Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diare atau penyakit diare (Diarrheal Disease) berasal dari bahasa

Yunani yaitu Diarroi yang artinya mengalir terus, adalah keadaan yang

abnormal dari pengeluaran tinja yang frekuen. Diare adalah suatu kondisi

dimana seseorang Buang Air Besar (BAB) dengan konsistensi lembek atau

cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya

3 kalli atau lebih dalam satu hari). Berdasarkan lama waktu diare, diare

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu diare akut dan diare kronis. Diare dapat

disertai dengan dehidrasi baik itu dehidrasi berat, sedang, ringan ataupun

tanpa disertai dehidrasi (Ariani, 2016).

Diare berada di posisi kedua sebagai penyebab kematian anak di

dunia setelah pneumonia. Satu dari sepuluh kematian pada anak

disebabkan karena diare, terdapat 526.000 anak meninggal per tahun.

Sebanyak 1400 anak meninggal per hari, 60 anak meninggal per jam, dan

satu anak meninggal per 60 detik akibat diare. Sekitar 70 persen kematian

yang terjadi pada anak disebabkan oleh diare dan sebagian besar kematian

akibat diare terjadi pada anak-anak kurang dari 2 tahun (WHO and

Maternal and Child Epidemiology Estimation Group, 2016).

Indonesia menempati urutan ke 12 pada tahun 2016 untuk negara

dengan angka kematian anak usia dibawah 5 tahun akibat diare didunia

1
dengan angka kematian sebanyak 8.600 jiwa. India merupakan negara

dengan angka kematian akibat diare tertinggi didunia 117.300 jiwa dan

angka kematian anak terendah ditempati oleh negara Mali dengan 7.800

jiwa (UNICEF, 2016).

Menurut Riskesdas (2013) berdasarkan karakteristik penduduk,

kelompok umur balita adalah kelompok yang paling tinggi menderita

diare. Hasil dari riskesdas menunjukkan bahwa sebanyak 12,5 persen

terjadi pada anak usia kurang dari satu tahun, 11,8 persen terjadi pada anak

usia 1 sampai 4 tahun dan sebanyak 5,0 persen terjadi pada anak usia 5

sampai 14 tahun, Hal ini menunjukkan bahwa diare paling banyak terjadi

pada balita dengan usia kurang dari dari satu tahun.

Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga

merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering

disertai dengan kematian. Pada tahun 2015 terjadi 18 kali Kejadian Luar

Biasa (KLB) diare yang tersebar di 11 provinsi, 18 kabupaten/kota, dengan

jumlah penderita 1. 213 orang dan kematian 30 orang (CFR 2,47 persen).

Provinsi Jawa Tengah berada pada posisi 8 khususnya di daerah kabupaten

dan kota semarang terdapat 116 kasus KLB diare (Kementrian Kesehatan

RI, 2015).

Angka penemuan kasus diare di Jawa Tengah tahun 2015 sebesar

67,7 persen angka ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan tahun

2014 sebesar 79.8 persen namun masih terdapat temuan sebesar 116 kasus

Kejadian Luar Biasa (KLB) diare. Hal ini menunjukkan kejadian diare ini

2
masih tergolong tinggi meskipun telah terjadi penurunan dibandingkan

dengan tahun 2014 (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2015).

Menurut Dwiendra Octa (2014) apabila diare tidak ditangani

dengan baik maka akan mengakibatkan penurunan berat badan pada anak

dan fatalnya lagi akan mengakibatkan dehidrasi. Bila dehidrasi berlanjut

menjadi dehidrasi berat akan mengakibatkan volume darah berkurang,

nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun serta

terjadi kesadaran menurun dan akan diakhiri dengan syok yang dapat

mengakibatkan kematian pada bayi.

United Nations Children’s Fund (2016) mengatakan bahwa salah

satu cara untuk mengobati diare pada balita secara efektif adalah melalui

pemberian nutrisi yang lengkap yaitu ASI. Tujuan diberikannya ASI pada

saat anak diare adalah agar anak tetap kuat dan mencegah terjadinya

penurunan berat badan. Untuk cakupan pemberian ASI ekslusif itu sendiri

di dunia pada tahun 2016 masih rendah hanya sekitar 40 persen bayi yang

berusia 0-5 bulan mendapat ASI ekslusif. Pada akhir tahun 2025 Badan

Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan bahwa pemberian ASI eksklusif

selama 6 bulan pertama mencapai 50 persen.

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak

dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti

dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral).

Cakupan pemberian ASI ekslusif di Indonesia hanya sebesar 55,7 persen

3
dan masih jauh dari target yang telah dietetapkan secara nasional yaitu

sebesar 80 persen. Nusa Tenggara Timur merupakan daerah dengan angka

pemberian ASI ekslusif tertinggi di Indonesia sedangkan posisi terbawah

ditempati oleh Sulawesi utara, hanya terdapat 26,3 persen saja bayi usia 0

sampai 6 bulan yang mendapkan ASI ekslusif (Kementrian Kesehatan RI,

2015).

Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 sampai 6 bulan di

Jawa Tengah pada tahun 2015 sebesar 61,6 persen, sedikit meningkat

dibandingkan persentase pemberian ASI Eksklusif tahun 2014 yaitu 60,7

persen. Persentase pemberian ASI Eksklusif tertinggi adalah Cilacap yaitu

86,3 persen sedangkan Kabupaten/kota dengan persentase pemberian ASI

eksklusif terendah adalah Kabupaten Semarang yaitu 6,72 persen,

kemudian diikuti Kudus 13,1 persen, dan Tegal 33,4 persen (Profil

Kesehatan Jateng, 2015).

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2015) ASI merupakan

makanan terbaik untuk bayi karena ASI mengandung kolostrum yang kaya

akan antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan

pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif

dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Selain mengandung zat-zat

makanan, ASI juga mengandung zat penyerap berupa enzim lipase yang

membantu mencerna lemak (pencernaan bayi belum sempurna untuk

masuknya lemak).

4
ASI mengandung sel makrofag yang merupakan sel fagosit

(pemusnah bakteri) aktif sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri

patogen pada saluran cerna. Selain sifat pemusnah, sel makrofag juga

memproduksi enzim peroksidase, lisozim, zat komplemen (komponen

cairan tubuh yang berperan dalam perusakan bakteri), laktoferin, sitokin,

serta enzim lainnya. Fungsi dari Lisozim ialah dapat menghancurkan

dinding sel bakteri yang terdapat pada selaput lendir saluran cerna,

peroksidase adalah enzim yang dapat menghancurkan kuman patogen,

Sedangkan sitokin meningkatkan jumlah antibodi IgA kelenjar ASI.

Sitokin yang berperan dalam sistim imun di dalam ASI adalah IL-l

(interleukin-1) yang berfungsi mengaktifkan sel limfosit T. Sel makrofag

juga menghasilkan interleukin 6 (IL-6) yang mengaktifkan sel limfosit B

sehingga antibodi IgA meningkat. Secara garis besar makrofag yang

terdapat pada ASI dapat mencegah infeksi saluran cerna salah satunya

diare melalui enzim yang diproduksinya (IDAI, 2013).

Bayi mendapatkan manfaat yang besar dari ASI. Selain

memberikan nutrisi terbaik yang dibutuhkan bayi, ASI juga berperan

penting dalam melindungi dan meningkatkan kesehatan bayi. Salah satu

manfaat ASI menurut Huffman dan Quigley dalam Monika (2014) adalah

bayi yang diberi ASI Ekslusif 25 kali lebih jarang menderita diare fatal

atau menyebabkan kematian. Presentasi bayi yang dirawat di rumah sakit

karena diare dapat dicegah sebesar 53 persen setiap bulannya dengan

memberikan ASI ekslusif.

5
Menurut penelitian Abidah (2014) mengungkapkan bahwa ASI

mengandung protein jenis whey yang tahan terhadap suasana asam dan

lebih mudah diserap. Protein whey pada ASI juga mengandung laktoferin,

lisozim, dan imunoglobulin A yang berperan dalam pertahanan tubuh.

Laktoferin juga berfungsi untuk menghambat pertumbuhan kuman

penyebab diare (stapylococus dan E.coli) dengan cara mengikat zat besi

sehingga kuman tersebut tidak mendapat zat besi yang dibutuhkan untuk

berkembang biak.

Penulis menemukan bahwa terdapat dua jurnal yg menunjukkan

hasil yg berbeda. Menurut penelitian Irawan (2015) dengan judul faktor-

faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada balita di wilayah kerja

UPTD pukesmas Rajagaluh kabupaten Majalengka, diperoleh hasil bahwa

nilai p = 0.933 dimana p lebih besar dari alfa (0.05). Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan antara pemberian ASI dengan kejadian diare

pada balita. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian diare adalah pengetahuan ibu dan status gizi

balita. Bayi dengan status gizi yang baik angka kejadian diarenya akan

lebih rendah, semakin tinggi pengetahuan ibu maka resiko kejadian diare

akan lebih rendah.

Penelitian Rahmadhani dkk (2013) dengan judul Hubungan

Pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare akut pada bayi usia

0-1 di puskesmas Kuranji kota Padang, diperoleh nilai p = 0,001 dimana p

lebih kecil dari alfa (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan

6
pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare akut pada bayi usia

0 sampai 1 tahun.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada

tanggal 9 Mei 2017 di Puskesmas Sumowono, diperoleh informasi dari

petugas puskesmas bahwa wilayah kerja puskesmas Sumowono

mencakupi 16 desa. Jumlah anak yang berusia 0-6 bulan di wilayah kerja

puskesmas Suwono sebanyak 228 anak. Terhitung semenjak bulan

September 2016 sampai dengan Febuari 2017 jumlah anak usia 0-6 bulan

yang mendapatkan ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas Sumowono

sebanyak 169 anak, sedangkan angka kejadian diare yang terjadi pada

anak usia 0-1 tahun dari bulan Desember 2016 hingga bulan April 2017

hanya sebanyak 30 kasus.

Berdasarkan pemaparan diatas terdapat beberapa perbedaan dari

hasil penelitian yang telah ada, hal tersebut menimbulkan pertanyaan yang

besar dari penulis. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Pengaruh pemberian ASI Ekslusif terhadap kejadian

diare pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas Ungaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kajian latar belakang diatas, maka penulis dapat

merumuskan masalah sebagai berikut ”Adakah Hubungan pemberian ASI

ekslusif terhadap frekuensi kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di

wilayah kerja puskesmas Sumowono ? “.

7
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

pemberian ASI ekslusif terhadap frekuensi kejadian diare pada bayi

usia 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas Sumowono.

2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui frekuensi kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di

wilayah kerja puskesmas Sumowono.

b) Mengetahui cakupan pemberian Asi ekslusif pada bayi usia 0-6

bulan wilayah kerja puskesmas Sumowono.

c) Menganalisis hubungan pemberian ASI ekslusif terhadap frekuensi

kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas

Sumowono.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Penelitian

Memberikan bukti-bukti yang empiris mengenai hubungan pemberian

ASI eklusif terhadap frekuensi kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan.

2. Manfaat Praktis Penelitian

a) Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam penatalaksanaan

kejadian diare pada anak umur 0-6 bulan.

8
b) Memberikan informasi kepada pembuat kebijakan dalam hal ini

pemerintah mengenai peran pemberian ASI eklusif terhadap

kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan.

c) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam

rangka upaya-upaya pencegahan diare pada bayi usia 0-6 bulan.

d) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk

kampanye ASI ekslusif khususnya ditujukan kepada ibu-ibu yang

mempunyai bayi dan balita.

Вам также может понравиться

  • Rsi Moga
    Rsi Moga
    Документ1 страница
    Rsi Moga
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • SOP Hecting
    SOP Hecting
    Документ4 страницы
    SOP Hecting
    Musisi Bayah
    100% (3)
  • SL Rsi Yatofa
    SL Rsi Yatofa
    Документ1 страница
    SL Rsi Yatofa
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • Tugas Informatika Siti Rahajeng Patika Sari
    Tugas Informatika Siti Rahajeng Patika Sari
    Документ1 страница
    Tugas Informatika Siti Rahajeng Patika Sari
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • Tugas Informatika Siti Rahajeng Patika Sari
    Tugas Informatika Siti Rahajeng Patika Sari
    Документ1 страница
    Tugas Informatika Siti Rahajeng Patika Sari
    Endang Komalasari
    100% (1)
  • SL Siloam Hosp
    SL Siloam Hosp
    Документ1 страница
    SL Siloam Hosp
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • Rsi Moga
    Rsi Moga
    Документ1 страница
    Rsi Moga
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • Bismilah 1
    Bismilah 1
    Документ14 страниц
    Bismilah 1
    Tissa Opilaseli
    Оценок пока нет
  • Indo Jurnal Fix
    Indo Jurnal Fix
    Документ23 страницы
    Indo Jurnal Fix
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • Pencegahan Asma KMB
    Pencegahan Asma KMB
    Документ10 страниц
    Pencegahan Asma KMB
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • Laporan Pelaksanaan Dan Dokumentasi
    Laporan Pelaksanaan Dan Dokumentasi
    Документ7 страниц
    Laporan Pelaksanaan Dan Dokumentasi
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • Indo Jurnal Fix
    Indo Jurnal Fix
    Документ23 страницы
    Indo Jurnal Fix
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • SP Halu Endang
    SP Halu Endang
    Документ16 страниц
    SP Halu Endang
    Tissa Opilaseli
    Оценок пока нет
  • Tugas Kelompok KMB II
    Tugas Kelompok KMB II
    Документ4 страницы
    Tugas Kelompok KMB II
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • KONTRAK Endang
    KONTRAK Endang
    Документ5 страниц
    KONTRAK Endang
    Tissa Opilaseli
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal
    Analisa Jurnal
    Документ2 страницы
    Analisa Jurnal
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • DEFINISI Askep
    DEFINISI Askep
    Документ10 страниц
    DEFINISI Askep
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • Rindu Yulian Putra Manajemen Kep
    Rindu Yulian Putra Manajemen Kep
    Документ24 страницы
    Rindu Yulian Putra Manajemen Kep
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • BAB I GGK
    BAB I GGK
    Документ19 страниц
    BAB I GGK
    Tissa Opilaseli
    Оценок пока нет
  • 5 PDF
    5 PDF
    Документ11 страниц
    5 PDF
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • KONTRAK Endang
    KONTRAK Endang
    Документ5 страниц
    KONTRAK Endang
    Tissa Opilaseli
    Оценок пока нет
  • KONTRAK Endang
    KONTRAK Endang
    Документ5 страниц
    KONTRAK Endang
    Tissa Opilaseli
    Оценок пока нет
  • 1 Sap
    1 Sap
    Документ7 страниц
    1 Sap
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • Cover Halu
    Cover Halu
    Документ1 страница
    Cover Halu
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Halusinasi
    Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Halusinasi
    Документ13 страниц
    Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Halusinasi
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • LP DPD
    LP DPD
    Документ16 страниц
    LP DPD
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет
  • Askep Gagal Nafas (RESPIRATORY FAILURE)
    Askep Gagal Nafas (RESPIRATORY FAILURE)
    Документ9 страниц
    Askep Gagal Nafas (RESPIRATORY FAILURE)
    Dinui Tembem
    Оценок пока нет
  • SP Resiko PK
    SP Resiko PK
    Документ4 страницы
    SP Resiko PK
    Endang Komalasari
    Оценок пока нет