Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Sutjihati Soemantri (2006: 93), tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan
bahasa seseorang.
penyakit pada umumnya. Anak yang tuna rungu memiliki keterbatasan dalam hal
anak tuna rungu lebih dititik beratkan terhadap cara-cara bagaimana membuat
komunikasi yang luas dalam kehidupannya. Bina bicara mutlat perlu dibutuhkan
Anak tunarungu adalah salah satu anak yang mengalami hambatan fisik
yaitu organ pendengaran. Hambatan pendengaran yang dialami anak tersebut yang
bahasanya. Terkadang secara sekilas, pada fisik anak tunarungu tidak terlihat
dengan anak yang berpendngaran baik pada umumnya, sedangkan ketika anak
tunarungu berkomunikasi dengan orang lain maka akan terlihat bahwa anak
macam infromasi yang diucapkan oleh orang lain secara ujaran atau lisan melalui
Menurut data WHO (World Health Organization) di tahun 2012, 360 juta
orang lahir dengan cacat dengar dan ketulian atau sekitar 5 persen dari total
penduduk dunia (Keswara, 2013, h. 1). Separuhnya atau 180 juta orang di Asia
menjadi salah satu negara dengan jumlah “Tuli” terbanyak di Asia Tenggara.
Berdasarkan data Pusdatin Kemensos hingga tahun 2010 jumlah tunarungu
persen dari angka kelahiran tiap tahunnya atau sekitar 5000 anak mengalami
khusus di Indonesia sekitar 1,5 juta jiwa. Salah satu kategori anak berkebutuhan
oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran
berdasarkan data Susenus tahun 2012 penyandang Tuna Rungu sekitar 7,87 %.
individu terhadap bahan pelajaran yang diajarkan. Salah satu faktor yang dapat
Pada sekolah SMPLB Karya Mulia Surabaya, para siswa memiliki keterbatasan
pendengaran maka prestasi belajar para siswa tersebut diduga juga berhubungan
dengan prestasi belajar siswa tuna rungu di sekolah SMPLB Karya Mulia
lebih
awal atau anak yang matangnya normal. Banyak diantara remaja yang
remaja hampir
remaja
pendengaran(Delphie, 2006).
kemampuan sosial, dan sebagai ajang latihan dunia kerja yang sesungguhnya
dapat dibedakan menjadi 2 yang terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi kesehatan jasmani, inteligensi, bakat, minat, motivasi dan
gaya belajar. Kesehatan jasmani merupakan kondisi umum jasmani yaitu tanda
tingkat kebugaran organ-organ tubuh, hal ini dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Dari masalah diatas penulis tertarik
eksternal dan internal sangat berpengaruh dalam prestasi belajar anak tunarungu.
tahun 2018 .
1. Bagi Peneliti
Dari hasil penelitian ini orang tua dapat lebih memahami anak-anak yang
belajar anak tunarungu di SLB wilayah Kota Payakumbuh tahun 2018. Penelitian
ini telah dilaksanakan pada 20 september tahun 2018. Banyaknya anak tunarungu
yang tidak mengetahui tentang faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi
prestasi belajar. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif yang berupaya
KERANGKA TEORI