Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan

menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif adalah

peneletian yang berfokus menggambar kandang memahami fenomena

(konsep) dalam dunia social dari perspektif individu yang memiliki

pengalaman dalam dunia social tersebut.

Karya tulis ilmiah ini menggunakan pernyataan studi kasus. Studi

kasus adalah suatu pendekatan yang mempelajari tentang peristiwa yang

unik dari suatu kasus yang spesifik (Dharma, 2011).

Metode ini dipilih karena peneliti membatasi pendekatan dengan

memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci yaitu

satu pasien yang menderita tuberculosis dengan masalah aktivitas. Alasan

peneliti mengambil kasus ini adalah untuk mengetahui, memahami dan

kemudian menerapkan asuhan keperawatan pada penderita TBC

(tuberkulosis).

B. Subjek Studi Kasus

Partisipan dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah penderita TBC

(tuberkulosis) yang dirawat di ruang Fransiskus RumahSakit Santo Antonius

Pontianak dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.


1. Kriteria Inklusi

a) Terdiagnosis oleh dokter menderita TBC (tuberkulosis)

b) Kondisis stabil secara medic

c) Ada penyakit penyerta

d) Kesadaran compos mentis

e) Mengalami masalah aktivitas

2. Kriteria Eksklusi

a) Pasien dan keluarga yang tidak kooperatif

b) Tidak ada penyakit penyerta

c) Pasien tidak dapat berbahasa Indonesia

Metode pengambilan kasus yaitu metode yang digunakan untuk memilih

pasien dari populasi yang ada. Metode pengambilan kasus dengan

menggunakan pengambilan sampel secara tidak acak (sample non random)

yaitu metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan tehnik

penetapan sampling yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu sesuai

ciri-ciri yang dikehendaki. Metode ini sering digunakan untuk : memilih

kasus unik yang secara khusus mendalam, menginginkan untuk

mengidentifikasi kasus jenis khusus untuk penyelidikan mendalam (in-

depth investigation) (Nasir, 2011).

C. Fokus Studi

Fokus studi merupakan kajian utama dari permasalahan yang akan

dijadikan titik acuan studi kasus. Dalam studi kasus ini yang menjadi fokus

studi adalah asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas pada


pasien TBC (tuberkulosis) di Ruang Fransiskus Rumah Sakit Santo Antonius

Pontianak yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi.

D. Definisi Operasional

1. Asuhan Keperawatan adalah rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan

yang diberikan secara langsung kepada klien secara berkesinambungan

dalam pemecahan masalah kesehatan klien.

2. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang masih menjadi perhatian

dunia karena angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium

tuberculosis ini tinggi.

3. Kebutuhan Aktivitas adalah energi yang dapat digunakan untuk

pemenuhan kebutuhan hidup dalam melakukan setiap pergerakan secara

mandiri.

4. Intolerasi aktivitas adalah penurunan dalam kapasitas fsiologi seseorang

untuk melakukan aktivitas sampai tingkat yang diinginkan atau yang

dibutuhkan serta dan merupakan ketidak cukupan energy untuk

melanjutkan aktivitas sehari-hari yang ingin dilakukan.

5. Ketidak efektifan pola nafas adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberi ventilasi yang adekuat.
E. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Fransiskus Rumah Sakit Santo Antonius

Pontianak. Penelitian akan dilakukan pada tanggal 28 Mei – 30 mei 2018.

Penelitian ini dilakukan dalam 3 hari pada pemberian asuhan

keperawatannya.

F. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam studi kasus terdiri dari wawancara,

observasi dan dokumentasi (Dharma, 2011).

1. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara berinteraksi, bertanya dan mendengarkan apa yang

disampaikan secara lisan oleh responden atau partisipan. Wawancara

dalam pengumpulan data bukanlah percakapan biasa antara 2 orang atau

lebih, tetapi suatu interaksi yang terencana dan memiliki tujuan spesifik

yaitu mendapatkan data sesuai tujuan penelitian (Dharma, 2011).

Pada karya tulis ilmiah ini, format wawancara dengan

menggunakan format pola gordon untuk mencari data subjektif dan

objektif dari responden untuk penelitian.

2. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan

langsung terhadap aktivitas responden atau partisipan yang terencana,

dilakukan secara aktif dan sistematis (Dharma, 2011).


Observasi yang peneliti lakukan pada karya tulis ilmiah ini yaitu

dengan melihat respon verbal maupun non verbal dari subjek penelitian

berkaitan dengan data penelitian yang peneliti perlukan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Selain itu juga metode dokumen tasi

digunakan untuk mendapatkan data sekunder tentangkasus yang sedang

diteliti meliputi catatan medik, catatan keperawatan atau bentuk

dokumentasi lainnya.

G. Penyajian Data

Berikut ini adalah bentuk penyajian data :

1. Data disajikan secara tekstual dan dapat disertai dengan ungkapan verbal

dari subjek penelitian yang merupakan data pendukung.

2. Tabel untuk pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi dan evaluasi.

H. Etika Studi Kasus

Asuhan keperawatan yang menyertakan manusia sebagai subjek perlu adanya

etika. Adapun etika dalam penelitian menurut Dharma (2011) adalah

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Penelitian harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat dan

martabat manusia. Sunjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk

menetukan pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy). Tidak boleh


ada paksaan atau penekanan tertentu agar subjek bersedia ikut dalam

penelitian. Subjek dalam penelitian juga berhak mendapatkan informasi

terbuka dan lengkap tentang pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan

manfaat penelitian, prosedur penelitian, resiko penelitian, keuntungan

yang mungkin didapat dan kerahasiaan informasi.

Setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dan

mempertimbangkannya dengan baik, subjek kemudian menentukan

apakah akan ikut serta atau menolak sebagai subjek penelitian. Prinsip ini

tertuang dalam pelaksanaan informed consent yaitu persetujuan untuk

berpartisipasi sebagai subjek penelitian setelah mendapatkan penjelasan

yang lengkap dan terbuka dari peneliti tentang keseluruhan pelaksanaan.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and

confidentiality)

Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi manusia

untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa dipungkiri

bahwa penelitian menyebabkan keterbukaan informasi tentang subjek.

Sehingga peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi yang

menyangkut privasi subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi

tentang dirinya diketahui oleh orang lain.

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa

penelitian dilakukan dengan jujur, tepat, cermat, hati-hati dan dilakukan

secra profesional. Sedangkan prinsip keadilan mengandung makna bahwa


penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan subjek.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harm and benefits)

Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus

mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi subjek penelitian

dan populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan (beneficience).

Kemudian meminimalisir resiko atau dampak yang merugikan bagi

subjek penelitian (nonmaleficience).

Вам также может понравиться