Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
1. Kehamilan terjadi jika spermatozoa, ovum, pembuatan ovum ( konsepsi dan nidasi
hasil konsepsi ). (Sarwono, 2006 : 55)
2. Menurut Manuaba (2010 : 76) proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi,migrasi spermatozoa dan
ovum,konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus,pembentukan plasenta,tumbuh kembang hasil konsepsi aterm.
2. Sistem Kardiovaskuler
Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh
peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas,
jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri. Peningkatan ini juga
menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi selama masa hamil.
Perubahan pada auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung.
a. Tekanan darah
1) Tekanan darah arteri (arteri brakialis) dipengaruhi oleh usia, posisi ibu,
kecemasan ibu, dan ukuran manset.
2) Posisi ibu mempengaruhi hasil karena posisi uterus menghambat aliran
balik darah vena, dg demikian curah jantung dan tekanan darah menurun.
TD brakialis tertinggi saat wanita duduk, terendah saat wanita berbaring
(posisi rekumben lateral kiri), pada posisi telentang berada diantara
keduanya.
3) Selama pertengahan masa hamil, tekanan sistolik dan diastolik menurun 5-
10 mmHg, kemungkinan disebabkan vasodilatasi perifer akibat perubahan
hormonal.
4) Edema pada ekstremitas bawah dan varises terjadi akibat obstruksi vena
illiaka dan vena kaca inferior oleh uterus. Hal ini juga menyebabkan
tekanan vena meningkat.
b. Volume dan Komposisi Darah
1) Volume darah meningkat sekitar 1500 ml (8,5-9%BB). Peningkatan terdiri
atas: 1000 ml plasma, 450 ml sel darah merah (SDM). Terjadi sekitar
minggu ke-10 s.d. ke-12.
2) Peningkatan ini merupakan mekanisme protektif yang penting untuk sistem
vaskular yang mengalami hipertrofi akibat pembesaran uterus, hidrasi
jaringan janin dan ibu yang adekuat saat ibu berdiri atau telentang serta
mengganti darah yang hilang selama proses melahirkan.
3) Vasodilatasi perifer mempertahankan TD tetap normal walaupun volume
darah meningkat.
4) Produksi sel darah merah meningkat (normal 4-5,5 juta/mm³). Walaupun
begitu, nilai normal Hb (12-16gr/dL) dan nilai normal Ht (37%-47%)
menurun secara menyolok, yang disebut dengan anemia fisiologis.
5) Bila nilai Hb menurun sampai 10 gr/dL atau lebih, atau nilai Ht menurun
sampai 35% atau lebih, bumil dalam keadaan anemik.
c. Curah Jantung
1) Meningkat 30% - 50% pada minggu ke-32 gestasi, kemudian menurun
sampai sekiar 20% pada minggu ke-40. Peningkatan terutama disebabkan
oleh peningkatan volume sekuncup (stroke volume) dan merupakan respons
thd pe↑an kebutuhan O2 jaringan (nilai N 5-5,5 L/menit).
2) Curah jantung tahap lanjut lebih meningkat saat bumil dlm posisi rekumben
lateral srpd dlm posisi telentang. Pada posisi telentang, uterus yang besar
dan berat seringkali menghambat aliran balik vena. Setiap kali terdapat
pengerahan tenaga, curah jantung meningkat, misalnya pada persalinan.
d. Waktu Sirkulasi dan Waktu Koagulasi
1) Waktu sirkulasi sedikit menurun pada minggu ke-32. Kecenderungan
koagulasi lebih besar selama masa hamil, akibat peningkatan berbagai
faktor pembekuan.
2) Aktivitas fibrinolitik (pemecahan/pelarutan bekuan darah) mengalami
depresi selama masa hamil shg bumil cenderung rentan terhadap trombosis.
3. Sistem Pernafasan
Kebutuhan O2 ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju
metabolik dan peningkatan kebutuhan O2 jaringan uterus dan payudara.
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamen pada kerangka iga berelaksasi
sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena rahim membesar, panjang
paru-paru berkurang. Kerangka iga bagian bawah tampak melebar. Tinggi
diafragma bergeser 4cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan,
pernafasan dada menggantikan pernafasan perut dan penurunan diafragma saat
inspirasi menjadi semakin sulit.
4. Sistem Integumen
a. Perubahan integumen selama hamil disebabkan oleh perubahan keseimbangan
hormon dan peregangan mekanis.
b. Perubahan yang umum timbul: peningkatan ketebalan kulit dan lemak
subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan
aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan
aktivitas vasomotor.
c. Jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan stria gravidarum, atau tanda
regangan. Respon alergi kulit meningkat. Pigmentasi timbul akibat
peningkatan hormon hipofisis anterior melanotropin selama masa hamil, cth
pigmentasi pada wajah (kloasma).
d. Stria gravidarum atau tanda regangan terlihat di bawah abdomen disebabkan
kerja adenokortikosteroid.
5. Sistem Muskuloskeletal
a. Perubahan tubuh secra bertahap dan peningkatan berat bumil menyebabkan
postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok.
b. Peningkatan distensi abdomen membuat panggul miring ke depan, penurunan
tonus otot perut, peningkatan beban BB pada akhir kehamilan membutuhkan
penyesuaian-ulang (realignment) kurvatura spinalis.
c. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. Pergerakan menjadi lebih sulit, gaya
berjalan bumil yang bergoyang, yang disebut “langkah angkuh ibu hamil” oleh
Shakespeare.
d. Struktur ligamentum dan otot tulang belakang bagian tengah dan bawah
mendapat tekanan berat. Perubahan ini dan perubahan lain terkait seringkali
menimbulkan rasa tidak nyaman pada muskuloskeletal.
6. Sistem Neurologi
a. Kompresi saraf panggulatau stasis vaskular akibat pembesaran uterus dapat
menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah.
b. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau
kompresi akar saraf.
c. Akroestesia (rasa baal dan gatal di tangan) timbul akibat posisi bahu yang
membungkuk, terkait dengan tarikan pada segmen pleksus brakialis.
d. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu cemas, atau juga
gangguan penglihatan seperti kesalahan reflaksi, sinusitis, atau migrain.
7. Sistem Pencernaan
Selama masa hamil, nafsu makan meningkat, sekresi usus berkurang,
fungsi hati berubah dan absorbsi nutrien meningakat. Aktivitas peristaltik
(motilitas) menurun, akibatnya bising usus menghilang dan konstipasi, mual, serta
muntah umum terjadi.
8. Sistem Endokrin
a. Kelenjar Tiroid
1) Pembesaran moderat kelenjar tioid merupakan akibat hiperplasia jaringan
glandular dan peningkatan vaskularitas
2) Konsumsi O2 dan peningkatan BMR merupakan akibat aktivitas
metabolik janin.
3) Kelenjar Paratiroid, kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder
ringan, suatu refleksi peningkatan kebutuhan Ca dan vitamin D.
4) Saat kebutuhan rangka janin mencapai puncak (pertengahan kedua
kehamilan), kadar parathormon plasma meningkat, kadar pincak terjadi
antara minggu ke-15 dan ke-35 gestasi.
b. Pankreas
1) Janin butuh glukosa sebagai bahan bakar pertumbuhan, tidak hanya
menghaiskan simpanan glukosa ibu tetapi juga menurunkan kemampuan
ibu menyintesis glukosa dengan menyedot habis asam amino ibu.
2) Kadar glukosa ibu menurun, insulin ibu tidak dapat menembus plasenta
untuk sampai ke janin. Akibatnya, pada awal kehamilan pankreas
meningkatkan produksi insulinnya.
3) Seiring peningkatan usia kehamilan, plasenta bertumbuh dan secara
progresif memproduksi hormon dalam jumlah yang lebih besar (seperti:
HPL, estrogen, dan progesteron). Peningkatan produksi kortisol oleh
kelenjar adrenal.
4) Estrogen, progesteron, dan kortisol secara kolektif me↓kan kemampuan
ibu untuk menggunakan insulin.
5) Ini adalah mekanisme protektif yang menjamin suplai glukosa untuk
mencukupi kebutuhan unit feto-plasental.
6) Akibatnya, tubuh bumil membutuhkan lebih banyak insulin. Sel-sel beta
normal pulau Langerhans di pankreas dapat memenuhi kebutuhan insulin
yang secara kontinyu tetap meningkat sampai aterm.
c. Prolaktin Hipofisis
1) Pada kehamilan, prolaktin serum mulai meningkat pada trimester I dan
meningkat secara progresif sampai aterm.
2) Secara umum diyakini bahwa walaupun semua unsur hormonal (estrogen,
progesteron, tiroid, insulin, dan kortisol bebas) yang diperlukan untuk
pertumbuhan payudara dan produksi susu terdapat dalam kadar yang
meningkat selama kehamilan, kadar estrogen yang tinggi menghambat
sekresi alveolar aktif dengan menghambat pengikatan prolaktin pada
jaringan payudara, sehingga menghambat efek prolaktin pada epitel target.
3) Sistem endokrin dan nutrisi ibu, progesteron menyebabkan lemak
disimpan dalam jaringan subkutan di abdomen, punggung, dan paha atas.
Lemak berfungsi sebagai cadangan energi baik pada masa hamil maupun
menyusui.
4) Beberapa hormon yang lain mempengaruhi nutrisi: Aldosteron
mempertahankan natrium, Tiroksin mengatur metabolisme, Paratiroid
mengontrol metabolisme Ca dan Mg, Human placental lactogen (HPL)
berperan sebagai hormon pertumbuhan, Human chorionic gonadotropin
(HCG) menginduksi mual dan muntah pada beberapa wanita selama awal
kehamilan.
9. Sistem Ginjal
Ginjal berfungsi mempertahankan keseimbangan elektrolit dan asam basa,
mengatur volume cairan ekstrasel, mengekskresi produk sampah, dan menyimpan
nutrien yang sangat penting.
a. Perubahan fungsi ginjal
1) Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup banyak berubah.
2) Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal
kehamilan.
3) Fungsi ginjal berubah akibat adanya hormon kehamilan, peningkatan
volum darah, postur ibu, aktivitas fisik, dan asupan makanan.
4) Ginjal paling berfungsi efisien pada posisi recumben lateral dan paling
tidak efisien pada posisi telentang
5) Pada posisi telentang, berat uterus akan menekan vena cava dan aorta,
sehingga curah jantung menurun. Tekanan darah ibu dan frekuensi jantung
anak menurun(sindrom hipotensi) begitu pula volum darah ke ginjal.
D. Perubahan Psikologis Pada Wanita Hamil
Tujuan Prenatal Care pada umumnya memfasilitasi dan meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak, yaitu untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.
Lebih penting lagi yaitu untuk memajukan perkembangan bagi kesejahteraan keluarga
dan interaksi yang positif antara orangtuan dan anak. Tujuan dari dari prenatal care
tersebut untuk mengetahui perubahan-perubahan psikologis yang nantinya akan
mempengaruhi kehamilan.
Menurut Tatik Kusyanti, 2012, perubahan psikologis yang terjadi pada tiap-
tiap trimester di antaranya:
1. Perubahan Psikologis yang Terjadi pada Trimester I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian, seperti:
a. Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa
ia hamil.
b. Banyak ibu merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.
c. Ibu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya sedang hamil.
d. Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
e. Kehamilan masih dirahasiakan.
f. Wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi, tapi libido turun.
Pada awal kehamilan terdapat periode syok dan menyangkal kemudian
kebingungan dan precupation dengan berbagai masalah yang diperkirakan sebagai
penyebabnya terdiri dari 3 faktor, yaitu:
a. Persepsi terhadap kehamilan
b. Dukungan situasional
c. Mekanisme koping
Pada trimester 1 ini, wanita memerlukan komunikasi yang jujur dan
terbuka terhadap pasangannya masing-masing.Banyak wanita merasakan
kebutuhan kasih sayang yang besar dan cinta kasih tanpa seks.
2. Perubahan Psikologis yang Terjadi pada Trimester II
Trimester ke-II sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode
ketika:
a. Wanita merasa nyaman.
b. Wanita bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil.
c. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
d. Ibu merasakan gerakan bayinya.
e. Libido meningkat.
Reaksi seseorang terhadap kehamilan sangat individual, tergantung pada
dirinya masing-masing. Hal tersebut dapat terjadi pada ibu dan pasangannya.
Berikut gambaran-gambaran yang terjadi pada trimester II:
a. Ibu tetap melakukan introspeksi diri.
b. Mengharapkan pasangannya untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan
sebagai kepedulian pada diri dan bayinya.
c. Khawatir akan kehilangan pasangannya sebagi pelindung dirinya selama ini.
d. Memikirkan dirinya sebagi ibu dan mulainya proses bersama sebagai suatu
keluarga.
e. Kemungkinan masih khawatir tentang keguguran, maka ibu akan menunda
menyiapkan perlengkapan untuk bayinya.
f. Merasakan gerakan janin dan berpikir tentang anak sebagai sosok yang baru.
g. Mengalami perubahan fisik yang disebabkan oleh pertumbuhan janin.
h. Dapat mengalami peningkatan atau penurunan hasrat seksual.
3. Perubahan Psikologis yang Terjadi pada Trimester III
Trimester ke-III sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan,
seperti:
a. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
b. Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi bayi yang
tidak normal.
c. Rasa tidak nyaman kembali terjadi, merasa dirinya aneh dan jelek.
d. Persiapan aktif untuk kelahiran bayinya.
e. Menduga jenis kelamin dan mempersiapkan nama.
f. Kadang ibu khawatir akan melahirkan secara mendadak, sehingga ibu merasa
takut kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
g. Ibu juga mulai takut akan rasa sakit dan bahaya fisik akan timbul pada waktu
persalinan.
Berikut gambaran yang terjadi pada trimester III:
a. Mengalami ketidaknyamanan fisik yang mengurangi waktu tidurnya karena
ukuran dan aktivitas bayi dalam uterus.
b. Mempersiapkan persalinannya.
c. Menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk perawatan bayi dan
memilih nama yang sesuai.
d. Membayangkan apabila ibu kehilangan bayinya atau terjadi malformasi pada
bayi.
Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada si
ibu, ini semua dipengaruhi oleh perubahan hormonal. Perubahan perilaku tersebut
antara lain:
a. Cenderung malas.
b. Lebih sensitif.
c. Minta perhatian lebih.
d. Gampang cemburu.
Di bawah ini adalah yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan
munculnya dampak psikis yang negatif:
a. Menyimak informasi seputar kehamilan
b. Kontrol teratur
c. Perhatian suami
d. Jalin komunikasi
e. Beraktifitas
f. Perhatikan kesehatan
g. Relaksasi
3. Eliminasi
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar, untuk
memperlancar dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu minum dan menjaga
kebersihan sekitar kelamin. Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus
halus dan besar, sehingga buang air besar mengalami obstipasi (sembelit).
4. Aktifitas
Senam hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat
dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal. Senam
hamil dimulai pada usia kehamilan sekitar 24-28 minggu. (Manuaba, 2012:132)
Seorang wanita hamil yang harus berhenti bekerja diluar rumah sangat tergantung
terhadap jenis pekerjaannya, apakah lingkungan pekerjaannya tersebut dapat
mengancam kehamilan atau tidak. (Marmi, 2011:142)
5. Istirahat dan Rekreasi
Kurangi kerja berat, istirahat berbaring minimal 1 jam disiang hari. Posisi tidur
sebaiknya miring. Sebaiknya ibu tidur pakai kelambu, jangan memakai obat
nyamuk bakr atau semprot. (buku KIA, 2009 : 4)
6. Kebutuhan seksual
Pada hamil muda hubungan seksual sedapat mungkin dihindari, bila terdapat
keguguran berulang atau mengancam kehamilan dengan tanda infeksi, perdarahan
dan mengeluarkan air. Pada kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang persalinan
hubungan seksual perlu dihindari karena dapat membahayakan. (Marmi,
2011:122-123)
7. Imunisasi
Imunisasi harus diberikan pada wanita hamil hanya imunisasi TT untuk
mencegah kemungkinan tetanus neonaturum. Imunisasi TT harus diberikan
sebanyak 2x dengan jarak waktu minimal 1 bulan dan ibu hamil harus sudah
diimunisasi lengkap pada usia kehamilan 8 bulan. (Marmi, 2011:125)
8. Merokok, minum alkohol, kecanduan narkotik
Ketiga kebiasaan ini secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dan menimbulkan kelahiran denan berat badan rendah
bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan
perkembangan mental. Maka, kebiasaan iniperlu dihentikan. (Manuaba, 1998 :
99)
9. Dukungan situasional
Dukungan sangat diperlukan oleh wanita hamil untuk membantu ketenangan
jiwa. (Manuaba, 1998 : 99)
F. PENGKAJIAN DATA
I. Pengumpulan Data
1. Data Subyektif
a. Biodata
1) Umur
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan
melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi
daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian
maternal meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun (Prawirohardjo,
2006: 23).
2) Agama
Agama ditanyakan berhubungan dengan perawatan penderita, misalnya
dari agamanya tidak boleh makan daging hewan tertentu.
Dalam keadaan yang gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan
dapat diketahui dengan siapa harus berhubungan, misalnya pada agama
katolik memanggil pastur dan lain-lain (Ibrahim, 1993:85).
3) Pendidikan
Diperhitungkan, faktor pendidikan dan ekonomi dapat menimbulkan
gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
(Manuaba, 2010: 242)
4) Pekerjaan
- Pekerjaan rumah tangga. Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan.
Bekerjalah sesuai dengan kemampuan, dan makin dikurangi dengan
semakin tua kehamilan. (Manuaba, 2010: 117)
- Wanira karier yang hamil mendapat cuti hamil selama tiga bulan, yang
dapat diambil sebulan menjelang kelahiran dan dua bulan setelah
persalinan. (Manuaba, 2010: 120)
5) Penghasilan
- Penghasilan yang terbatas sehingga kelangsungan kehamilan dapat
menimbulkan berbagai masalah kebidanan. (Manuaba, 2010 : 235).
6) Umur Kawin
- Penyakit pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan “kurun
waktu reproduksi sehat” antara umur 20 sampai 30 tahun (Manuaba,
2010:235).
- Keadaan ini dikarenakan belum matangnya alat reproduksi untuk
hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan
dan pertumbuhan janin. (Manuaba, 2010 : 135).
7) Lama / berapa kali kawin.
Ditanyakan pada ibu berapa lama, berapa kali kawin untuk membantu
menentukan bagaimana keadaan alat kelamin dalam ibu. (Ibrahim, 1993 :
85)
8) Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, misalnya ibu yang tinggal di daerah
pegunungan memiliki resiko tinggi kekurangan yodium, yang akan
berpengaruh pada tumbuh kembang janinnya. Hal ini ditanyakan untuk
menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama (Ibrahim, 1993 :
84).
b. Keluhan utama
1) Pada ibu hamil trimester 1 keluhan-keluhan yang sering dijumpai yaitu :
a. Morning Sickness
Ditandai dengan gejala pusing saat bangun pagi karena terjadi skemia
relatif akibat turunnya aliran darah menuju otak sehingga glukosa ke
arah sistem saraf pusat berkurang (Manuaba, 2010: 348).
b. Emesis Gravidarum
Ditandai dengan gejala mual dan muntah beberapa kali terutama pada
pagi hari. (Manuaba, 2010:348)
c. Ptialismus (syalirea, hipersalivasi)
Gejalanya adalah pengeluaran air liur berlebihan akibat perubahan
hormonal. Akibatnya sering meludah pada ibu hamil. (Manuaba, 2010:
239)
d. Sering buang air kecil / Nokturia
Varney (2006: 541) menjelaskan, selain peningkatan frekuensi
berkemih yang terjadi pada trimester I dan mungkin pada trimester III,
yang telah dibahas sebelumnya, nakturia diduga memiliki dasar
fisiologis. Aliran balik vena dari ekstremits difasilitas saat wanita
sedang berbari pada posisi lateral rukemben karena uterus tidak lagi
menekan pembuluh darah panggul dan vena cava inferior.
2) Pada ibu hamil trimester II keluhan-keluhan yang sering dijumpai yaitu :
a) Konstipasi
Masalah konstipasi timbul pada trimester II dan III. Konstipasi diduga
terjadi akibat penurunan peristatik yang disebabkan realksasi otot polos
pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesterone.
Pergeseran dan tekanan yang terjadi pada usus akibat pembesaran
uterus atau bagian presentasi juga dapat motilitas pada susunan gastro
inkestinal sehingga kontipasi. (Varney, 2006 : 539).
b) Nyeri ulu hati
Menurut Varney (2006 : 538), ketidaknyamanan yang mulai timbul
menjelang akhir trimester II dan bertahan hingga trimester III. Hal ini
disebabkan :
1. Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang
ditimbulkan peningkatan jumlah progesterone.
2. Penurunan motalitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi
otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah
progesteron dan tekanan uterus.
3. Tidak ada ruang fungsional untuk lembung akibat perubahan
tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar.
3) Pada ibu hamil trimester III keluhan-keluhan yang sering dijumpai yaitu :
a) Edema Dependen
Menurut Varney (2006 : 540)
Edema dependen pada kaki timbul akibat ganggua sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan vena pada ekstrimitas bagian bawah. Gangguan
sirkulasi ini disebbkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-
vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan pada vena
kava inferior saat telentang.
b) Sering buang air kecil/Nokturia
Varney (2006 : 541) menjelaskan, selain peningkatan frekuensi
berkemih yang terjadi pada trimester I dan mungkin pada trimester III,
yang telah dibahas sebelumnya, nakturia diduga memiliki dasar
fisiologis. Aliran balik vena dari ekstremits difasilitas saat wanita
sedang berbari pada posisi lateral rukemben karena uterus tidak lagi
menekan pembuluh darah panggul dan vena cava inferior.
c) Hemoroid
Menurut Cunningham (1995: 313), timbulnya dan bertambah beratnya
hemoroid selama kehamilan niscayaberkaitan dengan meninggihnya
tekanan dalam vena-vena hemoroidea yang disebabkan oleh obstruksi
alirna balik vena oleh uterus hamil yang besr dan dengan
kecendrungan mengalami konstipasi pada kehamilan.
d) Konstipasi
Masalah konstipasi timbul pada trimester II dan III. Konstipasi diduga
terjadi akibat penurunan peristatik yang disebabkan realksasi otot polos
pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesterone.
Pergeseran dan tekanan yang terjadi pada usus akibat pembesaran
uterus atau bagian presentasi juga dapat motilitas pada susunan gastro
inkestinal sehingga kontipasi. (Varney, 2006 : 539).
e) Sesak nafas
Menurut Varney (2006 : 543), sesak nafas merupakan
ketidaknyamanan terbesar yang dialami trimester III. Pada periode ini,
uterus telah mengalami pembesaran hingga terjadi penekanan
diafragma. Selain itu diafragma akan mengalami elevasi kurang lebih 4
cm selama kehamilan.
f) Nyeri ulu hati
Menurut Varney (2006 : 538), ketidaknyamanan yang mulai timbul
menjelang akhir trimester II dan bertahan hingga trimester III. Hal ini
disebabkan :
4. Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang
ditimbulkan peningkatan jumlah progesterone.
5. Penurunan motalitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi
otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah
progesteron dan tekanan uterus.
6. Tidak ada ruang fungsional untuk lembung akibat perubahan
tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar.
g) Varices
Menurut Cunningham (1995 : 312), varices yang umumnya disebabkan
oleh predisposisi congenital, diperberat oleh berdiri lama, kehamilan
dan umur lanjut. Biasanya varices menjadi lebih menonjol kalau
kehamilannya bertambah tua, kalau berat badan bertambah dan kalau
berdiri lama.
h) Sakit kepala
Menurut Cunningham (1995 : 312), arti patologis sakit kepala sebagai
akibat hipertensi yang diinduksi kehamilan yang timbul pada akhir
kehamilan.
i) Kram tungkai
Salah satu dugaan lainnya adalah bahwa uterus yang membesar
memberi tekanan baik pada pembuluh darah panggul, sehingga
mengganggu sirkulasi atau pada saraf, sementara saraf ini melewati
foramen obturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bagian bawah.
(Varney, 2006: 540)
j) Nyeri punggung
Sendi sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat
mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas
tersebut dapat mengakibatkan perasan tidak enak pada bagian bawah
punggung terutama pada akhir kehamilan. (Wiknjosastro, 2009 : 186).
k) Nyeri ligamentum rotundum
Nyeri ini disebabkan karena hipertrofi dan pereganganligamen sekam
kehamilan dan terjadi tekanan dari uterus pada ligamentum.
(Wnkjosastro, 2009: 187)
l) Kembung
Kembung disebabkan oleh penekanan uterus yang membesar terhadap
usus besar. (Wnkjosastro, 2009: 187)
m) Kecemasan menghadapi persalinan.
Menurut Varney (2006 : 503-504).
Penyebab :
- Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi, kehidupan
sendiri seperti, apakah nanti bayinya akan lahir abnormal.
- Wanita menyadar bahwa dirinya akan bersalin atau bayinya tidak
ammp mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar atau
organ vitalnya akan mengalami cidera akibat tendangan bayinya.
- Ibu akan sedikit berduka karena harus mempersapkan diri untuk
berpisah dengan bayi yang ada dalam rahimnya dan mulai
mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak-hak istimewa yang
diperolehnya ketika hamil dan mungkin tidak ada lagi setelah
proses persalinan.
c. Riwayat kesehatan
1) Penyakit yang pernah dialami (yang lalu)
- Ditanyakan untuk mengetahui apakah hubungan dengan masalah yang
dihadapi oleh pasien/klien.
- Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang penyakit yang
diderita di masa lalu.
- Mengapa ini ditanyakan karena penyakit yang telah dialami itu bisa
timbul karena keadaan ibu untuk pengawasan yang lebih ketat dari
dokter.
- Penderita yang telah menjalani operasi sebaiknya pada kehamilan dan
persalinan nanti mendapatkan pengawasan yang lebih cepat dari dokter.
(Ibrahim,1993 : 86)
- Ibu hamil dengan riwayat jantung, DM, hipertensi, ginjal, hati, infeksi,
dimana kondisi ibu hamil akan memperberat penyakitnya. (Warsanto,
1994: 20)
- Pengaruh TBC aktif menimbulkan masalah bagi ibu, bayi, dan orang
sekitarnya (Mochtar, 1998: 154)
- Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam rahim
sehingga terjadi hambatan intelegensia, fisik, abortus, BBLR, kematian
prenatal meningkat, status gizi ibu hamil banyak terganggu pada
ibuberbadan terlalu rendah/ kurus sejak semula. (Cuningham,
1995:302)
8) Asma
Penyakit asma dalam kehamilan kadang-kadang bertambah berat atau
malah berkurang. Dalam batas wajar, penyakit asma banyak pengaruhnya
terhadap kehamilan asma yang berat dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan janin melalui pertukaran O2 dan CO2 di dalam rahim.
(Manuaba, 2010: 336).
9) Kelainan pembekuan darah
Riwayat perdarahan abnormal, penurunan kecenderungan perdarahan yang
tidak lazim dan laporan penyimpangan temuan laboratorium
mengindikasikan suatu perdarahan atau masalah pembekuan.
Prognosis ibu dan janin bergantung kepada derajat dan luas gangguan
penyebab, juga respons wanita terhadap terapi yang cepat dan tepat.
Resiko maternal, lebih jauh, meningkat jika janin meninggal di dalam
uterus. (Bubak, 2004 : 670).
10) Varices
Kejadian varises pada wanita disebabkan factor keturunan, factor
multipara sampa grandemultipara, terdapat peningkatan hormone estrogen
dan progesterone selam hamil. (Manuaba, 2010: 228)
d. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu, sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan sebelum kehamilan. Bila terjadi kehamilan, maka perlu
dilakukan pemeriksaan kelainan bawaan. (Manuaba, 2010: 342)
e. Riwayat Kebidanan
1) Haid
Riwayat menstruasi di kaji untuk menentukan tanggal taksiran partus (TP).
Hal ini memungkinkan bidan untuk memperkirakan usia kehamilan pada
saat itu. TP di hitung dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada
tanggal hari pertama haid terakhir yang di alami ibu. Metedo ini
mengasumsikan bahwa :
a) Ibu memiliki menstruasi dengan jarak yang teratur.
b) Konsepsi terjadi p14 hari setelah HPHT. Hal ini di angap benar
jika siklus mens yang teratur 28 hari.
c) Periode perdarahanyang terakhir merupakan menstruasi yang
sebenarnya.
Berdasarkan aturan naegele,durasi kehamilan adalah 280 hari. Namun
demikian,akan sangat berguna untuk mempertimbangkan bahwa jika ibu
memiliki siklus 35hari, taksiran partus harus di tambah 7. (Diane
2009:251)
2) Keluarga Berencana
Dalam melakukan pemilihan metode kontrasepsi perlu diperhatikan
ketetapan bahwa makin rendah pendidikan masyarakat, semakin efektif
metode KB yang dianjurkan, yaitu kontap, suntikan KB, susuk KB (AKBK
: Alat Kontrasepsi Bawah Kulit). IUCD (AKDR). (Manuaba, 2010: 592)
Jenis KB yang tepat untuk ibu postpartum adalah:
a. KB suntik
b. Noorplant (KB susuk)/ Implanon
c. AKDR
d. Pil KB hanya progesterone
e. Kontap
f. Metode sederhana. (Manuaba, 2010: 592)
Bidan diharapkan dapat menggunakan kesempatan yang baik untuk KIE
dan KIEM tentang KB sejak awal asuhan antenatal hingga keluarga ini
segera terlindung dari kemungkinan hamil dalm waktu singkat. (Manuaba,
2010: 644)
3) Kehamilan yang lalu
- Memperhatikan adanya factor resiko terhadap riwayat kehamilan yang
lalu seperti keguguran berulang, kematian intrauterine, sering
mengalami perdarahan saat hamil, terjadi infeksi saat hamil, anak
terkecil berusia lebih dari 5 tahun tanpa KB, riwayat molahidatidosa
atau korio karsinoma. (Manuaba, 2010: 243)
4) Persalinan yang lalu
Memperhatikan adanya factor resiko terhadap riwayat persalinan seperti
persalinan premature, persalinan dengan BBLR, persalinan lahir mati,
persalinan dengan induksi, persalinan dengan plasenta manual, persalinan
dengan perdarahan postpartum, persalinan dengan tindakan [ekstraksi
forceps, ekstraksi vakum, letak sungsang, ekstraksi versi, operasi sesar].
(Manuaba, 2010: 243)
5) Masa nifas yang lalu
Ditanyakan tentang keadaan masa nifas yang dulu-dulu. Apakah masa
nifas yang lalu itu dalam keadaan normal ataukah ada kelainan, kelainan
itu misalnya: ibu pernah panas sesudah melahirkan anak, lochea berbau,
laktasi lancer, putting susu pernah lecet dan mengeluarkan nanah,
pengeluaran air susu cukup, sampai berapa bulan menetekkan anak.
(Ibrahim, 1993 : 88)
6) Riwayat kehamilan sekarang
- Dengan memperhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal,
maka jadwal pemeriksaan adalh sebagai berikut: pemeriksaan pertana
dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid. Pemeriksaan ulang:
setiap satu bulan sampai usia kehamilan 6-7 bulan, setiap 2 minggu
sampai usia kehamilan 8 bulan, setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 8
bulan sampai terjadi persalinan. Pemeriksaan khusus bila terdapat
keluhan tertentu. (Manuaba, 2010: 111)
- Wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungn
kehamilannya, yaitu: satu kali kunjungan selam trimester pertama
(sebelum 14 minggu), satu kali kunjunganselam trimester kedua
(antara 13-28 minggu), dua kali kunjungan selam trimester ketiga
(antara 28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36). (Prawirohardjo,
2002: N-2)
- Memperhatikan adanya factor resiko pada pemeriksaan kehamilan.
Pada trimester satu: hiperemesis gravidarum berat, perdarahan, infeksi
intrauterine, nyeri abdomen, serviks inkompeten, kista ovarium atau
mioma uteri, kehamilan trimester kedua dan ketiga: preeklamsia-
eklamsia, perdarahan, kehamilan kembar, hidramnion, dismaturitas
atau gangguan pertumbuhan, kehamilan dengan kelainan letak:
sungsang, lintang, kepala belum masuk PAP minggu ke 36 pada primi
gravid, hamil dengan dugaan disproporsi sefalo-pelvik kehamilan
lewat waktu (di atas 42 minggu). (Manuaba, 2010: 245)
f. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
- Menurut Mochtar, 1998 : 60 Kalori yang dibutuhkan ibu hamil adalah
sebagai berikut:
Kalori dan zat Tidak hamil Hamil
makanan
Kalori 2000 2300
Protein 55 gr 65 gr
Kalsium (C4) 0,5 gr 1 gr
Kalori dan zat Tidak hamil Hamil
makanan
Zat besi (Fe) 12 gr 17 gr
Vitamin A 5000 IU 6000 IU
Vitamin D 400 IU 600 IU
Thiamin 0,8 mg 1 mg
Riboflavin 1,2 mg 1,3 mg
Niasin 13 mg 15 mg
Vitamin C 60 mg 1. g
5) Aktivitas
- Aktivitas yang banyak dianjurkan adalah jalan-jalan waktu pagi hari
untuk ketenangan dan mendapatkan udara segar serta melkukan senam
hamil (Manuaba, 2010:121).
- Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24 sampai 28
minggu. (Manuaba, 2010 : 132)
6) Rekreasi
Wanita sehat yang berpergian tidak berefek buruk pada kehamilan.
Perjalanan di dalam pesawat udara yang tekanan udaranya memadai tidak
menimbulkan resiko spesifik.(Cunninghamn 2006:261)
7) Kehidupan seksual
- Hubungan seksual selama kehamilan diperbolehkan, dianjurkan
memakai kondom agar semen (mengandung prostaglandin) tidak
merangsang kontraksi uterus. (Prawirohardjo, 2002: N-3 sampai N-5)
- Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubunan seksual.
Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan bila:
(1) Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri
atau panas.
(2) Terjadi perdarahan saat hubungan seksual.
(3) Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak.
(4) Hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering mengalami
keguguran, persalinan sebelum waktunya, mengalami kematian
dalam kandungan, sekitar 2 minggu menjelang persalinan.
(Manuaba, 2010: 120)
8) Kebiasaan merokok, minum alkhohol dan kecanduan narkotik.
- Ketiga kebiasaan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dan menimbulkan kelahiran dengan BBLR bahkan
dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan
perkembangan mental (Manuaba, 2010: 122)
- Alkhohol dapat melewati plasenta dan merupakan zat yang beracun
bagi bayi. Alcohol dapat memberikan pengaruh yang buruk terhadap
janin yang sedang berkembang khususnya antara minggu ke 4-10
kehamilan. (Parker, Chaterine, 2010: 35-37)
- Setiap ibu hamil merokok, bayinya mendapatkan lebih sedikit oksigen.
Nikotin dalam rokok menurunkan aliran darah ke plasenta, pada saat
yang sam karbon monoksida (CO) menurunkan jumlah oksigen yang
dibawa oleh darah. (Both, 2005: 41)
Leopold III
Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas symphisis pubis
Kepala akan teraba bulat, keras dan melenting sedangkan bokong
teraba tidak keras dan tidak bulat.
Pada letak lintang : symphisis pubis akan kosong.
Normal : teraba kepala, bagian yang bulat, keras dan melenting.
Leopold IV
Menetapkan bagian terendah janin sudah masuk PAP atau belum
Bila convergent berarti bagian terendah belum masuk PAP.
Bila divergen berarti bagian terendah belum masuk PAP.
Bila sejajar berarti bagian terendah masuk PAP.
(Manuaba, 1998 : 135-136)
- Pemeriksaan Pembantu Leopold :
Pemeriksaan Budin
Dipergunakan pada letak membujur, untuk lebih menetapkan dimana
punggung janin berada.Tehnik :fundus uteri didorong kebawah, badan
janin akan melengkung sehingga punggung mudah ditetapkan
(Manuaba, 1998).
Pemeriksaan menurut Ahlfeld
Janin dengan letak membujur didorong ke salah satu sisi sehingga
janin mengisi ruangan yang lebih terbatas. Dengan mendorong janin
kesatu arah, maka pemeriksaan punggung janin lebih mudah dilakukan
(Manuaba, 1998).
Pemeriksaan menurut Kneble
Pemeriksaan ini dapat membantu pemeriksaan Leopold III (Manuaba,
2010: 116).
2) Auskultasi
DJJ mulai terdengar lebih dari kehamilan 18 minggu. (Pusdiknakes, 2003:
45)
Kalau bunyi jantung terdengar sebelah kiri, maka punggung sebelah
kiri, kalau terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah kanan.
Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagian-bagian kecil,
sikap anak fleksi. Kalau terdengar sepihak dengan bagian-bagian kecil
sikap anak defleksi. (Sastrawinata, 1983 : 170).
Pada anak kembar terdengar dua punktum maksimum denyut jantung
janin dengan perbedaan sekitar 10 denyut. (Manuaba, 2010: 129)
- Setelah punggung janin dapat ditetapkan, diikuti dengan pemeriksaan
denyut jantung janin dengan menggunakan stetoskop monoral.
a. Kaki ibu hamil diluruskan sehingga punggung janin lebih dekat
dengan dinding perut ibu.
b. Punctum maximum denyut jantung janin ditetapkan disekitar
scapula.
c. Denyut jantung janin dihitung dengan cara menghitung 5 detik
pertama, interval 5 detik dilanjutkan menghitung untuk 5 detik
kedua, interval 5 detik dilanjutkan menghitung untuk 5 detik
ketiga. Jumlah perhitungan selama 3 kali setiap 5 detik dikalikan 4,
sehingga denyut jantung janin selama satu menit dapat ditetapkan.
Jumlah denyut jantung janin normal antara 120-160 denyut per
menit (Manuaba, 2010: 116)
3) Perkusi
Normal : reflek patella akan normal bila tungkai ke bawah akan bergerak
sedikit ketika tendon ditekuk (Depkes RI, 1994 : 20).
Bila reflek patella negatif mungkin pasien kekurangan Vitamin B, (Depkes
RI, 1993 : 68).
A. INTERVENSI
1. G…. PAPIAH, usia kehamilan 28-40 minggu, janin, hidup, tunggal/ganda, intra
uterine, situs bujur/ lintang, habitus fleksi / defleksi, posisi puki/puka, presentasi
kepala / bokong, jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin (Depkes RI, 1995 :
24).
Tujuan : Ibu dan janin sehat, sejahtera sampai melahirkan
Kriteria :
Keadaan ibu
1) Keadaan umum baik
2) Kesadaran composmentis
3) Tanda-tanda vital : TD : 100/70 – 130/90 mmHg
N : 76-88 x/menit
S : 365 – 375 0C
R : 16-24 x/menit
(Depkes RI, 1990 : 136)
4) Pemeriksaan laboratorium
Hb > 10 gr%
Protein urine (-)
Reduksi urine (-)
(Depkes RI, 1990 : 63)
5) Janin : DJJ 120-160 x/menit
6) TFU sesuai dengan usia kehamilan
7) Situs bujur dan presentasi kepala
(Depkes RI, 1992 : 91)
Intervensi :
a. Memberitahu hasil pemeriksaan
R/ ibu mengetahui kondisi kesehatannya dan bayi.
b. Jelaskan perubahan-perubahan fisiologis dan ketidaknyamanan dalam kehamilan .
R/ Ibu dapat beradaptasi dengan keadaan sekarang.
c. Diskusikan tentang kebutuhan ibu hamil.
R/ agar ibu hamil mengetahui kebutuhannya dan mau berkoordinasi.
d. Jelaskan tanda bahaya dalam kehamilan termasuk juga tanda-tanda persalinan.
R/ Mengidentifikasi tanda bahaya dalam kehamilan termasuk juga tanda-tanda
persalinan supaya ibu mengetahui kebutuhan yang harus dipersiapkan untuk
kelahiran dan kemungkinan keadaan darurat.
e. Jelaskan kepada ibu mengenai persiapan kelahiran dan persalinan.
R/ Ibu dapat menangani kebutuhan yang diperlukan selama persalinan.
f. Pesankan ibu untuk kontrol 2 minggu lagi atau jika ada keluhan
R/ Memantau keadaan ibu dan janin dalam mendeteksi dini bila terjadi
komplikasi.
2. Masalah:
a. Edema Dependen
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan : Ibu dapat mengerti dan beradaptasi terhadap perubahan yang fisiologis
sehingga tidak menimbulkan kecemasan
Kriteria : - Edema berkurang
- Aktifitas sehari-hari tidak terganggu
Intervensi
1) Jelaskan penyebab dari edema dependen
R/ Ibu mengerti penyebab edema dependen yaitu karena tekanan
pembesaran uterus pada vene pelvic ketika duduk atau pada vena cava
inferior ketika berbaring.
2) Minta ibu waktu tidur miring ke kiri dan perut diganjal bantal
R/ Mengurangi penekanan pada vena cava inferior oleh uterus yang akan
memperberat edema.
3) Anjurkan pada ibu untuk menghindari berdiri terlalu lama
R/ Meringankan penekanan pda vena dalam panggul
4) Anjurkan pada ibu menghindari pakaian yang ketat.
R/ Pakaian yang ketat dapat menekan vena sehingga menghambat
sirkulasi darah.
5) Anjurkan pada ibu menggunakan penyokong atau korset.
R/ Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal yang dapat
melongarkan tekanan pada vena-vena panggul.
b. Sering buang air kecil / nocturia
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan :Ibu mengerti dan dapat beradaptasi dengan keadaannya sehingga tidak
menimbulkan kecemasan.
Kriteria : - Keluhan sering kencing berkurang
- Infeksi saluran kencing tidak terjadi
Intervensi :
1) Jelaskan penyebab terjadinya sering kencing
R/ Ibu mengerti penyebab sering kencing karena tekanan bagian bawah
janin pada kandung kemih.
2) Anjurkan ibu untuk menghindari minum-minuman bahan diuretic alamiah
seperti kopi, teh, softdrink.
R/ bahan diuretic akan menambah frekuensi berkemih.
3) Anjurkan ibu untuk tidak menahan BAK
R/ Menahan BAK akan mempermudah timbulnya infeksi saluran kemih.
4) Anjurkan minum 8-10 gelas/hari tetapi banyak minum pada siang hari dan
menguranginya setelah makan sore, serta sebelum tidur buangair kencing
dahulu.
R/ Mengurangi frekuensi berkemih pada malam hari.
c. Hemorhoids (wasir)
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan : tidak terjadi proses vena hemorrhoid
Kriteria : Keluhan hemorrhoid berkurang
Intervensi :
1) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat untuk menghindari
konstipasi
R/ Makanan tinggi serat menjadikan feses tidak terlalu padat / keras
sehingga mempermudah pengeluaran feses.
2) Anjurkan ibu untuk minum air hangat satu gelas tiap bangun pagi
R/ Minum air hangat akan merangsang peristaltic usus sehingga dapat
merangsang pengosongan kolon lebih cepat.
3) Anjurkan ibu untuk jalan-jalan atau senam ringan.
R/ Olahraga dapat memperlancar peredaran darah sehingga semua sistem
tubuh dapt berjalan lancar termasuk sistem pencernaan.
4) Anjurkan ibu untuk menghindari mengejan saat defekasi
R/ Mengejan yang terlalu sering akan memicu terjadinya hemoroid.
5) Anjurkan ibu untuk mandi berendam hangat.
R/ Hangtnya air tidak hanya memberikan kenyamanan, tetapi juga
meningkatkan sirkulasi.
6) Anjurkan ibu untuk mengompres witch hazel, es atau garam Epson.
R/ Kompres diperlukan untuk mengurangi hemorrhoid.
d. Konstipasi
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan :Ibu dapat mengerti dan beradaptasi terhadap keadaannya sehingga
tidak menimbulkan kecemasan.
Kriteria :Ibu bisa BAB rutin setiap hari
Intervensi :
1) Anjurkan ibu untuk membiasakan pola BAB teratur
R/ Berperan besar dalam menentukan waktu defekasi, tidak mengukur
dapat menghindari pembekuan feses.
2) Anjurkan ibu meningkatkan intake cairan, serat dalam diet
R/ Makanan tinggi serat menjadikan feses tidak terlalu padat, keras
3) Anjurkan ibu minum ciaran dingin / panas (terutama ketika perut kosong)
R/ Dengan minum panas / dingin sehingga dapat merangsang BAB
4) Anjurkan ibu melakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari,
pertahankan postur tubuh, latihan kontraksi otot abdomen bagian bawah
secara teratur.
R/ memfasilitasi sirkulasi vena sehingga mencegah kongesti pada usus
besar.
e. Kram pda kaki
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan :Ibu dapat mengerti dan beradaptasi terhadap keadaannya sehingga
tidak menimbulkan kecemasan.
Kriteria :- Kram pada kaki berkurang.
- Aktifitas sehari-hari tidak terganggu
Intervensi :
1) Jelaskan penyebab kram kaki
R/ Ibu mengerti penyebab kram pda kaki yaitu ketidakseimbangan rasio
kalsium.
2) Anjurkan ibu untuk senam hamil teratur
R/ Senam hamil memperlanca peredaran darah, suplai O2 ke jaringan sel
terpenuhi.
3) Anjurkan ibu untuk menghangatkan kaki dan betis dengan massage.
R/ Sirkulasi darah ke jaringan lancar.
4) Minta ibu untuk tidak berdiri lama.
R/ Mengurangi penekanan yang laman pada kaki sehingga aliran darah
lancar.
5) Anjurkan ibu untuk menghindari aktivits berat dan cukup istirahat.
R/ Otot-otot bisa relaksasi sehingga kram berkurang.
6) Anjurkan ibu diet mengandung kalsium dan fosfor
R/ Konsumsi kalsium dan phosphor baik untuk kesehatan tulang.
f. Sesak nafas
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan : Ibu mampu beradaptasi dengan keadaannya dan kebutuhan O2 ibu
terpenuhi
Kriteria : - Sesak nafas berkurang
- Aktifitas sehari-hari tidak terganggu
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu penyebab sesak nafas
R/ Ibu mengerti penyebab sesak nafas yaitu karena membesarnya uterus.
2) Anjurkan ibu untuk tidur dengan posisi yang nyaman dengan bantal tinggi.
R/ Menghindari penekanan diafragma.
3) Anjurkan ibu senam hamil teratur.
R/ Merelaksasi otot-otot.
4) Anjurkan ibu menghindari kerja keras.
R/ Aktivitas berat menyebab energi yang digunakan banyak dan
menambh kebutuhan O2.
5) Anjurkan ibu berdiri merengangkan lengannya di atas kepala.
R/ Perengangan tulang meringankan penarikan nafas.
g. Pusing
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan :Ibu mengerti dan mampu beradaptasi dengan keadaannya sehingga
tidak cemas.
Kriteria :- Pusing berkurang
- tidak terjadi jatuh / hilang kesadaran.
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu penyebab pusing
R/ Ibu mengerti penyebab pusing karena hipertensi postural yang
berhubungan dengan perubahan-perubahan hemodinamis
2) Ajarkan ibu cara bangun perlahan dari posisi istirahat.
R/ Agar ibu tidak terjatuh dari bangun tidur.
3) Anjurkan ibu untuk menghindari berdiri terlalu lama di lingkungan panas dan
sesak.
R/ Kekurangan O2 karena lingkungan sesak dapat menyebabkan pusing.
4) Jelaskan untuk menghindari posisi telentang.
R/ Sirkulasi O2 ke otak lancar.
h. Nyeri pinggang
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan :Ibu mengerti dan mampu beradaptasi dengan keadaannya sehingga
tidak cemas.
Kriteria :- Nyeri pinggang berkurang
- aktifitas sehari-hari tidak terganggu
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri pinggang
R/ Ibu mengerti penyebab nyeri pinggang karena otot-otot pinggang
tertarik oleh perut yng membesar.
2) Anjurkan ibu untuk menghangatkan dan massage daerah pinggang,
melakukan senam hamil.
R/ Memberi rasa nyaman, memperlancar peredaran darah, sehingga nyeri
berkurang.
3) Anjurkan ibu untuk menghindari kelelahan.
R/ Kelelahan menambah ketegangan otot pinggang.
4) Anjurkan ibu memakai sepatu hak rendah atau sandal
R/ Mengurangi pergeseran titik berat.
5) Meminta ibu tidak memakai pakaian ketat.
R/ Pakaian ketat dapat menekan vena dan mempercepat varices.
i. Varices
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan :Ibu mengerti dan mampu beradaptasi dengan keadaannya sehingga
tidak menimbulkan kecemasan.
Kriteria :Varices tidak bertambah
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu penyebab varices karena kongesti vena dalam venabagian
bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan karena tekanan dari uterus.
R/ Ibu mengerti dan merasa lega karena keadaannya merupakan hal
fisiologis.
2) Anjurkan ibu untuk meninggikan kaki sewaktu berbaring / duduk.
R/ Untuk memperlancar perdarahan darah balik (vena cava inferior)
3) Jelaskan pada ibu untuk beristirahat dalam posisi berbaring miring ke kiri.
R/ Mengurangi tekanan pada vena cava inferior
4) Motivasi ibu untuk melaksanakan exercise
R/ Untuk memperlancar sirkulasi darah.
5) Anjurkan ibu menghindari pakaian ketat (misal : kaos kaki selutut)
R/ Pakaian ketat dapat menghambat vena
6) Anjurkan ibu menggunakan penyokong abdomen maternal.
R/ Menghilangkan tekanan pada vena panggul.
7) Anjurkan ibu melakukan latihan pengurangan varices.
R/ Mengurangi varices vulva atau hemorrhoid untuk meningkatkan
sirkulasi.
8) Anjurkan ibu mandi air hangat.
R/ Mandi air hangat memberikan sensasi menenangkan dan
memperlancar sirkulasi darah.
j. Kecemasan menghadapi persalinan
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan :Ibu mengerti dan mampu beradaptasi dengan keadaannya sehingga
tidak terjadi kecemasan yang berkelanjutan.
Kriteria : - Kecemasan berkurang
- Aktivitas sehari-hari tidak terganggu
- Ibu dapat mengontrol energi
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu tentang hal-hal yang dapat menyebabkan kecemasan.
R/ ibu mengerti penyebab kecemasan menjelang persalinan adalah hal
yang normal.
2) Anjurkan ibu mandi air hangat.
R/ Selain memperlancar sirkulasi darah, juga memberikan rasa nyaman.
3) Anjurkan ibu melaksanakan relaksasi progesif.
R/ relaksasi dapat mengurangi masalah-masalah psikologi seperti halnya
rasa cemas menjelang persalinan.
B. IMPLEMENTASI
Setelah menyusun perencanaan tindakan, langkah selanjutnya implementasi atau
pelaksanaan tindakan. Tindakan yang dilakukan bidan dalam memberikan asuhan pada
ibu hamil Trimester III, sesuai dengan rencana yang telah disusun berdasarkan pada
diagnosa dan masalah yang timbul.
Di dalam tahap ini bidan melakukan observasi sesuai dengan kriteria evaluasi yang telah
direncanakan.
Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian di dalam tahap implementasi ini adalah :
1) Intervensi yang dilakukan harus berdasarkan prosedur tetap yang lazim dilakukan.
2) Pengamatan dilakukan secara cermat dan tepat sesuai dengan kriteria evaluasi yang
dilakukan.
3) Pengendalian keadaan pasien / klien sehingga secara berangsur-angsur menuju
kondisi kesehatan yang diharapkan.
Pada langkah ini bidan melakukannya secara mandiri, tetapi bisa terjadi kegawatdaruratan
perlu dilakukan kegiatan kolaborasi. Pelaksana tindakan selalu diupayakan di dalam
waktu yang singkat, efektf dan berkualitas. (Depkes RI, 1995 : 11).
C. EVALUASI
Bidan melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan di dalam rencana.
Semakin dekat hasil tindakan yang dilakukan dengan sasaran yang telah ditetapkan di
dalam kriteria, maka tindakan akan mendekati keberhasilan yang diharapkan evaluasi
dilakukan dengan pendekatan SOAP, yaitu :
S : Data Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melaui anamnesia
O : Data Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil
laboratorium, dan hasil diagnosa lain yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung assessment.
A : Assesment
1. Diagnosa / Masalah
2. Antisipasi diagnosa lain / maslah potensial
P : Planning menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan
evaluasi berdsarkan assessment.
(Depkes RI, 1994 : 7-10)