Вы находитесь на странице: 1из 13

Penugasan Blok Elektif Nutrisi 1000 Hari Pertama Kehidupan 4.

Laporan Kasus Status Gizi Anak

Oleh :

Nurahmi Widyani Ratri (15711125)


Elsa Churia Jannety (15711134)

Kelompok : Tutorial 3
Tutor : dr. Ukhti Jamil Rustiasari, Sp. PA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2018
IDENTITAS
A. Indentitas Ibu
Nama : Ny. D
Umur : 22 tahun
Alamat : Jl Kaliurang KM 14 Sleman
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
B. Identitas Anak
Nama : An. D
Umur : 1 tahun 11 bulan
Alamat : Jl Kaliurang KM 14 Sleman

HASIL ANAMNESIS
Riwayat kehamilan ibu diketahui normal dan tidak terdapat masalah kesehatan yang
serius. Umur kehamilan saat melahirkan adalah 36 minggu. Ibu dibantu oleh bidan pada saat
persalinan dengan persalinan normal. Keadaan ibu setelah melahirkan sehat dan tidak
ditemukan masalah pada masa nifas. An. D merupakan anak pertama dari Ny. D lahir dengan
berat 2700 gram dan panjang badan 42 cm. An. D mendapatkan ASI eksklusif selama 8
bulan pertama usianya. Pada saat berusia 8 bulan, anak mulai mendapatkan MPASI berupa
makanan lumat dan susu formula.
FORMULIR KAJIAN RIWAYAT MENYUSUI

Nama Ibu : Ny. D Tanggal lahir : 04 Oktober 2016


Nama bayi : An. D Alasan berkonsultasi :

Tanggal kunjungan 22 September 2018


Usia waktu berkunjung 23 bulan
(1) Apakah kurva pertumbuhan Ya, terdapat peningkatan pada kurva
menunjukkan peningkatan ? pertumbuhan anak. Kurva yang digunakan
adalah kurva pertumbuhan berat badan (BB)
terhadap umur (U)
Informasi MPASI
a). Sejak kapan pemberian MPASI MPASI diberikan sejak anak berumur 8
diberikan ? bulan
b). Apakah jenis MPASI yang MPASI yang diberikan saat ini meliputi
diberikan saat ini ? (bisa dengan nasi, brokoli, telur, ikan, tepung,
menyebutkan contohnya) mentega, sup ayam, bakso.
Pemberian MPASI
(2) Apakah anak masih menyusu ? Anak masih menyusu. Kuantitas menyusu
(berapa kali rata-rata/hari, kapan ASI tidak tetap sesuai dengan keinginan bayi.
diberikan)
(3) Apakah kemarin anak makan 3x Tidak, karena anak sudah diatas 1 tahun,
sehingga anak sudah makan makanan
MPASI yang kental (tunjukkan gambar
keluarga seperti nasi dan daging yang
untuk contoh) dicincang.
(4) Apakah kemarin makan makanan Ya, kemarin anak makan makanan hewani
hewani ? (daging/ikan/hati/telur) berupa ikan matang dan ayam yang
dicincang.
(5) Apakah kemarin minum Ya, kemarin anak minum ASI dan susu
ASI/susu/produk susu lainnya? formula.
(6) Apakah kemarin anak makan Ya, kemarin anak makan sayuran berupa
sayuran hijau atau buah warna brokoli. Anak tidak suka memakan wortel
kuning/jingga ? (tanyakan jenisnya)
(7) Apakah kemarin anak makan Tidak, kemarin anak hanya memakan ayam
kacang-kacangan/ tempe/tahu? cincang, brokoli, dan nasi
(tanyakan jenisnya)
(8) Apakah anak cukup makan sesuai Iya, anak makan 3 kali sehari dengan porsi
dengan porsi kebutuhannya baik sedang. Makanan selingan berupa biskuit.
makanan utama maupun selingan? Anak minum susu formula 2-3 kali sehari.
(Berapa kali dan apa saja)
(9) Apakah kemarin anak makan Iya, kemarin anak makan 4 kali dengan
makanan dengan ukuran/jumlah porsi sedang, selingan biskuit. Nutrisi yang
makanan yang sesuai dengan umurnya? diberikan sudah cukup beragam dan porsi
(Berapa jumlah/takarannya) sudah sesuai ¾ mangkok.
(10) Apakah kemarin ibu sendiri yang Ya, kemarin ibu sendiri yang memberikan
memberikan makanan/siapa yang makanan. Anak biasa diberikan makanan
menyuapi? (bagaimana kebiasaan dengan cara disuapi langsung. Untuk biskuit
memberikan makanan) anak biasanya makan dengan sendirinya,
namun dipotong kecil-kecil oleh ibu terlebih
dahulu.
(11) Apakah anak biasa diberikan Tidak, anak tidak biasa diberikan vitamin
vitamin atau mineral tambahan ? atau mineral tambahan
(12) Apakah anak sedang sakit atau Tidak, anak tidak sedang sakit atau dalam
dalam masa pemulihan setelah sakit? masa pemulihan setelah sakit
HASIL PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum pasien ditemukan baik dan tampak sehat. Pemeriksaan
status gizi anak diketahui bahwa berat badan 13 kg, tinggi badan 90 cm, dan lingkar
kepala 49 cm. Pemeriksaan fisik lainnya tidak dilakukan terhadap An. D.

PEMBAHASAN
Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan
faktor lingkungan. Sehingga, faktor pembentuk kualitas anak dapat dibagi menjadi
dua, yakni: faktor genetik/keturunan dan faktor lingkungan. Faktor
genetik/keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari
ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik,
psikologis, dan sosial.1
Disebutkan bahwa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan
‘golden age periode’ dari pertumbuhan dan perkembangan anak yang sangat
menentukan kehidupan anak selanjutnya. Periode tersebut tidak hanya dimulai
sejak lahir, namun dimulai sejak usia nol kehamilan sampai usia 2 tahun.2
Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan tersebut, yang dimulai sejak masa
kehamilan hingga menyusui sampai usia anak 2 tahun, merupakan waktu ketika
organ-organ penting bayi mulai terbentuk, terutama pada masa di dalam kandungan
(pranatal). Bersamaan dengan itu juga, bayi mulai dapat merasakan stimulus yang
diberikan dari luar, merekam dan menirukan komunikasi serta kebiasaan-kebiasaan
yang dilakukan oleh ibunya yang akan ia bawa hingga seterusnya.2
ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di
dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi
sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat
makanan tambahan yang tertumpu pada beras.3
ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan
tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung
terserap. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu
menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara
penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang
gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan
tambahan selama tiga bulan pertama.4
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau
minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-24
bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI merupakan makanan
peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus
dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan
kemampuan bayi. Pemberian MP-ASI yang cukup kualitas dan kuantitasnya
penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang sangat
pesat pada periode ini, tetapi sangat diperlukan hygienitas dalam pemberian MP-
ASI tersebut. Sanitasi dan hygienitas MP-ASI yang rendah memungkinkan
terjadinya kontaminasi mikroba yang dapat meningkatkan risiko atau infeksi lain
pada bayi. Selama kurun waktu 4-6 bulan pertama ASI masih mampu memberikan
kebutuhan gizi bayi, setelah 6 bulan produksi ASI menurun sehingga kebutuhan
gizi tidak lagi dipenuhi dari ASI saja. Peranan makanan tambahan menjadi sangat
penting untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi tersebut.4
Makanan pendamping ASI dapat disiapkan secara khusus untuk bayi atau
makanannya sama dengan makanan keluarga, namun tekturnya disesuaikan dengan
usia bayi dan kemampuan bayi dalam menerima makanan.4
Status gizi merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat
yang menggambarkan keseimbangan antara keperluan dan pasokan gizi yang
diperoleh. Gizi kurang menyebabkan terpengaruhnya perkembangan mental,
jasmani, dan sebagainya. Pada masa bayi, kekurangan gizi berkaitan dengan
gangguan intelektual, sehingga hal ini merupakan salah satu masalah yang serius.
Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Status Gizi
Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik
energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak
fisiknya diukur secara antroppometri.5
Indikator yang sering digunakan untuk mengetahui status gizi ada 3 macam,
yaitu berat badan menurut umur yang disimbulkan dengan BB/U, tinggi badan
menurut umur disimbulkan dengan TB/U dan kombinasi BB dan TB yang

6
disimbulkan dengan BB/TB. Indikator BB/U menunjukkan secara sensitif status
gizi saat ini (saat diukur) karena mudah berubah, tetapi indikator BB/U tidak
spesifik karena berat badan selain dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh
tinggi badan. Indikator TB/U menggambarkan status gizi masa lalu, sedangkan
indikator BB/TB menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi saat ini.6
Status gizi kelompok orang dalam suatu survei gizi dilakukan melalui
perhitungan statistik, nilai berat badan hasil penimbangan dibandingkan dengan
median dan standar deviasi (SD) acuan WHO. Dengan rumus statistik dapat
dihitung nilai Z skor dari suatu BB/U. Nilai Z skor berkisar antara ±(-3 s/d 3) SD.
BB/U normal jika nilainya terletak antara -2 SD sampai +2 SD, status gizi kurang
jika nilainya <-2 SD sampai -3 SD. Status gizi buruk jika nilainya kurang dari -3
SD. Sebaliknya jika nilai Z skor di atas 2 SD disebut gizi lebih (gemuk) dan jika
nilai Z skor >3 SD dikatakan gemuk sekali.7

Gambar 1. Grafik pertumbuhan menurut BB/U pada KMS

7
Berdasarkan status gizi yang dilihat dari pertumbuhan berat badan terhadap
umur (BB/U) pada KMS milik An. D, diketahui bahwa pada saat dilahirkan
grafiknya berada diantara -2SD dan -1SD. Pada usia 1 dan 2 bulan, grafik
pertumbuhannya masih tetap berada diantara -2SD dan -1SD. Pada usia 3 bulan
telah melewati garis -1SD dan berada diantara -1SD dan 0SD. Lalu pada usia 4
bulan turun satu garis sehingga kembali berada diantara -2SD dan -1SD. Selama
empat bulan kemudian tidak pernah ditimbang lagi. KMS kembali diisi pada usia 9,
15, dan 18 bulan, dimana grafiknya berada pada -1SD dan 0SD.

Gambar 2. Grafik pertumbuhan menurut PB/U


Menurut grafik pertumbuhan WHO child growth standarts, status gizi An. D
bila ditinjau berdasarkan panjang badan (PB) terhadap umur (U) berada pada 2SD
sampai 0SD. Berdasarkan grafik pertumbuhan tersebut, pertumbuhan An. D dapat
dikatakan normal. Status gizi menurut PB/U dapat dikatakan baik bila berada pada -
2SD sampai 2SD.

8
Gambar 2. Grafik pertumbuhan menurut BB/U
Status gizi An. D bila ditinjau berdasarkan berat badan (BB) terhadap umur
(U) berada diantara 2SD dan 0SD. Berdasarkan grafik pertumbuhan tersebut, berat
badan An. D dapat dikatakan normal. Status gizi menurut BB/U dapat dikatakan
baik bila berada pada -2SD sampai 2SD.

Gambar 4. Grafik pertumbuhan menurut BB/PB

9
Status gizi An. D bila ditinjau berdasarkan berat badan (BB) terhadap
panjang badan (PB) berada diantara 0SD dan 1SD. Berdasarkan grafik
pertumbuhan tersebut, pertumbuhan An. D dapat dikatakan normal. Status gizi
menurut BB/PB dapat dikatakan baik bila berada pada -1SD sampai 1SD.

KESIMPULAN
Evaluasi pertumbuhan An. D (23 bulan) dilihat dari pemeriksaan setiap
bulan di buku Kesehatan Ibu dan Anak. Dari hasil pemeriksaan antopometri dan
juga penilaian status gizi menurut Kemenkes maupun WHO child growth standart,
kurva BB/U memotong satu garis pertumbuhan dan masih dalam batas normal.
Secara umum kebutuhan gizi an. D terhitung cukup. Hal ini dapat dilihat dari status
gizi PB/U, BB/U, dan BB/PB yang masih dalam batgas normal.
SARAN
1. Menawarkan ibu solusi antara lain, pengenalan rasa lapar pada anak
2. Menjelaskan pentingnya makanan pendamping ASI tidak dapat digantikan
dengan ASI lagi
3. Menganjurkan ibu untuk mengenalkan beragam rasa pada anak, mencoba
menerapkan jadwal makan dan mengatur durasi makan, serta mencoba
mengubah kebiasaan anak yang suka memakan makanan ringan.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Mufida L, Widyaningsih TR, Maligan JM. Prinsip Dasar Makanan


Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk Bayi 6-24 Bulan: Kajian
Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2015;3(4):1646-1651.
2. Tim Penyusun, Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 Hari Pertama
Kehidupan (Jakarta, 2013), 8.
3. Rahmad AHA. Pemberian ASI dan MP-ASI terhadap pertumbuhan bayi
usia 6-24 bulan. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2017;17(1):8-14.
4. Kemenkes RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. 2010. p.
40.
5. Ikalor, A., 2013. Pertumbuhan dan Perkembangan. Jurnal pertumbuhan dan
Perkembangan vol.7 no.1 (1-6). ISSN: 2104-1994. 97/Dikti/Kep/2013.
6. Dietitians of Canada and Canadian Paediatric Society. A Health
Proffesional’s Guide to Using Growth Charts. Paediatric Child Health.
2004;9(3):174-176.
7. World Health Organization. WHO Child Growth Standards. 2008;52(1):13–
7. Available from: http://hpps.kbsplit.hr/hpps-2008/pdf/dok03.pdf

11
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi saat melakukan pemeriksaan antopometri

12
-

13

Вам также может понравиться