Вы находитесь на странице: 1из 86

Buku Ajar

TEKNIK INSTALASI LISTRIK

Oleh:

Slamet Suripto

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017

1
2
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
(RPS)

Nama Matakuliah : Teknik Instalasi Listrik


Kode/SKS : TEU 5514 / 2 SKS
Status Matakuliah : Wajib
Semester : V (Gasal)

1. Deskripsi Singkat Matakuliah


Matakuliah Teknik Instalasi Listrik membahas tentang
prinsip dasar, komponen, perancangan dan perhitungan
instalasi listrik untuk pemanfaatan energi listrik pada rumah
tinggal.
Walaupun tidak dicantumkan adanya prasyarat,
namun untuk mengikuti matakuliah ini diperlukan
pengetahuan tentang dasar-dasar teknik elektro dan
rangkaian listrik. Untuk pengembangan perlu dilatih
merancang dan menggambar instalasi listrik rumah tinggal
sampai pada perhitungan daya dan spesifikasi komponen
yang dipakai.

2. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran


Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran matakuliah
ini adalah:
a. Memperkenalkan konsep dasar instalasi listrik.
b. Menanamkan pemahaman tentang prinsip intalasi
listrik dan komponen instalasi listrik.

3
c. Melatih mahasiswa merancang dan menggambar
instalasi listrik rumah tinggal sampai pada
perhitungan daya dan spesifikasi komponen yang
dipakai.
d. Melatih mahasiswa untuk memahami rangkaian
kontaktor magnetik untuk mengendalikan beban-
beban berupa motor listrik.
e. Memberikan kemampuan analitis dan praktis kepada
mahasiswa untuk:
- merancang dan menggambar instalasi listrik rumah
tinggal serta menganalisis rancangan yang telah
dibuat.
- merancang dan menggambar instalasi listrik untuk
beban motor-motor listrik dengan menggunakan
kontaktor magnetik.
- mengerjakan tugas individu dan kelompok sehingga
dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa
untuk menuju lifelong-learning dan creativity.
f. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa secara
berkelompok untuk mempelajari suatu topik dan
menganalisisnya, kemudian mempresentasikannya di
depan kelas dan dilanjutkan dengan diskusi untuk
mencari solusi atas permasalahan yang muncul.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan diterapkannya
metode student centered learning pada mata kuliah Teknik
Instalasi Listrikadalah:
a. Termotivasinya mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan
perkuliahan.

4
b. Terbudayanya sifat belajar mahasiswa yang mandiri
dan berdiskusi, sehingga pemahaman terhadap materi
kuliah lebih komprehensif.
c. Dengan dipacunya pengayaan materi kuliah dari
berbagai sumber seperti majalah dan internet,
wawasan keilmuan mahasiswa dapat semakin luas dan
berkembang.
d. Tumbuhnya kegairahan belajar mahasiswa menuju
lifelong-learning dan creativity.
e. Dengan adanya monitoring dan umpan balik, maka
dosen akan termotivasi untuk meningkatkan
kemampuan mengajar dan pengayaan ilmu
pengetahuan.

3. Materi Pembelajaran
A. PENDAHULUAN
 Mengapa perlu belajar pengantar teknik instalasi listrik
 Kaitan mata kuliah ini dengan mata kuliah lain
 Outcome pembelajaran mata kuliah ini
 Metode pembelajaran yang akan diterapkan
B. PRINSIP DASAR TEKNIK INSTALASI LISTRIK
 Peraturan/perundangan tentang kelistrikan
 Prinsip-prinsip Instalasi Listrik
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik
C. KOMPONEN INSTALASI LISTRIK
 Penghantar

5
 Peralatan Hubung
 Peralatan pendukung instalasi
 Peralatan Pengaman
 Alat Pengukur dan Pengaman
D. PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK
 Gambar Denah
 Perkiraan beban terpasang dan beban maksimum
 Diagram pengawatan
 Diagram segaris
E. PERHITUNGAN BIAYA INSTALASI LISTRIK
 Biaya komponen
 Biaya Pegerjaan
 Biaya perizinan pemasangan
F. INSTALASI LISTRIK TENAGA
 Kontaktor magnetik dan timer
 Aplikasi kontaktor magnetik
G. PENGUJIAN DAN TEST KOMISIONING
 Pengujian sebelum energizing
 Test Komisioning

4. Outcome Pembelajaran
Setelah menempuh mata kuliah Teknik Instalasi
Listrikdiharapkan mahasiswa memiliki kompetensi:
a. Knowledge and Understanding

6
(i) Mahasiswa dapat mengenal dan memahami konsep
dasar dan komponen Instalasi Listrik.
(ii) Mahasiswa termotivasi untuk memahami bidang-
bidang penelitian yang berkaitan dengan Instalasi
Listrik.
b. Skills
a. Mahasiswa mampu merancang dan menggambar
instalasi listrik pada rumah tinggal.
b. Mahasiswa dapat merancang dan menggambar
instalasi listrik menggunakan kontaktor magnetik
untuk beban-beban motor listrik
c. Mahasiswa dapat meneruskan hasil rancangan itu ke
dalam karya ilmiah dengan penerapan yang lebih
nyata.
c. Abilities
a. Mahasiswa mampu menganalisis dan menyelesaikan
permasalahan nyata yang berkaitan dengan Teknik
Instalasi Listrik.
b. Mahasiswa dapat memberikan sumbangan terhadap
ilmu pengetahuan dan masyarakat dari hasil analisis
dan penyelesaian masalah nyata yang berkaitan
dengan Teknik Instalasi Listrik.

7
5. Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKBM):
Pert. Metode
ke: Topik/Sub-topik Pembelajaran

1 I. PENDAHULUAN o Ceramah dan


diskusi
 Mengapa perlu belajar
pengantar teknik instalasi listrik o Menggunakan
media presentasi,
 Kaitan mata kuliah ini dengan
simulasi dan papan
mata kuliah lain
tulis.
 Outcome pembelajaran mata
kuliah ini
 Metode pembelajaran yang akan
diterapkan
2 II. PRINSIP DASAR TEKNIK o Ceramah dan
INSTALASI LISTRIK diskusi
 Peraturan/perundangan o Menggunakan
tentang kelistrikan media presentasi,
simulasi dan papan
 Prinsip-prinsip Instalasi Listrik tulis.
 Persyaratan Umum Instalasi
Listrik
3 III. KOMPONEN INSTALASI o Ceramah dan
dan LISTRIK diskusi
4  Penghantar o Menggunakan
media presentasi,
 Peralatan Hubung
simulasi dan papan
 Peralatan pendukung instalasi tulis.
 Peralatan Pengaman
 Alat Pengukur dan Pengaman

8
5 IV. PERANCANGAN INSTALASI o Ceramah dan
dan LISTRIK diskusi
6  Gambar Denah o Menggunakan
media presentasi,
 Perkiraan beban terpasang dan simulasi dan papan
beban maksimum
tulis.
 Diagram pengawatan
 Diagram segaris
7 V. PERHITUNGAN BIAYA o Ceramah dan
dan INSTALASI LISTRIK diskusi
8  Biaya komponen o Menggunakan
media presentasi,
 Biaya Pegerjaan
simulasi dan papan
 Biaya perizinan pemasangan tulis.

9 VI. INSTALASI LISTRIK TENAGA o Ceramah dan


dan diskusi
 Kontaktor magnetik dan timer
10
o Menggunakan
 Aplikasi kontaktor magnetik media presentasi,
simulasi dan papan
tulis.
11 VII. PENGUJIAN DAN TEST o Ceramah dan
KOMISIONING diskusi
 Pengujian sebelum energizing o Menggunakan
media presentasi,
 Test Komisioning simulasi dan papan
tulis.

9
6. Evaluasi:

 Tugas pengamatan dan perancangan instalasi


rumah tinggal
 Ujian essay dan pilihan ganda terhadap butir-butir
outcome.

7. Referensi

a. PUIL-2000

b. Harten Van P., Setiawan E., Instalasi Listrik Arus Kuat I,


Binacipta, Bandung, 1991

b. Mantgen Van, Instalasi, terjemahan, Erlangga, Jakarta, 1993

c. Priyo Handoko, Pemasangan Instalasi Lisrik Dasar, Kanisius,


Yogyakarta, 2004

d. Trevor Linsley, Instalasi Listrik Dasar, terjemahan, Erlangga,


2004

b. Jurnal-jurnal ilmiah tentang Teknik Instalasi Listrik.

c. Sumber-sumber dari surat kabar, majalah, dan internet


yang relevan dengan topik yang dibahas.

10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Mengapa perlu belajar pengantar teknik instalasi


listrik
Tenaga listrik merupakan satu jenis energi yang sangat
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah
tangga, industri, komunikasi, militer dan lain-lain. Di sisi lain
listrik dapat menimbulkan bahaya yang dapat berakibat fatal,
bahkan dapat mengakibatkan kematian. Untuk memanfaatkan
energi listrik diperlukan sarana dan teknologi yang memadai,
agar energi listrik dapat bermanfaat dengan baik dan efisien
serta aman, baik bagi peralatan maupun bagi pengguna.
Sarana utama untuk memanfaatkan energi listrik adalah
instalasi listrik yang menghubungkan antara sumber tenaga
listrik dengan peralatan-peralatan pemanfaat tenaga listrik
atau beban listrik. Untuk merancang dan membuat instalasi
listrik yang baik dan aman diperlukan teknik dan prinsip
tertentu yang selanjutnya menjadi materi kuliah teknik
instalasi listrik yang meliputi komponen, rangkaian dan
peralatan pengaman. Fokus bahasan matakuliah ini adalah
seluk-beluk instalasi listrik rumah tangga ditambah rangkaian
listrik industri berupa penggunaan kontaktor magnetik.

B. Kaitan mata kuliah ini dengan mata kuliah lain


Untuk dapat mempelajari matakuliah ini dengan baik
diperlukan pengetahuan dasar tentang kelistrikan, di
antaranya:bahan listrik, besaran dan satuan listrik dan
rumus-rumus dasar kelistrikan. Mata kuliah ini diharapkan

11
menjadi dasar dari materi instalasi listrik untuk bangunan
yang lebih komplek yaitu instalasi gedung bertingkat. Juga
merupakan dasar bagi instalasi listrik yang lain, misalnya
industri, pabrik, , bandara, pelabuhan dan lain-lain.

C. Outcome pembelajaran mata kuliah ini


Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa
diharapkan memiliki pemahaman yang cukup dan
kemampuan untuk merancang dan menggambar instalasi
listrik rumah tangga dengan baik. Untuk pengembangannya,
diharapkan mahasiswa lebih peduli dengan hal-hal yang
berkaitan dengan keamanan pemanfaatan tenaga listrik dan
mampu mengembangkan pengetahuannya dalam bentuk
penelitian ilmiah dalam bidang pemanfaatan tenaga listrik.
D. Metode pembelajaran yang akan diterapkan
Matakuliah ini meliputi teori dan praktek yang
sebagiannya biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian metode pembelajaran yang dugunakan
adalah pemaparan materi kemudian diikuti dengan diskusi
berkaitan dengan pendalaman teori dan permasalahan
instalasi listrik sehari-hari. Untuk melatih ketrampilan
perancangan setiap mahasiswa diberi tugas untuk merancang
dan menggambar instalasi listrik.

12
BAB II
PRINSIP DASAR TEKNIK INSTALASI LISTRIK

A. Prinsip-prinsip Instalasi Listrik


Untuk mewujudkan instalasi listrik yang dapat
menjamin pemanfaatan energi listrik yang baik, maka ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika perancangan
dan pemasangan instalasinya. Prinsip-prinsip instalasi listrik
adalah:
1. Safety ( Keamanan)
2. Reliability ( Keandalan)
3. Accessibility (Kemudahan)
4. Availibility (Ketersediaan)
5. Impact of Environment (pengaruh lingkungan)
6. Economic (Ekonomi)
7. Esthetic (Keindahan)

Penjelasan masing-masing prinsip tersebut adalah:


1. Safety (Keamanan)
Instalasi listrik harus dipasang dengan benar
berdasarkan standar dan peraturan yang ditetapkan oleh
SPLN, PUIL-2000 serta IEC (International Electrotechnical
Commission) dengan tujuan untuk keamanan dan keselamatan
bagi pengguna, harta benda dan instalasi listrik itu sendiri.

13
Sistem instalasi listrik dinyatakan aman bila dilengkapi
dengan sistem proteksi yang sesuai dan mempunyai
keandalan yang tinggi dalam merespon gangguan yang terjadi
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh: Suatu sistem instalasi listrik harus dilengkapi dengan
sistem pentanahan/pembumian agar manusia terhindar dari
sentuhan tidak langsung akibat kejutan listrik yang tidak
terduga, karena adanya kebocoran arus listrik pada body
peralatan listrik.
2. Reliability (Keandalan)
Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan andal
bilaoperasi sistem kelistrikan dapat bekerja dalam waktu
yang cukup lama dan bila terjadiganngguan dapat dengan
cepat diatasi.Keandalanyang diperlukan meliputi unjuk kerja
sistem, pengoperasian sistem dan juga peralatan yang
digunakan.
3. Accessibility (Kemudahan)
Kemudahan pada sistem instalasi listrik maksudnya
adalah sistem tersebut dapat diperasikan dengan mudah,
tidak memerlukan skill tinggi. Pemasangan peralatan sistem
dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Demkian juga
perawatan dan perbaikan dapat dilaksanakan dengan mudah.
Secara garis besar kemudahan yang diharapkan berlaku
dalam hal :
• Pengoperasian, Perawatan & Perbaikan sistem
• Pemasangan dan penggantian peralatan sistem
• Pengembangan dan perluasan sistem

14
Contoh: Agar memudahkan dalam mencari trouble pada suatu
sistem kontrol, maka sistem instalasi panel kontrol harus
dilengkapi label pada peralatan listrik yang terpasang, adanya
penomoran pada terminal, kabel dan pengawatan peralatan
yang disesuaikan dengan gambar/diagram kontrol dan
instalasi.
4. Availibility (Ketersediaan)
Merupakan hal yang penting dalam suatu sistem
instalasi listrik, karena berkaitan dengan kemungkinan
pengembangan ataupun perluasan proses kontrol/mesin yang
meliputi ketersediaan alat, tempat/ruang dan daya.
Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan mempunyai
ketersediaan apabila :
 Adanya cadangan peralatan listrik sebagai alat
pengganti bila terjadi kerusakan pada peralatan yang
dalam kondisi operasi, baik yang telah tersedia
dilapangan umum maupun yang dengan mudah
didapat dipasaran.
 Adanya cadangan tempat atau ruang yang diperlukan
untuk menempatkan peralatan tambahan, karena
adanya pengembangan ataupun perluasan sistem.
 Adanya cadangan daya pada sistem instalasi yang
dapat langsung digunakan tanpa harus mengganti
ataupun menambah kabel pada sistem instalasi .
5. Impact of Environment (Pengaruh lingkungan)
Perencanaan sistem instalasi listrik harus
mempertimbangkan dampak yang terjadi pada lingkungan
sekitar dimana sistem instalasi dipasang yang meliputi :

15
 Pengaruh Lingkungan terhadap peralatan
 Pengaruh Peralatan terhadap lingkungan
Bila peralatan listrik dipasang pada lingkungan
tertentu, harus dipertimbangkan, apakah peralatan itu
mempunyai pengaruh negatip terhadap lingkungan
sekitarnya.
Bila ada kemungkinan mengganggu atau merusak
lingkungan maka harus dirancang agar pengaruh negatip
yang ditimbulkan oleh peralatan listrik dapat dihilangkan
atau diperkecil.
6. Economic (Ekonomi)
Kondisi ekonomis pada suatu sistem instalasi dikatakan
berhasil bila efisien dan efektip dalam hal penggunaan daya
listrik, peralatan yang digunakan cukup andal dan kecilnya
delay time pada pengoperasian proses produksi.
Perencanaan sistem instalasi listrik perlu
mempertimbangkan kondisi operasional jangka panjang agar
dapat dihemat biaya-biaya yang dikeluarkan terhadap :
 Pemeliharaan dan perluasan sistem
 Pemakaian/penggantian peralatan
 Pengoperasian sistem
Contoh: Bila proses produksi banyak menggunakan beban
induktif, agar penggunaan daya listrik efektip maka sistem
instalasi listriknya harus dilengkapi dengan kompensasi daya
listrik yaitu dengan memasang Capasitor Bank.

16
7. Esthetic (Keindahan)
Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan dapat
menimbulkan kemudahan dan kejernihan pikiran dalam
melaksanakan perawatan dan perbaikan pada sistem
instalasi.
Keserasian dalam pemilihan dan penggunaan/pemilihan
peralatan yang disesuaikan dengan ukuran, bentuk dan warna
yang sedemikian rupa, sehingga menimbulkan pemandangan
yang indah dan nyaman.
Keserasian dan keindahan tata letak akan menimbulkan
mosaik yang memberikan kenyamanan serta menghindari
kebosanan bagi pelaksana operasi pada ruang dimana suatu
kendali sistem kontrol dipasang.
Kondisi tersebut diatas akan menimbulkan gairah dan
ketenangan kerja serta disiplin kerja akan selalu terjaga.

B. Peraturan/perundangan tentang kelistrikan


Peraturan ketenaga-listrikan sangat diperlukan sebagai
pegangan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan ketenaga-
listrikan. Pihak-pihak tersebut meliputi: para pengguna agar
dapat mengetahui aturan dan hak-haknya dalam
berlangganan dan menggunakan energi listrik. Bagi
pengusaha bidang kelistrikan aturan ini sangat diperlukan
sebagai pedoman untuk menerapkan standar kualitas
pelayanan listrik yang aman bagi para pelanggan. Pihak yang
lain adalah Perusahaan Listrik Negara atau PT. PLN sebagai
wakil pemerintah memerlukan pedoman untuk mengawasi
penggunaan energi listrik di seluruh wilayah.

17
Peraturan kelistrikan di Indonesia berkembang seiring
dengan perkembangan teknologi dan kondisi negara:
1. Peraturan Instalasi listrik ditulis pada tahun 1924-
1937 pada zaman Belandadengan nama Algemene
Voolschriften voor elechische sterkstroom instalaties
(AVE)
2. Tahun 1956 diterjemahkan kebahasa Indonesia
menjadi Peraturan UmumInstalasi Listrik (PUIL-64)
oleh Yayasan Dana Normalisasi Indonesia yangselesai
tahun 1964.
3. Pada tahun 1977 PUIL-64 direvisi menjadi PUIL-77.
4. Sepuluh tahun kemudian direvisi lagi menjadi PUIL-
87 dan diterbitkan sebagaiSNI No : 225-1987
5. Pada tahun 2000, Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL-87) diubah menjadi Persyaratan Umum
Instalasi Listrik. Disingkat PUIL-2000 yang
berorientasi untuk instalasi tegangan rendah dan
menengah di dalam bangunan, serta memuat sistem
pengaman bagi keselamatam manusia secara teliti.
6. Selanjutnya PT.PLN mengeluarkan beberapa
peraturan yang lebih detil berupa Standar PLN atau
sering disingkat dengan SPLN untuk hal-hal yang
lebih spesifik.

C. Persyaratan Umum Instalasi Listrik


Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan
sebagai pedoman beberapa instansiyang berkaitan dengan
instalasi listrik adalah AVE (Algemene Voorschriften voor

18
ElectrischeSterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai
Norma N 2004 oleh Dewan NormalisasiPemerintah Hindia
Belanda. Kemudian AVE N 2004 ini diterjemahkan ke dalam
bahasaIndonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai
Norma Indonesia NI6 yang kemudiandikenal sebagai
Peraturan Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL 1964, yang
merupakanpenerbitan pertama dan PUIL 1977 dan 1987
adalah penerbitan PUIL yang kedua dan ketigayang
merupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL
sebelumnya, maka PUIL 2000ini merupakan terbitan ke 4.
Jika dalam penerbitan PUIL 1964, 1977 dan 1987 nama buku
iniadalah Peraturan Umum Instalasi Listrik, maka pada
penerbitan sekarang tahun 2000,namanya menjadi
Persyaratan Umum Instalasi Listrik dengan tetap
mempertahankansingkatannya yang sama yaitu PUIL.
Penggantian dari kata “Peraturan” menjadi Persyaratan”
dianggap lebih tepat karena padaperkataan “peraturan”
terkait pengertian adanya kewajiban untuk mematuhi
ketentuannyadan sangsinya. Sebagaimana diketahui sejak
AVE sampai dengan PUIL 1987 pengertiankewajiban
mematuhi ketentuan dan sangsinya tidak diberlakukan sebab
isinya selainmengandung hal-hal yang dapat dijadikan
peraturan juga mengandung rekomendasiataupun ketentuan
atau persyaratan teknis yang dapat dijadikan pedoman
dalampelaksanaan pekerjaan instalasi listrik.
Sejak dilakukannya penyempurnaan PUIL 1964,
publikasi atau terbitan standar IEC(International
Electrotechnical Commission) khususnya IEC 60364 menjadi
salah satu acuanutama disamping standar internasional
lainnya. Juga dalam terbitan PUIL 2000, usaha untuklebih
mengacu IEC ke dalam PUIL terus dilakukan, walaupun

19
demikian dari segikemanfaatan atau kesesuaian dengan
keadaan di Indonesia beberapa ketentuan mengacupada
standar dari NEC (National Electric Code), VDE (Verband
Deutscher Elektrotechniker)dan SAA (Standards Association
Australia).
PUIL 2000 merupakan hasil revisi dari PUIL 1987, yang
dilaksanakan oleh Panitia RevisiPUIL 1987 yang ditetapkan
oleh Menteri Pertambangan dan Energi dalam Surat
KeputusanMenteri No:24-12/40/600.3/1999, tertanggal 30
April 1999 dan No:51-12/40/600.3/1999,tertanggal 20
Agustus 1999. Anggota Panitia Revisi PUIL tersebut terdiri
dari wakil dariberbagai Departemen seperti DEPTAMBEN,
DEPKES, DEPNAKER, DEPERINDAG, BSN,PT PLN, PT
Pertamina, YUPTL, APPI, AKLI, INKINDO, APKABEL,
APITINDO, MKI, HAEI,Perguruan Tinggi ITB, ITI, ISTN,
UNTAG, STTY-PLN, PT Schneider Indonesia dan pihakpihak
lain yang terkait.
PUIL 2000 berlaku untuk instalasi listrik dalam
bangunan dan sekitarnya untuk teganganrendah sampai 1000
V a.b dan 1500 V a.s, dan gardu transformator distribusi
teganganmenengah sampai dengan 35 kV. Ketentuan tentang
transformator distribusi teganganmenengah mengacu dari
NEC 1999.
Seperti halnya pada PUIL 1987, PUIL 2000 dilengkapi
pula dengan indeks dan lampiranlampiran lainnya pada akhir
buku. Lampiran mengenai pertolongan pertama pada
korbankejut listrik yang dilakukan dengan pemberian
pernapasan bantuan, diambilkan dari standarSAA, berbeda
dengan PUIL 1987.
Untuk menampung perkembangan di bidang instalasi
listrik misalnya karena adanyaketentuan baru dalam IEC yang

20
dipandang penting untuk dimasukkan dalam PUIL,
ataukarena adanya saran, tanggapan dari masyarakat
pengguna PUIL, maka dikandung maksudbila dipandang perlu
akan menerbitkan amandemen pada PUIL 2000. Untuk
menangani hal-hal tersebut telah dibentuk Panitia Tetap PUIL.
Panitia Tetap PUIL dapat dimintapendapatnya jika terdapat
ketidakjelasan dalam memahami dan menerapkan
ketentuanPUIL 2000. Untuk itu permintaan penjelasan dapat
ditujukan kepada Panitia Tetap PUIL.

21
22
BAB III
KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KOMPONEN UTAMA
* KABEL PENGHANTAR
Kabel penghantar merupakan komponen utama instalasi
listrik dimana akan mengalirkan tenaga listrik yang akan
digunakan pada peralatan listrik. Jenis kabel disesuaikan
dengan tempat pemasangan instalasi, sedang ukuran kabel
disesuaikan dengan jenis dan besar beban yang ada pada
instalasi tersebut.

23
* SAKLAR.
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk
memutuskan dan/atau untuk menghubungkan pada jaringan
listrik (dalam hal ini untuk lampu). Jadi saklar pada dasarnya
adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Secara
sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel
pada suatu rangkaian (dalam hal ini instalasi rumah), dan bisa
terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung
(on) atau putus (off) dalam rangkaian itu.

* KOTAK PENGAMAN.
Kotak pengaman merupakan kotak tempat pengaman
instalasi listrik yang juga tempat awal semua kabel instalasi
yang akan dipasang. Untuk rumah atau bangunan kecil
umumnya memakai 2 jenis yaitu : kotak sekring (fuse box)
atau kotak MCB (Miniatur Circuit Breaker).

24
* STOP KONTAK (SC).
Stop kontak atau Kotak Kontak atau Electric Outlet, berfungsi
sebagai tempat mendapatkan tenaga listrik untuk peralatan
rumah tangga (TV, setrika, mesin air, kulkas, dan peralatan-
peralatan listrik rumah tangga lainnya).

* FITTING LAMPU dan KAYU ROSET


Fitting lampu merupakan tempat pemasangan lampu
penerangan rumah, sedangkan kayu roset merupakan kayu
sebagai tempat memasang fitting pada plafon atau dinding.

25
* ELEKTRODA BUMI dan Kabel BC (Bare Copper)
Elektroda bumi atau ada juga yang menyebut batang
arde atau pentanahan atau gorunding merupakan elektroda
yang ditanam atau dimasukkan ke dalam tanah. Funsinya
sebagai pengaman tegangan sentuh akibat arus bocor. Bahan
yang digunakan umumnya terbuat dari besi yang dilapisi
tembaga.
Kabel BC merupakan kabel telanjang atau tanpa isolasi
yang menghubungkan elektroda bumi ke instalasi listrik
melalui kotak pengaman. Terbuat dari tembaga, dan untuk
instalasi rumah biasanya digunakan kabel BC berukuran 6
mm².

26
KOMPONEN PENDUKUNG
* PIPA INSTALASI, KNEE & KLEM PIPA
Pada instalasi pasangan luar, yaitu bila kabel berada
diluar tembok atau pada dinding/tiang kayu, jika
menggunakan kabel NYA sangat diperlukan pipa instalasi. Hal
ini disebabkan karena masing-masing kabel NYA hanya terdiri
dari 1 buah kabel berisolasi sehingga pada pemasangan akan
rapi dan yang terutama menghindari dari gangguan hewan
pengerat.
Pada instalasi dalam, kabel ditanam alam tembok,
sebaiknya juga menggunakan pipa instalasi untuk semua
jenis kabel yang digunakan. Karena hal tersebut akan sangat
membantu dalam perbaikan maupun penggantian kabel
instalasi listrik tanpa harus merusak tembok yang sudah
terbangun rapi.
Knee atau sambungan pipa 90º dan klem
pipa merupakan penunjang pada pemasangan pipa supaya
lebih rapi.

27
* KOTAK SAMBUNG dan KOTAK SAKLAR & SC
Kotak sambung (Junction Box) atau merupakan tempat
dimana saluran utama dan saluran cabang disambungkan.
Banyaknya lobang saluran masuk untuk penyambungan
bermacam-macam (1 cabang, 2 cabang, 3 cabang, dst.)dan
begitu pula bentuk dari kotak sambung tersebut (kotak,
bulat,dsb.). Kita pakai yang umum saja yaitu kotak sambung
dengan tiga lobang cabang dan empat lobang cabang
(dikalangan instalatir disebut T-DOOS dan Kruis DOOS.
Kotak untuk pemasangan saklar & kotak kontak (stop
kontak(SC)) pada instalasi pasang dalam kita gunakan kotak
sambung dengan 1 lobang saluran cabang (dikalangan
instalatir disebut In bouw DOOS atau N Doos).

28
BAB IV
TAHAPAN PERANCANGAN
INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA

Tahapan Pertama - Denah rumah


Untuk merancang sebuah instalasi listrik rumah
tangga, yang diperlukan pertama kali adalah denah rumah.
Denah rumah dilengkapi dengan jumlah lantai, ukuran
ruang,peruntukan masing-masing ruangan dan letak pintu
dan jendela. Kelengkapan denah ini diperlukan agar
peracangan instalasi dapat disesuaikan dengan kegunaan
masing-masing ruang. Letak pintu dan jendela dibutuhkan
agar posisi saklar dan fiting lampu dapat sesuai dengan
prinsip kemudahan penoperasian. Kemudian dimensi atau
ukuran ruang sangat diperlukan untuk menentukan jumlah
lampu dan daya lampu yang diperlukan agar terang cahaya
yang diperoleh cukup.
Tahapan Kedua – Peletakan peralatan instalasi
Tahap berikutnya adalah peletakan komponen-
komponen instalasi listrik seperti, papan hubung bagi atau
kotak pengaman, fiting lalu, saklar dan kotak kontak yang
disesuaikan dengan kondisi dan peruntukan ruang.
Selanjutnya dilakukan gambar jalur kabel instalasinya,
disesuaikan dengan keadaan dinding dan posisi pintu dan
jendela. Dari sini juga bisa digambarkan, pembagian grup
instalasinya. Gambar pada tahap ini sering disebut diagram
segaris atau Single line diagram.

29
Tahapan ketiga – Diagram pengawatan
Pada tahapan ini semua kabel yang diperlukan pada
jaringan digambar, baik kabel fase, netral maupun kabel
ground. Untuk memudahkan pebacaan, kadang dibuat dengan
tinta warna. Dengan gambar tahap ini akan nampak jumlah
kabel yang ada pada masing-masing jalur pengawatan,
sehingga dapat dilakukan perubahan jalur sekiranya ada jalur
yang jumlah kabelnya terlalu banyak. Gambar ini dapat
digunakan untuk menghitung jumlah kabel yang digunakan.
Untuk memudahkan pemipaan, perlu digambarkan juga
rencana pemasangan pipa, sehingga bisa digunakan untuk
menghitung jumlah pipa instalasi yang diperlukan serta
peralatan pendukungnya.
Tahapan keempat – Penggambaran rangkaian PHB
Untuk menentukan ukuran peralatan pengaman, perlu
dilakukan perhitungan daya untuk masing-masing grup
instalasi. Dalama perhitungan daya beban, setipa lampu
dihitung sesuai dengan daya lampu yang direncanakan,
sedang untuk kotak-kontak diasumsikan diberi beban 100
Watt setiap kontak kontak. Setelah jumlah beban setiap grup
dihitung, maka ditentukan ukuran minimal sekring atau MCB
yang akan dipasang. Kotak sekring atau kotak MCB yang
diperlukan disesuaikan dengan jumlah grupnya.
Tahapan kelima – Perhitungan biaya pengadaan bahan
Pada tahap ini dilakukan perhitungan jumlah bahan
dan peralatan instalasi listrik yang diperlukan, biasanya
dibuat dalam bentuk tabel. Tabel ini memuat nama
alat/bahan, spesifikasi dan jumlahnya. Untuk melengkapi
dapat juga dilakukan perkiraan biaya pembelian peralatan,

30
dengan menambahkan harga satuan untuk masing-masing
bahan/ alat yang diperlukan.
Hasil dari rancangan yang dilakukan dengan tahapan-
tahapan di atas berupa gambar rancangan dan tabel yang
diharapkan dapat menjadi pedoman pelaksanaan
pemasangan instalasi tersebut. Secara garis besar, untuk
masing-masing tahap diberikan contoh hasil rancangannya
sebagai berikut:

31
Denah rumah 1 lantai

Sumber gambar: Zainuddin Udhin

32
Diagram satu garis

33
Diagram Pengawatan

34
Diagram Pemipaan

35
Diagram PHB 1 fase 2 group

Rekap beban dan arus

36
Denah Rumah 2 lantai

37
38
Diagram satu garis

39
40
Diagram Pengawatan

41
42
Rekapultasi Peralatan yang dibutuhkan

43
44
BAB V

TESTING DAN KOMISIONING

Pekerjaan Instalasi Listrik yang telah selesai


dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung
boleh dioperasikan. Sebelum dan pada saat akan dioperasikan
harus diyakini terlebih dahulu bahwa instalasi tersebut
benar-benar aman untuk dioperasikan. Untuk meyakini
bahwa instalasi listrik tersebut benar-benar aman
dioperasikan, keberadaannya harus telah memenuhi
ketentuan dan persyaratan teknis yang ditentukan. Apakah
instalasi listrik telah memenuhi ketentuan dan persyaratan
teknis yang ditentukan, perlu dilakukan pemeriksaan dan
pengujian atau disebut Testing dan Komisioning.
Testing dan Komisioning (Commissioning test) adalah
serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian instalasi
listrik yang telah selesai dikerjakandan hendak dioperasikan.
Dengan hasil pemeriksaan dan pengujian yang baik, maka
diyakini bahwa instalasi listrik aman pada saat dioperasikan,
yaitu aman bagi manusia, ternak, harta benda dan aman bagi
instalasi itu sendiri.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan merupakan bagian dari testing dan
komisioning, dengan cara melihat langsung terhadap
material/peralatan/barang maupun konstruksi instalasi
listrik yang telah terpasang, secara kasat mata dan tanpa
melalui alat/peralatan bantu. Ada dua jenis pemeriksaan
yaitu: pemeriksaan sifat tampak (Visual check) dan
pemeriksaan pemasangan (konstruksi).

45
Pemeriksaan Sifat Tampak :
 Pemeriksaan item per item material /barang/alat yang
telah terpasang.
 Untuk mengetahui apakah perlengkapan yang
dipasang telah sesuai dengan spesifikasi didalam
kontrak.
 Melihat, apakah semua perlengkapan dalam kondisi
baik,secara phisik tidak ada kelalaian, tidak cacat fisik,
dan lain-lain.
Pemeriksaan pemasangan :
 Pemeriksaan rangkaian (Konstruksi)
material/barang/alat yang telah terpasang.
 Untuk mengetahui apakah rangkaian
material/barang/alat yang dipasang telah sesuai
/tidak sesuai dengan gambar rencana maupun
peraturan yang berlaku (PUIL, SPLN dan lain-lain).
PENGUJIAN
Pengujian merupakan bagian dari testing dan
komisioning, dimana untuk dilihat dengan kasat mata tidak
bisa dilakukan. Beberapa jenis pengujian antara lain:
pengujian indifidual, pengujian atau pengukuran tahanan
pembumian, pengujian tegangan, dan pengujian system
pengaman.
PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI
TENAGA LISTRIK
Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah
Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah
konsumen.

46
Tujuan komisioning suatu instalasi tenaga listrik ialah :
Untuk mendapatkan suatu instalasi tenaga listrik yang
masingmasing alatnya maupun sebagai suatu sistem, telah
berfungsi dengan baik dan memenuhi kontrak. Komisioning
perlu dilaksanakan dengan tujuan : Untuk mengetahui apakah
pemasangan dan penyetelan dari tiap-tiap peralatan selama
konstruksi/ pembangunan telah baik. Untuk mengetahui
penampilan unjuk kerja sesungguhnya unit baru yang telah
selesai dibangun tersebut apakah telah sesuai dengan
spesifikasi dan garansi kontrak.
Tim komisioning, adalah team yang intinya terdiri dari
tenaga PLN, LMK dan dibantu oleh unit-unit PLN lain,
mempunyai tugas: Mengevaluasi hasil uji-uji komisioning.
Pada suatu proyek yang sifatnya terima jadi (turn key
projeck) dan perusahaan Saudara ikut dalam salah satu
anggota Konsorsium pada pembangunan proyek tersebut,
dalam hal ini : PLN harus mengikuti secara aktif pada saat
komisioning
Sebelum komisioning dilakukan proyek ataupun
kontraktor harus: Telah menyiapkan dan menyerahkan
seluruh dokumen dan informasi yang lengkap yang
diperlukan pada pengujian serta penilaiannya.
Penerimaan suatu instalasi adalah: Suatu proses yang
meliputi: Persetujuan terhadap spesifikasi, persetujuan
terhadap tipe alat dari fabrikan, persetujuan pengujian fabrik,
persetujuan pada komisioning dan pengujian, persetujuan
pada operasi dalam masa garansi. Pengujian individual
merupakan kegiatan pada komisioning yang menyangkut:
Pengujian karakteristik dan kerja masing-masing peralatan.

47
Semua alat uji harus memenuhi ketentuan di bawah:
Masa kalibrasi masih berlaku dan meter tersebut memenuhi
klasnya
Suatu instalasi tenaga listrik dapat dinyatakan baik dan
andal bila: Telah diadakan suatu komisioning secermat-
cermatnya sehingga masing-masing alatnya maupun sebagai
suatu sistem, telah berfungsi dengan baik dan memenuhi
kontrak
Kriteria evaluasi pengujian dapat diambil dari
standard, data desain,kontrak, uji pabrik dan seterusnya. Jika
ada pertentangan antara nilai-nilai (harga-harga) batasan
kriteria yang terdapat dalam sumber-sumber tersebut, maka
yang dianggap paling menentukan adalah diambil dari:
Kontrak.
PENGUJIAN FISIK INSTALASI PENERANGAN DAN TENAGA
Pengujian fisik instalasi listrik penerangan dan tenaga
didahului dengan pemeriksaan secara fisik (yang terlihat
mata) keadaan suatu instalasi listrik apakah sudah memenuhi
ketentuan-ketentuan di dalam PUIL (Peraturan Umum
Instalasi Listrik) di Indonesia sebagai berikut :
Keadaan tata letak pemasangan perlengkapan instalasi
listrik yang meliputi :
 Kotak sekring atau PHB (Perangkat hubung bagi)
harus dipasang di tempat yang jelas terlihat dan
mudah dicapai serta dilengkapi dengan penerangan
yang cukup. Kotak sekring dapat dipasang pada
tembok, tiang kayu atau dinding papan dengan
ketinggian 175 cm dari lantai.

48
• Saklar, kotak kontak dan alat listrik lainnya harus
dipasang di tempat yang tidak mudah terkena siraman
air.
• Kotak kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25
m tingginya dari lantai harus dilengkapi dengan tutup.
• Pemasangan perlengkapan instalasi listrik harus cukup
kuat atau tidak mudah goyah.
Pemasangan kabel instalasi listrik, yang meliputi :
• Kabel berisolasi tunggal misalnya NYA atau NGA harus
dipasang di dalam pipa pelindung baik di dalam atau di
atas tembok, kecuali jika dipasang di atas plafon dapat
menggunakan isolator rol.
• Untuk kabel yang mempunyai luas penampang 1,5
mm2 atau 2,5 mm2 , jarak antara dua isolator rol
maksimum 1 m. Untuk kabel yang mempunyai luas
penampang 4 mm2 atau lebih, jarak antara dua
isolator rol maksimum 6 m. Kabel tidak boleh
dibelitkan pada isolator rol, kecuali pada ujung tarikan
rentang.
• Kabel berisolasi ganda, misalnya NYM dapat dipasang
di dalam pipa atau tanpa pipa, baik di luar tembok
maupun di dalam tembok.
• Kabel fleksibel hanya dapat digunakan pada peralatan
listrik yang dapat dipindah-pindahkan, misal untuk TV,
almari es, dan sebagainya.
• Fitting gantung harus menggunakan kabel fleksibel
yang dilengkapi tali penggantung. (NYPLYw).

49
Penggunaan warna pada kabel, yang meliputi :
• Warna loreng hijau-kuning digunakan untuk menandai
penghantar pembumian, penghantar pengaman dan
penghantar penyama ke bumi.
• Warna biru digunakan untuk menandai penghantar
netral atau kawat tengah. Untuk menghindari
kesalahan, warna biru tidak boleh digunakan untuk
menandai penghantar lainnya.
• Kabel berselubung dan berinti tunggal (NYM) boleh
digunakan untuk penghantar fase, kawat tengah atau
penghantar pembumian asalkan isolasi kedua ujung
kabel yang terlihat (bagian yang dikupas ujungnya)
dibalut dengan bebat yang sesuai dengan ketentuan a.
dan b. diatas.
Jumlah titik beban
Jumlah titik beban instalasi listrik yaitu Jumlah titik beban
instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL

50
Pemeriksaan pada terminal dan sambungan kabel:
• Penyambungan kabel hanya boleh dilakukan di dalam
kotak sambung dan tidak boleh di dalam pipa.
Sambungan kabel harus kuat dan dibalut dengan
benang yang cukup sehingga dapat ditutup dengan
lasdop secara kuat.
• Kabel-kabel yang disambung harus diberi toleransi
panjang secukupnya guna mempermudah
perbaikannya.
• Dua penghantar (kabel) dari logam yang berlainan
tidak boleh disambungkan. Sambungan penghantar
pada terminal harus terjamin baik dan tidak merusak
penghantar. Menyambung kabel fleksibel harus
menggunakan sambung tekan (termasuk jenis sekrup),
sambung solder atau sambung puntir. Sepatu kabel
harus disambungkan dengan mur baut secara baik.
• Sambungan puntir harus dibuat dengan menggunakan
penyambung puntir atau dengan cara dilas / disolder.
Sebelum dilas / disolder, sambungan tersebut harus
dipuntir dahulu agar diperoleh sambungan yang baik
secara mekanis dan listrik.
Pemeriksaan pada pipa instalasi:
• Pipa instalasi harus dibuat dari bahan yang tahan
terhadap tekanan mekanis, tahan terhadap panas,
tidak menjalarkan api, dan tahan kelembaban,
misalnya baja, PVC atau bahan lain yang sederajat.
• Permukaan dalam dan luar pipa instalasi haruslah licin
dan rata, tidak boleh terdapat lubang atau tonjolan
yang tajam atau cacat lainnya. Bagian dalam maupun

51
luar pipa tersebut harus dilindungi secara baik
terhadap karat.
• Pada bagian dalam dan pada ujung dari bagian
penyambung pipa tidak boleh terdapat bagian yang
tajam. Permukaan dan pinggiran atau bibir tempat
penghantar ditarik harus licin dan tidak tajam. Pada
ujung bebas pipa yang terbuat dari baja harus
dipasang selubung masuk (tule) yang berbentuk baik
dan terbuat dari bahan yang awet. Pipa instalasi dan
bagian penyambungnya harus dapat disambung
dengan baik. Benda Bantu bengkok harus mempunyai
jari lengkung sekurang-kurangnya tiga kali garis
tengah luar pipa tersebut. Pembengkokan pipa harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
penggepengan. Jari-jari lengkung pembengkokan
tersebut, diukur dari bagian dalam dari
pembengkokan, dengan ketentuan tidak boleh kurang
dari : – 3 Dim untuk pipa PVC – 4 Dim untuk pipa baja
sampai 16 mm (5/8 “) – 6 Dim untuk pipa baja yang
lebih dari 16 mm.
• Pipa instalasi dan bagian penyambungnya harus tahan
terhadap tekanan mekanis. Pipa jika dibengkokkan,
ditekan, kena pukulan, atau dalam suhu di atas normal
selama ataupun sesudah pemasangan, tidak boleh
menjadi retak atau pecah ataupun berubah bentuknya
sehingga pemasangan penghantar di dalamnya
menjadi sukar atau penghantar akan rusak di
dalamnya. Pipa instalasi yang terbuat dari logam dan
terbuka, yang terdapat dalam jarak jangkauan tangan
harus dibumikan dengan baik, kecuali jika pipa

52
tersebut digunakan untuk menyelubingi kabel
berisolasi ganda atau kawat pembumian.
• Pipa instalasi harus dipasang tegak lurus atau
mendatar.
• Pipa dan perlengkapannya yang tidak bersifat kedap
gas, harus mempunyai ventilasi serta jalan keluar
pengeringan pada tempat di mana ada kemungkinan
cairan embun akan berkumpul. Lubang pengeringan
atau ventilasi tersebut tidak boleh dibuat pada pipa itu
sendiri.
• Perlengkapan seperti kotak periksa, kotak tarik, suku
bengkok, suku siku, dan suku T harus dipasang
sedemikian rupa sehingga penarikan kembali
penghantar atau pemasangan penghantar tambahan
tetap dimungkinkan. Di antara dua kotak tarik tidak
boleh ada dua suku bengkok atau 20 m pipa lurus.
Suku S yang tumpul dianggap satu suku
bengkok. Pemakaian suku-suku harus dibatasi, yaitu
pada tempattempat : Pada ujung pipa tepat dibelakang
armatur penerangan, kotak tarikatau kotak
penghubung. Pada lajur pipa antara dua kotak tarik
yang panjangnya tidak boleh dari 10 m, dimana dapat
dipasang 1 suku pada kedudukan tidak lebih dari 0,5 m
dari kotaqk tarik yang mudah dicapai, asalkan semua
bengkokan yang lain pada lajur pipa tersebut tidak
lebih dari 900 .
• Khusus dalam pemakaian pipa instalasi dengan
kampuh terbuka terlipat : Tidak boleh dibengkokkan.
Alur harus berada di bawah pada pemasangan
mendatar dan menghadap dinding pada pemasangan
tegak lurus. Pipa instalasi yang tidak ditanam dalam

53
tembok, harus dipasang secara baik menggunakan alat
penopang dan klem pipa yang cocok, sehingga pipa
terpasang secara kokoh. Jarak antara tempat
pemasangan klem pipa tidak boleh melebihi 1 m.
• Pipa PVC tidak boleh digunakan pada ruangan dengan
suhu melebihi 600 C. Pipa logam yang dilapisi dengan
bahan isolasi dianggap sebagai pipa bukan logam.

54
BAB VI
INSTALASI LISTRIK TENAGA

JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET


Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis yang
menggunakan alat kontrol kontaktor magnet memerlukan
alat bantu lain agar fungsi pengontrolan berjalan dengan baik
seperti: tombol tekan, thermal overload relay dan alat bantu
lainnya. Kontaktor magnet banyak digunakan untuk
mengontrol motor-motor listrik 1 fasa dan 3 fasa, anatara lain
untuk mengontrol motor dua arah putaran, strating bintang-
segitiga, beberapa unit motor bekerja dan berhenti berurutan
dan lain-lain.

A. Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar yang
bekerja berdasarkan kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja
bila ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik
dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu
mengalirkan arus dan memutuskan arus dalam keadaan kerja
normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama
pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor kumparan
magnetnya (coil) dapat dirancang untuk arus searah (arus
DC) atau arus bolak-balik (arus AC). Kontaktor arus AC ini
pada inti magnetnya dipasang cincin hubung singkat, gunanya
adalah untuk menjaga arus kemagnetan agar kontinu
sehingga kontaktor tersebut dapat bekerja normal. Sedangkan
pada kumparan magnet yang dirancang untuk arus DC tidak
dipasang cincin hubung singkat.

1. Kontaktor Magnet Arus Searah (DC)

55
Kontaktor magnet arus searah (DC) terdiri dari sebuah
kumparan yang intinya terbuat dari besi. Jadi bila arus listrik
mengalir melalui kumparan, maka inti besi akan menjadi
magnet. Gaya magnet inilah yang digunakan untuk menarik
angker yang sekaligus menutup/ membuka kontak. Bila arus
listrik terputus ke kumparan, maka gaya magnet akan hilang
dan pegas akan menarik/menolak angker sehingga kontak
kembali membuka atau menutup.
Untuk merancang kontaktor arus searah yang besar
dibutuhkan tegangan kerja yang besar pula, namun hal ini
akan mengakibatkan arus yang melalui kumparan akan besar
dan kontaktor akan cepat panas. Jadi kontaktor magnet arus
searah akan efisien pada tegangan kerja kecil seperti 6 V, 12 V
dan 24 V.

Gambar Komponen Kontaktor Magnetik DC atau Rele

56
Gambar Animasi kerja Rele

Gambar fisik kontaktor magnet DC

Bentuk fisik relay dikemas dengan wadah plastik transparan,


memiliki dua kontak SPDT (Single Pole Double Throgh)
Gambar 2.1, satu kontak utama dan dua kontak cabang). Relay
jenis ini menggunakan tegangan DC 6V, 12 V, 24 V, dan 48 V.
Juga tersedia dengan tegangan AC 220 V. Kemampuan kontak
mengalirkan arus listrik sangat terbatas kurang dari 5
ampere. Untuk dapat mengalirkan arus daya yang besar untuk
mengendalikan motor induksi, relay dihubungkan dengan
Bila kontaktor untuk arus searah digunakan pada arus AC
maka kemagnetannya akan timbul dan hilang setiap saat
mengikuti gelombang arus AC.

57
1. Kontaktor Magnet Arus Bolak balik (AC)
Kontruksi kontaktor magnet arus bolak-balik pada dasarnya
sama dengan kontaktor magnet arus searah. Namun karena
sifat arus bolak-balik bentuk gelombang sinusoida, maka pada
satu periode terdapat dua kali besar tegangan sama dengan
nol. Jika frekuensi arus AC 50 Herz berarti dalam 1 detik akan
terdapat 50 gelombang. Dan 1 periode akan memakan waktu
1/50 = 0,02 detik yang menempuh dua kali titik nol. Dengan
demikian dalam 1 detik terjadi 100 kali titik nol atau dalam 1
detik kumparan magnet kehilangan magnetnya 100 kali.

58
Simbol dan kode angka serta bentuk fisik dari kontaktor

Karena itu untuk mengisi kehilangan magnet pada kumparan


magnet akibat kehilangan arus maka dibuat belitan hubung
singkat yang berfungsi sebagai pembangkit induksi magnet
ketika arus magnet pada kumparan magnet hilang. Dengan
demikian maka arus magnet pada kontaktor akan dapat
dipertahankan secara terus menerus (kontinu).
Bila kontaktor yang dirancang untuk arus AC digunakan pada
arus DC maka pada kumparan itu tidak timbul induksi listrik
sehingga kumparan menjadi panas. Sebaliknnya, bila
kontaktor magnet untuk arus DC yang tidak mempunyai
belitan hubung singkat diberikan arus AC maka pada
kontaktor itu akan bergetar yang disebabkan oleh
kemagnetan pada kumparan magnetnya timbul dan hilang
setiap 100 kali.

Catatan:
Kontaktor akan bekerja normal bila tegangannya mencapai 85
% dari tegangan kerja, bila tegangan turun kontaktor akan

59
bergetar.
Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan
arusnya. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak,
yaitu kontak normal membuka (Normally Open = NO) dan
kontak normal menutup (Normally Close = NC). Kontak No
berarti saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya
membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu menutup/
menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor
belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila
kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja
kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja
membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup.

Simbol-simbol kontaktor magnet.

Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan


kontak bantu. Kontak utama terdiri dari kontak NO dan
kontak bantu terdiri dari kontak NO dan NC. Kontak utama
digunakan untuk mengalirkan arus utama, yaitu arus yang
diperlukan untuk pesawat pemakai listrik misalnya motor
listrik, pesawat pemanas dan sebagainya. Sedangkan kontak
bantu digunakan untuk mengalirkan arus bantu yaitu arus

60
yang diperlukan untuk kumparan magnet, alt bantu
rangkaian, lampu-lampu indikator, dan lain-lain.
Dari informasi diatas dapat dilihat bahwa keuntungan
penggunaan kontaktor magnet daripada saklar togel dan
saklar Cam adalah,
* Arus listrik yang mengalir pada saklar pengontrol sangat
kecil dibandingkan arus beban.
* Dapat mengontrol beban listrik dari tempat jauh dengan
kerugian tegangan yang relatif kecil.

Mengoperasikan Motor 1 Fasa


Dalam mengoperasikan motor 1 fasa dengan kendali
elektromagnetik, dibutuhkan kontaktor magnet, MCB, dan
tombol ON/ OFF (saklar tekan) untuk alat kontrolnya. Dengan
kontaktor magnet, motor 1 fasa jenis split phasa dapat
dijalankan dari jarak jauh, kontaktor dapat diletakkan pada
tempat yang jauh dari operator. Sedangkan operator hanya
mengendalikan tombol start untuk menjalankan dan tombol
stop untuk mengendalikan. Dengan demikian operator dapat
bekerja ditempat yang aman.
Dari gambar rangkaian kontrol dan daya, terlihat kontak-
kontak kontaktor magnet dipakai sesuai keperluannya. Pada
rangkaian kontrol, fasa dihubungkan ke MCB 1 fase, kemudian
melalui tombol OFF, menuju ke tombol ON, yang kemudian
menuju coil pada kontaktor dan berakhir di netral, karena
sakelar ON yang digunakan merupakan sakkelar tombol,
maka dipakai sakelar pengunci/ bantu yang terhubung
pararel ke kontak bantu kontaktor NO (Normally Open).
Sedangkan pada rangkaian daya, perjalanannya yaitu dari
Fasa melalui MCB dan menuju ke kontaktor (pada kontak
utama), dan dari kontak utama menuju motor 1 fasa. Salah

61
satu masukan kontak utama pada kontaktor dihubungkan
melalui sumber netral dan keluarannya dihubungkan ke
motor listrik.

a. Rangkain Kontrol

62
b. Rangkaian Utama

63
c. Rangkaian Pengawatan

sumber:http://erickson1.blogspot.com/2009/10/mengopera
sikan-motor-3-fasa-dengan.html

64
RANGKAIAN BINTANG / STAR-DELTA (Y-Δ) MOTOR
INDUKSI TIGA FASA
Pengasutan Motor Induksi dengan menghubungkan
langsung pada saluran (Direct On Line)
Pengasutan ini digunakan untuk motor-motor berdaya kecil.
Pada cara ini motor dapat diasut pada tegangan saluran
penuh dengan menggunakan penstart saluran yang dilengkapi
dengan relai termis beban lebih. Cara ini dapat menghasilkan
kopel start yang lebih besar mengingat kopel motor
induksi berbanding lurus dengan kuadrat tegangan yang
dikenakan. Kelemahan pengasutan cara ini adalah dapat
menghasilkan arus start yang besar, karena itulah hanya
digunakan untuk motor-motor yang berdaya kecil.

65
Gambar rangkaian pengasutan langsung pada saluaran atau
Direct On Line (DOL)
Rangkaian kendalinya disuplai dari tegangan 220 Volt. Pada
saat tombol start S2 ditekan arus mengalir melalui F2 – S1 –
S2 – K1. Kontaktor megnetik 1 (K1) bekerja, kontak bantu K1
(NO) menutup dan motor terhubung pada saluran. Untuk
selanjutnya, arus akan mengalir melalui F2 – S1 – Kontak
bantu K1 – K1.

Pengasutan Motor Induksi dengan menggunakan


penstart bintang/Star–delta (Y-Δ)

66
Pada pengasutan ini selama periode start lilitan motor akan
berada dalam hubungan bintang dan setelah selang waktu
tertentu akan berpindah ke hubungan lilitan delta. Dengan
cara ini kenaikan arus start dapat dibatasi hingga sepertiga
kali saja dibandingkan bila motor langsung terhubung delta.
Gambar berikut memperlihatkan rangkaian daya dan
rangkaian kendali pengasutan star – delta.

Gambar rangkaian start motor star/bintang –


delta/segitiga
Rangkaian kendali pengasutan dengan cara ini disuplai oleh
tegangan 220 Volt. Cara kerjanya : jika tombol start S2

67
ditekan, arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 – kontak bantu
timer T (NC) – kontak bantu K3 – K1. Kontaktor magnetik 1
(K1) bekerja dan motor terhubung dalam lilitan bintang. Saat
itu juga kontak bantu K1 (NC) membuka dan kontak bantu K1
(NO) menutup sehingga arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 –
kontak bantu K1 (NO) – K2. Kontaktor magnetik 2 (K2)
bekerja dan motor terhubung pada sumber tegangan. Pada
saat yang sama kontak bantu K2 (NO) menutup dan timer T
bekerja. Setelah t detik kontak bantu T (NC) membuka
sehingga K1 tidak dilewati arus (K1 tidak bekerja), kontak
bantu T (NC) menutup, arus mengalir melalu F2 – S1 – kontak
K2 (NO) – kontak bantu T (NO) – kontak bantu K1 (NC) – K3.
Kontaktor magnetik K3 bekerja, motor terhubung dalam
belitan delta. Tombol S1 digunakan untuk melepaskan motor
dari sumber tegangan.

Dengan pengasutan cara ini, kenaikan arus start dapat


dibatasi hingga sepertiga kali saja dibandingkan bila lilitan
motor langsung terhubung delta. Hal ini dapat dibuktikan
sebagai berikut:

68
Hubungan belitan, Tegangan, Arus Star dan Delta
Bila stator dihubung star, maka :
- Tiap belitan mendapatkan tegangan sebesar U/√3
- Sehingga arus yang mengalir ditiap belitan sebesar IfY = IY

Bila stator dihubungkan delta, maka :


- Tiap belitan mendapatkan tegangan sebesar U
- Sehingga arus yang mengalir ditiap belitan sebesar I fΔ
- Arus fasa untuk belitan delta : IfΔ = √3 IfY

Bila dibandingkan,

69
SUMBER:
http://notesdjahwalfietrah.blogspot.com/2012/05/ngkaian-
bintang-star-delta-y-motor.html

70
Penyambungan Rangkaian Motor On Off (interlock)
http://electric-mechanic.blogspot.com/

Rangkaian ini dikenal juga dengan istilah DOL Starter seperti


artikel yang pernah saya bahas sebelumnnya. Sebelum
melihat gambar penyambungan rangkaian motor On Off ini,
anda sebaiknya membaca artikel saya yang berjudul
InterLock Kontaktor.. disana anda akan menemukan
penjelasan apa dan bagaimana cara kerja rangkaian ini,
berikut juga wiring diagramnya.
Di foto gambar penyambungan rangkaian motor On Off ini,
saya menggunakan tegangan 380V pada kontrol
pengendalinya. Artinya, disini saya menggunakan Kontaktor
380V agar lebih efisien. Nah... bagaimanakah wiring

71
diagramnya bila menggunakan kontaktor 220V? (cari caranya
sendiri yahh.. :P).

Penyambungan Rangkaian Motor Star Delta (Bintang


Segitiga)

Dalam penyambungan rangkaian motor star delta ini,


mungkin sedikit agak berbeda dari wiring diagram yang ada
pada artikel saya sebelumnya yaitu yang berjudul Wiring
Diagram Star Delta dan Pengaplikasian Kerja NO dan NC

72
Proteksi Motor Listrik. Tetapi tidak akan menjadi masalah,
karena prinsip kerjanya tetaplah sama.

Disini saya menggunakan 1 tegangan pada rangkaian


pengendalinya.. yaitu 220V untuk Kontaktor dan Timer.
Khusus untuk timer, saya menggunakan Omron H3CR-A8,
220V, yang mempunyai range 0~30 Jam. Selamat menikmati
keruwetan gambarnya.. :)

Penyambungan Rangkaian Motor Forward Reverse


(bolak balik)

73
Pada gambar diatas, secara prinsipanya sama dengan wiring
diagram yang terdapat pada artikel saya sebelumnya yang
berjudul Wiring Diagram Motor Bolak Balik (Forward
Reverse), hanya saja disini saya memasang NC dari thermal
overload langsung pada koil kontaktor, dan NC dari K1 dan K2
yang terhubung dari NO tombol masing-masing. Silahkan
untuk membandingkan wiring diagramnya dengan foto
gambar penyambungannya diatas

Prinsip kerjanya adalah, bila tombol fwd ditekan maka motor


akan berputar kekanan. Untuk memutar balik putaran motor
kekiri maka perlu ditekan terlebih dahulu tombol Off, baru
bisa memutar kearah sebaliknya (kiri) dengan menekan
tombol rev. Dan untuk mematikannya tekan tombol Off yang

74
sama, karena fungsi tombol Off disini untuk memutuskan
kedua fungsi kerja rangkaian.

Penyambungan Rangkaian Motor Off dengan Timer

Rangkaian ini belum pernah saya bahas sebelumnya, tetapi


bila anda jeli untuk mempelajari artikel-artikel tentang wiring
diagram saya yang ada di blog ini, maka anda pasti akan
menemukan prinsip dasar kerjanya.

Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah, memutus kerja


rangkaian kontaktor sesuai dengan waktu yang diinginkan

75
secara otomatis dengan timer. Pada rangkaian ini, saya juga
memasang tombol off sebagai pemutus rangkaian manual. Hal
tersebut semata-mata hanya untuk menjaga kalau-kalau kerja
rangkaian tersebut tidak sesuai yang diharapkan atau
mengalami masalah (trouble).

Penyambungan Rangkaian Motor Work Interchangeably


(Kerja Bergantian)

76
Khusus untuk foto gambar rangkaian ini, saya
mengadaptasikan kerja rangkaian lampu flip-flop seperti pada
artikel saya sebelumnya yang berjudul Wiring Diagram
Rangkaian Lampu Flip Flop Menggunakan TDR (Timer),
dengan hanya menggunakan 2 timer saja pada kerja
rangkaiannya. Rangkaian ini bisa diaplikasikan pada
rangkaian kerja motor sirkulasi, atau kerja motor induksi 3
phasa yang bekerja secara terus menerus. Pada sistem kerja
seperti itulah rangkaian ini sangat dibutuhkan, agar motor
induksi dapat diistirahatkan kerjanya. Karena pemakaian
yang terlalu lama bisa juga mengurangi umur sebuah motor
induksi.

Prinsip kerjanya adalah, ketika tombol On ditekan maka


motor 1 akan bekerja sesuai waktu yang diinginkan. Ketika
telah mencapai waktunya, maka motor 1 akan mati dan
bersamaan itu juga motor 2 akan bekerja sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan. Dan begitu telah mencapai
waktunya, maka motor 2 akan mati dan motor 1 akan
menyala lagi sesuai ketetapan waktunya.. begitu seterusnya.
Dan untuk mematikan kerja rangkaian ini, cukup dengan
menekan tombol Off. Rangkaian ini menggunakan tegangan
220V pada rangkaian pengendalinya, artinya Timer, Relay
dan Kontaktor menggunakan koil bertype 220V (perhatikan
pengabelan yang berwarna hijau terang).
Catatan
 Motor Induksi 3Ø/380V diatas 5 HP, harus
dihubung star delta. (atau baca dulu penjelasan
tentang name plate-nya disini)
 Karena penampakan gambar rangkaian diweb
browser ini amat terbatas, Anda disarankan

77
untuk mendownload gambar-gambar yang ada
dan mencetaknya dengan printer berwarna
agar lebih jelas mempelajarinya.

78
WIRING DIAGRAN MEMBALIK PUTARAN
MOTOR AC 3 FASE
http://electric-mechanic.blogspot.com/
Motor Bolak Balik ini adalah salah satu kerja motor induksi 3
phasa yang sering digunakan pada mesin mesin produksi oleh
banyak kalangan industri, baik industri kecil maupun industri
besar. Secara spesifik penggunaannya tidaklah terlalu penting,
karena mesin mesin produksi terus mengalami
perkembangan dari segi pemanfaatan dan kontruksi
mesinnya itu sendiri. Namun secara prinsipalnya adalah
sama, yaitu membolak balikkan arah putaran motor induksi
dengan tombol tombol atau rangkaian interlock tertentu.
Baiklah.. langsung saja saya jelaskan prinsip sederhana dari
rangkaian Motor induksi 3 phasa Bolak Balik atau Forward
Reverse, melalui bahasa gambar agar mudah mempelajarinya.
Coba lihat gambar di bawah ini

79
Dalam gambar diatas dijelaskan:
 gambar A: arah putaran motor ke arah kanan bila
urutan phasa input R-S-T masuk dalam
rangkaian Breaker dan Kontaktor ke motor.
 gambar B: arak putaran motor ke arah kiri bila urutan
phasa input yang masuk dalam rangkaian dan ke
motor adalah kebalikannya, yaitu T-S-R
Klik disini untuk mengetahui secara teoritis bagaimana arah
putaran motor menjadi bolak balik sesuai dengan urutan
phasa input. Lalu perhatikan gambar berikut dibawah ini.

80
Dalam gambar diatas dijelaskan
 gambar A: Saya sudah menambahkan thermal
overload dan 2 kontaktor dalam rangkaian, yaitu K1
dan K2. Dalam gambar A ini K1 dalam posisi NC atau
sedang dalam kondisi ON, dan K2 dalam posisi Off.
Lihatlah bagaimana urutan phasa input R-S-T masuk
dalam rangkaian, sehingga putaran motor menjadi
kearah kanan.

81
 gambar B: Dalam gambar B ini urutan phasa input
yang masuk dalam rangkaian adalah kebalikannya,
yaitu T-S-R bila K2 dalam posisi NC atau ON, dan K1
dalam posisi Off. Dan membuat arah putaran motor
menjadi kearah kiri.
Dalam penggambaran realnya atau Rangkaian Utamanya
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

urutan phasa input motor R-S-T

82
urutan phasa input motor T-S-R

Pada gambar A dibawah ini adalah wiring untuk menghidup


matikan K1 dan K2 satu persatu. Artinya adalah: bila tombol
hijau ditekan, maka K1 akan bekerja dan berhenti bila tombol
dilepas. Begitu juga K2 bila tombol merah ditekan dan dilepas.
Bisakah Anda bayangkan bila tombol tombolnya ditekan
bersamaan ?? iya... pada rangkaian utamanya akan
terjadi korsleting 3 phasa!! Lalu bagaimana kelanjutannya..??

Lihat gambar B !!

83
klik gambar untuk memperbesar

Untuk membuat kerja K1 dan K2 secara bergantian, kita bisa


memanfaatkan NC pada masing masing kontaktor seperti
pada gambar B. NC dari K1 dipasang seri pada jalur input koil
K2, begitu juga sebaliknya, NC dari K2 dipasang seri pada jalur
input koil K1.

Lalu lihat gambar C dan D !!


bila tombol hijau ditekan, maka K1 akan bekerja dan NC dari
K1 akan menjadi NO yang menyebabkan tombol merah atau
K2 tidak akan bisa berfungsi karena jalur inputnya terputus
selama K1 masih bekerja. Begitu juga sebaliknya yang terjadi
bila tombol merah ditekan setelah K1 tidak bekerja.

Sebagi finalisasi wiring rangkaian Forward Reverse ini, kita


harus memasang juga sistem Proteksi Motor untuk
mengamankan motor dari beban lebih dengan menggunakan
NC dari Thermal Overloadyang telah terpasang sebelumnya,
seperti pada gambar berikut dibawah ini

84
Dan saya sertakan juga wiring rangkaian Forward Reverse ini
dengan sistem interlock untuk fungsi kerja motor lain yang
mungkin Anda butuhkan.

85
86

Вам также может понравиться