Вы находитесь на странице: 1из 7

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KWADUNGAN
Jalan Sooko Kwadungan Telp (0351) 331048 Ngawi 63283

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KWADUNGAN


NOMOR : 188/05/404.102.14/2015

TENTANG

PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PELAKSANAAN PROGRAM


MAUPUN PELAYANAN DI PUSKESMAS

KEPALA UPTD PUSKESMAS KWADUNGAN

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin perbaikan mutu di Puskesmas


Kwadungan, maka perlu dilaksanakan manajemen terhadap
risiko yang mungkin terjadi baik dalam pelaksanaan program
maupun pelayanan;
b. bahwa dalam melaksanakan manajemen risiko perlu dilakukan
identifikasi, analisis dan tindak lanjut terhadap risiko – risiko
yang mungkin terjadi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
ditetapkan pedoman penerapan manajemen risiko dalam
pelaksanaan program maupun pelayanan dengan keputusan
kepala UPTD puskesmas kwadungan;

Mengingat : 1. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;


2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/
2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.1691/MENKES/PER/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit ;
4. Peraturan Menteri Kesehatan nomor :75 tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat ;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAKSANAAN


PROGRAM MAUPUN PELAYANAN DI PUSKESMAS.

Kesatu : pelaksanaan program dan pelayanan di Puskesmas wajib


menerapkan manajemen risiko
Kedua : penerapan manajemen risiko sebagaimana dalam diktum kesatu
harus menggunakan pedoman manajemen risiko sebagai
panduannya sebagaimana terlampir dalam keputusan ini
Ketiga : segala biaya yang ditimbulkan akibat kegiatan ini ditanggung
oleh anggaran uptd puskesmas kwadungan
Keempat : keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka
akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Kwadungan
Pada Tanggal : 5 Februari 2015

KEPALA
UPTD PUSKESMAS KWADUNGAN

RIKA WANDANSARI
Lampiran 1: Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kwadungan
Nomor : 1880/05/404.102.14/2015
Tanggal : 5 Februari 2015

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAKSANAAN PROGRAM MAUPUN


PELAYANAN DIPUSKESMAS

I. PENDAHULUAN
Keselamatan (safety ) telah menjadi isu global, Ada lima isu penting yang terkait
dengan keselamatan yaitu : keselamatan pasien (patient safety ), keselamatan pekerja atau
petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis”. Kelima aspek
keselamatan tersebut sangat penting untuk dilaksanakan dan harus dikelola secara
profesional, komprehensif dan terintegrasi. Di puskesmas terdapat ratusan macam obat,
berbagai bahan-bahan berbahaya, beragam alat kesehatan, bermacam jenis tenaga profesi
dan non profesi yang memberikan pelayanan pasien. Keberagaman dan kerutinan
pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik, berisiko menimbulkan insiden.
Karena itu Puskesmas Kwadungan perlu melakukan pengelolaan risiko dalam suatu
manajemen risiko yang profesional, komprehensif dan terintegrasi, agar insiden dapat
diminimalisasi dan dicegah sedini mungkin
II. PENGERTIAN
Manajemen risiko adalah proses untuk menciptakan dan mengimplementasi-
kan strategi, untuk meminimalkan kerugian akibat kecelakaan pada manusia,
sarana prasarana fasilitas dan keuangan rumah sakit melalui identifikasi dan
penilaian potensi kehilangan asset puskesmas, dan melakukan seleksi sesuai
asumsi kerugian, transfer, mekanisme pengendalian dan pencegahan.
III. TUJUAN
Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk melestarikan aset,meningkatkan
mutu perawatandan memanfaatkan proses untuk mengidentifikasi, mengurangi
atau menghilangkan risiko kerugian.
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan:
1. Mengelola semua asuransi atau program asuransi diri untuk memaksimalkan
cakupan dan meminimalkan biaya
2. Mengidentifikasi semua risiko dan bahaya untuk mencegah dan memperbaiki
kondisi berbahaya yang dapat menimbulkan risiko yang tidak perlu untuk
pegawai, pasien dan lain-lain
3. Review kinerja semua pegawai yang melaksanakan perawatan pasien untuk
mengidentifikasi dan memperbaiki praktek-praktek yang dapat menimbulkan
risiko yang tidak perlu untuk pegawai, pasien dan lain-lain.
Meninjau kebijakan dan prosedur untuk direvisi agar dihasilkan perawatan
yang sesuai, dan dilakukan monitoring agar tidak terjadi hal-hal yang
merugikan.
4. Investigasi kejadian tidak diharapkan untuk menilai dan menentukan
bagaimana agar kejadian serupa dapat dihindari untuk mengontrol kerugian.
5. Menangani keluhan, menyelesaikan sengketa dan meningkatkan mutu
perawatan pasien dan layanan yang terkait
6. Mengkoordinasikan manajemen klaim secara internal yang tepat waktu,
terorganisir dan biaya efektif seperti yang dipersyaratkan dalam dokumen.
7. Mengatur program pendidikan manajemen risiko untuk membangun
kesadaran tentang isu-isu pengelolaan risiko dan praktek-praktek yang aman.

IV. RUANG LINGKUP MANAJEMEN RESIKO


Program manajemen resiko dirancang untuk mengidentifikasi, menilai,
mencegah dan mengontrol kerugian yang timbul akibat cedera pada pegawai,
kewajiban pembayaran hutang, properti, kepatuhan terhadap peraturan dan
kerugian lain yang timbul dalam proses kegiatan. Program manajemen risiko
mencakup pencegahan kehilangan, kontrol dan kegiatan peningkatan mutu
berkesinambungan. Upaya tim untuk melaksanakan program manajemen risiko
mencakup dokter, administrator, manajemen, pengawas dan karyawan front line
untuk mengidentifikasi, meninjau, mengevaluasi dan pengendalian risiko yang
mengganggu mutu perawatan pasien, keselamatan. Layanan diberikan untuk
melakukan tindakan korektif dan pencegahan tepat yang diperlukan.
Cakupan/ ruang lingkup manajemen risiko:
a. Risiko terkait perawatan pasien:
- Berhubungan langsung dengan perawatan pasien.
- Konsekuensi hasil pengobatan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
- Kerahasiaan dan pemberian informasi yang sesuai.
- Perlindungan dari pelecehan, kelalaian dan serangan
- Pasien diberitahu tentang risiko
- Pengobatan yang nondiskriminatif.
- Perlindungan barang berharga pasien dari kerugian atau kerusakan
- Pemilahan pasien di triase yang sesuai kebutuhan dan transfer pasien dari
ruang emergensi.
- Pasien yang diikut sertakan dalam penelitian dan penggunaan obat-obatan
eksperimental harus dengan persetujuan.
- Apakah pasien dipulangkan sesuai dengan kebutuhan ?
b. Risiko terkait staf medis.
- Apakah telah dilakukan kredensial terhadap staf medis ?
- Apakah tindakan medis dilakukan sesuai kompetensi dan prosedur baku ?
- Apakah pasien dikelola dengan benar?
- Apakah staf yang kita miliki telah cukup dilatih?
c. Risiko terkait pegawai.
- Menjaga lingkungan yang aman.
- Kebijakan kesehatan pegawai.
- Mengurangirisiko penyakit akibat pekerjaan
d. Risiko terkait property.
- Melindungi aset dari kerugian akibat kebakaran, banjir, dll
- Catatan rekam medik pasien non-elektronik atau elektronik, catatan bisnis
dan catatan keuangan, dilindungi darikerusakan atau perusakan.
- Prosedur untuk menangani uang tunai dan menjaga barang-barang berharga
- Ikatan kerja sama dan asuransi untuk melindungi fasilitas dari kerugian
e. Risiko terkait keuangan.
- Bad Debt
- Meningkatnya suku bunga
- Keuangan dengan kewajiban pembayaran hutang yang buruk
f. Risiko lain-lain:
- Manajemen bahan berbahaya lainnya: kimia, radioaktif, bahan biologis
menular, manajemen limbah.
- Risiko terkait hukum dan peraturan
VI. PROSES MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko adalah proses yang berkesinambungan dan
berkelanjutan. Risiko mungkin terpapar kepada pasien, staf, pengunjung dan
organisasi yang terus-menerus berubah dan harus diidentifikasi.
Program manajemen risiko menggunakan 5 tahapan proses yaitu:
1. Tetapkan konteks.
2. Identifikasi risiko.
3. Analisis risiko.
4. Evaluasi risiko.
5. Kelola risiko.
1. TAHAP 1: TETAPKAN KONTEKS
Pada tahapan ini:
 Identifikasi dan pahami program manajemen risiko layanan kesehatan yang
efektif.
 Tetapkan parameter organisasi dan lingkungan di mana proses manajemen
risiko harus ditempatkan, tujuan dari aktivitas risiko dan konsekuensi
potensial yang dapat timbul dari pengaruh internal dan eksternal.
2. TAHAP 2: IDENTIFIKASI RISIKO
Untuk memulai proses, perlu dilakukan identifikasi dan penentuan
prioritas risiko pelayanan kesehatan internal dan eksternal yang dapat
menimbulkan ancaman. Identifikasi risiko memerlukan pemahaman yang
mendalam dari para eksekutif layanan kesehatan terhadap komponen-
komponen berikut:
1. Sumber risiko atau bahaya yang berpotensi menimbulkan kerugian;
2. Insiden yang terjadi dan dampaknya pada puskesmas atau stakeholder
internal /eksternal
3. Identifikasi konsekuensi, hasil dan dampak klinis risiko atau insiden
dipuskesmas atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelayanan
puskesmas
4. Faktor kontributor (apa dan mengapa) terhadap terjadinya risiko klinis atau
bahaya dan insiden yang terjadi
5. Kapan dan di mana risiko klinis atau bahaya dapat terjadi.
Beberapa sumber informasi untuk identifikasi risiko yang dapat dipakai
seperti:
- Daftar keluhan pasien
- Hasil survei kepuasan
- Diskusi dengan manajer serta staf dan mitra kerja
- Laporan insiden
3. TAHAP 3: ANALISIS RISIKO.
Tahap analisis dilakukan setelah tahap identifikasi. Organisasi manajemen
risiko harus melakukan analisa secara sistematis terhadap system kesehatan,
organisasi puskesmas, unit pelayanan dan semua satuan kerja, untuk
memahami risiko, mengidentifikasi tugas agar dapat menentukan tindakan
lebih lanjut. Perlu proses sistematis untuk memahami sifat risiko dan
menyimpulkan tingkat risiko, memisahkan risiko kecil yang dapat diterima
serta risiko besar, serta menyediakan data untuk membantu evaluasi dan
perawatan.
Pada umumnya risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian keuangan
akan menjadi prioritas intervensi. Makin besar kerugian yang akan terjadi,
makin segera tindakan harus dilakukan. Analisis dilakukan dengan
melakukan risk grading/ tingkatan risiko untuk menentukan keparahan dari
tiap risiko dengan cara memeriksa kecenderungan terjadinya risiko dan
akibatnya bila hal ini terjadi. Analisis risiko harus mempertimbangkan bahwa
telah adakontrol atas risiko saat ini, termasuk kemungkinan keparahan
apabila risiko tersebut muncul menjadi sebuah insiden (risiko yang
potensialmenjadi insiden), dan kemungkinanterjadinya insiden. Penilaian dan
rangking risiko dilakukan menggunakan kategori kemungkinan dan
konsekuensi.
4. TAHAP 4: EVALUASI DAN RANGKING RISIKO.
Mengevaluasi risiko dan membandingkan kriteria risiko yang diterima
untuk dikembangkan dalam daftar prioritas risiko yang akan ditindak lanjuti.
Melakukan evaluasi risiko dan prioritas risiko dengan cara membandingkan
tingkat risiko yang ditemukan selama analisis dengan kriteria risiko yang
ditentukan sebelumnya, dan mengembangkan daftar prioritas risiko untuk
menentukan tindak lanjut.
Saat menyusun evaluasi kriteria layanan kesehatan, harus dilakukan
identifikasi untuk menentukan tingkat risiko secara internal maupun
eksternal. Kriteria risiko digunakan untuk menilai dan menentukan peringkat
risiko, yang menunjukkan bahwa bila risiko diterima, maka harus berhasil
dilaksanakan. Dalam mengevaluasi kriteria risiko mungkin dipengaruhi oleh
persepsi internal, eksternal dan persyaratan hukum. Penentuan kriteria sejak
awal merupakan hal yang sangat penting..
5. TAHAP 5: PENGELOLAAN RISIKO.
Bila memungkinkan paparan risiko perlu dieliminasi. Contohnya
memperbaiki alat yang rusak, memberikan pendidikan pada staf medis yang
belum mendapatkan edukasi tentang prosedur pengoperasian alat. Bila risiko
tidak dapat dieliminasi, maka perlu dicari teknik lain untuk menurunkan
risiko kerugian. Setelah dilakukan identifikasi dan analisa risiko, maka
manajer risiko harus menangani dan mengendalikan risiko tersebut.
Ada dua pendekatan dasar:
1. Mengendalikan risiko (risk control).
Risiko sedapat mungkin dihindari karena rumah sakit tidak berani
mengambil risiko dengan metode berikut.
- Menghindari risiko (risk avoidance),
Adalah menghindarkan harta, orang atau kegiatan dari pajanan terhadap
risiko dengan cara:
o Menolak risiko atau menerima dan melaksanakan suatu kegiatan
walaupun hanya untuk sementara
o Meninjau kembali risiko yang telanjur diterima atau segera
menghentikan kegiatan itu begitu diketahui mengandung risiko.
- Mengendalikan kerugian dengan mencegah dan mengurangi kemungkinan
terjadinya insiden yang menimbulkan kerugian dengan cara :
o Mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian
o Mengurangi keparahan jika kerugian itu memang terjadi dengan cara
pembiayaan risiko (risk financing) meliputi pemindahan risiko (risk
transfer) melalui pembelian asuransi
2. Menanggung risiko (risk retention).
Risiko diterima dan ditangani sendiri oleh Puskesmas. Artinya puskesmas
Mentolerir terjadinya kerugian untuk mencegah terganggunya kegiatan
operasional puskesmas dengan menyediakan sejumlah dana untuk
menanggulanginya
VII. PEMANTAUAN DAN TINJAUAN
Memantau dan meninjau risiko yang sedang berjalan, penting untuk
memastikan bahwa rencana organisasi manajemen risiko puskesmas tetap
relevan. Mengingat bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi perubahan
“kemungkinan dan dampak risiko” setiap saat, maka manajemen risiko harus
melakukan pemantauan berulang kali, serta meninjau kembali setiap langkah
dalam proses manajemen risiko. Penentuan prioritas risiko dan perencanaan
kegiatan, memperhitungkan laporan insiden internal, litigasi dan informasi
klaim, informasi audit, keluhan dan isu-isu perorangan/perusahaan, serta
persyaratan dan panduan tingkatnasional. Kepala satuan kerja secara sistematis
harus menyusun prioritas risiko menurut keparahan risiko (sesuai warna/ bands
risiko), dan melakukan kontrol di tingkat satuan kerja.Tindak lanjut dilakukan
oleh manajer level tertentu tergantung tingkat keparahan risiko (sesuai
warna/bands risiko).
Tujuan utama pemantauan adalah:
1. Untuk mengembangkan sebuah daftar risiko (risk register) secara
komprehensif yang diprioritaskan untuk membuatrencana tindakan
terhadaprisikoyang signifikan dan moderat.
2. Untuk mengembangkan daftar risikointernal dan rencana kegiatan untuk
semua satuan kerja.
3. Untuk mengembangkan profil utamarisiko dan risiko signifikan yang
mungkin timbul dari kegiatan rumah sakit(dan jasa pelayanan pihak
ketiga) sertauntuk menganalisis risiko yang berdampak terhadap
keuangan, kemungkinan risiko yang mungkin muncul menjadi insiden dan
kemungkinan untukmengontrol.
4. Untuk mengidentifikasi pengukuran kontrol yang sudah ada dan menilai
potensi perbaikan akuntansi keuangan dan dampaknya terhadap
pelayanan.

Ditetapkan di : Kwadungan
Pada Tanggal : 5 Februari 2015

Kepala
UPTD Puskesmas Kwadungan

RIKA WANDANSARI

Вам также может понравиться