Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB IV
1. Keadaan Umum
Sekolah yang resmi didirikan pada tanggal 31 bulan Agustus tahun 2011, ini
pendidikan tersebut, saat ini Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) Bina
Bangsa Kendari ini terletak disebelah timur berbatasan dengan lampu merah wua
– wua jaya, sebelah Barat berbatasan dengan pertamina jalan menuju THR, dan
sebelah utara berbatasan dengan lapangan Koni serta sebelah selatan berbatasan
dengan rumah makan. Sekolah terletak di Jalan Budi Utomo No. 1 Kelurahan
Sulawesi Tenggara. Lokasi sekolah dapat dikatakan cukup luas serta mudah
pemukiman penduduk.
terdapat empat program keahlian yang telah terakreditasi oleh BAPS pada tahun
2
).1
setingkatnya di lingkup kota kendari. Hal ini dilihat dari fasilitas pendukung
proses belajar mengajar. Bangunan gedung sekolah utamanya ruangan kelas serta
keadaan umum siswa, guru dan pegawai admistrasi dapat dikatakan cukup baik
upaya pembenahan dan pengembangan lagi agar tercipta kondisi belajar yang
baik.
2. Keadaan Siswa
Siswa sebagai salah satu unsur atau komponen pendidikan yang sekaligus
menjadi subjek maupun objek pendidikan. Faktor siswa akan sangat menentukan
digunakan sebagai indikator untuk menentukan jumlah sampel yang akan dipilih
dalam penelitian. Berdasarkan data terakhir tahun 2016 keadaan siswa SMK
1
Kantor Tata Usaha, Dokumentasi Sekolah, SMPS Bina Bangsa, Kendari, 2017
3
Negeri 3 kendari sebanyak 540 siswa, kelas X sebanyak 274 siswa, kelas XI
3. Keadaan Guru
pendidikan dalam ruang lingkup yang lebih umum. Dengan kata lain kuantitas
spesifik. Kreativitas mengajar guru dalam konteks penelitian ini tentu saja sangat
(S2), 56 orang sarjana (S1), 4 orang berpendidikan diploma (D3). Kepala sekolah
dan wakil kepala sekolah dalam hal ini juga ikut terlibat dalam proses mengajar
atau sebagai guru. Kenyataan ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan guru di
dikatakan cukup memadai baik dari segi kuantitas (jumlah) maupun kualitasnya
quota jumlah guru pada masing-masing mata pelajaran lainnya, jumlahnya cukup
memadai yakni 4 orang. Salah satu diantaranya adalah guru muatan lokal
(Mulok) yang lebih khusus mengajari baca tulis al-Qur’an (BTA). Keseluruhan
pendidikan agama Islam secara khusus. Sehubungan dengan penelitian ini, data
tersebut dapat dijadikan indikator awal bahwa kreativitas mengajar guru dapat
Sarana dan prasarana sekolah adalah seluruh peralatan fisik dan non fisik
Ketersediaan sarana dan prasarana bila dihubungkan dengan penelitian ini juga
kreativitas mengajarnya. Dalam artian jika sarana prasarana tidak tersedia maka
Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) Bina Bangsa Kendari dinilai cukup
sarana dan prasarana tersebut hendaknya perlu ditingkatkan lagi. Hal ini
dimaksudkan agar proses belajar mengajar dapat berajalan dengan baik sejalan
penelitian ini diharapkan kreativitas mengajar guru dapat ditunjang oleh sarana
dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang atau lebih dari satu kali untuk
seberapa sering seseorang melakukan kegiatan tersebut dalam satu minggu dan
game online, jenis-jenis game online, dampak bermain game online.3 Adapun
untuk lebih jelasnya tentang intensitas mengakses media sosial di SMP Swasta
Bina Bangsa Kendari akan diuraikan satu persatu pada tiap indikator dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan angket yang terdiri dari 20 butir
Skala Likert, dengan 4 opsi jawaban dengan skor pilihan masing-masing, untuk
pernyataan positif yaitu: (a) sangat sering= 5 ; (b). Sering= 4; (c). kadang-
2
Dara Malahayati, Hubungan Kebiasaan Bermain Video Game dengan Tingkat Motivasi
Belajar Pada Anak Usia Sekolah, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Keperawatan, Depok, 2012), h.
24, (30 November 2016)
3
Ardanareswari Ayu Pitaloka, Perilaku Konsumsi Game Online Pada Pelajar (Studi
Fenomenologi tentang Perilaku Konsumsi Game Online Pada Pelajar di Kelurahan Gemolong,
Kabupaten Sragen tahun 2013), (Jurnal, 2013), h. 10, ( 10 Februari 2017)
6
positif yaitu: (a) sangat sering = 1 ; (b). Sering= 2; (c). kadang-kadang= 3; (d).
SMP Swasta Bina Bangsa Kendari dari 17 butir pertanyaan yang diberikan
Tabel 6
Distribusi frekuensi responden tentang waktu mengakses media sosial
kurang dari 1 jam dalam sekali mengakses
mengakses media sosial kurang dari 1 jam dalam sekali mengakses, terdapat 7
pernah, dan sebanyak 3 responden atau sebesar 7,89% yang menjawab tidak
pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan
7
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang waktu mengakses media sosial 1-2
jam dalam sekali mengakses
mengakses media sosial 1-2 jam dalam sekali mengakses, terdapat 7 responden
atau sebesar 18.42% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 16 responden atau
responden atau sebesar 7.89% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan
bahwa siswa sering mengakses media sosial 1-2 jam dalam sekali mengakses.
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang waktu mengakses media sosial 2-3
jam dalam sekali mengakses
mengakses media sosial 2-3 jam dalam sekali mengakses, terdapat 3 responden
atau sebesar 7.89% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 14 responden atau
responden atau sebanyak 18.42% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut
menunjukan bahwa siswa sering mengakses media sosial 2-3 jam dalam sekali
mengakses.
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang waktu mengakses media sosial 3-5
jam dalam sekali mengakses
mengakses media sosial 3-5 jam dalam sekali mengakses, terdapat 3 responden
atau sebesar 7.89% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 8 responden atau
responden atau sebanyak 21.05% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut
9
menunjukan bahwa siswa kadang-kadang mengakses media sosial 3-5 jam dalam
sekali mengakses.
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang biaya mengakses media sosial
menggunakan paket data
responden atau sebanyak 2.63% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut
data.
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang biaya mengakses media sosial
menggunakan wifi
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 6
kadang, 3 responden atau sebesar 7.89% yang menjawab pernah, dan 2 responden
atau sebanyak 5.26% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang motif; menggunakan media sosial
sebagai tempat curhat
atau sebesar 5.26% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 15 responden atau
responden atau sebanyak 18.42% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut
11
curhat.
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang motif; menggunakan media sosial
sebagai tempat bersilaturahmi
atau sebesar 7.89% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 17 responden atau
responden atau sebanyak 5.26% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut
bersilaturahmi.
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang waktu; mengakses media sosial 2
hari dalam seminggu
2. Pernah 8 21.05%
1. Tidak pernah 3 7.89%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 9
menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang waktu; mengakses media sosial 3
hari dalam seminggu
responden atau sebanyak 2.63% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat
13
disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut
menunjukan bahwa siswa sering mengakses media sosial 3 hari dalam seminggu.
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang waktu; mengakses media sosial 4
hari dalam seminggu
Skor Tanggapan responden F Persentase (%)
5. Sangat sering 17 44.74%
4. Sering 10 26.32%
3. Kadang-kadang 7 18.42%
2. Pernah 4 10.53%
1. Tidak pernah 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 11
responden atau sebanyak 0.00% yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut
menunjukan bahwa siswa sangat sering mengakses media sosial 4 hari dalam
seminggu.
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang biaya; lebih sering mengakses media
sosial menggunakan paket data daripada wifi
sering mengakses media sosial menggunakan paket data daripada wifi, terdapat 8
menjawab pernah dan tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil
olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa sering
lebih sering mengakses media sosial menggunakan paket data daripada wifi.
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang biaya; lebih sering mengakses media
sosial menggunakan wifi daripada paket
lebih sering mengakses media sosial menggunakan wifi daripada paket, terdapat
menjawab pernah, dan 1 responden atau sebanyak 2.63% yang menjawab tidak
pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan
15
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang biaya; tingkat keseringan
menggunakan wifi daripada paket dalam mengakses media sosial adalah
sama
adalah sama, tidak terdapat responden atau sebesar 0.00% yang menjawab sangat
sebesar 15.79% yang menjawab pernah, dan 4 responden atau sebanyak 10.53%
yang menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan
quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa sering tingkat
adalah sama.
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang motif; mengakses media sosial untuk
mem-posting kata-kata, foto atau video
3. Kadang-kadang 9 23.68%
2. Pernah 7 18.42%
1. Tidak pernah 5 13.16%
Jumlah 38 100%
Data hasil penelitian 2017 angket no 15
mengakses media sosial untuk mem-posting kata-kata, foto atau video, terdapat 5
menjawab pernah, dan 5 responden atau sebanyak 13.16% yang menjawab tidak
pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan
jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa sering mengakses media sosial untuk
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang motif; mengakses media sosial hanya
untuk mengecek pemberitahuan saja
menjawab pernah, dan 2 responden atau sebanyak 5.26% yang menjawab tidak
pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan
jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa sering mengakses media sosial hanya
Tabel
Distribusi frekuensi responden tentang motif; mengakses media sosial
karena tidak ingin ketinggalan informasi yang ter-update
mengakses media sosial karena tidak ingin ketinggalan informasi yang ter-
update, terdapat 3 responden atau sebesar 7.89% yang menjawab sangat sering,
yang menjawab pernah, dan 6 responden atau sebanyak 15.79% yang menjawab
tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket)
dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang atau lebih dari satu kali untuk
seberapa sering seseorang melakukan kegiatan tersebut dalam satu minggu dan
game online, jenis-jenis game online, dampak bermain game online.5 Adapun
untuk lebih jelasnya tentang intensitas mengakses media sosial di SMP Swasta
Bina Bangsa Kendari akan diuraikan satu persatu pada tiap indikator dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan angket yang terdiri dari 20 butir
Skala Likert, dengan 4 opsi jawaban dengan skor pilihan masing-masing, untuk
pernyataan positif yaitu: (a) sangat sering= 5 ; (b). Sering= 4; (c). kadang-
positif yaitu: (a) sangat sering = 1 ; (b). Sering= 2; (c). kadang-kadang= 3; (d).
4
Dara Malahayati, Hubungan Kebiasaan Bermain Video Game dengan Tingkat Motivasi
Belajar Pada Anak Usia Sekolah, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Keperawatan, Depok, 2012), h.
24, (30 November 2016)
5
Ardanareswari Ayu Pitaloka, Perilaku Konsumsi Game Online Pada Pelajar (Studi
Fenomenologi tentang Perilaku Konsumsi Game Online Pada Pelajar di Kelurahan Gemolong,
Kabupaten Sragen tahun 2013), (Jurnal, 2013), h. 10, ( 10 Februari 2017)
19
SMP Swasta Bina Bangsa Kendari dari 19 butir pertanyaan yang diberikan
Tabel 27
Distribusi frekuensi jawaban responden tentang memperhatikan
penjelasan guru ketika guru menjelaskan
atau sebesar 21.05% yang menjawab sangat sering, selanjutnya 16 responden atau
dan tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare
Tabel 28
Distribusi frekuensi responden tentang merasa mengantuk saat pelajaran
berlangsung
3. Kadang-kadang 16 42.11%
2. Sering 4 10.53%
1. Sangat sering 2 5.26%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 2 (-)
dan 4 responden atau sebanyak 10.53% yang menjawab sering dan 2 responden
atau sebanyak 5.26% yang menjawab sangat sering. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan
b. Membuat catatan
Tabel 29
Distribusi frekuensi responden tentang tidak mencatat penjelasan guru
responden atau sebanyak 10.53% yang menjawab sering dan 0 responden atau
sebanyak 0.00% yang menjawab sangat sering. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
21
dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa
Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang bertanya jika ada yang tidak di
mengerti
bertanya jika ada yang tidak di mengerti, terdapat 4 responden atau sebesar
menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan
Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang tidak bertanya walaupun tidak
mengerti materi/penjelasan guru
atau sebesar 10.53% yang menjawab tidak pernah, selanjutnya 18 responden atau
dan 0 responden atau sebanyak 0.00% yang menjawab sangat sering. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut
materi/penjelasan guru,.
d. pemenuhan kewajiban belajar atau tugas
Tabel 27
Distribusi frekuensi jawaban responden tentang menyontek tugas/PR
teman ketika diberi tugas/PR oleh guru
menjawab sering dan 1 responden atau sebanyak 2.63% yang menjawab sangat
23
sering. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan
Tabel 28
Distribusi frekuensi responden tentang mengerjakan tugas sendiri
dan 5 responden atau sebanyak 13.16% yang menjawab pernah, dan 0 responden
atau sebesar 0.00% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari
hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa
a. motivasi membaca
Tabel 29
Distribusi frekuensi responden tentang membaca buku karena disuruh
guru/ketika ada tugas saja
2. Sering 4 10.53%
1. Sangat sering 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 8 (-)
responden atau sebanyak 10.53% yang menjawab sering dan 0 responden atau
sebanyak 0.00% yang menjawab sangat sering. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa
Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang membaca buku untuk menambah
wawasan
kadang, dan 8 responden atau sebanyak 21.05% yang menjawab pernah, dan 0
25
responden atau sebesar 0.00% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan
Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang membaca buku ketika di sekolah
membaca buku ketika di sekolah, terdapat 3 responden atau sebesar 7.89% yang
dan 7 responden atau sebanyak 18.42% yang menjawab pernah, dan 0 responden
atau sebesar 0.00% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari
hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa
Tabel 28
Distribusi frekuensi responden tentang memberi tanda pada bagian yang
penting
2. Pernah 8 21.05%
1. Tidak pernah 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 11 (+)
memberi tanda pada bagian yang penting, terdapat 5 responden atau sebesar
kadang, dan 8 responden atau sebanyak 21.05% yang menjawab pernah, dan 0
responden atau sebesar 0.00% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan
3. Kunjungan ke Perpustakaan
kadang dan pernah, dan 2 responden atau sebesar 5.26% menjawab tidak pernah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban
perpustakaan.
Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang membaca buku dengan baik
ketika berada di dalam perpustakaan
Skor Tanggapan responden F Persentase (%)
5. Sangat sering 12 31.58%
4. Sering 14 36.84%
3. Kadang-kadang 10 26.32%
2. Pernah 2 5.26%
1. Tidak pernah 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 13 (+)
menjawab pernah, dan 0 responden atau sebesar 0.00% menjawab tidak pernah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban
tersebut menunjukan bahwa siswa sering membaca buku dengan baik ketika
Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang belajar dengan sistem kebut
semalam
28
dengan sistem kebut semalam, terdapat 8 responden atau sebesar 21.05% yang
dan 4 responden atau sebanyak 10.53% yang menjawab pernah, dan 3 responden
atau sebesar 7.89% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari
hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa
Tabel 27
Distribusi frekuensi jawaban responden tentang takut menghadapi
ujian/ulangan
responden atau sebanyak 2.63% yang menjawab pernah, dan 0 responden atau
sebesar 0.00% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil
Tabel 28
Distribusi frekuensi responden tentang santai dalam menghadapi ujian
dan 8 responden atau sebanyak 21.05% yang menjawab pernah, dan 0 responden
atau sebesar 0.00% menjawab tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari
hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut menunjukan bahwa siswa
Tabel 29
Distribusi frekuensi responden tentang mengerjakan soal ujian/ulangan
dengan sendiri
4. Sering 12 31.58%
3. Kadang-kadang 11 28.95%
2. Pernah 11 28.95%
1. Tidak pernah 0 0.00%
Jumlah 38 100%
Sumber data : Hasil tabulasi angket no. 17 (+)
kadang dan pernah, serta 0 responden atau sebesar 0.00% menjawab tidak
pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan
Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang menyontek dengan teman saat
ujian/ulangan berlangsung
atau sebesar 10.53% yang menjawab tidak pernah, selanjutnya 18 responden atau
dan 0 responden atau sebanyak 0.00% yang menjawab sangat sering. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut
berlangsung.
Tabel 30
Distribusi frekuensi responden tentang menyontek catatan sendiri ketika
ujian/ulangan
dan 0 responden atau sebanyak 0.00% yang menjawab sangat sering. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa dari hasil olahan quisionare (angket) dan jawaban tersebut
ujian/ulangan.
A. Hubungan Intensitas Mengakses Media Sosial Dengan Perilaku Belajar
berikut:
Sosial)
diperoleh dengan jalan mengetahui nilai Mean, Modus, dan Standar Deviasi
Modus = 66
Mean = 55.89
SD = 10.03
Keterangan:
X = Rata-rata variabel penelitian
Mo = Modus variabel penelitian
SD = Standar deviasi variabel penelitian.6
= = = -1.00
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktek”, Cet. IX.
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 154
33
berdistribusi normal. Hal ini dilihat pada nilai hitung Km yang terdapat diantara
-1 dan +1. Perhitungan data variabel yaitu -1< Km= 0,40 <+1
diketahui bahwa:
Modus = 66
Mean = 65.53
SD = 9.99
= = = -0,04
normal. Dapat dilihat pada nilai hitung Km yang terdapat diantara -1 dan +1
variabel yaitu intensitas mengakses media sosial dengan motivasi belajar siswa di
SMA Kartika XX-2 Kendari, untuk mengetahui hubungan kedua data variabel
berikut:
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑x2 = Jumlah deviasi skor variabel x setelah terlebih dahulu
dikuadratkan
∑y2 = Jumlah deviasi skor variabel y setelah terlebih dahulu
dikuadratkan.7
taraf α = 5% dimana df = n-2 yakni: df= 32 - 2= 30. Diperoleh nilai r tabel = 0,349.
hal ini berarti r hitung ≤ r tabel atau r hitung= -0,51 ≤ r tabel = 0,349 maka dapat dikatakan
bahwa ada hubungan negatif antara kedua variabel penelitian ini. Nilai korelasi
7
Burhan, Teknik Analisa Data Statistik Pendidikan, (Kendari: LPSK Quantum, 2011), h.
94
35
Tabel 48
Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien
-0,51 termasuk kategori sedang. Jadi dapat dikatakan terdapat hubungan negatif
antara intensitas mengakses media sosial dengan motivasi belajar siswa di SMA
Keterangan:
KD = Nilai koefisien Determinasi
r2 = Nilai koefisien korelasi product moment.8
belajar siswa) di SMA Kartika XX-2 Kendari adalah 26,01% dan sisanya 73,99%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Keterangan:
t hitung = Nilai signifikansi
r = Nilai koefisien korelasi
8
Riduwan, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistik, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 129
37
n = Jumlah sampel.9
Dimana :
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas mengakses
media sosial dengan motivasi belajar siswa di SMA Kartika XX-2
Kendari.
H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas mengakses
media sosial dengan motivasi belajar siswa di SMA Kartika di SMA
Kartika XX-2 Kendari
= -3,24
Diperoleh t tabel pada taraf signifikan 5% = 2,04. Ternyata t hitung ≤ t tabel dimana t
hitung = -3,24 ≤ t tabel = 2,04, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Artinya terdapat
hubungan negatif dan tidak signifikan intensitas mengakses media sosial dengan
9
Ibid., h. 127
38
secara berulang-ulang atau lebih dari satu kali untuk mendapatkan kesenangan.
1972 dengan nilai rata-rata sebesar 61,63. Selanjutnya dari hasil uji normalitas
data intensitas mengakses media sosial di SMA Kartika XX-2 Kendari diperoleh
nilai kemiringan kurva sebesar 0,40 ini menunjukan bahwa data dari variabel
belajarnya.
Motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak yang ada
dalam diri individu (siswa) yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberi
arah kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh siswa
keseluruhan nilai (∑) sebesar 1842 dengan nilai rata-rata sebesar 57,56.
Selanjutnya dari hasil uji normalitas data motivasi belajar siswa di SMA Kartika
39
XX-2 Kendari diperoleh nilai kemiringan kurva sebesar 0,96 ini menunjukan
ditemukan r hitung = -0,51 ≤ rtabel = 0,349 maka terdapat hubungan negatif antara
intensitas mengakses media sosial dengan motivasi belajar siswa di SMA Kartika
XX-2 Kendari yang berada pada kategori sedang. Selanjutnya analisis korelasi
sosial tehadap motivasi belajar siswa adalah sebesar 26,01% dan sisanya 73,99%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Selanjutnya pengujian hipotesis yang digunakan uji t, berdasarkan hasil
perhitungan t hitung= -3,24 ketentuannya apabila t hitung ≥ t tabel maka signifikan, dan
apabila t hitung ≤ t tabel tidak signifikan. Maka diketahui t hitung = -3,24 ≤ t tabel = 2,04.
terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan antara intensitas mengakses media
sosial dengan motivasi belajar siswa di SMA Kartika XX-2 Kendari. Dimana
apabila intensitas mengakses media sosial seseorang tinggi maka motivasi belajar
siswa akan rendah dan jika intensitas mengakses media sosial seseorang rendah