Вы находитесь на странице: 1из 9

Hipospadia

1. Definisi

Hipospadia adalah kelainan bawaan lahir pada anak laki-laki, yang dicirikan dengan
letak abnormal lubang kencing tidak di ujung kepala penis seperti layaknya tetapi
berada lebih bawah/lebih pendek. Lubang kencing yang merupakan pembukaan uretra
ini terjadi di bagian bawah penis,bukan di bagian ujung. Uretra adalah tabung di mana
urin mengalir dari kandung kemih dan keluar dari tubuh.

Hipospadia adalah kondisi yang umum dan tidak akan menyebabkan kesulitan berarti
ketika merawat bayi. Bahkan, pembedahan biasanya dapat mengembalikan kondisi
normal penis anak. Dengan keberhasilan pengobatan, mayoritas laki-laki akhirnya dapat
memiliki fungsi seksual yang normal.
2. Epidemiologi

Di beberapa Negara, frekuensi Hipospadia mulai meningkat. Secara umum, angka


kekerapan 1 kasus hipospadia pada setiap 250-400 kelahiran bayi laki-laki hidup.

Secara ras, angka terjadi Hipospadia memiliki nilai lebih tinggi pada ras Caucasian
dibandingkan dengan ras Negro dan Afrika. Berdasarkan genetik, hipospadia memiliki
peluang 7% untuk kejadiannya dilihat dari riwayat keluarga

Hipospadia dapat dikoreksi secara pembedahan. Akan tetapi, hipospadia dapat


mengganggu proses berkemih, ereksi, ejakulasi, dan fertilitas seseorang apabila tidak
dikoreksi.

Pada tabel di bawah ini, terambil dari Centers for Disease Control and Prevention
(CDC), dapat dilihat bahwa Hipospadia merupakan kelainan kongenital yang memiliki
angka kejadian rendah dibandingkan dengan kelaianan kongenital yang lain.

Listed below are birth defects that have significantly higher or lower occurrence in
selected racial and ethnic groups when compared to non-Hispanic white:

Much higher occurrence1 Much lower occurrence2

American  Encephalocele  Hypospadias


Indian/Alaska  Anotia/Microtia
Native, Non-  Cleft lip with or without
Hispanic cleft palate
 Limb deficiency
 Trisomy 18 (Edwards
syndrome)

Asian, Non-Hispanic  Spina bifida without


anencephaly
 Truncus arteriosus
 Aortic valve stenosis
 Hypoplastic left heart
syndrome
 Coarctation of the
aorta
 Esophageal atresia
 Pyloric stenosis
 Hypospadias
 Gastroschisis
 Omphalocele

Black, Non-Hispanic  Encephalocele  Aortic valve stenosis


 Trisomy 18 (Edwards  Cleft lip with or without
syndrome) cleft palate
 Pyloric stenosis
 Gastroschisis

Hispanic  Anencephaly  Hypospadias


 Encephalocele
 Anotia/Microtia

1
These conditions were found to have significantly higher occurrences in the noted races and

ethnicities compared to non-Hispanic white.


2
These conditions were found to have significantly lower occurrences in the noted races and

ethnicities compared to non-Hispanic white.

3. Klasifikasi

Secara umum hipospadia dapat dibagi menjadi tiga bagian untuk mengetahui panjang
uretra dan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesulitan dalam melakukan
penanganan secara bedah rekonstruksi:
 Derajat I : OUE (Ostium/Orifisum Uretra Externa) letak pada permukaan ventral
glans penis & korona glandis.
 Derajat II : OUE (Ostium/Orifisum Uretra Externa) terletak pada permukaan
ventral korpus penis.
 Derajat III: OUE (Ostium/Orifisum Uretra Externa) terletak pada permukaan
ventral skrotum atau perineum.

Namun, klasifikasi berdasarkan letak dari meatus uretra tidak cukup menggambarkan
tingkat keparahan dari malformasi. Klasifikasi lain yang praktis untuk menentukan
prosedur operasi adalah berdasarkan tingkat divisi dari korpus spongiosum:

1. Glandular Hipospadia
Meatus terletak pada glans dibelakang tempat meatus normal. Meatus
tampak ketat namun jarang sekali menyebabkan obstruksi aliran urin.
2. Hipospadia dengan divisi pada distal corpus spongiosum
Dapat disertai sedikit atau tanpa chordee
3. Hypospadia dengan divisi pada proksimal corpus spongiosum.
Lebih mudah ditangani karena teknik operasi untuk mengoreksi chordee
dan merekonstruksi uretra telah lama diperkenalkan.
4. Hipospadia cripples
Tipe ini terjadi pada pasien yang telah menjalani beberapa prosedur
operasi namun gagal, dan meninggalkan jaringan parut, meatus abnormal,
striktur, fistula dan gangguan kosmetis dan psikologis.

4. Gejala

Letak lubang kencing abnormal bermacam-macam; dapat terletak pada kepala penis
namun tidak tepat di ujung (hipospadia tipe glanular), pada leher kepala penis (tipe
koronal), pada batang penis (tipe penil), pada perbatasan pangkal penis dan kantung
kemaluan (tipe penoskrotal), bahkan pada kantung kemaluan (tipe skrotal) atau daerah
antara kantung kemaluan dan anus (tipe perineal).

Sebagian besar anak dengan kelainan hipospadia memiliki bentuk batang penis yang
melengkung. Biasanya di sekitar lubang kencing abnormal tersebut terbentuk jaringan
ikat (fibrosis) yang bersifat menarik dan mengerutkan kulit sekitarnya. Jika dilihat dari
samping, penis tampak melengkung seperti kipas (chordee, bahasa Latin); secara
spesifik jaringan parut di sekitar muara saluran kencing kemudian disebut chordee.
Tidak setiap hipospadia memiliki chordee. Seringkali anak laki-laki dengan hipospadia
juga memiliki kelainan berupa testis yang belum turun sampai ke kantung kemaluannya
(undescended testis).

Pada hipospadia, pembukaan uretra terletak pada bagian bawah penis, bukan di bagian
ujung. Tingkat keparahan kondisi dapat bervariasi. Dalam kebanyakan kasus,
pembukaan uretra terletak di dekat kepala penis. Kadang-kadang, pembukaan juga bisa
berada pada poros tengah atau pada pangkal penis. Sementara itu, pembukaan uretra di
dalam atau di bawah skrotum sangat jarang terajdi.

Tanda dan gejala hipospadia dapat berupa:

 Pembukaan uretra di lokasi selain ujung penis


 Kurva penis mengarah ke bawah (chordee)
 Penampilan penis yang terselubung (seperti hoodie) karena hanya bagian atas
penis yang ditutupi oleh kulup
 Semprotan urin yang abnormal saat buang air kecil

A : Penis yang Normal B : Hypospadias dengan chorda

5. Penyebab & Faktor Risiko

Hipospadia hadir saat lahir (kongenital). Alasan yang tepat dari penyebab timbulnya
cacat ini tidak diketahui. Kadang-kadang, hipospadia merupakan kondisi warisan.
Ketika penis berkembang pada janin laki-laki, hormon tertentu akan merangsang
pembentukan uretra dan kulup. Hipospadia terjadi ketika kerusakan terjadi dalam
aksi/kegiatan yang dilakukan hormon ini, hingga menyebabkan uretra berkembang
secara tidak normal.

6. Faktor risiko

Kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi dengan riwayat keluarga hipospadia. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa mungkin terdapat peningkatan risiko hipospadia pada
bayi laki-laki yang dilahirkan oleh ibu berusia lanjut atau ibu yang menggunakan
fertilisasi in vitro (IVF) untuk hamil. Keterkaitannya dengan IVF mungkin akibat
paparan ibu terhadap progesteron, hormon alami, atau progestin (bentuk sintetis dari
progesteron) yang diberikan selama proses IVF. Meskipun demikian, penelitian
lain belum mampu mengkonfirmasi hubungan antara IVF dan hipospadia, tetapi yang
jelas tidak ada hubungan antara ibu yang terpapar pestisida dengan hipospadia.
7. Komplikasi

Jika hipospadia tidak segera diobati, seorang anak mungkin memiliki masalah untuk
menggunakan toilet dengan benar. Pada saat anak tersebut beranjak dewasa, hipospadia
yang tidak diobati dapat menyebabkan kesulitan dalam mencapai ereksi.

8. Kapan Harus ke Dokter ?

Kebanyakan bayi dengan hipospadia dapat didiagnosis segera setelah mereka lahir (saat
masih di rumah sakit). Namun, hipospadia yang kurang parah biasanya cenderung
diabaikan. Hubungi dokter jika melihat pembukaan uretra anak tidak terletak di ujung
penis, kulupnya belum sepenuhnya berkembang, atau kurva penisnya mengarah ke
bawah.

Pengobatan untuk masalah ini adalah pembedahan yang ditujukan untuk mereposisi
pembukaan uretra dan, jika perlu, meluruskan batang penis.

9. Yang terjadi selama operasi

Selama operasi, ahli bedah plastik dan rekonstruksi menggunakan cangkok jaringan dari
kulup atau dari bagian dalam mulut untuk merekonstruksi saluran kemih dalam posisi
yang tepat, dan memperbaiki hipospadia. Operasi biasanya memakan waktu 90 menit
sampai tiga jam dan dilakukan pada saat anak tidak sadar (anestesi umum). Dalam kasus
yang jarang, upaya pengobatan mungkin memerlukan dua atau lebih operasi.

10. Ketika operasi dilakukan

Pembedahan paling baik dilakukan saat usia dini, biasanya antara usia 4-12 bulan.
Umumnya, semakin dini operasi dilakukan, semakin berkurang pula risiko traumatis
bagi anak. Tetapi, prosedur ini dapat dilaksanakan pada usia berapa pun dan bahkan
pada orang dewasa. Bayi tidak boleh disunat sebelum prosedur operasi, karena jaringan
kulup mungkin diperlukan ketika operasi dilakukan. Tujuan operasi adalah
mengembalikan penis ke dalam bentuk dan fungsi sebaik-baiknya. Untuk mencapai hal
tersebut, maka lubang kencing harus dikembalikan ke posisi seanatomis mungkin di ujung
kepala penis, dan bentuk penis harus tegak lurus saat ereksi.

11. Komplikasi akibat operasi

Dalam kebanyakan kasus, proses pembedahan perbaikan biasanya akan menghasilkan


fungsi serta penampilan penis yang normal (atau mendekati normal) dan tidak akan ada
masalah di masa depan. Namun, dalam sejumlah kecil kasus, lubang (fistula) atau
jaringan parut dapat berkembang di sepanjang bagian bawah penis, lokasi di mana
saluran kemih baru diciptakan. Hal ini dapat mengakibatkan kebocoran urin dan
memerlukan operasi tambahan untuk perbaikan.

12. Dukungan

Mengetahui bahwa anak anda memiliki hipospadia dan kemungkinan dibutuhkannya


operasi bisa sangat sulit dan menakutkan bagi anda. Jangan ragu untuk mengajukan
pertanyaan yang anda miliki pada dokter anak anda, dan jika mungkin, bawa serta
anggota keluarga atau teman terdekat untuk memberikan dukungan pada saat operasi.
Kabar baiknya adalah, operasi untuk hipospadia biasanya sangat sukses, dan anak / bayi
mungkin tidak akan ingat pernah menjalani prosedur operasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Djakovic, et all. 2008. Review Article Hypospadias, Jurnal diakses dari :


http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2577154/.

2. Sjamsuhidajat, R & Jong Wim De. Buku-Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. EGC: Jakarta.

3. Dohety, Gerard, M. 2006. Current Surgical Diagnosis & treatment. Mc Graw Hill:
United States of Amerika.

4. Pierre D.E. Mouriquand, Delphine Demède, Daniela Gorduza, Pierre-Yves ( 2010)


Saunders Pediatric Urology 2nd ed. Hypospadias. Philadelphia : Elsevier Inc;. p.
526-543.

5. Jack W.McAninch. Smith’s (2008) General Urology 17th ed. Disorders of the Penis
& Male Urethra. California : The McGraw-Hill Companies;. p. 629-631

6. Clayden, graham, lissauer, tom.2002. Illustrated Text Book of Paediatrics.Ed.2.


Mosby: London

7. Gatti JM & Cendron M. 2015. Hypospadias. Medscape (WEB). URL:


http://emedicine.medscape.com/article/1015227-overview#a6

8. Barcat J. Current concepts in of treatment. Horton CE, ed. Plastic and


Reconstructive Surgery of the Genital Area. Boston, Mass: Little Brown; 1973.
249-62.

9. Duckett JW. Hypospadias. Walsh PC, Retik AB, Vaughan ED, et al,
eds. Campbell's Urology. 7th ed. Philadelphia, Pa: WB Saunders Co; 1998. 2093-
2119

10. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Facts about hypospadias.
(WEB) Available at: https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/hypospadias.html

Вам также может понравиться