Вы находитесь на странице: 1из 2

Tafsir Surat al-Baqarah ayat 6 tentang orang-orang kafir/konsep kufur:

Menurut Ibn ‘Arabi bahwa orang kafir adalah golongan pertama dari golongan-golongan
yang menderita. Mereka adalah ahli paksaan ilahi (ahl al-qahr al-ilahy), dimana peringatan
tidak akan berhasil kepada mereka dan tidak ada jalan untuk memurnikan mereka dari siksa
api neraka. Mereka adalah orang-orang yang tidak beriman, mereka pulalah penguni neraka.
Jalan-jalan dan pintu-pintu telah tertutup bagi mereka, dimana hati adalah tempat ilham,
sementara mereka telah menghalanginya dengan tutup kekufuran. Selain itu, pendengaran
dan penglihatan merupakan dua pintu dalam mendapatkan pemahaman dan pelajaran, lalu
mereka menghalangi dari memanfaatkan keduanya untuk mencegah tembusnya makna
kepada hati, maka tidak ada jalan bagi mereka. Mereka menawannya dalam penjara-penjara
kegelapan, maka alangkah besarnya siksa bagi mereka. (ibn ‘Arabi, juz 1, h. 14)

Adapun al-Sulami, setelah ia menafsirkan ayat ketiga dalam surat al-Baqarah, ia melanjutkan
tafsirnya pada ayat ke 7, yaitu tentang tutup kekufuran (ghishawah). Imam Sahl berkata:
Allah telah menurunkan tutup kesulitan bagi orang-orang kafir, maka jadilah mereka tuli dari
mendengar kebenaran dan mereka buta dari melihat kebenaran. (al-Sulami, h. 9)

Sementara al-Alusi menafsirkan orang-orang kafir pada ayat tersebut adalah mereka yang
tidak mendapatkan hidayah al-Qur’an yang mulia lagi sempurna. Al-Qur’an merupakan
petunjuk bagi seluruh kaum dan bukan hanya untuk sebagiannya. Tidak ada keraguan dalam
al-Qur’an, ia adalah puncak kesempurnaan dalam hidayah. Orang-orang yang berpaling dan
menghilangkan kesiapan diri mereka dari al-Quran, maka bagi mereka, ajakan al-Quran
kepada keimanan adalah tidaklah berguna, mereka adalah orang-orang kafir. (al-Alusi, Juz 1,
h. 126)

Adapun al-Tusturi di dalam tafsirnya tidak memuat penjelasan mengenai ayat tersebut.
Setelah ia menafsirkan ayat kelima surat al-Baqarah, ia melanjutkannya dengan menafsirkan
ayat ke 22 dalam surat al-Baqarah.

Tafsir Surat al-Baqarah ayat 18:

Menurut assulami: yang dimaksud tuli adalah mereka tidak mendengarkan al-Quran, bisu
maksudnya mereka tidak berbicara dengan keimanan, dan buta berarti mereka tidak melihat
bukti-bukti atau dalil-dalil Allah yang maha pengasih. (assulami, h. 9)

Sementara Ibn ‘Arabi dalam menafsirkan ayat tersebut adalah maksudnya tuli, bisu, dan buta
akan hakikat karena sebab hati-hati mereka terhalang dari cahaya akal dimana dengan cahaya
akal tersebut hati dapat mendengar, berbicara, dan melihat kebenaran. (ibn ‘arabi, Juz 1, h.
18)
Hampir sama dengan Ibn ‘Arabi meskipun dengan penjelasan yang berbeda adalah al -
Alusi, dimana ia dalam menafsirkan ayat tersebut mencantumkan beberapa pendapat baik itu
yang memaknai ayat tersebut secara majazi maupun hakiki. Arti secara majazi misalnya
bahwa yang dimaksud dengan bisu adalah ia tidak menegerti sesuatupun dan tidak dapat
menunjukkan kepada kebenaran maka jika seperti itu, maka penyakitnya adalah ada dalam
hati sanubari (fu’ad) bukan pada lidah (lisan), dan yang dimaksud buta adalah kegelapan
mata yang mencegah dari mendapatkan penglihatan hati. Ia melanjutkan, bahwa lafadz-lafadz
tersebut kedudukannya adalah khabar dari mubtada’ yang dibuang yaitu dhamir al-
Munafiqin, lalu ditafsirkan atau dita’wil dengan ketiadaan menerima akan kebenaran
sekalipun keadaan mereka memiliki telinga yang dapat mendengar, lidah yang fasih, mata
yang dapat melihat, hanya saja mereka tidak dapat mencapai dan menemukan
kebenaran,ucapan yang keluar dari lidah-lidah mereka tertahan sehingga tidak dapat
mengucapkan, mendengar dan melihat bukti-bukti petunjuk atau hidayah yang ada di alam
dan dalam diri manusia. (al-Alusi, juz 1, h. 169)

Sama dengan sebelumnya, al-Tusturi di dalam tafsirnya tidak memuat penjelasan mengenai
ayat ke 18 dalam surat al-Baqarah, dimana ayat ini berbicara tentang sifat-sifat orang
munafik. Setelah ia menafsirkan ayat kelima surat al-Baqarah, ia melanjutkannya dengan
menafsirkan ayat ke 22 dalam surat al-Baqarah yaitu tentang tanda-tanda kekuasaan Allah.

Вам также может понравиться