Вы находитесь на странице: 1из 8

OPTIMASI PENGGUNAAN BINDER AKRILIK DAN

POLIVINIL ASETAT DALAM PEMBUATAN CAT TEMBOK

Dian Ayu Pratiwi, Drs. Agus Taufiq, M.Si, Farida Nuraeni, S.Si., M.Si
dhayent_poizone@yahoo.com
Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan

ABSTRAK
Salah satu cara meningkatkan nilai suatu bahan adalah dengan melapisi permukaan bahan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan optimasi penggunaan binder akrilik dan binder polivinil
asetat (PVAc) agar kualitas cat tembok maksimum sesuai Standar Nasional Indonesia. Penelitian ini
dilakukan dengan menambahkan binder akrilik dengan massa 10 gram, 20 gram, 30 gram, 40gram
dan 50 gram pada sampel cat induk dan binder polivinil asetat dengan massa 10 gram, 20 gram, 30
gram, 40 gram dan 50 gram pada sampel cat induk yang berbeda dengan dua kali pengulangan.
Pengujian yang dilakukan terhadap sampel uji meliputi uji densitas, uji ketahanan terhadap alkali,
uji waktu mengering, uji padatan total, uji kekentalan, uji pH dan uji Scanning Electron Microscopy
(SEM).
Kata Kunci : pembuatan cat tembok, kualitas cat tembok, optimasi .

ABSTRACT
One of the ways to increase the quality of a material is by coating the surface of that material. This
research intend to deciding the optimization of using acrylic binder and polyvinyl acetate (PVAc)
so as the maximum quality of wall paint will be suitable with the National standard of Indonesia.
The research begin with adding acrylic binder with a mass of 10 grams, 20 grams, 30 grams, 40
grams, and 50 grams to the main paint and polyvinyl acetate with a mass of 10 grams, 20 grams, 30
grams, 40 grams, and 50 grams to the different main paint with two repetition. The testing which
conducted to tasted sample involving density test, test of resistance to alkali, drying time test, total
solid test, consistency test, pH test and Scanning Electron Microscopy ( SEM ) test .
Keywords: the process of making wall paint, wall paint quality, optimization .

PENDAHULUAN tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat


Industri cat adalah salah satu industri tertua di dilakukan dengan banyak cara, diusapkan,
dunia.Sekitar 20.000 tahun lalu, orang-orang dilumurkan, dikuas, disemprotkan, dicelupkan
Mesir kuno mengembangkan cat menjadi atau dengan cara yang lain (Susyanto, 2009).
lebih kaya warna, mereka menemukan cat Cat merupakan suatu produk yang
warna biru, merah, dan hitam dengan berfungsi untuk melindungi atau protektif dan
mengambilnya dari akar tanaman tertentu. memperindah atau dekoratif berbagi objek.
Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan Cat digunakan dalam berbagai bidang
kasein sebagai perekatnya. Seiring dengan kehidupan untuk memperindah dan
waktu, manusia mulai menemukan minyak melindungi suatu objek. Objek tersebut dapat
tanaman dan resin dari fosil untuk mengganti berupa logam, kayu, batu, tembok, kertas,
darah dan susu sebagai perekat cat. Saat ini kain dan jenis bahan lainnya. Pengunaan cat
walaupun telah ditemukan perekat/resin yang dimasyarakat sudah tidak asing lagi, namun
semakin baik dengan berkembangnya tidak semua orang mengetahui bagaimana cat
teknologi kimia, resin-resin natural hingga itu dibuat dan bahannya apa. Produsen cat
kini masih banyak dipakai. tembok semakin banyak dengan macam-
Setelah dikenakan pada permukaan dan macam teknologi yang digunakan. Penelitian
mengering, cat akan membentuk lapisan tipis terhadap proses pembuatan cat yang
yang melekat kuat dan padat pada permukaan dilakukan di industri yang kebanyakan
hasilnya dirahasiakan atau dipatenkan. Sonnevile, Gunung Putri - Bogor. Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan merupakan dilakukan dari bulan Juni sampai dengan
penelitian paling mendasar untuk dapat Agustus 2015.
membuat cat tembok berkualitas. Suatu Metode Penelitian
hubungan yang ideal akan tercapai jika hasil Penelitian ini dilakukan dengan
penelitian ilmiah yang teoritis dapat menambahkan binder akrilik dengan massa 10
digunakan secara langsung ataupun tidak gram, 20 gram, 30 gram, 40 gram dan 50
langsung dalam proses industri pembuatan cat gram pada sampel cat induk dan binder
tembok yang akan mengefisienkan usaha polivinil asetat dengan massa 10 gram, 20
penelitian dan pengembangan produk. ( gram, 30 gram, 40 gram dan 50 gram pada
Supri,2004 ) sampel cat induk yang berbeda dengan dua
Pada umumnya banyak di gunakan resin kali pengulangan. Sampel yang digunakan
akrilik pada pembuatan cat tembok, namun adalah cat tembok. Tahap selajutnya adalah
tidak diketahui jumlah pasti penambahan proses aplikasi cat dan pengujian. Parameter
binder tersebut pada proses pemuatan cat yang diamati pada pengujian ini adalah uji
karena sebagian besar industri merahasiakan densitas, uji ketahanan terhadap alkali, uji
komposisi formula cat yang dibuat. Penelitian waktu mengering, uji padatan total, uji
dilakukan dengan menentukan optimum kekentalan, pengukuran pH dan uji Scanning
jumlah resin yang digunakan agar cat yang Electron Microscopy (SEM).
dibuat memiliki kualitas yang sesuai dengan Pembuatan Cat Dengan Binder Akrilik
standar SNI. (Malik, 2009)
Polyvinyl acetate (PVAc) ini Dilarutkan HE Cellulose7,35 gram
merupakan polimer yang mempunyai sifat dengan air panas 588 mL dalam Beaker glass
kerekatan yang sangat kuat sehingga sering 1 L, di aduk dengan kecepatan 250 rpm
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sampai larut. Setelah larut sempurna kalsium
lem, kain, kertas dan kayu (Kim, dkk, 2005). karbonat 367,5 gram ditambahkan sedikit
PVAc memiliki sifat tidak berbau, tidak demi sedikit dan diaduk dengan kecepatan
mudah terbakar, dan lebih cepat solid. Oleh maksimum 500 rpm sampai merata. Titanium
karena itu akan dilakukan penelitian Dioxide 36,7 gram diditambahkan dan diaduk
pembuatan cat dengan menggunakan dua dengan kecepatan yang sama sampai
binder (resin) berbeda yaitu binder PVAc dan homogen. Ditambahkan pine oil 10 ml dan
binder akrilik untuk mengetahui pengaruh defoamer 1,47 gram dan diaduk kembali.
dari masing-masing binder tersebut terhadap Campuran ini kemudian digunakan sebagai
kualiatas cat dan membandingkan cat cat induk. Cat induk ditimbang 200 gram,
dipasaran. dimasukkan pada wadah ukuran 250 ml yang
METODOLOGI berbeda. Masing-masing wadah ditambahkan
Lokasi dan Waktu binder akrilik 10 gram, 20 gram, 30 gram, 40
Penelitian ini dilakukan di gram, 50 gram dan diaduk hingga rata.
Laboratorium Research and Development PT. Ditambahkan juga Binder PVAc 10 gram, 20
Anugerah Inti Mulia yang berlokasi di Jl. gram, 30 gram, 40 gram, 50 gram dan diaduk
Bima Marga, Gang Sanjaya, Kompleks Ferry hingga rata. Total sampel 10

Tabel 1. Perbandingan Penambahan Binder Akrilik Dalam Cat.


Dalam 200
F1 F2 F3 F4 F5
gram cat
Akrilik 10 gram 20 gram 30 gram 40 gram 50 gram

Tabel 2. Perbandingan Penambahan Binder Polivinil Asetat Dalam Cat.


Dalam 200 Formula Formula Formula Formula Formula
gram cat 6 7 8 9 10
PCAc 10 gram 20 gram 30 gram 40 gram 50 gram
Pengujian yang dilakukan terhadap uji kekentalan, uji pH dan uji
11 sampel uji meliputi uji densitas, Scanning Electron Microscopy
uji ketahanan terhadap alkali, uji (SEM).
waktu mengering, uji padatan total,

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dilakukan. Selanjutnya dilakukan
Optimasi Penggunaan Binder pengujian-pengujian dengan hasil
Akrilikdan Polivinil Asetat Dalam sebagai berikut :
Pembuatan Cat Tembok telah

Tabel 3. Hasil Uji


SNI
Cat di
Parameter F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 3564 :
pasaran
2009
Uji Densitas
1,27 1,28 1,29 1,28 1,30 1,28 1,29 1,30 1,31 1,31 1,49 Min. 1,20
(g/cm3)
Uji Ketahanan
Terhadap
Alkali
Perubahan Tidak
- - - - - - - - - - -
Warna terdeteksi
Tidak
Gelembung XXX XXX - - X XX XX XX X X -
terdeteksi
XXX Tidak
Pengerutan X - - - XX XX X - - -
XX terdeteksi
Tidak
Pengapuran - - - - - XX XX XX XX XX -
terdeteksi
Tidak
Pengelupasan XX XX - - X XXX XX XX - - -
terdeteksi
Uji Waktu
Pengeringan
(menit)
Kering
26:53 26:14 25:49 25:31 24:23 28:40 27:32 26:50 26:25 26:12 20:26 Max. 30
Sentuh
Kering
46:44 41:06 38:40 35:56 32:31 50:29 43:15 40:19 37:47 38:41 25:27 Max. 60
Keras
Uji Padatan
40,17 40,77 40,93 41,47 41,94 38,17 40,60 40,39 40,85 41,39 43,81 Min. 40
Total (%)
Uji Viscositas
24550 26600 29450 31850 34150 27100 23650 27200 28600 30400 39000 Min. 1150
(cP)
Pengukuran
7,08 7,10 7,11 7,12 7,12 7,09 7,09 7,10 7,13 7,11 7,05 7,0-9,5
pH
Pembahasan (banyak sekali) hampir disemua bagian
Uji Densitas lapisan cat.
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat Tabel 3 menunjukkan bahwa F1 sampai
bahwa nilai kerapatan untuk masing-masing F10 tidak terjadi perubahan warna yang
perlakuan memenuhi syarat SNI 3564:2009 berarti, warna cat relatif tahan lama setelah
dengan nilai minimal 1,20 m/cm3. Di industri diaplikasikan. Penambahan binder akrilik
cat, hubungan antara berat dan volume sangat pada F1 sampai F5 dalam cat tidak
diperhatikan. Salah satu alasannya adalah segi menyebabkan terjadinya pengapuran yang
komersial, bahan baku dibeli dalam satuan berarti CaCO3 atau kapur terikat sempurna
berat sedangkan hasil produksi dijual dalam pada cat. Sampel dengan F1 dan F2 terjadi
satuan volume. Dari Tabel 3 juga dapat dilihat gelembung dengan parameter sedang,
bahwa setiap penambahan massa binder yang pengelupasan yang sedikit. Pengerutan yang
lebih besar diikuti densitas yang lebih besar terjadi pada F2 jauh lebih sedikit dibanding
pula. Dibandingkan dengan densitas cat yang dengan F1. Hal ini berarti lapisan film cat
beredar dipasaran menunjukkan bahwa tidak cukup kuat merekat pada media saat
penambahan binder akrilik dan polivinil asetat terkena alkali. Pada sampel dengan F3 dan F4
memberikan tekstur cat yang lebih encer. tidak terjadi gelembung. Pada F5 terjadi
Namun demikian penambahan binder gelembung yang terbentuk sedikit sekali dan
polivinil asetat memberikan tekstur yang lebih terjadi pengelupasan yang sedikit sekali,
kental dibandingkan dengan cat yang pengelupasan ini terjadi karena kelebihan
ditambah binder akrilik. binder dalam komposisi cat.
Densitas sampel cat dengan binder Pada sampel dengan F6, F7 dan F8
polivinil asetat optimum pada F10 sebesar terjadi gelembung dengan parameter sedikit,
1,31 g/cm3 sedangkan hasil dari sampel cat pengerutan dengan parameter sedikit untuk
dengan akrilik yang optimum pada F5 sebesar F6, sedikit untuk F7 dan sedikit sekali untuk
1,30g/cm3, sehingga dari kedua sampel F8. Pengelupasan sedang terjadi untuk
tersebut memenuhi SNI 3564:2009. Cat penggunaan F6, pengelupasan sedikit untuk
menggunakan binder polivinil asetat F7 dan F8 yang berarti film cat tidak cukup
menghasilkan densitas yang lebih besar dari kuat melekat pada media saat terkena alkali.
pada cat dengan menggunakan akrilik yang Pada sampel dengan F9 dan F10 terjadi
berarti partikel dari cat dengan polivinil asetat gelembung dengan parameter sedikit sekali.
lebih besar daripada partikel pada cat dengan Sampel menggunakan binder polivinil asetat
akrilik. terjadi pengapuran dengan parameter sedikit
yang berarti binder polivinil asetat kurang
Uji Ketahanan Terhadap Alkali mengikat sempurna kapur dalam cat,
Uji ketahanan terhadap alkali sedangkan pada sampel yang menggunakan
dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan cat binder akrilik tidak terjadi pengapuran yang
setelah diaplikasikan. Dengan standar dari berarti CaCO3 atau kapur terikat sempurna
SNI dalam waktu 30 menit tidak terjadi pada cat.
perubahan warna, pengelupasan, pengerutan, Hasil pengujian diketahui sampel
pengapuran dan gelembung. Hasil uji dengan binder akrilik yang optimum pada F3
ketahanan terhadap alkali pada cat yang dan F4 ditunjukkan dengan tidak terjadi
ditambah binder akrilik, binder polivinil perubahan warna, gelembung, pengerutan,
asetat dan cat yang beredar dipasaran dapat pengapuran dan pengelupasan. Hasil uji
dilihat pada Tabel 3. ketahanan terhadap alkali pada cat yang
Parameter X (sedikit sekali) berkisar beredar dipasaran menunjukkan tidak
kurang dari 10 %. Parameter XX (sedikit) mengalami perubahan warna, gelembung,
terjadinya atau terbentuknya pada lapisan cat pengerutan, pengapuran, dan pengelupasan
berkisar 25 %. Parameter XXX (sedang) sehingga sampel dengan bahan binder akrilik
berkisar 50 %. Parameter XXXX (banyak) dan cat yang beredar dipasaran memenuhi
berkisar 75 % dan untuk parameter XXXXX SNI 3564:2009. Sampel dengan binder
polivinil asetat yang optimum pada F9 dan
F10 ditunjukkan dengan tidak terjadi sampel dengan binder polivinil asetat. Waktu
perubahan warna, terjadi gelembung, tidak lebih cepat ditunjukkan pada sampel cat yang
terjadi pengerutan, terjadi pengapuran dan beredar dipasaran dengan waktu kering sentuh
tidak terjadi penglupasan. Sampel dengan 20 menit 12 detik dan waktu kering keras 25
bahan binder polivinil asetat tidak memenuhi menit 27 detik.
standar kualitas SNI karena tarjadi gelembung
dan pengapuran. Uji Padatan Total
Uji padatan total berpengaruh pada
Uji Waktu Mengering hiding power atau daya tutup cat pada saat
Uji waktu pengeringan dimaksudkan diaplikasikan pada media. Mengacu pada SNI
agar pada saat cat diaplikasikan pada medium 3564:2009 minimal 40 %. Hasil analisis
tidak terlalu lama kering. Hasil waktu padatan total dari kedua cat dan sampel cat
mengering pada cat yang ditambah binder yang beredar dipasaran dapat dilihat pada
akrilik, binder polivinil asetat dan sampel cat Tabel 3.
yang beredar dipasaran dapat dilihat pada Berdasarkan Tabel 3 penggunaan polivinil
Tabel 3. asetat pada F6 belum memenuhi SNI yang
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan minimal 40% karena pada F6 hanya diperoleh
bahwa cat dengan bindera krilik mengalami padatan total sebesar 38,17%, sedangkan pada
kering sentuh dan kering keras lebih cepat F7 cat sudah menunjukan kualitas yang lebih
dibandingkan cat dengan binder polivinil baik.
asetat, namun jauh lebih cepat pada sampel Sampel cat dengan bahan binder akrilik
cat yang beredar dipasaran. Meskipun yang optimum pada F5 sebesar 41,98%, pada
demikian cat dengan binder akrilik dan sampel cat dengan bahan binder polivinil
polivinil asetat sudah memenuhi standar asetat pada F10 dengan padatan total sebesar
kualitas waktu mengering sesuai 41,39 % sehingga cat dengan sampel binder
SNI3564:2009. akrilik dan binder polivinil asetat memenuhi
Hasil uji waktu mengering bertujuan SNI 3564:2009.
untuk mengetahui kecepatan mengering cat Hasil penelitian diketahui bahwa
tembok setelah diaplikasikan pada media penggunaan binder akrilik pada cat memiliki
kaca. Hasil pengujian untuk sampel dengan padatan total yang lebih besar dibanding
binder akrilik yang optimum pada F5 dengan dengan cat menggunakan binder polivinil
waktu kering sentuh 24 menit 23 detik dan asetat yang berarti cat dengan akrilik
kering keras 32 menit 31detik. memiliki padatan tersuspensi yang lebih besar
Sampel dengan bahan binder polivinil dibanding cat dengan polivinil asetat. Padatan
asetat yang optimum untuk kering sentuh total pada sampel cat yang beredar dipasaran
pada F10 yaitu dalam waktu 26 menit 12 lebih besar dari keduanya yaitu sebesar
detik dan kering keras pada F9 dengan waktu 43,81% dan hasil tersebut memenuhi SNI
37 menit 47 detik. Dengan demikian sampel 3564:2009.
memenuhi standar kualitas SNI 3564:2009
dengan waktu kering sentuh kurang dari 30 Uji Viskositas
menit dan kering keras kurang dari 60 menit, Uji viskositas berpengaruh pada
dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kestabilan cat pada saat dikemas. Mengacu
sampel dengan binder akrilik memiliki pada SNI 3564:2009 minimal l1150
kualitas waktu mengering lebih baik dari pada centipoises. Hasil uji viskositas cat baik
sampel dengan binder polivinil asetat, dengan binder akrilik, binder polivinil asetat
ditunjukkan dengan sampel yang dan sampel cat yang beredar dipasaran dapat
menggunakan binder akrilik memiliki waktu dilihat pada Tabel 3.
mengering lebih cepat dari pada sampel Tabel 3 menunjukkan bahwa
dengan polivinil asetat untuk waktu kering penambahan massa binder juga diikuti
sentuh maupun waktu kering keras. Hal ini peningkatan viskositas cat pada masing-
dikarenakan sampel dengan binder akrilik masing binder. Pada Tabel 3 juga
memiliki titik didih lebih rendah dibanding menunjukkan bahwa penggunaan binder
akrilik menghasilkan cat yang lebih kental akrilik lebih besar dibanding cat dengan
dibanding dengan menggunakan binder polivinil asetat. Dari hasil pengujian
polivinil asetat, namun jauh lebih encer kekentalan juga dapat dilihat hubungan antara
dibandingkan dengan sampel cat yang beredar kekentalan dan waktu uji mengring dimana
dipasaran. Meskipun demikian kedua bahan makin tinggi nilai kekentalan maka makin
tersebut masih menghasilkan cat dengan cepat waktu mengering pada cat.
kualitas sesuai SNI 3564:2009.
Pengujian kekentalan pada penelitian Pengukuran pH
ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur Pengukuran pH dimaksudkan agar cat
viscometer brookfield. Alat viskometer aman pada saat digunakan bila terkena bagian
digunakan spindle no.4 dengan kecepatan 12 tubuh. Data pH cat dengan bindera krilik,
rpm. Sampel cat dengan bahan binder akrilik binder polivinil asetat dan sampel cat yang
yang optimum pada F5 yaitu sebesar beredar dipasaran dapat dilihat pada Tabel 3.
34.150cp, sampel cat dengan bahan binder Tabel 3 menunjukkan bahwa cat dengan
polivinil asetat yang optimum pada F10 yaitu binder akrilik dan binder polivinil asetat
sebesar 30.400cp sehingga dari kedua sampel mempunyai pH 7 demikian pula sampel cat
tersebut memenuhi kualitas SNI 3564:2009 yang beredar dipasaran juga mempunyai pH
karena lebih dari 1150cp. Viskositas cat 7, dengan demikian dapat diketahui bahwa
dengan akrilik lebih besar dibanding binder tidak berpengaruh terhadap pH, cat
viskositas pada cat dengan polivinil asetat, hal masih bersifat netral dan memenuhi kualitas
ini karena gesekan fluida dalam cat dengan SNI 3564:2009.
4.2 Scenning Electron Microscopy (SEM)–Energi-dispersive spektroskopi
sinar-X (EDS)

Gambar 1. Beberapa Unsur Pada Sampel Hasil Uji Sem

Gambar 1 menunjukkan kandungan beberapa orange menunjukkan unsur silikat danwarna


unsur yang terdapat dalam sampel cat. Unsur abu-abu menunjukkan unsur titanium. Energi-
yang ditunjukkan berbeda sesuai warna, dispersive spektroskopi sinar-X (EDS) bisa
dimana warna kuning menunjukkan membuat pemetaan elemental (elemental
kandungan unsur karbon, warna biru mapping) dengan memberikan warna yang
menunjukkan kandungan unsur kalsium, berbeda dari masing-masing elemen
warna toska unsur magnesium, warna ungu dipermukaan bahan.
unsur natrium, warna hijau oksigen, warna
Sum Spectrum
Element Line App. Conc k ratio Intensity corrn. Weight% Standard
C K_SERIES 31.41 0.14518 0.8017 23.27 0.08 33.65 1-Jun-1999 12:00 AM
O K_SERIES 36.82 0.13214 0.4446 49.18 0.09 53.39 1-Jun-1999 12:00 AM
Na K_SERIES 0.14 0.00065 0.7017 0.12 0.01 0.09 1-Jun-1999 12:00 AM
Mg K_SERIES 0.75 0.00513 0.6793 0.65 0.01 0.47 1-Jun-1999 12:00 AM
Al K_SERIES 2.37 0.01746 0.7877 1.79 0.01 1.15 1-Jun-1999 12:00 AM
Si K_SERIES 3.31 0.0267 0.8619 2.28 0.01 1.41 1-Jun-1999 12:00 AM
Ca K_SERIES 38.36 0.34452 1.0062 22.65 0.05 9.81 1-Jun-1999 12:00 AM
Ti K_SERIES 0.06 0.00061 0.7658 0.05 0.01 0.02 1-Jun-1999 12:00 AM
Totals 100.00

Gambar 2. Spektrum Sinar-x dari Beberapa Unsur Sebagai Hasil SEM-EDS


Gambar 2 menunjukkan sebuah pengotor yang terdapat dari bahan baku yang
spektrum energi disperse yang biasanya digunakan.
dilukiskan sebagai histrogram, dengan sumbu Analisis kualitatif adalah proses
horizontal menyatakan satuan energi dan identifikasi unsur-unsur yang ada dalam
sumbu vertikal adalah jumlah intensitas. sampel. Analisis kuantitatif bertujuan untuk
Gambar 2 ini menunjukkan sebuah spektrum mengetahui berapa banyak unsur yang ada
sinar-x karakteristik dari karbon, oksigen, dalam sampel. Dalam rumusan yang
kalsium, silika, natrium, aluminium, sederhana, analisis kualitatif dilakukan
magnesium, dan titanium. dengan cara menentukan energi dari peak
Terdeteksi karakteristik dari karbon, yang ada dalam spektrum dan dibandingkan
kalsium dan oksigen dari penambahan bahan dengan tabel energy emisi sinar-x dari unsur-
baku CaCO3 pada saat pembuatan sampel. unsur yang sudah diketahui.
Karakteristik unsur titanum dari penambahan Sebagian besar alat SEM dilengkapi
titanium dioksida (TiO2). Karakteristik dengan EDS (Energy Dispersive
natrium terdeteksi karena pada proses Spectrocopy). EDS dihasilkan dari sinar-x
pebuatan cat dilakukan penambahan akrilik. karakteristik, yaitu dengan menembakkan
Terdeteksi juga unsur magnesium, aluminium sinar X pada posisi yang diinginkan maka
dan silikat yang merupakan impurity atau akan muncul puncak-puncak tertentu yang
mewakili unsur yang terkandung.
Gambar 3. Hasil Uji Sem Morfologi Dari Akrilik

Gambar 3 Menunjukkan hasil morfologi dari gelembung, pengerutan, pengapuran dan


akrilik pada pembesaran 30µm dimana pengelupasan, uji waktu mengering
terdeteksi bentuk berupa kristal dengan dengan waktu kering sentuh 25:49 menit
ukuran yang beragam. Semakin kecil ukuran dan waktu kering keras 38:40 menit, uji
kristal semakin baik dikarnakan dengan padatan total 40,93%, uji viskositas
ukuran kristal kecil dapat menutupi rongga 29.450cp, pH 7 dan kandungan unsur
permukaan pada sampel sehingga cat mudah hasil uji SEM adalah karbon, oksigen,
kering dan memiliki daya tutup yang lebih kalsium, silika, natrium, aluminium,
baik. magnesium, dan titanium.

Saran
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian dengan
jenis bahan binder yang lain.
Kesimpulan 2. Perbedaan kualitas binder akrilik dan
1. Penggunaan binder akrilik lebih baik dari binder polivinil asetat dapat digunakan
pada binder polivinil asetat. Hal ini dapat sebagai acuan dalam pembuatan
dilihat dari hasil uji ketahanan terhadap formula cat tembok.
alkali. 3. Dilakukan subtitusi komposisi antara
2. Optimum penggunaan binder akrilik akrilik dan polivinil asetat
terjadi pada F3 dengan hasil uji densitas 4. Perlu dilakukan uji FTIR (Fourier
1,29 g/cm3, uji ketahanan terhadap alkali Transform Infrared Spectroscopy)
tidak mengalami perubahan warna,

DAFTAR PUSTAKA Konsentrasi Surfaktan Dan Zat Pengalih


Malik, Iwan.2009. Cat Tembok. Tersedia pada: Rantai. Laporan penelitian Penelitian
http://iwanmalik.wordpress.com/2009/07 Fakultas Matematika Dan Ilmu
/29/cat-tembokbliz/ Pengetahuan Alam Jurusan Kimia
SNI 3564 : 2009 Cat Tembok Emulsi.. Universitas Sumatera Utara.
Susyanto, Heri. 2009. Proses Pembuatan Cat.
Supri, Siregar Amir Hamzah.2004. Sistensis http//www.geocities.com/index/html
Dan Karakterisasi Hom opolimer Emulsi ;tanggal 17 Desember 2014. Pukul
Poli (Metilmetakrilat) Dengan Variasi 19.25

Вам также может понравиться