Kerukunan umat beragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai, dalam kesejahteraan pengalaman ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Umat beragama dan pemerintah harus melakukan upaya bersama dalam memelihara kerukunan umat beragama di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayakan. Sebagai contoh yaitu dalam mendirikan rumah ibadah harus memperhatikn pertimbangan ormas keagamaan yang berbadan hukumdan telah terdaftar di pemerintahan daerah. Pemeliharan kerukunan umat beragama baik di tingkat daerah, provinsi, maupun negara pusat merupakan kewajiban seluruh warga negara beserta instansi pemerintah daerah lainnya. Lingkungan ketentraman dan ketertiban termasuk memfasilitasi terwujudnya kerukunan umat beragama, mengkoordinasikan kegiatan instansi vertical, menumbuh kembangkan keharmonisan saling pengertian, saling menghormati, saling percaya di antara umat beragama, bahkan menerbitkan rumah beragama atau ibadah. Sesuai dengan tingkatnya forum kerukunan umat beragama di bentuk di propinsi dan kabupaten. Dengan hubungan yang bersifat konsultatif dengan tugas melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh- tokoh masyarakat menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, menyalurkan aspirasi dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan. Kerukunan antar umat beragama dapat di wujudkan dengan yang pertama, saling tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama. Yang kedua, tidak memaksa seseorang untuk memeluk agama tertentu. Yang ketiga, melaksanakan ibadah sesuai agamanya dan yang ke empat, mematuhi peraturan keagamaan baik dalam agamanya maupun peraturan negara atau pemerintah. Dengan demikian akan dapat tercipta keamanan dan ketertiban antar umat beragama, Ketentraman dan kenyamanan di lingkungan masyarakat berbangsa dan beragama. Manfaat kerukunan antar umat beragama jika agama dapat di kembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan stabilitas dan kemajuan negara, sebab jika agama dapat di kembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan sumbangan bagi stabilitas dan kemajuan suatu negara. Karena mungkin masalah yang selama ini terjadi di antara pemeluk agama terjadi karena tidak sampainya informasi yang benar dari satu pihak ke pihak lain, terputusnya jalinan informasi antara pemeluk agama dapat menimbulkan prasangka- prasangka yang mengarah pada terbentuknya penilaian negatif. Dalam hal berbangsa, sebaiknya dialog di fokuskan ke moralitas, etika dan nilai spiritual. Di indonesia banyak sekali kendala- kendala kerukunan antara umat beragama yaitu kepentingan politik menjadi faktor penting sebagai kendala dalam mencapai tujuan sebuah kerukunan antar umat beragama khususnya di indonesia. Bisa saja sebuah kerukunan antar beragama telah di bangun dengan bersusah paya selama bertahun- tahun atau mungkin berpuluh- puluh tahun, namun tiba- tiba saja muncul kekacauan politik yang ikut memengaruhi hubungan antar beragama. Dan sikap fanatisme pandangan semacam fanatisme tidak mudah di kikis karena masing- masing sekte atau aliran dalam agama tertentu. Hampir di pastikan perjumpaan kristen dengan islam dan juga agama- agama lain akan terus meningkat dimasa- masa datang. Sejalan dengan peningkatan globalisasi, revolusi, teknologi komunikasi dan transportasi, kita akan menyaksikan gelombang perjumpaan agama- agama dalam skala intensitas yang tidak perna terjadi sebelum nya. Dengan begitu hampir tidak ada lagi suatu komunikasi umat beragama yang bisa hidup ekslusif, terpisah dari lingkugan komunitas umat- umat beragama lainnya. Kita dan masyarakat kita semakin dewasa dalam menanggapi isu- isu atau provokasi- provokasi. Mereka tidak lagi mudah di susut atau di adu domba serta di manfaatkan, baik oleh pribadi maupun kelompok demi target dan tujuan politik tertentu. Meskipun sesekali mesjid dan gereja di ledakkan tetapi semakin teruji bahwa masyarakat kita sudah bisa membedakan mana wilayah agama dan mana wilayah politik. Ini merupakan ujian bagi agama autentik dan penganutnya adalah tugas kita bersama, yaitu pemerintah, para pemimpin agama dan masyarakat untuk meningkatkan para aktor politik di negeri kita untuk tidak memakai agama sebagai instrumen politik dan tidak lagi meebar teror untuk mengadu domba antar pengikut agama. Menjaga kerukunan antar umat beragama dengan cara menjungjung tinggi toleransi antar umat beragama di indonesia. Baik yang pemeluk agama sama maupun pemeluk yang berbeda agama. Pembangunan tempat ibadah oleh pemerintah tidak saling mengejek dan mengganggu umat lain dalam interaksi sehari- hari