Вы находитесь на странице: 1из 2

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Likuiditas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi bank untuk dikelola dengan
baik karena akan berdampak kepada profiitabililitas serta business sustainibility dan
continuity. Manajemen likuiditas perbankan adalah kemampuan suatu lembaga
perbankan dalam memenuhi kebutuhannya yang bersifat jangka pendek. Suatu
bank dianggap likuid apabila memiliki alat-alat likud, memiliki surat berharga dan
memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui penciptaan
hutang.

Pengelolaan likuiditas bank merupakan masalah yang cukup kompleks dalam


kegiatan operasional bank. Ciri-ciri bank yang mengalami masalah likuiditas
diantaranya yaitu persentase LDR yang tinggi diatas 100%, bank yang terlalu
banyak mengandalkan operasinya dari pasar uang, kepatuhan secara kaku
terhadap angka reserve requirement, ekspansi kredit yang berlebihan, lemahnya
manajemen secoundary seresve, evergreening Loan, serta negatif gap position
yang cukup besar.
Dalam menjalankan aktifitasnya manajemen dapat melakukan beberpa strategi
agar likuiditas bank tetap berjalan dengan baik, seperti strategi preventif dan
strategi represif. Strategi prenventif terdiri dari pengendalian harian,
pengendalian jangka menengah, dan pengendalian jangka panjang. Sedangkan
strategi represif terdiri dari meminjam dari pasar uang, mengkonversikan dana
valuta asing yang dimiliki, serta meminjam valuta asing dari pasar internasional

Saran
Ada pun saran yang dapat penulis berikan yakni untuk para manajemen bank yang
bermasalah dalam likuiditasnya, sebaiknya lebih memberi perhatian kepada banknya
agar lebih memperhatikan risiko-risiko yang akan dihadapi bank tersebut dalam hal
likuiditasnya. Juga tentunya bank tersebut harus memperbaiki manajemen likuiditasnya
pada perusahaannya agar bank tersebut dianggap sehat, sesuai dengan standar-standar
kesehatan bank yang telah ditetapkan dalam hal likuiditas

Вам также может понравиться