Вы находитесь на странице: 1из 26

KOMUNIKASI SEL

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Biologi Sel Molekuler
Yang dibina oleh Prof. Dr. Agr. H. Mohamad Amin, S.Pd, M.Si

Oleh
Kelompok 4/Offr C
Putri Fitria Sartika (180341863051)
Riri Rahmadani Putri (180341863034)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEPTEMBER 2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang kita panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah mata kuliah Metode Penelitian
Kuantitatif.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Malang, September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................1
1.3 Tujuan ......................................................................................................1
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi antar Sel ..............................................................................1
2.2 Macam Komunikasi sel...........................................................................4
2.2.1 Komunikasi Fisik ..........................................................................5
2.2.2 Komunikasi Kimiawi ................................................................. 11
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 21
3.2 Saran..................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Jalur sinyal intraseluler sederhana yang diaktifkan oleh molekul sinyal


ekstraseluler ......................................................................................................3
2. Tunas sel ragi menanggapi faktor kawin ..........................................................4
3. Tipe Komunikasi Fisik .....................................................................................5
4. Hemidesmosom ................................................................................................6
5. Desmosom ........................................................................................................7
6. Adheren Junction..............................................................................................7
7. Tight Junction ...................................................................................................8
8. Memberi sinyal melalui junction gap ...............................................................9
9. Struktur Gap Junction.......................................................................................10
10. Plasmodesmata .................................................................................................11
11. Pengikatan molekul sinyal ekstraseluler ke reseptor sel permukaan atau
intraseluler ........................................................................................................12
12. Tipe Pensinyalan antar Sel ...............................................................................14
13. Sel-sel endokrin dan sel-sel saraf bekerja bersama untuk mengkoordinasikan
kegiatan sel di bagian tubuh yang terpisah secara luas (berjauhan) .................14
14. Reseptor ion channel coupled...........................................................................16
15. a. G-Protein-Coupled Surface-Receptors .........................................................16
b. Aktivitas protein G pada GPCRs................................................................17
16. Mekanisme transduksi sinyal diperantai oleh cAMP .......................................18
17. Mekanisme transduksi sinyal diperantarai oleh Inositol Fosolipid ..................19
18. enzyme-coupled receptors ................................................................................20
19. Lima jalur sinyal intraseluler sejajar yang diaktifkan oleh GPCR, RTK, atau
keduanya ...........................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti halnya manusia, sel-sel organisme multiseluler juga melakukan
komunikasi yang melibatkan beberapa transmisi sinyal kimia yang melintasi
ruang antara satu sel dan sel lainnya.Komunikasi antar sel dimediasi oleh molekul
sinyal ekstraseluler. Beberapa di antaranya beroperasi dalam jarak jauh, memberi
sinyal dari sel ke sel yang jauh; yang lain hanya memberi sinyal kepada tetangga
terdekat. Komunikasi sel baik pada hewan dan tumbuhan menunjukkan bahwa
mekanisme kerja antara sel satu dengan sel lainya adalah saling terkait dan tidak
terlepas satu sama lainnya.
Komunikasi antar sel merupakan hal yang sangat penting bagi
keberlangsungan hidup makhluk hidup karena tanpa adanya komunikasi sel maka
sistem kerja tubuh tidak dapat berjalan dengan baik. Misalnya ketika salah satu
bagian tubuh kita merasakan sakit maka dapat mengurangi aktivitas tubuh yang
lain sperti pencernaan yang membuat nafsu makan menjadi berkurang dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, mengetahui dan memahami mekanisme dari
komunikasi sel sangat diperlukan.Pada makalah ini disajikan beberapa hal terkait
komunikasi sel hingga mekanisme sinyal transduksi yang masih saling terkait.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana yang mekanisme komunikasi sel?
2. Bagaimana macam-macam komunikasi sel?
3. Bagaimana mekanisme sinyal transduksi?
1.3 Tujuan
Tujuan disusunannya makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui dan memahami mekanisme mekanisme komunikasi sel.
2. Mengetahui dan memahami macam-macam komunikasi sel.
3. Mengetahui dan memahami mekanisme sinyal transduksi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi antar Sel
Seperti halnya manusia, sel-sel organisme multiseluler juga melakukan
komunikasi yang melibatkan beberapa transmisi sinyal kimia yang melintasi
ruang antara satu sel dan sel lainnya.Komunikasi antar sel dimediasi oleh molekul
sinyal ekstraseluler. Beberapa di antaranya beroperasi dalam jarak jauh, memberi
sinyal dari sel ke sel yang jauh; yang lain hanya memberi sinyal kepada tetangga
terdekat.
Sebagian besar sel dalam organisme multiselulerdapat memancarkan dan
menerima sinyal.Penerimaan sinyal tergantung pada protein reseptor, biasanya
(tetapi tidak selalu) pada permukaan sel, yang mengikat molekul
sinyal.Pengikatan dapat mengaktifkan reseptor, yang pada gilirannya
mengaktifkan satu atau lebih jalur sinyal intraseluler.Protein persinyalan
intraseluler memproses sinyal di dalam sel penerima dan mendistribusikannya ke
target intraseluler yang tepat. Target ini umumnya protein efektor, yang diubah
ketika jalur sinyal diaktifkan dan menerapkan perubahan perilaku sel yang
sesuai.Tergantung pada sinyal dan sifat dan keadaan sel penerima, efektor ini
dapat berupa protein pengaturan gen, saluran ion, komponen jalur metabolik, atau
bagian dari sitoskeleton. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa sel satu
(dari suatu organ) bekerja berdasarkan stimulasi oleh sel yang lain dari organ
yang sama atau organ yang lain, sehingga sel dari suatu organ mengendalikan
aktivitas sel dari organ yang sama ataupun organ yang berbeda.Secara sederhana
jalur sinyal intraseluler terdapat pada Gambar 1 berikut.

2
Gambar 1.Jalur sinyal intraseluler sederhana yang diaktifkan oleh molekul sinyal
ekstraseluler. Molekul sinyal biasanya berikatan dengan protein
reseptor yang tertanam dalam membran plasma sel target dan
mengaktifkan satu atau lebih jalur sinyal intraseluler yang dimediasi
oleh serangkaian protein pensinyalan. Akhirnya, satu atau lebih dari
protein pensinyalan intraseluler mengubah aktivitas protein efektor dan
dengan demikian perilaku sel.
Jauh sebelum organisme multisel muncul di Bumi, organisme uniseluler telah
mengembangkan mekanisme untuk menanggapi perubahan fisik dan kimia di
lingkungan mereka termasuk mekanisme untuk menanggapi kehadiran sel-sel lain.
Meskipun sel-sel ini sebagian besar menjalani kehidupan mandiri, mereka dapat
berkomunikasi dan mempengaruhi perilaku satu sama lain. Contoh sederhana bahwa
sel-sel berkomunikasi adalah ketika sel-sel ragi satu sama lain berkomunikasi untuk
melakukan perkawinan. Ketika Saccharomyces cerevisiae haploid siap untuk kawin,
ia mengeluarkan faktor kawin peptida yang menandai sel-sel dari tipe kawin yang

3
berlawanan untuk berhenti berproliferasi dan bersiap untuk kawin (Gambar 2).
penggabungan berikutnya dari dua sel haploid dari tipe kawin yang berlawanan
menghasilkan sel diploid, yang kemudian dapat menjalani meiosis dan bersporulasi,
menghasilkan sel haploid dengan berbagai gen baru. Perombakan gen melalui
reproduksi seksual membantu spesies bertahan hidup di lingkungan yang tidak dapat
diprediksi.

Gambar 2.Tunas sel ragi menanggapi faktor kawin. (A) Sel-sel biasanya berbentuk
bola. (B) Menanggapi faktor kawin yang disekresikan oleh sel ragi
tetangga, mereka mengeluarkan tonjolan ke arah sumber faktor dalam
persiapan untuk kawin (Courtesy of Michael Snyder.)

2.2 Macam Komunikasi sel


Sel mempunyai kurang lebih 2 cara untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Cara pertama adalah melalui komunikasi fisik dan cara kedua adalah melalui
komunikasi kimiawi.

4
2.2.1 Komunikasi fisik
Setiap sel diikatkan ke sel lainnya atau ke substratnya melalui struktur yang
disebut junction.Terdapat berbagai junction yaitu hemidesmosom, focal contact,
desmosome (molecule adherens), adheren junction, tight junction, gap junction,
dan plasmodesmata (Gambar 3).

Gambar 3. Tipe Komunikasi Fisik


1) Hemidesmosom
Hemidesmosom sangat berperan penting dalam mempertahankan ikatan
antara jaringan epitel dengan membrane di bawahnya (lamina basal).Hemidesmosom
tersusun atas suatu plak protein yang berada di bagian sitoplasmik yang dilengkapi
dengan filament-filamen dari kelompok filament intermediet.Filament-filamen inilah
yang memberikan kekuatan pada sel untuk menahan tekanan.Pada bagian dalam sel,
filament menjulur ke sitoplasma, dan pada bagian luar sel filament berhubungan
dengan matriks ekstrasel melalui molekul integrin yaitu α6β4 yaitu plektin dan
dystonin (Gambar 4).

5
Gambar 4. Hemidesmosom
2) Focal contact
Merupakan bentuk lain dari struktur yang mengikatkan sel dengan substrat.
Focal contact ditemukan pada sel-sel yang dipelihara dalam kondisi in vitro.
Beberapa waktu setelah suspense sel diteteskan ke cawan, sel-sel akan mulai
menempel pada permukaan cawan menjadi substratnya. Penempelan ini
dilanjutkan dengan pembentukan juluran-juluran sel. Juluran yang semakin
panjang membuat perlekatan sel dengan substratnya menjadi semakin kuat. Sel
selanjutnya akan memipih dan melebar (spreading) di atas permukaan substrat.

3) Desmosome
Desmosom (maculae adheren) ditemukan pada berbagai jaringan terutama
jaringan epitel. Desmosome berbentuk lingkarana (diskus). Membran plasma
dari dua sel yang berdekatan terpisah sekitar 20-35 nm, dan elah ini terisi materi
ekstra sel yang kental.Pada bagian sitoplasmik terdapat plak sebagai tempat
tertanamnya filament-filamen intermediet.Filamen-filamen memanjang hingga
mencapai plak dari desmosome sel yang bersebrangan.Rentangan filament
intermediet memberikan kekuatan pada sel terhadap tarikan atau
rentangan.Ikatan yang terjadi pada Desmosom melibatkan molekul dari
kelompok chaderin yaitu desmoglein dan desmocollin yang menghubungkan
sitoskeleton materi ekstrasel (Gambar 5).

6
Gambar 5. Desmosom

4) Adheren junction
Adheren junction (zonula adheren) ditemukan pada bberbagai tempat
di tubuh.Pada jaringan epitel usus ikatan ini membentuk zona melingkar
(belt) dibagian dekat apeks dan melekatkan sel-sel yang
bersebelahan.Kedua sel yang bersebelahan dipisahkan oleh celah sebagai
tempat molekul-molekul chaderin berikatan dengan bantuan ion-ion
kalsium.Pada bagian sitoplasmik cadherin terdapat suatu plak
protein.Ujung sitoplasmik chaderin berikatan dengan mikrofilamen
melalui protein sistemik catenin (Gambar 6).

Gambar 6. Adheren Junction

7
5) Tight junction,
Tight junction umumnya terdapat pada bagian apeks sel. Junction ini
mengikatkan dua membrane sel yang berdekatan dengan meninggalkan
pola tertentu seperti anyaman jala. Bagian dari dua membrane yang tidak
terikat akan membentuk ruang antar membrane yang terisi molekul-
molekul terlarut di dalam cairan ekstrasel.
Tight junction dibentuk oleh protein integral membran yang disebut
occluding dan claudin.Ikatan yang terjadi antara protein dari kedua sel
membentuk ikatan yang kuat dan sanat sukar ditembus oleh air ataupun
zat-zat yang terlarut di dalamnya.Kondisi ini menyebabkan celah sel tidak
permeabel.

Gambar 7. Tight Junction


6) Gap junction
Gap junction adalah saluran sempit yang berisi air yang secara langsung
menghubungkan sitoplasma sel epitel yang berdekatan, serta beberapa jenis
sel lainnya.Saluran ini memungkinkan terjadinya pertukaran ion anorganik
dan molekul kecil yang larut dalam air lainnya, tetapi bukan dari
makromolekul seperti protein atau asam nukleat. Dengan demikian, sel-sel
yang terhubung oleh gap junction dapat berkomunikasi satu sama lain secara

8
langsung, tanpa harus melewati penghalang yang disajikan oleh membran
plasma intervening (Gambar 8). Dengan cara ini, gap junction menyediakan
untuk yang paling intim dari semua bentuk komunikasi sel, singkat dari
jembatan sitoplasma atau fusi sel.

Gambar 8.Memberi sinyal melalui junction gap. Menghubungkan dengan


gap junction membagi molekul kecil, termasuk molekul sinyal
intraseluler kecil seperti AMP siklik dan Ca2 +, dan oleh karena
itu dapat merespon sinyal ekstraseluler dengan cara yang
terkoordinasi.

Berbeda dengan mode pensinyalan sel lainnya, gap junction pada


umumnya memungkinkan komunikasi untuk melewati kedua arah secara
simetris, dan efek tipikal mereka adalah untuk menyeragamkan kondisi dalam
sel yang berkomunikasi.Mereka juga dapat menjadi penting dalam
menyebarkan efek dari sinyal ekstraseluler yang bertindak melalui mediator
intraseluler kecil seperti Ca2 + dan AMP siklik (dibahas nanti), yang lolos
dengan mudah melalui saluran gap-junctional. Di hati, misalnya, penurunan
kadar glukosa darah melepaskan noradrenalin (norepinefrin) dari ujung saraf
simpatis. Noradrenalin menstimulasi hepatosit di hati untuk meningkatkan
kerusakan glikogen dan melepaskan glukosa ke dalam darah, respon yang
tergantung pada peningkatan AMP siklik intraseluler.Namun, tidak semua
hepatosit dipersarafi oleh syaraf simpatetik. Dengan cara jeda kesenjangan
yang menghubungkan hepatosit, hepatosit yang terawetkan mengirimkan

9
sinyal ke yang tidak diinkervasikan, setidaknya sebagian oleh pergerakan
AMP siklik melalui junction gap. Seperti yang diharapkan, tikus dengan
mutasi di gen gap gap mayor yang dinyatakan dalam hati gagal memobilisasi
glukosa secara normal ketika kadar glukosa darah menurun.
Gap junction mengikat dua membrane sel yang bersebelahan melalui
ikatan antar subunit connexin suatu protein integral membran yang lain.
Selain berinteraksi secara fisik gap junction juga memfasilitasi pertukaran
materi antar sel seperti yang telah dipaparkan pada bagian atas. Satu gap
junction tersusun atas enam sub unit connexin yang membentuk suatu
kompleks pori (connexon) (Gambar 9). Di bagian tengah kompleks terdapat
saluran halus hidrofil yang disebut annulus yang menghubungkan sitoplasma
kedua sel yang bersebelahan.Struktur annulus mendukung fungsi gap junction
dalam lalu lintas materi antar sel. Materi yang ditukarkan adalah materi yang
ukurannya cukup kecil seperti berbagai ion, asam amino, koenzim, ATP, dan
beberapa metabolik lainnya.Pembentukan gap junction terjadi ketika dua sel
yang bersebelahan saling mendekat dan berikatan melalui domain
ekstraselnya. Segera setelah berikatan, connexon akan membentuk saluran
yang utuh seperti pipa. Connexon biasanya berkumpul di daerah tertentu pada
membran membentuk suatu plak gap junction.

Gambar 9.Struktur Gap Junction

10
7) Plasmodesmata
Jika pada sel hewan kita mengenal istilah gap junction, pada sel
tumbuhan dikenal dengan plasmodesmata.Plasmodesmata adalah junction
yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan berupa saluran silindris
menembus dinding sel yang menghubungkan sitoplasma dari kedua sel
yang bersebelahan.Plasmodesmata juga berfungsi untuk memfasilitasi
komunikasi antar sel. Molekul yang dapat melalui plasmodesmata aadalah
molekul yang berukuran 1000 dalton atau kurang karena annulus
berukuran kecil.

Gambar 10. Plasmodesmata

Berdasarkan beberapa jenis atau bentuk komunikasi fisik sel dapa


diketahui empat fungsi dari komunikasi tersebut adalah untuk melekatkan
sel dengan substrat, melekatkan sel dengan sel, untuk membatasi ruang
antar sel, dan untuk memfasilitasi lalu lintas antar sel.

2.2.2 Komunikasi Kimiawi


Cara kedua yang dilakukan sel untuk berinteraksi dengan
lingkungannya adalah melalui komunikasi kimiawi. Komunikasi kimiawi
dapat menjangkau sel target dalam jarak yang pendek ataupun jauh.
Komunikasi kimiawi melibatkan aktivitas molekul sinyal ekstraseluler

11
seprti hormon, neurotransmitter, dan bahkan protein membran.Berikut
pemaparan terkait komunikasi kimiawi.
Sel-sel dalam hewan multiseluler berkomunikasi melalui ratusan jenis
molekul sinyal.Ini termasuk protein, peptida kecil, asam amino,
nukleotida, steroid, retinoid, turunan asam lemak, dan bahkan gas terlarut
seperti nitrit oksida dan karbon monoksida.Sebagian besar molekul sinyal
ini dilepaskan ke dalam ruang ekstraseluler secara eksositosis oleh sel
pensinyalan. Namun, beberapa dipancarkan oleh difusi melalui membran
plasma sel sinyal, sementara yang lain ditampilkan pada permukaan luar
sel dan tetap melekat padanya, memberikan sinyal ke sel lain hanya ketika
mereka melakukan kontak. Terlepas dari sifat dari sinyal, sel target
merespon dengan cara reseptor, yang secara khusus mengikat molekul
sinyal dan kemudian memulai respon dalam sel target. Dalam kebanyakan
kasus, reseptor adalah protein transmembran pada permukaan sel target.
Ketika protein ini mengikat molekul sinyal ekstraseluler (ligan), mereka
menjadi aktif dan menghasilkan berbagai sinyal intraseluler yang
mengubah perilaku sel. Dalam kasus lain, protein reseptor berada di dalam
sel target, dan molekul sinyal harus masuk ke sel untuk mengikatnya: ini
mengharuskan molekul sinyal cukup kecil dan hidrofobik untuk berdifusi
melintasi membran plasma sel target.

Gambar 11.Pengikatan molekul sinyal ekstraseluler ke reseptor sel permukaan


atau intraseluler. (A) Kebanyakan molekul sinyal hidrofilik dan
karena itu tidak dapat melintasi membran plasma sel target secara
langsung; sebaliknya, mereka berikatan dengan reseptor

12
permukaan sel, yang pada gilirannya menghasilkan sinyal di dalam
sel target. (B) Beberapa molekul sinyal kecil, sebaliknya, berdifusi
melintasi membran plasma dan berikatan dengan protein reseptor
di dalam sel target - baik di sitosol atau di nukleus (seperti yang
ditunjukkan di sini). Banyak dari molekul sinyal kecil ini bersifat
hidrofobik dan hampir tidak larut dalam larutan berair; Oleh
karena itu mereka diangkut dalam aliran darah dan cairan
ekstraselular lainnya yang terikat pada protein pembawa, dari
mana mereka berdisosiasi sebelum memasuki sel target.

1. Prinsip Kerja Molekul Sinyal Ekstraseluler


Komunikasi sel secara kimiawi melibatkan aktivitas solekul sinyal
ekstraseluler.Molekul sinyal ekstraseluler dapat bekerja baik pada jarak
pendek maupun jarak panjang. Komunikasi dengan sinyal ekstraseluler
memuat 7 tahap yaitu (1) sintesis, (2)mensekresikan molekul sinyal oleh sel
pensinyal, (3) mengirimkan sinyal ke sel target, (4) pengikatan sinyal oleh
reseptor spesifik, (5) inisiasi satu atau lebih sinyal transduksi dengan
mengaktifkan reseptor, (6) terjadi perubahan spesifik dalam fungsi seluler, (7)
pelepasan sinyal sehingga sering menyebabkan terhentinya respon seluler.
Empat bentuk pensinyalan antar sel sebagai berikut Gambar 12.
a. Pensinyalan contact-dependent merupakan komunikasi dua sel yang
berdekatan dan melakukan kontak membran secara langsung.
b. Pensinyalan Parakrin merupakan komunikasi antar sel jarak pendek. Sel
pensinyal mensekresi molekul sinyal tertentu pada sel-sel yang ada di
dekatnya.
c. Pensinyalan Sinaptik merupakan komunikasi sel jarak jauh yang
dilakukan oleh neuron dengan mengirimkan sinyal elektrik disepanjang
akson dan melepaskan neurotransmitter pada banggol sinaps. Ketika
terdapat rangsangan dari lingkungan atau sel-sel saraf lainnya maka
neuron mengirimkan impuls listrik (potensial aksi) dengan cepat
disepanjang aksonnya, dan ketika impuls sudah mencapai sinaps akan
memicu sekresi neurotransmitter.

13
d. Pensinyalan endokrin merupakan komunikasi sel jarak jauh dan lebih luas
dengan memanfaatkan aktivitas hormon dalam aliran darah yang
memungkinkan untuk menjangkau sel target di mana saja di dalam tubuh.
Perbedaan mendasar pada beberapa tipe pensinyalan terletak pada
kecepatan dan selektifitas sinyal yang dikirimkan ke target mereka.

Gambar 12. Tipe Pensinyalan antar Sel


Perbedaan tentang pensinyalan endokrin dan sinaps nampak pada Gambar
13 berikut.

14
Gambar 13 Sel-sel endokrin dan sel-sel saraf bekerja bersama untuk
mengkoordinasikan kegiatan sel di bagian tubuh yang terpisah secara
luas (berjauhan). Sel-sel endokrin yang berbeda harus menggunakan
hormon yang berbeda untuk berkomunikasi secara khusus dengan sel
target mereka, sedangkan sel-sel saraf yang berbeda dapat
menggunakan neurotransmiter yang sama dan masih berkomunikasi
dengan cara yang sangat spesifik. (A) Sel endokrin mengeluarkan
hormon ke dalam darah, dan ini hanya bertindak pada sel target yang
membawa reseptor yang sesuai: reseptor mengikat hormon spesifik.(B)
Dalam pensinyalan sinaptik, sebaliknya, spesifisitas muncul dari
kontak sinaptik antara sel saraf dan sel target spesifik yang
diindikasikannya. <CTGA> Biasanya, hanya sel target yang berada
dalam komunikasi sinaptik dengan sel saraf yang terpapar pada
neurotransmitter yang dilepaskan dari terminal saraf (meskipun
beberapa neurotransmiter bertindak dalam mode parakrin, berfungsi
sebagai mediator lokal yang mempengaruhi beberapa sel target di area
tersebut). perbedaan lainnya adalah pensinyalan endokrin bergantung
pada difusi dan aliran darah, itu relatif lambat. Pensinyalan Synaptic,
sebaliknya, jauh lebih cepat, serta lebih tepat.

2. Tiga kelas Protein Reseptor Permukaan Sel dan Sinyal Transduksi


Suatu kombinasi dari sinyal-sinyal sinyal molekul intraseluler kecil dan
besar yang diterima di permukaan sel oleh reseptor G-protein-coupled atau
enzim-coupled ke dalam sel interior.Rantai yang dihasilkan dari peristiwa
pensinyalan intraseluler akhirnya mengubah protein efektor yang bertanggung
jawab untuk memodifikasi perilaku sel. Molekul sinyal intraseluler kecil
disebut mediator intraseluler kecil, atau second massenger. Mereka dihasilkan
dalam jumlah besar sebagai respons terhadap aktivasi reseptor dan sering
menyebar menjauh dari sumbernya, menyebarkan sinyal ke bagian lain dari
sel. Beberapa, seperti siklik AMP dan Ca2 +, larut dalam air dan menyebar di
sitosol, sementara yang lain, seperti diacylglycerol, larut dalam lemak dan
menyebar di bidang membran plasma. Dalam kedua kasus, mereka melewati
sinyal dengan mengikat dan mengubah konformasi dan perilaku protein
pemberi sinyal yang dipilih atau protein efektor.
1) Sebagian besar molekul sinyal ekstraseluler berikatan dengan protein
reseptor spesifik pada permukaan sel target yang mereka pengaruhi dan
tidak memasuki sitosol atau nukleus. Reseptor permukaan sel ini bertindak
sebagai sinyal transduser dengan mengubah ligand-binding

15
eventekstraseluler menjadi sinyal intraseluler yang mengubah perilaku sel
target. Sebagian besar protein reseptor permukaan sel memiliki salah satu
dari ketiga kelas protein reseptor yang ada.ketiga kelas tersebut adalah
Ion-Channel-Coupled receptors, G-Protein-Coupled Surface-Receptors
(GPCRs), dan enzyme-coupled receptors.
2) Ion-Channel-Coupled receptors
Reseptor ion channel coupled juga disebut sebagai transmitter-gated ion
channel. Reseptor ini terlibat dalam sinaptik yang cepat antara sel-sel saraf
dan sel target yang dieksitasi secara elektrik seperti sel saraf dan otot.
Jenis sinyal ini dimediasi oleh sejumlah kecil neurotransmiter yang secara
transien membuka atau menutup saluran ion yang dibentuk oleh protein
yang mereka ikat, secara singkat dapat mengubah permeabilitas ion
membran plasma dan dengan demikian rangsangan sel target postsynaptic.

Gambar 14. Reseptor ion channel coupled


3) G-Protein-Coupled Surface-Receptors (GPCRs)
Reseptor ini bertindak secara tidak langsung karena bekerja dengan
bantuan protein G.

Gambar 15.a. G-Protein-Coupled Surface-Receptors

16
Gambar 15b Aktivitas protein G pada GPCRs
Gambar 15b ketika tidak ada stimulus maka reseptor dan protein G inaktif
dan terpisah. Ketika signal ekstraseluler terikat dengan reseptor terjadi
perubahan konformasi pada reseptor sehingga protein G terikat reseptor.
Perubahan pada α-subunit menyebabkan GDP digantikan oleh GTP yang
selanjutnya menyebabkan α-subunit terpisah dari βy-subunit.

17
 Mekanisme transduksi sinyal diperantai oleh cAMP (Second Messenger)

Gambar 16. Mekanisme transduksi sinyal diperantai oleh cAMP


Sumber: Albert (909)
Pengikatan molekul sinyal ekstraseluler ke GPCR yang mengaktifkan
adenylyl cyclase melalui Gs dan dengan demikian meningkatkan
konsentrasi AMP siklik di sitosol. Kenaikan konsentrasi AMP siklik
mengaktifkan PKA, dan subunit katalitik yang dirilis dari PKA
kemudian dapat memasuki nukleus, di mana mereka memfosforilasi
protein pengatur gen CREB. Setelah terfosforilasi, CREB merekrut
coactivator CBP, yang menstimulasi transkripsi gen. Dalam beberapa
kasus, paling tidak, protein CREB yang tidak aktif terikat pada elemen
respons AMP siklik (CRE) dalam DNA sebelum difosforilasi (tidak
ditampilkan). Jalur pensinyalan ini mengontrol banyak proses dalam sel,
mulai dari sintesis hormon dalam sel endokrin hingga produksi protein
yang diperlukan untuk induksi memori jangka panjang di otak. Kita

18
akan melihat nanti bahwa CREB juga dapat diaktifkan oleh beberapa
jalur pensinyalan lain, tidak bergantung pada cAMP.
 Mekanisme transduksi sinyal diperantarai oleh Inositol Fosolipid

Gambar 17 Mekanisme transduksi sinyal diperantarai oleh


Inositol Fosolipid Sumber: Albert (911)
4) Sinyal Melalui enzyme-coupled receptors
Reseptor ini berfungsi secara langsung sebagai enzim atau secara langsung
berhubungan dengan enzim yang mereka aktifkan.Reseptor ini biasanya
adalah protein transmembran singlepass yang memiliki situs pengikatan
ligannya di luar sel dan situs pengikat katalitik atau enzim di
dalamnya.Reseptor enzyme-coupled memiliki struktur yang heterogen
dibandingkan dengan dua kelas lainnya. Sebagian besar, baik protein
kinase atau asosiasi dengan protein kinase, yang memfosforilasi set
protein tertentu dalam sel target ketika diaktifkan.

19
Gambar 18.enzyme-coupled receptors
Lima jalur sinyal intraseluler sejajar yang diaktifkan oleh GPCR, RTK, atau
keduanya terlihat pada gambar berikut.

Gambar 19 Lima jalur sinyal intraseluler sejajar yang diaktifkan oleh GPCR,
RTK, atau keduanya

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Setiap organisme selalu berinteraksi dengan lingkungan hidupnya.
Lingkungan dapat berupa abiotik maupun biotik. Pada organisme
multiseluler interaksi dengan lingkungan terjadi hingga di tingkat sel.
Lingkungan sel bisa berupa substrat tempat sel itu melekat atau sel lain.
2. Interaksi sel dengan lingkungannya dapat terjadi secara fisik maupun
kimiawi. Interaksi secara fisik melibatkan komponen membrane yang
biasanya adalah protein integral membran. Protein ini menyusun suatu
struktur yang disebut junction. Terdapat beberapa jenis junction dengan
fungsi khusus yaitu hemidesmosom dan focal contact melekatkan sel
dengan substrat, hemidesmosom terdapat pada sel dialam tubuh (in vivo)
sedangkan focal contact terdapat pada sel yang di kultur. Desmosome dan
aderen junction melekatkan sel dengan sel, tight junction membuat barrier
sel selain mengikatkan sel dengan sel, dan gap junction serta
plasmodesmata memfasilitasi komunikasi seluler selain mengikatkan sel
dengan sel.
3. Interaksi secara kimiawi difasilitasi oleh berbagai molekul diantaranya
hormone, neurotransmitter, dan protein integral membran. Komunikasi ini
bisa terjadi baik pada sel yang berdekatan maupun sel yang berjauhan.
Komunikasi sel secara kimiawi melibatkan mekanisme sinyal transduksi.

3.2 Saran

Memahami dan mempelajari komunikasi sel sangat diperlukan untuk


menambah wawasan.Kegagalan komunikasi dapat menyebabkan mekanisme
dalam tubuhpun menjadi terganggu.Mempelajari komunikasi sel dapat
dilakukan menggunakan banyak sumber lliteratur yang sebaiknya benar-benar
kredibel.

21
DAFTAR PUSTAKA

Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Robert, K., Walter, P. 2008. Mollecular
Biology of The Cells 3rd Edition. 270 Madison Avenue: New York. 879-902
Karp, G. 1984. Cell Biology. McGraw Hill: New York.
Lodish, H., Berk.A., Matsudaira, P., Kaiser, C.A., Krieger, M., Scott, M.P., Zipursky.
L., Darnell, J. 2004. Molecular Cell Biology, 5th edition. New York : W. H.
Freeman.

22

Вам также может понравиться