Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata adalah salah satu organ yang penting bagi tubuh manusia. Mata termasuk alat optik
karena di dalamnya terdapat lensa mata yang digunakan untuk menerima cahaya yang
dipantulkan oleh benda-benda yang kita lihat. Organ mata manusia dipergunakan untuk
memberikan informasi pengertian visual. Organ mata akan merespon sumber cahaya yang
masuk dan selanjutnya informasi ini diantar menuju ke otak untuk dicerna oleh sistem saraf
manusia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang penyakit katarak,
mengetahui apa definisi dari katarak, apa saja klasifikasi pada penyakit katarak, bagaimana
anatomi fisiologi mata, apa etiologi penyakit katarak, bagaimana manifestasi klinis pada
orang yang menderita katarak, bagaimana patofisiologi penyakit katarak, apa saja komplikasi
dari penyakit katarak, apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada katarak,
bagaimana penatalaksanaan pada penyakit katarak, apa saja masalah yang lazim muncul pada
pasien penderita katarak, apa discharge planning pada penderita katarak dan bagaimana
Asuhan Keperawatan pada pasien penderita katarak.
PEMBAHASAN
Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies. Inggeris Cataract, dan Latin
cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana
penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap
keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)
lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya (Sidarta Ilyas, 2000).
Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa
di dalam kapsul lensa. Umumnya terjadi akibat proses penuaan yang terjadi pada semua
orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Penyebab terjadinya kekeruhan lensa bisa
disebabkan oleh gangguan perkembangan dan metabolisme dasar lensa atau akibat
sekunder dari tindakan pembedahan lensa, penggunaan kortikosteroid jangka panjang,
dan penyakit lokal ataupun umum (Vaughan, 1999).
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.
Category of Visual Implairment Level of Visual Aculty (Snellen).
Katarak adalah suatu opasifikasi dari lensa yang normalnya transparan seperti kristal,
jernih. Kondisi ini biasanya sebagai akibat dari penuaan namun dapat saja terjadi saat
lahir. Katarak juga dapat berkaitan dengan trauma tumpul atau penetrasi, penggunaan
kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus,
hipoparatiroidisme, pemajanan terhadap radiasi, pemajanan terhadap cahaya yang terang
atau cahaya matahari yang lama (cahaya ultraviolet), atau kelainan mata lainnya (Brunner
& Suddarth, 2000).
2. Klasifikasi
Katarak congenital, katarak yang sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahun
Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
Katarak senilis, katarak yang terjadi setelah usia 50 tahun
Bila mata sehat dan tidak terdapat kelainan sistemik maka hal ini biasanya terdapat pada
hampir semua katarak senilis, katarak herediter dan kongnital.
1) Katarak kongenital :
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah
lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab
kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang
tepat.
Dalam kategori ini termsuk kekeruhan lensa yang timbul sebagai kejadian primer atau
berhubungan dengan penyakit ibu dan janin local atau umum.
Pemeriksaan darah pada katarak kongenital perlu dilakukan karena ada hubungan
katarak congenital dengan diabetes mellitus, kalsium dan fosfor. Hampir 50% dari
katarak kongenital adalah sporadic dan tidak diketahui penyebabnya.
Penanganan tergantung pada unilateral dan bilateral, adanya kelainan mata lain, dan
saat terjadi katarak. Katarak kongenital prognosisnya kurang memuaskan karena
tergantung pada bentuk katarak dan mungkin sekali pada mata tersebut telah terjadi
ambliopia. Bila tredpat nistagmus maka keadaan ini menunjukkan hal yang buruk
pada katarak kongenital.
Pada pupil mata bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat bercak putih
atau leukokoria. Pada setiap leukokoria diperlukan pemeriksaan yang lebih teliti
untuk menyingkirkan diagnosis banding lainnya. Pemeriksaan leukokoria dilakukan
dengan melebarkan pupil.
Pada katarak kongenital total penyulit yang dapat terjadi adalah macula lutea yang
tidak cukup mendapat rangsangan. Macula ini tidak akan berkembang sempurna
walaupun dilakukan ekstraksi katarak maka visusnya biasanya tidak akan mencapai
Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang
menderita penyakit rubella, galaktosemia, homosisteinuria, inklusi sitomegalik,
diabetes mellitus, hipoparatiroidism, toksoplasmosis, dan histoplasmosis. Penyakit
lain yang menyertai katarak congenital biasanya merupakan penyakit-penyakit
herediter seperti mikroftalmus, aniridia, koloboma iris, karatoknus, iris heterokromia,
lensa ektopik, dysplasia retina, dan megalo kornea.
2) Katarak Juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai terbentuknya pada
usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenile biasanya merupakan
kelanjutan katarak congenital.
Katarak juvenile biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolic
dan penyakit lainnya seperti :
Katarak metabolik
Katarak diabetic dan galaktosemia (gula)
Katarak hipokalsemik (tetanik)
Katarak defisiensi gizi
Katarak aminoasiduria (termasuk sindrom lowed an homosistinuria)
Penyakit Wilson
Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik
Otot
Distrofi miotonik (umur 20 sampai 30 tahun)
Katarak traumatic
Katarak komplikata
Kelainan congenital dan hereditary (siklopia, koloboma, mikroftalmia,
aniridia, pembuluh hialoid persisten, heterokromia iridis)
Katarak degenerative (dengan myopia dan distrofi vitreoretinal), seperti
Wagner dan retinitis pigmentosa, dan neoplasma
3) Katarak senile
Katarak senile adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti.
Kapsul
Menebal dan kurang elastic (1/4 diabnding anak)
Mulai presbiopia
Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
Terlihat bahan granular
Epitel – makin tipis
Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat
Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
Serat lensa
Lebih irregular
Pada korteks jelas kerusakan serat sel
Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein
nucleus (histidin, triptofan, metionin, sistein, dan tirosin) lensa, sedang
warna coklat protein lensa nukleus mengandung histidin dan triptofan
disbanding normal.
Korteks tidak berwarna karena:
Kadar a. askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi
Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda
Pada katarak senile sebaiknya disingkirkan penyakit mata local dan penyakit sistemik
seperti diabetes mellitus yang dapat menimbulkan katarak komplikata. Katarak secara
klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, intumessen, matur dan
hipermatur.
a) Katarak Insipien
Pada stadium ini akan terlihat hal-hal berikut :
Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan
posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat didalam korteks.
Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular
posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degenaratif
(benda morgagni) pada katarak insipien.
3. Anatomi Fisiologi
Mata adalah organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat
dan saraf untuk transduksi (mengubah bentuk energi ke bentuk lain ) bentuk sinar.
Aparatus optikus mata membentuk dan mempertahankan ketajaman fokus objek dalam
retina. Fotoreseptor dalam retina mengubah rangsangan sinar ke dalam bentuk sinyal
saraf kemudian mentransmisikan ke pusat visual di otak melalui elemen saraf integratif.
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.
Lensa adalah struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan
vitreus, berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina. Lensa tidak mempunyai
suplai darah atau inervasi setelah perkembangan fetal dan ini semua tergantung
sepenuhnya pada humor akuos untuk fungsi metabolisme dan pembuangan. Lensa
terletak dibelakang iris dan dianterior dari korpus vitreous. Lensa ditopang oleh zonula
Zinii, yang terdiri atas serabut-serabut kuat yang melekat ke korpus siliaris. Bagian lensa
terdiri atas kapsul, epithelium lensa, korteks dan nukleus.
Kenyal atau lentur karena memegang peranan penting dalam akomodasi untuk
menjadi cembung
Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan
Terletak ditempatnya
Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan
relatif kuat.
Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar
sklera.
Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari
iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.
Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan
di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara
merubah ukuran pupil.
Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus;
berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata;
berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.
Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visual dari retina ke
otak.
Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea
(mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan
kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.
Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina
(mengisi segmen posterior mata).
Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Iris mengatur jumlah cahaya
yang masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti halnya celah pada lensa kamera.
Jika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya yang masuk akan lebih banyak, jika
Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot
pada tulang orbita.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,
sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh
darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.
Orbita
Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf,
pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
Kelopak Mata
Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata
secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu
dan cahaya yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu
menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata
mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea
bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata
adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.
Bulu mata
4. Etiologi
Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak biasanya terjadi pada usia
lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan,
seperti merokok atau bahan beracun lainnya. Katarak bisa disebabkan oleh : cidera mata
penyakit metabolik (misalnya diabetes) obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau
beberapa saat kemudian). Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan
(diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh :
Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan. Katarak pada
dewasa dikelompokkan menjadi :
Banyak penderita katarak yang hanya mengalami gangguan penglihatan yang ringan dan
tidak sadar bahwa mereka menderita katarak. Faktor yang mempengaruhi terjadinya
katarak adalah :
5. Manifestasi Klinis
1) Penglihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur, buram. Bayangan
benda terlihat seakan seperti bayangan semu atau seperti asap.
2) Kesulitan melihat ketika malam hari.
3) Mata terasa sensitif bila terkena cahaya.
4) Bayangan cahaya yang ditangkap seperti sebuah lingkaran.
5) Membutuhkan pasokan cahaya yang cukup terang untuk membaca atau
beraktifitas lainnya.
6) Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena merasa sudah tidak nyaman
menggunakannya.
7) Warna cahaya memudar dan cenderung beubah warna saat melihat, misalnya
cahaya putih yang ditangkap menjadi cahaya kuning.
Pada beberapa pasien tajam penglihatan yang diukur di ruangan gelap mungkin
tampak memuaskan, sementara bila tes tersebut dilakukan dalam keadaan terang maka
tajam penglihatan akan menurun sebagai akibat dari rasa silau dan hilangnya kontras.
Katarak terlihat hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa dengan
oftalmoskopi direk. Pemeriksaan slit lamp memungkinkan pemeriksaan katarak secara
rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia biasanya terletak
didaerah nukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya
terletak di subkapsular posterior. Tampilan lain yang menandakan penyebab okular
katarak dapat ditemukan , sebagai contoh deposisi pigmen pada lensa menunjukkan
inflamasi sebelumnya atau kerusakan iris menandakan trauma mata sebelumnya.
Lensa secara bertahap Korteks memproduksi Kadar glukosa darah Ketidak seimbangan
kehilangan air serat lensa baru meningkat metabolisme protein mata
Metabolit larut air Serat lensa ditekan Serbitol menetap di dalam Protein dalam serabut-
dengan BM rendah menuju sentral lensa serabut lensa dibawah
masuk ke sel pada kapsul mengalami deturasi
nucleus lensa
Distensi lensa
Protein lensa berkoagulasi
Kortek lensa > terhidrasi
daripada nucleus lensa Hilangnya transparansi
lensa
Pupil kontriksi
Mata berair Serabut lensa yang tegang menjadi patah
Komplikasi yang dapat terjadi pada katarak tergantung stadiumnya. Pada stadium
imatur dapat terjadi glaukoma sekunder akibat lensa yang mencembung, sehinnga
mendorong iris dan terjadi blokade aliran aqueus humor. Sedangkan pada stadium
hipermatur dapat terjadi glaukoma sekunder akibat penymbatan kanal aliran aquous
humor oleh masa lensa yang lisis, dan dapat juga terjadi uveitis fakotoksi.
Komplikasi juga dapat diakibatkan pasca operasi katarak, seperti ablasio retina,
astigmatisma, uveitis, endoftalmitis, glaukoma dan pendarahan.
8. Pemeriksaan Penunjang
1) Kartu mata snellen / mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan
kornea, lensa,akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf,
penglihatan retina.
2) Lapang penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
3) Pengukuran Tonografi : TIO (12-25 mmHg)
4) Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.
5) Tes Provokatif : menentukan adanya / tipe glukoma.
6) Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan.
7) Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik/ infeksi.
8) EKG, kolesterol serum, lipid, tes toleransi glukosa : kontrol DM.
9. Penatalaksaan
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat progresivitas atau
mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih tetap dengan pembedahan.
Penatalaksanaan Non-Bedah
Pembedahan Katarak
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa
mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi katarak
perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan
sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata
Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang terbatas
pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis. Juga operasi katarak
akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan retinopati diabetikum. Selain itu
jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan
risiko operasi yang mungkin terjadi. Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila
mengganggu kehidupan social atau atas indikasi medis lainnya.
Gangguan sensori visual berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori atau transmisi
Tujuan : Gangguan sensori dirasakan minimal.
Kriteria hasil : Pasien memahami bahwa gangguan persepsi sensori normal akan terjadi.
Intervensi Rasional
Kaji dan dokumentasikan ketajaman penglihatan Menentukan seberapa bagus visus pasien.
(visus) dasar.
Orientasikan pasien akan lingkungan fisik Memberikan data dasar tentang pandangan
sekitarnya, bunyi dan pendengarannya. akurat pasien dan bagaimana hal tersebut
memengaruhi perawatan.
Pengkajian intraoperatif ekstraksi katarak secara ringkas dilakukan pada hal-hal yang
berhubungan dengan pembedahan. Pengkajian ringkas tersebut adalah sebagai berikut :
Tujuan utama asuhan keperawatan pada jenis pembedahan ekstraksi katarak adalah
menurunkan resiko cedera, pencegahan kontaminasi introperatif, dan optimalisasi hasil
pembedahan. Kriteria yang diharapkan meliputi : pada saat masuk ruang pemulihan
kondisi TTV dalam batas normal, tidak terdapat adanya cidera sekunder dari trauma
prosedur bedah, dan luka pascabedah tertutup kasa.
Rencana yang disusun dan akan dilaksanakan baik pada risiko cedera maupun
risiko infeksi adalah sebagai berikut :
3. POSTOPERATIF
a) Pengkajian Data Dasar
Kaji terhadap nyeri dan mual.
Dapatkan tanda-tanda vital.
Periksa status tameng/pelindung mata. Disini seharusnya tidak ada drainase pada
tameng.
Komplikasi :
Instruksikan pasien untuk
menginspkesi mata setiap hari di
depan cermin untuk tanda-tanda
infeksi (atau reaksi imun tandur bila
transplantasi kornea dilakukan).
Hubungi dokter bila peningkatan
kemerahan, bengkak, iritasi, nyeri
atau drainase atau penurunan
penglihatan menetap lebih dari 24
jam karena temuan-temuan ini
menandakan infeksi atau reaksi
imun tandur kornea dan perlunya
perhatian medis segera.
Hubungi pelayanan sosial atau departemen Departemen ini bertanggung jawab untuk
perencanaan pulang bila pasien tidak dapat kontinuitas perencanaan perawatan untuk pasien
melakukan keterampilan perawatan sendiri yang memerlukan bantuan perawatan di rumah
dan tidak terdapat orang terdekat untuk selama periode pemulihan. Bantuan dapat meliputi
membantu pasien. penempatan sementara pada fasilitas perawatan
tambahan atau kunjungan rumah oleh perawat.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di
dalam kapsul lensa yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak disebabkan oleh
faktor usia, penyakit (seperti diabetes), cidera mata, obat-obatan, radiasi dan bisa juga secara
kongenitalis, yaitu ditemukan pada bayi ketika lahir. Katarak yang disebabkan oleh usia
disebut katarak senile, katarak ini mempunyai 4 stadium yaitu insipien, imatur, intumessen,
matur dan hipermatur.
Pada penderita katarak penglihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur
atau buram, bayangan benda terlihat seakan seperti bayangan semu atau seperti asap, mata
juga akan kesulitan melihat ketika malam hari dan terasa sensitif bila terkena cahaya.
B. SARAN
Meskipun katarak banyak ditemukan pada pasien usia lanjut dan dapat disembuhkan
dengan operasi namun pencegahan sejak awal saat masih muda menjadi langkah yang sangat
penting untu dilakukan, seperti menghindari paparan asap rokok, melindungi mata dari sinar
UV, melakukan pemeriksaan mata secara teratur, mengkonsumsi makanan sehat seperti
vitamin A, vitamin E, beta karoten dan membatasi makanan yang banyak mengandung gula.
Demikian makalah yang telah penulis buat. Penulis sadar akan banyaknya kesalahan dan
kekurangan sehingga makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mangharapkan
kritik dan saran agar bisa menjadikan motivasi agar penulisan makalah kedepan bisa menjadi
lebih baik. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Librianty, Nurfanida. 2015. Menjadi Dokter Pertama Panduan Mandiri Melacak Penyakit.
Jakarta : Lintas Kata
Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda (North American Nursing Diagnosis Association) Nic-Noc, Panduan Penyusunan
Asuhan Keperawatan Profesional. Yogyakarta : MediaAction
Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi Edisi 4. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2009. Asuhan Keperawatan Periopertif Konsep, Proses dan
Komplikasi. Jakarta : Salemba Medika
James, Bruce. Chris, Chew. dkk. 2003. Lecture Notes Oftalmologi Edisi Kesembilan. Jakarta :
Erlangga
Baughman, Diane C dan JoAnn C. Hackley. 2000. Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku dari
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
Ilyas, Sidarta. 2000. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah Vol 2. Jakarta : EGC
Hollwich, Fritz. 1993. Oftalmologi Edisi Kedua. Jakarta : Binarupa Aksara
Youngsen, Robert. 1985. Segala Sesuatu Mengenai Mata. Jakarta : Arcan
Aldodokter. 2015. Pengertian Katarak pada Manula. http://www.alodokter.com/katarak-pada-
manula/. Diakses pada 05 Maret 2016 (12.00)
Insurance, Lippo. Katarak. 2016. https://www.lippoinsurance.com/katarak/. Diakses pada 03
Maret 2016 (20.00)
________. 2012. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26260/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses pada 03 Maret 2016 (19.45)