Вы находитесь на странице: 1из 16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 3

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................ 4

1.3 Perumusan Masalah ............................................................................................ 4

1.4 Tujuan ................................................................................................................. 5

1.5 Luaran yang diharapkan ...................................................................................... 5

1.6 Kegunaan Program.............................................................................................. 5

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA........................................................ 6

2.1 Kondisi Umum Lingkungan................................................................................ 6

2.2 Gambaran Potensi Usaha .................................................................................... 6

2.3 Analisis SWOT ................................................................................................... 7

2.4 Gambaran Usaha ................................................................................................. 7

2.5 Kelayakan Usaha ................................................................................................ 8

2.6 Analisis Usaha Mie Soba Sehat .......................................................................... 8

a. Analisis Pasar dan Pesaing.................................................................................. 8

b. Beban biaya, pendapatan dan keuntungan .......................................................... 9

c. Kelayakan Usaha .................................................................................................... 9

BEP Harga Produksi ................................................................................................... 9

B/C Ratio .................................................................................................................... 9

R/C Ratio .................................................................................................................. 10

BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................................. 11

3.1 Tahap Persiapan Produksi ................................................................................. 11

1
3.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan ............................................................................ 11

a. Produksi ............................................................................................................ 11

b. Publikasi dan Pemasaran Produk ...................................................................... 11

3.3 Tahap Produksi ................................................................................................. 12

a. Bahan dan Alat .................................................................................................. 12

b. Pembuatan Tepung soba ................................................................................... 12

c. Pembuatan Mi Sobat ......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

LAMPIRAN- LAMPIRAN .............................................................................................. 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mie merupakan pilihan makanan pokok kedua setelah nasi di Indonesia.
Bahkan menurut data World Instan Noodles Association (WINA), penjualan
mie instan di Indonesia pada 2013 mencapai 14,9 miliar bungkus di bawah
China sebesar 46,2 miliar bungkus, hal ini menjadikan Indonesia sebagai
negara ke 2 di dunia pengkonsumsi mie terbanyak.
Tabel 1 : konsumsi mie di dunia menurut WINA tahun 2011-2015 :
Konsumsi Mie (Miliar bungkus)
No Negara Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
1 Cina 42,7 44,0 46,2 46,2 40,4
2 Indonesia 14,5 14,7 14,9 14,9 13,2
3 Jepang 5,5 5,4 5,5 5,5 5,5
4 Vietnam 4,9 5,0 5,2 5,2 4,8
5 Amerika Serikat 3,5 4,3 4,9 4,9 4,2
6 Korea Selatan 4,3 3,5 4,3 4,3 3,7
7 India 3,5 3,8 3,6 3,6 3,5
8 Thailand 2,8 2,9 3,0 3,0 3,3
9 Filipina 2,8 2,7 2,7 2,7 3,1
10 Brazil 2,1 2,3 2,4 2,4 2,3

Pada proses pembuatan mie, pengawetan dilakukan dengan deep frying


yaitu penggorengan dalam minyak goreng panas pada suhu 1200-1600 C
selama ± 2 menit sampai kering dan diperoleh kadar air kurang dari 4 %
sehingga mikroorganisme tidak dapat berkembang biak (Eep, 2006).
Sedangkan pembuatan bumbu-bumbunya menggunakan bahan kimia sebagai
pengawet. Pengawet yang paling umum digunakan yaitu asam benzoat dan
nipagin (Chu et al., 2003). Menurut Ponte dan Tsen (1985), kombinasi dari

3
pengggunaan asam benzoat dan nipagin sebagai pengawet dalam makanan
dapat meningkatkan daya tahan makanan karena peningkatan efek
antimikrobanya.
Adanya kandungan pengawet di dalam mie instan membuat makanan
tersebut tidak sehat jika dikonsumsi terlalu sering. Oleh karena itu, muncul
inovasi yaitu membuat mie sehat tanpa pengawet dan juga dengan bahan-
bahan yang sehat. Digunakan soba sebagai bahan utama mie, pengganti
tepung.
Gandum kuda atau soba (Fagopyrum esculentum) adalah tanaman yang
bijinya sangat dikenal untuk diolah menjadi tepung. Berbeda dengan anggapan
orang kebanyakan, gandum kuda bukanlah serealia seperti gandum.
Soba digunakan sebagai bahan pengganti tepung pada mie, karena
memiliki kandungan nutrisi yang dinilai lebih baik dan sehat dibandingkan
dengan tepung pada umumnya. Nutrisi yang sangat menonjol dari Soba adalah
protein dengan kandungan sebesar 13%, karbohidrat 71%, dan lemak 8%
dihitung dari ukuran penyajian 100 gram. Selain itu gandum kuda dikenal
sebagai sumber vitamin B dan zat besi sebesar 60–100 ppm, zinc 20-30 ppm
Soba menjadi substitusi tepung gandum bagi orang yang mengalami
intoleransi terhadap gluten. Konsumsi tepung gandum kuda memperlihatkan
efek penurunan terhadap serum kolesterol dan LDL, serta peningkatan HDL.
Kandungan nutrisinya membuatnya cocok untuk menghindari diabetes, karena
memperlihatkan efek penurunan glukosa dan rasa kenyang yang lebih lama.

1.2 Identifikasi Masalah


a. Kurangnya pengetahuan tentang soba
b. Kurangnya pemanfaatan soba dalam pembuatan produk mie

1.3 Perumusan Masalah


a. Bagaimana cara membuat soba yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar
mie?
b. Bagaimana strategi pemasaran mie soba?

4
1.4 Tujuan
a. Mengetahui cara mengolah soba yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar
mie yang berkualitas serta mampu menjadi produk unggulan.

b. Mengetahui strategi pemasaran mie soba sehat yang diharapkan dapat


memberikan peluang baru dan merangsang berkembangnya skill
entrepreneurship.

1.5 Luaran yang diharapkan


Tanaman soba masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat di
Indonesia, tanaman soba di Indonesia mulai dibudidayakan di Bogor dan
Cianjur. Tanaman soba lebih banyak memiliki kandungan nutrisi daripada
gandum jenis lain, target luaran yang diharapkan dari pengaplikasian inovasi
ini diharapkan dapat membuat suatu produk mie yang sehat dengan bahan
dasar yang memiliki nutrisi yang berlimpah.

1.6 Kegunaan Program


Manfaat pengembangan dari pembuatan produk adalah sebagai berikut:
a. Menghasilkan produk mie yang dapat disukai oleh masyarakat secara luas.
b. Menambah pengetahuan tentang soba sebagai bahan pengganti tepung
yang lebih sehat dari tepung.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Kondisi Umum Lingkungan


Negara Indonesia memiliki iklim yang tropis, yang berarti hanya memiliki
dua musim. Musim di Indonesia merupakan salah satu musim yang normal
karena tidak adanya musim panas dan musim salju. Yang memungkinkan
untuk menanam berbagai tanaman yang dapat dimanfaatkan khasiatnya.
Salah satunya tanaman soba, tanaman yang berasal dari Jepang tersebut
memiliki banyak khasiat. Semua bagian tanaman soba dapat dimanfaatkan
dan berguna bagi kehidupan manusia dan hewan. Lingkungan pun beruntung
karenanya. Betapa tidak, soba juga berfungsi melindungi lahan dari gerusan
erosi. Lahan yang ditanami soba memiliki tingkat erosi yang jauh lebih
rendah dari lahan-lahan terbuka. Petani juga bisa mendapatkan hasil
sampingan dari budidaya soba berupa madu yang berwarna kehitaman.
Biji soba sangat cocok untuk dijadikan bahan pengganti tepung untuk mie,
karena nutrisi yang sangat menonjol dari soba seperti protein dengan
kandungan sebesar 13%, karbohidrat 71%, dan lemak 8% per 100g. Selain itu
soba juga dikenal sebagai sumber vitamin B dan zat besi sebesar 60–100
ppm, zinc 20-30 ppm.

2.2 Gambaran Potensi Usaha


Mie instan merupakan makanan yang sangat sering di konsumsi di
Indonesia bahkan negara-negara yang lainnya karena rasanya yang enak, cara
memasaknya yang mudah dan instan. Tetapi karena adanya bahan pengawet
yang terkandung didalamnya yang membuat mie instan tidak dapat
dikonsumsi terlalu sering. Padahal mie instan adalah alternatif masyarakat di
Indonesia jika sedang menghemat untuk keperluan yang lainnya. solusinya
yaitu soba yang dapat dimodifikasi menjadi bahan pengganti tepung yang
akan dikembangkan menjadi suatu produk yaitu mie.

6
Melalui inovasi ini diharapkan masyarakat dapat berganti dan
meninggalkan kebiasaan memakan mie instan yang berbahaya bila
dikonsumsi terlalu sering.

2.3 Analisis SWOT


a. Strenght (Kekuatan)
 Produk sehat
 Mengandung karbohidrat dan protein yang tinggi
 Rendah lemak
 Dapat menurunkan kolesterol
 Dapat dijadikan terapi diabetes
 Rasa yang enak
b. Weakness (Kelemahan)
 Harga lebih mahal disbanding mie instan
 Bumbu harus menentukan sendiri (tidak tersedia seperti mie instan)
 Tidak dapat disimpan terlalu lama (karena tidak memakai bahan
pengawet)
c. Opportunity (Peluang)
 Kesempatan baiaya produksi yang murah
 Kesempatan menjadi makanan hits
d. Treath (Ancaman)
 Kemungkinan pesaing tinggi, dengan mie instan harga murah

2.4 Gambaran Usaha


Perencanaan menajemen yang digunakan adalah limited partnersip yaitu
seorang pengelola mendapatkan dana investasi dari seseorang yang memiliki
dana. Pengelola bisnis merupakan seseorang yang mempunyai kewajiban
tidak terbatas dan aktif dalam mengelola perusahaan. Sedangkan seorang
investor adalah seorang pemilik yang menginvestasikan uang dalam bisnis,
tetapi tidak memiliki tanggungjawab manajemen atau kewajiban untuk

7
pengelola perusahaan. Selain itu akan diadakannya kerjasama dengan
pedagang skala menengah ke bawah dan pengusaha skala atas untuk
membantu memasarkan produk Mi Sobat ini sehingga dapat dengan cepat
dikenal dan diminati oleh masyarakat.

2.5 Kelayakan Usaha


Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu usaha
tersebut layak atau tidak didirikan. Beberapa cara yang paling sering
digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu usaha adalah dengan cara
menghitung BEP dan B/C Ratio serta R/C Ratio.
a. BEP (Break Even Point) merupakan titik dimana modal dapat kembali
bisa dalam bentuk jumlah produk maupun dalam bentuk uang.
b. B/C Ratio merupakan perbandingan antara keuntungan dengan biaya
produksi. Usaha dapat dikatakan menguntungkan dan layak jika B/C Ratio
lebih besar dari 0 (>0).
c. R/C Ratio merupakan perbandingan antara seluruh pendapatan/
pemasukan dengan biaya produksi. Usaha dikatakan layak apabila R/C
Ratio lebih dari 1,00 (>1,00).

2.6 Analisis Usaha Mie Soba Sehat


a. Analisis Pasar dan Pesaing
Analisis pasar hendaknya ditentukan sehingga konsumen dan
pesaing dapat dianalisis secara tepat. Menurut Kotler (2000), syarat adanya
pasar adalah harus terdapat orang-orang dengan kebutuhan dan keinginan
tertentu dan satu atau lebih produk yang dapat memuaskan kebutuhan ini.
Selain itu, para pembeli juga mau dan mampu membeli produk yang
memuaskan kebutuhan keinginan mereka.
Customer segmen yang diperlukan berdasarkan kebutuhan cutomer
adalah Mass Market, yaitu segmen pasar luas dengan jenis kebutuhan dan
masalah yang sama.

8
Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang
dan jasa yang sama atau mirip dengan produk yang ditawarkan.
Kualitas manusia akan meningkat akibat adanya persaingan yang sehat.
Manusia pesaing adalah orang-orang yang secara sadar berlatih dan
bekerja keras untuk bersaing dan memenangkan persaingan itu.
Analisis pesaing yang perlu diketahui adalah kelengkapan mutu,
desain dan bentuk produk; harga yang ditawarkan; saluran distribusi
ataulokasi cabang yang dimiliki; promosi yang dijalankan; dan rencana
kegiatan pesaing untuk kedepannya.
b. Beban biaya, pendapatan dan keuntungan
Pengolahan 250 kg biji soba, dapat menghasilkan 140 kg tepung gandum
yang dapat dibuat produk mie sebanyak 2.000 bungkus mie dengan berat
70 g/sajian. Jika harga jual Mi Sobat Rp7.500,-/bungkus, maka pendapatan
dan keuntungan dapat dihitung sebagai berikut :
 Total Pengeluaran produksi = Rp. 27.630.000,- (lihat tabel 7)
 Total Pendapatan = jumlah produksi × harga jual
= 2.000 bungkus × Rp. 25.000,-
= Rp. 50.000.000,-

 Total Keuntungan = pendapatan – total biaya produksi


= Rp.50.000.000,- – Rp.27.630.000,-
= Rp. 22.370.000,-
c. Kelayakan Usaha
BEP Harga Produksi
= 27.630.000,-/ 2.000 bungkus
= Rp. 13.815,- (Jadi, harga untuk 1 bungkus Mie sebesar Rp. 13.815,-)
Maka, keuntungan per bungkus roti adalah Rp. 25.000 - Rp. 13.815
= Rp. 11.185,-.

B/C Ratio
Keuntungan 22.370.000,−
= = = 0,80
Total biaya 27.630.000,−

9
Jadi dengan B/C Ratio 0,80 (di atas nol) maka usaha ini dinyatakan
LAYAK dan keuntungan yang diperoleh adalah 80 % dari biaya produksi.

R/C Ratio
Pendapatan 50.000.000,−
= = = 1,80
Biaya Produksi 27.630.000,−

Jadi dengan R/C Ratio 1,92 (di atas 1) maka usaha ini dinyatakan LAYAK
untuk didirikan.

10
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Tahap Persiapan Produksi


Untuk menciptakan sistem produksi yang efektif dan efisien serta mampu
mempertahankan mutu produk secara optimal dipasaran maka perlu
dilakukan persiapan, antara lain :
a. Survey Pasar
b. Persiapan Media Pemasaran dan Desain Publikasi
c. Pembelian Bahan Baku dan Penunjang Produksi
d. Percobaan Pembuatan Mi Sobat

3.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan


a. Produksi
Produksi dilakukan di rumah pengelola bisnis (Jl. Moch, Ramdan RT
002/RW 003 Desa Manggungharja Kec. Ciparay Kab. Bandung).
b. Publikasi dan Pemasaran Produk
Pemasaran dilakukan dengan menggunakan dua jaringan utama pemasaran
Mi Sobat yaitu internal dan eksternal Sekolah Tinggi Farmasi Bandung.
Untuk internal STFB, produk akan dipasarkan melalui himpunan, Koperasi
mahasiswa, jaringan antar kampus seperti UNPAD, STFI, UNISBA, UIN,
dan lain-lain. Untuk pemasaran eksternal dilakukan di Pasar-pasar di
sekitar wilayah Kab. Bandung.
Adapun pada teknik pemasaran digunakan metode marketing Online dan
Langsung.

11
3.3 Tahap Produksi
a. Bahan dan Alat
Tabel 2 : Bahan untuk produksi
No Bahan Banyaknya
1 Biji soba 250 kg
2 Ikan Cakalang 50 kg
3 Shoyu (kecap asin) 30 Liter
4 Lemon 5 kg
5 Gula Pasir 2 kg
6 Air 1.000 kL

Tabel 3 : Alat untuk produksi


No Alat Banyaknya
1 Mixer 3 buah
2 Penggiling Mie 2 buah
3 Baskom 5 buah
4 Plastik kemasan besar 2.000 pcs
5 Plastik kemasan kecil 2.000 pcs
6 Plastic Sealer 5 buah

b. Pembuatan Tepung soba


Pembuatan tepung soba hampir sama dengan pembuatan tepung pada
umumnya. Tanaman soba yang telah dipanen, diambil bijinya untuk
dijadikan tepung. Pertama-tama,biji soba dicuci untuk membersihkan biji
yang mungkin terkena debu atau kotor selagi pengiriman. Biji kemudian
dikeringkan untuk menghilangkan sisa air pembersihan tadi, setelah biji
kering kemudian dimasukkan kedalam mesin penggiling untuk dijadikan
tepung. Kemudian tepung yang telah halus disaring dengan pengayak guna
menyeragamkan ukuran partikel dari tepung.
c. Pembuatan Mi Sobat
 Pembuatan mie
1. Masukkan tepung kedalam mesin pengaduk.
2. Masukkan gula secukupnya.
3. Masukkan air sedikit demi sedikit hingga tebentuk adonan.

12
4. Setelah warnanya agak berubah pucat, adonan harus ditekan-tekan
kuat hingga permukaannya tampak halus.
5. Masukan adonan mie kedalam mesin penggiling mie, untuk
kemudian adonan dipipihkan sesuai ketebalan dengan mesin
penggiling mie tersebut.
6. Setelah adonan telah halus semua, lipat adonan menjadi empat
bagian, lalu masukkan kedalam mesin perajang mie atau mesin
pencetak mie khusus.
7. Kemas mie dalam plastik berukuran besar.
 Pembuatan kuah mie
1. Haluskan ikan cakalang sampai halus.
2. Didihkan air.
3. Masukkan ikan cakalang yang telah dihaluskan kedalam air
mendidih, aduk hingga menjadi kaldu.
4. Masukan perasan lemon dan shoyu (kecap asin) kedalam kaldu,
aduk hingga merata.
5. Kemas kaldu dalam plastic berukuran sedang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arrazi, Arbie. 2015. Segmentasi Pelanggan.


http://asalpengetahuan.blogspot.com/2015/09/customer-segment-segmentasi-
pelanggan.html

Kasali, Rhenald dkk. 2012. Kewirausahaan. Hikmah : Jakarta.

Meredith, G. Geoffrey et al. 1996. Kewirausahaan Teori dan Praktek. PT Pustaka


Binaman Pressindo : Jakarta.

Putra Bintang, Indra. 2013. Analisis SItuasi Pasar Dan Pesaing.


http://indraputrabintan.blogspot.com/2013/03/analisis-situasi-pasar-dan-
analisis.html#.WxIBu_Wre00

Suryana, 2006. Kewirausahaan. Salemba 4 : Jakarta.

Yamamuro, K. 2016. Perbedaan Soba dan Udon Beserta Sejenisnya.


https://matcha-jp.com/id/1559

14
LAMPIRAN- LAMPIRAN

15
Tabel 4 :
No Bahan Harga beli (/kg) Kebutuhan Jumlah
1 Biji soba Rp. 39.000 250 kg Rp. 9.750.000
2 Ikan Cakalang Rp. 30.000 50 kg Rp. 1.500.000
Shoyu (kecap
3 asin) Rp. 78.000 30 Liter Rp. 2.340.000
4 Lemon Rp. 28.000 5 kg Rp. 840.000
5 Gula Pasir Rp. 12.500 2 kg Rp. 25.000
6 Air Rp. 25. 000/20 Liter 1.000 kL Rp. 2.500.000

Tabel 5 :
No Alat Harga beli (/alat) Kebutuhan Jumlah
1 Mixer Rp. 300.000 3 buah Rp. 900.000
2 Mesin mie Rp. 2.300.000 2 buah Rp. 4.600.000
3 Baskom Rp. 20.000 5 buah Rp. 100.000
Plastik kemasan
4 besar Rp. 10.000/100 pcs 2.000 buah Rp. 200.000
Plastik kemasan
5 kecil Rp. 5.000/100 pcs 2.000 buah Rp. 100.000
6 Plastic Sealer Rp. 75.000 5 buah Rp. 375.000

Tabel 6 :
No Biaya Lain Harga
1 Desain kemasan Rp. 350.000
2 Transportasi Rp. 200.000
3 Gaji Pegawai Rp. 600.000
4 Kuota Rp. 100.000

Tabel 7 :
No Keperluan Biaya
1 Bahan Rp. 16.955.000
2 Alat Rp. 6.275.000
3 Biaya lain Rp. 4.400.000
Jumlah : Rp. 27.630.000

16

Вам также может понравиться