Вы находитесь на странице: 1из 24

1

Kata pengantar

Puji syukur penyusun penjatan kepada tuhan yang Maha Esa atas segalah rahmat dan
hidayah-Nya,sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.

Makalah yang berjudul “Aplikasi Peran dan Fungsi Perawat “, disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Ilmu Keperawatan, melalui pembuatan makalah
ini, mudah-mudahan dapat membantu menambah pengetahuan dan wawasan bagi teman-
teman semua.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dari segi isi maupun bentuk. Oleh karena itu,penyusun memohon sumbang saran dan kritik
konstruktif dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing mata kuliah Konsep Dasar
Ilmu Keperawatan untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah yang akan datang.

Bengkulu, 4-agustus-2017

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................................

Daftar Isi ..................................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN :

A. Latar Belakang...................................................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................

C.Tujuan...............................................................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN...................................................................................................................

BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN........................................................................................................................

SARAN....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot, otot jantung merupakan
jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat
lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (
dipengaruhi oleh susunan saraf otonom ).
Pericardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput
pembungkus terdiri dari dua lapisan parietal dan visceral yang bertemu dipangkal jantung
membentuk kantung jantung, diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai
pelicin untuk menjaga agar pergeseran antara pericardium pleura tidak menimbulkan
gangguan terhadap jantung. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu
membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan
memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri koronaria.
Pericardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang, neoplasi,
dan bawaan penyakit pericardium dinyatakan oleh tumbunan cairan disebut efusi
pericardium, radang yaitu perikarditis. Perikarditis ialah penyakit sekunder dimanapun
ditubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung perikareritematasus sistemik,
tetepi kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai kelainan primer. Pada perikarditis,
ditemukan reaksi radang yang yang mengenai lapisan pericardium viseratis dan atau
parietalis, ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis
non spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang perikarditis beserta
asuhan keperawatan dan diharapkan bisa membantu mahasiswa, tenaga kesehatan dan
masyarakat umum untuk lebih memahami tentang masalah perikarditis.
B. Tujuan
a. Menjelaskan Konsep Teoritis Perikarditis
b. Konsep asuhan keperawatan pada pasien penderita perikarditis
1. Pengkajia
2. Diagnosa
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi

4
BAB II
ISI
A. KONSEP TEORI

1. Pengertian Perikarditis
Perikarditis adalah peradangan pada lapisan pelindung jantung atau perikardium.
Perikardium adalah jaringan tipis yang menyelimuti jantung. Periakrdium terdiri dari dua
lapisan. Lapisan yang paling dalam disebut sebagai perikardium viseral. Lapisan ini
menempel langsung dengan jantung. Sedangkan lapisan yang terluar disebut sebagai
perikardium parietal. Di antara perikardium viseral dan perikardium parietal terdapat
ruangan sempit yang berisi cairan perikardium. Fungsi cairan tersebut adalah mencegah
gesekan antara kedua lapisan perikardium terutama saat jantung bergerak memompa
darah
Fungsi perikardium adalah melekatkan jantung ke rongga dada, melindungi masuknya
infeksi ke dalam jantung, dan sebagai kantung yang menahan proses pembengkakan
jantung, misal akibat hipertensi kronis. Perikardium tersebut dapat mengalami
peradangan oleh berbagai sebab. Jika hal ini terjadi, fungsi perikardium akan terganggu.

2. Klasifikasi
a. Perikarditis akut
Trias klasik perikarditis akut adalah nyeri dada , pericardial friction rup dan
abnormalitas EKG yang khas.
b. Perikarditis Subkutan dan Kronik
Sindrom perikarditis subakut (6 minggu sampai 6 bulan) menyerupai perikarditis
kronik dalam hal etiologi , manifestasi klinis, diagnosis dan pengobatannya. Variasi
patologis berupa :
 Perikarditis kontriktif
 Perikarditis kronik rekurens tanpa efusi/kontriksi
 Perkarditis kronik bisa muncul dalam 4 bentuk, yaitu :
1. Efusi perikardial kronik
Kecurigaan efusi perikardial kronik timbul bila ditemukan adanya
kombinasi sebagai berikut : pembengkakan bayangan jantung pada foto
rontgen, tekanan vena meningkat , bunyi jantung lemah tapi tanpa adanya
kegagalan jantung.

5
2. Perikarditis Efusi-Kontriktif
Jenis ini ditandai oleh penebalan perikard serta efusi, sehingga terjadi
konstriksi akibat penebalan dan tamponade akibat efusi. Biasanya
diketahui setelah aspirasi cairan perikard, sedangkan tanda-tanda kompresi
masih tetap ada. Penyebap paling sering ialah radiasi. Penyebap lain
adalah neoplasma atau tuberkolusis. Manifestasi klinis berupa lelah
(fatique), dysnea d’effot dan perasaan berat perikardial. Gejalanya meliputi
peninggian tekanan vena, tekanan nadi normal atau sedikit menurun,
pulpus paradoksus. Foto rontgen dada menunjukan adanya pembesaran
bayangan jantung sedang EKG sama seperti perikarditis konstritif.
3. Perikarditis Kontriktif
Perikarditis kontriktif terjadi bila jaringan parut (sikatriks) perikard viseral
dan atau parietal cukup berat sehingga menghambat pengembangan
volume jantung pada fase diastolik.
Manifestasi klinis sangat bervariasi, bergantung pada berat, distribusi dan
kecepatan terjadinya sikatriks.
4. Perikarditis Adhesif
Perikarditis adhesif merupakan akibat perlengkatan di antara kedua lapis
perikard atau dengan jaringan sekeliling mediastinum. Peradangan kronik
biasanya tidak ada. Gangguan hemodinamik biasanya juga tidak ada.

3. Etiologi
a. Penyebab idiopatik atau non spesifik
b. Infeksi
 Bakteri : Streptokokus, Stapilokokus, Meningokokus, Gonokokus
 Virus : Coxsakie, Influenza
 Jamur : Riketsia, Parasit
c. Kelainan jaringan ikat-sistemik lupus eritematosus, demam rematik, atritis rematik,
poliarteritis.
d. Keadaan hipersensitivitas-reaksi imun, reaksi obat, serum sicknes
e. Penyakit struktur disekitarnya-infark miokardium, aneurisma dissecting, penyakit
pleura dan paru (pneumonia)
f. Penyakit neoplasi
 Sekunder akibat metastasis dari kanker paru dan kanken payudara

6
 Leukemia
 Primer (mesotelioma)
g. Terapi radiasi
h. Trauma-cedera dada, pembedahan jantung, pemasangan pacemaker
i. Gagal ginjal dan uremia
j. Tuberkulosis

4. Patofisiologi
 KUMAN
Inflasmi selaput jantung
 VIRUS
 TRAUMA Akumulasi cairan perikardial

Tekanan intrakardial meingkat

Daya kerja jantung terganggu

Proses fibrotik

Penebalan perikardial

Konriksi perikardial

Gejala-gejala

Proses radang yang terjadi dapat menimbulkan penumpukan cairan efusi


dalam rongga pericardium dan kenaikan tekanan intracardial,kenaikan tekanan
tersebut akan mempengaruhi daya kontraksi jantung,akhirnya menimbulkan proses
fibrotic dan penebalan pericardial,lama kelamaan terjadi kontriksi pericardial dengan
pembentukan cairan,jika berlangsung secara kronis menyebapkan fibrosis dan
klasifikasi.

5. Manifestasi Klinis
Tanda yang khas:

7
 Friction rub(suara tambahan)adalah bising gesek yang terjadi karena kantong
berisi cairan membengkak.
Gejala-gejala :
1. Sesak nafas saat bekerja
2. Panas badan 39º c -40ºc
3. Malaesa
4. Kadang nyeri dada
5. Effuse cardial
6. Nyeri dapat menyebar dari leher,bahu,punggung atau perut
7. Rasa tajam menusuk
8. Berkeringat

6. Komplikasi
1. Efusi perikardium
Salah satu reaksi radang pada perikardisitis adalah penumpukan cairan (eksudasi)
didalam ronggal perikard yang disebut dengan efusi pericard. Efusi perikard
ditentukan oleh jumlah dan kecepatan pembentukan cairan perikard
2. Tamponade jantung
Efusi yang banyak atau timbul cepat akan menghambat pengisian vantrikel,
penurunan volume akhir diastolic sehingga curah jantung sekuncup dan semenit
berkurang. Kompensasinya adalah takhikardia, tetapi pada tahap berat atau kritis
akan menyebabkan gangguan sirkulasi dengna penurunan tekanan darah serta
gangguan perfusi organ dengan segala akibatnya yang disebut tamponade jantung.
Hal ini dapat menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah keseluruh tubuh
secara optimal

7. Pemeriksaan Lab
a. Pemeriksaan lab
Elektrokardiografi memperlihatkan elevasi segmen ST dan perubahan resiprokal,
voltase QRS yang rendah (low voltage) tapi EKG bisa juga normal atau hanya
terdapat gangguan irama berupa fibrilasi atrium.
Pemeriksaan ekokardiografi M-Mode atau dua dimensi sangat baik untuk
memastikan adanya efusi pericardium dan memperkirakan banyaknya cairan
pericaridum. Pada fase akut, akan tampak elevasi segmen S-T yang berbentuk konkaf
8
terutama pada antar pericardium kiri. Mula-mula T masih normal, kemudian menjadi
data/ negative. Kelainan T lebih lama menetap, yaitu sampai 2-3 minggu, bahkan
kadang-kadang berbulan-bulan seperti pada perikarditis tuberkulosa. Amplitude QRS
dan T akan mengecil (low voltage) sesuai dengan jumlah cairan yang ada.
b. Pemeriksaan radiologis
Foto rontgen toraks bila efusi pericardium hanya sedikit, tetapi tampak bayangan
jantung membesar seperti water bottle dengan vaskularisasi paru normal dan adanya
efusi pericardium yang banyak. Pada efusi pericardium, gambaran rongthen toraks
memperlihatkan suatu konfigurasi banyang jantung berbentu buli-buli air tapi dapat
juga normal atau hampir normal. Pada posisi berdiri atau duduk, maka akan tampak
pembesaran jantung yang berbentuk segitiga dan akan berubah bentuk menjadi
globular pada posisi tiduran. Kadang-kadang tampak gambaran bendungan pembuluh
darah vena. Pada fluoroskopi tampak jantung yang membesar dengan pulsasi yang
minimal atau tidak tampak pulsasi sama sekali (silent heart). Jumlah cairan yang ada
dan besar jantung yang sebenarnya dapat diduga dengan angiokardiogram atau
ekokardiogram.
c. Pemeriksaan laboratorium
Laju endap darah umunya minggi terutama pada fase akut. Terdapat pula leukositosis
yang sesuai dengan kuman penyebab cairan perikard yang ditemukan dapat bersifat
transudat seperti perikarditis rheumatoid, reuatik, uremik, eksduat serosanguinous
dapat ditemukan pada perikarditis tuberkulosa dan reumatika.
Cairan yang puruel ditemukan pada infeksi banal. Terhadap cairan perikard ini, harus
dilakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap jenis sel yang ditemukan, pemeriksaan
kimia terhadap komposisi protein yang ada dan pemerikaan bakteriologis dengan
sediaan langsung, pembiakan kuman atau dengna percobaan binatang yang ditujukan
terhadap pemeriksaan basil tahan asam maupun kuman-kuman lainnya.
d. MRI scan atau CT scan
CT scan digunakan untuk mengukur ketebalan perikardium . dalam keadaan normal,
tebal perikardium kurang dari 0,3 cm, tetapi pada perikarditis konstriktif kronis
tebalnya mencapai 0,6 cm atau lebih.

8. Penatalaksanaan
a. Efusi pericardium

9
Penatalaksanaan pada efusi pericardium adalah dengan melakukan perikardisentesis
ke dalam kantong pericardium dengan tujuan agar proses drainase dari aspirasi dapat
adekua (rubin, 1990)
 Perikardiosentesis
Perikardiosentesis merupakan tindakan aspirasi efusi pericaridum atau fungsi
pericaridum. Fungsi pericaridum dapat dilakukan untuk konfirmasi dan
mencari etiologi efusi sebagai penegakan diagnosis dan tindakan invasive
untuk pengobatan.
 Lokasi fungsi perikardium
Sudut antara prosesus xifoideus dengan arkus iga kiri. Titik ini paling aman
karenan jantung tidak ditutupi paru sehingga mengurangi kemungkinan
penyebaran infeksi ke paru atau perikarditis purulen. Hal ini juga untuk
menghindari tertusuknya arteri mamaria interna. Lokasi efusi pericaridum
umunya berada di bawah, sehingga cairan yang sedikit pun dapat diperoleh di
sini.
b. Temponade jantung
Penatalaksanaan tamponade jantung dengan pengobatan yang sesegera mungkin dapat
menyelematkan klien dari kematian, maka pemeriksaan yang cepat dan tepat untuk
menegakan diagnosis secara cepat, misalnya pemeriksaan ekokardiografi yang diikuti
pemeriksaan kateterisasi jantung, harus dilakukan. Tamponade jantung memerlukan
aspirasi pericaridum dengna jarum. Monitor EKG memerlukan perhatian dan
kecurigaan yang lebih cermat, karena dalam banyak hal, tidak ada penyebab yang
jelas terlihat yang menyatakan adanya penyakit pericardium. Pada klien dengan
hipotensi dna evaluasi tekanan darah jugularis, dengan lekuk x yang menonjol,
bahkan tanpa adanya lekuk y, kemungkinan adanya tamponade jantung harus
diperhatikan.
Tamponade jantaung harus dicapai bila terdapat perluasan daerah perkusi yang reduo
di daerah dada anterior, nadi paradoksal, gambaran paru yang cukup bersih, pulsasi
bayangan jantung yang berkurangn pada fluoroskopi, pengurangan amplitude QRS,
gangguan listrik dari P, QRS, dan T serta hal-hal tersebut di awal.
Pada tamponade jantung dengan tekanan yang rendah , klien biasanya tanpa gejala ,
atau mengluh sesak dan kelemahan badan yang ringan, dan dalam hal ini diagnosis
ditegakkan dengan ekokardiografi. Kelainan hemodinamik dan gejala klinis segera
memaik setelah di lakukan perikardiosentesis.

10
c. Prognosis
Bergantung kepada penyebabnya. Pada perikarditis reumatik ditentukan oleh berat
ringannya miokarditis yang menyertainya. Prognosis perikarditis purulenta ditentukan
oleh cepatnya pengobatan antibiotika yang diberikan dan tindakan bedah yang
dilakukan. Kematian pada perikarditis tuberkulosa menjadi sangat menurun dengna
ditemukannya tuberkulostatikum ynag lebih poten. Tanpa tindakan pembedahan
perikarditis konstriktiva memppunya prognosis yang buruk.

11
B. KONSEP ASKEP

1. PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajian : 19 Desember 2016

Waktu : 10:00 wib

Ruang : Kenanga

a. Identitas Pasien

Nama : An.A

Usia : 5 Tahun

Seks : Perempuan

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Lubuk Pakam

Pendidikan :-

Tgl Masuk : 20 Desember 2016

No RM : 337583

Diagnosa Medis : Perikarditis

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn.B

Usia : 35 Tahun

Agama : Islam

Alamat : Lubuk Pakam

Pendidikan : SMA

12
Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan Dgn Klien :Ayah

a) Riwayat penyakit sekarang


Keluhan utama : Ibu mengatakan bahwa badan anaknya panas, nyeri dada,sesak nafas
b) Riwayat penyakit dahulu
Klien tidak memiliki penyakit/kelainan bawaan
c) Riwayat kehamilan dan persalinan

1. Prenatal : selama hamil sehat tidak ada kelainan seperti perdarahan

2. Natal : Melahirkan usia kehamilan 9 bulan 7 hari, spontan ,tidak ada


kelainan,anak langsung menangis keras, BB : 3 kg, PB : 48 cm

3. Post Natal : Bayi sehat, tidak ada kelainan, Talipusat lepas hari ke 7

d) Riwayat Imunisasi : Ibu mengatakan bahwa Imunisasi anaknya sudah lengkap.


e) Riwayat kesehatan Keluarga :

Ayah : tidak ada keuarga yang menderita penyakit perikarditis

Ibu : Ibu menderita Hipotensi

c. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : Composmentis

TD :-

Nadi : 100 x/mnt

Suhu : 37,50C

RR : 18 x/mnt

13
BB sekarang : 18 kg

TB : 113 cm

LK : 35 cm

LILA : 15 cm

Pemeriksaan Fisik :

Kepala : warna rambut hitam, kulit kepala bersih

Muka : terlihat pucat

Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, kelopak mata tidak oedema, sklera
tidak ikterus

Hidung : tidak ada sekret

Mulut : tidak ada stomatitis, lidah bersih, gusi tidak epulis

Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar thyroid

Dada : simetris, ada wheezing, ada ronchi

Perut : tidak ada kembung tetapi terdapat nyeri tekan

Genetalia : tidak ada kelainan

Ekstremitas : simetris, tidak oedema, pada tangan kiri terpasang infus D5 16


tetes/menit

Kulit : turgor baik

Pemeriksaan Khusus

a. Pemeriksaa EKG :Tidak khas

 ST-T changes inferior


 Gangguan konduksi jantung

14
b. Foto Toraks :Tidak khas

 Pembesaran jantung dengan efusi perikard atau pleura.

c. Ekokardiografi :

 Pembesaran jantung kiri


 Dapat di bedakan dengan kardiomiopati hipertrofi dan

mitral stenosis.

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Ibu klien Kemampuan dilatasi jantung Nyeri akut
mengatakan anaknya
Kontraktilitas ventrikel kiri
dada terasa sakit.

curah jantung
DO :

O2
- Skala nyeri 5

Nyeri akut
- Aritmia (+)
2 DS : Ibu klien Kemampuan dilatasi jantung Penurunan curah
mengatakan dada jantung
Kontraktilitas ventrikel kiri
anaknya terasa sakit.

curah jantung menurun


DO : Klien tampak
kesakitan

TD :-

Nadi : 100 x/mnt

Suhu : 37,50C

15
RR : 18 x/mnt

- Aritmia (+)

- wajah terlihat pucat


3 DS : Ibu klien Perfusi jaringan Intoleransi
mengatakan badan aktivitas
Aliran darah tidak adekuat ke
anaknya terasa lemah
sistemik
DO: klien tidak mampu
Kelemahan fisik
bermobilisasi di tempat
tidur .

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Penurunan curah jantung
3. Intoleransi aktivitas

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa NOC NIC
o Keperawatan
.
Nyeri
1 akut NOC Activity therapy :
 Tingkat
Batasan karakteristik :  Kelola nyeri pasca
kenyamanan
bedah awal dengan
 Pengendalian
 Mengungkapkan
pemberian obat yang
nyeri
secara verbal atau
terjadwal
melaporkan nyeri  Tingkat nyeri
 Bantu pasien
dengan isyarat.
Kriteria hasil : mengidentifikasi
 Respons autonomik
tindakan
(misalnya diaforesis,  Memperlihatkan kenyamanan yang
perubahan tekanan teknik relaksasi efektif
darah, pernapasan, secara individual

16
atau nadi, dilatasi yang efektif untuk  Bantu pasien untuk
pupil) mencapai lebih berfokus pada
 Perubahan selera kenyaman aktivitas bukan pada
makan  Mempertahankan nyeri
 Posisi untuk tingkat nyeri (  lakukan perubahan
menghindari nyeri dengan skala 0-10 posisi
 Bukti nyeri yang )  ajarkan penggunaan
dapat diamati  Melaporkan nyeri tekhnik
kepada penyedia nonfarmakologi
Faktor yang pelayanan misalnya kompres
berhubungan : kesehatan hangat atau dingin
 Tidak mengalami dan masase
Agens-agens penyebab
gangguan dalam
cedera (misalnya
frekuensi
biologis, kimia, dan
pernapasan,frekue
psikologis)
nsi jantung,atau
tekanan darah
 Mempertahankan
selera makanan
yang baik
Penurunan
2 Curah NOC NIC
jantung  Tingkat keparahan
Activity therapy :
kehilangan darah
Batasan karakteristiki:
 Efektivitas pompa
 Kolaborasi dengan
jantung
 perubahan pola dokter menyangkur
EKG  Status sirkulasi patameter pemberian
 peningkatan atau  Perfusi jaringan atau penghentian
penurunan  Status tanda vital obat tekanan darah
tekanan vena Kriteria hasil :  Ubah posisi pasien
sentral ( CVP )  Menunjukkan keposisi datar atau
 peningkatan atau curah jantung trendlenburg
penurunan yang memuaskan  Pantau frekuensi
tekananan baji  Menunjukkan jantung,irama dan

17
arteri pulmonal status sirkulasi nadi
 pengisian ulang  Menunjukkan  Pantau tanda-tanda
kapiler peningkatan vital
memanjang toleransi terhadap
 penurunan curah aktivitas fiisik
jantung

Faktor yang
berhubungan :

 peningkatan kerja
ventrikel
 kerusakan ventrikel
 iskemia ventrikel
 keterbatasan
ventrikel
Intoleransi
3 aktivitas NOC NIC

Batasan karakteristik :  Konserpasi Terapi Aktivitas


energi
 Respon tekanan  Kolaborasikan
 Toleransi
darah abnormal dengan tenaga
Aktivitas
terhadap aktivitas Rehabilitasi medik
 Perawatan Diri
 Respon Frekuensi dalam merencanakan

jantung abnormal prrogram terapi yang
terhadap aktivitas Kriteria Hasil tepat
 Perubahan EKG  Bantu klien untuk
yang mencerminkan  Berpartisipasi mengidentifikasi
aritmia dalam aktivitas aktivitas yang
 Perubahan EKG fisik tanpa disertai mampu dilakukan
yang mencerminkan peningkatan  Bantu untuk memilih
iskemia tekanan dara, nadi aktivitas konsisten
dan RR
 Ketidaknyamanan yang sesuai dengan
stelah beraktivitas  Mampu kemampuan fisik ,

18
 Dipsnea setelah melakukan psikologi dan sosial
beraktivitas aktivitas sehari-  Bantu untuk
 Menyatakan merasa hari (ADLs) mengidentifikasi dan
letih secara mandiri mendapatkan sumber
 Menyatakan merasa  Tanda-tanda vital yang diperlukan
lemah normal untuk aktivitas yang
 Energy diinginkan
Faktor yang Psikomotor  Bantu untuk
berhubungan
 Level kelemahan mendapatkan alat
 Mampu bantuan aktivitas
 Tirah baring atau
berpindah: dengan seperti kursi roda,
imobilisasi
atau tanpa bantuan krek
 Kelemahan
alat  Bantu umtuk
umum
 Status mengidentifikasi
 Ketidakseimbang
kardiopulmonary aktivitas yang
an
adekuat disukai
 Imobilitas
 Sirkulasi status  Bantu klien untuk
 Gaya hidup
baik membuat jadwal
monoton
 Status respirasi : latihan diwaktu
Pertukaran gas luang
dan ventilasi  Bantu pasien/
adekuat Keluarga untuk
mengidentifikasikek
urangan dalam
beraktifitas
 Kembangkan
motivasi diri dan
penguatan

19
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa Hari/
No. Implementasi Keperawatan
Keperawatan Tanggal
1 Nyeri akut Rabu, 21  Mengkelola nyeri pasca bedah
Desember awal dengan pemberian obat
2016 keterolac ½ amp/12 jam
 Membantu pasien
mengidentifikasi tindakan
kenyamanan yang efektif yaitu
posisi semifowler
 Membantu pasien untuk lebih
berfokus pada aktivitas bukan
pada nyeri
 Melakukan perubahan posisi
setiap 2 jam sekali.
 Mengajarkan penggunaan
tekhnik nonfarmakologi
kompres hangat atau dingin dan
masase kepada ibu klien
2 Penurunan curah Kamis, 22  Mengubah posisi pasien dari
jantung Desember posisi supinasi ke posisi
2016 trendlenburg
 Memantau frekuensi
jantung,irama dan nadi

 Memantau tanda-tanda vital


3 Intoleransi aktivitas Jumat, 23  Membantu untuk mendapatkan
Desember alat bantuan aktivitas: kursi
2016 roda
 Membantu umtuk
mengidentifikasi aktivitas yang
disukai: menonton TV

20
 Mengembangkan motivasi diri
dan penguatan : menjelaskan
dan menguatkan anak untuk
tetap semangat saat sakit dan
banyak berdoa

5. EVALUASI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Hari/ Tanggal Evaluasi Keperawatan


1 Nyeri akut Kamis, 22 S: Ibu klien mengatakan nyeri
Desember dada pada anak mulai
2016 berkurang

O: Klien tampak lebih rileks

Skala nyeri: 3

A: Masalah nyeri akut teratasi


sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
2 Penurunan curah Jumat, 23 S: Ibu klien mengatakan sesak
jantung Desember anaknya mulai berkurang
2016
O: Klien tampak tenang

A: Masalah penurunan curah


jantung belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan
3 Intoleransi aktivitas Sabtu, 24 S: Ibu klien mengatakan
Desember aktivitas anaknya masih
2016 dibantu

21
O: Klien tampak menggunakan
kursi roda saat beraktivitas

A: Masalah intoleransi aktivitas


teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

22
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perikarditis adalah peradangan pada lapisan pelindung jantung atau perikardium.
Perikardium adalah jaringan tipis yang menyelimuti jantung, Fungsi perikardium
adalah melekatkan jantung ke rongga dada, melindungi masuknya infeksi ke dalam
jantung, dan sebagai kantung yang menahan proses pembengkakan jantung
perikarditis terbagi beberapa macam klasifikasi perikarditis akut dan perikarditis
subkutan dan kronik, diantara keduanya memiliki respon yang berbeda, gejala yang
berbeda dan penangan yang berbeda.
Pericardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang, neoplasi,
dan bawaan penyakit pericardium dinyatakan oleh tumbunan cairan disebut efusi
pericardium, radang yaitu perikarditis. Perikarditis ialah penyakit sekunder
dimanapun ditubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung
perikareritematasus sistemik, tetepi kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai
kelainan primer. Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang yang mengenai
lapisan pericardium viseratis dan atau parietalis, ditemukan banyak penyebab tetapi
yang paling sering ialah akut, perikarditis non spesifik (viral), infark miokard dan
uremia.

B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan adanya sumbangsi pikiran
berupa kritikan dan saran yang sifatnya membangun, sehingga makalah ini dapat
bermaanfaat untuk kita semua.

23
DAFTAR PUSTAKA

 Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta:
EGC
 Carpentino, Lynda Juall.2001.Buku Saku : Diagnosa keperawatan edisi : 8
penterjemah Monica Ester.EGC.Jakarta
 Doengoes, E Marlynn,dkk.1999. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3penterjemahan
Monica Ester.EGC.Jakarta
 Muttaqin, Arif. 2009. Askep klien dengan gangguan system kardiofaskuler &
hematologi. Jakarta: Salemba medika

24

Вам также может понравиться