Вы находитесь на странице: 1из 4

Ca Tiroid

Definisi

Adalah neoplasma ganas yang berkembang dari sel-sel kelnjar tiroid. Ca tiroid termasuk
jenis kanker kelenjar endokrin yang terbanyak jumlahnya. Penyakit ini biasanya tumbuh dan
berkembang secara lambat dan sering menjadi residif local. Infiltrasi karsinoma tiroid dapat
ditemukan di trakea, laring, faring,esophagus, pembuluh darah karotis, vena jugularis, struktur
lain dalam leher dan kulit.

Epidemiologi

Indens ca tiroid di Indonesia merupakan kanker dengan frekuensi urutan tertinggi urutan
kesembilan. Berdasarkan distribusi sex, didapatkan wanita lebih banyak daripada pria 9:2.
Menurut distribusi umur, bisa didapatkan pada segala umur dengan puncak usia muda (7-20
tahun) dan usia tengah baya 40-60 tahun.

Etiologi

Tiga penyebab yang sudah jelas dapat menimbulkan karsdinoma tiroid:

1. Kenaikan sekresi hormon TSH (Thyroid stimulating hormon) dari kelenjar hipofise
disebabkan berkurangnya sekresi hormon T3 dan T4 dari kelenjar tiroid oleh karena
kurangnya intake iodium. Ini menyebabkan tiroid yang abnormal dapat berubah menjadi
kanker (umumnya menderita karsinoma tiroid folikuler)
2. Radiasi ion pada leher terutama anak-anak yang pernah mendapat terapi radiasi di leher
dan mediastinum.
3. Faktor genetik ( bila ada harus curiga kemungkinan adanya karsinoma meduler ).

Alur Diagnostik

A. ANAMNESA

Pada kasus karsinoma tiroid kita harus teliti menanyakan semua hal yang berhubungan
dengan riwayat perjalanan penyakit tersebut. Selain itu kita juga harus menanyakan factor-faktor
resiko karena dengan menanyakan hal tersebut kita bisa mempunyai gambaran tentang tipe yang
diderita walaupun yang pasti kita ketahui dari pemeriksaan penunjang.

Hal yang dapat ditanyakan :

 Kapan mulai timbulnya benjolan pertama kali, bagaimana bentuknya, letaknya dimana,
bagaimana perkembangan percepatan tumbuhnya.
 Ada tidaknya gangguan mekanik pada leher seperti gangguan menelan, perasaan sesak
nafas, perubahan suara, nyeri pada tenggorokan/ leher/ tulang kadang menyebar ke
telinga akibat desakan dan infiltrasi dari tumor tsb.
 Ada tidaknya riwayat radiasi di area leher atau kepala
 Ada tidaknya penyakit serupa pada keluarga
 Identitasnya yang lengkap seperti umur, kelamin, ras, dan tempat tinggal harus
ditanyakan karena berhubungn dengan insidensi karsinoma tiroid.

B. PEMERIKSAAN FISIK

Yang pertama harus diperiksa adalah status generalisnya, bila tekanan darah tinggi à hati-hati
adanya karsinoma tiroid tipe medulare.

Inspeksi :

· Adanya benjolan di leher depan atau lateral.

· Bila penderita terlihat sesak à waspada adanya penekanan pada trakea.

Palpasi :

 Benjolan di leher tadi harus kita palpasi untuk menentukan apakah benjolan tersebut
berasal dari tiroid atau bukan. Kalau dari tiroid maka pada waktu menelan akan ikut ke
atas.
 Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multiple dengan konsistensi
bervariasi dari kistik sampai dengan keras bergantung dari jenis patologi anatominya
tetapi biasanya masa yang merupakan suatu karsinoma berukuran > 4 cm dengan
konsistensi keras dan tidak bisa digerakkan dari dasarnya.
 Bila kelenjar besar sekali tapi belum terlihat gejala sesak nafas, kita bisa tetap curiga
adanya penekanan terhadap trakea dengan melakukan kocher test. Kita bisa mengetahui
ada tidaknya penekanan pada trakea, caranya dengan menekan lobus lateral kelenjar
maka akan timbul stridor à penekanan pada trakea (+)
 Perlu diketahui juga ada tidaknya pembesaran kgb regional secara lengkap ( untuk tiroid
region jugular chain media dan posterior juga anterior kompartemen)
 Disamping itu di cari juga ada tidaknya benjolan pada calvaria, tulang belakang,
clavikula, sternum serta tempat metastasis jauh lainnya di paru, hati, ginjal dan otak.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium

 Pemeriksaan kadar FT4 dan TSHs untuk menilai fungsi tiroid


 Untuk pasien yang dicurigai karsinoma medulare harus diperiksa kadar

kalsitonin dan VMA.

2. Pemeriksaan radiologik

 Foto polos leher antero-posterior dan lateral dengan metode soft tissue teknik dengan
posisi leher hiperekstensi, bila tumornya besar untuk melihat ada tidaknya kalsifikasi (
tanda kemungkinan keganasan )
 Dilakukan pemeriksaan foto toraks postero-anterior, untuk menilai ada tidaknya
metastasis dan pendesakan trakea.
 Esofagogram dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-tanda adanya infiltrasi ke
esophagus.
 Pembuatan foto tulang dilakukan bila ada tanda-tanda metastasis ke tulang yang
bersangkutan.

Pemeriksaan USG

 Untuk menentukan apakah nodul padat / kistik ( nodul padat cenderung ganas )
 Sebagai penuntun pada biopsi jarum halus
Hasil USG melihatkan gambaran nodul hipoechoic berukuran 1.1 cm di sebelah kiri isthmus
tiroid. Lesi juga menunjukkan ada gambaran echogenic dan batas yang irregular. Nodul juga
tinggi dan lebar. Kesemua temuan di USG ini mengarah pada tanda-tanda keganasan pada nodul
tiroid.

Penatalaksanaan

Radioterapi Eksternal ( Konvensional )

Pada terapi eksternal, alat sinarnya akan mengeluarkan sinar radiasi pada tempat kanker dan
jaringan sekitarnya. Alat yang digunakan dapat berbeda, tergantung dari lokasi kanker. Dosis
yang digunakan juga tergantung pada jenis dan luas tumor. Untuk kasus yang bersifat kuratif,
dosis yang diberikan sebesar 50 sampai 70 Gy, sedangkan untuk terapi adjuvan sekitar 50 sampai
60 Gy.1 Pada radioterapi internal jenis isotop radioaktif iodin yang digunakan adalah

I123 dan I131. Radioaktif iodin ini berkonsentrasi dalam kelenjar tiroid sama seperti iodium
pada umumnya, sehingga dapat digunakan untuk diagnosis maupun pengobatan. Untuk diagnosa
digunakan I123 sedangkan untuk pengobatan yang bertujuan untuk menghancurkan kelenjar
tiroid digunakan I131. Radioaktif iodin yang tidak berada di dalam tiroid akan segera dieliminasi
dari tubuh melalui kelenjar keringat dan urine.1 I123 yang digunakan untuk melihat gambaran
kelenjar tiroid dapat dilakukan dengan injeksi intravena I123 dalam dosis kecil, maka dalam
jangka waktu 3-6 jam sudah dapat diambil gambarannya. Kamera yang digunakan serupa dengan

X – ray atau CT scan.1

Prognosis

Prognosis pasien dengan kanker tiroid berdiferensiasi baik tergantung pada umur ( semakin
buruk dengan bertambahnya umur ), adanya ekstensi ( menurunkan survival rate 20 tahun dari
91% menjadi 45% ), adanya lesi metastasis ( menurunkan survival rate 20 tahun dari 90%
menjadi 46% ), diameter tumor dan jenis histopatologi ( pada papilar survival rate 20 tahunnya
93% dan folikular survival rate 20 tahunnya 83% ).

Вам также может понравиться