Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Latar Belakang
Pembuatan makalah ini dilatar belakangi oleh
keingintahuan kami tentang hal-hal mengenai unggas.
Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok burung
yang dimanfaatkan untuk daging atau telurnya. Yang
termasuk unggas antara lain ayam, itik, angsa, burung
dan kalkun. Yang paling populer adalah ayam ayam
sangat digemari karena karena rasanya enak, mudah
dimasak, dan cepat empuk. Saat ini produksi ayam
sudah banyak sehingga mudah untuk
mendapatkannya. Untuk kalkun sering dihidangkan
pada hari rayaNatal, atau di Amerika biasa
dihidangkan pada hari yang disebut “Thanks Givings
Day”.
Ayam terbagi 2, yaitu ayam buras yang biasa
dikenal dengan ayam kampung dan ayam ras yang
biasa dikenal ayam negeri. Setiap jenis unggas
memiliki kualitas, mutu, dan hasil olahan yang
berbeda. Pengertian, struktur, kualitas, mutu dan hasil
olahan unggas akan kita bahas di makalah ini. Dan
menyusun makalah ini juga didasarkan atas tugas
kelompok yang harus diselesaikan.
B. Rumusan Masalah
Makalah tentang unggas ini mencakup beberapa
permasalahan yaitu sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari unggas?
2. Bagaimana struktur pada ungas?
3. Apa saja komposisi pada ungas?
4. Bagaimana mutu dan kerusakan pada ungas?
5. Apasajakah hasil olahan dari ungas?
C. Ruang Lingkup
1. Menjelaskan tentang pengertian unggas.
2. Menjelaskan struktur-struktur pada unggas.
3. Menjelaskan apasaja komposisi yang ada pada
unggas.
4. Menjelaskan mutu yang baik dan kerusakan fisik atau
kerusakan proses pada unggas.
5. Menjelaskan berbagai macam hasil olahan yang
berasal dari unggas.
D. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas kelompok.
2. Untuk mengetahui berbagai hal-hal yang mengenai
tentang unggas.
3. Untuk mengetahui mutu yang baik dan hasil olahan
pada unggas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Unggas
Unggas (Bahasa Inggris : puoltry) adalah jenis
hewan ternak kelompok burung yang dimanfaatkan
untuk daging dan/atau telurnya. Umumnya merupakan
bagian dari ordo Galliformes (seperti ayam dan
kalkun), dan Anseriformes (seperti bebek).
Unggas secara umum dapat diartikan sebagai
ternak bersayap, yang dalam taksonomi zoologinya
termasuk golongan kelas Aves. Jenis unggas cukup
banyak, diantaranya adalah ayam, itik, kalkun, dan
angsa. Secara taksonomi zoology bangsa burung bisa
digolongkan sebagai unggas, tetapi sampai saat ini
yang tercantum dalam undang-undang pokok
kehewanan, bangsa burung masih belum digolongkan
ternak unggas. Di dalam undang-undang tersebut
bahwa yang dimaksud sebagai unggas adalah ternak
bersayap yang sudah lazim dipelihara oleh
masyarakat. Tidak menutup kemungkinan bangsa
burung masuk dalam jenis unggas karena burung
secara taksonomi zoology juga termasuk ke dalam
kelas Aves, selain itu burung juga mempunyai ciri-ciri
seperti unggas.
B. Struktur Unggas
Perubahan sifat fisik daging ayam broiler post
mortem telah diteliti menggunakan bertujuan untuk
mengetahui perubahan sifat-sifat fisik daging ayam
broiler selama daging bagian dada ayam broiler yang
dipotong pada umur 6 minggu.
Rancangan yang digunakan adalah rancangan
acak kelompok (RAL) dengan 7 perlakuan, lama
penyimpanan pada temperatur ruang, yaitu 0, 2, 4, 6,
8, 10 dan 12 jam. Dengan ulangan sebanyak 4 kali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan
pada temperatur 12 jam setelah pemotongan ayam
broiler, terjadi penurunan keasaman (pH), daya ikat air
dan peningkatan susut masak daging ayam broiler.
Penurunan pH, daya ikat air dan peningkatan susut
masak daging ayam broiler yang nyata (P<0,05),
masing-masing terjadi setelah 4 jam, 2 jam dan 12 jam
penyimpanan temperatur ruang.
C. Komposisi Unggas
Lemak jenuh daging ayam paling rendah di antara
daging-dagingan, selain tinggi kandungan lemak tak
jenuhnya. Sementara itu, kelapa tinggi sekali
kandungan lemah jenuhnya dan nyaris tidak punya
lemak jenuh. Ayam lebih menyehatkan ketimbang
kelapa.
Daging ayam, unggas umumnya, kandati tinggi
kandungan lemak totalnya, tapi rendah saja lemak
jenuhnya dan tinggi lemak tak jenuhnya.
Banyak manfaat yang didapat dari konsumsi
daging ayam. Dalam daging yang termasuk dalam
jenis unggas ini terkandung 9 asam amino esensial
yang dibutuhkan tubuh. Asam amino yang tergolong
mudah dicerna tersebut diperlukan bagi pertumbuhan
dan penggantian sel tubuh yang rusak.
Pada semua jenis unggas dan burung juga
terkandung sejumlah asam amino tyrosine, yang
dimanfaatkan oleh otak untuk menghasilkan dopamine
dan noradrenalin. Zat tersebut membuat orang
menjadi lebih mudah untuk berkonsentrasi.
Komposisi lain daging ayam adalah haeme iron
(kandungan zat besi haeme) yang juga mudah dicerna
bila dibandingkan dengan zat besi yang berasal dari
nabati. Haeme iron sangat dibutuhkan tubuh untuk
mempertahankan simpanan zat besi, sehingga kita
terhindar dari penyakit anemia.
Daging ayam termasuk jenis makanan yang
jarang menimbulkan alergi. Aromanya tidak tajam,
sehingga digemari oleh semua kelompok umur. Yang
terpenting dalam pemilihan daging ayam adalah
kesegaran bahannya terjamin dan pengolahannya
dilakukan dengan benar.
Komposisi unggas sama dengan komposisi
daging, tetapi unggas lebih tinggi persentase bagian-
bagian yang tak terpakai. Ayam lebih mudah dicerna
karena serabut dagingnya lebih pendek dan dagingnya
tidak terjalin lemak. Karena itu ayam merupakan salah
satu komponen dari diet seorang yang invalid.
Lemaknya terletak tepat di bawah kulit dan
disekitar organ internal (terutama sekitar ginjal).
Dagingnya lebih kering dibandingkan dengan daging
lainnya. Daging yang putih warnanya, yaitu disekitar
dada dan sayap, lebih mudah dicerna dibandingkan
dengan daging paha yang jauh lebih padat dan lebih
kasar karena aktivitas otot yang lebih banyak
digunakan. Bebek dan angsa dan semudah itu
dicernakannya karena mengandung banyak lemak.
D. Mutu Unggas
Penampakan
Cara termudah untuk mengetahui mutu daging
adalah melalui penampakan warnanya. Kesegaran
daging ayam dapat diamati dari parameter ini. Daging
ayam sangat unik, karena memiliki perbedaan warna
yang mencolok (white and dark meat). Warna normal
breast meat dalam kondisi mentah adalah pink pucat,
sedangkan paha dan lengan memiliki warna merah
gelap. Adakalanya, terjadi penyimpangan warna. Hal
tersebut patut diwaspadai karena dapat menimbulkan
masalah mutu yang serius.
Warna daging ayam dipengaruhi oleh banyak
faktor, antara lain umur, jenis kelamin, strain, pakan,
lemak, intramuskular, kandungan air, kondisi sebelum
disembelih, hingga pengolahan. Warna daging sangat
bergantung kepada keberadaan pigmen myoglobin
dan hemoglobin. Perubahan warna terjadi karena
jumlah pigmen tersebut berkurang atau mengalami
perubahan bentuk kimia. Contoh penyebab terjadinya
perubahan warna diantaranya adalah lingkungan yang
ekstrim ataupun penanganan yang buruk pada ayam,
sehingga mengakibatkan stress. Selain itu, bisa juga
akibat memar yang ditandai dengan pembentukan
gumpalan darah pada daerah tertentu.
Tekstur
Tekstur merupakan salah satu parameter yang
cukup penting saat daging ayam dikonsumsi. Ketika
hewan telah mati, darah akan berhenti bersirkulasi,
sehingga tidak ada suply oksigen dan nutrisi pada otot.
tanpa keduanya, otot akan berusaha memenuhi
kebutuhan energinya dan akan menjadi keras, yang
sering disebut dengan rigor mortis. Kemudian otot
akan kembali menjadi lunak. Apapun yang
mempengaruhi terjadinya rigor mortis ataupun
pelunakan kembali tersebut, peristiwa ini akan
mempengarui keempukan daging. Contohnya adalah
ketika ayam mengalami stress. Otot akan kehilangan
energi lebih cepat dan rigor mortis akan terjadi lebih
cepat pula. Hal tersebut akan mengakibatkan daging
akan menjadi lebih keras (liat). Peristiwa ini juga terjadi
jika terjadi pre slaughter tunning yang tinggi, serta
waktu scaling yang lebih lama atau suhunya yang
terlalu tinggi.
2. Bulu Kusam
Bulu kusam umumnya disebabkan kekurangan gizi.
Solusinya adalah dengan memberi ransum atau pakan
yang bergizi (seimbang kandungan gizinya).
3. Bulu Kutuan
Bulu yang berkutu dapat diatasi dengan penyemprotan
anti kutu yang dapat dibeli di poultry shop (banyak
jenis dan aplikasinya).
4. Efek Pendinginan
Salah satu atau lebih dari faktor yang berhubungan
dengan kerusakan fisik atau kimiawi daging beku
adalah :
1) Sifat dan lokasi kristal es yang terbentuk didalam
jaringan oto.
2) Kerusakan mekanik struktur selular karena
perubahan volume.
3) Kerusakan kimiawi yang disebabkan oleh partikel
terlarut, termasuk garam-garam dan gula. Adalah
partikel terlarut tersebut menyebabkan penurunan titik
beku daging (titik beku daging, kira-kira -20C sampai -
30C, bukan 00C.
Kehilangan nutrien daging beku terjadi selama
penyegaran kembali, yaitu adanya nutrien yang
terlarut dalam air dan hilang bersama cairan daging
yang keluar (eksudasi cairan) yang lazim disebutdrip.
Jumlah nutrien yang hilang dari daging beku
bervariasi, tergantung pada kondisi pembekuan dan
penyegaran kembali. Nutrien (konstituen) dicalam
cairan drip, antara lain terdiri atas bermacam-macam
garam, protein, peptida, asam-asam amino, asam
laktat, purin, dan vitamin yang larut dalam air,
termasuk vitamin B kompleks.
Selama penyimpanan beku dapat terjadi
perubahan protein otot. jumlah konstituen yang
terkandung didalam drip berhubungan dengan tingkat
kerusakan sel pada saat pembekuan dan
penyimpanan beku. Dua faktor yang mempengaruhi
jumlah drip yaitu :
1) Besarnya cairan yang keluar dari daging.
2) Faktor yang berhubungan dengan daya ikat air oleh
protein daging.
Laju pembekuan dan ukuran kristal es yang terbentuk
ikut menentukan jumlah drip.
Kerusakan protein merupakan funmgsi dan waktu
dan temperatur pembekuan. Jadi
jumlah dripcenderung meningkat dengan
meningkatnya waktu penyimpanan. Misalnya,
kerusakan protein miofibrilar dan sarkoplasmik
meningkat pada temperatur pembekuan -400C dengan
semakin lamanya penyimpanan.
Drip dapat diperkecil dengan cara pembekuan
cepat setelah pemotongan tanpa melalui pendinginan.
Pelayuan sebelum pembekuan juga cenderung
menurunkan drip karena adanya perubahan hubungan
ion protein, yaitu adanya pembebasan ion sodium dan
kalsium, dan absorbsi ion potasium oleh protein
miofibril.
2. Kalkun
a) Dagingnya harus putih dan tegap.
b) Dadanya harus berisi.
c) Kakinya harus mulus dan licin, sedangkan bagian
cakarnya terasa lunak.
d) Kalkun yang sedang ukurannya, lebih lunak
dagingnya dan juga lebih halus serta lezat
dibandingkan dengan kalkun yang besar.
e) Yang betina selalu baik daripada yang jantan,
terutama kalau akan dipanggang.
4. Burung Dara
a) Dadanya harus berisi dan montok.
b) Kakinya harus langsing dan berwarna kemerah-
merahan.
c) Kulitnya harus berwarna muda (kulit yang warnanya
muda lebih jauh lebih enak dan lezat dari pada burung
yang berwarna gelap kulitnya).
5. Memasak Unggas
a) Bangsa unggas yang sudah agak tua sebaiknya
dijadikan hidangan yang membutuhkan pengolahan
dengan merebus atau mengukus. Bisa juga dijadikan
jenis hidangan tim ayam atau jenis masakan kare.
b) Unggas yang lebih muda sebaiknya dipanggang
digoreng atau dibakar baik utuh maupun dibelah.
c) Peraturan yang berlaku untuk memasak daging juga
berlaku untuk cara memasak jenis unggas.
A. Kesimpulan
Dari uraian makalah ini dapat disimpulkan bahwa
ada bermacam-macam jenis unggas. Setiap jenis
unggas memiliki struktur dan komposisi yang berbeda-
beda. Untuk menjaga kesehatan unggas yang baik
dikonsumsi adalah unggas yang tidak terkena penyakit
dan unggas yang tidak diberi suntik hormon untuk
pertumbuhannya.
Kerusakan pada unggas disebabkan bagaimana
cara kita merawat, dan mengelola unggas yang akan
dikonsumsi. Mutu pada unggas juga tergantung
bagaimana kita merawat unggas. Mutu unggas yang
baik adalah unggas yang tidak mengalami kerusakan
pada tubuh dan tidak mengalami kekurangan zat-zat
gizi yang ada di dalam badan unggas karena penyakit.
B. Saran-saran
a. Hendaknya jeli dalam memilih unggas yang akan
dikonsumsi.
b. Tau akan hal-hal yang dapat merusak mutu unggas.
c. Sebaiknya menjaga kebersihan unggas jika
memeliharanya.
d. Jauhkan dari unggas yang memiliki penyakit karena
akan menyebabkan penularan penyakit dari unggas
yang biasa disebut flu burung
Menggeluti dunia bisnis peternakan memang sangat
menguntungkan, apalagi peternakan ayam. Berbagai
informasi mengenai bisnis peternakan ayam sudah
terangkum dalam wawancara berikut.