Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
28
29
penyakit
6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dan tata kerja Balai Besar Penelitian dan
4.1.
31
Kepala
Dr. Vivi Lisdawati, M.Si, A.Pt
Ka. Subbidang Ka. Subbidang Jaringan Ka. Subbidang Ka. Subbidang Sarana Penelitian
Program dan Evaluasi Informasi dan Perpustakaan Pelayanan Teknis dan Pengujian
Siti Alfiah, SKM, Dra. Suskamdani, M.Kes Lulus Susanti, SKM, MPH Farida Handayani, S.Si, MS
M.Sc
Insektarium (3)
a. Fasilitas Umum
2) Laboratorium pelatihan
3) Aula
4) Asrama
32
5) Mushola
6) Perpustakaan
b. Laboratorium
8. Kegiatan
a. Kegiatan penelitian
c. Penyebarluasan hasil
9. Kemampuan
Sumber daya manusia yang ada terdiri dari disiplin ilmu yang beragam
b. Laboratorium
2) Laboratorium Parasitologi
3) Laboratorium Mikrobiologi
4) Laboratorium Reservoir
33
3) Katalogisasi
d. Fasilitas Pendukung
yang tersertifikasi
4) Koloni nyamuk, lalat, lipas dan pinjal untuk uji susceptibility dan
bioassay
10. Kemitraan
Prevention).
Anophelinae dan Culicinae, seperti An. maculatus, An. aconitus, An. sinensis,
Anopheles.
kelembaban, serta membersihkan tray dari larva yang mati/ kotoran lainnya.
larva usia 3-4 hari sebanyak 25 ekor untuk satu kali ulangan. Larva yang
digunakan untuk pengujian adalah larva instar II dan III. Menurut kemenkes
maculatus), Kendal (An. aconitus), Pulau Nias (An. sinensis), Ae. aegypti ,
diambil dari daerah yang bebas kasus penyakit akibat vektor nyamuk yang
kandang. Namun yang paling penting dalam pemeliharaan adalah suhu dan
kelembaban. Suhu optimal adalah suhu ruang sekitar 27oC, kecuali genus
Aedes suhu 20 – 40oC, dan kelembaban 60-80%. Menurut Munif dan Imron
27oC. Pertumbuhan akan berhenti sama sekali bila suhu kurang dari 10oC atau
lebih dari 40oC dan suhu udara optimum bagi kehidupan nyamuk berkisar
Pada kelembaban udara < 60% umur nyamuk akan menjadi pendek, nyamuk
akan cepat payah, kering dan cepat mati (Munif dan Imron, 2010).
pemberian makan untuk larva dan nyamuk dewasa. Pakan untuk larva Aedes
dan Culex dapat berupa dog food karena kedua genus ini senang makan di
dasar, sedangkan untuk larva Anopheles berupa daging, dog food, dan yeast
pakan dibuat dari 3 gram daging, 5 gram yeast, dan 10 gram dog food.
kemudian dicampur dengan yeast dan dog food yang juga dihaluskan. Pakan
untuk nyamuk dewasa yaitu darah yang berasal dari marmut yang dimasukkan
sedangkan larva Ae. aegypti dan An. aconitus perlu bantuan cahaya lampu
e) Kurungan kawat
f) Handuk
g) Aspirator
h) Thermometer
betina
j) Marmut
k) Air sumur
m) Kapas
2) Cara Kerja
(3) Diberikan larutan gula 10% (perbandingan gula pasir dan air
adalah 1:10)
bagian diisi air dan bagian atas dilapisi dengan kertas saring)
25-280C.
kandang.
(3) Diberikan larutan gula 10% (perbandingan gula pasir dan air
adalah 1:10).
b) Pipet
d) Kipas angin
e) Bohlam 15 watt
f) Telur nyamuk An. maculatus, An. aconitus, An. sinensis, Ae. aegypti
berbeda.
2) Cara Kerja
(7) Tray dibersihkan setiap hari dari kotoran atau sisa makanan dan
larva mati.
pemeliharaan larva.
kelembaban ruangan.
terpisah)
(7) Tray dibersihkan setiap hari dari kotoran atau sisa makanan dan
larva mati.
pemeliharaan larva.
albopictus
(7) Tray dibersihkan setiap hari dari kotoran atau sisa makanan dan
larva mati.
pemeliharaan larva.
Jumlah Pupa
Tanggal An. maculatus An. An. Ae. Cx. quinque-
KBM KLP aconitus sinensis aegypti fasciatus
5-8-14 918 440 355 72 254 -
6-8-14 782 397 370 84 122 -
7-8-14 486 369 253 84 136 -
8-8-14 334 306 241 56 - -
11-8-14 1131 1190 528 24 - -
12-8-14 1111 822 536 12 - -
45
2. Laboratorium Insektisida
pengendalian vektor. Terdapat dua ruangan pada laboratorium ini yaitu ruang
uji kaji insektisida rumah tangga dan ruang uji kaji insektisida program.
pengendalian vektor pada lingkungan rumah tangga yang terdiri dari berbagai
bentuk. Adapun jenis insektisida yang diuji yaitu obat nyamuk bakar, mat,
Serangga yang diuji yaitu nyamuk, lalat, dan lipas. Alat yang
digunakan untuk pengujian yaitu peet grady chamber, Glass chamber, Glass
cylinder, dan kandang uji repelen. Laboratorium uji kaji juga bisa digunakan
pengendalian vektor.
d) Karet 6 buah
e) Aspirator 1 buah
f) Kapas
h) Air gula
2) Cara kerja
menit
3) Hasil
Serangga : Lalat
Temperatur : 24oC
Kelembaban : 63%
Tabel 4.2. Hasil uji Glass chamber untuk menguji anti nyamuk bakar
b. Pengujian obat nyamuk cair (oil liquid) dengan metode Glass cylinder
aerosol).
c) Kepingan kaca 25 x 25 cm
d) Alat semprot
e) 2 Cup plastik
f) Stopwatch
g) Timbangan
h) Karet
i) Kain kassa
j) Label
m) Margarin
2) Cara Kerja
dicatat hasilnya
digunakan.
Perhitungan :
Penimbangan 1 = T1
Penimbangan 2 = T2 T1- T2 = a
Penimbangan 3 = T3 T2- T3 = b
Penimbangan 4 = T4 T3- T4 = c
Rumus: E=a+b+c
3x10
Dosis = 6 g
E
= ……. x semprotan
perhitungan.
pelet dan kapas yang telah dicelupkan pada air gula. Diholding
selama 24 jam.
‘persentase kematian’.
3) Hasil
Kelembaban : 67 %
Temperatur : 24oC
Tabel 4.3. Hasil uji Glass cylinder untuk menguji anti nyamuk cair
Knockdown (menit)
Sampel Dosis H P M
30” 1,15” 2 2,30” 3 3,30” 5 7 10 15 20
Lipas 6x - - - - - - - 2 2 3 - 8 1 1
c. Uji Repellent
b) 50 nyamuk betina
c) Repelen
d) Stopwatch
e) Alat tulis
2) Cara kerja
insektisida
beradaptasi
DP = (K – R) x 100%
K
evaluasi
3) Hasil
Temperatur : 24oC
Kelembaban : 61 %
3. Laboratorium Referensi
spesimen atau preparat larva dan nyamuk, identifikasi larva dan nyamuk, serta
abdomen. Kepala nyamuk terdiri dari beberapa bagian yang penting untuk
nyamuk jantan dan betina dimana nyamuk jantan memiliki antena yang
bagian yang mudah diidentifikasi dari segi morfologi. Ukuran palpus pada
54
femur, 1 tibia dan 5 tarsus pada setiap kaki. Kaki depan disebut foreleg,
kaki bagian tengah yang disebut midleg, dan kaki belakang yang disebut
Tarsus terdiri dari 5 ruas, ruas kelima kaki belakang biasanya digunakan
terletak pada ada tidaknya bintik-bintik pucat pada kaki. An. maculatus
memiliki. Pertemuan ujung tarsus dan tibia juga sering digunakan untuk
grup ini memiliki gelang lebar pada pertemuan ujung tarsus dan tibia.
Toraks juga terdiri dari sepasang halter dan sepasang sayap yang
mempunyai venasi sayap. Venasi sayap terdiri dari costa, subcosta, vena 1.
nyamuk dalam proses identifikasi yaitu sisik simetris dan tidak simetris.
Nyamuk yang mempunyai sisik yang lebar dan tidak simetris adalah
nyamuk Mansonia.
55
skutelum 1 lobi dan 3 lobi. Nyamuk yng memiliki skutelum 1 lobi adalah
puguthensis, An. sulawesi, An. haekeri, An. riparii, dan An. dirus. Pembeda
berikut:
1) Satu lobi
2) Tiga lobi
sayap simetris
56
dengan melihat perbedaan gelap terang bagian costa, subcosta, dan vena
pada sayap. Apabila costa, subcosta, dan vena 1 memiliki ≤ 3 noda pucat
bagian palpus.
maka langkah selanjutnya yaitu dengan melihat bagian kaki apakah ada
1) Ada gelang pucat lebar pada pertemuan ujung tarsus dan tibia grup
leukospirus
2) Tidak ada gelang pucat lebar pada pertemuan ujung tarsus dan tibia,
ruas kelima.
1) An. vagus
2) An. inditimitus
sesudahnya
3) An. subpictus
b) Gelang pucat ujung palpi sama atau hampir sama dengan gelang
gelap sesudahnya
c) Proboscis gelap
4) An. longirostris
a) Spesimen nyamuk
b) Mikroskop compound
d) Kertas label
e) Alat tulis
2) Cara kerja
identifikasi.
3) Hasil
a) Spesimen 1
Ciri-ciri:
Kesimpulan : Culex
b) Spesimen 2
Ciri-Ciri:
Kesimpulan : Anopheles
b. Pembedahan nyamuk
dapat diketahui kelenjar ludah nyamuk. Jenis nyamuk yang bisa dilihat
a) Cawan petri
b) Jarum bedah
60
c) Object glass
d) Mikroskop
e) kapas
g) Kloroform
2) Cara Kerja
mikroskop
3) Hasil
a) Kloroform
b) Nyamuk
c) Cawan petri
e) Paper point
f) Pin block
g) Insert box
h) Lem
62
2) Cara Kerja
pembuat
kecil
3) Hasil
C. Hasil Magang
kepada kepala instalasi insektarium koloni nyamuk yaitu ibu Riyani Setyaningsih,
S.Si, M.Sc. serta studi literatur dari perpustakaan yang terdapat di B2P2VRP
dengan cara memasang ovitrap di dalam dan di luar rumah yang di survei.
Ovitrap diletakkan di tempat yang gelap dan lembab. Setelah satu minggu
dilakukan pemeriksaan ada atau tidaknya telur nyamuk dalam padel (Depkes
RI, 2005). Ovitrap memiliki fungsi monitoring dan pengendalian Aedes sp.
menghasilkan data yang lebih spesifik, lebih ekonomis, dan sensitif untuk
pengambilan sampel populasi dengan area yang lebih luas (Puspitasari dkk,
2012).
ovitrap sebagai alat survey telur nyamuk yang dapat memberikan data
nyamuk.
jangka waktu satu minggu sesuai dengan standar fogging. Hal ini dilakukan
juga untuk mewaspadai kemugkinan nyamuk dewasa yang masih hidup. Satu
daerah fogging. Kegiatan ini dilakukan oleh B2P2VRP atas perintah dinas
kesehatan Salatiga.
(JUMANTIK). Ovitrap dipasang di dalam dan di luar rumah, hal ini dilakukan
agar dapat segera dikendalikan secara optimal. Selain itu telur Ae. aegypti
yang terjebak dalam ovitrap juga bisa langsung dibuang sehingga dapat
memutus siklus hidup vektor. Hal ini karena telur Ae. aegypti mati dan tidak
dapat berkembang menjadi larva. Selain itu, ovitrap juga tidak berbahaya bagi
hewan bukan sasaran. Kekurangan dari metode ini adalah ovitrap bisa
cara yang lebih aman bagi lingkungan tanpa menggunakan bahan kimia
melakukan beberapa modifikasi terhadap ovitrap agar alat ini dapat lebih
menarik nyamuk untuk bertelur. Modifikasi ini bisa dengan berbagai macam
6,5 cm, tinggi 9,5 cm (gelas plastik), kuas, kertas saring, air bersih, tiner dan
cat berwarna putih, hitam merah, hijau, biru dan kuning. Variasi ovitrap yang
dibuat adalah ovitrap warna hitam, merah, kuning, hijau, dan biru. Hasil
penelitian yang didapatkan adalah bahwa nyamuk Ae. aegypti lebih menyukai
ovitrap dengan warna hitam untuk tempat bertelur yaitu dengan persentase
telur 31,09 % sedangkan ovitrap warna biru meupakan ovitrap yang paling
atraktan yaitu air rendaman jerami 10%. Air rendaman jerami menghasilkan
container ovitrap dengan gelas kaca (Gambar 4.4), hal ini bertujuan agar
ovitrap tidak mudah tumpah dan tahan lama atau bisa digunakan berulang
kali.
67
4. Cara pembuatan ovitrap sebagai alat survei perangkap telur nyamuk Aedes
aegypti.
setempat. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis ovitrap yang paling
disukai nyamuk Ae. aegypti untuk tempat bertelur. Kegiatan ini diawali
dengan pembuatan ovitrap yang terdiri dari 4 jenis ovitrap yaitu ovitrap
dengan air rendaman jerami, air rendaman cabai merah segar, air yang
disemprot insektisida dan air berisi kulit pupa bekas pemeliharaan Ae. aegypti.
3) Solatip hitam
7) Pisau
8) Timbangan
9) Cobek + ulekan
13) Insektisida cair bahan aktif (D-fenotrin 0,125% dan Praletrin 0,100%)
b. Cara Kerja
1) Persiapan
telah terlapisi
gram
botol 1,5 L
69
g) Satu mangkok enamel yang berisi air dan kulit pupa bekas
2) Pelaksanaan
c) Air jerami, air cabai, air kulit pupa dan air insektisida dimasukkan
jangkauan anak-anak
c. Hasil
D. Pembahasan
kemunculan kasus DBD pada tahun 1968 di Surabaya, angka kejadian DBD
terhitung tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, perlu pengendalian yang tepat
tersebut.
menggunakan ovitrap. Ovitrap merupakan salah satu alat survei nyamuk yang
dilakukan dengan cara memasang ovitrap di dalam dan di luar rumah yang di
survei (Depkes RI, 2005). Alat ini berupa container terbuat dari bahan
kaleng, plastik, gelas, ataupun bambu yang diisi air, diletakkan pada tempat-
tempat tertentu. Alat ini digunakan untuk mendeteksi adanya nyamuk Aedes
diletakkan di tempat yang gelap dan lembab. Setelah satu minggu dilakukan
pemeriksaan ada atau tidaknya nyamuk dalam padel (Depkes RI, 2005).
Tanjung (2011) oleh karena fungsinya, ovitrap dapat sangat membantu dalam
di luar rumah, hal ini dilakukan agar pengukuran populasi nyamuk lebih valid.
mencari tempat lain di luar rumah. Penelitian ini membuktikan bahwa ovitrap
yang dipasang di luar rumah menghasilkan kepadatan telur Aedes yang tinggi.
Oleh karena itu hasil survei lebih optimal apabila ovitrap dipasang di dalam
rumah atau tempat-tempat umum, biasanya berjarak kurang 500 meter dari
rumah, berupa genangan air yang tertampung di suatu tempat atau bejana
(kontainer) dan bukan genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah
pada TPA berair yang berwarna gelap, paling menyukai warna hitam, terbuka
dengan perindukan aslinya yaitu kontainer yang berasal dari barang bekas
seperti kaleng/ gelas plastik yang berisi air bersih didalamnya biasanya
berwarna gelap.
kebiasaan mengisap darah. Darah diperlukan untuk pematangan sel telur, agar
telur mulai dari nyamuk mengisap darah sampai telur dikeluarkan, waktunya
bervariasi antara 3-4 hari. Jangka waktu tersebut disebut dengan siklus
gonotropik. Nyamuk ini beristirahat pada tempat yang gelap dan lembab di
Oleh karena itu, agar mendapatkan hasil telur yang optimal, pemasangan
ovitrap dipasang di dalam dan di luar rumah dengan jarak kurang dari 500 m
serta pada tempat yang gelap dan lembab diduga habitat nyamuk.
standar dan lethal ovitrap. Ovitrap standar berupa gelas plastik 350 mililiter,
diisi air tiga per empat bagian, dan diberi lapisan kertas, bilah kayu, atau
pelaksanannya yang biasa dipakai adalah ovitrap standar yang terbuat dari
gelas plastik/kaca yang diwarnai hitam yang dilapisi kertas saring dibagian
jerami. Berdasarkan uji laboratorium air jerami memamg lebih disukai oleh
jumlah telur yang terperangkap pada air rendaman jerami paling banyak
(669,1 butir), dibandingkan kontrol positif (+) 314,1 butir; air hujan 297,3
butir; dan air ragi tape 114,4 butir (Bugis, 2013). Oleh karena itu, B2P2VRP
Jenis ovitrap yang lain adalah lethal ovitrap. Lethal ovitrap (LO)
adalah varian nama untuk ovitrap hasil modifikasi yang dapat membunuh
yang mengandung insektisida dan dalam waktu relatif singkat akan mati
berfungsi dalam pengendalian yaitu memutus siklus hidup vektor. Telur yang
terjebak dalam ovitrap juga bisa langsung dibuang sehingga telur Ae. aegypti
mati dan tidak dapat berkembang menjadi larva maupun nyamuk. Pernyataan
tersebut sesuai dengan hasil penelitian Tanjung (2011), bahwa ovitrap efektif
dalam mengurangi jumlah vektor DBD karena telur atau larva dapat sangat
bambu atau kayu dan air. Selain itu, ovitrap mudah, baik dalam pembersihan
76
dan menyikat bagian dalam bejananya. Perlakuan ini sama dengan prinsip
menguras bak mandi (3M), hanya dilakukan pada wadah yang lebih kecil.
ekonomis, dan sensitif untuk pengambilan sampel populasi dengan area yang
ovitrap bisa menjadi tempat perindukan tambahan apabila telur tidak segera
Selain itu, menurut Mackay et al, (2013) keberadaan ovitrap bersaing dengan
kontainer yang ada habitat di lingkungan. Oleh karena itu, sebaiknya ovitrap
Salah satu yang bisa dilakukan untuk membuat ovitrap lebih menarik
sesuatu yang memiliki daya tarik terhadap serangga (nyamuk) baik secara
secara langsung, tanpa menyebabkan cedera bagi binatang lain dan manusia,
dan tidak meninggalkan residu pada makanan atau bahan pangan (Setya dan
Eri, 2011).
77
mengetahui jenis atraktan yang paling disukai nyamuk Ae. aegypti untuk
bertelur. Atraktan yang digunakan terdiri dari 4 jenis yaitu air rendaman
jerami, air rendaman cabai merah segar, air yang berisi skin pupa dan air yang
buah yang lain ditempatkan di luar rumah. Ovitrap yang dibuat berwarna
warna ovitrap dengan jumlah telur yang terperangkap, warna hitam adalah
yang paling disukai. Ovitrap dibiarkan dan dipantau selama 4 hari. Penentuan
4 hari didasari bahwa telur nyamuk Aedes sp akan menetas pada hari ke 4 – 7,
untuk bertelur adalah air rendaman jerami. Hal ini dibuktikan dari total
ovitrap yang dipasang terdapat 4 buah ovitrap yang positif terdapat telur
nyamuk. Tiga diantara 4 yang positif adalah air rendaman jerami, sedangkan
rendaman cabai. Pada air rendaman jerami total telur yang terperangkap
78
adalah 395 butir sedangkan pada air cabai total telur yang terperangkap hanya
sebanyak 8 butir.
kali lipat dibanding ovitrap standar. Setya dan Eri (2011) menyarankan agar
ovitrap dengan atraktan air rendaman udang windu, kerang dan rendaman
jerami tidak hanya menggunakan air bersih biasa. Hal ini bermanfaat untuk
asam laktat dan octanol. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada air
rendaman jerami 10% terdapat kadar amonia sebesar 4,24 mg/l. Terdapat juga
CO2 dalam air rendaman jerami 10% namun dengan kadar yang lebih rendah
dari Amonia. Amonia dan CO2 merupakan suatu senyawa yang dapat
tersebut.
lain diluar rumah. Hasil yang didapatkan membuktikan bahwa dewasa ini,
Ovitrap air rendaman cabai berisi telur yang jumlahnya lebih seikit
rendaman jerami mengandung amonia 3,74 mg/l, CO2 total 23,5 mg/l, asam
laktat 18,2 mg/l, octenol 1,6 mg/l dan asam lemak 17,1 mg/l. Sedangkan pada
air rendaman cabai merah 10% mengandung amonia 0,86 mg/l, CO2 total 12,4
mg/l, asam laktat 13,2 mg/l, octenol 0,7 mg/l dan asam lemak 22,8 mg/l.
Dimungkinkan karena kadar amonia, CO2 total, asam lemak dan ectanol pada
air jerami lebih besar dibandingkan dengan air cabai, maka nyamuk lebih
menyukai air jerami daripada air cabai. Namun air cabai tetap menarik
nyamuk untuk bertelur karena mengandung asam lemak, suatu senyawa yang
a. Ovitrap diletakkan di dalam dan di luar rumah tempat yang gelap dan
lembab yang diduga sebagai perindukan nyamuk (Depkes RI, 2005). Hal
c. Ovitrap diletakkan pada tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak dan
tempat yang aman dari gangguan binatang peliharaan. Hal ini dilakukan
pemeriksaan ovitrap.
ovitrap, setengah bagian atas kertas berada diatas air dan setengah bagian
ini agar telur dapat tertangkap pada kertas saring lebih optimal.
81
adalah:
karena peletakkan ovitrap pada tempat yang kurang aman. Pada penelitian
kecil yang telah dilakukan ovitrap sangat rentan tumpah, karena terbuat
b. Ovitrap yang dipasang diluar rumah rentan akan terkena air hujan. Pada
musim hujan, jenis container ovitrap tanpa tutup akan mudah terisi
dengan air hujan. Sehingga jika ovitrap tidak dijaga air ovitrap bisa terisi
penuh air hujan, dapat mengakibatkan bias pada jumlah telur yang
didapatkan.
anak-anak, binatang peliharaan atau jalan tikus. Ovitrap yang terbuat dari
kecil ke dalam ovitrap dengan syarat batu dalam keadaan bersih dari
kotoran. Ovitrap gelas kaca bisa menjadi alternatif, karena gelas kaca
(Setya dan Eri, 2011). Atraktan tersebut salah satunya adalah penambahan