Вы находитесь на странице: 1из 18

Tugas Taksonomi Spermatophyta

CRITICAL BOOK REPORT


“KHASIAT DAN MANFAAT MENGKUDU”
Penulis : Dr.A.P. Bangun, MHA dan B. Sarwono

Penerbit : AgroMedia Pustaka/2002/69 halaman

Nama : Arina Zawani Akmal (4143341004)


Febiola Rachel Ulina P. (4161141022)
Indah Purba (4163141018)
Putri Arsila (4162141003)
Sahabat Laoli (4133341086)

Kelas : Biologi Pendidikan B 2016

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2017

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah CBR (Critical Book
Report). Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Taksonomi Spermatophyta.

Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami
berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
agar dapat dijadikan acuan untuk perbaikan dalam menyusun makalah di masa
mendatang.

Medan , 5 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

halaman

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Tujuan 1
1.3 Manfaat 2

Bab 2 Isi Buku

2.1 Identitas Buku 3

2.2 Ringkasan Buku Setiap Bab 3

Bab 3 Pembahasan

3.1 Kelebihan 12

3.2 Kekurangan 12

Bab 4 Penutup

4.1 Kesimpulan 13

4.2 Saran 13

Daftar Pustaka 14
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengkritik merupakan kegiatan untuk memberi tanggapan yang disertai
dengan uraian atau penilaian baik buruk terhadap suatu hal. Kritik akan
muncul ketika seseorang dihadapkan pada situasi dimana ia tidak suka atau
kurang setuju akan suatu hal. Dalam kegaiatan belajar pada mahasiswa
Perguruan Tinggi, mengkritik sesuatu merupakan hal yang seharusnya dapat
dilakukan dengan baik dan benar. Salah satunya yaitu mengkritik sebuah buku
(Critical Book Report). Mengkritik sebuah buku merupakan kegiatan belajar
pada mahasiswa, dimana kegiatan ini bukan hanya membandingkan antara 1
buku dengan buku lainnya, tetapi mahasiswa juga diharapkan mampu untuk
menambah wawasan dan kajian keilmuannya dari buku yang dikritiknya.
Komponen yang akan menjadi hasil dalam mengkritik sebuah buku (Critical
Book Report) yaitu berisi hasil rangkuman, hasil kritikan setiap bab, kelebihan
dan kekurangan buku yang berjudul Khasiat dan Manfaat Mengkudu.
Buku ini diterbitkan pada tahun 2002 oleh PT.AgroMedia Pustaka, Depok.
Buku ini di tulis oleh Dr.A.P. Bangun, MHA dan B. Sarwono. Bangun lahir di
Kediri 24 Agustus 1966. Ia merupakan seorang praktisi kesehatan, sekaligus
pakar akupuntur dan kecantikan. Saat ini ia menjabat sebagai pemimpin
umum sebuah surat kabar umum dan kesehatan Berita Utama. Ia juga
tergabung dalam anggota Persatuan Wartawan Indonesia Reformasi (PWI-
Reformasi) koordinator daerah Banten. B.Sarwono lahir di Ambarawa tahun
1951. Ia merupakan seorang redaksi di majalah pertanian Trubus dan Penebar
Swadaya

1.2 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dilakukannya kritikan terhadap sebuah buku yaitu sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau
hasil karya lainnya secara ringkas.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang dikritik.
3. Untuk mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
4. Untuk menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari
penulis yang sama atau penulis lainnya.
5. Untuk memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran
terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Untuk penulis sendiri, makalah ini bermanfaat untuk melatih dalam
mengkritik sebuah buku dengan baik dan benar.
2. Untuk pembaca, makalah ini dapat menjadi contoh atau pedoman dalam
penulisan kritikan sebuah buku.
BAB 2
ISI BUKU

2.1 Identitas Buku


Judul Buku : Khasiat dan Manfaat Mengkudu
Penulis : Dr.A.P. Bangun, MHA dan B. Sarwono.
Editor : Mulyono
Desain Sampul : Geraldus
Penerbit : PT AgroMedia Pustaka
Tempat Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2002
ISBN : 979-3084-37-5

Daftar Isi Buku


Bagian I : Mengenal Mengkudu
Bagian II : Mengkudu untuk Obat Tradisional
Bagian III : Khasiat Mengkudu Berdasarkan Hasil Riset
Bagian IV : Mengkudu Komersial
Bagian V : Memanfaatkan dan Meramu Mengkudu untuk Obat
Bagian VI : Budi Daya Mengkudu

2.2 Ringkasan Buku Setiap Bab


Bagian I
Mengenal Mengkudu
Mengkudu tidak terlepas dengan adanya keberadaan bangsa Polinesia
yang menetap di kepulauan Samudera Pasifik yang dipercaya berasal dari Asia
Tenggara. Bangsa Polinesia terkenal berani mengembara sekitar tahun 100 SM.
Setelah lama mengembara, mereka sampai di sekitar Polinesia dan langsung
jatuh hati dengan keindahan pemandangan, kondisi pantai, dan pulaunya.
Mereka sudah mempersiapkan kepindahan mereka dengan membawa sejumlah
tumbuhan dan hewan karena penting untuk mempertahankan hidup. Beberapa
tumbuhan asli, seperti pisang, talas, ubi jalar, sukun, tebu, dan mengkudu
dibawa. Tumbuhan tersebut ada yang masih berupa stek dan tunas.
Mengkudu mereka anggap sebagai barang keramat. Sejak 1500 tahun lalu
penduduk kepulauan yang disebut Hawaii mengenal mengkudu dengan sebutan
noni. Tumbuhan dengan nama latin Morinda citrifolia tersebut mereka anggap
memiliki banyak manfaat. Mereka menyebut tumbuhan tersebut Hawaii magic
plant, karena dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit.
Mengkudu dikenal memiliki 2 jenis berdasarkan penampilan fisik
buahnya, yaitu mengkudu berbiji dan tidak berbiji. Keduanya berkhasiat obat,
tetapi mengkudu tidak berbiji jarang ditemukan atau dikenal orang. khasiat
mengkudu yaitu dapat menyembuhkan penyakit hati, limpa, radang
tenggorokan, batuk, sariawan, demam, cacar, dan luka-luka.
Terdapat 2 spesies mengkudu yang dikenal dalam buku Ensiklopedia
Nasional Indonesia, yaitu Morinda citrifolia yang berdaun lonjong besar
berwarna hijau mengkilap dan Morinda elliptica yang berdaun jorong
meruncing. Keduanya termasuk famili Rubiaceae (kopi-kopian). Menurut
K.Heyna dalam Tumbuhan Berguna Indonesia beberapa spesies mengkudu
yaitu, Morinda citrifolia, M.braceata, M.speciosa, M.elliptica, M. Tinctoria,
dan M.oleifera. Menurut Guppy, ilmuwan Inggris (1900) terdapat 80 spesies
mengkudu dengan genus Morinda yang penyebarannya dari India sampai
pulau-pulau kecil di Samudera Pasifik. Mengkudu merupakan tumbuhan tropis,
tinggi pohon bisa mencapai 4-6 , (15-20 kaki). Karena penampilan yang selalu
hijau sepanjang tahun, mengkudu tergolong tumbuhan ever green.
Morinda citrifolia adalah jenis mengkudu yang paling dikenal di
masayarakat luas. Bangsa Barat menyebutnya queen of the morinda. Di
Indonesia sendiri, megnkudu dikenal dengan nama lokal masing-masing darah,
antara lain Jawa (pace,bentis,kemudu), Sunda (cangkudu), Madura (kodhuk),
Sumatera/Batak (bangkudu, bengkudu, pamarai), Mentawai (neteu), Nias
(makudu), Aceh (keumudee), Melayu (bengkudu, mengkudu), Minangkabau
(mangkudu, bengkudu), Lampung (mekudu), Bali (wungkudu, tibah), Sumba
(ai kombo, manakudu, bakudu), dan Kalimantan/Dayak (wangkudu,
mangkudu, labanau, rewonang).
Gambar 1. Morinda citrifolia.

Ciri umum mengkudu yaitu memiliki pohon yang tidak begitu besar,
tingginya antara 4-6 m dengan batang bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar,
dan berakar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang coklat keabu-abuan
atau coklat kekuningan, berlekah dangkal, tidak berbulu, anak cabang bersegi
empat, tajuknya selalu hijau sepanjang tahun. Daun mengkudu terletak
berhadap-hadapan. Ukuran daun besar, tebal, dan tunggal. Berbentuk jorong
lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm. Tepi daun rata, ujung lancip sampai lancip
pendek, pangkal daun berbentuk pasak, urat daun menyirip, warna hijau
mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. Daun
mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran karena mengandung vitamin A.
Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga
tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh
normal. Bunga berkelamin dua, dengan manhkota bunga putih, berbentuk
corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benangsari tertancap di mulut
mahkota, dengan kepala putih berputing dua. Kelopak bunga tumbuh menjadi
buah bulat lonjong lonjong sebesar telur ayam sampai berdiameter 7,5-10 cm.
Mula-mula buah berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih kekuningan,
setelah matang warnanya putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun
dari buah-buah batu berbentuk piramid, berwarna coklat merah. Biji mengkudu
berwarna hitam, dengan albumen keras, dan ruang udara yang tampak jelas.
Pembungaan dan pembuahan dimulai pada tahun ketiga dan berlangsung terus-
menerus sepanjang tahun dengan umur maksimal tumbuhan mengkudu lebih
dari 25 tahun.

Bagian II
Mengkudu untuk Obat Tradisional

Seluruh bagian tanaman mengkudu seperti akar, kulit batang, daun dan
buah berkhasiat obat. Akar mengkudu dimanfaatkan untuk mengobati kejang-
kejang dan tetanus, juga menormalkan tekanan darah, obat demam, dan tonikum.
Pepagan (kulit batang) digunakan sebagai tonikum, antiseptik pada
pembengkakan kulit, borok, dan luka. Daun mengkudu dimanfaatkan untuk
mengobati disentri, kejang usus, pusing-pusing, muntah-muntah, dan demam.
Buah mengkudu untuk obat peluruh kemih, urus-urus, pelembab kulit, kejang-
kejang, peluruh haid, bengek, gangguan pernapasan, radang selaput sendi. Akar,
daun, dan buah mengkudu memiliki khasiat anti-cacing.
Dalam pengobatan tradisional, bagian tumbuh-tumbuhan mengkudu yang
digunakan adalah dalam bentuk segar atau sebagai sari buah, seduhan, dan tapal.
Masyarakat Asia percaya bahwa mengkudu dapat mengobati berbagai penyakit
dari diare sampai tumor.

Bagian III
Khasiat Mengkudu berdasarkan Hasil Riset

Para ilmuwan awalnya menduga bahwa ada sejumlah zat yang berbeda-
beda dalam buah mengkudu yang bekerja bersama-sama menghasilkan efek yang
baik bagi tubuh. Tetapi setelah ditelusuri, ternyata semua bagian dari mengkudu
baik akar, kulit, daun, buah, bunga serta bijinya memiliki khasiat sebagai obat.
Kandungan tersebut antara lain morindon, morindin, morindanigrin, antrakuinon,
chlororubin, monometil eter, damnacanthol, asperulosida, saranjidiol, strerol,
resin, glikosida, zat kapur, protein, zat besi, karoten, asam glutamat, asam
askorbat, tirosin, thiamin, asam ursalat, proxeronin, scolopetin, asam benzoat,
eugenol, hexanal, asam oleat, dan asam palmitat.
Gambar 2. Buah mengkudu. Mengandung aneka macam
zat yang berkhasiat obat

Salah satu kandungan buah mengkudu yaitu antrakuinon dan scolopetin


yang aktif sebagai antimikroba, terutama bakteri dan jamur, sehingga penting
dalam mengatasi peradangan dan alergi. Terdapat juga enzim proxeronase dan
suatu alkaloid proxeronin, dimana jika dimakan buah dan meminum jusnya,
enzim ini di dalam usus besar akan membentuk suatu za yang aktif disebut
xeronine. Xeronine kemudian disedot ke dalam aliran darah menuju ke semua sel
tubuh. Semua sel tubuh yang terdapat xeronine akan menjadi aktif, lebih sehat,
dan terjadi perbaikan struktur maupun fungsinya. Xeronine juga dapat
mengurangi proses alergi dan terbukti dapat mengurangi dan mencegah penyakit
asma.
Salah satu penelitian tentang khasiat mengkudu oleh Dr. Nelson Rivers,
yaitu seorang dokter farmasi yang juga pembina dan pengarah pada pusat
toksikologi dan obat-obatan di California, Amerika Serikat yang dilakukan pada
tahun 1996, mengkudu memiliki khasiat sebagai berikut.
a. Meningkatkan proses penyerapan zat-zat nutrisi.
b. Meningkatkan kinerja kelenjar-kelenjar tubuh.
c. Mengatasi tumor.
d. Mengatasi kulit yang terbakar.
Penelitian lainnya yaitu Dr. Steven M.Hall, M.D., wakil dari Lembaga
Konsumen Keluarga di Amerika Serikat, pada bulan Oktober 1996, menyatakan
khasiat mengkudu antara lain.
a. Meningkatkan paras seretonin.
b. Mengurangi rasa letih.
c. Menormalkan gula darah.
d. Meningkatkan fungsi reseptor pada dinding-dinding sel.
e. Menormalkan siklus haid.
f. Menyeimbangkan kondisi hormon.
g. Mengurangi nyeri saraf.
h. Mengurangi ederma dan kejang-kejang otot.
i. Meningkatkan fungsi kelenjar tiroid dan adrenal.
j. Menyeimbangkan sistem imunitas tubuh.

Bagian IV
Mengkudu Komersial

Nama mengkudu dikenal menjadi komoditas berharga di bursa nasional


setelah PT Morinda Indah Utama (PT MIU) di Jakarta mengekspornya untuk
bahan minuman kesehatan, kemudian memasarkannya dalam bentuk jus atau
pure. Setahun terakhir perusahaan tersebut mengolah 28 ton mengkudu setiap
bulannya. Jus mengkudu dipasarkan dalam bentuk botol ke Malaysia, Singapura,
dan konsumen dalam negeri.
Sekitar tahun 1998, perkembangan pasar mengkudu di Tanah Air semakin
tak terbendung. Dalam waktu 3 tahun (1998-2001) telah terdaftar kurang lebih 50
perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan mengkudu yang meramaikan
pasar, baik skala besar atau pabrikan maupun skala kecil atau rumah tangga. Hasil
riset Lembaga Pengkajian Bisnis Pangan Bogor menyatakan bahwa sedikitnya 50
perusahaan tersebut memasarkan 900 juta liter sari mengkudu dan terjual setiap
bulan. Jika pada tahun 1999 omzet bisnis mengkudu Rp 1,5 milyar, pada tahun
2001 menjadi Rp 40 milyar. Di seluruh dunia, omzet bisnis mengkudu mencapai
500 juta dola AS. Jika produksi setiap 1 liter jus mengkudu membutuhkan 4-8 kg
buah segar, maka setiap bulannya dibutuhkan 720-1440 juta kg buah mengkudu
segar untuk diolah.

Gambar 3. Javanony, salah satu produk sari buah mengkudu.

Produksi mengkudu di Indonesia yang dipasarkan baik di dalam negeri


maupun di luar negeri berupa ekstrak cair buah matang yang dijual dalam bentuk
sari buah dan juga dalam bentuk kapsul. Sari buah mengkudu sangat kaya akan
antioksidan karena terdapat dua bahan utama yaitu vitamin C dan selenium.
Beberapa merek produk sari buah mengkudu yang telah dipasarkan yaitu Tahitian
Noni dan Hawaiian Noni (produk impor), Javanony, Indononi, dan Balinony.
Beberapa produk berbentuk kapsul yaitu Maui Nony Capsule, Hawaiian Noni
Capsule, Noni Supreme, Tahiti Trim Capsule. Selain dalam bentuk sari buah dan
kapsul, produksi tumbuhan mengkudu juga terdapat dalam bentuk bubuk, dimana
beberapa jenis bubuk yang diproduksi oleh Morinda Corp yaitu Tahiti Trim
Complete Chocolate Shake dan Tahiti Trim Vanilla Shake. Produk kosmetika
yang terbuat dari mengkudu antara lain shampoo, hair conditioner, foam untuk
perawatan rambut ; lotion atau pelembab kulit ; food scrub, anti aging lotion
untuk perawatan kulit.
Bagian V
Memanfaatkan dan Meramu Mengkudu untuk Obat

Jus mengkudu dapat dikonsumsi oleh segala usia dan jenis kelamin. pada
anak-anak yang mulai menginjak usia belasan tahun, jus mengkudu berkhasiat
untuk mengatasi proses transisi atau perubahan fisik yang sedang dialami, seperti
menghaluskan kulit yang mulai ditumbuhi jerawat, menstabilkan perasaan,
menghilangkan rasa sakit karena pertumbuhan badan, dan mempercepat masa
penyembuhan akibat sakit atau luka karena kecelakaan. Jus mengkudu dapat
dimanfaatkan untuk menyembuhkan atau sebagai pengobatan alternatif untuk
menyembuhkan penyakit, antara lain :
- Asma
- Batuk
- Kencing manis atau Diabetes
- Alergi atau biduran
- Rematik atau Arthritis
- Stroke
- Kolesterol
- Hipertensi
- Kanker
- Gangguan pencernaan
- Kelelahan atau kecapaian

Bagian VI
Budi Daya Mengkudu

Tumbuhan mengkudu dapat hidup di berbagai jenis tanah. Paling baik


hidup di tanah porous (keras) dan subur. Tetapi sebaiknya mengkudu ditanam di
dataran rendah sampai pada ketinggian 400 m di atas permukaan laut seperti di
daerah Bogor dan Sukabumi. Lahan untuk mengkudu sebaiknya berudara bersih,
bebas polusi, serta tidak berada di kawasan industri dan jauh dari lalu lintas
kenderaan bermotor. Mengkudu dapat diperbanyak dengan biji. Sebelum ditanam
sebaiknya biji disemaikan terlebih dahulu. Setelah berkecambah, semainya
dipindahkan ke tanah yang telah diolah. Jarak tanam sebaiknya 1,2 x 1,2 m.
Lubang tanam berukuran 40 x 40 x 40 cm. Penyiangan gulma dilakukan dua kali
dimana dilakukan ketika umur tanaman 1 bulan yang dipindahkan dari tempat
persemaian, dan tanaman berumur 3-4 bulan. Setelah pohon mengkudu berumur
4-5 tahun pohonya dijarangkan, jarak tanamnya menjadi 5 x 5 x 5 m.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan Buku


Adapun kelebihan dari buku Khasiat dan Manfaat Mengkudu yang menjadi
referensi yaitu :

1. Buku ini menjelaskan setiap isi bab dengan detail yang mudah untuk
dijelaskan, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami isi buku.
2. Terdapatnya gambar-gambar yang membuat pembaca tertarik untuk
memahami isi buku.
3. Spesifikasi buku dijelaskan dengan lengkap, sehingga memudahkan
pembaca untuk mereferensi buku ini kembali.
4. Sumber referensi yang digunakan jelas sehingga memudahkan pembaca
untuk melihat sumber dari penjelasan yang ada.

3.2 Kelemahan Buku


Kelemahan pada buku yang menjadi bahan critical book report yaitu :

1. Pada sistematika penulisan, terdapat beberapa tanda baca yang tidak sesuai
dengan fungsinya.
2. Terdapat kata-kata yang rancu atau susah untuk dipahami oleh pembaca.
3. Tidak adanya tim editor, sehingga menyebabkan banyak terjadi kesalahan
penulisan pada buku ini.
4. Tidak adanya daftar istilah buku, yang memudahkan pembaca dalam
memahami setiap istilah-istilah yang terdapat dalam suatu buku.
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pengkritikan terhadap buku Khasiat dan Manfaat


Mengkudu ini yaitu :

1. Buku tersebut sudah menjelaskan secara detail setiap isi dari bab, sehingga
memudahkan pembaca untuk memahaminya.
2. Terdapat beberapa kesalahan penulisan pada buku menyebabkan buku
sedikit kurang menarik.
3. Identitas buku yang lengkap memberikan kemudahan kepada pembaca
yang ingin mereferensikan buku tersebut.
4. Secara keseluruhan buku, baik penulisan, isi dan materi yang terdapat pada
buku sudah bagus dan sangat baik untuk dijadikan referensi.

4.2 Saran
Pada buku ini sebaiknya editor harus lebih teliti dalam mengedit kata-kata
atau penulisan yang salah, sehingga buku akan menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Bangun, Dr.A.P., dan B.Sarwono. (2002). Khasiat dan Manfaat Mengkudu. PT


AgroMedia Pustaka : Jakarta

Вам также может понравиться