Вы находитесь на странице: 1из 33

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan
rahmat,taufik,dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas makalah diskusi
Pendidikan Agama Islam dengan judul Sumber Ajaran Agama Islam.
Sholawat dan salam kami curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW karena beliaulah
mampu mengubah dunia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni Agama
Islam.
Makalah ini disusun dan diuraikan secara efektif dengan landasan pengetahuan yang
diambil dari berbagai sumber untuk menambah wawasan dan menjadi satu kedalam bentuk
makalah.
Kiranya makalah ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan oleh karena itu kami
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi memperbaiki isi dari makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kepada
pembaca serta ridho dari Allah SWT.

1
Daftar Isi
Kata Pengantar ………………………………………………………………… 1

Daftar Isi ………………………………………………………………… 2

Pendahuluan ………………………………………………………………… 3

Pembahasan :

a. Pengertian Al-Qur’an …………………………………………. 5


b. Nama Dan Sifat Al-Qur’an …………………………………………. 7
c. Pemeliharaan Al-Qur’an …………………………………………. 9
d. Al-Qur’an Sebagai Kitab Terakhir ……………………………………….. 17
e. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Manusia ……………………………………….. 23
f. Kandungan Al-Qur’an ………………………………………. 26
g. Mukjizat Keunggulan Al-Qur’an ………………………………………. 27

Penutup :

a. Kesimpulan ………………………………………………………. 31
b. Daftar Pustaka …………………………………………………….... 33

2
I. PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang sempurna yang tentunya sudah memiliki aturan dan hukum yang
harus dipatuhi dan dijalankan oleh seluruh umatnya. Setiap aturan dan hukum memiliki sumber-
sumbernya sendiri sebagai pedoman dan pelaksananya. Kehadiran agama Islam yang dibawa
Nabi Muhammad SAW diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang lebih
baik, sejahtera lahir dan batin.

Untuk itu kita sebagai umat Islam yang taat harus mengetahui sumber-sumber ajaran Islam
yang ada, serta mengetahui isi kandunganya. Namun sumber-sumber tersebut tidak hanya di
jadikan sebagai pengetahuan saja, tetapi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Petunjuk-petunjuk agama yang mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana


terdapat dalam sumber ajarannya, yaitu Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah kitab suci yang isinya mengandung firman-firman Allah SWT turun
secara bertahap kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat jibril. Sunnah adalah segala
sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad SAW baik perbuatan, perkataan, dan penetapan
pengakuan. Islam mengajarkan kehidupan yang damai, menghargai akal pikiran mengenai
berbagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi
kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai
waktu, bersikap terbuka, demokratis, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan,
menghormati antar agama, berakhlak mulia, dan bersikap positif lainnya.

A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Al-Qur’an?
2. Apa nama dan sifat Al-Qur’an?
3. Bagaimana pemeliharaan Al-Qur’an?
4. Bagaimana Al-Qur’an sebagai kitab terakhir?
5. Apa fungsi Al-Qur’an sebagai manusia?
6. Apa kandungan Al-Qur’an?
7. Apa mukjizat keunggulan Al-Qur’an?

3
B. TUJUAN
1. Mengetahui pengetian Al-Qur’an
2. Mengetahui nama dan sifat Al-Qur’an
3. Mengetahui pemeliharaan Al-Qur’an
4. Mengetahui Al-Qur’an sebagai kitab terakhir
5. Mengetahui fungsi Al-Qur’an sebagai manusia
6. Mengetahui kandungan Al-Qur’an
7. Mengetahui mukjizat keunggulan Al-Qur’an

4
II. PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN AL QUR`AN

Untuk membahas definisi Al-Qur'an, kita bisa meninjaunya dalam 2 aspek, yaitu dari sudut
pandang bahasa & dari sudut pandang syara’.

a. Menurut Bahasa

Qur’an pada awalnya adalah qira’ah yaitu masdar dari qara’a, qira’atan, qur’anan. Qara’a artinya
mengumpulkan dan menghimpun dan qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata
yang satu dengan yang lain dalam satu ucapan yang tersusun rapi. Allah SWT berfirman :

W ϊ˶Β 팠 W䖥 17 W ˯˸ή Rm

“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dalam dadamu dan membuatmu


pandai membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya.”
Al-Qiyamah [75] : 17-18

Qur’anah disini berarti qira’atahu bacaannya/cara membacanya . Kita dapat mengatakan


qara’tuhu, qur’an, qira’atan wa qur’anan artinya sama saja. Disini maqru’ apa yang dibaca
diberi nama Qur’an yakni penamaan maf’ul dengan masdar.

b. Menurut Syara’

Secara syara’ Al-Qur’an adalah kalam firman Allah SWT sebagai mukjizat yang diturunkan
kepada Rasulullah, Muhammad SAW melalui wahyu yang dibawa oleh jibril sebagai pedoman
serta petunjuk seluruh umat manusia serta membacanya merupakan ibadah diawali dengan surat
Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas.

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Al-Qur’ yaitu :

1. Menurut ejaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam.

2. Manna’al-Qathan , ia mendefenisikan Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada


nabi Muhammad SAW dan beribadah dalam membacanya.

5
3. Ali Ashabuni, Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang mengandung mukjizat yag
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan Rasul dengan perantara malikat jibril. Mukjizat
adalah sesuatu yang membuat laanna lemah atau membujuk agar orang untuk beriman.

2. Nama Dan Sifat Al-Qur’an

a. Nama-Nama Al-Qur’an

Allah SWT menamakan Qur’an dengan beberapa nama. Imam As-Suyuthi[3] bahkan
menyebutkan ada 46 buah nama. Muhammad Husain Abdullah[4] mengatakan bahwa sebagian
nama tersebut sebenarnya merupakan sifat-sifat Al-Qur’an bukanlah namanya. Manna’ Khalil
Al-Qattan[5] memaparkan nama & sifat dari Al-Qur’an. Berikut nama-nama Qur’an menurut
beliau :

1. Al-Qur’an, Allah SWT berfirman :

ϡ˴ 䖥 ϡ˴ ϡ R ˴ Rm ...

Artinya: “Qur’an ini memberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus”. Al-Isra’ [17] : 9

2. Al-Kitab, Allah SWT berfirman :

R˴ ˯Β e 䖥 ‸⸲ ⸲ ‸㈴ ⸲ ‸˵ m W䖥

Artinya: “Telah kami turunkan kepadamu Al-Kitab yang didalamnya ...” Al-Anbiya’ [21] : 10

3. Al-Furqan, Allah SWT berfirman :

‸ W ˸ ˯ R˴˵ 팠 ˶ R W Β˴ ˶Β

Artinya: “Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan kepada ...” Al-Furqan [25] : 1

4. Az-Zikr, Allah SWT berfirman :

R˴䖘 糀 Wm ⸲˶ W 糀W Wm

Artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Az-Zikr, …” Al-Hijr [15] : 9

6
5. At-Tanzil, Allah SWT berfirman :

˸ ˯ ˶䮀˴ Ϟ Wm

Artinya: “Dan Qur’an ini Tanzil (diturunkan) dari Tuhan …” Asy-Syua’ara [26] : 192

Sebutan Al-Qur’an & Al-Kitab adalah lebih popular. Dr. M. Abdullah Daraz berkata, “Ia
dinamakan Qur’an karena dibaca dengan lisan & dinamakan Al-Kitab karena ia ditulis dengan
pena. Kedua nama ini menujukkan makna yang sesuai dengan kenyataannya.” [6]

b. Sifat-sifat Al-Qur’an

Allah SWT melukiskan Al-Qur’an dengan beberapa sifat, diantaranya :

1. Nur Cahaya , Allah SWT berfirman :

‸ ˶a ‸˴˴W ‸˵ m W䖥 ‸˵˶㈴˴ a R ˴ ㈴ ‸⸲ ή Β 䖥

Artinya: “Wahai manusia telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhan-Mu & telah Kami
turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang.” An-Nisa’ [4] : 174

2. Mauizah Nasehat , Syifa Obat , Huda Petunjuk , Rahmah, firman Allah SWT :

a ˸ 䳀˸䳀˴ ‸˴ ˴ 䘍 ϡ ˸ ‸˵˶㈴˴ a 䳀䖘 ˴a ‸˵Β ή Β 䖥

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasehat dari Tuhanmu & obat
bagi yang ada didalam dada & petunjuk serta rahmat ...” Yunus [10] : 57

3. Mubin Yang menerangkan , Allah SWT berfirman :

˶a 䮀 ⸲ ˴˴W o a ‸⸲ ή

Artinya: “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah SWT & Kitab yang
menerangkan”. Al-Maidah [5] :15

4. Mubarak Yang diberkati , Allah SWT berfirman :

㈴ Ϧ˶ 䘍a Β˴ ˶a 팠 W䖥 䮀 ⸲ ˴ ...

7
Artinya: “Dan Qur’an ini adalah yang telah kami berkati, membenarkan kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya….” Al-An’am [6] : 92

5. Busyra Khabar gembira , Allah SWT berfirman :

... a ˸ ㈴ ‸˴ ㈴ ˸ ‸ ˶ 䘍a

Artinya: “…yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjadikan petunjuk serta
berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. Al-Baqarah [2] : 97

6. ‘Aziz Yang mulia , Allah SWT berfirman :

䮀 ˵ Wm ‸˴ ή ˸ ⸲˶ ㈴ ⸲ Rm

Artinya: “Mereka yang mengingkari Az-Zikr ketika Qur’an itu datang kepada mereka, (mereka
pasti akan celaka). Qur’an kitab yang mulia”. Fussilat [41] : 41

7. Majid Yang dihormati , Allah SWT berfirman :

aR ˴˴ Ϟ㈴

Artinya: “Bahkan yang mereka dustakan itu adalah Qur’an yang dihormati”. Al-Buruj [85] :21

8. Basyir Pembawa khabar gembira dan Nazir Pembawa peringatan , Allah SWT
berfirman

‸ W ‸ ㈴ 3 R˴˸ ˯ ϡ˴ ̒ ㈴ ‸W Β Ζ ˶䘍 䮀 ⸲ ...

Artinya: “Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum
yang mengetahui, yang membawa khabar gembira & yang membawa peringatan...” Fussilat
[41] : 3-4

3. Pemeliharaan Al-Qur’an

8
A. Dasar pemeliharaan al-Qur’an
Sejak awal diturunkannya Empat belas abad yang lalu Sampai masa modern saat ini Al-
Qur’an senantiasa terjaga kemurnian dan kesuciannya. Karena Al-Qur’an satu-satunya kitab
yang dijaga oleh Allah keotentikannya, sebagiamana firman Allah SWT., dalam Q.S. Al-Hijr
15 : 9 sebagai berikut yang artinya:
“Sesungguhnya kami telah menurunkan peringatan (Al-Qur’an) dan sesungguhnya kamilah
yang memeliharanya”.

Demikianlah Allah SWT., menjamin keaslian Al-Qur’an, jaminan yang diberikan atas
dasar kemahakuasaan dan kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh
mahluk-mahluk-Nya, terutama oleh manusia.
Tulisan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW. belum terkumpul dalam satu mushaf, di
mana setiap ayat yang turun Rasulullah Muhammad SAW., hanya memerintahkan kepada para
sahabat yang pandai untuk menulisnya di pelepah-pelepah tamar, di kulit hewan, serta di atas
batu.
Rasulullah berpulang ke rahmatullah di saat Al-Qur’an belum dikumpulkan sama sekali,
maksudnya ayat-ayatnya belum dikumpulkan secara tertib dalam satu mushaf. Ayat-ayat dan
surat-surat dipisah-pisahkan, dan setiap surah berada dalam satu lembaran secara terpisah. Al-
Khattabi dalam Jalaluddin Assuyuti mengatakan:
Rasulullah tidak mengumpulkan Al-Qur’an dalam satu mushaf karena Nabi masih selalu menanti
turunnya wahyu dari waktu kewaktu. Susunan penulisan Al-Qur’an tidak menurut tertib
nuzulnya, tetapi setiap ayat yang turun dituliskan ditempat penulisan sesuai dengan petunjuk
Nabi. Oleh sebab itu penulisannya dilakukan kemudian setelah Al-Qur’an turun semua pada saat
Nabi Muhammad SAW telah wafat.
Pada masa Abu Bakar menjalankan urusan-urusan Islam sesudah Rasulullah, ia
dihadapkan kepada peristiwa-peristiwa besar berkenaan dengan kemurtadan. Oleh sebab ia
segera menyiapkan pasukan memerangi orang-orang murtad itu, sehingga pada tahun ke dua
belas hijra terjadilah peperangan yamamah. Dalam peperangan itu ada tujuh puluh qari’ dan
huffadz dari para sahabat yang gugur. Kenyataan ini membuat Umar bin Khattab cemas dan
khawatir, jangan sampai terjadi lagi peperangan yang lain sehingga jumlah jumlah sahabat yang
hafidz Qur’an bertambah banyak yang gugur. Apabila hal ini terjadi maka Al-Qur’an bisa saja

9
akan musnah dan hilang seiring dengan hilangnya para huffadz.
Inilah yang menjadi dasar dan alasan bagi Umar bin Khattab, sehingga dia mendesak
Khalifah Abu Bakar agar segera mengumpulkan tulisan al-Qur’an yang pernah ada pada masa
Rasulullah Muhammad saw.

B. Proses Pemeliharaan a-Qur’an di Masa Nabi Muhammad saw., di Masa Sahabat dan di Masa
Sekarang
Sejarah Al-Qur’an demikian jelas sejak turunnya sampai masa kini dibaca oleh kaum
muslimin sejak dahulu sampai sekarang, sehingga Al-Qur’an sangat terbukti keotentikannya. Al-
Qur’an membuktikan dirinya sebagai firman Allah dan membuktikan hal tersebut dengan
menantang siapa pun untuk menyusun seperti keadaannya. Dengan demikian apa yang dibaca
sebagai al-Qur’an pada hari ini tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh
Rasulullah SAW., empat belas abad yang lalu.
Terpeliharanya keotentikan redaksi al-Qur’an tersebut tiadak lain karena andil dari Rasulullah
saw dan para sahabatnya serta segenap umat Islam yang lain.

1. Proses Pemeliharaan Al-Qur’an pada Masa Nabi Muhammad SAW.


Pemeliharaan Al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW. dikelompokkan menjadi dua kategori
yaitu :
a. Pemeliharaan Al-Qur’an dalam dada
Pemeliharaan Al-Qur’an dalam dada sering juga disebut pengumpulan Al-Qur’an dalam
arti hifzuhu atau menghafalnya dalam hati. kondisi masyarakat arab yang hidup pada masa
turunnya Al-Qur’an adalah masyarakat yang tidak mengenal baca tulis karena itu satu-satunya
andalan mereka adalah hafalan, mereka juga dikenal sebagai masyarakat yang sederhana dan
bersahaja. Kesederhanaan ini yang membuat mereka memiliki waktu luang yang cukup yang
digunakan unrtuk menambah ketajaman pikiran dan hafalan.
Masyarakat arab waktu itu sangat gandrung lagi membanggakan kesusatraan, mereka
membuat ratusan ribu syair kemudian dihafalnya diluar kepala, mereka bahkan melakukan
perlombaan-perlombaan dalam bidang ini pada waktu-waktu tertentu. Akan tetapi ketika Al-
Qur’an datang dengan langgam bahasa yang sangat memukau, pemberiataan gaib yang terbukti,
isyarat ilmiah yang mantap serta keseimbangan bahasa yang jelas mampu mengalahkan syair-

10
syairnya, sehingga mereka mengalihkan perhatian kepada kitab yang mulia ini dengan sepenuh
hati menghafal ayat-ayat dan surat-suratnya, kemudian secara perlahan-lahan mereka
meninggalkan syair-syairnya karena telah menemukan cahaya kehidupan dalam Al-Qur’an.
Al-Quran diturunkan kepada Nabi yang ummi, maka otomatis untuk memelihara apa yang yang
diturunkannya kepadanya haruslah di hafal. Usaha keras Nabi Muhammad SAW untuk
menghafal Al-Qur’an terbukti setiap malam beliau membaca Al-Qur’an dalam shalat sebagai
ibadah untuk merenungkan maknanya. Rasulullah sangat ingin segera menguasai Al-Qur’an
yang diturunkan, kepadanya belum selesai Malaikat Jibril membacakan ayatnya, beliau sudah
menggerakkan lidahnya untuk menghafal apa yang sedang diturunkan, karena takut apa yang
turun itu terlewatkan sehingga Allah SWT menurunkan firman-Nya sebagaimana yang terdapat
dalam Q.S. Al-Qiyamah 75 : 16-19 sebagai berikut yang artinya:
“Janganlah kamu menggerakkan lidahmu untuk membaca Qur’an karena hendak cepat-cepat
menguasainya. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai mebacakannya, maka ikutilah
bacaannya itu. Kemudian atas tanggungna kamilah penjelasannya”.

Ayat di atas bagaikan mengatakan janganlah engkau wahai Nabi Muhammad


menggerakkan lidahmu untuk membacanya sebelum Malaikat Jibril selesai membacakannya
kepadamu, jangan sampai engkau tidak menghafalnya atau melupakan satu bagian darinya. Allah
SWT melarang ketergesa-gesaan agar tidak terjerumus ke dalam pelanggaran.
Kata jam’ahu penghimpunannya dari ayat diatas bermakna penghafalannya, oleh karena itu
orang-orang yang hafal Qur’an disebut Jumma’ul Qur’an atau Huffadzul Qur’an. Makna yang
lain dari Jam’ahu adalah penulisan seluruh Al-Qur’an.
Nabi Muhammad SAW setelah menerima wahyu langsung menyampaikan wahyu
tersebut kepada para sahabatnya sesuai denagn hapalan Nabi, tidak kurang tidak lebih. Sehingga
sahabat pun banyak sekali yang hafiz Qur’an. Manna Khlil Al-Qattan mengutip hadits dari kitab
shahih Buhari bahwa Ada tujuh hafiz di zaman Rasulullah yaitu : Abdullah Bin Mas’ud, Salim
bin Maqal, Muadz bin Jabal, Ubai Bin Ka’ab, zaid bin Tsabit, Abu Zaid bin Zakan, dan Abu
darda.
Penyebutan para hafiz yang tujuh di atas bukan berarti pembatasan, karena beberapa
keterangan dalam kitab-kitab sejarah menunjukkan bahwa para sahabat berlomba menghafalkan

11
Al-Qur’an dan mereka memerintahkan anak-anak dan istri-istri mereka untuk menghafalkannya.
Mereka membacanya dalam shalat sehingga alunan suaranya seperti suara lebah.

b. Pemeliharaan Al-Qur’an dengan tulisan


Walaupun Nabi Muhammad SAW dan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Qur’an
secara keseluruhan, namun guna menjamin terpeliharanya wahyu Ilahi beliau tidak hanya
mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan bahwa setiap ada ayat
yang turun Nabi Muhammad SAW memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis.
Rasulullah mengangkat beberapa orang penulis kuttab wahyu seperti Ali, Muawiyah, Ubay bin
Ka’ab dan Zaid bin Tsabit. Ayat-ayat Al-Qur’an mereka tulis dalam pelepah kurma, batu, kulit-
kulit atau tulang-tulang binatang. Sebagian sahabat ada juga sahabat yang menuliskan ayat-ayat
tersebut secara pribadi. Namun karena keterbatasan alat tulis dan kemanpuan sehingga tidak
banyak yang melakukannya.
Hal lain yang menjadi bukti bahwa Penulisan Al-Qur’an telah ada sejak zaman
Rasulullah SAW., dikemukkan oleh Ibrahim al-Abyari, tentang sekelumit historis Umar bin
Khattab ketika mendapat informasi bahwa saudaranya masuk islam, lalu ia marah besar kepada
adiknya setelah ditemuinya sedang membca Al-Qur’an. Namun ketika Umar telah reda
marahnya, ia melihat lembaran-lembaran di sudut rumahnya yang di dalamnya terdapat tulisan
ayat-ayat Al-Qur’an.Kemudian Umar masuk Islam setelah mendapatkan kalimat-kalimat yang
mengandung mukjizat yang bukan perkataan manusia.
Dari beberapa pernyataan tersebut, maka jelaslah bahwa sejak zaman Nabi Muhammad
SAW., telah terjadi pengumpulan Al-Qur’an yang dilakukan dengan dua cara yaitu
menghafalnya dalam hati dan menulisnya di atas pelbagai jenis bahan yang ada pada saat itu.
Meskipun Al-Qur’an saat itu belum tertulis dalam lembaran yang berbentuk mushaf
sebagaimana sekarang, tetapi ini cukup menjadi bukti bahwa sudah ada penulisan Al-Qur’an
pada Zaman Nabi Muhammad SAW., bahwa pemeliharaan Al-Qur’an di masa Nabi ini
dinamakan pembukuan yang pertama.

2. Pemeliharaan AL-Qur’an pada Masa Sahabat


a. Pemeliharaan Al-Qur’an pada Masa Abu Bakar
Tragedi berdarah di peperangan Yamamah yang menggugurkan 70 orang sahabat yang

12
hafidz Qur’an dicermati secara kritis oleh Umar bin Khattab, sehingga muncullah ide brilian dari
beliau dengan mengusulkan kepada Abu Bakar agar segera mengumpulkan tulisan-tulisan Al-
Qur’an yang pernah ditulis pada masa Rasulullah SAW.
Semula Abu Bakar keberatan dengan usul Umar, dengan alasan belum pernah dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW tetapi akhirnya Umar Behasil meyakinkannya sehingga dibentuklah
sebuah timyang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit dalam rangka merealisasikan mandat dan tugas
suci tersebut.Abu Bakar memilih Zaid mengingat kedudukannya dalam qiraat, penulisan,
pemahaman, dan kecerdasannya serta dia juga hadir pada saat Al-Qur’an dibacakan oleh
Rasulullah terakhir kalinya.
Zaid bin Tsabit melaksanakan tugas yang berat dan mulia tersebut dengan sangat hati-hati
di bawah petunjuk Abu Bakar dan Umar. Sumber utama penulisan tersebut adalah ayat-ayat Al-
Qur’an yang dihafal oleh para sahabat dan yang ditulis atau dicatat di hadapan Nabi. Di samping
itu untuk lebih mengetahui kalau catatan yang berisi ayat Al-Qur’an benar-benar berasal dari
Nabi Muhammad SAW maka harus menghadirkan dua orang saksi yang adil.
Dalam rentang waktu kerja tim, Zaid kesulitan terberat dialaminya pada saat tidak menemukan
naskah mengenai Ayat 128 dari Surat At-Taubah. Ayat tersebut dihafal oleh banyak sahabat
termasuk Zaid sendiri, namun tidak ditemukan dalam bentuk tulisan. Kesulitan itu nanti berakhir
ketika naskah dari ayat tersebuit ditemukan ditangan seorang bernama Abu Khuzaimah Al-
Anshari.
Hasil kerja yang beruapa mushaf Al-Qur’an disimpan oleh Abu Bakar sampai akhir
hayatnya. Setelah itu berpindah ketangan Umar bin Khattab. Sepeninggal Umar Mushaf di ambil
oleh hafsah binti Umar.
Dari rekaman sejarah di atas diketahui bahwa Abu Bakar yang memerintahkan pertama
penghimpunan Al-Qur’an, Umar bin Khattab adalah pencetus ide yang brilian, serta Zaid bin
Tsabit adalah aktor utama yang melakukan kerja besar penulisan Al-Qur’an secara utuh dan
sekaligus menghimpunnya dalam bentuk mushaf. Pemeliharaan Al-Qur’an dimasa Abu Bakar
dinamakan pengumpulan yang kedua.

b. Pemeliharaan Al-Qur’an pada masa Usman bin Affan


Pada masa pemerintahan Usman, wilayah Negara Islam telah meluas sampai ke Tripoli
Barat, Armenia dan Azarbaijan. Pada waktu itu Islam sudah masuk wilayah Afrika, Syiriah dan

13
Persia. Para hafidz pun tersebar, sehingga menimbulkan persoalan baru, yaitu silang pendapat
mengenai qiraat Al-Qur’an.
Ketika terjadi perang Armenia dan Azarbaijan diantara orang yang ikut menyerbu kedua
kota tersebut adalah Khuzaifah bin al-Yaman. Ia menemukan banyak perbedaan dalam cara-cara
membaca Al-Qur’an, bahkan sebagian qiraat itu bercampur dengan dengan kesalahan. Masing-
masing mempertahankan bacaannya serta menetang setiap bacaaan yang tidak berasal dari
gurunya. Melihat kedaan yang memprihatinkan ini Khuzaifah segera melaporkan kepada
Khalifah Usman tentang sesuatu yang telah dilihatnya.
Usman segara mengundang para sahabat bermusyawarah mencari jalan keluar dari
masalah serius tersebut. Akhirnya dicapai suatu kesepakatan agar Mushaf Abu Bakar disalin
kembali menjadi beberapa mushaf untuk dijadikan rujukan apabila terjadi perselisihan tentang
cara membaca Al-Qur’an. Untuk terlaksananya tugas tersebut Usman menunjuk satu tim yang
terdiri dari empat orang sahabat, yaitu Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin Ash dan
Abdul Rahman bin Haris bin Hisyam.
Hasil kerja tersebut berwujud empat mushaf Al-Qur’an standar. Tiga diantaranya dikirm
ke Syam, Kufah dan Basrah, dan satu mushaf ditinggalakan di Madinah untuk pegangan khalifah
yang kemudian dikenal dengan al-Mushaf al-Imam. Agar persoalan silang pendapat mengenai
bacaan dapat diselesaikan dengan tuntas maka usman memerintahkan semua mushaf yang
berbeda dengan hasil kerja panitia yang empat ini untuk dibakar.
Dengan usahanya itu usman telah berhasil menghindarkan timbulnya fitnah dan mengikis
sumber perselisihan serta menjaga Qur’an dari perubahan dan penyimpangan sepanjang zaman.
mushaf yang ditulis dimasa usman inilah yang kemudian menjadi rujukan sampai sekarang.

C. Pemeliharaan Al-Qur’an di Masa Sekarang


Meskipun Al-Qur’an telah dibukukan pada masa Usman bin Affan dan semua umat islam
menyakini bahwa di dalamnya tidak ada perubahan dari apa yang telah diturunkan kepada
Rasulullah SAW. 14 abad yang lalu. Namun orang orientalis masih saja ada yang meragukan
keotentikan Al-Qur’an. Diantara mereka ada yang mencoba melakukan R䖥 ‫ע‬Β a yaitu
perubahan terhadap isi Al-Qu’ran dengan merubah sebagian teksnya, serta melakukan 糀Β a
R䖥 yaitu merubah satu huruf yang mirip seperti dirubah jadi sehingga berubah arti dan
maknanya.

14
Upaya-upaya kaum orientalis ini tidak pernah mengalami keberhasilan karena sangat
banyak umat Islam yang menghafal Al-Qur’an, sehingga perubahan sedikit pun dari redaksi Al-
Qur’an pasti ditemukan. Karena upaya tersebut tidak berhasil maka mereka mencoba cara lain
dengan melakukan ˴ 䆠䳀 R䖥 Ϟ Β yaitu melakukan penafsiran tidak sesuai dengan
makna yang sebenarnya. Apalagi banyaknya kisah israiliyyat yang merasuki penafsiran al-
Qur’an. kisah dan dongeng yang disusupkan dalam tafsir dan hadits yang asal periwayatannya
kembali kepada sumbernya yaitu Yahudi, Nashrani dan yang lainnya. Cerita-cerita yang sengaja
diselundupkan oleh musuh-musuh Islam ke dalam tafsir dan hadits tersebut sama sekali tidak
dijumpai dasarnya dalam sumber-sumber lama.
Mufassir dituntut untuk memperhatikan cakupan pengertian dan keserasian makna yang
ditunjuk oleh redaksi ayat Al-Qur’an. Di samping itu harus tetap memelihara dan memperhatikan
semua konsekuensi makna yang terkandung dalam redaksi ayat, serta makna lain yang mengarah
kepadanya, yaitu makna yang tidak terjangkau oleh penyebutan redaksi ayat, tetapi relevan
dengannya.
Menurut para ulama, seseorang yang hendak menafsirkan ayat Al-Qur’an, hendaklah
lebih dahulu mencari tafsir ayat tersebut di dalam Al-Qur’an sendiri, karena kerap kali ayat-ayat
itu bersifat global di suatu tempat, sedang penjelasannya terdapat di tempat lain ayat lain ,
terkadang ayat itu bersifat ringkas di suatu tempat, dan penjelasannya ditemukan di tempat lain
ayat lain . Lantaran yang lebih mengetahui makna Al-Qur’an secara tepat hanyalah Allah. Jika
tidak ada ayat yang dapat dijadikan tafsir bagi ayat itu, hendaklah memeriksa hadis-hadis Nabi.
Karena sunnah merupakan penjelas makna ayat Al-Qur’an. Jika tidak menemukan di dalam
sunnah hendaklah merujuk kepada perkataan sahabat, sesungguhnya mereka lebih tahu mengenai
hal itu lantaran mereka mendengar sendiri dari mulut Rasulullah dan menyaksikan sebab-sebab
turunnya ayat dan suasana yang meliputi ketika turunnya, mereka juga memiliki pemahaman
bahasa Arab yang benar, ilmu yang benar dan amal shalih.
Dalam hal tersebut di atas, maka pemeliharaan Al-Qur’an tidaklah berhenti sampai di situ,
melainkan umat Islam di masa sekarang haruslah senantiasa memelihara dan menjaga
keotentikan al-Qur’an dengan cara berusaha menghafal, mempelajari dan mengkaji Al-Qur’an,
serta memahami makna yang sebenarnya berdasarkan kaidah tafsir, sehingga setiap perubahan isi
Al-Qur’an serta adanya upaya untuk menafsirkan tidak sesuai dengan makna yang sebenarnya
dapat diketahui.

15
Dengan mengetahui secara mendalam tentang pengumpulan Al-Qur’an, serta
memeliharanya dengan menghafal dan memahami maknanya, maka kita akan menjadikannya
pedoman yang diyakini kebenarannya karena sebuah kitab suci harus dipertanggung jawabkan
keotentikannya sehingga tetap bisa dianggap sebagai kitab suci dan untuk membuktikan
keotentikan sebuah kitab suci salah satu caranya adalah dengan mengetahui sejarah turun
ataupun cara pengumpulannya serta untuk mengetahui sampai dimana usaha para sahabat setelah
Rasululllah saw wafat, dalam memelihara dan melestarikan Al-Qur’an.

D. Manfaat Pemeliharaan Al-Qur’an


Pemeliharaan Al-Qur’an, yang dimulai dengan penghafalan oleh para sahabat di zaman
Rasulullah saw., pengumpulan berupa mushaf pada masa Khalifah Abu Bakar dan penulisannya
pada masa Usman bin Affan manfaatnya telah dirasakan di masa sekarang ini, yaitu
terpeliharanya keaslian dan keotentikan redaksi Al-Qur’an. Sekiranya ayat-ayat Al-Qur’an
sampai kini masih diatas pelepah tamar atau yang lainnya, maka sudah barang tentu pelepah
tamar tersebut lama kelamaan akan lapuk dan hancur bercerai berai. Demikian pula yang dihafal
oleh para sahabat akan hilang seiring dengan wafatnya banyak sahabat yang hafal Al-Qur’an di
medan perang.
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil oleh umat manusia dengan terpeliranya Al-
Qur’an yaitu :
1. Al-Qur’an menjadi satu-satunya kitab suci yang sama sekali redaksinya tidak pernah
mengalami perubahan. Apa yang dibaca dari isi Al-Qur’an sekarang adalah sama dengan apa
yang dibaca oleh para sahabat empat belas abad yang lalu.

2. Terpeliharanya keotentikan Al-Qur’an menjadikannya sebagai sumber pertama ajaran Islam,


ia berisi nilai-nilai ajaran yang bersifat global, unversal, dan mendalam karena itu perlu
penjelasan lebih lanjut. Di sinilah pentingnya peranan tafsir guna menjelaskan lebih lanjut
mengenai apa yang dimaksud Al-Qur’an.

3. Al-Qur’an menjadi al-furqan yang berarti pembeda. Dengan membaca dan memahami Al-
Qur’an, orang dapat membedakan dan memisahkan antara yang hak dan yang batil. Selain itu Al-
Qur’an juga menjadi Az-Zikra, yaitu peringatan yang mengingatkan manusia akan posisinya

16
sebagai mahluk Allah SWT yang memiliki tanggung jawab.

4. Terpeliharanya keotentikan dan keaslian redaksi Al-Qur’an, menjadikannya sebagai sumber


ilmu pengetahuan. Di dalamnya terdapat berbagai petunjuk yang tersurat dan tersirat yang
berkaitan dengan ilmu pengetauan. Isyarat-isyarat ilmiah al-Qur’an ternyata dapat dibuktikan
kebenarannya oleh ilmuan di abad modern saat ini.
Fungsi- fungsi Al-Qur’an tersebut di atas tidak mungkin dapat tercapai seandainya Al-
Qur’an tidak dijaga keaslian dan keotentikan redaksinya, sejak masa turunnya samapai sekarang,
oleh karena itu menjadi tanggaung jawab setiap umat islam untuk senatiasa menghafal,
memehami dan mengkaji isi Al-Qur’an.

4. Al-Qur’an Sebagai Kitab Terakhir


1) Keutuhan Dan Keaslian al-Qur’an

Berbeda dengan kitab-kitan sebelumnya, l-Qur’an terjamin keutuhanya dan keaslinya hingga
sampai akhir zaman. Ini dapat dibuktikan dari usaha-usaha rasulullah, para sahabat
nabi,seluruh umat muslim berusaha secara serius untk menjaga otentisitas wahyu Al-Qur’an.
Berikut keterangan berikut ini:

a. Rasulullah SAW sebagai seorang ummi berusaha menghafal ayat-ayat Al-Qur’an yang
diturunkan Allah SWT lewat malaikat Jibril.

b. Setiap Rasulullah SAW selesai menerima ayat-ayat yang diwahyuka, beliau


membacakanya kepada para sahabat dan memerintahkan kepada mereka untuk menghafal
dan kepada para sahabat tertentu diperintahkan oleh rasulullah untuk menuliskanya di sarana-
sarana yang memungkinkan waktu itu seperti, pelepah kurma, kulit binatang, lontar, tulang-
tulang binatang, batu dan sebainya.

c. Pada masa Abu Bakar Ash-shidiq, atas anjuran Umar Bin Khatab, Al-Qur’an dikumpulkan
dalam satu mushaf oleh panitia tunggal yaitu Zaid Bin Tsabit dengan berpedoman kepada
hafalan dan tulisan para sahabat. Ayat demi ayat disusun sesuai dengan petunjuk Rasulullah

17
SAW sebelumnya, tetapi surat demi surat belum lagi diurutkan sesuai dengan petunjuk
Rasulullah SAW.

2) Fungsi Al-Qur’an Terhadap Kitab-Kitab Sebelumnya

a. Nasikh (Penghapus, Pengganti)

Artinya Al-Qur’an berfungsi menghapus dan menggantikan kitab-kitab yang ada sebelumnya.
Semua kitab terdahulu dinyatakan tidak berlaku, dan satu-satunya yang wajib diikuti dan
dilaksanakan petunjuknya hanyalah kitab suci Al-Qur’an. Dalil yang paling kuat menunjukan
bahwa Al-Qur’an adalah nasikh terhadap kitab-kitab suci sebelumnya adalah perintah Allah
SWT terhadap Nabi Muhammad SAW untuk memberlakukan Al-Qur’an terhadap seluruh
umat manusia termasuk para ahlul kitab. Firman Allah swt:

ή ˸ ‸˴ ˴˴ ˯˶ Β R o W䖥 ˸㈴ ‸ ㈴ ‸˵䳀 ‸˸ a 䮀 ˵ a ㈴ ˸ ‸ ˶ 䘍a ˶ 糀 ㈴ 䮀 ˵ m W䖥
`˶ 糀 aΒ

Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan
batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut
apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu”. QS al-Maidah 5 : 48

Posisi Al-Qur’an sebagi nasikh terhadap kitab-kitab sebelumnya karena disebabkan oleh:

1 Kitab-kitab suci terdahulu tidak ada lagi yang utuh dan asli seperti waktu diturunkan.

2 Karena kitab-kitab suci tersebut berlaku khusus untuk umat dan masa tertentu saja.

3 Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir kandungan ajaran sangat mencakup dan juga
bersifat universal.

18
b. Muhaimin (batu Ujian) terhadap kebenaran kitab-kitab yang sebelumnya

Posisi Al-Qur’an sebagai muhaimin artinya al-qur’an lah yang jadi korektor terhadap
perubahan-perubahan, penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada kitab-kitab
sebelumnya. Dengan demikian Al-Qur’anlah satu-satunyayang dijadikan pegangan. Apa
yang dibenarkan dan ditetapkan oleh Al-Qur’an itulah yang benar dan harus diikuti. Dan jika
terdapat perbedaan atau pertentangan antara Al-Qur’an dengan isi kitab-kitab sebelumnya
maka al-Qur’an lah yang benar dan diikti, karena seperti dijelaskan oleh Allah sendiri kitab-
kitab suci sebelumnya tidak bebas dari pemalsuan dan penambahan atau pengurangan dalam
perjalanan sejarahnya.

c. Mushadiq (Menguatkan kebenaran-kebenaran) pada Kitab sebelumnya

Artinya al-Qur’an juga membenarkan atau menguatkan kebenaran-kebenaran yang kabarkan


dalam kitab-kitab terdahulu. Seperti misalnya berita tentang kedatangan Nabi dan rasul yang
terakhir yang terdapat dalam KitabTaurat dan Injil dibenarkan oleh Al-Qur’an dengan
kedatangan Nabi Muhammad SAW.

3) Keistimewaan Al-Quran

Sebagai kitab Allah SWT yang terakhir, Al-Qur’an mempunyai beberapa keistimewaan,
antara lain sebagai berikut:

a. Berlaku umum untuk seluruh umat manusia

Hal ini parallel dengan risalah Nabi Muhammad SAW yang ditujukan untuk seluruh umat
manusia sampai akhir zaman nanti. Allah berfirman:

`‸ W ˸ ˯ R˴˵ 팠 ˶ R W Β˴ ˶Β

Artinya: “Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al Qur'an) kepada hamba-
Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”. QS al-Furqan 25 : 1

19
`R˴˸ ˯ R Β ˴⸲䖥 ˵ ‸ W ‸ ㈴Β ‸䳀 ⸲ Rm Β ˴䖥 a

Artinya: “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui”. QS Saba’ 34 : 28

b. Ajaran Al-Qur’an Mencakup (Syumuliyah)

Artinya bahwa ajaran Al-Qur’an seluruh aspek kehidupan, seperti ekonomi, hukum, budaya,
politik, seni, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Serta mencakup seluruh ruang lingkup
kehidupan, seperti kehidupan pribadi,keluarga, bermasyarakat, bernegara, dan dunia
internasional. Allah berfirman:

`R 糀 ˸ ˶㈴˴ m‸ ϡ a䮀 ˵ ϡ a ‸˵ ˴a䖥 ‸a䖥 Rm 䳀 ㈴ ˶ R ˴˴ ϡ 䳀㈴ a a

Artinya: “Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami
alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”.
QS Al-An’am 6 : 38

c. Mendapat Jaminan pemeliharaan dari Allah SWT dari segala bentuk penambahan,
pengurangan, dan pemalsuan. Firman Allah:

`R˴䖘 糀 Wm ⸲˶ W 糀W Wm

Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami


benar-benar memeliharanya”. QS al-Hijr 15 : 9

Realitas sejarah menunjukan, bahwa perjalanan Al-Qur’an dalam lima belas abad ini
memperlihatkan keagungan Al-Qur’an sebagai kitab suci yang terjaga dari berbagai
pemalsuan, penguarangan atau penambahan. Dan otentisitas Al-Qur’an sampai saat ini tidak
ada yang menyamainya dari kitab suci manapun. Telah banyak studi yang dilakukan oleh
para pakar, baik dari kalangan Islam maupun dari non-Islam.

20
d. Mudah dipahami, dihafal dan diamalkan.

Realitas sejarah menunjukan bahwa al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab suci yang
menarik minat banyak orang untuk menghafalnya di luar kepela mereka. Tradisi oral dalam
bentuk penghafalan secara masal ini, berkembang seiring dengan berkembangnya Islam pada
masa-masa awal Islam hingga sampai saat ini. Tradisi ini bukan saja berkembang dalam
lingkungan akademik yang bersifat terbatas akan tetapi telah menjadi bagian dalam budaya
masal Islam. Karena penghafalan Al-Qur’an merupakan bagian dari kewajiban agama.
Sehingga setiap muslim dituntut untuk melakukanya dan menerapkanya dalam kehidupan
mereka. Sehingga tradisi oral di kalangan masyarakat muslim untuk penghafalan kitab suci,
merupakan fenomena satu-satunya dalam tradisi-tradisi agama-agama yang ada di dunia ini.
Sampai saat ini, tradisi ini telah melahirkan beragam gelar bagi orang yang terlibat secara
intens dalam pembacaan dan penghafalan Al-Qur’an. Qari’ atau qari’ah atau juga dikenal
dengan ahlul qira’at adalah gelar untuk mereka yang ahli dan pakar dalam bidang pembacaan
Al-Qur’an. Sementara hafizh atau hafizhah merupakan gelar untuk mereka yang berhasil
menghafal al-qur’an sebanyak 30 juz dan menjaganya sepanjang hidup mereka.

Disampaing, tradisi oral dalam bentuk pembacaan dan penghafalan Al-Qur’an, otentisitas
Al-Qur’an terpelihara sampai saat ini karena upaya-upaya pemahaman dan pendalaman
kandungan al-Qur’an yang dilakukan oleh masyarakat muslim begitu besar. Sehingga tradisi
ini telah mewariskan kepada generasi-generasi berkutnya sebuah warisan yang sangat kaya
dan tersebar luas dalam beragam bentuk keilmuan. Sampai saat ini warisan tersebut masih
terjaga dalam beragam buku dan kitab yang jumlahnya ratusan ribu jilid dalam puluhan ribu
judul. Sehingga upaya pengkajian Al-Qur’an dalam rangka pemahaman, telah melahirkan
beragam disiplin keilmuan, seperti al-fiqh, at-tafsir, kalam, filsafat, tasawuf, sejarah, etika,
dan seterusnya. sehingga realitas tersebut merupakan bukti terhadap apa yang telah
difirmankan oleh Allah SWT:

` ⸲ a aϞ ⸲˶ R W 䆠

Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran, maka
adakah orang yang mengambil pelajaran?” QS al-Qomar 54 : 17 .

21
e. Al-Qur’an berfungsi sebagai nasikh, Muhaimin, mushadiq dan mukmil terhadap kitab-kitab
sebelumnya.

Sebagai nasikh artinya bahwa Al-Qur’an berfungsi sebagi penghapus terhadap segala
ketentuan yang ada dalam kitab sebelumnya. Ketentuan-ketentuan yang ada dalam kitab
sebelumnya digantikan dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Al-Qur’an.

Sebagai muhaimin artinya bahwa Al-Qur’an berfungsi sebagai penguji validitas kitab-
kitab yang ada sebelumAl-Qur’an. Betul tidaknya kitab suci sebelum al-Qur’an di dasarkan
dari informasi-informasi yang ada di dalam Al-Qur’an. Sehingga manakala ajaran-ajaran
kitab sebelum al-Qur’an tidak sejalan dengan Al-Qur’an, maka ajaran tersebut tidak bisa di
terima, dan dinyatakan sebagai salah.

Sebagai Mushadiq artinya bahwa Al-Qur’an berfungsi untuk membenarkar sebagaian


dari informasi-informasi yang ada dalam kitab terdahulu. Karena memang Al-Qur’an
diturunkan oleh allah sebagai wahyu terakhir yang juga sekaligus menampung berbagai
informasi dan juga ajaran dari kitab-kitab suci sebelum al-Qur’an.

Sebagai mukmil artinya bahwa al-Qur’an itu berfngsi menyempurnakan ajaran Allah swt
yang telah diturunkan dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan ajaran-ajaran
baru yang relevan dengan perkebangan peradaban dan kebutuhan umat manusia.

f. Al-Qur’an berfungsi sebagai Mukjizat bagi nabi Muhammad SAW

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW disamping
berfungsi sebagai petunjuk untuk seluruh umat manusia, tetapi juga berfungsi sebagai
mukjizat bagi nabi Muhamad SAW itu sendiri. Al-Qur’an sebagai mukjizat digunakan dalam
rangka untuk melemahkan dan melumphkan musuh-musuh Allah yang mencoba untuk
membangkang dan tidak mengakui kebenaran Al-Qur’an.

Mukjizat Al-Qur’an dapat dilihat dari kualitas bahasa dan juga kandungan isi Al-Qur’an.
Dari kualitas bahasa,Aal-Qur’an mempunyai nilai sastrawi yang sangat tinggi, baik dari
pilihan kata, susunan kalimat, ayat dan juga surat Al-Qur’an. Yang pada masa awal
kemunculan dan penyebaran Islam, digunakan oleh nabi untuk menantang para pujangga dan
penyair Arab waktu itu untuk membuat yang semisal dengan Al-Qur’an, dan atau sepuluh

22
surat dari al-Qur’an, dan atau satu surat dari Al-Qur’an, dan atau bahkan satu ayat saja dari
Al-Qur’an. Dan terbukti bahwa para penyair dan juga para sastrawan Arab tidak mampu
untuk membuat atau menyamai yang semisal dengan Al-Qur’an.

Demikian juga kalau dilihat dari segi isi kandungan Al-Qur’an yang ternyata banyak
proyeksi gagasan Al-Qur’an yang sejalan dengan penemuan-penemuan ilmiah modern baik
medis, arkiologi, pertanian, biologi, astronomi, ekonomi dan sebagainya.

Ini artinya kandungan Al-Qur’an yang sejalan dengan pengatahuan modern, menunjukan
suatu mukjizat. Dimana 14 abad yang lampau, Nabi SAW yang hidup jauh dari wawasan
keilmuan modern, tetapi apa yang ada di dalam Al-Qur’an sejalan dengan apa yang
ditemukan oleh para ilmuwan modern.

4) Keimanan Kepada Al-Quran Dan Kitab Suci Sebelumnya

a. Seorang muslim berkewajiban beriman kepada seluruh kitab suci yang diturunkan oleh
Allah sebelum al-Qur’an, terutama yang dinformasikan secara eksplisit dalam al-Qur’an
maupun as-Sunnah. Hanya saja keimanan seorang muslim, sebatas kepada kepercayaan
bahwa kitab-kitab tersebut pernah diturunkan oleh Allah, tetapi tidak terikat dan tidak boleh
beramal dengan kitab-kitab tersebut. Karena dalam perspektif Islam, kitab-kitab tersebut
telah mengalami pemalsuan, dan kitab yang asli sudah tidak ditemukan lagi.

b. Seorang wajib beriman kepada al-Qur’an baik dari segi keberadaanya, maupun isi
kandunganya. Sehingga seorang muslim wajib berkeyakinan, beramal, berprilaku sesuai
dengan petunjuk-petunjuk al-Qur’an.

5. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Manusia

a. Sebagai petunjuk jalan yang lurus

Jalan yang lurus menurut Islam adalah jalan yang dapat membuat kita bahagia. Jalan yang
mengajarkan kepada kita umat Islam untuk berakhlak mulia kepada orang lain serta menjalankan

23
ibadah kepada Allah dengan benar. Di dunia banyak orang yang kebingungan ketika menghadapi
masalah yang ada. Seperti perbuatan kriminal, menipu, mencopet, menggunakan barang
terlarang dan perbuatan jahat lainnya.

Agar kita berjalan lurus maka kita perlu petunjuk, dan petunjuk itu adalah Al-Qur’an. Dijelaskan
dalam Al-Qur’an tentang perbuatan yang benar dan yang salah, dan Allah telah berikan banyak
peringatan kepada manusia untuk terus taqwa kepada-Nya.

b. Merupakan mukjizat bagi nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam diberikan mukjizat yaitu berupa Al-Qur’an. Nabi-
nabi sebelumnya diberikan pula oleh Allah mukjizat namun berbeda. Ada yang bisa berbicara
dengan binatang, ada yang bisa menyembuhkan orang sakit dan lain-lain. Diantara keistimewaan
Al-Qur’an adalah bahwasanya Al-Qur’an adalah sumber hukum dan penyempurna kitab-kitab
sebelumnya. Al-Qur’an oleh Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam di mana
beliau tidak bisa membaca dan menulis. Karena ini adalah berupa Wahyu yang Allah berikan
kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

c. Menjelaskan kepribadian manusia dan membedakan dari makhluk lainnya

Setiap manusia memiliki sifat baik dan buruk yang disebutkan di dalam Al-Qur’an. Kelebihan
manusia dibanding hewan adalah mempunyai akal. Karena manusia adalah sebagai khalifah atau
pemimpin dunia ini. Akhlak manusia jangan seperti hewan, karena manusia mempunyai akal
sehingga bisa menjadi pemimpin dunia. Dengan mengamalkan Al-Qur’an maka akan menjadi
pribadi yang berakhlak dan bertakwa Allah subhanahu wa ta’ala.

d. Merupakan penyempurnaan bagi kitab-kitab Allah yang telah turun sebelumnya

Allah subhanahu wa ta’ala telah menurunkan kitab-kitab sebelum Al-Qur’an yaitu Taurat, Zabur
dan Injil, umat islam harus mengimani adanya kitab-kitab tersebut. Kita wajib mempelajari Al-
Qur’an karena Al-Qur’an adalah penyempurna sampai akhir zaman nanti. Kelebihan Al Quran
adalah sebagai petunjuk untuk seluruh umat manusia, berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya
yang ditunjuk pada umat-umat tertentu. Allah telah menjamin keaslian Al-Qur’an dengan
membuat banyak orang Islam yang bisa hafal dan mengamalkan isi Al-Qur’an.

24
e. Menjelaskan masalah yang pernah diperselisihkan umat sebelumnya

Pada zaman Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam Al-Qur’an diturunkan. Allah
mencertitakan tentang beberapa peristiwa yang berkaitan dengan zaman tersebut. Diantaranya
adalah perselisihan suatu kaum, dan kisah ketika Allah subhanahu wa ta’ala yang menegur suatu
kaum tertentu

Hikmah kisah yang diberikan Allah kepada kita adalah agar kita mengetahui kejadian tersebut,
dan tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan umat terdahulu. seperti: perbuatan kaum
terdahulu Yang buruk dan serakah. Setidaknya kita tidak mencontoh apa-apa yang dilakukan
oleh umat yang terdahulu yang berbuat kerusakan dan keburukan.

f. Al-Qur’an dapat mengokohkan iman Islam

Umat Islam bisa kuat dengan memegang teguh Al-Qur’an. Maka kita wajib memahami dan
mempelajari Al-Quran. Kesibukan duniawi dapat menyebabkan iman kita sering turun, oleh
karena itu kembali berinteraksi dengan Al-Qur’an dapat menaikkan kembali iman kita yang
turun. Menaikan iman yaitu dengan cara membaca, mempelajari dan mengamalkannya Al Quran.

Seringnya kita berinteraksi dan mempelajari Al-Qur’an maka akan membuat kita semakin yakin
terhadap agama Islam. Jika hati kita mulai ragu tentang Islam maka kembali mempelajari isi Al-
Qur’an agar tetap yakin dengan Islam.

g. Tuntunan dan hukum untuk jalani kehidupan

Dalam menjalani kehidupan ada banyak tuntunan dan hukum-hukum dan semua itu ada dalam
Al-Quran. Negara bisa memakai hukum yang dibuat manusia selama tidak bertentangan dengan
Al-Qur’an. Hukum manusia itu terbatas karena dibuat dengan akal, sedangkan hukum syariat,
Allah yang membuat maka hukum Allah lebih sempurna dari hukum-hukum yang lainnya yang
buatan manusia. Agar manusia tertuntun dalam kehidupannya maka manusia kembali
berpedoman kepada Al-Qur’an. Alquran mengatur tentang hubungan sesama manusia seperti
berdagang. warisan, zakat, berbuat baik dan hal yang lainnya. Agar kehidupan kita tertuntun

25
maka selayaknya kita sebagai umat Islam untuk mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an
dengan baik yang benar.

6. Kandungan Al-Qur’an

Isi Kandungan Alquran : Aqidah, Ibadah, Akhlak, Hukum, Sejarah & Dorongan Untuk Berfikir –
Garis Besar / Inti Sari Al-Qur’an

Di dalam surat-surat dan ayat-ayat Al-Qur’an terkandung kandungan yang secara garis besar
dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau arti definisi
dari masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu sebagaimana berikut ini :

a. Aqidah / Akidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki
oleh setiap orang di dunia. Al-Qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan
keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak.
Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak
percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.

b. Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian “fuqaha” ibadah
adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk mendapatkan ridho dari
Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum dalam
lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat,
puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.

c. Akhlaq / Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul
karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd
SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus
mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.

26
d. Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-Qu’ran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang
beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia
yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur’an ada beberapa jenis atau
macam seperti jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh dan jihad.

e. Peringatan / Tadzkir
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman
Allah SWT berupa siksa neraka atau waa’id. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-
orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau waa’ad. Di
samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam alquran atau disebut juga targhib
dan kebalikannya gambarang yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.

f. Sejarah-Sejarah atau Kisah-Kisah


Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan
kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak
taat atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita
mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.

g. Dorongan Untuk Berpikir


Di dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan
pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama
mengenai alam semesta.

7. Mukjizat Keunggulan Al-Qur’an

a. Terpelihara Keasliannya

Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab di dunia yang sempurna dan terpelihara keasliannya,
karena sendirilah yang memeliharnya, sebagaimana firmanNya yang artinya : “Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.
al-Hijr : 9 .

27
Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab yang menantang manusia kafir untuk membuat yang
semisalnya. Di dalam Al-Qur’an ada empat kali dan tahapan penantangan kepada manusia.

1. Allah menantang untuk membuat yang seperti Al-Quran, sebagaimana tertera


dalam surat Ath-Thur : 33-34

2. Allah merendahkan tantanganNya, yaitu hanya beberapa surat saja, tertera dalam Surat
Hud : 13

3. Allah menantang yang ketiga kalinya,yang lebih ringan dari sebelumnya.Dengan


hanya membuat satu surat saja. Hal ini tertera dalam Al-Qur’an surat Yunus : 38

4. Dan tantangan yang inipun,mereka tak sanggup memenuhinya. Maka Allah menantang
dengan tantangan yang terakhir yang paling ringan.Yaitu,mendatangkan semisal ayat-
ayat Al-Qur’an. Hal ini tercantum dalam surat Al Baqoroh : 23

b. Al Quran Sumber Dari Segala Hukum

Salah satu kemukjizatan Al Quran adalah sumber segala hukum. Al Quran adalah sumber hukum
utama umat Islam. Al Quran juga memuat berbagai aturan-aturan atau perundang-undangan bagi
kebahagiaan hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat. Aturan-aturan itu mencakup segala
aspek kehidupan manusia. Mulai dari aqidah, ibadah, hukum, mu’amalah, akhlaq, politik,
ekonomi dan permasalahan-permasalahan kehidupan lainnya yang dibutuhkan manusia,

Allah berfirman yang artinya:

"Tiadalah Kami lupakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab" Q.S. Al An’aam: 38

Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang artinya :

"Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri". Q.S. An Nahl: 89 ​

c. Al-Quran Sesuai Dengan Ilmu Pengetahuan

Di antara bukti kemukjizatan lainnya, Al Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan. Al-
Qur’an memuat kejadian masa lalu dan meramalkan kejadian masa datang dengan sangat tepat.

28
Al-Qur’an telah menjelaskan tentang bagaimana proses penciptaan alam semesta dan berbagai
seluk beluk kehidupan di bumi.

Banyak fakta-fakta ilmiah yang baru terbongkar pada era modern saat ini dan semuanya
ternyata telah disebutkan dalam Al-Qur’an lebih dari 1.400 tahun yang lalu. Hal ini
membuktikan bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci yang memiliki kemukjizatan yang luar biasa
dan dapat dipastikan bahwa keistimewaan Al-Qur’an tidak mungkin bertentangan antara yang
satu dengan yang lain. Bahkan yang dapat terjadi ialah bahwa yang satu akan membenarkan
yang lain, sebagaimana firmanNya yang artinya :

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran itu bukan dari sisi
Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya". Q.S. An-Nisa:
82 ​

d. Dihafalkan Banyak Manusia

Al-Qur’an satu-satunya kitab suci yang dihafalkan oleh banyak manusia baik anak-anak
maupun yang sudah dewasa. Al-Qur’an yang jumlah halamannya mencapai 600 halaman mampu
dihafal dengan tepat dan akurat, sampai huruf per huruf bahkan panjang pendeknya. Al-Qur’an
bisa dihafalkan oleh orang yang tidak mampu berbahasa arab sekalipun.
Sungguh benar firman Allah yang artinya:

“Dan sungguh telah kami mudahkan Al Quran untuk diingat, apakah ada yang mau
mengingatnya?” Q.S. Al Qamar: 18 ​

Dan juga firmannya yang artinya:

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran”. Q.S. Al-Qamar: 32 ​

e. Al-Qur’an Memiliki Bahasa Sastra Bernilai Tinggi dan Indah

Sudah tidak diragukan lagi kehebatan Al-Qur’an. Selain dihafalkan banyak manusia, Al-
Qur’an juga memiliki bahasa yang indah. Bahasa Al-Qur’an begitu puitis. Al-Qur’an bukan kitab
puisi atau sastra. Namun, keindahan bahasanya tiada tara.

29
Selain susunan bahasanya, Al-Qur’an juga sangat indah pada saat dilantunkan. keindahan
lantunan ayat-ayat Al Quran dapat menenangkan hati yang membaca maupun yang
mendengarnya.

f. Al-Qur'an Sumber Kebaikan dan Hikmah

Bernilai ibadah bagi siapa yang membacanya, berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam. Al-Qur’an mengandung banyak hikmah. Di samping itu, Al-Qur’an juga dapat
dijadikan obat bagi hati yang sedang gundah.

Selain itu, Al-Qur’an juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap jiwa manusia dan
jin.Adapun pengaruh yang kuat terhadap manusia maka banyak kaum musyrikin pada permulaan
Islam yang terpengaruh dengan Al-Qur’an dan merekapun masuk Islam.​

Mukjizat Al-Qur’an sangat luar biasa dan sungguh tidak ada keraguan di dalamnya. Banyak
sekali fakta-fakta yang terungkap dan tidak ada 1 fakta pun yang bertentangan dengan Al-Qur’an.
Sesungguhnya Al-Qur’an itu diperuntukkan untuk seluruh umat manusia. Oleh karena itu mari
kita sebarkan pesan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada semua orang baik yang muslim
maupun non-muslim.

30
III. PENUTUPAN

A. Kesimpulan

1. Al-Qur’an adalah kalam firman Allah SWT sebagai mukjizat yang diturunkan kepada
Rasulullah, Muhammad SAW melalui wahyu yang dibawa oleh jibril sebagai pedoman
serta petunjuk seluruh umat manusia serta membacanya merupakan ibadah diawali
dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas.
2. Nama dan sifat Al-Qur’an
a. Nama-nama Al-Qur’an
 Al-Qur’an
 Al-Kitab
 Al-Furqan
 Az-Zikr
 At-Tanzil
b. Sifat-sifat Al-Qur’an
 Nur Cahaya
 Mauizah Nasehat , Syifa Obat , Huda Petunjuk , Rahmah,
 Mubin Yang menerangkan
 Mubarak Yang diberkati
 Busyra Khabar gembira
 ‘Aziz Yang mulia
 Majid Yang dihormati
 Basyir Pembawa khabar gembira dan Nazir Pembawa peringatan
3. Pemeliharaan Al-Qur’an dilakukan dengan cara:
a. Pemeliharaan Al-Qur’an pada Masa Nabi Muhammad SAW.
 Dalam dada
 Dengan tulisan
b. Pemeliharaan AL-Qur’an pada Masa Sahabat
 Abu Bakar Ash-Shidiq
 Usman Bin Affan
c. Pemeliharaan Al-Qur’an di Masa Sekarang
4. Al-Qur’an sebagai kitab terakhir
a. Keutuhan Dan Keaslian al-Qur’an

31
b. Fungsi Al-Qur’an Terhadap Kitab-Kitab Sebelumnya
c. Keistimewaan Al-Quran
d. Keimanan Kepada Al-Quran Dan Kitab Suci Sebelumnya
5. Fungsi Al-Qur’an
a. Sebagai petunjuk jalan yang lurus
b. Merupakan mukjizat bagi nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam
c. Menjelaskan kepribadian manusia dan membedakan dari makhluk lainnya
d. Merupakan penyempurnaan bagi kitab-kitab Allah yang telah turun sebelumnya
e. Menjelaskan masalah yang pernah diperselisihkan umat sebelumnya
f. Al-Qur’an dapat mengokohkan iman Islam
6. Kandungan Al-Qur’an

a. Aqidah / Akidah

b. Ibadah

c. Akhlaq / Akhlak

d. Hukum-Hukum

e. Peringatan / Tadzkir

f. Sejarah-Sejarah atau Kisah-Kisah

g. Dorongan Untuk Berpikir


7. Mukjizat Keunggulan Al-Qur’an
a. Terpelihara Keasliannya
b. Al Quran Sumber Dari Segala Hukum
c. Al-Quran Sesuai Dengan Ilmu Pengetahuan
d. Dihafalkan Banyak Manusia
e. Al-Qur’an Memiliki Bahasa Sastra Bernilai Tinggi dan Indah
f. Al-Qur'an Sumber Kebaikan dan Hikmah

32
B. Daftar Pustaka
Anshori, Ulumul Quran, Jakarta: Rajawali Press, 2013
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an, Bandung: Mizan, 1996
Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2015
Anshori, Ulumul Quran, Jakarta: Rajawali Press, 2013
Fungsi Al-Qur’an, http://dalamislam.com/landasan-agama/alquran/fungsi-al-quran-bagi-umat-
manusia

Agustinus Sriurip Ragil Wibawa, Muhammad dalam Taurat dan Injil, Yogyakarta: Tajidu
Press, 2005.

Yunahar Ilyas, H, Lc, Drs, MA, Dr., Kisah Para Rasul AS: Tafsir al-Qur’an Tematis,Cet. 1,
Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2006.

Pemelihara Al-Qur’an, http:// islamadalahrahmah.blogspot.com/2010/12/pemeliharaan-al-quran


Mukjizat Al-Qur’an, http:// http://berdamai.com/threads/mukjizat-dan-keistimewaan-kitab-suci-
al-quran.45/

33

Вам также может понравиться