Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
AGAMA ISLAM
Disusun oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas rahmat dan kehendak Allah SWT.., akhirnya makalah dengan
judul Akuntansi Dalam Perspektif Islam ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menghadapi berbagai macam tantangan dan
kesulitan. Namun, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis sampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Syaiful Anas, SE,M.Sc
2. Orang tua dan keluarga atas doa dan dukungannya
3. Seluruh pihak yang telah membantu
Penulis menyadari bahwa tidak sedikit kekurangan yang ada dalam makalah ini.
Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi
penulis sendiri. Selain itu, makalah ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan dan
pengetahuan.
ii
Daftar Isi
Contents
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................................ iii
BAB I ................................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................................ 2
2.1 Pengertian Akuntansi.................................................................................. 2
2.2 Akuntansi Dalam Pandangan Islam ............................................................. 2
2.3 Prinsip Akuntansi Syariah .......................................................................... 4
BAB III............................................................................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 6
3.2 Saran.......................................................................................................... 6
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 8
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2
3
3
3
kemudian ”diposting” dan dibuatlah laporannya, oleh kedua malaikat tadi, dalam
buku yang disebut Sijjin (Laporan Amal Baik) dan Illyin (Laporan Amal Buruk),
yang nantinya akan dilaporkan kepada Allah di akhirat nanti sebagai dasar untuk
meminta pertanggungjawaban semua amalan kita.
Hal ini disampaikan dengan jelas pada kitab suci Al Qur’an dalam surat Al-
Infithaar ayat 10-12 yang berbunyi : ”Padahal sesungguhnya pada kamu ada
malaikat yang memonitor pekerjaanmu. Yang mulia di sisi Allah dan yang mencatat
pekerjaanmu itu. Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Laporan ini didukung bukti, dimana tidak ada satupun transaksi yang
dilakukan oleh manusia yang luput dari pengawasan Allah, seperti yang terlihat pada
surat Al-Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi : ”Barang siapa yang mengerjakan
kebaikan sebesar zarrah ( biji sawi ) -pun niscaya dia akan menerima balasannya.
Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah dia-pun akan menerima
balasannya”.
Dari ayat tersebut, bisa kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata Islam lebih
dahulu mengenal sistem akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada tahun 610
M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada
tahun 1494. (Chuxidz, 2008)
4
transaksi adalah sebesar Rp. 100 juta maka akuntansi (perusahaan akan
mencatatnya dengan jumlah yang sama; Dengan kata lain, tidak ada
window dressing dalam praktik akuntansi perusahaan.
Dengan demikian, kata keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi
mengandung dua pengertian, yaitu: Pertama adalah berkaitan dengan
praktik moral, yaitu kejujuran, yang merupakan faktor yang sangat
dominan. Tanpa kejujuran ini, informasi akuntansi yang disajikan akan
menyesatkan dan sangat merugikan masyarakat. Kedua, kata adil bersifat
lebih fundamental (dan tetap berpijak pada nilai-nilai etika/syari’ah dan
moral). Pengertian kedua inilah yang lebih merupakan sebagai pendorong
untuk melakukan upaya-upaya dekonstruksi terhadap bangun akuntansi
modern menuju pada bangun akuntansi (alternatif) yang lebih baik.
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya, praktik akuntansi syariah adalah untuk menjalankan tindakan-
tindakan akuntansi yang sesuai dengan tuntunan Islam. Sehingga sudah sangat jelas
bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam akuntansi sesuai perspektif Islam adalah
untuk menyajikan laporan keuangan yang benar sehingga diperoleh informasi yang
akurat. Tidak mengurangi maupun menambah informasi yang tidak sesuai dengan
keadaan nyata. Hal tersebut merupakan cerminan bahwa seorang akuntan tidak
hanya harus memiliki etika saja. Seorang akuntan juga harus menerapkan nilai-nilai
Islam yakni kejujuran. Karena setiap apapun yang dilakukan, praktik seorang
akuntanpun bahkan dicacat dan akan dilaporkan kepada Allah SWT. oleh malaikat
dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan selama di
dunia.
Akuntansi adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mengatur berbagai kegiatan
yang berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan keuangan. Demikian pula
dengan akuntansi syariah merupakan bagian dari ekonomi Islam. Islam adalah
agama yang benar, yang bersumber dari media yang benar pula yakni AL-Quran.
Dengan demikian, ketika perekonomian dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
ekonomi Islam yang mengandung nilai-nilai kebenaran, maka perekonomian Islam
itu adalah ekonomi yang benar.
3.2 Saran
Sistem perekonomian saat ini sudah sangat kental dengan prinsip-prinsip yang
diterapkan oleh negara- negara maju percontohan. Sitem perekonomian yang
mengedepankan kebebasan, seperti kapitalisme sudah mulai meranjah ke berbagai
sektor perekonomian khususnya akuntansi. Hal tersebut kurang adanya kesadaran
bahwa sistem perekonomian saat ini sudah sangat menyimpang jauh dari aturan-
aturan yang mengedepankan nilai Islam yang merupakan nilai yang mengandung
kebenaran. Artinya, alangkah lebih baik ketika praktik akuntansi syariah sudah mulai
6
diterapkan dalam perekonomian saat ini. Terutama perihal pengadaan bunga, atau
yang lebih dikenal dengan riba. Ketika perekonomian khususnya di Indonesia lebih
7
7