Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan yaitu
sebagai berikut:
dengan Akuades
1 510 0,069
2 530 0,079
3 550 0,057
dengan Akuades
λ VS absorbansi
0.1
0.08
Absorbansi
0.06
0.04
0.02
0
500 510 520 530 540 550 560
λ
Tabel 2. Pengamatan Panjang Gelombang dan Absorbansi Larutan Cu2+ 0 ,02 M
Perbandingan 1:1
1. 570 1,6
2. 590 1,7
3. 610 1,48
Perbandingan 1:1
l VS absorbansi
1.75
1.7
1.65
Absorbansi
1.6
1.55
1.5
1.45
560 570 580 590 600 610 620
λ
Tabel 3.Pengamatan Panjang Gelombang dan Absorbansi Larutan Cu2+0,02 M
Perbandingan 3:1
Perbandingan 3:1
λ UV absorbansi
1.4
1.2
1
Absorbansi
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 100 200 300 400 500 600 700
λ
4.2 Reaksi
4.3 Pembahasan
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan
cahaya visibel, UV, dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan
atom pusat Cu2+. Dalam hal ini, digunakan tiga larutan ion Cu2+ dengan
menggunakan pelarut yang berbeda-beda. Larutan I adalah larutan ion Cu2+ 0,02
M dengan pelarut air. Larutan II adalah larutan ion Cu2+ 0,02 M dengan pelarut
adalah larutan ion Cu2+ 0,02 M dengan pelarut campuran akuades dan NH4OH 1
diserap oleh senyawa yang terbentuk. Untuk larutan pertama Cu2+ 0,02 M dalam
akuades. Larutan tersebut diperoleh dari larutan CuSO4 0,1 M melalui
dalam labu ukur 50 mL kemudian diencerkan dengan akuades hingga tanda batas
dan dihomogenkan. Larutan kedua yaitu dibuat larutan Cu2+ 0,02 M dengan
campuran 1:1 antara aquadest dengan NH4OH 1 M. Larutan CuSO4 0,1 M dipipet
Larutan terakhir yaitu larutan Cu2+ 0,02 M dengan campuran 3:1 antara
dan dihomogenkan.
karakter fisik yang cukup berbeda. Larutan ion Cu2+ dalam pelarut air berwarna
bening kebiruan sedangkan larutan ion Cu2+ 0,02 M dengan pelarut campuran air
memberikan warna biru tua pada larutan ini adalah NH4OH 1 M. Untuk larutan
ion Cu2+ 0,02 M dengan pelarut campuran air dan NH4OH 1 M 10 dengan
dikalibrasi dengan menggunakan larutan blanko dalam hal ini ialah aquadest.
Setiap larutan yang akan diukur panjang gelombangnya harus diawali dengan
menghilangkan larutan atau kotoran yang menempel pada dinding luar kuvet.
spektrofotometri.
maka semakin kuat medan ligannya. Dari percobaan ini didapat bahwa kuat
medan ligan amin lebih kuat dibandingkan dengan kuat medan ligan air. Hal ini
larutan ion Cu2+ dalam pelarut aquadest dengan larutan Cu2+ dalam campuran 3:1
antara akuades dan NH4OH, secara umum hasil yang diperoleh sesuai dengan
teori. Hal ini sesuai dengan rumus yang menggambarkan hubungan panjang
E = h.λ.c
yang diperoleh, makin kecil energi yang diserap, berarti makin besar kuat medan
ligan pada ion pusat. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa kuat medan
5.1 Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
1. Panjang gelombang maksimum dari larutan Cu2+ 0,02 M dalam pelarut air
adalah 530 nm, campuran 1:1 antara air dan larutan NH4OH 1 M adalah 590
nm, dan campuran 3:1 antara air dan larutan NH4OH 1 M adalah 610 nm.
disimpulkan bahwa ligan amin memiliki kuat medan yang lebih besar
5.2 Saran
Praktikan harus lebih berhati-hati dalam menggunakan alat. Jika ada yang
yang sudah tidak layak pakai agar diganti agar praktikum dapat berjalan dengan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Paul, S., Peter. A., Pietrobon, N. dan Hammerle, C.H.F., 2002, Visual and
Spectrophotometric Shade Analysis of Human Teeth, Journal of Dental
Research, 8(18): 578-580.
Saito, T., 1996, Kimia Anorganik, Muki Kagaku, Tokyo.
Shevla, G., 1985, Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimakro, Jakarta, PT. Kalman Media Pustaka.
Triyati, E., 1985, Spektrofotometer Ultra-Violet Dan Sinar Tampak
Serta Aplikasinya Dalam Oseanologi, Oseana, 10(1): 39-47.
Tukadi, 2016, Identifikasi Jenis Asap Menggunakan Spektrofotometer
Dan Jaringan Syaraf Tiruan, Integer Journal, 1(1): 47-58.
Zumdahl, S.S. dan Zumdahl, S.A., 2007, Chemistry, Houghton Mifflin Company,
New York.