Вы находитесь на странице: 1из 2

MOCH FAJAR SETIAWAN JS TPJJ 1A T6

KERUKURAN UMAT BERAGAMA


Kerukunan umat beragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang dilandasi
dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai, dalam
kesejahteraan pengalaman ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan
bernegara.
Umat beragama dan pemerintah harus melakukan upaya bersama dalam memelihara
kerukunan umat beragama di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayakan. Sebagai
contoh yaitu dalam mendirikan rumah ibadah harus memperhatikn pertimbangan ormas
keagamaan yang berbadan hukumdan telah terdaftar di pemerintahan daerah.
Pemeliharan kerukunan umat beragama baik di tingkat daerah, provinsi, maupun
negara pusat merupakan kewajiban seluruh warga negara beserta instansi pemerintah daerah
lainnya. Lingkungan ketentraman dan ketertiban termasuk memfasilitasi terwujudnya
kerukunan umat beragama, mengkoordinasikan kegiatan instansi vertical, menumbuh
kembangkan keharmonisan saling pengertian, saling menghormati, saling percaya di antara
umat beragama, bahkan menerbitkan rumah beragama atau ibadah.
Sesuai dengan tingkatnya forum kerukunan umat beragama di bentuk di propinsi dan
kabupaten. Dengan hubungan yang bersifat konsultatif dengan tugas melakukan dialog
dengan pemuka agama dan tokoh- tokoh masyarakat menampung aspirasi ormas keagamaan
dan aspirasi masyarakat, menyalurkan aspirasi dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan
kebijakan.
Kerukunan antar umat beragama dapat di wujudkan dengan yang pertama, saling
tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama. Yang kedua, tidak
memaksa seseorang untuk memeluk agama tertentu. Yang ketiga, melaksanakan ibadah
sesuai agamanya dan yang ke empat, mematuhi peraturan keagamaan baik dalam agamanya
maupun peraturan negara atau pemerintah.
Dengan demikian akan dapat tercipta keamanan dan ketertiban antar umat beragama,
Ketentraman dan kenyamanan di lingkungan masyarakat berbangsa dan beragama.
Manfaat kerukunan antar umat beragama jika agama dapat di kembangkan sebagai
faktor pemersatu maka ia akan memberikan stabilitas dan kemajuan negara, sebab jika agama
dapat di kembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan sumbangan bagi
stabilitas dan kemajuan suatu negara.
Karena mungkin masalah yang selama ini terjadi di antara pemeluk agama terjadi
karena tidak sampainya informasi yang benar dari satu pihak ke pihak lain, terputusnya
jalinan informasi antara pemeluk agama dapat menimbulkan prasangka- prasangka yang
mengarah pada terbentuknya penilaian negatif. Dalam hal berbangsa, sebaiknya dialog di
fokuskan ke moralitas, etika dan nilai spiritual.
Di indonesia banyak sekali kendala- kendala kerukunan antara umat beragama yaitu
kepentingan politik menjadi faktor penting sebagai kendala dalam mencapai tujuan sebuah
kerukunan antar umat beragama khususnya di indonesia. Bisa saja sebuah kerukunan antar
beragama telah di bangun dengan bersusah paya selama bertahun- tahun atau mungkin
berpuluh- puluh tahun, namun tiba- tiba saja muncul kekacauan politik yang ikut
memengaruhi hubungan antar beragama. Dan sikap fanatisme pandangan semacam fanatisme
tidak mudah di kikis karena masing- masing sekte atau aliran dalam agama tertentu.
Hampir di pastikan perjumpaan kristen dengan islam dan juga agama- agama lain
akan terus meningkat dimasa- masa datang. Sejalan dengan peningkatan globalisasi, revolusi,
teknologi komunikasi dan transportasi, kita akan menyaksikan gelombang perjumpaan
agama- agama dalam skala intensitas yang tidak perna terjadi sebelum nya. Dengan begitu
hampir tidak ada lagi suatu komunikasi umat beragama yang bisa hidup ekslusif, terpisah dari
lingkugan komunitas umat- umat beragama lainnya.
Kita dan masyarakat kita semakin dewasa dalam menanggapi isu- isu atau provokasi-
provokasi. Mereka tidak lagi mudah di susut atau di adu domba serta di manfaatkan, baik
oleh pribadi maupun kelompok demi target dan tujuan politik tertentu. Meskipun sesekali
mesjid dan gereja di ledakkan tetapi semakin teruji bahwa masyarakat kita sudah bisa
membedakan mana wilayah agama dan mana wilayah politik. Ini merupakan ujian bagi
agama autentik dan penganutnya adalah tugas kita bersama, yaitu pemerintah, para pemimpin
agama dan masyarakat untuk meningkatkan para aktor politik di negeri kita untuk tidak
memakai agama sebagai instrumen politik dan tidak lagi meebar teror untuk mengadu domba
antar pengikut agama.
Menjaga kerukunan antar umat beragama dengan cara menjungjung tinggi toleransi
antar umat beragama di indonesia. Baik yang pemeluk agama sama maupun pemeluk yang
berbeda agama. Pembangunan tempat ibadah oleh pemerintah tidak saling mengejek dan
mengganggu umat lain dalam interaksi sehari- hari

Вам также может понравиться