Вы находитесь на странице: 1из 13

MAKALAH

AKUNTANSI DALAM PERSPEKTIF

AGAMA ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Ganjil Tahun Akademik 2015-2016 yang dibimbing oleh

Bapak Syaiful Anas, SE,M.Sc

Disusun oleh :

1. Destian Mussawiru 120110150001


2. Indra Komara 120110150003
3. Syifaurrohmah 120110150017
4. Wiwin Winengsih 120110150019
5. Rifqi Subhanullah H. 120110150020

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas rahmat dan kehendak Allah SWT.., akhirnya makalah dengan
judul Akuntansi Dalam Perspektif Islam ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menghadapi berbagai macam tantangan dan
kesulitan. Namun, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis sampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Syaiful Anas, SE,M.Sc
2. Orang tua dan keluarga atas doa dan dukungannya
3. Seluruh pihak yang telah membantu
Penulis menyadari bahwa tidak sedikit kekurangan yang ada dalam makalah ini.
Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi
penulis sendiri. Selain itu, makalah ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan dan
pengetahuan.

Bandung, November 2015


Penulis

ii
Daftar Isi

Contents
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................................ iii
BAB I ................................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................................ 2
2.1 Pengertian Akuntansi.................................................................................. 2
2.2 Akuntansi Dalam Pandangan Islam ............................................................. 2
2.3 Prinsip Akuntansi Syariah .......................................................................... 4
BAB III............................................................................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 6
3.2 Saran.......................................................................................................... 6
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 8

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi sebagai bagian dari ekonomi memiliki peran yang begitu penting.
Tak hanya berfungsi sebagai pencatat atau pengingat suatu transaksi dan aktivitas
perekonomian, tetapi berfungsi juga sebagai pertanggungjawaban atas aktivitas yang
telah dilakukan. Prinsip dan etika seorang akuntan harus dijunjung tinggi karena hal
tersebut merupakan kunci utama keabsahan suatu informasi keuangan yang
dilaporkan keuangan yang diterima dari seorang akuntan.
Suatu pimpinan perusahaan dalam menentukan keputusannya dipengaruhi oleh
hasil laporan keuangan yang diterima dari seorang akuntan. Namun dewasa ini
muncul berbagai kekacauan negeri ini yang didominasi oleh korupsi yang notabene
berasal dari laporan keuangan yang tidak sesuai dengan transaksi maupun aktivitas
ekonomi yang sebenarnya.
Pada dasarnya kekacauan akibat korupsi sangat erat hubungannya dengan sistem
keuangannya, yakni akuntansi. Disisi lain akuntansi adalah ujung tobak perusahaan
tetapi akuntansi sangat rentan terhadap aktivitas ketidakjujuran dan sangat jauh
dengan nilai-nilai kejujuran yang diterapkan Islam. Maka dari itu, disusunlah
makalah ini agar dapat mengetahui bagaimanakah pandangan Islam terhadap
akuntansi dan hal apa yang dapat seorang akuntan lakukan agar dapat menjaga dan
melindungi etika dan profesionalitas diri sebagai seorang akuntan.

1
2

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi

Akuntasi merupakan proses pengidentifikasian, pencatatan, pengolahan, dan


pelaporan informasi keuangan yang kemudian diberikan kepada pihak yang
membutuhkan. Beberapa pengertian akuntasi dari berbagai versi, antara lain:

1. Littleton mendefinisikan, tujuan utama dari akuntansi adalah untuk


melaksanakan perhitungan periodik antara biaya (usaha) dari hasil (prestasi).
Konsep ini merupakan inti dari teori akuntansi dan merupakan ukuran yang
dijadikan sebagai rujukan dalam mempelajari akuntansi.
2. APB (Accounting Principle Board) Statement No. 4 mendefinisikan sebagai
berikut “akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan
informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan
ekonomi yang dimaksud untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, yang digunakan dalam memilih di antara beberapa alternatif”
3. AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) mendefinisikan
sebagai berikut: “ Akuntansi adalah seri pencatatan, penggolongan, dan
pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan
kejadian umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasilnya.
(Kurmakurma, 2011) (Nicho, 2015)

2.2 Akuntansi Dalam Pandangan Islam

Akuntansi di dalam Islam didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al


Qur’an, yaitu bahwasanya pengelolaan sistem jagad raya dan manajemen alam ini
menggunakan sistem yang mirip dengan apa yang sekarang kita kenal dengan
akuntansi. Allah tidak membiarkan kita bebas, melakukan semua hal semau kita,
tanpa monitoring dan pencatatan dari Allah. Allah memiliki malaikat Raqib dan Atid
yang tugasnya mirip dengan tugas akuntan di dunia bisnis, yaitu mencatat setiap

2
3

kegiatan maupun ”transaksi” yang dilakukan oleh setiap manusia. Pencatatan


tersebut,

3
3

kemudian ”diposting” dan dibuatlah laporannya, oleh kedua malaikat tadi, dalam
buku yang disebut Sijjin (Laporan Amal Baik) dan Illyin (Laporan Amal Buruk),
yang nantinya akan dilaporkan kepada Allah di akhirat nanti sebagai dasar untuk
meminta pertanggungjawaban semua amalan kita.

Hal ini disampaikan dengan jelas pada kitab suci Al Qur’an dalam surat Al-
Infithaar ayat 10-12 yang berbunyi : ”Padahal sesungguhnya pada kamu ada
malaikat yang memonitor pekerjaanmu. Yang mulia di sisi Allah dan yang mencatat
pekerjaanmu itu. Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Laporan ini didukung bukti, dimana tidak ada satupun transaksi yang
dilakukan oleh manusia yang luput dari pengawasan Allah, seperti yang terlihat pada
surat Al-Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi : ”Barang siapa yang mengerjakan
kebaikan sebesar zarrah ( biji sawi ) -pun niscaya dia akan menerima balasannya.
Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah dia-pun akan menerima
balasannya”.

Al Quran sebagai kitab suci umat Islam menganggap masalah pencatatan


sebagai suatu masalah serius dengan diturunkannya ayat terpanjang , yakni surah Al-
Baqarah ayat 282 yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan transaksi, dasar-
dasarnya, dan manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh kaidah-kaidah
hukum yang harus dipedomani dalam hal tersebut. Sebagaimana pada awal ayat
tersebut menyatakan “Hai, orang-orang yang beriman apabila kamu bermuamalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah
mengajarkannya………”

Dari ayat tersebut, bisa kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata Islam lebih
dahulu mengenal sistem akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada tahun 610
M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada
tahun 1494. (Chuxidz, 2008)
4

2.3 Prinsip Akuntansi Syariah


Nilai pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran selalu melekat dalam sistem
akuntansi syari’ah. Ketiga nilai tersebut tentu saja telah menjadi prinsip dasar yang
universal dalam operasional akuntansi syari’ah. Apa makna yang terkandung dalam
tiga prinsip umum tersebut? Berikut uraian ketiga prinsip yang sesuai dengan surat
Al-Baqarah: 282.

2.3.1 Prinsip Pertanggungjawaban


Prinsip pertanggungjawaban (accountability) merupakan konsep yang
tidak asing lagi dikalangan masyarakat muslim.Pertanggungjawaban selalu
berkaitan dengan konsep amanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah
merupakan hasil transaksi manusia dengan sag Khaliq mulai dari alam
kandungan. Manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah dimuka bumi.
Manusia dibebani amanah oleh Allah untuk menjalankan fungsi-fungsi
kekhalifahannya. Inti kekhalifahan adalah menjalankan atau menunaikan
amanah.
Banyak ayat Al-quran yang menjelaskan tentang proses
pertanggungjawaban manusia sebagai pelaku amanah Allah di muka bumi.
Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat
dalam praktik bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban apa yang
telah diamanatkan dan diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait. Wujud
pertanggungjawabannya biasanya dalam bentuk laporan akuntansi.

2.3.2 Prinsip Keadilan


Jika ditafsirkan lebih lanjut, ayat 282 surat Al-Baqarah mengandung
prinsip keadilan dalam melakukan transaksi. Prinsip keadilan ini tidak saja
merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial dan
bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melekat dalam fitrah
manusia. Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki
kapasitas dan energi untuk berbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya.
Dalam konteks akuntansi, menegaskan, kata adil dalam ayat 282 surat
Al-Baqarah, secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan dicatat dengan benar. Misalnya, bila nilai
5

transaksi adalah sebesar Rp. 100 juta maka akuntansi (perusahaan akan
mencatatnya dengan jumlah yang sama; Dengan kata lain, tidak ada
window dressing dalam praktik akuntansi perusahaan.
Dengan demikian, kata keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi
mengandung dua pengertian, yaitu: Pertama adalah berkaitan dengan
praktik moral, yaitu kejujuran, yang merupakan faktor yang sangat
dominan. Tanpa kejujuran ini, informasi akuntansi yang disajikan akan
menyesatkan dan sangat merugikan masyarakat. Kedua, kata adil bersifat
lebih fundamental (dan tetap berpijak pada nilai-nilai etika/syari’ah dan
moral). Pengertian kedua inilah yang lebih merupakan sebagai pendorong
untuk melakukan upaya-upaya dekonstruksi terhadap bangun akuntansi
modern menuju pada bangun akuntansi (alternatif) yang lebih baik.

2.3.3 Prinsip Kebenaran


Prinsip kebenaran ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan
prinsip keadilan. Sebagai contoh misalnya, dalam akuntansi kita akan selalu
dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran dan pelaporan. Aktivitas
ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai
kebenaran. Kebenaran ini akan dapat menciptakan keadilan dalam
mengakui, mengukur, dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi.
Kebenaran dalam Al-Quran tidak diperbolehkan untuk dicampur
adukkan dengan kelebathilan. Namun, barangkali ada pertanyaan dalam diri
kita, siapakah yang berhak menentukan kebenaran? Untuk hal ini
tampaknya kita masih terkendala, namun sebagian muslim, selayaknya kita
tidak risau atas hal tersebut. Sebab Al-Qur’antelah menggariskan, bahwa
ukuran, alat atau instrumen untuk menetapkan kebenaran tidaklah
berdasarkan nafsu (Ratnasari, 2012)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya, praktik akuntansi syariah adalah untuk menjalankan tindakan-
tindakan akuntansi yang sesuai dengan tuntunan Islam. Sehingga sudah sangat jelas
bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam akuntansi sesuai perspektif Islam adalah
untuk menyajikan laporan keuangan yang benar sehingga diperoleh informasi yang
akurat. Tidak mengurangi maupun menambah informasi yang tidak sesuai dengan
keadaan nyata. Hal tersebut merupakan cerminan bahwa seorang akuntan tidak
hanya harus memiliki etika saja. Seorang akuntan juga harus menerapkan nilai-nilai
Islam yakni kejujuran. Karena setiap apapun yang dilakukan, praktik seorang
akuntanpun bahkan dicacat dan akan dilaporkan kepada Allah SWT. oleh malaikat
dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan selama di
dunia.
Akuntansi adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mengatur berbagai kegiatan
yang berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan keuangan. Demikian pula
dengan akuntansi syariah merupakan bagian dari ekonomi Islam. Islam adalah
agama yang benar, yang bersumber dari media yang benar pula yakni AL-Quran.
Dengan demikian, ketika perekonomian dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
ekonomi Islam yang mengandung nilai-nilai kebenaran, maka perekonomian Islam
itu adalah ekonomi yang benar.

3.2 Saran
Sistem perekonomian saat ini sudah sangat kental dengan prinsip-prinsip yang
diterapkan oleh negara- negara maju percontohan. Sitem perekonomian yang
mengedepankan kebebasan, seperti kapitalisme sudah mulai meranjah ke berbagai
sektor perekonomian khususnya akuntansi. Hal tersebut kurang adanya kesadaran
bahwa sistem perekonomian saat ini sudah sangat menyimpang jauh dari aturan-
aturan yang mengedepankan nilai Islam yang merupakan nilai yang mengandung
kebenaran. Artinya, alangkah lebih baik ketika praktik akuntansi syariah sudah mulai

6
diterapkan dalam perekonomian saat ini. Terutama perihal pengadaan bunga, atau
yang lebih dikenal dengan riba. Ketika perekonomian khususnya di Indonesia lebih

7
7

mengedepankan prinsip kebenaran dari Islam, dapat dipastikan bahwa


perekonomiannya akan lebih membaik dibandingakan sekarang karena Ekonomi
Islam bersumber dari Al-Quran yang berisi aturan-aturan yang benar dan diturunkan
kepada manusia paling benar, Nabi Muhammad SAW. dan oleh Tuhan Yang Maha
Benar yakni Allah SWT.
Daftar Pustaka

Chuxidz. (2008, 02 27). Retrieved from sevisispbn2008.blogspot.co.id:


http://revisiapbn2008.blogspot.co.id/2008/02/akuntansi-dalam-pandangan-
islam.html

(n.d.). Retrieved from http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-akuntansi-fungsi-dan-


bidang-akuntansi/

Kurmakurma. (2011). Retrieved from Kurma.wordpress:


https://kurmakurma.wordpress.com/ekonomi/mengenal-akuntansi-syariah/

Nicho. (2015). 01. Retrieved from blogspot.co.id:


http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-akuntansi-definisi-
akuntansi.html

Ratnasari, A. (2012, 01 10). Retrieved from


http://ayralingling25.blogspot.co.id/2012/01/makalah-akuntansi-menurut-
islam.html

Вам также может понравиться