

pula, ketersediaan sarana dan prasarana akan membantu siswa dalam

meningkatkan kualitas belajar utamanya menyangkut daya serapnya terhadap

mata pelajaran tertentu.

Mengenai keadaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada pada

Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) Bina Bangsa Kendari dapat

dideskripsikan bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh

Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) Bina Bangsa Kendari dinilai cukup

memadai bagi terselenggaranya proses belajar mengajar. Namun demikian,

sarana dan prasarana tersebut hendaknya perlu ditingkatkan lagi. Hal ini

dimaksudkan agar proses belajar mengajar dapat berajalan dengan baik sejalan

dengan kontribusi peralatan yang tersedia. Demikian pula, sehubungan dengan


5

penelitian ini diharapkan kreativitas mengajar guru dapat ditunjang oleh sarana

dan prasarana tersebut

B. Analisis Data Hasil Penelitian

1. Intensitas mengakses media sosial siswa SMPS Bina Bangsa Kendari

Intensitas mengakses media sosial adalah sebagai kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang atau lebih dari satu kali untuk

mendapatkan kesenangan. Intensitas mengakses media sosial dapat dilihat dari

seberapa sering seseorang melakukan kegiatan tersebut dalam satu minggu dan

seberapa lama waktu yang digunakan untuk setiap permainan.2

Intensitas mengakses media sosial dalam penelitian ini diukur dengan

memperhatikan dimensi-dimensi yang meliputi: Frekuensi dan durasi bermain

game online, jenis-jenis game online, dampak bermain game online.3 Adapun

untuk lebih jelasnya tentang intensitas mengakses media sosial di SMP Swasta

Bina Bangsa Kendari akan diuraikan satu persatu pada tiap indikator dalam

bentuk tabel frekuensi.

Pengukuran atas variabel intensitas mengakses media sosial dalam

penelitian ini diukur dengan menggunakan angket yang terdiri dari 20 butir

(angket setelah uji validitas). Alternatif jawaban disusun dengan menggunakan

Skala Likert, dengan 4 opsi jawaban dengan skor pilihan masing-masing, untuk

pernyataan positif yaitu: (a) sangat sering= 5 ; (b). Sering= 4; (c). kadang-

2
Dara Malahayati, Hubungan Kebiasaan Bermain Video Game dengan Tingkat Motivasi
Belajar Pada Anak Usia Sekolah, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Keperawatan, Depok, 2012), h.
24, (30 November 2016)
3
Ardanareswari Ayu Pitaloka, Perilaku Konsumsi Game Online Pada Pelajar (Studi
Fenomenologi tentang Perilaku Konsumsi Game Online Pada Pelajar di Kelurahan Gemolong,
Kabupaten Sragen tahun 2013), (Jurnal, 2013), h. 10, ( 10 Februari 2017)
6

kadang= 3; (d). pernah= 2; (e). tidak pernah= 1. Sebaliknya pemberian skor

dengan pernyataan negatif menggunakan nilai skor sebaliknya dari pertanyaan

positif yaitu: (a) sangat sering = 1 ; (b). Sering= 2; (c). kadang-kadang= 3; (d).

Pernah= 4; (e). tidak pernah= 5.

Adapun hasil tabulasi quisioner tentang intensitas mengakses media sosial

SMP Swasta Bina Bangsa Kendari dari 17 butir pertanyaan yang diberikan

kepada 38 responden dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Durasi dalam mengakses media sosial

Tabel 6
Distribusi frekuensi responden tentang waktu mengakses media sosial
kurang dari 1 jam dalam sekali mengakses

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 7 18.42%
4. Sering 13 34.21%
3. Kadang-kadang 11 28.95%
2. Pernah 4 10.53%
1. Tidak pernah 3 7.89%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 1(+)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang waktu

mengakses media sosial kurang dari 1 jam dalam sekali mengakses, terdapat 7

responden atau sebesar 18.42% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 13

responden atau sebesar 34,21% menjawab sering, 11 responden atau sebesar

28,95% menjawab kadang-kadang, 4 responden atau sebesar 10.53% menjawab

pernah, dan sebanyak 3 responden atau sebesar 7,89% yang menjawab tidak

pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan
7

jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa sering mengakses media sosial

kurang dari 1 jam dalam sekali mengakses.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang waktu mengakses media sosial 1-2
jam dalam sekali mengakses

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 7 18.42%
4. Sering 16 42.11%
3. Kadang-kadang 5 13.16%
2. Pernah 7 18.42%
1. Tidak pernah 3 7.89%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 2(+)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang waktu

mengakses media sosial 1-2 jam dalam sekali mengakses, terdapat 7 responden

atau sebesar 18.42% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 16 responden atau

sebesar 42.11% menjawab sering, 5 responden atau sebesar 13.16% menjawab

kadang-kadang, 7 responden atau sebesar 18.42% yang menjawab pernah, dan 3

responden atau sebesar 7.89% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan

bahwa siswa sering mengakses media sosial 1-2 jam dalam sekali mengakses.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang waktu mengakses media sosial 2-3
jam dalam sekali mengakses

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 3 7.89%
4. Sering 14 36.84%
3. Kadang-kadang 10 26.32%
2. Pernah 4 10.53%
1. Tidak pernah 7 18.42%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 3(+)
8

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang waktu

mengakses media sosial 2-3 jam dalam sekali mengakses, terdapat 3 responden

atau sebesar 7.89% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 14 responden atau

sebesar 36.84% menjawab sering, 10 responden atau sebesar 26.32% menjawab

kadang-kadang, 4 responden atau sebesar 10.53% yang menjawab pernah, dan 7

responden atau sebanyak 18.42% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut

menunjukan bahwa siswa sering mengakses media sosial 2-3 jam dalam sekali

mengakses.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang waktu mengakses media sosial 3-5
jam dalam sekali mengakses

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 3 7.89%
4. Sering 8 21.05%
3. Kadang-kadang 13 34.21%
2. Pernah 6 15.79%
1. Tidak pernah 8 21.05%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 4(+)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang waktu

mengakses media sosial 3-5 jam dalam sekali mengakses, terdapat 3 responden

atau sebesar 7.89% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 8 responden atau

sebesar 21.05% menjawab sering, 13 responden atau sebesar 34.21% menjawab

kadang-kadang, 6 responden atau sebesar 15.79% yang menjawab pernah, dan 8

responden atau sebanyak 21.05% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut
9

menunjukan bahwa siswa kadang-kadang mengakses media sosial 3-5 jam dalam

sekali mengakses.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang biaya mengakses media sosial
menggunakan paket data

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 9 23.68%
4. Sering 16 42.11%
3. Kadang-kadang 8 21.05%
2. Pernah 4 10.53%
1. Tidak pernah 1 2.63%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 5

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang biaya

mengakses media sosial menggunakan paket data, terdapat 9 responden atau

sebesar 23.68% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 16 responden atau

sebesar 42.11% menjawab sering, 8 responden atau sebesar 21.05% menjawab

kadang-kadang, 4 responden atau sebesar 10.53% yang menjawab pernah, dan 1

responden atau sebanyak 2.63% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut

menunjukan bahwa siswa sering mengakses media sosial menggunakan paket

data.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang biaya mengakses media sosial
menggunakan wifi

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 5 13.16%
4. Sering 13 34.21
3. Kadang-kadang 15 39.47
2. Pernah 3 7.89%
1. Tidak pernah 2 5.26%
10

Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 6

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang biaya

mengakses media sosial menggunakan wifi, terdapat 5 responden atau sebesar

13.16% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 13 responden atau sebesar

34.21 menjawab sering, 15 responden atau sebesar 39.47 menjawab kadang-

kadang, 3 responden atau sebesar 7.89% yang menjawab pernah, dan 2 responden

atau sebanyak 5.26% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan

bahwa siswa kadang-kadang mengakses media sosial menggunakan wifi.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang motif; menggunakan media sosial
sebagai tempat curhat

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 2 5.26%
4. Sering 15 39.47%
3. Kadang-kadang 9 23.68%
2. Pernah 5 13.16%
1. Tidak pernah 7 18.42%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 7

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang motif

siswa menggunakan media sosial sebagai tempat curhat, terdapat 2 responden

atau sebesar 5.26% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 15 responden atau

sebesar 39.47% menjawab sering, 9 responden atau sebesar 23.68% menjawab

kadang-kadang, 5 responden atau sebesar 13.16% yang menjawab pernah, dan 7

responden atau sebanyak 18.42% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut
11

menunjukan bahwa siswa sering menggunakan media sosial sebagai tempat

curhat.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang motif; menggunakan media sosial
sebagai tempat bersilaturahmi

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 3 7.89%
4. Sering 17 44.74%
3. Kadang-kadang 11 28.95%
2. Pernah 5 13.16%
1. Tidak pernah 2 5.26%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 8

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang motif;

menggunakan media sosial sebagai tempat bersilaturahmi, terdapat 3 responden

atau sebesar 7.89% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 17 responden atau

sebesar 44.74% menjawab sering, 11 responden atau sebesar 28.95% menjawab

kadang-kadang, 5 responden atau sebesar 13.16% yang menjawab pernah, dan 2

responden atau sebanyak 5.26% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut

menunjukan bahwa siswa sering menggunakan media sosial sebagai tempat

bersilaturahmi.

2. Frekuensi dalam mengakses media sosial

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang waktu; mengakses media sosial 2
hari dalam seminggu

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 4 10.53%
4. Sering 15 39.47%
3. Kadang-kadang 8 21.05%
12

2. Pernah 8 21.05%
1. Tidak pernah 3 7.89%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 9

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang waktu

mengakses media sosial 2 hari dalam seminggu, terdapat 4 responden atau

sebesar 10.53% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 15 responden atau

sebesar 39.47% menjawab sering, 8 responden atau sebesar 21.05% menjawab

kadang-kadang dan pernah, serta 3 responden atau sebanyak 7.89% yang

menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan

quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa sering

mengakses media sosial 2 hari dalam seminggu.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang waktu; mengakses media sosial 3
hari dalam seminggu

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 10 26.32%
4. Sering 15 39.47%
3. Kadang-kadang 9 23.68%
2. Pernah 3 7.89%
1. Tidak pernah 1 2.63%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 10

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang waktu;

mengakses media sosial 3 hari dalam seminggu, terdapat 10 responden atau

sebesar 26.32% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 15 responden atau

sebesar 39.47% menjawab sering, 9 responden atau sebesar 23.68% menjawab

kadang-kadang, 3 responden atau sebesar 7.89% yang menjawab pernah, dan 1

responden atau sebanyak 2.63% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat
13

disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut

menunjukan bahwa siswa sering mengakses media sosial 3 hari dalam seminggu.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang waktu; mengakses media sosial 4
hari dalam seminggu
Skor Tanggapan responden F Persentase (%)
5. Sangat sering 17 44.74%
4. Sering 10 26.32%
3. Kadang-kadang 7 18.42%
2. Pernah 4 10.53%
1. Tidak pernah 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 11

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang waktu;

mengakses media sosial 4 hari dalam seminggu, terdapat 17 responden atau

sebesar 44.74% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 10 responden atau

sebesar 26.32% menjawab sering, 7 responden atau sebesar 18.42% menjawab

kadang-kadang, 4 responden atau sebesar 10.53% yang menjawab pernah, dan 0

responden atau sebanyak 0.00% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut

menunjukan bahwa siswa sangat sering mengakses media sosial 4 hari dalam

seminggu.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang biaya; lebih sering mengakses media
sosial menggunakan paket data daripada wifi

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 8 21.05%
4. Sering 16 42.11%
3. Kadang-kadang 10 26.32%
2. Pernah 2 5.26%
1. Tidak pernah 2 5.26%
Jumlah 38 100%
14

Data hasil penelitian 2017 angket no 12

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang lebih

sering mengakses media sosial menggunakan paket data daripada wifi, terdapat 8

responden atau sebesar 21.05% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 16

responden atau sebesar 42.11% menjawab sering, 10 responden atau sebesar

26.32% menjawab kadang-kadang, dan 2 responden atau sebanyak 5.26% yang

menjawab pernah dan tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil

olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa sering

lebih sering mengakses media sosial menggunakan paket data daripada wifi.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang biaya; lebih sering mengakses media
sosial menggunakan wifi daripada paket

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 5 13.16%
4. Sering 6 15.79%
3. Kadang-kadang 15 39.47%
2. Pernah 11 28.95%
1. Tidak pernah 1 2.63%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 13

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang biaya;

lebih sering mengakses media sosial menggunakan wifi daripada paket, terdapat

5 responden atau sebesar 13.16% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 6

responden atau sebesar 15.79% menjawab sering, 15 responden atau sebesar

39.47% menjawab kadang-kadang, 11 responden atau sebesar 28.95% yang

menjawab pernah, dan 1 responden atau sebanyak 2.63% yang menjawab tidak

pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan
15

jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa kadang-kadang lebih sering

mengakses media sosial menggunakan wifi daripada paket.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang biaya; tingkat keseringan
menggunakan wifi daripada paket dalam mengakses media sosial adalah
sama

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 0 0.00%
4. Sering 16 42.11%
3. Kadang-kadang 12 31.58%
2. Pernah 6 15.79%
1. Tidak pernah 4 10.53%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 14

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang tingkat

keseringan menggunakan wifi daripada paket dalam mengakses media sosial

adalah sama, tidak terdapat responden atau sebesar 0.00% yang menjawab sangat

sering, selanjutnya 16 responden atau sebesar 42.11% menjawab sering, 12

responden atau sebesar 31.58% menjawab kadang-kadang, 6 responden atau

sebesar 15.79% yang menjawab pernah, dan 4 responden atau sebanyak 10.53%

yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan

quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa sering tingkat

keseringan menggunakan wifi daripada paket dalam mengakses media sosial

adalah sama.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang motif; mengakses media sosial untuk
mem-posting kata-kata, foto atau video

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 5 13.16%
4. Sering 12 31.58%
16

3. Kadang-kadang 9 23.68%
2. Pernah 7 18.42%
1. Tidak pernah 5 13.16%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 15

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang motif;

mengakses media sosial untuk mem-posting kata-kata, foto atau video, terdapat 5

responden atau sebesar 13.16% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 12

responden atau sebesar 31.58% menjawab sering, 9 responden atau sebesar

23.68% menjawab kadang-kadang, 7 responden atau sebesar 18.42% yang

menjawab pernah, dan 5 responden atau sebanyak 13.16% yang menjawab tidak

pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan

jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa sering mengakses media sosial untuk

mem-posting kata-kata, foto atau video.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang motif; mengakses media sosial hanya
untuk mengecek pemberitahuan saja

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 2 5.26%
4. Sering 17 44.74%
3. Kadang-kadang 9 23.68%
2. Pernah 8 21.05%
1. Tidak pernah 2 5.26%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 16

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang motif;

mengakses media sosial hanya untuk mengecek pemberitahuan saja, terdapat 2

responden atau sebesar 5.26% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 17

responden atau sebesar 44.74% menjawab sering, 9 responden atau sebesar


17

23.68% menjawab kadang-kadang, 8 responden atau sebesar 21.05% yang

menjawab pernah, dan 2 responden atau sebanyak 5.26% yang menjawab tidak

pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan

jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa sering mengakses media sosial hanya

untuk mengecek pemberitahuan saja.

Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang motif; mengakses media sosial
karena tidak ingin ketinggalan informasi yang ter-update

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 3 7.89%
4. Sering 10 26.32%
3. Kadang-kadang 12 31.58%
2. Pernah 7 18.42%
1. Tidak pernah 6 15.79%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 17

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang motif;

mengakses media sosial karena tidak ingin ketinggalan informasi yang ter-

update, terdapat 3 responden atau sebesar 7.89% yang menjawab sangat sering,

selanjutnya 10 responden atau sebesar 26.32% menjawab sering, 12 responden

atau sebesar 31.58% menjawab kadang-kadang, 7 responden atau sebesar 18.42%

yang menjawab pernah, dan 6 responden atau sebanyak 15.79% yang menjawab

tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket)

dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa kadang-kadang mengakses media

sosial karena tidak ingin ketinggalan informasi yang ter-update.

2. Perilaku Belajar Siswa SMPS Bina Bangsa Kendari


18

Intensitas mengakses media sosial adalah sebagai kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang atau lebih dari satu kali untuk

mendapatkan kesenangan. Intensitas mengakses media sosial dapat dilihat dari

seberapa sering seseorang melakukan kegiatan tersebut dalam satu minggu dan

seberapa lama waktu yang digunakan untuk setiap permainan.4

Intensitas mengakses media sosial dalam penelitian ini diukur dengan

memperhatikan dimensi-dimensi yang meliputi: Frekuensi dan durasi bermain

game online, jenis-jenis game online, dampak bermain game online.5 Adapun

untuk lebih jelasnya tentang intensitas mengakses media sosial di SMP Swasta

Bina Bangsa Kendari akan diuraikan satu persatu pada tiap indikator dalam

bentuk tabel frekuensi.

Pengukuran atas variabel intensitas mengakses media sosial dalam

penelitian ini diukur dengan menggunakan angket yang terdiri dari 20 butir

(angket setelah uji validitas). Alternatif jawaban disusun dengan menggunakan

Skala Likert, dengan 4 opsi jawaban dengan skor pilihan masing-masing, untuk

pernyataan positif yaitu: (a) sangat sering= 5 ; (b). Sering= 4; (c). kadang-

kadang= 3; (d). pernah= 2; (e). tidak pernah= 1. Sebaliknya pemberian skor

dengan pernyataan negatif menggunakan nilai skor sebaliknya dari pertanyaan

positif yaitu: (a) sangat sering = 1 ; (b). Sering= 2; (c). kadang-kadang= 3; (d).

Pernah= 4; (e). tidak pernah= 5.

4
Dara Malahayati, Hubungan Kebiasaan Bermain Video Game dengan Tingkat Motivasi
Belajar Pada Anak Usia Sekolah, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Keperawatan, Depok, 2012), h.
24, (30 November 2016)
5
Ardanareswari Ayu Pitaloka, Perilaku Konsumsi Game Online Pada Pelajar (Studi
Fenomenologi tentang Perilaku Konsumsi Game Online Pada Pelajar di Kelurahan Gemolong,
Kabupaten Sragen tahun 2013), (Jurnal, 2013), h. 10, ( 10 Februari 2017)
19

Adapun hasil tabulasi quisioner tentang intensitas mengakses media sosial

SMP Swasta Bina Bangsa Kendari dari 19 butir pertanyaan yang diberikan

kepada 38 responden dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perilaku Mengikuti Pelajaran


a. perhatian pada materi

Tabel 27
Distribusi frekuensi jawaban responden tentang memperhatikan
penjelasan guru ketika guru menjelaskan

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 8 21.05%
4. Sering 16 42.11%
3. Kadang-kadang 8 21.05%
2. Pernah 3 7.89%
1. Tidak pernah 3 7.89%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 1 (+)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang

memperhatikan penjelasan guru ketika guru menjelaskan, terdapat 8 responden

atau sebesar 21.05% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 16 responden atau

sebesar 42.11% menjawab sering, 8 responden atau sebesar 21.05% menjawab

kadang-kadang, dan 3 responden atau sebanyak 7.89% yang menjawab pernah

dan tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare

(angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa sering memperhatikan

penjelasan guru ketika guru menjelaskan.

Tabel 28
Distribusi frekuensi responden tentang merasa mengantuk saat pelajaran
berlangsung

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Tidak pernah 2 5.26%
4. Pernah 15 39.47%
20

3. Kadang-kadang 16 42.11%
2. Sering 4 10.53%
1. Sangat sering 2 5.26%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 2 (-)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang merasa

mengantuk saat pelajaran berlangsung, terdapat 2 responden atau sebesar 5.26%

yang menjawab tidak pernah, selanjutnya 15 responden atau sebesar 39.47%

menjawab pernah, 16 responden atau sebesar 42.11% menjawab kadang-kadang,

dan 4 responden atau sebanyak 10.53% yang menjawab sering dan 2 responden

atau sebanyak 5.26% yang menjawab sangat sering. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan

bahwa siswa kadang-kadang merasa mengantuk saat pelajaran berlangsung.

b. Membuat catatan
Tabel 29
Distribusi frekuensi responden tentang tidak mencatat penjelasan guru

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Tidak pernah 4 10.53%
4. Pernah 18 47.37%
3. Kadang-kadang 12 31.58%
2. Sering 4 10.53%
1. Sangat sering 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 3 (-)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang tidak

mencatat penjelasan guru, terdapat 4 responden atau sebesar 10.53% yang

menjawab tidak pernah, selanjutnya 18 responden atau sebesar 47.37% menjawab

pernah, 12 responden atau sebesar 31.58% menjawab kadang-kadang, dan 4

responden atau sebanyak 10.53% yang menjawab sering dan 0 responden atau

sebanyak 0.00% yang menjawab sangat sering. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
21

dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa

siswa pernah lebih tidak mencatat penjelasan guru.


c. bertanya atau meminta penjelasan

Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang bertanya jika ada yang tidak di
mengerti

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 4 10.53%
4. Sering 11 28.95%
3. Kadang-kadang 12 31.58%
2. Pernah 11 28.95%
1. Tidak pernah 1 2.63%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 4 (+)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang

bertanya jika ada yang tidak di mengerti, terdapat 4 responden atau sebesar

10.53% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 11 responden atau sebesar

28.95% menjawab sering dan pernah, 12 responden atau sebesar 31.58%

menjawab kadang-kadang, dan 1 responden atau sebanyak 10.53% yang

menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan

quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa kadang-

kadang bertanya jika ada yang tidak di mengerti.

Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang tidak bertanya walaupun tidak
mengerti materi/penjelasan guru

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Tidak pernah 4 10.53%
4. Pernah 18 47.37%
3. Kadang-kadang 10 26.32%
2. Sering 6 15.79%
1. Sangat sering 0 0.00%
Jumlah 38 100%
22

Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 5 (-)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang tidak

bertanya walaupun tidak mengerti materi/penjelasan guru, terdapat 4 responden

atau sebesar 10.53% yang menjawab tidak pernah, selanjutnya 18 responden atau

sebesar 47.37% menjawab pernah, 10 responden atau sebesar 26.32% menjawab

kadang-kadang, dan 6 responden atau sebanyak 15.79% yang menjawab sering

dan 0 responden atau sebanyak 0.00% yang menjawab sangat sering. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut

menunjukan bahwa siswa pernah tidak bertanya walaupun tidak mengerti

materi/penjelasan guru,.
d. pemenuhan kewajiban belajar atau tugas

Tabel 27
Distribusi frekuensi jawaban responden tentang menyontek tugas/PR
teman ketika diberi tugas/PR oleh guru

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Tidak pernah 6 15.79%
4. Pernah 19 50.00%
3. Kadang-kadang 9 23.68%
2. Sering 3 7.89%
1. Sangat sering 1 2.63%
Jumlah 38 100
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 6 (-)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang

menyontek tugas/PR teman ketika diberi tugas/PR oleh guru, terdapat 6

responden atau sebesar 15.79% yang menjawab tidak pernah, selanjutnya 19

responden atau sebesar 50.00% menjawab pernah, 9 responden atau sebesar

23.68% menjawab kadang-kadang, dan 3 responden atau sebanyak 7.89% yang

menjawab sering dan 1 responden atau sebanyak 2.63% yang menjawab sangat
23

sering. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan

jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa pernah menyontek tugas/PR teman

ketika diberi tugas/PR oleh guru.

Tabel 28
Distribusi frekuensi responden tentang mengerjakan tugas sendiri

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 6 15.79%
4. Sering 18 47.37%
3. Kadang-kadang 9 23.68%
2. Pernah 5 13.16%
1. Tidak pernah 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 7 (+)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang

mengerjakan tugas sendiri, terdapat 6 responden atau sebesar 15.79% yang

menjawab sangat sering, selanjutnya 18 responden atau sebesar 47.37%

menjawab sering, 9 responden atau sebesar 23.68% menjawab kadang-kadang,

dan 5 responden atau sebanyak 13.16% yang menjawab pernah, dan 0 responden

atau sebesar 0.00% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari

hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa

sering mengerjakan tugas sendiri.

2. perilaku membaca buku

a. motivasi membaca
Tabel 29
Distribusi frekuensi responden tentang membaca buku karena disuruh
guru/ketika ada tugas saja

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Tidak pernah 4 10.53%
4. Pernah 19 50.00%
3. Kadang-kadang 11 28.95%
24

2. Sering 4 10.53%
1. Sangat sering 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 8 (-)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang tidak

mencatat penjelasan guru, terdapat 4 responden atau sebesar 10.53% yang

menjawab tidak pernah, selanjutnya 18 responden atau sebesar 47.37% menjawab

pernah, 12 responden atau sebesar 31.58% menjawab kadang-kadang, dan 4

responden atau sebanyak 10.53% yang menjawab sering dan 0 responden atau

sebanyak 0.00% yang menjawab sangat sering. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa

siswa pernah lebih tidak mencatat penjelasan guru.

Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang membaca buku untuk menambah
wawasan

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 7 18.42%
4. Sering 13 34.21%
3. Kadang-kadang 10 26.32%
2. Pernah 8 21.05%
1. Tidak pernah 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 9 (+)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang

membaca buku untuk menambah wawasan, terdapat 7 responden atau sebesar

18.42% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 13 responden atau sebesar

34.21% menjawab sering, 10 responden atau sebesar 26.32% menjawab kadang-

kadang, dan 8 responden atau sebanyak 21.05% yang menjawab pernah, dan 0
25

responden atau sebesar 0.00% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan

bahwa siswa sering membaca buku untuk menambah wawasan.


b. tempat membaca

Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang membaca buku ketika di sekolah

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 3 7.89%
4. Sering 15 39.47%
3. Kadang-kadang 13 34.21%
2. Pernah 7 18.42%
1. Tidak pernah 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 10 (+)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang

membaca buku ketika di sekolah, terdapat 3 responden atau sebesar 7.89% yang

menjawab sangat sering, selanjutnya 15 responden atau sebesar 39.47%

menjawab sering, 13 responden atau sebesar 34.21% menjawab kadang-kadang,

dan 7 responden atau sebanyak 18.42% yang menjawab pernah, dan 0 responden

atau sebesar 0.00% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari

hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa

sering membaca buku ketika di sekolah.

c. memberi tanda pada kalimat yang penting

Tabel 28
Distribusi frekuensi responden tentang memberi tanda pada bagian yang
penting

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 5 13.16%
4. Sering 10 26.32%
3. Kadang-kadang 15 39.47%
26

2. Pernah 8 21.05%
1. Tidak pernah 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 11 (+)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang

memberi tanda pada bagian yang penting, terdapat 5 responden atau sebesar

13.16% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 10 responden atau sebesar

26.32% menjawab sering, 15 responden atau sebesar 39.47% menjawab kadang-

kadang, dan 8 responden atau sebanyak 21.05% yang menjawab pernah, dan 0

responden atau sebesar 0.00% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan

bahwa siswa kadang-kadang memberi tanda pada bagian yang penting.

3. Kunjungan ke Perpustakaan

a. Perilaku Selama di Perpustakaan


Tabel 29
Distribusi frekuensi responden tentang menjaga ketenangan selama
perpustakaan

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 4 10.53%
4. Sering 14 36.84%
3. Kadang-kadang 9 23.68%
2. Pernah 9 23.68%
1. Tidak pernah 2 5.26%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 12 (+)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang

menjaga ketenangan selama perpustakaan, terdapat 4 responden atau sebesar

10.53% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 14 responden atau sebesar

36.84% menjawab sering, 9 responden atau sebesar 23.68% menjawab kadang-


27

kadang dan pernah, dan 2 responden atau sebesar 5.26% menjawab tidak pernah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban

tersebut menunjukan bahwa siswa sering menjaga ketenangan selama

perpustakaan.

Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang membaca buku dengan baik
ketika berada di dalam perpustakaan
Skor Tanggapan responden F Persentase (%)
5. Sangat sering 12 31.58%
4. Sering 14 36.84%
3. Kadang-kadang 10 26.32%
2. Pernah 2 5.26%
1. Tidak pernah 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 13 (+)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang

membaca buku dengan baik ketika berada di dalam perpustakaan, terdapat 12

responden atau sebesar 31.58% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 14

responden atau sebesar 36.84% menjawab sering, 10 responden atau sebesar

26.32% menjawab kadang-kadang, dan 2 responden atau sebanyak 5.26% yang

menjawab pernah, dan 0 responden atau sebesar 0.00% menjawab tidak pernah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban

tersebut menunjukan bahwa siswa sering membaca buku dengan baik ketika

berada di dalam perpustakaan.


4. perilaku saat menghadapi ujian
a. banyak belajar sebelum ujian

Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang belajar dengan sistem kebut
semalam
28

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 8 21.05%
4. Sering 15 39.47%
3. Kadang-kadang 8 21.05%
2. Pernah 4 10.53%
1. Tidak pernah 3 7.89%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 14 (-)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang belajar

dengan sistem kebut semalam, terdapat 8 responden atau sebesar 21.05% yang

menjawab sangat sering, selanjutnya 15 responden atau sebesar 39.47%

menjawab sering, 8 responden atau sebesar 21.05% menjawab kadang-kadang,

dan 4 responden atau sebanyak 10.53% yang menjawab pernah, dan 3 responden

atau sebesar 7.89% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari

hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa

sering belajar dengan sistem kebut semalam.


b. perasaan ketika menghadapi ujian

Tabel 27
Distribusi frekuensi jawaban responden tentang takut menghadapi
ujian/ulangan

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 1 2.63%
4. Sering 16 42.11%
3. Kadang-kadang 20 52.63%
2. Pernah 1 2.63%
1. Tidak pernah 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 15

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang takut

menghadapi ujian/ulangan, terdapat 1 responden atau sebesar 2.63% yang

menjawab sangat sering, selanjutnya 16 responden atau sebesar 42.11% menjawab


29

sering, 20 responden atau sebesar 52.63% menjawab kadang-kadang, dan 1

responden atau sebanyak 2.63% yang menjawab pernah, dan 0 responden atau

sebesar 0.00% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil

olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa

kadang-kadang takut menghadapi ujian/ulangan.

Tabel 28
Distribusi frekuensi responden tentang santai dalam menghadapi ujian

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 5 13.16%
4. Sering 10 26.32%
3. Kadang-kadang 15 39.47%
2. Pernah 8 21.05%
1. Tidak pernah 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 16 (+)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang santai

dalam menghadapi ujian, terdapat 5 responden atau sebesar 13.16% yang

menjawab sangat sering, selanjutnya 10 responden atau sebesar 26.32%

menjawab sering, 15 responden atau sebesar 39.47% menjawab kadang-kadang,

dan 8 responden atau sebanyak 21.05% yang menjawab pernah, dan 0 responden

atau sebesar 0.00% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari

hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa

kadang-kadang santai dalam menghadapi ujian.

c. mengerjakan ujian sendiri

Tabel 29
Distribusi frekuensi responden tentang mengerjakan soal ujian/ulangan
dengan sendiri

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Sangat sering 4 10.53%
30

4. Sering 12 31.58%
3. Kadang-kadang 11 28.95%
2. Pernah 11 28.95%
1. Tidak pernah 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 17 (+)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang

mengerjakan soal ujian/ulangan dengan sendiri, terdapat 4 responden atau sebesar

10.53% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 12 responden atau sebesar

31.58% menjawab sering, 11 responden atau sebesar 28.95% menjawab kadang-

kadang dan pernah, serta 0 responden atau sebesar 0.00% menjawab tidak

pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan

jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa sering mengerjakan soal

ujian/ulangan dengan sendiri.

Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang menyontek dengan teman saat
ujian/ulangan berlangsung

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Tidak pernah 11 28.95%
4. Pernah 13 34.21%
3. Kadang-kadang 12 31.58%
2. Sering 2 5.26%
1. Sangat sering 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 18 (-)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang

menyontek dengan teman saat ujian/ulangan berlangsung, terdapat 4 responden

atau sebesar 10.53% yang menjawab tidak pernah, selanjutnya 18 responden atau

sebesar 47.37% menjawab pernah, 12 responden atau sebesar 31.58% menjawab


31

kadang-kadang, dan 4 responden atau sebanyak 10.53% yang menjawab sering

dan 0 responden atau sebanyak 0.00% yang menjawab sangat sering. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut

menunjukan bahwa siswa pernah menyontek dengan teman saat ujian/ulangan

berlangsung.

Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang menyontek catatan sendiri ketika
ujian/ulangan

Skor Tanggapan responden F Persentase (%)


5. Tidak pernah 7 18.42%
4. Pernah 11 28.95%
3. Kadang-kadang 14 36.84%
2. Sering 6 15.79%
1. Sangat sering 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 19 (-)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari 38 responden tentang

menyontek catatan sendiri ketika ujian/ulangan, terdapat 7 responden atau

sebesar 18.42% yang menjawab tidak pernah, selanjutnya 11 responden atau

sebesar 28.95% menjawab pernah, 14 responden atau sebesar 36.84% menjawab

kadang-kadang, dan 6 responden atau sebanyak 10.53% yang menjawab sering

dan 0 responden atau sebanyak 0.00% yang menjawab sangat sering. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut

menunjukan bahwa siswa kadang-kadang menyontek catatan sendiri ketika

ujian/ulangan.
A. Hubungan Intensitas Mengakses Media Sosial Dengan Perilaku Belajar

Siswa SMP Swasta Bina Bangsa Kendari.


32

Upaya mempermudah proses analisis data, penelitian ini menggunakan

analisis deskriptif dan statistic inferensial, dengan tahapan-tahapan sebagai

berikut:

1. Uji Persyaratan Analisis Variabel


a. Uji Persyaratan Analisis variabel X (Intensitas Mengakses Media

Sosial)

Uji persyaratan analisis yang digunakan untuk mengetahui normal dan

tidaknya sebuah data dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus

kemiringan kurva. Uji normalitas variabel X (intensitas mengakses media sosial)

diperoleh dengan jalan mengetahui nilai Mean, Modus, dan Standar Deviasi

kemudian dioperasikan dengan menggunakan rumus kemiringan kurva

dideskripsikan melalui penggunaaan Microsof Office Excel 2007 sebagai berikut:

Modus = 66
Mean = 55.89
SD = 10.03

Keterangan:
X = Rata-rata variabel penelitian
Mo = Modus variabel penelitian
SD = Standar deviasi variabel penelitian.6

= = = -1.00

6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktek”, Cet. IX.
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 154
33

Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan rumus kemiringan

kurva, diperoleh bahwa data variabel X (intensitas mengakses media sosial)

berdistribusi normal. Hal ini dilihat pada nilai hitung Km yang terdapat diantara

-1 dan +1. Perhitungan data variabel yaitu -1< Km= 0,40 <+1

b. Uji Persyaratan Analisis variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)

Berdasarkan hasil perhitungan data variabel motivasi belajar siswa,

diketahui bahwa:

Modus = 66
Mean = 65.53
SD = 9.99

= = = -0,04

Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan rumus kemiringan

kurva, diperoleh bahwa data variabel Y (motivasi belajar siswa) berdistribusi

normal. Dapat dilihat pada nilai hitung Km yang terdapat diantara -1 dan +1

dimana nilai -1< Km = 0,96 <+1

2. Menentukan Angka Indeks Hubungan

Pengujian ini diperlukan untuk mengetahui hubungan antara kedua

variabel yaitu intensitas mengakses media sosial dengan motivasi belajar siswa di

SMA Kartika XX-2 Kendari, untuk mengetahui hubungan kedua data variabel

tersebut maka dapat diketahui bahwa:

N = 38 MX = 55.89 ∑x2 = 3750.70


34

∑X = 2124 MY = 65.53 ∑y2 = 3689.47


∑Y = 2490 ∑xy = -516.01

Nilai tersebut selanjutnya dimasukan kedalam rumus product moment

berikut:

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑x2 = Jumlah deviasi skor variabel x setelah terlebih dahulu
dikuadratkan
∑y2 = Jumlah deviasi skor variabel y setelah terlebih dahulu
dikuadratkan.7

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, di interprestasikan pada r tabel pada

taraf α = 5% dimana df = n-2 yakni: df= 32 - 2= 30. Diperoleh nilai r tabel = 0,349.

hal ini berarti r hitung ≤ r tabel atau r hitung= -0,51 ≤ r tabel = 0,349 maka dapat dikatakan

bahwa ada hubungan negatif antara kedua variabel penelitian ini. Nilai korelasi

7
Burhan, Teknik Analisa Data Statistik Pendidikan, (Kendari: LPSK Quantum, 2011), h.
94
35

tersebut dapat diinterprestasikan terhadap kuatnya hubungan kedua variabel

penelitian ini, digunakan tabel pedoman sebagai berikut:

Tabel 48
Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien

Besarnya “r” product moment (rxy) Interprestasi

0,90 –1,00 Hubungan positif yang sangat kuat

0,70 – 0,90 Hubungan positif yang kuat

0,40 – 0,70 Hubungan positif yang sedang

0,20 – 0,40 Hubungan positif yang rendah

0,00 Tidak terdapat hubungan

(-0,20) – (-0,40) Hubungan negatif yang rendah

(-0,40) – (-0,70) Hubungan negatif yang sedang

(-0,70) – (-0,90) Hubungan negatif yang kuat

(-0,90) – (-1,00) Hubungan negatif yang sangat kuat

Berdasarkan tabel tersebut maka koefisien korelasi ditemukan sebesar

-0,51 termasuk kategori sedang. Jadi dapat dikatakan terdapat hubungan negatif

antara intensitas mengakses media sosial dengan motivasi belajar siswa di SMA

Kartika XX-2 Kendari pada ketgori sedang.


36

3. Koefisien Determinasi (r2).

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar (persentase) sumbangan

variabel X sebagai variabel bebas terhadap variabel Y sebagai variabel terikat,

maka digunakan rumus KD (Koefisien Determinasi) sebagai berikut:

Keterangan:
KD = Nilai koefisien Determinasi
r2 = Nilai koefisien korelasi product moment.8

Hasil perhitungan di atas, menunjukan bahwa besarnya sumbangan

variabel X (intensitas mengakses media sosial) dengan variabel Y (motivasi

belajar siswa) di SMA Kartika XX-2 Kendari adalah 26,01% dan sisanya 73,99%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

4. Uji signinfikan (Uji t)

Selanjutnya untuk menguji signifikansi hubungan antara kedua variabel

digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
t hitung = Nilai signifikansi
r = Nilai koefisien korelasi

8
Riduwan, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistik, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 129
37

n = Jumlah sampel.9

 Jika t hitung ≥ t tabel maka tolak H0 terima H1 artinya signifikan, dan


 Jika t hitung ≤ t tabel maka tolak H1 terima H0 artinya tidak signifikan.

Dimana :
 H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas mengakses
media sosial dengan motivasi belajar siswa di SMA Kartika XX-2
Kendari.
 H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas mengakses
media sosial dengan motivasi belajar siswa di SMA Kartika di SMA
Kartika XX-2 Kendari

= -3,24

Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa df = 32 – 2 = 30.

Diperoleh t tabel pada taraf signifikan 5% = 2,04. Ternyata t hitung ≤ t tabel dimana t

hitung = -3,24 ≤ t tabel = 2,04, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Artinya terdapat

hubungan negatif dan tidak signifikan intensitas mengakses media sosial dengan

motivasi belajar siswa di SMA Kartika XX-2 Kendari.

9
Ibid., h. 127
38

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Kebiasaan bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang

secara berulang-ulang atau lebih dari satu kali untuk mendapatkan kesenangan.

Intensitas mengakses media sosial adalah kesenangan bermain game karena

memberi rasa kepuasan tersendiri, sehingga ada perasaan untuk mengulangi

kegiatan yang menyenangkan ketika bermain game online.


Berdasarkan hasil tabulasi angket intensitas mengakses media sosial di

SMA Kartika XX-2 Kendari dikategorikan tinggi. Diukur berdasarkan jawaban

siswa-siswa di sekolah tersebut dengan jumlah keseluruhan nilai (∑) sebesar

1972 dengan nilai rata-rata sebesar 61,63. Selanjutnya dari hasil uji normalitas

data intensitas mengakses media sosial di SMA Kartika XX-2 Kendari diperoleh

nilai kemiringan kurva sebesar 0,40 ini menunjukan bahwa data dari variabel

tersebut berdistribusi normal. Tingginya atau rendahnya suatu intensitas

mengakses media sosial seseorang maka akan mempengaruhi motivasi

belajarnya.
Motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak yang ada

dalam diri individu (siswa) yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberi

arah kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh siswa

yang bersangkutan sebagai subyek belajar. Berdasarkan hasil tabulasi angket

motivasi belajar siswa di SMA Kartika XX-2 Kendari dikategorikan sedang.

Diukur berdasarkan jawaban siswa-siswa di sekolah tersebut dengan jumlah

keseluruhan nilai (∑) sebesar 1842 dengan nilai rata-rata sebesar 57,56.

Selanjutnya dari hasil uji normalitas data motivasi belajar siswa di SMA Kartika
39

XX-2 Kendari diperoleh nilai kemiringan kurva sebesar 0,96 ini menunjukan

bahwa data dari variabel tersebut berdistribusi normal.


Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi atau keterkaitan

ditemukan r hitung = -0,51 ≤ rtabel = 0,349 maka terdapat hubungan negatif antara

intensitas mengakses media sosial dengan motivasi belajar siswa di SMA Kartika

XX-2 Kendari yang berada pada kategori sedang. Selanjutnya analisis korelasi

dapat dilanjutkan dengan menggunakan rumus koefisien determinasi untuk

mengetahui seberapa besar sumbangan variabel intensitas mengakses media

sosial tehadap motivasi belajar siswa adalah sebesar 26,01% dan sisanya 73,99%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Selanjutnya pengujian hipotesis yang digunakan uji t, berdasarkan hasil

perhitungan t hitung= -3,24 ketentuannya apabila t hitung ≥ t tabel maka signifikan, dan

apabila t hitung ≤ t tabel tidak signifikan. Maka diketahui t hitung = -3,24 ≤ t tabel = 2,04.

maka H1 ditolak dan H0 diterima. Jadi, disimpulkan bahwa intensitas mengakses

media sosial dengan motivasi belajar siswa tidak signifikan.


Berdasarkan pembahasan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan antara intensitas mengakses media

sosial dengan motivasi belajar siswa di SMA Kartika XX-2 Kendari. Dimana

apabila intensitas mengakses media sosial seseorang tinggi maka motivasi belajar

siswa akan rendah dan jika intensitas mengakses media sosial seseorang rendah

maka motivasi belajar akan tinggi.

Вам также может понравиться