Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kata pengantar
Puji syukur penyusun penjatan kepada tuhan yang Maha Esa atas segalah rahmat dan
hidayah-Nya,sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.
Makalah yang berjudul “Aplikasi Peran dan Fungsi Perawat “, disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Ilmu Keperawatan, melalui pembuatan makalah
ini, mudah-mudahan dapat membantu menambah pengetahuan dan wawasan bagi teman-
teman semua.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dari segi isi maupun bentuk. Oleh karena itu,penyusun memohon sumbang saran dan kritik
konstruktif dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing mata kuliah Konsep Dasar
Ilmu Keperawatan untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah yang akan datang.
Bengkulu, 4-agustus-2017
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN :
A. Latar Belakang...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................
C.Tujuan...............................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................................
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN........................................................................................................................
SARAN....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot, otot jantung merupakan
jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat
lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (
dipengaruhi oleh susunan saraf otonom ).
Pericardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput
pembungkus terdiri dari dua lapisan parietal dan visceral yang bertemu dipangkal jantung
membentuk kantung jantung, diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai
pelicin untuk menjaga agar pergeseran antara pericardium pleura tidak menimbulkan
gangguan terhadap jantung. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu
membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan
memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri koronaria.
Pericardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang, neoplasi,
dan bawaan penyakit pericardium dinyatakan oleh tumbunan cairan disebut efusi
pericardium, radang yaitu perikarditis. Perikarditis ialah penyakit sekunder dimanapun
ditubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung perikareritematasus sistemik,
tetepi kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai kelainan primer. Pada perikarditis,
ditemukan reaksi radang yang yang mengenai lapisan pericardium viseratis dan atau
parietalis, ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis
non spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang perikarditis beserta
asuhan keperawatan dan diharapkan bisa membantu mahasiswa, tenaga kesehatan dan
masyarakat umum untuk lebih memahami tentang masalah perikarditis.
B. Tujuan
a. Menjelaskan Konsep Teoritis Perikarditis
b. Konsep asuhan keperawatan pada pasien penderita perikarditis
1. Pengkajia
2. Diagnosa
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
4
BAB II
ISI
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian Perikarditis
Perikarditis adalah peradangan pada lapisan pelindung jantung atau perikardium.
Perikardium adalah jaringan tipis yang menyelimuti jantung. Periakrdium terdiri dari dua
lapisan. Lapisan yang paling dalam disebut sebagai perikardium viseral. Lapisan ini
menempel langsung dengan jantung. Sedangkan lapisan yang terluar disebut sebagai
perikardium parietal. Di antara perikardium viseral dan perikardium parietal terdapat
ruangan sempit yang berisi cairan perikardium. Fungsi cairan tersebut adalah mencegah
gesekan antara kedua lapisan perikardium terutama saat jantung bergerak memompa
darah
Fungsi perikardium adalah melekatkan jantung ke rongga dada, melindungi masuknya
infeksi ke dalam jantung, dan sebagai kantung yang menahan proses pembengkakan
jantung, misal akibat hipertensi kronis. Perikardium tersebut dapat mengalami
peradangan oleh berbagai sebab. Jika hal ini terjadi, fungsi perikardium akan terganggu.
2. Klasifikasi
a. Perikarditis akut
Trias klasik perikarditis akut adalah nyeri dada , pericardial friction rup dan
abnormalitas EKG yang khas.
b. Perikarditis Subkutan dan Kronik
Sindrom perikarditis subakut (6 minggu sampai 6 bulan) menyerupai perikarditis
kronik dalam hal etiologi , manifestasi klinis, diagnosis dan pengobatannya. Variasi
patologis berupa :
Perikarditis kontriktif
Perikarditis kronik rekurens tanpa efusi/kontriksi
Perkarditis kronik bisa muncul dalam 4 bentuk, yaitu :
1. Efusi perikardial kronik
Kecurigaan efusi perikardial kronik timbul bila ditemukan adanya
kombinasi sebagai berikut : pembengkakan bayangan jantung pada foto
rontgen, tekanan vena meningkat , bunyi jantung lemah tapi tanpa adanya
kegagalan jantung.
5
2. Perikarditis Efusi-Kontriktif
Jenis ini ditandai oleh penebalan perikard serta efusi, sehingga terjadi
konstriksi akibat penebalan dan tamponade akibat efusi. Biasanya
diketahui setelah aspirasi cairan perikard, sedangkan tanda-tanda kompresi
masih tetap ada. Penyebap paling sering ialah radiasi. Penyebap lain
adalah neoplasma atau tuberkolusis. Manifestasi klinis berupa lelah
(fatique), dysnea d’effot dan perasaan berat perikardial. Gejalanya meliputi
peninggian tekanan vena, tekanan nadi normal atau sedikit menurun,
pulpus paradoksus. Foto rontgen dada menunjukan adanya pembesaran
bayangan jantung sedang EKG sama seperti perikarditis konstritif.
3. Perikarditis Kontriktif
Perikarditis kontriktif terjadi bila jaringan parut (sikatriks) perikard viseral
dan atau parietal cukup berat sehingga menghambat pengembangan
volume jantung pada fase diastolik.
Manifestasi klinis sangat bervariasi, bergantung pada berat, distribusi dan
kecepatan terjadinya sikatriks.
4. Perikarditis Adhesif
Perikarditis adhesif merupakan akibat perlengkatan di antara kedua lapis
perikard atau dengan jaringan sekeliling mediastinum. Peradangan kronik
biasanya tidak ada. Gangguan hemodinamik biasanya juga tidak ada.
3. Etiologi
a. Penyebab idiopatik atau non spesifik
b. Infeksi
Bakteri : Streptokokus, Stapilokokus, Meningokokus, Gonokokus
Virus : Coxsakie, Influenza
Jamur : Riketsia, Parasit
c. Kelainan jaringan ikat-sistemik lupus eritematosus, demam rematik, atritis rematik,
poliarteritis.
d. Keadaan hipersensitivitas-reaksi imun, reaksi obat, serum sicknes
e. Penyakit struktur disekitarnya-infark miokardium, aneurisma dissecting, penyakit
pleura dan paru (pneumonia)
f. Penyakit neoplasi
Sekunder akibat metastasis dari kanker paru dan kanken payudara
6
Leukemia
Primer (mesotelioma)
g. Terapi radiasi
h. Trauma-cedera dada, pembedahan jantung, pemasangan pacemaker
i. Gagal ginjal dan uremia
j. Tuberkulosis
4. Patofisiologi
KUMAN
Inflasmi selaput jantung
VIRUS
TRAUMA Akumulasi cairan perikardial
Proses fibrotik
Penebalan perikardial
Konriksi perikardial
Gejala-gejala
5. Manifestasi Klinis
Tanda yang khas:
7
Friction rub(suara tambahan)adalah bising gesek yang terjadi karena kantong
berisi cairan membengkak.
Gejala-gejala :
1. Sesak nafas saat bekerja
2. Panas badan 39º c -40ºc
3. Malaesa
4. Kadang nyeri dada
5. Effuse cardial
6. Nyeri dapat menyebar dari leher,bahu,punggung atau perut
7. Rasa tajam menusuk
8. Berkeringat
6. Komplikasi
1. Efusi perikardium
Salah satu reaksi radang pada perikardisitis adalah penumpukan cairan (eksudasi)
didalam ronggal perikard yang disebut dengan efusi pericard. Efusi perikard
ditentukan oleh jumlah dan kecepatan pembentukan cairan perikard
2. Tamponade jantung
Efusi yang banyak atau timbul cepat akan menghambat pengisian vantrikel,
penurunan volume akhir diastolic sehingga curah jantung sekuncup dan semenit
berkurang. Kompensasinya adalah takhikardia, tetapi pada tahap berat atau kritis
akan menyebabkan gangguan sirkulasi dengna penurunan tekanan darah serta
gangguan perfusi organ dengan segala akibatnya yang disebut tamponade jantung.
Hal ini dapat menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah keseluruh tubuh
secara optimal
7. Pemeriksaan Lab
a. Pemeriksaan lab
Elektrokardiografi memperlihatkan elevasi segmen ST dan perubahan resiprokal,
voltase QRS yang rendah (low voltage) tapi EKG bisa juga normal atau hanya
terdapat gangguan irama berupa fibrilasi atrium.
Pemeriksaan ekokardiografi M-Mode atau dua dimensi sangat baik untuk
memastikan adanya efusi pericardium dan memperkirakan banyaknya cairan
pericaridum. Pada fase akut, akan tampak elevasi segmen S-T yang berbentuk konkaf
8
terutama pada antar pericardium kiri. Mula-mula T masih normal, kemudian menjadi
data/ negative. Kelainan T lebih lama menetap, yaitu sampai 2-3 minggu, bahkan
kadang-kadang berbulan-bulan seperti pada perikarditis tuberkulosa. Amplitude QRS
dan T akan mengecil (low voltage) sesuai dengan jumlah cairan yang ada.
b. Pemeriksaan radiologis
Foto rontgen toraks bila efusi pericardium hanya sedikit, tetapi tampak bayangan
jantung membesar seperti water bottle dengan vaskularisasi paru normal dan adanya
efusi pericardium yang banyak. Pada efusi pericardium, gambaran rongthen toraks
memperlihatkan suatu konfigurasi banyang jantung berbentu buli-buli air tapi dapat
juga normal atau hampir normal. Pada posisi berdiri atau duduk, maka akan tampak
pembesaran jantung yang berbentuk segitiga dan akan berubah bentuk menjadi
globular pada posisi tiduran. Kadang-kadang tampak gambaran bendungan pembuluh
darah vena. Pada fluoroskopi tampak jantung yang membesar dengan pulsasi yang
minimal atau tidak tampak pulsasi sama sekali (silent heart). Jumlah cairan yang ada
dan besar jantung yang sebenarnya dapat diduga dengan angiokardiogram atau
ekokardiogram.
c. Pemeriksaan laboratorium
Laju endap darah umunya minggi terutama pada fase akut. Terdapat pula leukositosis
yang sesuai dengan kuman penyebab cairan perikard yang ditemukan dapat bersifat
transudat seperti perikarditis rheumatoid, reuatik, uremik, eksduat serosanguinous
dapat ditemukan pada perikarditis tuberkulosa dan reumatika.
Cairan yang puruel ditemukan pada infeksi banal. Terhadap cairan perikard ini, harus
dilakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap jenis sel yang ditemukan, pemeriksaan
kimia terhadap komposisi protein yang ada dan pemerikaan bakteriologis dengan
sediaan langsung, pembiakan kuman atau dengna percobaan binatang yang ditujukan
terhadap pemeriksaan basil tahan asam maupun kuman-kuman lainnya.
d. MRI scan atau CT scan
CT scan digunakan untuk mengukur ketebalan perikardium . dalam keadaan normal,
tebal perikardium kurang dari 0,3 cm, tetapi pada perikarditis konstriktif kronis
tebalnya mencapai 0,6 cm atau lebih.
8. Penatalaksanaan
a. Efusi pericardium
9
Penatalaksanaan pada efusi pericardium adalah dengan melakukan perikardisentesis
ke dalam kantong pericardium dengan tujuan agar proses drainase dari aspirasi dapat
adekua (rubin, 1990)
Perikardiosentesis
Perikardiosentesis merupakan tindakan aspirasi efusi pericaridum atau fungsi
pericaridum. Fungsi pericaridum dapat dilakukan untuk konfirmasi dan
mencari etiologi efusi sebagai penegakan diagnosis dan tindakan invasive
untuk pengobatan.
Lokasi fungsi perikardium
Sudut antara prosesus xifoideus dengan arkus iga kiri. Titik ini paling aman
karenan jantung tidak ditutupi paru sehingga mengurangi kemungkinan
penyebaran infeksi ke paru atau perikarditis purulen. Hal ini juga untuk
menghindari tertusuknya arteri mamaria interna. Lokasi efusi pericaridum
umunya berada di bawah, sehingga cairan yang sedikit pun dapat diperoleh di
sini.
b. Temponade jantung
Penatalaksanaan tamponade jantung dengan pengobatan yang sesegera mungkin dapat
menyelematkan klien dari kematian, maka pemeriksaan yang cepat dan tepat untuk
menegakan diagnosis secara cepat, misalnya pemeriksaan ekokardiografi yang diikuti
pemeriksaan kateterisasi jantung, harus dilakukan. Tamponade jantung memerlukan
aspirasi pericaridum dengna jarum. Monitor EKG memerlukan perhatian dan
kecurigaan yang lebih cermat, karena dalam banyak hal, tidak ada penyebab yang
jelas terlihat yang menyatakan adanya penyakit pericardium. Pada klien dengan
hipotensi dna evaluasi tekanan darah jugularis, dengan lekuk x yang menonjol,
bahkan tanpa adanya lekuk y, kemungkinan adanya tamponade jantung harus
diperhatikan.
Tamponade jantaung harus dicapai bila terdapat perluasan daerah perkusi yang reduo
di daerah dada anterior, nadi paradoksal, gambaran paru yang cukup bersih, pulsasi
bayangan jantung yang berkurangn pada fluoroskopi, pengurangan amplitude QRS,
gangguan listrik dari P, QRS, dan T serta hal-hal tersebut di awal.
Pada tamponade jantung dengan tekanan yang rendah , klien biasanya tanpa gejala ,
atau mengluh sesak dan kelemahan badan yang ringan, dan dalam hal ini diagnosis
ditegakkan dengan ekokardiografi. Kelainan hemodinamik dan gejala klinis segera
memaik setelah di lakukan perikardiosentesis.
10
c. Prognosis
Bergantung kepada penyebabnya. Pada perikarditis reumatik ditentukan oleh berat
ringannya miokarditis yang menyertainya. Prognosis perikarditis purulenta ditentukan
oleh cepatnya pengobatan antibiotika yang diberikan dan tindakan bedah yang
dilakukan. Kematian pada perikarditis tuberkulosa menjadi sangat menurun dengna
ditemukannya tuberkulostatikum ynag lebih poten. Tanpa tindakan pembedahan
perikarditis konstriktiva memppunya prognosis yang buruk.
11
B. KONSEP ASKEP
1. PENGKAJIAN
Ruang : Kenanga
a. Identitas Pasien
Nama : An.A
Usia : 5 Tahun
Seks : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan :-
No RM : 337583
Nama : Tn.B
Usia : 35 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
12
Pekerjaan : Wiraswasta
3. Post Natal : Bayi sehat, tidak ada kelainan, Talipusat lepas hari ke 7
c. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
TD :-
Suhu : 37,50C
RR : 18 x/mnt
13
BB sekarang : 18 kg
TB : 113 cm
LK : 35 cm
LILA : 15 cm
Pemeriksaan Fisik :
Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, kelopak mata tidak oedema, sklera
tidak ikterus
Pemeriksaan Khusus
14
b. Foto Toraks :Tidak khas
c. Ekokardiografi :
mitral stenosis.
ANALISA DATA
curah jantung
DO :
O2
- Skala nyeri 5
Nyeri akut
- Aritmia (+)
2 DS : Ibu klien Kemampuan dilatasi jantung Penurunan curah
mengatakan dada jantung
Kontraktilitas ventrikel kiri
anaknya terasa sakit.
TD :-
Suhu : 37,50C
15
RR : 18 x/mnt
- Aritmia (+)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Penurunan curah jantung
3. Intoleransi aktivitas
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa NOC NIC
o Keperawatan
.
Nyeri
1 akut NOC Activity therapy :
Tingkat
Batasan karakteristik : Kelola nyeri pasca
kenyamanan
bedah awal dengan
Pengendalian
Mengungkapkan
pemberian obat yang
nyeri
secara verbal atau
terjadwal
melaporkan nyeri Tingkat nyeri
Bantu pasien
dengan isyarat.
Kriteria hasil : mengidentifikasi
Respons autonomik
tindakan
(misalnya diaforesis, Memperlihatkan kenyamanan yang
perubahan tekanan teknik relaksasi efektif
darah, pernapasan, secara individual
16
atau nadi, dilatasi yang efektif untuk Bantu pasien untuk
pupil) mencapai lebih berfokus pada
Perubahan selera kenyaman aktivitas bukan pada
makan Mempertahankan nyeri
Posisi untuk tingkat nyeri ( lakukan perubahan
menghindari nyeri dengan skala 0-10 posisi
Bukti nyeri yang ) ajarkan penggunaan
dapat diamati Melaporkan nyeri tekhnik
kepada penyedia nonfarmakologi
Faktor yang pelayanan misalnya kompres
berhubungan : kesehatan hangat atau dingin
Tidak mengalami dan masase
Agens-agens penyebab
gangguan dalam
cedera (misalnya
frekuensi
biologis, kimia, dan
pernapasan,frekue
psikologis)
nsi jantung,atau
tekanan darah
Mempertahankan
selera makanan
yang baik
Penurunan
2 Curah NOC NIC
jantung Tingkat keparahan
Activity therapy :
kehilangan darah
Batasan karakteristiki:
Efektivitas pompa
Kolaborasi dengan
jantung
perubahan pola dokter menyangkur
EKG Status sirkulasi patameter pemberian
peningkatan atau Perfusi jaringan atau penghentian
penurunan Status tanda vital obat tekanan darah
tekanan vena Kriteria hasil : Ubah posisi pasien
sentral ( CVP ) Menunjukkan keposisi datar atau
peningkatan atau curah jantung trendlenburg
penurunan yang memuaskan Pantau frekuensi
tekananan baji Menunjukkan jantung,irama dan
17
arteri pulmonal status sirkulasi nadi
pengisian ulang Menunjukkan Pantau tanda-tanda
kapiler peningkatan vital
memanjang toleransi terhadap
penurunan curah aktivitas fiisik
jantung
Faktor yang
berhubungan :
peningkatan kerja
ventrikel
kerusakan ventrikel
iskemia ventrikel
keterbatasan
ventrikel
Intoleransi
3 aktivitas NOC NIC
18
Dipsnea setelah melakukan psikologi dan sosial
beraktivitas aktivitas sehari- Bantu untuk
Menyatakan merasa hari (ADLs) mengidentifikasi dan
letih secara mandiri mendapatkan sumber
Menyatakan merasa Tanda-tanda vital yang diperlukan
lemah normal untuk aktivitas yang
Energy diinginkan
Faktor yang Psikomotor Bantu untuk
berhubungan
Level kelemahan mendapatkan alat
Mampu bantuan aktivitas
Tirah baring atau
berpindah: dengan seperti kursi roda,
imobilisasi
atau tanpa bantuan krek
Kelemahan
alat Bantu umtuk
umum
Status mengidentifikasi
Ketidakseimbang
kardiopulmonary aktivitas yang
an
adekuat disukai
Imobilitas
Sirkulasi status Bantu klien untuk
Gaya hidup
baik membuat jadwal
monoton
Status respirasi : latihan diwaktu
Pertukaran gas luang
dan ventilasi Bantu pasien/
adekuat Keluarga untuk
mengidentifikasikek
urangan dalam
beraktifitas
Kembangkan
motivasi diri dan
penguatan
19
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa Hari/
No. Implementasi Keperawatan
Keperawatan Tanggal
1 Nyeri akut Rabu, 21 Mengkelola nyeri pasca bedah
Desember awal dengan pemberian obat
2016 keterolac ½ amp/12 jam
Membantu pasien
mengidentifikasi tindakan
kenyamanan yang efektif yaitu
posisi semifowler
Membantu pasien untuk lebih
berfokus pada aktivitas bukan
pada nyeri
Melakukan perubahan posisi
setiap 2 jam sekali.
Mengajarkan penggunaan
tekhnik nonfarmakologi
kompres hangat atau dingin dan
masase kepada ibu klien
2 Penurunan curah Kamis, 22 Mengubah posisi pasien dari
jantung Desember posisi supinasi ke posisi
2016 trendlenburg
Memantau frekuensi
jantung,irama dan nadi
20
Mengembangkan motivasi diri
dan penguatan : menjelaskan
dan menguatkan anak untuk
tetap semangat saat sakit dan
banyak berdoa
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Skala nyeri: 3
P: Intervensi dilanjutkan
2 Penurunan curah Jumat, 23 S: Ibu klien mengatakan sesak
jantung Desember anaknya mulai berkurang
2016
O: Klien tampak tenang
P: Intervensi dilanjutkan
3 Intoleransi aktivitas Sabtu, 24 S: Ibu klien mengatakan
Desember aktivitas anaknya masih
2016 dibantu
21
O: Klien tampak menggunakan
kursi roda saat beraktivitas
P: Intervensi dilanjutkan
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perikarditis adalah peradangan pada lapisan pelindung jantung atau perikardium.
Perikardium adalah jaringan tipis yang menyelimuti jantung, Fungsi perikardium
adalah melekatkan jantung ke rongga dada, melindungi masuknya infeksi ke dalam
jantung, dan sebagai kantung yang menahan proses pembengkakan jantung
perikarditis terbagi beberapa macam klasifikasi perikarditis akut dan perikarditis
subkutan dan kronik, diantara keduanya memiliki respon yang berbeda, gejala yang
berbeda dan penangan yang berbeda.
Pericardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang, neoplasi,
dan bawaan penyakit pericardium dinyatakan oleh tumbunan cairan disebut efusi
pericardium, radang yaitu perikarditis. Perikarditis ialah penyakit sekunder
dimanapun ditubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung
perikareritematasus sistemik, tetepi kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai
kelainan primer. Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang yang mengenai
lapisan pericardium viseratis dan atau parietalis, ditemukan banyak penyebab tetapi
yang paling sering ialah akut, perikarditis non spesifik (viral), infark miokard dan
uremia.
B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan adanya sumbangsi pikiran
berupa kritikan dan saran yang sifatnya membangun, sehingga makalah ini dapat
bermaanfaat untuk kita semua.
23
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta:
EGC
Carpentino, Lynda Juall.2001.Buku Saku : Diagnosa keperawatan edisi : 8
penterjemah Monica Ester.EGC.Jakarta
Doengoes, E Marlynn,dkk.1999. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3penterjemahan
Monica Ester.EGC.Jakarta
Muttaqin, Arif. 2009. Askep klien dengan gangguan system kardiofaskuler &
hematologi. Jakarta: Salemba medika
24