Вы находитесь на странице: 1из 36

Cara Membaca Hasil

Laboratorium | Nilai Normal Hasil Laboratorium

HB (HEMOGLOBIN)

Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas untuk mengangkut oksigen.

Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan oleh kadar Hemoglobin.

Nilai normal Hb :

Wanita 12-16 gr/dL


Pria 14-18 gr/dL

Anak 10-16 gr/dL

Bayi baru lahir 12-24gr/dL

Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan pemberian cairan intra-vena (misalnya infus)

yang berlebihan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh obat-obatan tertentu seperti antibiotika, aspirin,

antineoplastik (obat kanker), indometasin (obat antiradang).

Peningkatan Hb terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru obstruktif menahun (COPD), gagal jantung

kongestif, dan luka bakar. Obat yang dapat meningkatkan Hb yaitu metildopa (salah satu jenis obat darah

tinggi) dan gentamicin (Obat untuk infeksi pada kulit

TROMBOSIT (PLATELET)

Trombosit adalah komponen sel darah yang berfungsi dalam proses menghentikan perdarahan dengan

membentuk gumpalan.

Penurunan sampai di bawah 100.000 permikroliter (Mel) berpotensi terjadi perdarahan dan hambatan perm-

bekuan darah. Jumlah normal pada tubuh manusia adalah 200.000-400.ooo/Mel darah. Biasanya dikaitkan

dengan penyakit demam berdarah.

HEMATOKRIT (HMT)

Hematokrit menunjukkan persentase zat padat (kadar sel darah merah, dan Iain-Iain) dengan jumlah cairan

darah. Semakin tinggi persentase HMT berarti konsentrasi darah makin kental. Hal ini terjadi karena adanya

perembesan (kebocoran) cairan ke luar dari pembuluh darah sementara jumlah zat padat tetap, maka darah

menjadi lebih kental.Diagnosa DBD (Demam Berdarah Dengue) diperkuat dengan nilai HMT > 20 %.

Nilai normal HMT :

Anak 33 -38%
Pria dewasa 40 – 48 %

Wanita dewasa 37 – 43 %

Penurunan HMT terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut (kehilangan darah secara

mendadak, misal pada kecelakaan), anemia, leukemia, gagalginjal kronik, mainutrisi, kekurangan vitamin B dan

C, kehamilan, ulkuspeptikum (penyakit tukak lambung).

Peningkatan HMT terjadi pada dehidrasi, diare berat,eklampsia (komplikasi pada kehamilan), efek pembedahan,

dan luka bakar, dan Iain-Iain.

LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)

Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh

melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Nilai normal :

Bayi baru lahir 9000 -30.000 /mm3

Bayi/anak 9000 – 12.000/mm3

Dewasa 4000-10.000/mm3

Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau radang

akut,misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak), apendiksitis (radang usus buntu),

tuberculosis, tonsilitis, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya aspirin,

prokainamid, alopurinol, antibiotika terutama ampicilin, eritromycin, kanamycin, streptomycin, dan Iain-Iain.

Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu terutama virus, malaria,

alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan obat-obatan, terutama asetaminofen

(parasetamol),kemoterapi kanker, antidiabetika oral, antibiotika (penicillin, cephalosporin, kloramfenikol),


sulfonamide (obat anti infeksi terutama yang disebabkan oleh bakter).

Hitung Jenis Leukosit (Diferential Count)

Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam darah berdasarkan proporsi (%) tiap

jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.

Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses penyakit dalam tubuh,

terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5 yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit.

Salah satu jenis leukosit yang cukup besar, yaitu 2x besarnya eritrosit (se! darah merah), dan mampu bergerak

aktif dalam pembuluh darah maupun di luar pembuluh darah. Neutrofil paling cepat bereaksi terhadap radang

dan luka dibanding leukosit yang lain dan merupakan pertahanan selama fase infeksi akut.

Peningkatan jumlah neutrofil biasanya pada kasus infeksi akut, radang, kerusakan jaringan, apendiksitis akut

(radang usus buntu), dan Iain-Iain.

Penurunan jumlah neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukemia, anemia defisiensi besi, dan Iain-Iain.

EOSINOFIL

Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibatdalam alergi dan infeksi (terutama parasit) dalam

tubuh, dan jumlahnya 1 – 2% dari seluruh jumlah leukosit. Nilai normal dalam tubuh: 1 – 4%

Peningkatan eosinofil terdapat pada kejadian alergi, infeksi parasit, kankertulang, otak, testis, dan ovarium.

Penurunan eosinofil terdapat pada kejadian shock, stres, dan luka bakar.

BASOFIL

Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari seluruh jumlah leukosit, dan terlibat dalam

reaksi alergi jangka panjang seperti asma, alergi kulit, dan lain-lain.Nilainormal dalam tubuh: o -1%

Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi(radang), leukemia, dan fase penyembuhan infeksi.

Penurunan basofil terjadi pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas (alergi), dan kehamilan

LIMPOSIT

Salah satu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi. Nilai normal: 20 – 35%

dari seluruh leukosit.

Peningkatan limposit terdapat pada leukemia limpositik, infeksi virus, infeksi kronik, dan Iain-Iain.

Penurunan limposit terjadi pada penderita kanker, anemia aplastik, gagal ginjal, dan Iain-Iain.

MONOSIT
Monosit merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan ukuran 2x lebih besar dari eritrosit sel darah

merah), terbesar dalam sirkulasi darah dan diproduksi di jaringan limpatik. Nilai normal dalam tubuh: 2 – 8% dari

jumlah seluruh leukosit.

Peningkatan monosit terdapat pada infeksi virus,parasit (misalnya cacing), kanker, dan Iain-Iain.

Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik.

ERITROSIT

Sel darah merah atau eritrosit berasal dari Bahasa Yunani yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti

selubung. Eritrosit adalah jenis se) darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan

tubuh. Sel darah merah aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan. Pada orang yang tinggal di dataran

tinggi yang memiliki kadar oksigen rendah maka cenderung memiliki sel darah merah lebih banyak.

Nilai normal eritrosit :

Pria 4,6 – 6,2 jt/mm3

Wanita 4,2 – 5,4 jt/mm3

MASA PERDARAHAN

Pemeriksaan masa perdarahan ini ditujukan pada kadar trombosit, dilakukan dengan adanya indikasi (tanda-

tanda) riwayat mudahnya perdarahan dalam keiuarga.

Nilai normal :

dengan Metode Ivy 3-7 menit

dengan Metode Duke 1-3 menit

Waktu perdarahan memanjang terjadi pada penderita trombositopeni (rendahnya kadar trombosit hingga 50.000

mg/dl), ketidaknormalan fungsi trombosit, ketidaknormalan pembuluh darah, penyakit hati tingkat berat, anemia

aplastik, kekurangan faktor pembekuan darah, dan leukemia. Selain itu perpanjangan waktu perdarahan juga
dapat disebabkan oleh obat misalnya salisilat (obat kulit untuk anti jamur), obat antikoagulan warfarin (anti

penggumpalan darah), dextran, dan Iain-Iain.

Masa Pembekuan

Merupakan pemeriksaan untuk melihat berapa lama diperlukan waktu untuk proses pembekuan darah. Hal ini

untuk memonitor penggunaan antikoagulan oral (obat-obatan anti pembekuan darah). Jika masa pembekuan

>2,5 kali nilai normal, maka potensial terjadi perdarahan.Normalnya darah membeku dalam 4 – 8 menit (Metode

Lee White).

Penurunan masa pembekuan terjadi pada penyakit infark miokard (serangan jantung), emboli pulmonal (penyakit

paru-paru), penggunaan pil KB, vitamin K, digitalis (obat jantung), diuretik (obat yang berfungsi mengeluarkan air,

misal jika ada pembengkakan).

Perpanjangan masa pembekuan terjadi pada penderita penyakit hati, kekurangan faktor pembekuan darah,

leukemia, gagal jantung kongestif.

LAJU ENDAP DARAH (LED)

LED untuk mengukur kecepatan endap eritrosit (sel darah merah) dan menggambarkan komposisi plasma serta

perbandingannya antara eritrosit (sel darah merah) dan plasma. LED dapat digunakan sebagai sarana

pemantauan keberhasilan terapi, perjalanan penyakit, terutama pada penyakit kronis seperti Arthritis Rheumatoid

(rematik), dan TBC.

Peningkatan LED terjadi pada infeksi akut lokal atau sistemik (menyeluruh), trauma, kehamilan trimester II dan

III, infeksi kronis, kanker, operasi, luka bakar.Penurunan LED terjadi pada gagal jantung kongestif, anemia sel

sabit, kekurangan faktor pembekuan, dan angina pektoris (serangan jantung).Selain itu penurunan LED juga

dapat disebabkan oleh penggunaan obat seperti aspirin, kortison, quinine, etambutol.

G6PD (GLUKOSA 6 PHOSFAT DEHIDROGENASE)

Merupakan pemeriksaan sejenis enzim dalam sel darah merah untuk melihat kerentanan seseorang terhadap

anemia hemolitika. Kekurangan G6PD merupakan kelainan genetik terkait gen X yang dibawa kromosom wanita.

Nilai normal dalam darah yaitu G6PD negatif

Penurunan G6PD terdapat pada anemia hemolitik, infeksi bakteri, infeksi virus, diabetes asidosis.

Peningkatan G6PD dapat juga terjadi karena obat-obatan seperti aspirin, asam askorbat (vitamin C) vitamin K,

asetanilid.

BMP (BONE MARROW PUNCTION)

Pemeriksaan mikroskopis sumsum tulang untuk menilai sifat dan aktivitas hemopoetiknya (pembentukan sel

darah). Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada penderita yang dicurigai menderita leukemia.
Nilai normal rasio M-E (myeloid-eritrosit) atau perbandingan antara leukosit berinti dengan eritrosit berinti yaitu 3

:1 atau 4 :1

HEMOSIDERIN/FERITIN

Hemosiderin adalah cadangan zat besi dalam tubuh yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin.

Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya kekurangan zat besi dalam tubuh yang mengarah ke

risiko menderita anemia.

PEMERIKSAAN ALKOHOL DALAM PLASMA

Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya intoksikasi alkohol (keracunan alkohol) dan dilakukan untuk kepentingan

medis dan hukum. Peningkatan alkohol darah melebihi 100 mg/dl tergolong dalam intoksikasi alkohol sedang

berat dan dapat terjadi pada peminum alkohol kronis, sirosis hati, malnutrisi, kekurangan asam folat, pankreatitis

akut (radang pankreas), gastritis (radang lambung), dan hipo-glikemia (rendahnya kadar gula dalam darah).

PEMERIKSAAN TOLERANSI LAKTOSA

Laktosa adalah gula sakarida yang banyak ditemukan dalam produk susu dan olahannya. Laktosa oleh enzim

usus akan diubah menjadi glukosa dan galaktosa. Penumpukan laktosa dalam usus dapat terjadi karena

kekurangan enzim laktase, sehingga menimbulkan diare, kejang abdomen (kejang perut), dan flatus (kentut)

terus-menerus, hal ini disebut intoleransi laktosa. dalam jumlah besar kemudian diperiksa kadar gula darah .

Apabila nilai glukosa darah sewaktu >20 mg/dl dari nilai gula darah puasa berarti laktosa diubah menjadi glukosa

atau toleransi laktosa, dan apabila glukosa sewaktu <20 mg/dl dari kadar gula darah puasa, berarti terjadi

intoleransi glukosa. Sebaiknya menghindari konsumsi produk susu. Hal ini dapat diatasi dengan sedikit demi

sedikit membiasakan konsumsi produk susu.

Nilai normal :

dalam plasma < 0,5 mg/dl

dalam urin 12-40 mg/dl

LDH (LAKTAT DEHIDROGENASE)

Merupakan salah satu enzim yang melepas hidrogen, dan tersebar luas pada jaringan terutama ginjal, rangka,

hati, dan otot jantung.


Peningkatan LDH menandakan adanya kerusakan jaringan. LDH akan meningkat sampai puncaknya 24-48 jam

setelah infark miokard (serangan jantung) dan tetap normal 1-3 minggu kemudian. Nilai normal: 80 – 240 U/L

SGoT (Serum Glutamik Oksoloasetik

Transaminase)

Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung. Pelepasan

SGOT yang tinggi dalam serum menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan jantung dan hati.

Nilai normal :

Pria s.d.37 U/L

Wanita s.d. 31 U/L

Pemeriksan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya intoleransi laktosa dengan cara memberi minum laktosa

Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot jantung, sirosis hepatis, infark paru, dan Iain-lain.

Peningkatan SGOT 3-5X normal = terjadi karena sumbatan saluran empedu, gagal jantung kongestif, tumor hati,

dan Iain-lain.

Peningkatan SGOT >5x normal = kerusakan sei-sel hati, infark miokard (serangan jantung), pankreatitis akut

(radang pankreas), dan Iain-lain.

SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase)

Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh terutama hati.

Peningkatan dalam serum darah menunjukkan adanya trauma atau kerusakan hati.

Nilai normal :

Pria sampai dengan 42 U/L

Wanita sampai dengan 32 U/L


Peningkatan >20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis.

Peningkatan 3 – 10x normal terjadi pada infeksi mond nuklear, hepatitis kronik aktif, infark miokard (serangan

jantung).

Peningkatan 1 – 3X normal terjadi pada pankreatitis, sirosis empedu.

ASAM URAT

Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin (bagian penting dari asam nukleat pada DNA dan

RNA).Purin terdapat dalam makanan antara lain: daging, jeroan, kacang-kacangan, ragi, melinjo dan hasil

olahannya. Pergantian purin dalam tubuh berlangsung terus-menerus dan menghasilkan banyak asam urat

walaupun tidak ada input makanan yang mengandung asam urat.

Asam urat sebagian besar diproduksi di hati dan diangkut ke ginjal. Asupan purin normal melalui makanan akan

menghasilkan 0,5 -1 gr/hari. Peningkatan asam urat dalam serum dan urin bergantung pada fungsi ginjal,

metabolisme purin, serta asupan dari makanan. Asam urat dalam urin akan membentuk kristal/batu dalam

saluran kencing. Beberapa individu dengan kadar asam urat >8mg/dl sudah ada keluhan dan memerlukan

pengobatan.

Nilai normal :

Pria 3,4 – 8,5 mg/dl (darah)

Wanita 2,8 – 7,3 mg/dl (darah)

Anak 2,5 – 5,5 mg/dl (darah)

Lansia 3,5 – 8,5 mg/dl (darah)

Dewasa 250 – 750 mg/24 jam (urin)


Peningkatan kadar asam urat terjadi pada alkoholik, leukemia, penyebaran kanker, diabetes mellitus berat, gagal

ginjal, gagal jantung kongestif, keracunan timah hitam, malnutrisi, latihan yang berat. Selain itu juga dapat

disebabkan oleh obat-obatan misalnya asetaminofen, vitamin C,aspirin jangka panjang,diuretik.

Penurunan asam urat terjadi pada anemia kekurangan asam folat, luka bakar, kehamilan, dan Iain-Iain. Obat-

obat yang dapat menurunkan asam urat adalah allopurinol, probenesid, dan Iain-Iain.

Kreatinin

Merupakan produk akhir metabolisme kreatin otot dan kreatin fosfat (protein) diproduksi dalam hati. Ditemukan

dalam otot rangka dan darah, dibuang melalui urin. Peningkatan dalam serum tidak dipengaruhi oleh asupan

makanan dan cairan.

Nilai normal dalam darah :

Pria 0,6 – 1,3 mg/dl

Wanita 0,5 – 0,9 mg/dl

Anak 0,4 -1,2 mg/dl

Bayi 0,7 -1,7 mg/dl

Bayi baru lahir 0,8 -1,4 mg/dl

Peningkatan kreatinin dalam darah menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal dan penyusutan massa otot

rangka. Hal ini dapat terjadi pada penderita gagal ginjal, kanker, konsumsi daging sapi tinggi, serangan jantung.

Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar kreatinin nyaitu vitamin C, antibiotik golongan

sefalosporin,aminoglikosid, dan Iain-Iain.

BUN (BLOOD UREA NITROGEN)


BUN adalah produk akhir dari metabolisme protein, dibuat oleh hati. Pada orang normal, ureum dikeluarkan

melalui urin.

Nilai normal :

Dewasa 5-25 mg/dl

Anak 5-20 mg/dl

Bayi 5-15 mg/dl

Rasio nitrogen urea dan kreatinin = 12 :1 – 20 :1

Pemeriksaan Trigliserida

Merupakan senyawa asam lemak yang diproduksi dari karbohidrat dan disimpan dalam bentuk lemak hewani.

Trigliserida ini merupakan penyebab utama penyakit penyumbatan arteri dibanding kolesterol.

Nilai normal :

Bayi 5-4o mg/dl

Anak 10-135 mg/dl

Dewasa muda s/dl50 mg/dl

Tua (>50 tahun) s/d 190 mg/dl


Penurunan kadartrigliserid serum dapatterjadi karena malnutrisi protein, kongenital (kelainan sejak lahir). Obat-

obatan yang dapat menurunkan trigliserida yaitu asam askorbat (vitamin C), metformin (obata anti diabetik oral).

Peningkatan kadar trigliserida terjadi pada hipertensi (penyakit darah tinggi), sumbatan pembuluh darah

otak,diabetes mellitus tak terkontrol, diet tinggi karbohidrat, kehamilan. Dari golongan obat, yang dapat

meningkatkan trigliserida yakni pil KB terutama estrogen.

HDL (High Density Lipoprotein)

Merupakan salah satu dari 3 komponen lipoprotein (kombinasi protein dan lemak), mengandung kadar protein

tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein dan terdapat dalam plasma darah. HDL

sering disebut juga lemak baik, yang dapat membantu mengurangi penimbunan plak pada pembuluh darah.

Nilai normal :

Pria >55 mg/dl

Wanita >65 mg/dl

Nilai yang berisiko terhadap Penyakit Jantung Koroner (PJK) yaitu

Risiko tinggi <35 mg/dl

Risiko sedang 35 – 45 mg/dl

Risiko rendah >6o mg/dl

Peningkatan lipoprotein dapat dipengaruhi oleh obat aspirin, kontrasepsi, sulfonamide.

LDL (Low Density Lipoprotein)


Merupakan lipoprotein plasma yang mengandung sedikit trigliserida, fosfolipid sedang, protein sedang, dan

kolesterol tinggi. LDL mempunyai peran utama sebagai pencetus terjadinya penyakit sumbatan pembuluh darah

yang mengarah ke serangan jantung, stroke, dan Iain-Iain.

Nilai normal : <150 mg/dl

risiko ringgi terjadi jantung koroner >16o mg/dl

risiko sedang terjadi jantung koroner 130 -159 mg/dl

risiko rendah terjadi jantung koroner <130 mg/dl

VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

Merupakan lipoprotein plasma yang mengandung trigliserida, tinggi,fosfolipid,dan kolesterol sedang, serta protein

rendah. Tergolong lipoprotein yang punya andil besar dalam menyebabkan penyakit jantung koroner.

Albumin

Albumin adalah protein yang larut air, membentuk lebih dari 50% protein plasma, ditemukan hampir di setiap

jaringan tubuh. Albumin diproduksi di hati, dan berfungsi untuk mempertahankan tekanan koloid osmotik darah

sehingga tekanan cairan vaskular (cairan di dalam pembuluh darah) dapat dipertahankan.

Nilai normal :

Dewasa 3,8 – 5,1 gr/dl

Anak 4,0 – 5,8 gr/dl

Bayi 4,4 – 5,4 gr/dl


Bayi baru lahir 2,9 – 5,4 gr/dl

Penurunan albumin mengakibatkan keluarnya cairan vascular (cairan pembuluh darah) menuju jaringan

sehingga terjadi oedema (bengkak). Penurunan albumin bisa juga disebabkan oleh :

Berkurangnya sintesis (produksi) karena malnutrisi, radang menahun,


1.
sindrom malabsorpsi, penyakit hati menahun, kelainan genetik.

Peningkatan ekskresi (pengeluaran), karena luka bakar luas, penyakit


2.
usus, nefrotik sindrom (penyakit ginjal).

NATRIUM (Na)

Natrium adaiah salah satu mineral yang banyak terdapat pada cairan elektrolit ekstraseluler (di luar sel),

mempunyai efek menahan air, berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam tubuh, mengaktifkan enzim,

sebagai konduksi impuls saraf.

Nilai normal dalam serum :

Dewasa 135-145 mEq/L

Anak 135-145 mEq/L

Bayi 134-150 mEq/L

Nilai normal dalam urin :

40 – 220 mEq/L/24 jam

Penurunan Na terjadi pada diare, muntah, cedera jaringan, bilas lambung, diet rendah garam, gagal ginjal, luka

bakar, penggunaan obat diuretik (obat untuk darah tinggi yang fungsinya mengeluarkan air dalam tubuh).
Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguan jantung krohis, dehidrasi, asupan Na dari makanan

tinggi,gagal hepatik (kegagalan fungsi hati), dan penggunaan obat antibiotika, obat batuk, obat golongan

laksansia (obat pencahar).

Sumber garam Na yaitu: garam dapur, produk awetan (cornedbeef, ikan kaleng, terasi, dan Iain-Iain.),

keju,/.buah ceri, saus tomat, acar, dan Iain-Iain.

KALIUM (K)

Kalium merupakan elektrolit tubuh yang terdapat pada cairan vaskuler (pembuluh darah), 90% dikeluankan

melalui urin, rata-rata 40 mEq/L atau 25 -120 mEq/24 jam wa laupun masukan kalium rendah.

Nilai normal :

Dewasa 3,5 – 5,0 mEq/L

Anak 3,6 – 5,8 mEq/L

Bayi 3,6 – 5,8 mEq/L

Peningkatan kalium (hiperkalemia) terjadi jika terdapat gangguan ginjal, penggunaan obat terutama golongan

sefalosporin, histamine, epinefrin, dan Iain-Iain.

Penurunan kalium (hipokalemia) terjadi jika masukan kalium dari makanan rendah, pengeluaran lewat urin

meningkat, diare, muntah, dehidrasi, luka pembedahan.

Makanan yang mengandung kalium yaitu buah-buahan, sari buah, kacang-kacangan, dan Iain-Iain.

KLORIDA (Cl)

Merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat pada cairan ekstraseluler (di luar sel), tidak berada

dalam serum, berperan penting dalam keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam-basa dalam tubuh.

Klorida sebagian besar terikat dengan natrium membentuk NaCI (natrium klorida).

Nilai normal :
Dewasa 95-105 mEq/L

Anak 98-110 mEq/L

Bayi 95 -110 mEq/L

Bayi baru lahir 94-112 mEq/L

Penurunan klorida dapat terjadi pada penderita muntah, bilas lambung, diare, diet rendah garam, infeksi akut,

luka bakar, terlalu banyak keringat, gagal jantung kronis, penggunaan obatThiazid, diuretik, dan Iain-lain.

Peningkatan klorida terjadi pada penderita dehidrasi,cedera kepala, peningkatan natrium, gangguan

ginjal,penggunaan obat kortison, asetazolamid, dan Iain-Iain.

KALSIUM (Ca)

Merupakan elektrolit dalam serum, berperan dalam keseimbangan elektrolit, pencegahan tetani, dan dapat

dimanfaatkan untuk mendeteksi gangguan hormon tiroid dan paratiroid.

Nilai normal :

9-11 mg/dl (di serum) ; <150 mg/24 jam (di urin & diet
Dewasa
rendah Ca) ; 200 – 300 mg/24 jam (di urin & diet tinggi Ca)

Anak 9 -11,5 mg/dl

Bayi 10 -12 mg/dl


Bayi baru
7,4 -14 mg/dl.
lahir

Penurunan kalsium dapat terjadi pada kondisi malabsorpsi saluran cerna, kekurangan asupan kalsium dan

vitamin D, gagal ginjal kronis, infeksi yang luas, luka bakar, radang pankreas, diare, pecandu alkohol, kehamilan.

Selain itu penurunan kalsium juga dapat dipicu oleh penggunaan obat pencahar, obat maag, insulin, dan Iain-

Iain.

Peningkatan kalsium terjadi karena adanya keganasan (kanker) pada tulang, paru, payudara, kandung kemih,

dan ginjal. Selain itu, kelebihan vitamin D, adanya batu ginjal, olah raga berlebihan, dan Iain-Iain, juga dapat

memacu peningkatan kadar kalsium dalam tubuh.

PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH

Pemeriksaan terhadap kadar gula dalam darah vena pada saat pasien puasa 12 jam sebelum pemeriksaan (gula

darah puasal nuchter) atau 2 jam setelah makan (gula darah post prandial).

Nilai normal gula darah puasa :

Dewasa 70 -110 mg/dl

Anak 60-100 mg/dl

Bayi baru lahir 30-80 mg/dl

Tes Widal

Merupakan pemeriksaan untuk membantu menegakkan diagnosa thypus.Tes ini menggunakan antigen

Salmonella jenis O (somat/k) dan H {flagel) untuk menentukan tinggi rendahnya titer antibodi. Titer antibodi pada

penderita thypus akan meningkat pada minggu ke II. Kemudian titer antibodi O akan menurun setelah beberapa

bulan, dan titer antibodi H akan menetap sampai beberapa tahun.

Jika titer antibodi 0 meningkat segera setelah adanya demam, menunjukkan adanya infeksi Salmonella strain O

dan demikian pula untuk strain H.


PEMERIKSAAN TORCH

Pemeriksaan untuk identifikasi adanya virus Toksoplasma Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan herpes simplek

pada ibu dan bayi baru lahir, melalui sampel darah ibu. Pemeriksaan ini perlu dilakukan jika ada riwayat

sebelumnya atau dugaan infeksi kongen/tal (bawaan) pada bayi baru lahir yang ditandai dengan hasil

pemeriksaan imunoglobulin G pada janin lebih tinggi dibanding pada ibu.

Toksoplasma gondii merupakan parasit yang hidup dalam usus hewan piaraan rumah terutama anjing dan

kucing. Selain itu, diduga parasit ini juga terdapat pada tikus, merpati, ayam, sapi, kambing, dan kerbau,

sehingga mudah menular pada manusia. Jika parasit ini menginfeksi ibu hamil, maka dapat menyebabkan infeksi

pada

Nilai normal pemeriksaan TORCH pada lgG ibu hamil dan janin adalah negatif.

POSTAT SPESIFIK ANTIGEN (PSA)

PSA adalah glikoprotein dari jaringan prostat yang meningkat jika terjadi hipertropi (pembesaran) dan meningkat

lebih tinggi lagi pada penderita kanker prostat.

Pemeriksaan PSA pada pasien kanker prostat ini berfungsi untuk memonitor perkembangan sel kanker.

Pemeriksaan ini lebih sensitif daripada fosfatase prostat, namun pemeriksaan kombinasi keduanya akan lebih

akurat.

Nilai rujukan :

Tidak ada kelainan prostat 0-4 ng/ml

Pembesaran prostat jinak 4 -19 ng/ml

Kanker prostat 10-20 ng/ml

PEMERIKSAAN REDUKSI

Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya glukosa dalam urin dengan menggunakan reagen Benedict, Fehling, dan

Iain-lain. Hasil dinyatakan dengan :


Negatif jika warna tetap (tidak ada glukosa)

jika warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat 0,5 -1%


Positif 1 (+)
glukosa)

Positif 2 (++) jika warna kuning keruh (terdapat 1 -1,5% glukosa)

Positif 3 jika warna jingga seperti lumpur keruh (terdapat 2 –


(+++) 3,5% glukosa)

Positif 4
jika warna merah keruh (terdapat > 3,5% glukosa)
(++++)

Janin dan kecacatan fisik setelah lahir, dengan gejala retinitis, hydrocephalus, microcephalus, dan Iain-

Iain.Reduksi (+) dalam unn menunjukkan adanya hiperglikemia (tingginya kadar gula dalam darah) di atas

170mg%, karena nilai ambang batas ginjal untuk absorpsi glukosa adalah 170 mg%. Jika hasii pemeriksaan

reduksi (+) disertai hiperglikemia maka menandakan adanya penyakit Diabetes Mellitus.

ANALISA SPERMA

Merupakan pemeriksaan dengan bahan sperma untuk melihat jumlah, volume cairan, persentase sperma

matang,pergerakan, dan Iain-Iain. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan penyebab kemandulan pada pria.

Nilai normal pada pria dewasa :

Jumlah 50-150 juta/ml

Volume 1,5-5,0 ml
Bentuk 75 % matang

Mobilitas 60 % bergerak aktif

Penyimpangan dari niTai” normaf cff atas, Dfasanya terjadi pada pasien vasektomi, kemandulan, pengobatan

kanker, dan pengobatan yang mengandung estrogen (hormon wanita).

PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH


1. PENDAHULUAN
1. Tujuan
1. Mengetahui kadar gula dala darah dengan metode spektofotometer
2. Prinsip
Glukosa ditentukan setelah dioksidasi enzimatik dengan adanya glukosa oksidase. Hidrogen
peroksida yan terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4-aminophenazone dengan katalis peroksidase
membentuk quinoneimine yang berwarna merah violet.
1. TINJAUAN PUSTAKA
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa, karena mempunyai sifat dapat
memuta cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dala buah-buahan dan madu
lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara
70 – 100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah dapat bertambah setelah kita makan-makanan sumber
karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan
semula. Pada penderita diabetes melitus, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 ml
darah ( Podjiadi, 1994).
Gula darah pada orang sehat dikendalikan oleh insulin. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh
pankreas. Insulin membantu glukosa dalam darah masuk ke sel untuk menghasilkan tenaga. Gula
darah yang tinggi dapat berarti bahwa pankreas tidak memproduksi cukup insulin, atau jumlah
insulin cukup namun tidak bereaksi secara normal. Hal ini disebut dengan resistensi insulin (
Girindra, 1989).
Level gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi yang bisa fatal, yang disebut
dengan hipoglikemia, yang mempunyai gejala perasaan lelah, fungsi mental yang menurun, rasa
mudah tersinggung dan kehilangan kesadaran. Apabila levenya tetap tinggi, disebut dengan
hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan untuk waktu yang singkat. Hiperglikemia dalam jangka
panjang dapat menyebabkan masalah-masalah kesehatan, berkaitan dengan diabetes, termasuk pada
mata, ginjal dan saraf ( Anonim, 2010)¹.
Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan di
dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa
menurun, karena dikonsumsi untuk membutuhkan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon,
hormon yang menargetkan sel-sel di hati, kemudian sel-sel in mengubah glikogen menjadi glukosa (
Anonim, 2010)².
Metode pemeriksaan darah meliputi metode induksi enzimatik dan lainnya. Metode yang paling
sering digunakan adalah metode enzimatik, yaitu metode Glukosa Oksidase (GOD) dan metode
heksokinase. Metode GOD banyak digunakan pada saat ini. Akurasi dan presisi yang baik ( karena
enzim GOD spesifik untuk reaksi pertama). Tetapi reaksi kedua rawan interfen ( tak spesifik). Interfen
yang bisa menggangu antara lain bilirubin, asam urat dan asam askorbat. Harga normal dalam
menentukan kadar glukosa darah adalah : 1). Kadar gula darah sewaktu : 60 – 120 mg/dl; 2). Kadar
gula darah puasa : 50 – 100 mg/dl ( Hendromartono, 1998).
1. ALAT dan BAHAN
1. Alat : mikropipet, fotometer, inkubator ( waterbath), tabung reaksi, rak tabung reaksi
2. Bahan : plasma darah vena, reagen warna glukosa
1. CARA KERJA
Pipet plasma darah sebanyak 10 µl ( 0,01), masukkan kedalam tabung reaksi
Tambahkan dengan reagen warna glukosa 1000 µl ( 1 ml)
Inkubasi 10 menit dengan temperatur 37ºC
Baca pada fotometer dengan panjang gelombang 546 nm F 405
1. HASIL PENGAMATAN
1. Hasil pengamatan kadar glukosa darah
Sampel Perlakuan Pengamatan Keterangan
Plasma A 10 µl (0,01 ml) Plasma darah yang
plasma darah diambil dengan
dimasukkan ke mikropipet, telah
dalam tabung reaksi disentrifuge
sebelumnya
Ditambah dengan
reagen warna
glukosa 1 µl
( 1000 ml) +reagen
warna
glukosaWarna plasma setelah di+ reagen, warna berubah menjadi merah muda (violet)Diinkubasi
selama 10 menit
37ºC inkubatorSetelah diinkubasi dalam waterbath, warna berubah menjadi merah muda
tipisHasil inkubasi dibaca pada fotometer Hasil pembacaan pada fotometer, kadar glukosa darah
plasma A 132 dan 126 mg/dl
1. Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Klp Sampel Kadar Gua Darah mg/dl Keterangan
I II Rata-rata
1. A 132 126 129 Tidak normal
2. A 120 112 116 Normal
3. A 144 108 126 Tidak normal
4. B 180 187 183,5 Tidak normal
5. B 162 168 165 Tidak normal
6. B 83 77 80 Normal
7. B 154 142 148 Tidak normal
8. A 73 91 82 Normal
9. C 120 132 126 Tidak normal
10. C 130 78 104 Normal
1. PEMBAHASAN
Gula darah adala istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula
darah atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui
darah adalah sumber energi untuk sel-sel tubuh. Meskipun disebut sebagi gula darah, selain glukosa,
ditemukan juga jenisjenis gula lainnya, seperti glukosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya
tingkatan glukosa yang diatur insulin.
Metode yang digunakan pada saat praktikum adalah metode fotometer. Dengan menginkubasi sampel
yang telah ditambah reagen warna glukosa1 ml dan dibaca pada fotometer denagn panjang gelombang
546 nm f.405 dihasilkan kadar gula darah plasma A kelompok 1 adalh 132 dan 126 dengan rata-rata
129 mg/dl. Pada praktikum dilakukan dua kali pengulangan, hal ini dilakukan untuk mengetahui
kefalidan data yang diperoleh. Dari rata-rata 129 mg/dl, kadar gula dalam darah tidak normal. Hal ini
dikarenakan kadar gula darah yang diperiksa tidak diketahui apakah pemilik darah sehabis
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat atau tidak, karena kadar gula darah yang
dicek adalah kadar gula darah sewaktu bukan kadar gula darah puasa.
Warna merah violet ( pink ) dikarenakan hidrogen peroksida bereaksi dengan phenol dan 4 –
aminophenazone dengan katalis peroksidase maka akakn membentuk quinoneimine yang berwarna
violet.
Kadar glukosa dalam darah lebih akurat jika darah yang diambil merupakan kadar glukosa dalam
keadaan puasa. Karena jika diambil pada saat tidak berpuasa terlebih dahulu, biasanya kadar gula
dalam darah lebih tinggi.
1. KESIMPULAN
1. Hasil pengamatan pada praktikum kali ini adalah kadar glukosa darah sewaktu pada
sampel A dengan rata-rata 129mg/dl, tidak normal.
2. Pemeriksaan gula darah sewaktu tidak akurat dibandingkan dengan gula darah puasa.

METODE PEMERIKSAAN GLUKOSA DALAM DARAH


Terdapat dua metode utama yang digunakan untuk mengukur glukosa. Metode yang pertamaadalah
metode kimiawi yang memanfaatkan sifat mereduksi dari glukosa, dengan bahan indikator yang
akan berubah warna apabila tereduksi. Akan tetapi metode ini tidak spesifik karena senyawa-
senyawa lain yang ada dalam darah juga dapat mereduksi (misal : urea, yang dapat meningkat
cukup bermakna pada uremia) (Sacher, 2004). Contoh metode kimiawi yang masih digunakan untuk
pemeriksaan glukosa saat ini adalah metode toluidin, karena murah, cara kerja sederhana, dan
bahan mudah didapat (Departemen Kesehatan RI , 2005 ). Dengan metode kimiawi, kadar glukosa
dapat lebih tinggi 5 sampai 15 mg/dl dibandingkan dengan kadar glukosa yang diperoleh dengan
metode enzimatik (yang lebih spesifik untuk glukosa). Metode yang kedua adalah enzimatik yang
umumnya menggunakan kerja enzim glukosa oksidase atau heksokinase,yang bereaksi pada glukosa,
tetapi tidak pada gula lain (misal : fruktosa, galaktosa, dan lain-lain) dan pada bahan pereduksi.
Contoh metode yang menggunakan kerja enzim adalah GOD – PAP dan cara strip (Sacher, 2004).
Pemeriksaan kadar glukosa sekarang sudah diisyaratkan dengan cara enzimatik, tidak lagi dengan
prinsip reduksi untuk menghindari ikut terukurnya zat-zat lain yang akan memberikan hasil tinggi
palsu. Cara enzimatik dapat dilakukan dengan cara otomatis seperti dengan GOD- PAP dan cara
Strip (Suryaatmadja, 2003).
Pemeriksaan dengan metode GOD-PAP memiliki kelebihan, yaitu : presisi tinggi, akurasi tinggi,
spesifik, relatif bebas dari gangguan (kadar hematokrit, vitamin C, lipid, volume sampel, dan suhu).
Sedangkan kekurangannya adalah memiliki ketergantungan pada reagen, butuh sampel darah yang
banyak, pemeliharaan alat dan reagen memerlukan tempat yang khusus dan membutuhkan biaya
yang cukup mahal. Sedangkan pada cara strip memiliki kelebihan hasil pemeriksaan dapat segera
diketahui, hanya butuh sampel sedikit, tidak membutuhkan reagen khusus, praktis dan mudah
dipergunakan jadi dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa butuh keahlian khusus. Kekurangannya
adalah akurasinya belum diketahui, dan memiliki keterbatasan yang dipengaruhi oleh kadar
hematokrit, interfensi zat lain (Vitamin C, lipid, bilirubin dan hemoglobin), suhu, volume sampel
yang kurang, dan strip bukan untuk menegakkan diagnosa klinis melainkan hanya untuk pemantauan
kadar glukosa (Suryaatmadja, 2003).
Glukosa Darah :

Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada kadar glukosa di dalam
darah . Kadar glukosa darah diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui
darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya, kadar glukosa darah berada pada
kadar (70-110 mg/dl) (Price, 2005).

Metabolisme glukosa yang tidak normal dapat menyebabkan :


a. Hiperglikemia Bila kadar gula darah berada pada kadar tinggi (>110 mg/dl) disebut hiperglikemia
(Price, 2005).

b. Hipoglikemia
Bila kadar glukosa terlalu terendah (< 70 mg/dl), disebut hipoglikemia (Price, 2005).

Metode Pengukuran Kadar Glukosa


a. Metode kimia
Sebagian besar pengukuran dengan metode kimia yang didasarkan atas kemampuan reduksi sudah
jarang dipakai karena spesifitas pemeriksaan kurang tinggi (Departemen Kesehatan RI, 2005 ).

Prinsip pemeriksaan, yaitu proses kondensasi glukosa dengan akromatik amin dan asam asetat
glasial pada suasana panas, sehingga terbentuk senyawa berwarna hijau kemudian diukur secara
fotometri (Departemen Kesehatan RI, 2005 ).

Beberapa kelemahan atau kekurangan dari metode kimia adalah memerlukan langkah pemeriksaan
yang panjang dengan pemanasan, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan besar bila
dibandingkan dengan metode enzimatik. Selain itu, reagen-reagen pada metode kimiawi ini bersifat
korosif pada alat laboratorium. Dan gula selain glukosa dapat terukur kadarnya sehingga
menyebabkan hasil tinggi palsu. Pada penderita gagal ginjal, kadar ureum tinggi akan terjadi hasil
pengukuran kadar glukosa yang lebih tinggi. Demikian juga pada bayi yang baru lahir, akan tetapi
penyebabnya kadar bilirubin yang tinggi. Peningkatan kadar glukosa pada bayi yang baru lahir
karena terbentuk biliverdin yang berwarna hijau dan pada metode kimiawi ini hasil reaksi antara
glukosa dan reagen adalah warna hijau (Departemen Kesehatan RI, 2005 ).

b. Metode enzimatik
Metode enzimatik pada pemeriksaan glukosa darah memberikan hasil dengan spesifitas yang tinggi,
karena hanya glukosa yang akan terukur. Cara ini adalah cara yang digunakan untuk menentukan
nilai batas. Ada 2 macam metode enzimatik yang digunakan yaitu glucose oxidase dan metode
hexokinase (Departemen Kesehatan RI, 2005 ).

1) Metode glucose oxidase


Metode glucose oxidase merupakan metode yang paling banyak digunakan di laboratorium yang ada
di Indonesia. Sekitar 85% dari peserta Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal bidang Kimia
Klinik (PNPME-K) memeriksa glukosa serum kontrol dengan metode ini (Departemen Kesehatan RI,
2005).

Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah enzim glucose oxidase mengkatalisis reaksi oksidasi
glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk
bereaksi dengan phenol dan 4-amino phenazone dengan bantuan enzim peroksidase menghasilkan
quinoneimine yang berwarna merah muda dan dapat diukur dengan fotometer pada panjang
gelombang 546 nm. Intensitas warna yang terbentuk setara dengan kadar glukosa darah yang
terdapat dalam sampel (Riyani, 2009).

Digunakannya enzim glucose oxidase pada reaksi pertama menyebabkan sifat reaksi pertama
spesifik untuk glukosa (Departemen Kesehatan RI, 2005).

2) Metode hexokinase
Metode hexokinase merupakan metode pengukuran kadar glukosa darah yang dianjurkan oleh WHO
dan IFCC. Baru sekitar 10% laboratorium yang ikut PNPME-K menggunakan metode ini untuk
pemeriksaan glukosa darah (Departemen Kesehatan RI, 2005).

Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah hexokinase akan mengkatalis reaksi fosforilasi glukosa
dengan ATP membentuk glukosa-6-fosfat dan ADP. Enzim kedua yaitu glukosa-6-fosfat
dehidrogenase akan mengkatalisis oksidasi glukosa-6-fosfat dengan nicotinamide adenine
dinocleotide phosphate (NADP+) (Departemen Kesehatan RI, 2005).

Pada metode ini digunakan dua macam enzim yang baik karena kedua enzim ini spesifik. Akan
tetapi, metode ini membutuhkan biaya yang relatif mahal (Departemen Kesehatan RI, 2005).

c. Cara Strip
Merupakan alat pemeriksaan laboratorium sederhana yang dirancang hanya untuk penggunaan
sampel darah kapiler, bukan untuk sampel serum atau plasma. Strip katalisator spesifik untuk
pengukuran glukosa dalam darah kapiler (Suryaatmadja, 2003).

Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah strip test diletakkan pada alat, ketika darah diteteskan
pada zona reaksi tes strip, katalisator glukosa akan mereduksi glukosa dalam darah. Intensitas dari
elektron yang terbentuk dalam alat strip setara dengan konsentrasiglukosa dalam darah.

Cara strip memiliki kelebihan hasil pemeriksaan dapat segera diketahui, hanya butuh sampel
sedikit, tidak membutuhkan reagen khusus, praktis, dan mudah dipergunakan, serta dapat
dilakukan oleh siapa saja tanpa butuh keahlian khusus.

Kekurangannya adalah akurasinya belum diketahui, dan memiliki keterbatasan yang dipengaruhi
oleh kadar hematokrit, interfensi zat lain (Vitamin C, lipid, dan hemoglobin), suhu, volume sampel
yang kurang, dan strip bukan untuk menegakkan diagnosa klinis melainkan hanya untuk pemantauan
kadar glukosa (Suryaatmadja, 2003).
Dalam pemeriksaan klinik, penentuan kadar gula darah dapat dilakukan berdasarkan :
1.Senyawa-senyawa mereduksi ;
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan
adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor
adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah
glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Prisip penentuannya didasari pada
kemampuan glukosa untuk mereduksi ion anorganik seperti Cu2+ atau Fe(CN)63-. Penentuan glukosa
secara reaksi reduksi kurang spesifik dibanding cara enzimatik, terutama bila dalam darah terdapat
bahan yang dapat mereduksi misalnya kreatinin, asam urat dan gula-gula lain selain glukosa
(manosa, galaktosa dan laktosa) yang akan memberikan hasil pemeriksaan yang lebih tinggi
daripada kadar glukosa yang sebenarnya.

2. Karbohidrat Total ;
Pengukuran kadar karbohidrat dalam serum atau plasma digunakan untuk diagnosa dan monitoring
treatment diabetes mellitus, serta untuk mendeteksi hipoglikemia, fungsi pancreas, arcinoma sel
dan kemungkinan terdapat berbagai penyakit lainnya yang disebabkan oleh kelainan metabolisme
karbohidrat. Prinsipnya yaitu Glukosa dioksidasi menjadi asam glukonat dan H2O2 dengan enzim
GOD-PAP. Kemudian, H2O2 direaksikan dengan peroksidase dan O-dianisidin menghasilkan senyawa
berwarna yang dapat dibaca pada spektrofotometer λ 500 nm.

3.Enzimatik Gula Darah ; Glukosa dapat ditentukan kadarnya secara enzimatik, misalnya dengan
penambahan enzim glukosa oksidase (GOD). Prinsip kerja metode ini adalah Metode enzimatik
dibantu enzim-enzim contoh katalase (reaksi Hantz) dan peroksidase (reaksi trinder). Pereagen
yang digunakan menggunakan pereagen GOD-PAP. Absorbansi λ dan Warna absorbansi metode
enzimatik intensitasnya pada λ 500 nm dengan warna merah (dari H2O2 yang terbentuk +
peroksidase). Dengan prinsip dasar glukosa dioksidasi oleh oksigen dengan katalis enzim glukosa
oxidase (GOD) akan membentuk asam glukonik dan hidrogen peroksida (H2O2). Dengan adanya
oksigen atau udara, glukosa dioksidasi oleh enzim menjadi asam glukuronat disertai pembentukan
H2O2. Enzim peroksidase (POD) mengakibatkan H2O2 membebaskan O2 yang mengoksidasi akseptor
kromogen yang sesuai serta memberikan warna yang sesuai pula. Kadar glukosa darah ditentukan
berdasarkan intensitas warna yang terjadi, diukur secara spektrofotometri. Hidrogen peroksida
akan bereaksi dengan 4-aminoantipyrin dan fenol dengan katalis peroksidase (POD) membentuk
quinoneimine dan air. Quinoneimine ini merupakan indikator yang menunjukan kadar glukosa dalam
darah.

Glukosa + O2 asam glukonat + H2O2 → 2 H2O2 + 4 Aminoantipirin + Fenol Quinonemine + 4 H2O


Pada reaksi ini terbentuk H2O2 yang dengan peroksidase (POD) akan bereaksi dengan 2,4
diklorofenol dan 4 amino antipirin. Oksidasi ini menimbulkan zat warna merah antipirin
quinonemine yang intensitasnya sebanding dengan kadar glukose yang diukur secara fotometrik.
Kelebihan dari metode enzimatik ialah spesifik, presisi tinggi, relatif bebas dari gangguan dan cocok
diadaptasikan untuk otomatisasi. Sedangkan kekurangannya antara lain adanya efek steroid namun
sangat minim karena kadar yang sangat kecil.

Macam-macam Serum dalam Tes Glukosa


a. Glukosa sewaktu
Glukosa sewaktu adalah serum yang diambil kapan saja, tanpa mempertimbangkan makan terakhir.

b. Glukosa puasa
Glukosa puasa adalah serum yang diambil ketika tidak ada asupan kalori selama paling sedikit 8 jam
(puasa).

c. Glukosa 2 jam setelah makan


Glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan glukosa yang dilakukan setelah makan (Sacher,
2004).

d. Oral glukosa
Oral glukosa toleransi test dilakukan dengan cara pemberian larutan glukosa pada pasien yang
dibuat 75 gram glukosa yang dilarutkan dalam 150 ml air atau aquades.

Sebelum pemberian larutan glukosa pasien puasa 8- 10 jam, kemudian diambil darahnya. Pasien
kemudian diberi larutan glukosa sebanyak 75gram untuk orang dewasa ( atau 1,75 gram/KgBB untuk
anak) dilarutkan dalam 250 mL air, dan harus diminum habis dalam waktu 5 menit. Tepat 1 jam
serta 2 jam setelah pemberian larutan glukosa darah diambil dan diperiksa hasilnya, dapat pula
hanya diwaktu 2 jam setelah pemberian larutan glukosa darah diambil dan diperiksa (Suryaatmadja,
2003).

sumber:
http://judulktipoltekkestanjungkarang.blogspot.com/2012/08/perbedaan-hasil-pemeriksaan-
kadar.html
http://ra-kagome.blogspot.com/2009/11/pemeriksaan-glukosa-darah.htm
Kadar Gula Darah Normal Menurut WHO

Gula masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan. Setelah makanan masuk, makanan
tersebut diubah menjadi energi oleh tubuh. Agar gula dapat dipakai oleh sel-sel tubuh maka
diperlukan insulin. Hormon insulin diproduksi oleh sel-sel beta dalam pulau-pulau Langerhans di
organ pankreas. Setiap ada makanan yang masuk pankreas akan memproduksi hormon insulin.
Kemudian, hormon insulin masuk ke dalam darah agar dapat memproses gula (glukosa) yang
berasal dari makanan.

Tanpa adanya insulin, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh. Hal ini berakibat sel-
sel tubuh tidak mendapatkan pasokan energi. Oleh karena itu, tubuh merasa lelah
berkepanjangan dan lemas tidak bertenaga. Dengan terganggunya produksi insulin maka tubuh
akan sulit memiliki kadar gula darah normal, tetapi cenderung menjadi tinggi. Hal tersebut terjadi
karena glukosa dalam darah tidak dapat dipakai oleh sel-sel tubuh. Lalu, berapakah batasnya
kadar gula darah dikatakan normal?

Kadar Gula Darah Normal Menurut WHO


Untuk mengetahui berapa kadar gula darah yang ideal, kita bisa merujuk pada kadar gula darah
normal menurut WHO. Dengan demikian, kita memiliki acuran yang jelas agar tetap bisa
menjaga kadar gula tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.

- Ketika puasa: 4 - 7 mmol/l atau 72 - 126 mg/dl


- 90 menit setelah makan: 10 mmol/l atau 180 mg/dl
- Malam hari: 8 mmol/l atau 144 mg/dl

Dengan menjaganya tetap normal, Anda tidak perlu khawatir akan resiko diabetes. Apabila lebih
tinggi dari batas normal maka wajib untuk melakukan diet gula. Walaupun demikian, dalam diet
gula, jangan terlalu ekstrim menghindari yang manis-manis.

Gula Darah Rendah


Setiap orang memerlukan tenaga walaupun dia seorang penderita diabetes dengan gula darah
tinggi sekalipun. Jika terlalu menghindari makanan manis makan orang tersebut akan mengalami
gula darah rendah. Biasanya ditandai dengan rasa lemas dan kunang-kunang. Untuk itu, apabila
terjadi gula darah drop dan terasa lemas, segera makan yang manis-manis.

Makanan manis yang disarankan adalah buah-buahan. Buah manis dapat dengan cepat dicerna
oleh tubuh yaitu antara 10-20 menit saja. Dengan makan besar seperti makan nasi seperti biasa
maka akan membutuhkan waktu antara 2-3 jam untuk dicerna. Segera makan buah apabila gula
darah rendah.
Gula Darah Sewaktu
GDS (gula darah sewaktu) adalah hasil pengukuran seketika waktu tersebut tanpa berpuasa
terlebih dahulu. GDS biasanya akan lebih tinggi pada penderita diabetes dibandingkan dengan
orang sehat. Apakah dengan memakan sesuatu yang manis gula darah akan langsung tinggi?
Jawabannya adalah belum tentu, tergantung apa yang dimakan. Salah seorang penderita
diabetes pernah membuktikannya. Dia memakan mangga manis sebanyak lima buah, kebetulan
waktu itu sedang panen buah mangga. Setelah makan buah mangga, dicek kadar gula
darahnya. Ternyata gula darah sewaktu tetap. Tidak ada perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa
gula yang berasal dari mangga tersebut dapat diserap oleh tubuh dengan sempurna. Lain
ceritanya apabila dia minum minuman manis yang manisnya berasal dari gula pasir atau
pemanis buatan.

Gula Darah Sewaktu Normal


GDS normal 2 jam setelah makan berkisar antara 80-180 mg/dl. Kondisi idealnya adalah 80-144
mg/dl, sedangkan untuk kondisi cukup adalah 145-179 mg/dl. Jika pas pada angka 180 mg/dl
dapat dikatakan kondisi gula darah sewaktu normal buruk walaupun masih kategori aman.
Apabila lebih dari itu maka Anda perlu melakukan diet.

Setelah mengetahui batas kadar gula darah normal, tinggal bagaimana menjaganya agar tetap
ideal. Anda pastinya sudah tau cara cek gula darah yang benar bukan?
Jika melebihi batas normal maka segera lakukan diet gula dengan merubah pola makan. Hal ini
sangat disarankan, karena dengan pola makan yang baik dan dilakukan terus menerus maka
diabetes bukan hal yang mengerikan. Banyak orang yang setelah divonis diabetes lalu sangat
menghindari yang manis-manis. Ini juga akan mengakibatkan drop. Libatkan orang-orang sekitar
untuk membantu mengatur pola makan, kalau perlu yang tidak kena diabetes pun dapat
mengikuti pola makan yang baik untuk mencegah terjadinya diabetes.

Namun, mengatur pola makan juga tidak semua orang akan mudah melakukannya. Hal lain juga
dapat dilakukan dengan meminum obat penurun kadar gula atau suntik insulin. Intinya rajinlah
memeriksa gula darah dan jaga agar kadar gula darah normal.

Klik share apabila informasi ini bermanfaat!

Maukah Anda share artikel ini ke orang yang Anda cintai?

Posted by Glorya Medica at 21:55 No comments:

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Labels: gula darah rendah, gula darah sewaktu, gula darah sewaktu normal, kadar gula darah
normal, kadar gula darah normal menurut who

Bagaimana Cara Menggunakan Alat Cek Gula Darah?


Gula darah merupakan hal yang harus dikontrol setiap orang. Apalagi bagi penderita diabetes,
hal ini merupakan hal wajib dilakukan secara berkala. Dengan mengetahui kadar gula dalam
darah, kita dapat mengontrol asupan makanan kita sehingga tidak terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Bila tidak dikontrol maka akan membahayakan organ dalam kita. Namun, sudahkah
Anda mengetahui cara cek gula darah yang benar? Berikut akan kami jelaskan detailnya.
Cara Cek Gula Dalam Darah
1. Siapkan peralatan yang Anda butuhkan, yaitu: Glucometer, Alkohol, Kasa/kapas, Jarum
Penusuk (Lancet) dan alat penusuk (Lancing Device) dan Test Strip.
2. Bersihkan dan pastikan kedua tangan Anda kering sebelum mengambil sampel agar tidak
terkontaminasi.
3. Masukkan jarum penusuk (lancet) ke lancing device. Pastikan bahwa jarum yang Anda
pakai masih baru dan steril. Jarum penusuk hanya digunakan untuk sekali pakai.
4. Letakkan ujung jari Anda yang akan ditusuk. Sebaiknya menggunakan ujung jari berbeda-
beda agar tidak menimbulkan pengerasan kulit. Gunakan jari tengah, jari manis atau
telunjuk untuk pengambilan sampel. Jangan menggunakan kelingking atau ibu jari.
5. Gunakan kapas beralkohol untuk membersihkan ujung jari yang akan ditusuk agar tidak
infeksi.
6. Tusukkan jarum ke ujung jari Anda. Lap darah pertama yang keluar dengan kapas dan
biarkan bulatan kecil darah terbentuk di ujung jari. Dengan perlahan tekan jari Anda agar
darah dapat lebih mudah keluar. Jangan menekan terlalu kuat agar cairan otot tidak
bercampur dengan sampel darah. Hal ini dapat membuat hasil pengukuran kacau.
7. Tempelkan ujung test strip ke bulatan darah sampai terbasahi merata bagian untuk
sampelnya. Jangan meneteskan darah ke strip dan jangan terlalu keras menempelkan test
strip. Bila sampel darah sudah memadai maka alat akan mulai mengukur (waktu
pengukuran terlihat di display dalam hitungan mundur).
8. Tempelkan kasa atau kapas beralkohol ke ujung jari yang tertusuk untuk menghentikan
perdarahan.
Cara Membaca Hasil Cek Darah
Untuk membaca hasil cek gula darah Anda tidak perlu kesulitan karena alat cek gula darah akan
menampilkan hasilnya dalam angka digital. Lihat hasil pengukuran di blood meter Anda. Namun,
bila angka hasil pengukuran ternyata sangat tinggi atau sangat rendah, Anda mungkin perlu
mengulangi pengukuran untuk memastikan. Apakah langkah yang Anda lakukan sudah benar
atau blood meter Anda sudah tidak akurat. Setelah mengetahui hasil tes gula darah, Anda dapat
membandingkannya dengan standar kadar gula darah normal di bawah ini.

Kadar Gula Darah Puasa


Ketika puasa, asupan gula atau glukosa ke dalam tubuh tentu berbeda dengan hari-hari biasa.
Berikut kadar gula darah normal ketika puasa:

4 - 7 mmol/l atau 72 - 126 mg/dl


Kadar Gula Darah Normal
Kadar gula darah dapat berbeda tergantung kapan kita mengukurnya, berikut dua waktu yang
direkomendasikan untuk mengecek gula darah Anda ketika sedang tidak berpuasa:

- 90 menit setelah makan: 10 mmol/l atau 180 mg/dl

- Malam hari: 8 mmol/l atau 144 mg/dl

Вам также может понравиться